Home , , � Warisan Budaya Negara Islam masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, khususnya Takziah Imam Husain!!!!!

Warisan Budaya Negara Islam masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, khususnya Takziah Imam Husain!!!!!



















Takziyah Imam Husein as Tercantum di UNESCO

Takziyah Imam Husein as Tercantum di UNESCO

Sidang ke-5 Komite Antar-Pemerintah tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (Inter-Governmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage (IGC-ICH) yang berlangsung di Nairobi, Kenya, pada 16 November 2010, mengukuhkan 46 nominasi mata budaya takbenda dari 31 negara, di antaranya angklung dari Indonesia.

Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Takbenda diratifikasi oleh 133 negara pada tahun 2002. Konvensi bertugas melindungi peninggalan budaya, bahasa dan seni panggung dan tradisi-tradisi sosial. Selain itu, Konvensi ini juga mengoptimalkan berbagai kerajinan lokal seperti kerajinan tangan. Pada prinsipnya, Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Takbenda bertujuan menghormati segala budaya dan inovasi seni insani yang abstrak di seluruh dunia.

Tahun ini, Republik Islam Iran mempersempahkan lima peninggalan untuk dimasukkan dalam daftar Budaya Takbenda UNESCO. Kelima seni Iran itu adalah musik utara Khurasan, olahraga tradisional Iran, Pahlavani Zourkhaneh, seni peraga Takziyah, seni tradisonal merajut permadani di kalangan suku Fars, dan permadani Kashan.

Dalam dokumen kelima peninggalan kesenian Iran itu tersimpan riset lengkap, film dan gambar detail. Karena besarnya nilai seni-seni Iran itu, kelima warisan seni tradisional Iran tersebut tercantum dalam daftar Budaya Takbenda UNESCO. Menurut laporan tersebut, Iran dalam Sidang ke-5 Antar-Pemerintah tentang Perlindungan Budaya benda, mempersembahkan kesenian-keseniannya lebih banyak dibanding negara-negara anggota. Dengan demikian, Iran kini sudah berhasil mencantumkan tujuh peninggalan dan seni tradisional di daftar Budaya Takbenda UNESCO. Sebelum ini, Iran berhasil memasukkan warisan budaya perayaan Nourouz atau tahun baru Persia dan kelompok musik Iran.

Dalam kesempatan ini, kami akan mengulas satu persatu warisan budaya Iran yang tercantum dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

Takziah secara konvensional dapat diartikan sebagai pentas yang menceritakan tokoh-tokoh yang menampilkan kepahlawanan dalam peristiwa Karbala. Takziyah adalah sebuah pentas agamis-Syiah dan tradisional Iran. Pada umumnya, pentas itu menceritakan kesyahidan Imam Husein as dan sahabat-sahabat setianya dalam peristiwa Asyura tahun 61 hijrah yang bertepatan dengan tahun 680 masehi.

Dari sisi bahasa, takziyah mempunyai arti menghibur dan mengingatkan kesabaran kepada keluarga yang ditinggal. Takziyah dapat dikategorikan sebagai acara belasungkawa religius yang mulai populer di Iran sejak masa Aali Buyeh pada abad sembilan dan sepuluh masehi. Tradisi Takziyah ini biasanya dipentaskan dengan melantunkan syair-syair dan musik tradisional Persia.

Para pementas dalam tradisi Takziyah menunjukkan semangat heroik dan religius. Selain itu, mereka juga pandai memeragakan alat-alat musik tradisional Iran. Dalam tradisi Takziyah, para pementas berdialog dengan lantunan syair yang disesuaikan dengan peran mereka. Kondisi Asyura dalam tradisi Takziyah digambarkan secara penuh. Di pentas tradisional itu, ada tempat air, sungai, tempat lalu-lalang pasukan, tokoh serta warna-warni pakaian dan bendera. Di sana juga digambarkan manusia-manusia suci yang kehausan di tengah kepungan para musuh.

Pada umumnya, Takziyah dipentaskan pada bulan Muharam dan Safar di seluruh pelosok Iran. Tradisi itu bahkan digelar tempat-tempat terbuka yang tentunya tidak memerlukan gedung dan aksesoris mahal. Para penonton pentas itu berasal dari semua kalangan, termasuk dari kelompok Sunni.

Kerajinan tangan Iran mempunyai sejarah panjang yang juga mencerminkan nilai seni luar biasa masyarakat setempat. Kashan adalah salah satu kota Iran yang berada di kawasan gersang sahara. Sejak dahulu, kota itu menjadi pusat garmen. Kota itu juga terkenal dengan permadaninya yang terbuat dari rajutan benang perak dan emas yang tentunya mempunyai ciri khas tersendiri. Permadani Kashan dari sisi rajutan sangat halus dan lembut bak bludru. Di Iran, permadani asal Kashan sangat diminati. Kapas, sutra dan wool adalah bahan-bahan utama untuk membuat permadani Kashan.

Selain kerajinan tangan, musik timur Khorasan juga termasuk seni lain yang tercantum di daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Sebagian besar warga di utara Khorasan, timur laut Iran adalah para imigran Kurdi dan Turki. Musik timur Khorasan adalah jenis musik pegunungan yang tentunya selaras dengan kondisi di gunung.

Pada umumnya, musik-musik pegunungan lebih keras dan lebih lantang dari kawasan-kawasan lainnya. Jeritan-jeritan biasanya mengiringi irama musik tersebut. Untuk itu, tidak ada kelembutan dalam musik ini. Para penyair di kawasan ini berupaya menyampaikan perasaan mereka dengan bahasa Persia, Kurdi, Turki dan Arab. Pada umumnya, musik ini digunakan untuk acara-cara suka cita seperti pernikahan. Masyarakat setempat menyebut musik itu dengan istilah "Bakhshi". Doutar, Sourna, Dohol, Kamanceh dan seruling adalah alat-alat musik tradisonal yang digunakan untuk musik Bakhshi.

Provinsi Fars terkenal dengan kerajinan tangan yang luar biasa. Masyarakat setempat merajut permadani yang diilhami dari kondisi alam. Untuk itu, hasil karyanya sangat indah, dan bahkan tidak terulang kembali. Dengan ungkapan lain, kerajian-kerajinan tangan warga setempat dikenal dengan karya tunggal yang tidak ada model keduanya. Tak diragukan lagi, karya tunggal itu mempunyai nilai yang luar biasa.

Yang lebih menarik, hasil karya sebuah desa mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki desa lainnya. Di kawasan ini, tempat merajut permadani dihamparkan di tanah. Pada umumnya, tempat merajut permadani berada dalam kondisi berdiri. Para perajut permadani di kawasan itu biasanya, menggunakan warna coklat tua, merah, biru dan kuning emas.

Di Provinsi Fars, tidak ada desain yang sudah siap. Sebab, semua desain ada di otak perajutnya. Dengan cara itu, warga setempat yang mempunyai pekerjaan merajut permadani, mengambil keuntungan. Desain permadani yang terkenal di provinsi ini adalah desain "Seribu Bunga" yang pada umumnya dituangkan di permadani kecil yang sekitarnya dikelilingi dengan rajutan gambar bunga Bakung. Di desain permadani kecil itu tertuang gambar binatang, bunga, bintang dan kotak-kotak.

Peninggalan bersejarah milik Iran yang baru-baru ini tercantum dalam Warisan Budaya Takbenda UNESCO adalah tradisi olahraga Pahlavani Zurkhaneh. Jika kembali ke 4500 tahun lalu, kita akan menemukan tradisi olahraga semacam gulat di kawasan yang membentang dari Lorestan hingga Bain Al-Nahrain. Gulat tradisional mempunyai sejarah panjang di Iran. Bahkan nasib perang ditentukan dengan pertarungan dua pegulat tanpa harus mengerahkan ribuan tentara. Dengan cara itu, ribuan nyawa dapat diselamatkan tanpa pertumpahan darah. Dengan masuknya Islam ke wilayah ini, tradisi Pahlawani Zurkhaneh atau gulat tradisonal Iran sarat dengan aspek religius.

Para pegulat yang disebut sebagai Pahlavani juga harus mempunyai karakter mulia seperti membela kaum lemah dan melawan kekuatan arogan. Kekuatan fisik dan karakter mulia seperti jauh dari sifat tamak dan dengki, kepedulian kepada sesama manusia dan kasih sayang kepada kaum miskin, adalah sifat-sifat utama yang harus dimiliki pegulat atau Pahlavani. Yang menarik, ada musik tradisonal menjelang pertarungan gulat tradisional. Dalam musik itu juga ada lantunan-lantunan yang menyebut-nyebut nama Imam Ali as sebagai petarung yang berakhlak mulia.(irib/23/11/2010)

4 comments to "Warisan Budaya Negara Islam masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, khususnya Takziah Imam Husain!!!!!"

  1. Anonymous says:

    Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda

  2. Ini adalah dialog imajiner yang menyindir ironisme umat Islam Indonesia yang menggunakan ayat Al-Quran untuk menolak pemimpin kafir dan juga melengserkan pemimpin muslim. Ketika ayat Al-Qur'an sudah ditafsirkan pakai kepentingan, ya sudah, yang ada hanya perpecahan. ==== "Tidak ada yang kurang dari Indonesia. Pernah dikaruniai presiden proklamator, Bung Karno, yang membanggakan. Pernah pula mencicipi presiden yang murah senyum, Pak Harto. Puncaknya saat negara mayoritas Muslim ini dianugerahi presiden dari kalangan ulama/kiai yang negarawan yang kompetensinya diakui dunia, Gus Dur. Namun kenyataannya justeru hanya bertahan sangat singkat, digulingkan oleh orang Islam sendiri. "Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu (orang Islam) dustakan?" Ucap seorang pemuda Nahdliyin menyitir ayat al-Quran sembari mengisap sebatang rokoknya. "Jadi wajar jika sekarang yang muncul justeru Ahok, orang kafir non-muslim, sebagai balasan atas kufur nikmat itu, ya Kang?" Seloroh pemuda di sebelahnya menanggapi. "Semua ini alasannya cuma satu, gemar jual ayat demi kepentingan politik pribadinya!" Tegas kader muda NU itu. "Sebenarnya Akang memihak yang mana sih, Ahok yang mengatakan dibodohi pakai ayat 51 surat al-Maidah atau para ulama dan umat muslim yang mengatakannya sebagai penistaan terhadap agama?" Pemuda NU itu seketika mematikan rokoknya dan menatap serius ke arah penanya, "Saya berada di pihak Zakir Naik! Beliau seorang muslim idola banyak orang Islam. Kemana-mana yang dibacanya bukan saja ayat Al-Quran, tapi juga ayat Injil, Weda dan Taurat. Luar biasa!" "Maksudnya, jika Ahok menyitir ayat al-Quran berarti tak masalah? Bukan penistaan agama? Menurut saya Sampean keliru Kang, karena Ahok kapasitasnya bukan sebagai ulama seperti Zakir Naik." Timpalnya. Pemuda NU itu semakin serius sampai melototkan matanya lalu berteriak, "Apa kamu kira yang diperbuat Zakir Naik itu tidak ditiru oleh orang-orang Islam yang kapasitasnya setara dengan Ahok? Bahkan ditiru oleh kalangan yang awam ilmu agama!" "Lha kok malah jadi bela Ahok sih Kang?" Sembari berdiri, pemuda NU itu memungkasi, "Salah besar jika dikatakan saya membela Ahok! Apa kamu kira saat Gus Dur berusaha dilengserkan, saat Gus Dur dihina dan dicaci-maki, saat Gus Dur diusir dari forum diskusi, oleh beberapa oknum yang ngakunya ulama dan pengikut ulama tidak pakai ayat Al-Quran?! Tidak jauh beda seperti yang mereka lakukan sekarang terhadap Ahok! Sudahi dulu, saya mau ngimami shalat Maghrib." Usai mengimami shalat Maghrib, pemuda NU itu mendapati si penanya sudah menunggu di depan dipan rumahnya. Tanpa basa-basi, ia katakan: "Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan. Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda. Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda. Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda. Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda. Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi karena pendapatannya beda." Pertanyaannya, "Sampean wis ngopi Kang...?" Info lengkap klik di http://hakunnay.blogspot.co.id/2016/10/mamah-dede-bahchtiar-nasir-amin-rais.html

  3. Siapa sih Bachtiar Nasir ??? Ternyata bukan hanya Hizbut Tahrir Indonesia yang menunjukkan gejala aneh di detik- detik menjelang pemilihan umum. Kemarin, tak sengaja saya melihat seorang teman berkicau mengkritik seorang ulama – yang sebelumnya pernah dilihat berceramah tentang kemusyrikkan demokrasi, namun tiba-tiba saja pasca Pileg, ulama ini menjadi salah satu penggagas Poros Tengah, bersama Amien Rais. Namanya Ustadz Bachtiar Nasir, saat ini beliau adalah Sekjen MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia). Pada acara Tadabbur Al Quran Damai Indonesiaku di TV One, beliau mengulas tentang syirik – dan dalam video yang berdurasi hanya delapan menit tersebut, beliau berkata, “ … demokrasi bisa saja menjadi berhala sistem baru, orang-orang yang menggunakannya dan mengatakan bahwa tidak ada sistem yang lebih baik bahkan sistem Allah tidak penting untuk diterapkan ketimbang sistem demokrasi, dia sudah musyrik, dia sudah kafir.” Selengkapnya bisa dilihat di http://hakunnay.blogspot.co.id/2016/10/mamah-dede-bahchtiar-nasir-amin-rais.html

Leave a comment