SEOUL - Korea Utara menyatakan Korea Selatan menembak terlebih dulu dalam baku tembak senjata berat lintas perbatasan pada Selasa (23/11/2010), yang menewaskan dua marinir dan melukai 18 tentara atau warga di pulau perbatasan Korea Selatan.
"Musuh, Korea Selatan, meskipun kami berulangkali memperingatkan, secara sembrono memancing tentara dengan menembak senjata berat ke wilayah laut kami di dekat pulau Yeonpyeong sejak pukul 13.00 (11.00 WIB)," kata komando militer tertinggi Korea Utara.
Tentara Korea Utara akan terus melakukan serangan tanpa ampun dengan tidak ragu jika musuh, Korea Selatan, berani menyerang wilayah laut kami pada 0.001 milimeter, kata pernyataan itu, yang disiarkan kantor berita resmi.
"Tanggapan tradisional tentara kami adalah mengatasi tindakan memancing dengan halilintar tanpa ampun," katanya.
Pernyataan itu menambahkan bahwa di laut Barat (laut Kuning), hanya akan ada batas laut, "yang ditetapkan oleh kami". Perbatasan laut bersengketa sedikit di utara pulau itu menjadi tempat bentrok maut angkatan laut pada 1999, 2002 dan November lalu.
Batas itu dibuat pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang 1950-1953 dan dikenal sebagai Garis Batas Utara. Korea Utara menyatakan perbatasan itu harus mengarah ke selatan pulau Yeonpyeong.
Korea Utara mulai menembak setelah mengirimkan beberapa pesan keberatan tentang angkatan laut, udara dan pelatihan tentara Selatan, yang digelar dekat perbatasan itu, kata juru bicara kepresidenan Seoul.
Tentara Utara menyatakan ulah Selatan memanas-manasi itu merupakan upaya jahat untuk mempertahankan kesalahan Garis Batas Utara dengan seringnya penyusupan angkatan laut melintasi perbatasan.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menilai terlalu dini untuk mencetuskan rencana serangan militer terhadap Korea Utara menyusul insiden baku tembak antardua Korea di Pulau Yeonpyeong.
Seperti dikutip AFP, Jurubicara Pentagon, Kolonel Dave Lapan, Selasa (23/11) menyatakan, "Militer AS terus mencermati krisis akhir antara dua Korea".
Sementara itu, utusan khusus Amerika Serikat bagi Korea Utara, Stephen Bosworth, seusai berunding dengan pejabat China pada Selasa (23/11) menegaskan bahwa Washington dan Beijing sepakat bahwa sikap menahan diri harus diterapkan di Semenanjung Korea.
Komentar Bosworth itu muncul setelah Korut menembakan sejumlah mortir artileri ke Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan. Insiden itu disebut-sebut sebagai salah satu insiden paling menegangkan di perbatasan dua Korea sejak perang 1950-1953.
Hingga kini, kedua Korea secara teknis masih dalam perang. Perang Korea hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata, dan ketegangan meningkat tajam awal tahun ini setelah Seoul menuduh Korut mentorpedo sebuah kapal perangnya yang menewaskan 46 pelaut Maret lalu.(irib/24/11/2010)
Ahmadinejad: Barat Jarah Kekayaan Negara Lain
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menuding AS dan negara-negara Barat menjarah kekayaan negara lain untuk mengimbangi kekurangan finansial mereka sendiri.Sebagaimana dilaporkan IRNA hari ini (Selasa,23/11) Ahmadinejad mengatakan, kekuatan-kekuatan arogan tidak akan mampu merusak jalur kemajuan bangsa Iran. Seraya menyinggung kondisi dunia saat ini, Ahmadinejad menandaskan, para pemimpin dunia saat ini telah melegalkan kezaliman, penjarahan, agresi, dan pendudukan.
"Mereka berupaya memusnahkan kemuliaan bangsa-bangsa dunia dan seluruh keburukan hidupnya ingin mereka paksakan kepada bangsa-bangsa lain atas nama undang-undang internasional," tegasnya.
Seraya menyinggung perjuangan panjang bangsa Iran tengah membuahkan hasil, Ahmadinejad menuturkan, pemikiran imamah dan wilayatul faqih tengah mendunia. Ditambahkannya, era pembodohan umat manusia telah berakhir begitu juga dengan era pendudukan dan agresi.
Ahmadinejad menambahkan, saat ini kekuatan-kekuatan penjajah berada pada jalan buntu dan menghadapi krisis yang tidak kunjung usai. Ditegaskannya, pemikiran dan program mereka juga kacau balau. (IRIB/RM/PH/23/11/2010)Korea Utara memperingatkan akan melanjutkan kembali serangan jika Korea Selatan masih saja melakukan provokasi dan menerobos wilayah negaranya. Sebagaimana dilaporkan AFP, media-media resmi Korea Utara, Selasa (23/11) menyebut Seoul sebagai pemicu ketegangan dan yang memulai tembakan.
Pangilima Tinggi Militer Korea Utara menegaskan, "Pasukan revolusi kami niscaya akan melanjutkan serangan militer tanpa ampun jika negara boneka itu (Korsel) menerobos tanpa izin walau hanya berjarak 0,0001 milimeter ke dalam perairan kami".
Tak mau kalah, pemerintah Seoul juga memperingatkan seteru utaranya itu dan bertekad untuk menyerang balik jika Pyongyang masih melanjutkan pergerakan militernya. Seperti dikutip AFP, Kantor Kepresidenan Korea Selatan dalam pernyataannya yang dirilis kemarin (Selasa, 23/11) menegaskan kesiapan negaranya untuk menghadapi segala bentuk tindakan provokatif baru Korea Utara.
Seoul menyebut serangan artileri Korea Utara sebagai provokasi militer yang tidak terampuni dan mendesak negara jirannya itu untuk bertanggung jawab. Korea Selatan juga menilai aksi serangan itu merupakan bentuk pelanggaran nyata atas perjanjian gencatan senjata kedua negara tahun 1953.
Akibat serangan artileri Korea Utara ke Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan di dekat kawasan laut yang dipersengketakan, sedikitnya dua tentara Korea Selatan tewas dan 15 lainnya cidera. Serangan itu juga menghancurkan belasan rumah penduduk di pulau tersebut.
Serangan itu terjadi bersamaan dengan kunjungan seorang utusan AS ke kawasan Asia Timur Laut setelah pengungkapan Korut bahwa pihaknya sedang melakukan pengayaan uranium yang diklaim sebagai tahap penting untuk membuat bahan senjata atom.(irib/24/11/2010)Situs New York Times Sabtu malam (20/11) menulis, Korea Utara pekan lalu menunjukkan sebuah instalasi nuklir besar dan barunya untuk pengayaan uranium yang dilengkapi ribuan mesin sentrifugal kepada seorang ahli Amerika Serikat.
Siegfried Hecker, seorang pakar dan delegasi Amerika Serikat yang berkunjung ke Korea Utara menyatakan sangat terkejut melihat instalasi nuklir baru dan canggih milik Korea Utara tersebut.
Hecker juga menyusun laporan tentang apa yang dilihatnya di Korea Utara dan diserahkan kepada Gedung Putih.
New York Times menambahkan, "Korea Utara mengklaim bahwa sekitar 2.000 unit mesin sentrifugal beroperasi di instalasi nuklir tersebut. Lokasi instalasi nuklir itu hingga kini belum diketahui."
Hecker mengatakan, "Ratusan dan ratusan mesin sentrifugal dipasang dan saya melihat sebuah kamar kontral sangat canggih."
AFP dalam hal ini melaporkan, keberadaan instalasi nuklir itu terkuak di saat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kemarin (20/11) menyatakan bahwa delegasi khusus Washington untuk urusan Korea Utara tiba di wilayah Asia untuk bertemu dan berunding dengan para pejabat tinggi regional. Agenda pembicaraannya adalah berkas nuklir Korea Utara. (IRIB/MZ/MF/21/11/2010)
Korea Selatan menyatakan jika laporan terkait pembentukan sebuah reaktor nuklir air ringan di Korea Utara benar, maka kekhawatiran di kawasan akan semakin meningkat.
Yunhap (15/11) mengutip Jurubicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Kim Yung-sun melaporkan, hal tersebut dinilai bertentangan dengan harapan masyarakat internasional.
Dikatakannya, "Jika Korea Utara bergerak ke arah pembangunan reakor nuklir air ringan, maka sesungguhnya Pyongyang melangkah di jalur yang bertentangan dengan tuntutan internasional dan Perundingan Segi Enam."
Menurutnya, dalam beberapa hari terakhir terdapat berbagai laporan mengenai rencana Korea Utara membangun reaktor nuklir air berat dan saat ini telah dilakukan penyelidikan tentang hal itu.
Maret lalu, Korea Utara mengkonfirmasikan rencananya untuk membangun reaktor nuklir air ringan. Reaktor tersebut akan dibangun di komplek nuklir Yongbyon. Foto-foto satelit terbaru menunjukkan adanya aktivitas di komplek nuklir tersebut. (IRIB/MZ/SL/15/11/2010)Para pemimpin dunia yang berkumpul di Seoul menyatakan bahwa mereka akan bekerjasama mengatasi "ketegangan-ketegangan dan kerentanan-kerentanan" dalam perekonomian global yang membangkitkan ketakutan pada timbulnya perang kurs dan proteksionisme perdagangan.
Peserta KTT G-20 di Seoul menyepakati sejumlah agenda mengenai ketidakseimbangan global, mata uang, dan pengaturan sistem finansial serta masalah lainnya.
Di Seoul, Washington harus menyerah karena tidak bisa memaksa pihak lain menyepakati sasaran-sasaran kuantitatif untuk defisit dan surplus transaksi berjalan.
Sebagai gantinya, para pemimpin G20 menginstruksikan para menteri keuangannya untuk memetakan serangkaian "panduan indikatif" guna menaksir ketakseimbangan transaksi berjalan mereka di bawah konsultasi dengan IMF, namun membiarkan rinciannya didiskusikan pada paruh pertama tahun depan. (IRIB/PH/LV/13/11/2010)
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda