Problema Suksesi di Arab Saudi,
Semakin parahnya penyakit Raja Abdullah Arab Saudi yang berusia 87 tahun itu mengharuskannya berobat ke Amerika Serikat. Kondisi ini memunculkan banyak spekulasi mengenai suksesi dan masa depan pemimpin negara ini. Kenyataan ini semakin rumit setelah Sultan bin Abdul Aziz, Pangeran Mahkota Arab Saudi yang menjadi pengganti sementara Raja Abdullah selama masa pengobatannya juga menderita sakit.Sultan bin Abdul Aziz pangeran berusia 85 tahun ini menderita kanker. Selama beberapa bulan ia mendapat pengobatan insentif di Maroko. Namun kini setelah 12 pekan menginap di rumah sakit Maroko ia kembali ke negaranya untuk menggantikan saudaranya yang juga akan melewati masa perawatannya di AS. Sementara pangeran mahkota lainnya seperti Nayef bin Abdul Aziz, saudara kandung Sultan bin Abdul Aziz juga sudah berusia lanjut. Nayef saat ini berusia 75 tahun. Ia sendiri selama setahun ini berada di bawah perawatan medis atas penyakit yang dideritanya.
Berdasarkan aturan yang berlaku di Arab Saudi, kepemimpinan di negara ini berada di tangan anak-anak almarhum Raja Abdul Aziz. Ia adalah raja pertama kerajaan Arab Saudi dan ayah dari Raja Abdullah, raja Arab saat ini. Di negara ini ada piagam yang terkenal dengan nama piagam Abdul Aziz. Dalam piagam ini tertulis, selama anak-anak saya masih hidup, kekuasaan tidak akan berpindah ke cucu-cucu saya.
Berbeda dengan sistem kerajaan yang ada di negara-negara lain. Kekuasaan akan diwarisi oleh anak raja. Sementara dalam tradisi keluarga Al Saud, kekuasaan hanya akan berpindah ke anak-anak Raja Abdul Aziz, yang sejatinya merupakan saudara sang raja saat ini. Dengan dasar ini, Arab Saudi yang merupakan negara kesukuan, usia para putra mahkota tidak berbeda jauh dengan sang raja. Karena, sekali lagi, mereka bersaudara.
Sistem kekuasaan yang ada di Arab Saudi cukup rumit. Kondisi ini membuat ada persaingan untuk merebut kekuasaan. Di sisi lain, usia saudara-saudara Raja Abdullah berada di atas 75 tahun, persaingan di generasi putra mahkota menjadi sangat panas.
Raja Abdullah sendiri tidak memiliki saudara kandung. Bila mengamati saudara-saudara kandungnya yang berasal dari kabilah Sudari, kabilah yang berkuasa di Arab Saudi, Raja Abdullah merasa ada bahaya untuk menjalin hubungan dekat dengan keponakan-keponakannya. Saat ini, Bandar bin Sultan termasuk tokoh yang punya peran utama di kancah politik Arab Saudi. Sementara pangeran Salman juga termasuk tokoh yang diperbincangkan untuk memimpin Arab Saudi.
Sumber-sumber pemberitaan yang ada menyebut ada 19 anak Abdul Aziz, pendiri kerajaan Arab Saudi yang wafat tahun 1953.Kesembilan belas anak-anaknya ini banyak yang sudah tua, dan mereka yang masih muda tidak punya pengalaman yang cukup untuk memimpin negara. Oleh karena itu, diprediksikan tidak lama lagi raja Arab Saudi akan berasal dari salah seorang cucu Abdul Aziz. Namun yang menjadi pertanyaannya, klan mana dari keluarga Al Saud yang bakal memimpin?????? (IRIB/SL/NA/23/11/2010)
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
Suka tidak Suka... Islam sekarang terbagi 3, yaitu Islam ala wahabi salafi takfiri kerajaan arab saudi pendukung teroris isis sang penebar kebencian sesama ummat manusia dan ummat islam (BENCI MAULID, HAUL,TAWASSUL dan ZIARAH KUBUR), Islam Sunni yang diwakili Islam Sunni Syafe'i ala Indonesia yang dianut mayoritas penduduk dan pemerintah Republik Indonesia (CINTA MAULID, HAUL,TAWASSUL dan ZIARAH KUBUR), kemudian Islam Syi'ah yang diwakili Islam Syi'ah 12 Imam / Mazhab Jakfari yang dianut mayoritas penduduk dan pemerintah Republik Islam Iran (CINTA MAULID, HAUL,TAWASSUL dan ZIARAH KUBUR)..... Jadi PILIH yang MANA ???? pilih pendukung teroris atau pendukung perdamaian seperti Republik Indonesia dan Republik Islam Iran ...?????!!!!
saya IBU WINDA posisi sekarang di malaysia
bekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 ATAU KLIK SITUS KAMI PESUGIHAN TAMPA TUMBAL tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan
Siapa sih Bachtiar Nasir ??? Ternyata bukan hanya Hizbut Tahrir Indonesia yang menunjukkan gejala aneh di detik- detik menjelang pemilihan umum. Kemarin, tak sengaja saya melihat seorang teman berkicau mengkritik seorang ulama – yang sebelumnya pernah dilihat berceramah tentang kemusyrikkan demokrasi, namun tiba-tiba saja pasca Pileg, ulama ini menjadi salah satu penggagas Poros Tengah, bersama Amien Rais. Namanya Ustadz Bachtiar Nasir, saat ini beliau adalah Sekjen MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia). Pada acara Tadabbur Al Quran Damai Indonesiaku di TV One, beliau mengulas tentang syirik – dan dalam video yang berdurasi hanya delapan menit tersebut, beliau berkata, “ … demokrasi bisa saja menjadi berhala sistem baru, orang-orang yang menggunakannya dan mengatakan bahwa tidak ada sistem yang lebih baik bahkan sistem Allah tidak penting untuk diterapkan ketimbang sistem demokrasi, dia sudah musyrik, dia sudah kafir.” Selengkapnya bisa dilihat di http://hakunnay.blogspot.co.id/2016/10/mamah-dede-bahchtiar-nasir-amin-rais.html
Ini adalah dialog imajiner yang menyindir ironisme umat Islam Indonesia yang menggunakan ayat Al-Quran untuk menolak pemimpin kafir dan juga melengserkan pemimpin muslim. Ketika ayat Al-Qur'an sudah ditafsirkan pakai kepentingan, ya sudah, yang ada hanya perpecahan. ==== "Tidak ada yang kurang dari Indonesia. Pernah dikaruniai presiden proklamator, Bung Karno, yang membanggakan. Pernah pula mencicipi presiden yang murah senyum, Pak Harto. Puncaknya saat negara mayoritas Muslim ini dianugerahi presiden dari kalangan ulama/kiai yang negarawan yang kompetensinya diakui dunia, Gus Dur. Namun kenyataannya justeru hanya bertahan sangat singkat, digulingkan oleh orang Islam sendiri. "Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu (orang Islam) dustakan?" Ucap seorang pemuda Nahdliyin menyitir ayat al-Quran sembari mengisap sebatang rokoknya. "Jadi wajar jika sekarang yang muncul justeru Ahok, orang kafir non-muslim, sebagai balasan atas kufur nikmat itu, ya Kang?" Seloroh pemuda di sebelahnya menanggapi. "Semua ini alasannya cuma satu, gemar jual ayat demi kepentingan politik pribadinya!" Tegas kader muda NU itu. "Sebenarnya Akang memihak yang mana sih, Ahok yang mengatakan dibodohi pakai ayat 51 surat al-Maidah atau para ulama dan umat muslim yang mengatakannya sebagai penistaan terhadap agama?" Pemuda NU itu seketika mematikan rokoknya dan menatap serius ke arah penanya, "Saya berada di pihak Zakir Naik! Beliau seorang muslim idola banyak orang Islam. Kemana-mana yang dibacanya bukan saja ayat Al-Quran, tapi juga ayat Injil, Weda dan Taurat. Luar biasa!" "Maksudnya, jika Ahok menyitir ayat al-Quran berarti tak masalah? Bukan penistaan agama? Menurut saya Sampean keliru Kang, karena Ahok kapasitasnya bukan sebagai ulama seperti Zakir Naik." Timpalnya. Pemuda NU itu semakin serius sampai melototkan matanya lalu berteriak, "Apa kamu kira yang diperbuat Zakir Naik itu tidak ditiru oleh orang-orang Islam yang kapasitasnya setara dengan Ahok? Bahkan ditiru oleh kalangan yang awam ilmu agama!" "Lha kok malah jadi bela Ahok sih Kang?" Sembari berdiri, pemuda NU itu memungkasi, "Salah besar jika dikatakan saya membela Ahok! Apa kamu kira saat Gus Dur berusaha dilengserkan, saat Gus Dur dihina dan dicaci-maki, saat Gus Dur diusir dari forum diskusi, oleh beberapa oknum yang ngakunya ulama dan pengikut ulama tidak pakai ayat Al-Quran?! Tidak jauh beda seperti yang mereka lakukan sekarang terhadap Ahok! Sudahi dulu, saya mau ngimami shalat Maghrib." Usai mengimami shalat Maghrib, pemuda NU itu mendapati si penanya sudah menunggu di depan dipan rumahnya. Tanpa basa-basi, ia katakan: "Atheis dimusuhi karena tidak bertuhan. Bertuhan dimusuhi karena tuhannya beda. Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda. Nabinya sama dimusuhi karena alirannya beda. Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda. Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi karena pendapatannya beda." Pertanyaannya, "Sampean wis ngopi Kang...?" Info lengkap klik di http://hakunnay.blogspot.co.id/2016/10/mamah-dede-bahchtiar-nasir-amin-rais.html