Kabur dari Iran dengan Menunggang Kuda
BANJARMASINPOST.CO.ID - Puluhan ribu dokumen diplomatik yang diperoleh WikiLeaks dan dibeberkan ke publik Minggu (28/11) penuh dengan diskusi tentang kebijakan dan isu-isu geo-strategis, tetapi ada juga dokumen berisi kisah kemanusian menarik.
Sebuah dokumen, yang dikirim dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Turki tahun lalu, bercerita tentang pelarian warga negara AS yang sudah tua dari Iran, dengan menunggang seekor kuda. Dokumen itu, yang dikirim pada 11 Februari 2009, mengatakan bahwa Hossein Ghanbarzadeh Vahedi yang berumur 75 tahun tidak boleh meninggalkan Iran untuk kembali ke Amerika Serikat setelah mengunjungi sanak saudara pada tahun sebelumnya.
Vahedi, seorang dokter gigi dari Los Angeles, California, telah melakukan perjalanan ke Teheran pada awal Mei 2008 dan menghabiskan empat minggu bersama keluarga dan teman-teman tanpa insiden. Namun di bandara Teheran, saat ia siap untuk kembali ke rumah, paspornya disita. "Itulah awal dari siksaan selama tujuh bulan di mana Vahedi muncul hampir setiap hari di pengadilan untuk meminta paspornya dikembalikan," lanjut dokumen itu.
Vahedi lahir di Iran tetapi meninggalkan negara itu setelah Revolusi Iran tahun 1979 dan menjadi warga Amerika Serikat berdasarkan naturalisasi. Ketika ia menjadi semakin pesimis untuk mendapatkan kembali paspornya, Vahedi mempertimbangkan pilihan untuk menyelinap keluar dari Iran, termasuk menyeberang ke Irak dan menyelundupkan dirinya ke sebuah kapal yang melintasi Teluk. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan melalui pegunungan ke Turki.
"Meskipun suhu berkisar di sekitar nol derajat Fahrenheit," kata dokumen itu, "Vahedi memilih (lari) pada awal Januari karena itu bertepatan dengan perayaan Asyura kaum Syiah dan dia berpikir polisi mungkin akan sedang sibuk pada saat itu."
Pada tanggal 7 Januari 2009, Vahedi memulai pengembaraannya, pertama dengan naik bus ke kota Urmia dan kemudian dengan seorang sopir menuju ke kaki bukit Pegunungan Zagros. Di sana ia bertemu dengan dua orang dengan seekor kuda yang akan mengantarnya ke perbatasan Turki. Menurut laporan Vahedi, yang tercatat dalam dokumen itu, ia "tidak memiliki pakaian yang sesuai dengan cuaca dan mengalami kesulitan menghadapi cuaca dingin. Sebagai penunggang kuda yang tidak berpengalaman dalam mendaki, Vahedi kehilangan konsentrasi dan jatuh dari kuda."
Kuda itu tampaknya tahu persis di mana dia berada, dan sering mendahului pemandunya, kata Vahedi belakangan kepada para pejabat AS. Dia berspekulasi bahwa kuda itu mungkin sering digunakan pada rute tersebut untuk menyelundupkan narkotika melintasi perbatasan.
Setelah perjalanan selama 14 jam, ia dan panduannya bertemu di perbatasan Turki dengan orang lain, yang membawa dia untuk naik bus dalam perjalanan yang memakan waktu 10 ke Ankara. Dokumen itu mengatakan, dia tiba di konsuler Kedutaan Besar AS dalam kondisi terluka dan lelah tetapi dinyatakan sehat. Secara keseluruhan, kata Vahedi kepada pejabat AS, ia membayar pemandunya 7.500 dollar AS.
Mengapa paspornya disita? Vahedi mengatakan, salah satu alasannya yang mungkin adalah pemerasan. Menurut dokumen tersebut, "Hal itu dibuat jelas secara informal oleh otoritas pengadilan bahwa jika ia membayar denda 150.000 dollar, prosesnya akan berjalan lebih cepat."
http://banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/11/29/65221/kabur-dari-iran-dengan-menunggang-kuda
BANJARMASINPOST.CO.ID - Situs online peniup pluit (whistle-blower) WikiLeaks mulai menerbitkan lebih dari 250.000 dokumen diplomatik dari kedutaan-kedutaan besar AS di seluruh dunia, Minggu (28/11), yang mengundang kecaman tajam Gedung Putih dan para pemimpin Kongres AS. Dari ribuan dokumen yang dibocorkan, antara lain, tentang raja Arab Saudi yang secara pribadi mendesak Amerika Serikat untuk menyerang Iran demi menghancurkan program senjata nuklir negera republik Islam itu.
WikiLeaks, yang mengatakan servernya mengalami serangan elektronik Minggu sore, mengatakan, dokumen-dokumen tersebut merupakan pengungkapan terbesar yang pernah ada tentang informasi rahasia dan memberikan kepada dunia wawasan yang belum pernah punya preseden tentang kegiatan luar negeri pemerintah Amerika Serikat. "Dokumen-dokumen itu menunjukkan AS memata-matai sekutu-sekutunya dan PBB; menutup mata terhadap korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia di 'negara-negara yang menjadi klien'; mengadakan perjanjian rahasia dengan negara-negara yang seharusnya menjadi negara netral; dan melobi untuk kegiatan perusahaan-perusahaan AS," kata pemimpin redaksi dan juru bicara Wikileaks, Julian Assange, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Minggu malam sebagaimana dikutip CNN.
"Pembeberan dokumen ini mengungkapkan kontradiksi antara persona publik AS dan apa yang dikatakannya di balik pintu tertutup, dan menunjukkan bahwa warga suatu negara demokrasi ingin pemerintah mereka bisa mencerminkan keinginan mereka, mereka meminta untuk melihat apa yang terjadi di balik layar."
Namun juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengecam pembeberan dokumen itu. "Penerbitan dokumen-dokumen tersebut akan membahayakan para diplomat kami, para intelijen profesional dan orang-orang dari seluruh dunia yang datang ke Amerika Serikat untuk upaya mempromosikan demokrasi dan pemerintahan yang terbuka. Dengan membeberkan dokumen-dokumen yang dicuri dan dirahasiakan, WikiLeaks telah menempatkan dalam bahaya tidak hanya hak asasi manusia, tetapi juga kehidupan dan pekerjaan orang-orang ini," kata Gibbs. "Kami mengutuk keras pengungkapan yang tidak sah dari dokumen-dokumen rahasia dan informasi keamanan nasional yang sensitif."
Bocoran dari Wikileaks menyebutkan, pemimpin Arab Saudi sering mendesak AS untuk menyerang Iran demi mengakhiri program senjata nuklir Iran. Bocoran itu mengungkapkan, Raja Saudi, Abdullah, meminta kepada Amerika untuk "memotong kepala ular itu (Iran)" pada sebuah pertemuan tahun 2008. Bocoran itu juga mengungkapkan bagaimana para pemimpin di Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir menyebut Iran sebagai "jahat" dan sebuah kekuasaan yang "akan membawa kami ke dalam perang".
Bocoran itu, sebagaimana dilansir Telegraph.co.uk, juga mengungkap tindakan para pejabat Amerika yang memata-matai kepemimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) termasuk Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon. Dalam dokumen-dokumen itu, diplomat Amerika juga membandingkan Presiden Iran Ahmedinejad dengan Adolf Hitler dan melabel Presiden Perancis Nicolas Sarkozy sebagai "kaisar tanpa busana". Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin disebut sebagai seekor "anjing alpha". Presiden Afganistan Hamid Karzai sebagai orang "yang didorong oleh paranoia".
http://banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/11/29/65165/wikileaks-saudi-minta-as-serang-iran
Seorang akademisi Iran meninggal dunia dan dua lainnya profesor universitas dan istrinya terluka dalam dua ledakan terpisah di kota Tehran.
Teroris yang belum diketahui identitasnya itu meledakkan mobil Doktor Shahriari Majid dan Profesor Fereydoun Abbasi di tempat terpisah pada Senin pagi (29/11). Demikian dilaporkan IRNA.
Shahriari langsung meninggal di tempat kejadian, sementara Profesor Abbasi dan istrinya menderita luka-luka dan sudah dilarikan ke rumah sakit.
Para agen rezim Zionis Israel menyerang dua profesor universitas terkemuka yang sedang dalam perjalanan menuju tempat dinasnya. Kedua ilmuwan itu diteror di dua lokasi terpisah oleh seorang pengendara sepeda motor yang mendekati mobil mereka lalu menempelkan bom.
Shahriari Majid dan Fereydoun Abbasi adalah profesor di Universitas Shahid Beheshti di Tehran. (IRIB/RM/29/11/2010)Kepala Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran Aleddin Boroujerdi menganggap tudingan AS mengenai dukungan Tehran terhadap Taleban bersumber dari ketidakmenentuan nasib AS di Afghanistan. Boroujerdi dalam wawancara dengan Kantor Berita ISNA menampik tudingan departemen luar negeri AS yang menuduh Iran menyokong Taleban. Dia menegaskan, "Justru AS-lah yang nyata-nyata mendukung Taleban dan negara itu selalu menerapkan kebijakan standar gandanya di Afghanistan".
Boroujerdi menjelaskan, "AS menuding Republik Islam Iran untuk menyesatkan opini publik padahal hal itu bertentangan nyata dengan realitas yang ada".
Sementara itu menanggapi tudingan akhir Deplu AS terhadap Iran, Kementerian Pertahanan Afghanistan pun menampik tudingan tersebut. Jurubicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Mohammad Zahir Azimi menegaskan bahwa hingga kini tidak ada laporan yang menyebutkan soal kerjasama Tehran dengan kelompok-kelompok bersenjata di Afghanistan.
Ia menilai munculnya tudingan semacam itu dari kalangan Barat dan rezim zionis Israel lantaran Republik Islam Iran berperan aktif dalam proses rekonstruksi di Afghanistan terutama di bidang pembangunan infrastruktur dan meningkatnya hubungan bilateral.
Banyak kalangan menilai, munculnya tudingan tersebut di tengah kegagalan NATO di Afghanistan merupakan upaya untuk menutupi-nutupi ketidakberdayaan militer Barat dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan di Afghanistan. Bahkan sebagian lagi menilai pendekatan militer yang diterapkan NATO merupakan penyebab utama kian memburuknya krisis di Afghanistan.(irib/25/11/2010)Panglima Pasukan Basij Iran, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi menilai pernyataan Kepala Staf Gabungan Militer AS soal kemungkinan serangan terhadap Republik Islam Iran sebagai lelucon.
Dalam wawancara dengan CNN, Laksamana Mike Mullen mengatakan, "Kami sebenarnya sudah memikirkan opsi militer untuk jangka waktu yang signifikan.".
Menanggapi pernyataan tersebut, Naqdi kepada Press TV (28/11) mengatakan, "Ini adalah lelucon ... Selama 30 tahun mereka bermimpi, semoga mereka segera terbangun."
Naqdi lebih lanjut menjelaskan, "Iran adalah negara kuat dan bahwa saat ini pendukungnya di seluruh dunia telah mengepung AS."
"... Di mana saja ada pasukan AS, mereka dikelilingi oleh pasukan Basij ... mereka tidak bisa bergerak satu inci pun," tegasnya.
Amid a standoff over Iran's nuclear program, both Tel Aviv and Washington have repeatedly threatened Tehran with the "option" of a military strike, based on the allegation that Iran's nuclear work may consist of a covert military agenda.
Di tengah kebuntuan seluruh propaganda Barat terkait program nuklir Iran, baik Tel Aviv dan Washington berulang kali mengancam akan mengimplementasikan opsi militer terhadap Iran. (IRIB/MZ/29/11/2010)Juru bicara Komisi Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Kadzem Jalali menegaskan kegagalan kekuatan arogan dunia memusuhi bangsa Iran.
Jalali Senin (29/11) dalam wawancaranya dengan IRNA mengutuk teror terhadap dua dosen Universitas Beheshti Tehran. Ia mengatakan, aksi membabi buta tidak mampu melemahkan tekad kuat bangsa Iran.
Jalali menandaskan, mengingat Iran bersikeras melanjutkan program nuklir sipilnya dan menyebutnya sebagai tuntutan rakyat, musuh berusaha merusak tekad rakyat Iran. Ia mengingatkan, strategi teror untuk menekan bangsa Iran menunjukkan kemarahan serta kelemahan musuh.
Mahdi Mahdizadeh, anggota Komisi ini kepada IRNA mengatakan, Republik Islam Iran memiliki kekuatan cukup dan arogansi dunia tidak akan mampu mengacaukan program nuklir damai negara ini.
Dua pengendara motor hari Senin meneror dua dosen anggota dewan ahli Universitas Beheshti. Dalam aksi teror ini Majid Shahriyar gugur shahid dan istrinya menderita luka-luka. Adapun Fridun Abbasi, anggota dewan ahli Universitas Beheshti lainnya bersama istrinya menderita luka-luka. (IRIB/IRNA/MF/LV/29/11/2010)Dr. Shamil Sultanov, ketua Pusat Penelitian Timur Tengah Rusia menegaskan bahwa kebijakan Republik Islam Iran untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan sangat stabil. Ia mengingatkan, Iran menilai kehadiran pasukan asing di kawasan sebagai faktor instabilitas di Timur Tengah. Tehran juga menyeru penarikan pasukan asing ini dari kawasan.
"Hal ini membuat Amerika Serikat kian geram terhadap Iran. Washington pun beranggapan Tehran menjadi penghalang utama bagi kemajuan kebijakan jangka panjangnya di kawasan khususnya upaya Gedung Putih untuk menguasai energi di wilayah ini," demikian diungkapkan Sultanov dalam wawancaranyan dengan IRNA Senin (29/11).
Sultanov menambahkan, AS tidak berhak berbicara atas nama komunitas internasional. AS hanya mewakili dirinya sendiri, karena hukum internasional tidak melegalkan tindakan Washington selama ini.
Menurut Sultanov sikap AS yang mendukung program nuklir Israel dan India serta penentangannya terhadap program nuklir damai Republik Islam Iran mengindikasikan kebijakan standar ganda Washington. Ia mengatakan, komunitas internasional harus memperhatikan masalah ini dan tidak tertipu oleh makar Amerika.
Sultanov menegaskan, aktivitas program nuklir Iran sepenuhnya berada dalam koridor hukum internasional dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). "Hak Iran untuk memanfaatkan energi nuklir harus dihormati," ungkap Sultanov.
Ia menandaskan, Kelompok 5+1 harus menjahui sikap permusuhan dan tekanan terhadap Iran jika berunding dengan Tehran. Selain itu, kelompok ini juga harus menghormati hak dan usulan Iran.
Sultanov juga mengisyaratkan dukungan berbagai negara dunia terhadap hak nuklir damai Iran serta penentangan terhadap kebijakan Amerika dan sekutunya. Dikatakannya, AS bersikap seolah-olah mayoritas negara dunia menentang program nuklir damai Iran serta menganggapnya sebagai ancaman bagi keamanan internasional.
Pengamat asal Rusia ini menambahkan, realitanya adalah tidak seperti yang diklaim Amerika. Klaim program nuklir Iran sebagai ancaman adalah kebohongan yang nyata. Ditandaskannya, AS harus mengubah kebijakannya dalam menghadapi Iran serta menjauhi kekerasan terhadap Tehran. (IRIB/IRNA/MF/LV/29/11/2010)Iran Pamerkan Radar Udara Asr Republik Islam Iran memamerkan radar udara Asr. Pameran ini dihadiri oleh Komandan Angkatan Laut Iran, Admiral Habibollah Sayyari.
Sayyari di lokasi pameran menegaskan bahwa pertahanan udara menjadi prioritas dan sangat ditekankan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei. Dikatakannya, Rahbar menandaskan bahwa angkatan laut harus menfokuskan peningkatan kemampuan pertahanan anti-udara khususnya di unit selatan.
Ia menambahkan, mengingat langkah pertama untuk memperkokoh pertahanan udara adalah radar yang canggih maka dimulailah program radar Asr yang ditangani oleh para teknisi dalam negeri.
Sayyari menandaskan, program Radar Asr adalah radar udara yang dapat menjamin setiap kesatuan angkatan laut untuk menditeksi serangan udara. Ia menekankan, radar ini sepenuhnya karya anak bangsa dan untuk pertamanya menggunakan antena datar. (IRIB/MF/LV/29/11/2010)
Iran Pelopori Satelit Bersama Dunia Islam
Menteri Telekomunikasi Iran Reza Taqipour mengatakan Turki, Pakistan dan sejumlah negara Arab menyatakan kesiapannya berkolaborasi dengan Iran dalam desain dan peluncuran satelit dunia Islam.
Tehran pertama kali mengumumkan rencana peluncuran satelit bersama OKI dengan nama "Besharat" ke ruang angkasa dengan partisipasi negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada Februari 2009.
"Selain Iran, sejumlah negara Arab, Turki, Pakistan dan Malaysia akan berpartisipasi dalam pembangunan dan peluncuran satelit Besharat," kata Taqipour kepada kantor berita Mehr kemarin.
Tehran mengatakan negara-negara Islam bisa menggunakan satelit ini untuk melakukan pemetaan secara akurat, sekaligus mengatasi bahaya dan penanggulangan bencana alam.
Pada bulan Oktober, Parlemen Iran meratifikasi undang-undang yang memungkinkan pemerintah meningkatkan upaya untuk merancang dan meluncurkan satelit dan operator satelit.
Pada Senin lalu, anggota parlemen Iran memberikan suara yang mendukung RUU Pasal 49 mengenai Rencana pembangunan Iran tahun 2011-2015, yang akan mengizinkan pemerintah mengatur infrastruktur yang dibutuhkan untuk proyek-proyek satelit.
Iran telah bergabung dengan negara-negara yang memiliki keahlian meluncurkan satelit pada tahun 2009 lalu. Hal itu ditandai dengan peluncuran satelit buatan anak negeri, Setelit Omid yang diangkut ke ruang angkasa menggunakan roket Safir.
Tehran juga berencana mengirim misi ruang angkasa berawak pertamanya ke luar angkasa pada 2019.(IRIB/PH/MF/29/11/2010)
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menilai Lebanon sebagai sebuah negara penting dan berada pada barisan depan dalam memerangi rezim Zionis Israel. Dikatakannya, Republik Islam Iran menginginkan kemakmuran, kesejahteraan dan kemajuan Lebanon.
Rahbar, Senin (29/11) ketika bertemu Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri dan rombongan di Tehran, menegaskan bahwa Iran sama sekali tidak ragu-ragu dalam membantu memajukan dan memakmurkan Lebanon. Ditambahkannya, Kebahagiaan bangsa Lebanon akan membuat Iran senang, sebagaimana penderitaan Lebanon juga menyebabkan Iran sedih.
Seraya menyinggung agresi berkelanjutan Israel terhadap Lebanon dan motivasi arogan rezim itu, Rahbar menandaskan, "Jika mampu Israel akan mencaplok Beirut dan bahkan Tripoli untuk mengepung Suriah, namun satu-satunya faktor penghalang Zionis adalah muqawama."
Menurut Rahbar, Lebanon merupakan satu-satunya negara Arab yang berhasil mengalahkan Israel. Ditegaskannya, "Muqawama adalah unsur tunggal yang tidak bisa ditaklukkan oleh musuh Lebanon, karena itu kita perlu menyukurinya."
Pada kesempatan itu, Rahbar menyatakan kepuasannya atas hubungan baik pemerintah dengan unsur-unsur muqawama. Ditambahkannya, hubungan itu harus terus diperkuat.
"Republik Islam Iran mendukung persatuan dan kemerdekaan Lebanon. Lebanon adalah sebuah negara multi agama dan mereka hidup damai selama bertahun-tahun, namun sebagian pihak ingin menciptakan pertikaian dan konflik sektarian dan konspirasi ini perlu dilawan," tegas Rahbar. (IRIB/RM/AHF/29/11/2010)Republik Islam Iran masuk dalam jajaran negara maju dengan keberhasilannya memproduksi obat bioteknologi. Obat jenis ini akan dipasarkan di dalam negeri mulai tahun depan, demikian ditandaskan Menteri Kesehatan Marzieh Vahid Dastjerdi. Mulai tahun depan Iran akan memasarkan 12 jenis obat bioteknologi.
"Kini Iran tengah memproduksi 12 jenis obat bioteknologi dan vaksin termasuk obat-obatan untuk penyakit kanker dan asma. Obat-obatan ini mulai dipasarkan di dalam negeri tahun depan," ungkap Dastjerdi Ahad (28/11) seperti dilaporkan IRNA.
Dastjerdi menandaskan, obat bioteknologi adalah obat-obatan yang berbasis pada tumbuh-tumbuhan. Ia mencontohkan, obat bioteknologi bagi penyakit kanker hanya mengobati sel-sel yang terinveksi tanpa merusak sel yang sehat. Ia mengingatkan, obat-obatan seperti ini memiliki efek samping yang lebih sedikit, namun harganya sedikit lebih mahal.
Menurut Menkes Iran, bioteknologi medis dan farmasi adalah cabang baru di bidang kedokteran dan termasuk kebutuhan mendesak bagi kesehatan masyarakat dunia dewasa ini. "Saat ini indek nilai ekonomis obat di dunia melampaui 120 miliar dolar dan 53 miliar dolar di antaranya berkaitan dengan produksi obat bioteknologi dan vaksin," tambah Dastjerdi.
Ia menambahkan, secara global di dunia saat ini tercatat 140 obat yang diproduksi melalui bioteknologi dan 85 persen produksi obat jenis ini hanya ditangani 12 negara. Dan di Asia hanya terdapat lima negara yang menjadi produsen obat bioteknologi. Iran termasuk lima negara tersebut setelah Jepang, Korea Selatan, Cina dan India.
Lebih lanjut Menkes Iran mengatakan, di Iran saat ini tengah diproduksi sembilan obat bioteknologi dan vaksin termasuk obat Hepatitis B dan berbagai jenis interferon alpha, gamma dan beta. Produksi obat-obatan ini di dalam negeri telah menghemat anggaran belanja sebesar 250 miliar tuman. Interferon adalah hormon berbentuk sitokina berupa protein berjenis glikoprotein yang disekresi oleh sel vertebrata karena akibat rangsangan biologis, seperti virus, bakteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan senyawa lainnya.
Dastjerdi menyatakan, setiap tahunnya Iran harus mengeluarkan anggaran sebesar 150 miliar tuman untuk mengimpor delapan jenis obat bioteknologi. Di sisi lain, obat-obatan bioteknologi adalah obat yang mahal, misal saja untuk obat Herceptin bagi penderita kanker payudara kita harus mengeluarkan dana sekitar 50 juta tuman (sekitar 500 juta rupiah).
Selain itu, rekomendasi bagi penggunaan obat ini masih banyak yang keliru, namun jika pasien memerlukan obat ini maka ia harus siap merogoh koceknya dan mengeluarkan dana yang besar. "Jika kita saat ini tidak mampu memprogam dengan baik untuk memproduksi obat bioteknologi maka lima tahun kedepan kita terpaksa mengeluarkan dana miliaran tuman untuk mengimpor obat jenis ini. Dana sebesar ini akan membuat sektor kesehatan dan farmasi dalam negeri lumpuh," tandas Dastjerdi.
Meski di Iran saat ini investasi di bidang produksi obat bioteknologi berkembang pesat dan presiden melalui wakilnya di bidang sains juga mendukung penuh, namun investasi yang ada belum mencukupi. Oleh karena itu, kita masih membutuhkan investasi di bidang ini. Demikian ditegaskan Menkes Dastjerdi.
Terkait tenaga ahli di bidang obat bioteknologi, Dastjerdi mengatakan, 15 tahun lalu di Iran hanya terdapat empat spesialis obat bioteknologi, namun kini kita memiliki lebih dari 109 tenaga ahli di bidang obat ini. Tahun lalu di Iran telah dicetak 500 artikel ilmiah terkait obat bioteknologi.
Perusahaan yang berminat memasuki pasar produksi obat bioteknologi di Iran akan mendapat dukungan dan kemudahan dari pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk menggalakkan produksi obat berbasis tumbuh-tumbuhan. (IRIB/IRNA/MF/SL/28/11/2010)
0 comments to "Propaganda anti Negara Islam Iran laku keras, sehingga isu miring pun dibuat besar agar dunia dan masyarakat awam terkecoh!!!!!"