Home , , , � Raja Abdullah- Arab Saudi Sakit Parah, Saudi Libur Panjang

Raja Abdullah- Arab Saudi Sakit Parah, Saudi Libur Panjang

Pemerintah Arab Saudi mengumumkan hari libur resmi sebanyak 16 hari yang jarang terjadi sebelumnya.

Pemerintah Saudi dalam statemennya kemarin (Kamis,18/11/2010) mengungkapkan bahwa libur ini untuk menghormati hari raya Idul Adha. Namun, sejumlah sumber pemberitaan melaporkan bahwa libur resmi yang terbilang panjang itu guna menyiapkan suksesi dari Raja Abdullah kepada saudaranya Nayef bin Abdul Aziz. Saat ini Nayef menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Arab Saudi.

Berbagai sumber pemberitaan melaporkan memburuknya kondisi kesehatan Raja Abdullah. Dokter kerajaan menyarankan Raja Abdullah beristirahat sebagai bagian dari terapinya," demikian pernyataan singkat kantor berita resmi Arab Saudi (SPA) Rabu(,17/11/2010).

Sebelumnya Dewan Kerajaan Arab Saudi menyatakan, Raja Abdullah bin Abdul Aziz kembali menjalani pengobatan karena penyakit tulang punggung yang dideritanya. Selain itu, dokter pribadi Raja Abdullah juga menganjurkan pemimpin Arab Saudi berusia 86 tahun ini untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan yang berat.

Sejak beberapa hari lalu, Raja Abdullah menjalani perawatan medis untuk waktu yang tak jelas. (IRIB/PH/AHF/19/11/2010)

Mahmoud Abbas..Siap-Siap!

Amerika Serikat (AS) memang bukan mediator dalam isu Palestina dan Zionis. Entah sampai kapan Mahmoud Abbas dan kubu-kubu pro ‘perdamaian' dengan Israel akan terus dibuai senandung ninabobo yang didendangkan Gedung Putih. Di saat rezim Zionis Israel masih belum mengumumkan sikapnya akan proposal Washington untuk menghentikan sementara proyek pembangunan permukiman Zionis untuk masa tiga bulan, AS sudah mulai menekan kubu otorita Ramallah lewat utusan khususnya David Hill. Dalam pertemuan dengan Kepala Otorita Ramallah Mahmoud Abbas, Hill mendesak Abbas untuk kembali ke meja perundingan.

AS sedang berusaha keras untuk menghidupkan kembali perundingan antara Otorita Ramallah dan Rezim Zionis yang sudah sekarat. September lalu, AS sempat berhasil membujuk kedua pihak untuk memulai kembali perundingan yang sudah terhenti satu tahun akibat agresi israel ke Gaza Januari 2009. Namun lagi-lagi perundingan terhenti karena tak ada satupun janji AS yang terealisasi sementara rezim Zionis terus membangun permukiman baru dan melanjutkan Judaisasi Beitul Maqdis.

Ketika imbauan bahkan desakan, paksaan dan tekanan dilakukan terhadap Otorita Ramallah, AS malah menawarkan paket insentif yang menggiurkan kepada Israel, hanya dengan syarat rezim itu bersedia menangguhkan proyek permukiman Zionis itupun dibatasi untuk wilayah Tepi Barat Sungai Jordan. Sedangkan untuk proyek di Beitul Maqdis, AS mempersilahkan sekutunya untuk berbuat semaunya. Lantas apa yang ditawarkan AS kepada Israel? Jika Israel bersedia, rezim itu bakal mendapat kucuran bantuan dari AS, mulai pemberian puluhan pesawat tempur canggih F-35 secara cuma-cuma, dukungan terhadap proyek nuklirnya yang mencurigakan, pemberian berbagai persenjataan canggih, pembekalan dengan teknologi radar dan satelit, dan dukungan penuh dengan hak veto di Dewan Keamanan PBB. Yang menarik, sejumlah petinggi Zionis pasang muka dan berlagak jual mahal dengan tawaran itu.

Dalam kondisi seperti ini masih adakah harapan yang tersisa untuk Otorita Ramallah. Tanpa konsesi apapun pemerintahan pimpinan Mahmoud Abbas masih tetap berpikir untuk melanjutkan cara-cara yang hanya memberinya kehinaan dan menjauhkannya dari rakyat Palestina. Kali ini, Abbas mengatakan hanya bersedia kembali ke meja perundingan jika proyek permukiman Zionis dihentikan secara penuh dan permanen, itupun bukan hanya di Tepi Barat tapi juga di Beitul Maqdis.

Dalam berbagai pernyataannya, para petinggi Ramallah sebenarnya sudah menyadari bahwa isu Palestna sengaja dijadikan alat untuk memperkuat Israel. Tawaran yang menggiurkan kepada Israel untuk satu permintaan yang sepele tentunya tak bisa luput begitu saja dari pengamatan. Namun sampai kapankah, orang-orang di pemerintahan Ramallah itu mau membuka mata? Bukankah sudah saatnya bagi mereka untuk mengubah cara pandang dan tindakan lalu bergabung dengan arus perjuangan rakyat yang kini dimotori oleh Hamas, Jihad Islam dan faksi-faksi muqawama? (IRIB/AHF/19/11/2010)

0 comments to "Raja Abdullah- Arab Saudi Sakit Parah, Saudi Libur Panjang"

Leave a comment