Home , , � Saudi Dicap Sponsor Terbesar Kelompok Teroris, hemm ??? or !!! or ^_^...up to you...

Saudi Dicap Sponsor Terbesar Kelompok Teroris, hemm ??? or !!! or ^_^...up to you...













Arab Saudi Sepeninggal Raja Abdullah di Mata BBC - BBC hari ini (7/12) dalam laporannya membahas kondisi politik Arab Saudi dan juga tentang peralihan kekuasaan di negara ini. Disebutkan bahwa keluarga kerajaan Arab Saudi tengah menghadapi tekanan hebat menyusul kekhawatiran yang muncul akibat kekosongan kepemimpinan di negara ini.

Kondisi kesehatan tiga orang yang paling berpengaruh di Arab Saudi, kontan menjadi perhatian media massa dunia.

Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, 86 tahun, kini tengah dirawat di rumah sakit Amerika Serikat karena menderita sakit tulang punggung. Sementara itu, Pangeran Sultan bin Abdul Aziz, yang santer diisukan akan menggantikan posisi Raja Abdullah itu, juga baru saja menyelesaikan operasi bedah saat kembali dari tempat peristirahatannya di Maroko.

Fenomena tersebut bagi keluarga besar kerajaan Arab Saudi, yang sebagian besar pemimpinnya adalah orang-orang lanjut usia, juga hal yang sangat mengherankan. Hal itu dapat dirasakan dari reaksi keluarga kerajaan Arab Saudi saat menanggapi berbagai isu terkait kondisi politik negara ini.

Para anggota keluarga kerajaan Arab Saudi senantiasa berupaya meyakinkan pasar minyak dunia bahwa meski Raja Abdullah menginggal, tidak akan terjadi kekosongan kepemimpinan di Arab Saudi.

BBC menambahkan, masalah kondisi kesehatan Raja Arab Saudi dan sejumlah pangeran yang diperkirakan akan mewarisi tahtanya, menjadi sangat penting bukan hanya bagi rakyat Saudi melainkan seluruh dunia. Hal ini mengingat Saudi merupakan salah satu produsen minyak dunia terbesar dan memiliki seperlima dari total sumber minyak bumi. Oleh karena itu segala bentuk ketidakjelasan soal siapa yang akan mengontrol "kran" ladang minyak di negara ini akan menimbulkan goncangan henat di pasar dunia.

Bukan hanya masalah suplai minyak ke pasar dunia saja yang dikhawatirkan. Kekuatan "dolar-dolar minyak" Arab Saudi telah memberikan pengaruh sedemikian besar terhadap setiap kebijakan negara ini di kawasan. Dukungan dan pelibatan Arab Saudi dalam berbagai isu di kawasan khususnya menyangkut Lebanon, Irak, serta friksi antara Arab dan Israel, nyaris tidak mungkin dihindari.

Lebih lanjut BBC menambahkan, pemanggilan Sultan bin Abdul Aziz ke Arab Saudi dengan sangat cepat merupakan bagian dari taktik kerajaan Saudi untuk meyakinkan pasar minyak dunia. Namun langkah tersebut hanya bersifat sementara.

Jelas bagi semua pihak bahwa kondisi Pangeran Sultan bin Abdul Aziz juga tidak dapat diandalkan. Bahkan diisukan Sultan tetap menjalani perawatan medis di luar negeri.

Sebab itu, untuk menghapus segala keraguan dan kekhawatiran, Raja Abdullah bin Abdul Aziz mengambil keputusan yang tidak pernah diambil oleh raja-raja Arab Saudi sebelumnya. Abdullah membentuk sebuah lembaga baru bernama "Dewan Kesetiaan" yang dianggotai oleh para pangeran. Dewan tersebut akan menentukan siapa yang akan menjadi raja. Meski demikian, dewan itu hanya dapat beraktivitas jika Abdullah telah meninggal.

Namun apakah pembentukan dewan itu dapat menyelesaikan masalah, mengingat dalam beberapa tahun terakhir para pangeran dan anggota keluarga kerajaan Arab Saudi telah terjun ke persaingan hebat memperebutkan kekuasaan. (IRIB/MZ/SL/7/12/2010)

Saudi Dicap Sponsor Terbesar Kelompok Teroris

Berdasarkan dokumen yang dirilis Wikileaks, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton berpendapat bahwa Arab Saudi merupakan pendukung finansial dan sponsor terbesar terorisme di dunia.

Berdasarkan situs kontroversial itu menyebutkan, para pejabat Amerika berpendapat bahwa Arab Saudi adalah pendukung finansial terbesar untuk al-Qaeda, Taliban, dan berbagai kelompok ekstrim lain.

Dalam dokumen yang ditandatangani Clinton pada Desember 2009 lalu itu disebutkan bahwa para pejabat tinggi Amerika Serikat diminta mendesak Saudi untuk tidak membantu kelompok-kelompok teroris.

Bukan hanya Arab Saudi, Wikileaks juga mencantumkan nama Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait, sebagai pendukung teroris. Namun tidak satu pun di antara negara-negara itu yang menyalurkan bantuan sebesar Arab Saudi kepada kelompok-kelompok teroris. (IRIB/MZ/SL/6/12/2010)

20 Dokumen Rahasia Saudi Dimiliki Qatar

Sebuah sumber Irak menyatakan bahwa pemerintah Qatar memiliki 30 dokumen rahasia yang membuktikan campur tangan Arab Saudi dalam proses politik di Irak dan teror terhadap para pejabat negeri pendudukan itu.

Menurut laporan kantor berita al-Nakheel, sebuah sumber dekat pemerintah Irak yang menolak menyebutkan namanya menyatakan, "Dalam 20 dokumen rahasia itu juga disebutkan dukungan finansial Arab Saudi kepada kelompok-kelompok yang berusaha menggagalkan proses politik di Irak."

Ditambahkannya, Ketua Dinas Rahasia Arab Saudi, Moqrin bin Abdul Aziz, meminta pemerintah Qatar untuk tidak membocorkan atau mempublikasikan proses politik di Irak.

Dokumen-dokumen itu disusun oleh Dinas Rahasia Arab Saudi yang sebagian di antaranya berkaitan upaya Riyadh meneror sejumlah tokoh politik Irak khususnya sejumlah anggota Koalisi Persatuan Nasional.

Sumber pemerintah Irak itu menambahkan, dokumen-dokumen tersebut kini digunakan sebagai senjata oleh Qatar untuk menekan Arab Saudi, mengingat hubungan kedua negara tidak harmonis. (IRIB/MZ/SL/6/12/2010)

Kematian Raja Abdullah Cemaskan Gedung Putih

Seorang diplomat Amerika di Timur Tengah mengakui bahwa Gedung Putih sangat mencemaskan kondisi politik internal Arab Saudi dan mengamati secara detil dan tranformasi politik negara ini. Saat ini Amerika benar-benar mengkhawatirkan kematian Raja Abdullah akibat penyakit dan kondisi fisiknya.

Berdasarkan laporan situs INN mengutip situs televisi al-Alam, diplomat Amerika ini mengatakan, dalam pertemuan para pejabat Amerika dan Arab Saudi yang beberapa hari lalu diselenggarakan di Riyadh dan diikuti oleh sebagian anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, pihak Amerika berusaha mendapatkan informasi lebih jauh sikap keluarga Al Saud terkait masa depan negara ini.

Sementara laporan surat kabar al-Manar Palestina, diplomat Amerika dalam pertemuan itu menyatakan, "Amerika sangat mengkhawatirkan munculnya instabilitas di Arab Saudi. Yang paling urgen bukan masalah suksesi sepeninggal Raja Abdullah, melainkan masa depan Arab Saudi pasca kepemimpinan Sultan bin Abdul Aziz, Pangeran Mahkota Arab Saudi."

Amerika mengkhawatirkan kondisi Arab Saudi setelah Raja Abdullah dikirim ke New York guna menjalani perawatan. Terlebih lagi hanya kurang dari 10 hari Raja Arab Saudi ini telah mengalami dua kali operasi. Sekalipun telah diumumkan bahwa kondisi raja berusia 87 tahun ini cukup baik, namun sampai saat ini belum ada laporan akurat soal hasil operasi Raja Abdullah.

Arab Saudi merupakan sekutu terdekat Amerika di Timur Tengah. Karena produksi 8 juta barel minyak mentah Arab Saudi sangat mempengaruhi keamanan energi Amerika. (IRIB/SL/MZ/6/12/2010)

Operasi Raja Abdullah Sukses, Goncangan Suksesi Mereda

Raja Saudi Abdullah memulai tahap pemulihan dan terapi setelah dokter Amerika Serikat berhasil melakukan operasi kedua di punggungnya.

Juru Bicara Istana Kerajaan Arab Saudi mengungkapkan, "Operasi sukses dilaksanakan, dan sekarang raja akan memulai tahap kedua dari fisioterapi."

Raja Abdullah dirawat di rumah sakit New York, Presbyterian Hospital pada 22 November untuk melumpuhkan penyakit yang menimpa punggungnya.

Menteri Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, Abdullah al-Rabeeah menuturkan keadaan kesehatan raja itu membaik setelah operasi pertama dilakukan.

Memburuknya kondisi kesehatan Raja Abdullah memicu isu suksesi di kerajaan Saudi. Dia menugaskan saudara tirinya, pangeran Sultan bin Abdul-Aziz sebagai pejabat sementara memimpin pengolaan negara.

Sultan, yang juga berusia 80-an itu selama lebih dari dua tahun terakhir berada di luar negeri untuk menjalani pengobatan kanker yang dideritanya.(IRIB/PH/LV/4/12/2010)

Kairo Bahas Kudeta Terselubung di Istana Raja Arab Saudi

Menyusul semakin kritisnya kondisi Raja Abdullah, Raja Arab Saudi dan masih sakitnya Pangeran Mahkota negara ini, baru-baru diselenggarakan pertemuan penting di Kairo yang mengkaji semakin memuncaknya persaingan politik para pangeran Arab Saudi untuk merebut kekuasaan. Demikian diberitakan Fars Senin hari ini (29/11) mengutip surat kabar al-Wathan cetakan Amerika.

Baru-baru ini Kairo menjadi tempat seminar penting dan istimewa dengan tema "Masa Depan Konflik Politik Para Pewaris Kekuasaan Arab Saudi". Dalam seminar tersebut hadir para pakar politik untuk mengkaji konflik politik yang tengah terjadi di antara para pangeran Arab Saudi.

Seminar dilakukan di saat Raja Abdullah sakit kritis, namun penanganan sakitnya di Amerika punya dua tujuan penting untuk berobat sekaligus membenahi persoalan suksesi. Terlebih lagi dengan menyaksikan kondisi Pangeran Mahkota, Sultan bin Abdul Aziz yang tidak lebih baik dari dirinya.

Dalam seminar ini, para dosen Mesir termasuk Sheikh Usman al-Azhari mewakili ulama Universitas al-Azhar dan para pakar politik dari negara-negara Arab.

Para peserta seminar berhasil mencapai hasil-hasil yang luar biasa, termasuk sejumlah informasi yang menyebutkan adanya konflik terselubung antara para pangeran Arab Saudi guna meraih kekuasaan. Sementara tidak boleh dilupakan bahwa ternyata Amerika dan rezim Zionis Israel berada di balik konflik ini. Karena Arab Saudi adalah negara penting bagi kedua pihak ini dan menjadi sekutu strategis pertama mereka untuk melawan para pejuang muqawama di Timur Tengah.

Kajian yang dilakukan sampai pada satu kesimpulan bahwa konflik di antara para pewaris kekuasaan Arab Saudi ini ada dua kelompok besar; pertama, antara anak-anak Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Arab Saudi dan di antara cucu-cucunya. Di tingkat anak-anak Abdul Aziz, terjadi perebutan kekuasaan antara klan al-Sudairi sendiri seperti persaingan antara Nayef bin Abdul Aziz, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi yang didukung oleh kelompok Wahabi dan di sisi lain ada Salman bin Abdul Aziz, Gubernur Riyadh dan Sultan bin Abdul Aziz, Pangeran Mahkota dan Menteri Pertahanan yang lagi sakit dan menjadi orang dekat CIA dan Barat.

Sementara pertikaian di kalangan cucu Abdul Aziz dimulai dari Khalid bin Sultan yang praktis menjalanan aktivitas Departeman Pertahanan Arab Saudi. Ia sama seperti ayahnya juga terlibat banyak skandal korupsi. Selain itu, Mutaib bin Abdullah, anak Raja Abdullah yang diangkat oleh ayahnya sebagai Komandan Pasukan Garda Nasional.

Di pihak lain, Bandar bin Sultan yang sempat diasingkan dengan tuduhan ingin melakukan kudeta setahun lalu kini telah kembali ke Arab Saudi. Para pakar politik melihat adanya hubungan antara kembalinya Bandar bin Sultan dan kepergian Raja Abdullah ke Amerika untuk berobat.

Hasil dari seminar Kairo menegaskan betapa Amerika dan Zionis Israel berharap suksesi di negara ini berjalan secara damai, sekalipun mereka lebih berharap Bandar bin Sultan yang dianggap bagian dari mereka untuk berkuasa, atau setidak-tidaknya tokoh yang dapat menjamin kepentingan Washington.

Yang menarik, para peserta seminar mendesak penyelamatan tempat-tempat suci Islam dari kekuasaan keluarga Al Saud, Wahabi dan memintanya diawasi oleh umat Islam. (IRIB/SL/MF/29/11/2010)

Tags: , ,

0 comments to "Saudi Dicap Sponsor Terbesar Kelompok Teroris, hemm ??? or !!! or ^_^...up to you..."

Leave a comment