Home , , , � Terorisme, Alat Menciptakan Perpecahan dengan cara menyulut friksi antara Muslim Syiah dan Sunni!!!! AWAS!!!!

Terorisme, Alat Menciptakan Perpecahan dengan cara menyulut friksi antara Muslim Syiah dan Sunni!!!! AWAS!!!!

Pada hari Rabu (15/12) bersamaan dengan hari berkabung peringatan Tasu'a dan Asyura Imam Husein as, di kota Chabahar di Provinsi Sistan Baluchistan, Iran Tenggara terjadi sebuah ledakan teror yang hampir menewaskan dan melukai seratus orang yang tengah berkumpul di Masjid Imam Husein di kota itu. Menteri Dalam Negeri Republik Islam Iran Mostafa Mohammad-Najjar seraya mengutuk aksi teroris tersebut, menilai tujuan kejahatan seperti itu untuk menciptakan perpecahan dan konflik sektarian di tengah Muslim Syiah dan Ahlu Sunnah.

Mohammad-Najjar dalam rapat di Dewan Keamanan Nasional yang berlangsung Rabu malam, mengatakan, "Kelompok teroris berada di perbatasan timur Pakistan. Mereka menjalani pelatihan terorisme di wilayah itu." Seraya mengkonfirmasikan penemuan petunjuk akurat terkait aksi terorisme di Chabahar, Mohammad-Najjar mengatakan, kelompok teroris memperoleh peralatan modern dari pihak asing dan melancarkan kejahatan terhadap bangsa Iran dengan maksud balas dendam.

Tidak diragukan lagi, menebarkan benih-benih konflik dan menciptakan ketidakamanan merupakan sebagian tujuan yang ditargetkan kelompok teroris dalam aksinya itu. Karena pelaku dan pendukung kejahatan itu tengah berupaya merusak kerukunan dan persatuan bangsa Iran. Mereka lupa bahwa tindakan tersebut justru semakin merapatkan barisan dan memantapkan bangsa Iran dalam meraih cita-citanya.

Meski demikian jelas bahwa Pakistan sebagai tetangga wilayah timur Iran secara praktis telah menjadi tempat yang aman bagi teroris. Pemerintah Islamabad punya tanggung jawab dan tugas berdasarkan hukum internasional yang menuntut mereka menunjukkan tekad serius dalam memerangi anasir-anasir teroris yang bersembunyi di wilayahnya. Sebelumnya pada Juni lalu, ledakan teror di kota Zahedan juga menewaskan 27 orang dan menciderai hampir 300 lainnya.

Pada dasarnya tindakan terorisme di Iran berakar pada permusuhan dan kebencian kekuatan-kekuatan imperialisme terhadap Republik Islam Iran itu. Proses ini telah menemukan dimesi baru seiring transformasi di kawasan. Realitanya sejak kehadiran pasukan Amerika Serikat dan NATO di kawasan, fenomena terorisme telah meluas dan karena kurangnya tindakan efektif masyarakat internasional untuk melawan kejahatan itu, akhirnya arogansi dunia memanfaatkan kelompok-kelompok teroris sebagai alat kepentingannya untuk menciptakan perpecahan dan konflik di negara-negara lain.

Pemanfaatan isu terorisme sebagai alat kepentingan Barat bukan hanya dilakukan terhadap Iran, tapi juga di banyak negara lain termasuk Irak dan Afghanistan. Operasi luas kelompok teroris dan dukungan terang-terangan Amerika dan Inggris terhadap terorisme menyebabkan dalam waktu kurang dari satu dekade setengah bumi ini mulai dari Timur Tengah hingga ke jantung Eropa telah menjadi tempat operasi kelompok teroris.

Mempersenjatai dan mendukung kelompok teroris oleh beberapa negara di garis perbatasan wilayah timur Iran merupakan upaya untuk menciptakan ketidakamanan di negara Islam ini. (IRIB/RM/16/12/2010)

Laporan: Dentuman Bom dan Spritualitas di Kadzimain

Dumb!!! Suara bom menggelegar. Suasana dalam mobil seketika senyap karena terkejut mendengar dentuman bom. Itulah kesan pertama ketika masuk wilayah sekitar komplek ziarah Kadzimain, makam suci Imam Muhammad Musa Al-Kadzim as dan Imam Muhammad Al-Jawad as di Kadzimiyah, pinggiran kota Baghdad.

Meski terkejut sesaat, enam peziarah asal Indonesia, termasuk wartawan IRIB, yang berada di dalam mobil itu nampak santai. Bom itu ternyata berasal dari tempat parkir sebelah.

"Untung saja, kita tidak masuk tempat parkir sebelah," kata Pak Sugiri, mantan pemilik Cafe Venue.

Akan tetapi suasana santai para peziarah berubah menjadi tegang ketika sopir meminta para peziarah asal Indonesia segera meninggalkan mobil dan tempat parkir, karena menurutnya, bom biasanya meledak secara beruntun.

"Cepat, cepat...kita harus segera meninggalkan tempat parkir karena biasanya satu bom meledak, maka bom selanjutnya akan menyusul, " ujar sopir dalam bahasa Arab.

Meski kondisi tegang, Ust Usman sempat berseloroh kepada Reza Rachmadi, "Saya mah tenang saja, karena sudah ada keturunan laki-laki."

Pernyataan Ust Usman itu tentunya membuat Reza Rachmadi gusar karena dia baru kehilangan anak laki-lakinya, sekitar dua tahun lalu. Reza yang pada awalnya menunjukkan sikap santai, mulai ragu untuk melanjutkan rute perjalanan ziarah ke Samara. Pada hari itu, para peziarah asal Indonesia dijadwalkan melanjutkan perjalanannya ke Samara setelah berziarah ke Kadzimain.

"Jika kondisi tidak memungkinkan, kita kembali ke Najaf saja, "kata Reza setelah mendengar seloroh Ust Usman yang selalu bercanda selama perjalanan menegangkan di Irak.

Akan tetapi kekhawatiran Reza itu tidak ditanggapi langsung oleh peziarah-peziarah lainnya. Para peziarah lainnya yang bisa jadi khawatir seperti Reza, menunggu komando Ustadz Ustman, seorang aktivis pemberani yang biasa menghadapi perjalanan penuh resiko.

"Insya Allah tidak terjadi apa-apa, " kata Ustadz Usman sambil menenangkan Reza yang risau dengan selorohnya.

Setelah itu, Ustadz Usman menyerukan para peziarah untuk segera meninggalkan tempat parkir. Mendengar seruan itu, para peziarah segera beranjak meninggalkan tempat parkir dan berjalan cepat setengah lari menuju makam suci Kadzimain yang sekitar 600 meter dari tempat parkir.

"Jangan berpencar! Konsentrasi mengikuti penunjuk jalan!" seru Ustadz Usman sambil menunjuk sopir yang juga berfungsi sebagai penunjuk jalan ke makam suci Kadzimain.

Kadzimiyah

Kondisi di Kadzimiyah relatif menegangkan. Apalagi tempat parkir yang belum tertata rapi itu terletak di tengah pasar rongsok. Di sekitar tempat parkir banyak onderdil mobil bekas yang berantakan di mana-mana. Bengkel-bengkel mobil yang nampak kumuh juga menjadi pemandangan lumrah di salah satu sudut kawasan sekitar komplek suci Kadzimain.

"Saya jadi teringat film perang," kata Ikhwan alias Oche seraya mengomentari kawasan kumuh.

Tidak jauh dari kawasan kumuh itu, ada pasar yang menyambung ke makam suci Kadzimain. Makam suci Kadzimain berdiri megah di tengah pasar dan sekitar kawasan kumuh. Dua kubah berlapiskan emas menandakan keberadaan makam dua manusia suci yang juga Imam Ketujuh dari Ahlul Bait, Imam Musa Al-Kadzim dan Imam Kesembilan, Imam Muhammad Al-Jawad. Komplek makam suci dua manusia suci Ahlul Bait selain megah, juga sangat luas.

Komplek suci Kadzimain itu ibarat istana rakyat di tengah permukiman padat dan kumuh. Komplek suci itu dirawat dengan baik dan bersih. Bahkan dua kubah emas itu baru direnovasi. Dua kubah emas makam suci itu juga nampak kinclong.

Ketika masuk komplek Kadzimain, para peziarah merasakan ketenangan luar biasa, bahkan mereka melupakan peristiwa dentuman bom. Para peziarah yang dipimpin Ustadz Usman hanyut seketika. Para peziarah meneteskan air mata. Rasa haru pun meliputi perasaan para peziarah asal Indonesia yang berjuang keras hingga tiba di komplek suci Kadzimain.

Berziarah

Berziarah ke makam manusia suci memang melahirkan spirit tersendiri. Apalagi para syuhada dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah Swt diyakini sebagai sosok yang hidup dan tak pernah sirna. Untuk itu, para peziarah ketika mengucapkan salam, sangat mungkin dijawab oleh para manusia suci.

Masyarakat Irak berkeyakinan bahwa manusia-manusia suci senantiasa hidup. Untuk itu, masyarakat setempat menghormati makam para manusia suci seperti menghormati mereka saat hidup.

Mengenai kelanggengan orang-orang yang berjuang di jalan Allah, Al-Quran juga menyinggungnya dalam Surat Al Baqarah ayat 154. Allah Swt berfirman, "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya."

Dalam surat lainnya, Al Imran ayat 169, Allah Swt juga berfirman, "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki."

Ketika berziarah, para peziarah dituntut supaya meminta izin terlebih dahulu kepada Allah Swt, Rasulullah Saw dan manusia suci yang bersangkutan. Dengan demikian, berziarah sama halnya menanamkan nilai-nilai ketauhidan, kenabian dan ketaatan kepada para manusia saleh yang menjalankan perintah-perintah Allah Swt dan Rasul-Nya. Etika inilah yang menjadikan para peziarah terjaga dari kesyirikan. Tanpa adanya etika tersebut, para peziarah bisa jadi terjebak dalam kesyirikan. Lebih dari itu, berziarah sama halnya menamamkan komitmen pada nilai-nilai mulia dan luhur yang diperjuangkan para manusia saleh yang tengah diziarahi.

Setelah memasuki komplek suci Kadzimain, para peziarah memasuki ruangan, tempat makam dua manusia suci Imam Musa Al-Kadzim as dan Imam Muhammad Al-Jawad as. Masyarakat berusaha mendekat dua makam suci yang dibungkus dengan terali besi stainless yang diistilahkan dengan "Dzarih." Sakralitas meliputi ruangan tersebut.

Para peziarah asal Indonesia juga berusaha mendekat Dzarih dan berbaur dengan para peziarah lainnya. Semua peziarah yang ada di ruangan tersebut hanyut dalam kekhusyukan dan spritualitas luar biasa. Apalagi kedatangan para peziarah dilandasi keyakinan bahwa manusia-manusia yang dimakamkan itu tidaklah mati, tapi selalu hidup menuai rejeki dari Allah Swt seperti yang disinggung dalam Al-Quran.

Setelah selesai menyentuh makam dua manusia yang dimakamkan dalam satu Dzarih, para peziarah dianjurkan shalat empat rakaat. Dua rakaat dihadiahkan untuk Imam Musa Al-Kadzim as, dan dua rakaat lainnya dihadiahkan untuk Imam Muhammad Al-Jawad as.

Siapakah Kadzimain?

Imam Musa Al-Kadzim adalah cucu Rasulullah yang lahir pada tahun 127 hijriah. Dalam sejarah disebutkan bahwa Imam Al-Kadzim menunjukkan kegigihannya dalam menghadapi para penguasa lalim saat itu.

Karena komitmen dalam memperjuangkan kebenaran, Imam Musa Al-Kadzim as bersedia menjalani kepahitan hidup di penjara Dinasti Abbasiah selama bertahun-tahun. Dalam sejarah disebutkan Imam Musa Kadzim as mendekam di penjara selama 14 tahun.

Para penguasa saat itu menghendaki Imam Al-Kadzim as supaya menghentikan perlawanan atas kekuasaan despotik saat itu. Bahkan Dinasti Abbasiah menjanjikan akan memberikan harta yang melimpah setiap bulannya kepada Imam Musa as. Namun beliau menolak usulan tersebut dengan menyebutkan Surat Yusuf ayat 33; "Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku."
Karena kesabarannya, Imam Musa mendapat gelar Al-Kadzim yang artinya penahan marah.

Sedangkan Imam Muhammad Al-Jawad putra Imam Ali bin Musa ar-Ridha lahir di kota suci Madinah tahun 195 Hijriah. Dengan demikian, Imam Al-Jawad adalah cucu Imam Musa Al-Kadzim as. Cucu dan kakek dimakamkan pada satu tempat di Kadzimiyah, Baghdad, yang kemudian tempat itu dikenal dengan Kadzimain.

Imam Ali Ar-Ridha as saat kelahiran putra tercintanya berkata,"Saya telah memiliki seorang putra seperti Nabi Musa sang pemecah lautan keilmuan dan Isa yang memiliki ibu yang suci."

Kehidupan singkat Imam Al-Jawad berbarengan dengan dua khalifah Bani Abasiyah, Makmun dan Muktasim. Kewibawaan dan popularitas Imam Al-Jawad di tengah masyarakat membuat penguasa saat itu ketakutan.Karena itu, penguasa saat itu memaksa Imam Al Jawad supaya berhijrah ke Baghdad, pusat pemerintahan saat itu. Dengan cara itu, aktivitas Imam Al-Jawad dapat dipantau penguasa saat itu.

Dua tahun terakhir usia Imam Jawad merupakan saat-saat yang paling sulit, karena strategi Mu'tasim tidak seperti Ma'mun. Mu'tasim secara terang-terangan memusuhi Ahlul Bait. Akhirnya, Imam Al-Jawad diracun oleh Mu'tasim dan gugur syahid pada usia 25 tahun. (Alireza Alatas/irib/14/12/2010)
Pakistan Dikecam Iran Pasca Serangan Teror Chabahar

Pasca serangan teroris terbaru di kota Chabahar, tenggara Iran, seorang anggota parlemen Iran menyatakan bahwa musuh menarget persatuan nasional dan stabilitas Republik Islam Iran.

Sedikitnya 33 orang tewas dan lebih dari 95 terluka dalam serangan teroris di Chabahar kemarin (Rabu, 15/12).

Insiden itu terjadi di Masjid Imam Husein saat warga tengah memperingati kesyahidan Imam Hussein as.

Anggota Dewan Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Mohammad Ashouri kepada kantor berita Fars hari ini (16/12) mengatakan, "Musuh berusaha untuk menciptakan instabilitas di dalam negeri dengan cara menyulut friksi antara Muslim Syiah dan Sunni".

Ashouri menambahkan bahwa otak di balik serangan teror itu mengkhawatirkan persatuan bangsa Iran. Namun Ashouri menekankan bahwa rakyat Iran yang menyadari tujuan musuh, akan selalu menunjukkan resistensi.


Ia lebih lanjut meminta para pejabat intelijen Iran untuk selalu waspada terhadap teroris.

Sementara itu, seorang anggota parlemen dari kota Zahedan, Hossein-Ali Shahriari mengutuk Pakistan yang terlibat dalam upaya menyulut instabilitas di Iran.

Ditambahkannya, "Ketetanggaan Iran dengan Pakistan adalah akar instabilitas di Provinsi Sistan-Baluchestan."

Dia mengutuk serangan teroris di kota Chabahar seraya menegaskan, "Pakistan telah berubah menjadi halaman belakang bagi musuh-musuh Iran." "Musuh memasuki Sistan-Baluchestan melalui Pakistan dan melakukan tindakan teroris," tukasnya.

Pernyataan tersebut mengemuka setelah Menteri Dalam Negeri Iran, Mostafa Mohammad Najjar menyatakan bahwa pelaku serangan teror di Chabahar telah dilatih dan dipersenjatai oleh unsur-unsur asing di luar negeri.

"Sejumlah teroris yang sedang dilatih di luar batas (Iran) timur di Pakistan telah melakukan serangan teror," katanya kepada wartawan, Rabu. (IRIB/MZ/RM/16/12/2010)

Mendagri Iran:Pelaku Teror Chabahar Dilatih di Pakistan

Menteri Dalam Negeri Republik Islam Iran menyebut pelaku teror Chabahar dilatih di negara tetangga.

Mostafa Mohammad-Najjar dalam rapat Dewan Keamanan Nasional yang berlangsung Rabu malam (15/12) mengatakan, "Kelompok teroris berada di perbatasan timur Pakistan. Mereka menjalani pelatihan terorisme di wilayah itu."

Deputi Menteri Dalam Negeri Iran, Ali Abdollahi mengungkapkan bahwa pelaku serangan teroris Chabahar didukung oleh dinas intelijen regional dan Amerika Serikat.

Anggota senior parlemen Iran Alaeddin Boroujerdi menilai AS dan Inggris terlibat dalam serangan teroris baru-baru ini di kota Chabahar.

"Pengalaman masa lalu membuktikan bahwa AS dan intelijen Inggris berada di belakang kejahatan seperti aksi teroris Rabu pagi di Chabahar," kata Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran.

Sementara itu, televisi al-Arabiya memberitakan, milisi teroris Jundullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Jundullah, sebuah kelompok teroris yang berbasis di Pakistan melakukan berbagai aksi pemboman, pembunuhan dan serangan teroris di Iran.

Pemimpin milisi Jundullah, Abdolmalek Rigi ditangkap oleh pasukan intelijen Iran pada Februari 2010. Ia dieksekusi pada bulan Juni lalu dengan dakwaan 79 jenis kejahatan, termasuk perampokan bersenjata, operasi pengeboman dan serangan bersenjata terhadap polisi dan warga sipil.(IRIB/IRNA/PH/16/12/2010)

Intelejen Iran Tangkap Pelaku Teror Chabahar

Petugas khusus Dinas Intelejen Iran berhasil menangkap salah seorang pelaku teror di perbatasan Iran-Pakistan.

Petugas keamanan Iran juga berhasil menyita sejumlah peralatan militer bersama barang bukti lainnya.

"Tiga orang teroris yang masuk dari negara tetangga, berniat melakukan aksi teror terpisah di tenggara Iran,"kata salah seorang pejabat Dinas intelejen Provinsi Sistan Baluchistan, Rabu malam.

"Salah seorang pelaku teror tewas ditembak petugas kemanan, namun seorang lainnya meledakkan bom di tengah kerumunan massa yang menyebabkan gugur dan cideranya orang-orang tak berdosa."tambahnya.

Dua serangan bom terjadi di sekitar Masjid Imam Husein as Chabahar, Provinsi Sistan Balouchistan Rabu pagi (15/12) yang menyebabkan 33 orang gugur dan 95 lainnya cidera.(IRIB/IRNA/PH/16/12/2010)

Lagi, Iran Ringkus Delapan Teroris

Iran berhasil menangkap delapan anggota jaringan teroris yang terhubung dengan aksi bom mematikan di kota Chbahar, tenggara Iran.

Pasukan keamanan khusus Iran dalam sebuah operasi intelijen, berhasil mengidentifikasi dan menangkap delapan teroris di Provinsi Sistan-Baluchestan selatan. Demikian, sumber informasi Kementerian Intelijen Iran melaporkan kemarin (Kamis,16/12).

Sehari sebelumnya, pejabat Departemen Intelijen Iran menyatakan bahwa tiga teroris yang masuk kenegara ini dari arah Pakistan berencana melakukan aksi teror di bagian selatan dan timur Iran.

Petugas khusus Dinas Intelejen Iran berhasil menangkap salah seorang pelaku teror di perbatasan Iran-Pakistan.

Petugas keamanan Iran juga berhasil menyita sejumlah peralatan militer bersama barang bukti lainnya.

"Tiga orang teroris yang masuk dari negara tetangga, berniat melakukan aksi teror terpisah di tenggara Iran,"kata salah seorang pejabat Dinas intelejen Provinsi Sistan Baluchistan, Rabu malam.

Sebanyak 36 orang korban yang gugur dalam insiden itu dikebumikan hari ini (Jumat,17/12) di Sistan Baluchistan.

Sementara itu, televisi al-Arabiya memberitakan, milisi teroris Jundullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Jundullah, sebuah kelompok teroris yang berbasis di Pakistan melakukan berbagai aksi pemboman, pembunuhan dan serangan teroris di Iran.

Pemimpin milisi Jundullah, Abdolmalek Rigi ditangkap oleh pasukan intelijen Iran pada Februari 2010. Ia dieksekusi pada bulan Juni lalu dengan dakwaan 79 jenis kejahatan, termasuk perampokan bersenjata, operasi pengeboman dan serangan bersenjata terhadap polisi dan warga sipil.(IRIB/PH/17/12/2010)


0 comments to "Terorisme, Alat Menciptakan Perpecahan dengan cara menyulut friksi antara Muslim Syiah dan Sunni!!!! AWAS!!!!"

Leave a comment