Kazem Seddiqi Khatib Jumat Tehran menilai penangkapan anasir-anasir Dinas Rahasia Israel (Mossad) di Iran sebagai terbongkarnya spionase paling besar bagi Mossad. Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi, Imam Jumat Tehran dalam khotbahnya mengucapkan penghargaan atas usaha penuh perjuangan para intelijen Iran (Sarbazane Gomnam-e Emam Zaman AF) dalam menghancurkan jaringan spionase yang berafiliasi ke Mossad dan sekaligus penangkapan para pelaku teror syahid Masoud Ali Mohammadi, Dosen Universitas Tehran. "Membongkar operasi pelik aksi spionase dan teroris Mossad di Iran telah meruntuhkan mitos tak terkalahkannya rezim Zionis Israel di dunia spionase," ungkap Seddiqi. Khatib Jumat Tehran menyebut dosen-dosen universitas yang syahid sebagai ‘wajah langit' yang menjadi titik tolak perubahan sains dan spiritual dunia. Ditambahkannya, "Cahaya kehidupan mereka terimplementasikan lewat syahadah di tangan rezim paling keji di dunia." Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi kemudian mengritik organisasi-organisasi internasional yang mengaku pelindung hak asasi manusia dan menanyakan apa alasan mereka di balik dukungan mutlak terhadap rezim Zionis Israel. "Amerika dan Barat mendukung rezim haram ini, padahal dasar pendirian rezim ini adalah ekspansi dan pembantaian manusia. Kini dengan menyerang para ilmuwan, rezim ini justru menunjukkan wajah busuknya sebagai penentang sains dan ilmu pengetahuan," tambah Seddiqi. Di bagian lain dari khotbahnya, Imam Shalat Jumat Tehran mengingatkan kembali aksi heroik 9 Dey tahun 1388 (30 Desember 2009) dan mengatakan, "Musuh-musuh Republik Islam Iran telah mempersiapkan perang lunak dari luar untuk menghapus Republik Islam Iran. Sementara dari dalam sendiri sebagian orang yang memang sengaja atau tidak selama 8 bulan telah menciptakan kerugian bagi bangsa dan Republik Islam Iran, bahkan telah menghina simbol-simbol kesucian Islam. Namun manifestasi keimanan bangsa Iran, kewaspadaan dan loyalitasnya terhadap Iran berhasil membungkam perang lunak di peristiwa 9 Dey dan untuk selamanya fitnah terisolir. (IRIB/SL/NA/14/1/2011)
Mossad: Hizbullah Memang Kuat | Mantan Deputi Direktur Dinas Rahasia Rezim Zionis Israel (Mossad) mengakui kuatnya peran dan pengaruh Hizbullah di Lebanon. Ilan Mizrahi Mantan Deputi Direktur Mossad dalam sebuah jumpa pers Jum'at (14/1) mengenai perkembangan terkini di Lebanon mengatakan, "Faksi-faksi Lebanon berusaha keras untuk menghindari perang saudara. Dalam kondisi seperti ini inisiatif ada di tangan Hizbullah, dan kelompok itu tak akan membiarkan Lebanon tenggelam dalam krisis." Sementara itu, PM Sementara Lebanon Saad Hariri akhirnya tiba di Beirut setelah mengunjungi Perancis dan Turki. Di Turki, Hariri dalam pertemuannya dengan PM Recep Tayyip Erdogan membahas krisis terbaru Lebanon dan mengusulkan pembentukan komisi yang terdiri atas perwakilan dari Lebanon, Turki, AS, Perancis, Suriah, Arab Saudi dan Jordania untuk membantu mencarikan solusi bagi mengakhiri krisis. (IRIB/AHF/15/1/2011)
Pemerintahan Lebanon Bakal Jatuh ke Kubu Hizbullah | Menyusul jatuhnya pemeritahan kabinet Saad Hariri dan meruncingnya krisis, pemerintahan Lebanon kemungkinan akan jatuh ke tangan kubu pro Hizbullah. Marwan Faris, salah seorang anggota parlemen Lebanon kepada televisi al-Manar mengatakan, krisis pemerintahan di Lebanon muncul setelah 11 Menteri dari kubu 8 Maret mundur dari kabinet sebagai bentuk protes atas campur tangan Amerika Serikat. Faris menambahkan, kebijakan AS adalah kebijakan unilateral. Tahun 2006, muqawama Lebanon berhasil mengalahkan Israel dan AS, dan kini AS sedang menanti kekalahan yang lebih besar di Lebanon. Anggota parlemen Lebanon ini mengatakan, dengan pengunduran diri massal sebelas menterinya, kelompok 8 Maret telah menunjukkan kekompakan dan persatuannya dalam mendukung muqawama dan kedaulatan Lebanon. (IRIB/AHF/15/1/2011) |
| Nasrullah: Sunni dan Syiah Tidak Akan Konflik di Lebanon ! | Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah menegaskan bahwa tidak akan terjadi fitnah antara Sunni dan Syiah di Lebanon, karena kami telah melakukan langkah-langkah secara matang. Demikian dilaporkan Fars News mengutip situs televisi Aljazeera, Qatar kemarin (Kamis, 13/1) Situs Aljazeera mengutip sumber-sumbernya menulis, Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah Lebanon dua hari lalu (Selasa, 11/1) dalam sebuah pertemuan dengan para pejabat senior Hizbullah yang agendanya membahas perkembangan Lebanon terkait sikap Hizbullah untuk keluar dari pemerintah persatuan Lebanon yang dipimpin oleh Saad Hariri mengatakan, "Setiap langkah yang kami ambil telah diperhitungkan secara matang." "Saya yakin fitnah Sunni dan Syiah tidak akan terjadi dan Hizbullah punya keyakinan bahwa langkah yang diambil hanya terkait dakwaan yang akan diputuskan oleh Pengadilan Internasional untuk Lebanon (STL) terkait teror mantan Perdana Menteri Rafiq Hariri dan yang dijadikan target dalan muqawama Lebanon," ungkap Nasrullah. 11 menteri kelompok 8 Maret yang terdiri dari Hizbullah dan aliansinya Rabu lalu menyatakan pengunduran dirinya yang berakibat bubarnya pemerintahan persatuan Lebanon yang dipimpin Saad Hariri. Pengunduran diri ini dilakukan menyusul gagalnya Arab Saudi dan Suriah mencapai kesepakatan untuk mencegah munculnya ketegangan terkait Pengadilan Internasional untuk Lebanon di antara para politikus Lebanon. Berdasarkan laporan ini diprediksikan bahwa STL akan mengeluarkan dakwaan terhadap sejumlah anggota Hizbullah dengan tuduhan berperan dalam teror mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafiq Hariri pada 2005 lalu. Dengan mundurnya 11 menteri, Presiden Lebanon, Michel Sleiman resmi mengumumkan pembubaran kabinet Saad Hariri dan meminta kepada Saad Hariri untuk tetap melakukan tugas-tugas rutin hingga terbentuknya pemerintahan baru. (IRIB/SL/14/1/2011) Ancam Hizbullah, Israel Intervensi Krisis Lebanon | Seorang pejabat politik rezim Zionis Israel Kamis (13/1) melibatkan dirinya untuk semakin memperkeruh krisis yang terjadi saat ini di Lebanon dengan mengeluarkan peringatan kepada Hizbullah Lebanon. Rezim Zionis Israel dalam lanjutan skenario menciptakan krisis di Lebanon yang diikuti oleh negara-negara Barat seperti Amerika dan Perancis, praktis telah ikut dalam proyek berbahaya ini. Tujuan intervensi Zionis Israel tidak lain untuk meningkatkan ketegangan dan krisis di kancah politik Lebanon dan mengancam akan mengagresi militer Hizbullah. Demikian dilaporkan Fars News. Situs Radio Zionis Israel melaporkan bahwa Israel telah mengeluarkan ancaman terhadap Hizbullah bahwa bila kondisi di perbatasan utara Palestina pendudukan (Israel) semakin menegang, mereka tidak akan berpangku tangan. Ancaman ini dikeluarkan saat kabinet Lebanon bubar Rabu malam lalu krisis politik negara ini memasuki babak baru yang belum jelas akibat konspirasi Amerika dan rezim Zionis Israel dalam bentuk Pengadilan Internasional untuk Lebanon (STL). Kondisi politik Lebanon saat ini dalam keadaan tidak menentu. Rabu (12/1) pemerintah persatuan Lebanon bubar setelah 11 menteri yang dipimpin oleh Hizbullah dan aliansinya mengundurkan diri menyusul ketegangan yang muncul terkait pengusutan kasus teror mantan perdana menteri Rafiq Hariri. Radio Israel menjelaskan bahwa para pejabat dan lembaga-lembaga Israel mengamati perkembangan Lebanon dengan hati-hati dan telah melakukan analisa terkait apa yang terjadi di negara ini. Radio Israel tanpa menyebut nama seorang pejabat Israel yang telah mengeluarkan ancaman kepada Hizbullah Lebanon itu mengklaim bahwa bila Hizbullah dan sekutunya berani menciptakan ketegangan baru di kawasan yang berbatasan dengan utara Palestina pendudukan, maka sudah barang tentu Israel tidak akan diam dan berpangku tangan. Ancaman ini sebenarnya bukan hal baru bila mencermati secara detil sejarah bahwa rezim Zionis Israel sendirilah yang biasanya menciptakan ketegangan di Timur Tengah, sementara Hizbullah Lebanon selama tidak pernah memulai langkah-langkah yang menyulut ketegangan. Apa yang dilakukan Hizbullah merupakan reaksi logis dari aksi-aksi provokatif dan pelanggaran Israel. Namun sebagian pakar menilai pernyataan bernada ancaman Israel terhadap Hizbullah merupakan politik mereka untuk meningkatkan ketegangan dan merusak kondisi politik Lebanon pasca bubarnya pemerintah persatuan Lebanon. (IRIB/SL/14/1/2011) |
|
|
0 comments to "Imam Jumat Tehran: Mitos Mossad Runtuh di Iran !"