Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan pidato tahunan kenegaraan (State of The Union) di Washington, Selasa (25/1) waktu setempat atau Rabu (26/1) waktu Indonesia. Pada pembukaan pidatonya, Obama menegaskan kerjasama antara Partai Demoktrat dan Republik untuk menuntaskan masalah-masalah yang dihadapi AS. Presiden Obama menyoroti berbagai tantangan nasional dan isu internasional.
Dalam ranah nasional, Obama berbicara tentang penyelesaian kasus imigran gelap di AS, kondisi lesu ekonomi dan upaya untuk mengeluarkan negaranya dari keterpurukan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja baru. Sementara pada tingkat internasional, ia menegaskan tekad AS untuk memerangi al-Qaeda di Afghanistan, kondisi di Lebanon dan krisis di Tunisia. Pada kesempatan itu, Obama menegaskan bahwa pasukan AS akan ditarik dari Afghanistan pada akhir tahun 2011. Selain itu, Obama juga menandaskan kemajuan yang dicapai AS di Irak dan perbaikan hubungan bilateral dengan Rusia serta penandatanganan sejumlah kesepakatan antara kedua negara.
Pesan yang paling penting dalam pidato itu adalah ucapan selamat Obama atas kemenangan kubu Republik dalam pemilu sela Kongres. Pesan ini merupakan sebuah penegasan dalam menerima kekalahan kubu Demokrat dalam pemilu. Pada pemilu November 2010, Partai Demokrat menelan kekalahan dari rivalnya akibat ketidakpuasan warga atas kondisi ekonomi. Kekalahan ini menjadikan kontrol Dewan Perwakilan Rakyat AS jatuh ke tangan kubu Republik.
Menurut keyakinan para pengamat politik, sikap tunduk Obama kepada Partai Republik, mengindikasikan upayanya untuk menarik dukungan partai itu guna mengatasi berbagai hambatan dalam meratifikasi sejumlah program pemerintah di Kongres.
Dalam kebijakan internasional, Obama juga mengesankan adanya pemulihan citra Amerika di mata dunia. Padahal bukti-bukti menunjukkan realita yang berseberangan dengan klaim Obama. Kondisi pasukan AS di Afghanistan semakin terjepit dari hari ke hari. Masalah ini praktis mempengaruhi reputasi Partai Demokrat di mata publik AS.
Di Irak, AS juga terpaksa meninggalkan negara itu, terlebih pada pemilu tahun lalu Irak, Washington gagal memperoleh hasil yang diinginkan. Sementara itu di Pakistan, negara adidaya itu menghadapi kritikan keras dari pemerintah dan rakyat Pakistan.
Di tengah negara-negara tetangganya di wilayah selatan, AS lagi-lagi kehilangan pengaruhnya. Tahun lalu, Venezuela secara tegas menolak duta besar usulan Washington. Masalah lain yang tidak disinggung Obama dalam pidatonya tahun ini adalah publikasi kawat diplomatik AS oleh situs WikiLeaks. Meski perilisan dokumen rahasia itu disinyalir ada kerjasama antara kementerian pertahanan dan luar negeri AS, namun langkah itu telah merendahkan kredibilitas dan martabat diplomasi AS di mata negara-negara lain. (IRIB/RM/26/1/2011)
0 comments to "Isu Lama Dalam Pidato Baru"