Kritik dan tanggapan miring soal karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali terjadi. Kalau dulu judul lagunya masuk sebagai materi ujian masuk pegawai negeri sipil sebuah instansi, saat ini buku berjudul Harus Bisa! Seni Memimpin ala SBY juga membuat heboh.
Kali ini sejumlah SMP di Tegal dilaporkan menerima buku-buku pengayaan yang memperkenalkan sosok, pemikiran, dan kiprah Presiden SBY.
Junaedi, guru di salah satu MTs swasta di Tegal, Jawa Tengah, yang dihubungi Kompas dari Jakarta, Jumat (21/1/2011), mengatakan, sekolah tersebut menerima buku yang mengisahkan sosok SBY itu. Buku yang merupakan catatan harian Dino Patti Djalal itu didapatkan sekolah secara gratis dan kini disimpan di perpustakaan.
"Sekitar akhir tahun lalu, buku SBY itu dikirim ke sekolah. Staf di sekolah kami menerima saja dan meletakkan di perpustakaan. Di dalam buku itu banyak gambar dan puji-pujian pada SBY," kata Junaedi.
Rohmani, anggota Komisi X DPR RI, mengatakan, dirinya ketika melakukan kunjungan kerja di daerah Tegal juga menemukan buku seri SBY yang disalurkan ke sekolah-sekolah di Tegal. "Dari keterangan yang saya dapat, buku itu dibeli dari dana alokasi khusus atau DAK. Buku-buku itu disalurkan ke sejumlah SMP," ujar Rohmani.
Saling Tuding Soal Buku SBY
Sejumlah pihak saling tuding soal beredarnya buku tentang sosok, pemikiran, dan kiprah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terdapat di sejumlah SMP di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Setiap pihak tak mau disalahkan dan merasa paling benar.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Tegal Waudin, Senin (24/1/2011), mengatakan, spesifikasi buku-buku bantuan dana alokasi khusus (DAK) yang diserahkan ke SMP-SMP di Kabupaten Tegal ditentukan oleh pemerintah pusat.
"Pengiriman buku juga langsung dilakukan oleh perusahaan pemenang lelang kepada sekolah," ujarnya.
Menurut dia, Dinas Dikpora Kabupaten Tegal mendapat pemberitahuan dari pemerintah pusat bahwa akan ada bantuan buku dari DAK kepada sekolah-sekolah di wilayah itu.
"Pengiriman buku juga tidak melalui Dikpora Kabupaten Tegal, tetapi melalui rekanan pemenang lelang," katanya.
Sementara itu, di Jakarta, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, buku yang memuat sosok, pemikiran, dan kiprah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terdapat di sejumlah SMP di Tegal bukan merupakan buku wajib yang ditentukan Kementerian Pendidikan Nasional. Buku tersebut merupakan buku pengayaan yang isinya ditentukan oleh dinas pendidikan setempat.
Kementerian Pendidikan Nasional juga menegaskan bahwa sepuluh buku tentang SBY yang beredar di sejumlah SMP di Tegal, Jawa Tengah, tidak mengandung unsur politis. Kemdiknas menilai, buku-buku tersebut termasuk dalam buku pengayaan yang digunakan untuk pembelajaran guru dan murid.
"Buku-buku ini sebetulnya tidak ditujukan untuk politik. Ini buku nonteks dan pengayaan. Buku ini tidak hanya dibaca oleh murid. Guru juga bisa membacanya. Kan juga disimpan di perpustakaan. Ada juga buku dari tokoh lain. Tokoh luar negeri juga ada," kata Dirjen Pendidikan Dasar Kemendiknas, Suyanto dalam jumpa pers di Kantor Kemdiknas, Selasa (25/1/2011).
Lebih lanjut Suyanto mengatakan, "Kemdiknas hanya membuat petunjuk teknis yang juga disepakati oleh Komisi X DPR. Kami hanya merekomendasikan daftar buku, tetapi pemilihan judul buku untuk tiap daerah, ya, ditentukan daerah tersebut. Jadi, pemilihan buku bisa beda-beda."
Lalu, Mengapa Ada Buku SBY Lain di Jateng?
Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (26/1) menemukan buku lain tentang Susilo Bambang Yudhoyono di luar buku seri Lebih Dekat dengan SBY. Buku-buku tersebut berjudul Susilo Bambang Yudhoyono, Bintang Lembah Tidar, dan Surat untuk Ibu Negara.
Kedua buku itu ditulis Sari Pusparini Soleh dan diterbitkan PT Remaja Rosdakarya. Buku-buku itu ditemukan bersama dengan buku bantuan dana alokasi khusus (DAK) lainnya di SMP Muhammadiyah Slawi.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal Dimyati, Selasa (25/1/2011), mengatakan, sebenarnya substansi dari bantuan DAK adalah untuk peningkatan mutu pendidikan.
"Seharusnya, pemerintah memberikan bantuan buku-buku pelajaran atau pengayaan mata pelajaran untuk siswa. Apalagi, Kabupaten Tegal masih membutuhkan buku-buku pelajaran," ujarnya.
Buku-buku tentang SBY, lanjutnya, merupakan buku referensi yang sumber dananya dari DAK.
"Apabila sumber pembiayaan buku tersebut berasal dari uang pribadi SBY, tidak masalah buku itu dibagikan ke sekolah-sekolah. Akan tetapi, apabila menggunakan DAK, buku-buku itu harus ditarik," tuturnya, Selasa (25/1/2011).
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tegal Waudin mengatakan, pihaknya sedang mengkaji manfaat buku-buku tersebut bagi siswa. Apabila isinya bermanfaat bagi siswa, buku itu masih tetap bisa digunakan. Namun, apabila tidak bermanfaat, pihaknya akan memberikan masukan kepada pemerintah pusat dan meminta buku-buku itu segera ditarik.
"Yang perlu diketahui, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tegal tidak pernah memesan buku-buku tersebut," kata Waudin.
Tampaknya pekerjaan rumah Departemen Pendidikan masih panjang untuk menjustifikasi ditemukannya dua buku baru mengenai SBY ini. Bahkan boleh jadi pemerintah harus memobilisasi seluruh jajarannya untuk menjawab masalah ini. Ataukah ini satu cara untuk mengalihkan sejumlah masalah seperti pernyataan sikap para tokoh lintas agama dan blunder politik SBY soal gaji presiden? Tapi yang lebih penting lagi, mengapa SBY dan pemerintahnya berulang kali melakukan kesalahan yang sama? (IRIB/Kompas/SL/26/1/2011)
0 comments to "Kata Nabi, Seorang Mukmin Tidak Terjatuh ke Lobang Dua Kali!"