Home , , � Kotbah Jum'at Ayatullah Jannati: Republik Islam Iran Milik rakyat serta Palestina Diakui Merdeka oleh Chili

Kotbah Jum'at Ayatullah Jannati: Republik Islam Iran Milik rakyat serta Palestina Diakui Merdeka oleh Chili

Rakyat

Khatib Shalat Jum'at Tehran, Ayatullah Ahmad Jannati mengatakan, Republik Islam Iran milik seluruh rakyat negara ini dan setiap ancaman datang merongrong keutuhan sistem pemerintahan Islam, rakyat akan tampil kedepan membelanya.

Seraya mengisyaratkan partisipasi jutaan warga dalam aksi demo sembilan Day atau 30 Desember 2010, Ayatullah Jannati menambahkan, rakyat dalam pawai akbar sembilan Day berhasil mematahkan akar fitnah dan mereka juga mampu mengubah ajang fitnah di pilpres 2009 lalu menjadi kesempatan untuk mengokohkan persatuan.

Khatib Shalat Jum'at Tehran menandaskan, peristiwa pasca pilpres 2009 di Iran dengan jelas memisahkan kelompok pro dan kontra Velayatul Faqih. Ia menjelaskan, peristiwa pasca pilpres juga membuktikan bahwa rakyatlah yang terlebih dahulu menindak para penentang Republik Islam Iran sebelum pemerintah.

Dalam khutbahnya, Ayatullah Jannati juga menyinggung program subsidi terarah yang diterapkan pemerintah. Ia menyampaikan terima kasih atas partisipasi rakyat dan menyebut program ini sebagai perubahan sejati yang menghasilkan perbaikan pola konsumsi warga, perubahan di sistem perbankkan, ekonomi serta merealisasikan keadilan.

Khatib Shalat Jum'at Tehran di bagian lain khutbahnya mengkritik Mesir yang mengembalikan bantuan Iran kepada warga Gaza yang dibawa oleh Karavan Asia pertama untuk mengakhiri boikot atas Gaza (Karavan Asia 1). (IRIB/MF/7/1/2011)

Ijinkan Empat Truk Bantuan Masuki Gaza, Mesir Menodong

Pemerintah Mesir telah membolehkan empat truk bantuan yang membawa obat-obatan bagi warga Palestina, masuk ke Jalur Gaza.

Menurut koresponden Press TV dari kawasan (6/1), 10 truk lainnya diharapkan akan diperbolehkan masuk ke Gaza hingga Ahad mendatang.

Konvoi obat-obatan itu merupakan bagian dari sebuah Solidaritas bantuan Asia disebut "Konvoi Asia untuk Solidaritas Gaza atau Asia 1" yang membawa senilai satu juta dolar bantuan, termasuk obat-obatan, makanan dan mainan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

Konvoi bantuan, yang diorganisasi oleh aktivis Asia dari 18 negara itu, diturunkan dari sebuah kapal di pelabuhan Mesir el-Arish,.

Kairo awalnya menolak memperbolehkan pengiriman penuh konvoi melalui perbatasan Rafah ke Jalur Gaza, dan bahkan menodong uang demi masuknya kargo bantuan itu ke Gaza.

Konvoi itu telah melakukan perjalanan melalui Pakistan, Iran, Turki dan Lebanon. Bahkan sempat tertahan di Suriah selama seminggu, menunggu persetujuan Kairo untuk berlabuh ke dermaga el-Arish.

Para aktivis, yang berhasil menyeberang ke Jalur Gaza pada tanggal 3 Januari lalu menyatakan bahwa mereka akan tinggal di wilayah Palestina sampai mereka memastikan bahwa konvoi bantuan kemanusiaan tersebut memasuki Gaza.

Para aktivis menyatakan berusaha menunjukkan solidaritas mereka terhadap orang-orang Palestina dalam melawan rezim Zionis Israel.

Gaza telah diblokade total oleh rezim Zionis sejak 2007, setelah gerakan muqawama Islam Palestina (Hamas) menang dalam pemilu parlemen yang berlangsung secara demokratis. (IRIB/MZ/MF/6/1/2011)

Palestina Diakui Merdeka oleh Chili

Chili memutuskan untuk secara resmi mengakui Palestina sebagai negara independen mengikuti jejak sejumlah negara di Amerika Latin.

Kemarin (Jumat, 7/1) Menteri Luar Negeri Chili, Alfredo Moreno mengumumkan bahwa pemerintah Presiden Chili Sebastian Pinera telah resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara independen berdasarkan pada perbatasan tahun 1967.

"Pemerintah Chili merilis keputusan tersebut hari ini (Jumat) dan mengakui keberadaan negara Palestina sebagai negara yang bebas, merdeka dan berdaulat," katanya membacakan statemen Departemen Luar Negeri Chili.

Dia menambahkan bahwa Presiden Pinera berencana untuk mengunjungi Israel dan wilayah Palestina pada tanggal 4 dan 5 Maret.

Lebih dari 130 negara telah resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara berdasarkan perbatasan tahun 1967, perbatasan yang ditetapkan sebelum Israel menduduki Baitul Maqdis, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Pada Desember 2010, Brasil, Argentina, dan Bolivia mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka.

Amerika Serikat dan Israel mengkritik keputusan tersebut dan hingga kini menolak mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Bulan lalu, Uruguay menyatakan akan mengumumkan pengakuan resminya atas kedaulatan Palestina pada Maret 2011.

Pada tanggal 31 Desember lalu, Ketua Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa pengakuan dari negara-negara Amerika Latin terhadap Palestina akan memaksa AS dan Israel kembali ke meja perundingan.

Putaran terbaru perundingan September tahun lalu gagal setelah Tel Aviv menolak memperpanjang moratorium pembangunan permukimannya di wilayah pendudukan Palestina.(irib/8/1/2011)

Uni Eropa, Nanti Jika Saatnya Tepat Kami Akui Negara Merdeka Palestina

Ketua Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton melawat Palestina guna melihat dari dekat kesulitan yang dihadapi rakyat Palestina.

Menurut laporan kantor berita Wafa, Perdana Menteri pemerintah Otorita Ramallah, Salam Fayyad Kamis (6/1) dalam pertemuannya dengan Ashton di Ramallah menyebut berlanjutnya pembangunan tembok pemisah dan distrik Zionis sebagai faktor utama kesulitan bangsa Palestina di Tepi Barat.

"Rezim Zionis Israel setiap harinya terus membatasi gerak warga Palestina di Tepi Barat dan blokade di Jalur Gaza kian menambah penderitaan warga," ungkap Fayyad.

Sementara itu, Ashton kemarin dilaporkan bertamu dengan Abbas, pemimpin Otorita Ramallah. Uni Eropa dalam statemennya mengklaim bahwa lawatan Ashton ke kawasan ditujukan untuk mengupayakan dibukanya kembali jalur penyeberangan Gaza dan kesempatan rekosntruksi wilayah Gaza serta perundingan damai.

Uni Eropa menekankan akan mengakui secara resmi negara independen Palestina dalam waktu yang tepat. Ashton tiba di Palestina pendudukan hari Rabu (5/1) dan melakukan pertemuan dengan sejumlah petinggi Tel Aviv.

Perundingan damai antara Israel dan Otorita Ramallah yang dimulai September tahun lalu kembali gagal karena sikap keras kepada Tel Aviv yang menolak menghentikan pembangunan distrik Zionisnya di wilayah Palestina. (IRIB/Wafa/MF/7/1/2011)

0 comments to "Kotbah Jum'at Ayatullah Jannati: Republik Islam Iran Milik rakyat serta Palestina Diakui Merdeka oleh Chili"

Leave a comment