Kita mulai kajian kita kali ini dengan menyimak bacaan surat Fushshilat ayat pertama hingga ketiga...
Artinya:
Haa Miim.
Diturunkan dari Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.
Setelah menyimak arti ayat pertama hingga ketiga surat Fushshilat, akan lebih baik bila mengingatkan satu poin penting yang bermanfaat bagi kita semua.
Keagungan al-Quran adalah satu hal yang diakui oleh semua umat Islam dan untuk mengetahui kitab ilahi ini diperlukan beberapa faktor yang sangat menentukan. Memiliki wudhu saat membaca al-Quran sangat membantu untuk memahami al-Quran, bahkan dapat dikatakan bahwa wudhu merupakan kunci untuk memahaminya. Wudhu sangat mempengaruhi jiwa pembaca al-Quran dalam memahami arti dan kandungan yang dituangkan dalam al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci. Untuk itu, berwudhu saat membaca ayat-ayat al-Quran merupakan etika yang sangat dianjurkan. Hal ini menunjukkan kebesaran al-Quran itu sendiri.
Seorang wali Allah sampai mewanti-wanti, "Janganlah membaca al-Quran dalam kondisi tidak berwudhu." Riwayat-riwayat juga begitu menekankan agar umat Islam senantiasa menjaga wudhunya dalam setiap kondisi. Rasulullah Saw bersabda, "Bila engkau mampu, hendaklah senantiasa dalam kondisi berwudhu di siang dan malam hari." Rasulullah Saw sendiri menghendaki umatnya supaya tidak meninggalkan wudhu dalam setiap kondisi, yakni tidak hanya untuk membaca ayat-ayat suci al-Quran. Bahkan dalam kondisi tertentu seperti shalat dan thawaf, wudhu menjadi wajib. Shalat seseorang tidak akan sah bila tidak diawali dengan wudhu. Dengan demikian, wudhu adalah syarat sah shalat dan tawaf.
Memiliki wudhu ketika hendak membaca al-Quran sama halnya dengan sucinya jiwa dan badan. Wudhu merupakan tata cara ibadah yang mensucikan jiwa manusia. Seseorang sebelum berwudhu, harus berada dalam kondisi bersih dari sisi lahir. Untuk itu, seseorang ketika berwudhu, berarti bersih dari sisi lahir dan batin. Hal ini dibutuhkan seseorang agar siap menerima ajaran-ajaran al-Quran, sekaligus menghormati kesucian kitab ilahi yang keagungannya berkali-kali ditekankan oleh Allah. Kandungan al-Quran mempunyai pesan-pesan yang suci. Untuk itu, seseorang sewajarnya melakukan penyucian diri melalui berwudhu sebelum membaca ayat-ayat suci al-Quran. Berwudhu sebelum membaca ayat-ayat al-Quran selain menghormati kitab suci itu sendiri, juga mempersiapkan diri manusia untuk menerima pesan-pesan suci al-Quran. Ketika membaca al-Quran dalam kondisi wudhu, seseorang merasa ringan dan lebih mudah menerima ayat-ayat al-Quran.
Sebagian ayat surat Fushshilat juga menjelaskan masalah ini. Itu didapatkan dalam enam ayat pertama surat ini di sela-sela penjelasan tentang keabadian al-Quran.
Untuk lebih jelasnya, kita menyimak kembali awal surat Fushilat, tapi kali ini dari ayat pertama hingga enam;
Artinya;
Haa Miim
Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.
yang membawa gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling daripadanya; maka mereka tidak mau mendengarkan.
Mereka berkata; "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula).
Katakanlah: "Bahwasannya aku hanyalah seseorang manusia seperi kamu, diwahyukan kepadaku bahwasannya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelekaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya." (IRIB)
0 comments to "Mengenal Surat Al-Fushshilat"