Home , � Penting untuk Orang Tua, Anak, dan Masa Depan!

Penting untuk Orang Tua, Anak, dan Masa Depan!


Tulisan ini merupakan hasil seminar Elly Risman, M.Psi dari Yayasan Buah Hati pada tanggal 30 Oktober 2010 di Jakarta. Sangat penting untuk orang tua sebagai pendidik anak; bagi keluarga sebagai madrasah pertama; dan demi masa depan anak-anak sebagai pewaris kita. Sengaja saya muat ulang dari Amminee’s Blog agar semakin banyak yang membaca dan sadar. Semoga bermanfaat.

Panjang tapi sangat menarik buat orang tua agar aware. Seminar dibuka dengan layar presentasi yang menayangkan contoh SMS anak sekarang, dengan huruf biasa tapi dibuat secara ALAY. Dibuat sedemikian rupa sehingga kami, seluruh orang tua yang ada di ruangan seminar, tidak ada yang bisa membaca SMS apakah itu? Apa maksud SMS tersebut?

Alaaahh… SMS 4L4Y kan bisa dibaca, meski bikin mata dan otak kerja keras untuk tahu maksudnya? NO! Totally, enggak ada satupun yang bisa baca SMS tersebut. Dan, taaaraa… ternyata selain dengan huruf 4L4Y, SMS tersebut harus dibaca posisi hape terbalik (bagian atas hape menjadi bagian bawah)! Can you imagine that?

Isinya adalah: “Hi, sayang, aku kangen nih. Udah lama kita gak ML, yuk, mumpung bonyok lagi pergi, yuk kita ketemuan…dsb.” (Sorry saya agak lupa persisnya namun isinya kurang lebih seperti itu. ML=Making Love=Berhubungan seks). Seisi ruangan seminar langsung heboh.

Note dari pembicara: “SMS sayang-sayangan anak sekarang sudah bukan “I love you”, “I miss you”, tapi sudah soal “lama enggak ML”. Damn… Ihikksss dari awal seminar, mata saya udah melotot lebaarr!

Kedua, anak-anak kita hidup di era digital. Banyak media elektronik dan cetak yang diakses anak, banyak yang mengandung unsur pornografi: games, internet, hape, televisi, VCD, komik, majalah, dan lain-lain.

Ketiga, yang pertama dibahas adalah games. Games di abad ke-21, berdasarkan penelitian, gambarnya lebih realistis, pemain bisa memilih karakter apa saja, yang tidak ada di dunia nyata; ketrampilan lebih kompleks dan kecekatan yg lebih tinggi. Sehingga menghasilkan kepuasan dan kecanduan lebih besar.

Keempat, jenis games lebih beraneka macam: action, adventure, strategi, role playing.

Note dari pembicara: “Super hati-hati dengan games anak-anak Anda!”

  • Ada games yang ber-genre awal action. Isinya adalah tembak-tembakan dan sebagainya, namun ternyata jika anak kita udah sampai level akhir, bonus di akhir levelnya adalah ML dengan pelacur jalanan…??
  • Ada games yang berjenis role playing, dan naudzubillahimindzalik, ceritanya adalah tentang bagaimana “memperkosa paling asyik”??

Jadi tinggal pilih cerita yang melatarbelakangi, kemudian tinggal pilih perempuan model apa yg mau “dipilih”, modelnya enggak pakai baju sama sekali, dan tinggal pilih bagian tubuh mana yang mau dipegang pertama kali dan seterusnya. Cursor berbentuk tangan, yang digerakkan oleh anak-anak kita. (Seisi ruangan seminar langsung heboh lagi. Gumaman astagfirullah bertebaran di ruangan) :(

Kelima, pikir baik-baik jika Anda ingin membelikan games atau anak-anak Anda beli games sendiri/meminjam games dari teman! Hati-hati, jika di depan sekolah anak-anak ada warnet! Jenis games yang ada, murah dan gampang didapat, jenisnya sudah di luar perkiraan kita, paraorang tua!

Note:
Suami saya, yang orang IT dan doyan main games pun terkejut bukan kepalang, pas tahu soal jenis games ini!! :(

Keenam, internet. Situs porno bertebaran di dunia maya. Jangan salah, pembuatnya juga anak-anak kita juga! Bahkan, untuk mendapatkan uang, mereka menjual video seks mereka sendiri! (Pas seminar kami ditunjukkan ribuan video seks yang gampang diperoleh lewat internet.)

Note dari pembicara:

  • Siapa bilang ML harus telanjang dan harus di tempat tidur/hotel? (Kami ditunjukkan sekilas video ABG berseragam SMP sedang ML ditangga dan berpakaian lengkap!)
  • Hamil? Siapa takut! Bisa Aborsi!

Ketujuh, handphone. Hoho… video-video seks tersebar melalui hape. Kapasitas hape yang besar, memungkinkan sang pemilik memiliki file-file berukuran besar seperti video dan gambar porno. Anak anda clean? (Bisa jadi dia dapat kiriman gambar/video dari temennya!)

Kasus (yang pernah ditangani Ibu Elly): Ada seorang ibu, yang datang ke beliau, shock karena menemukan gambar vagina seseorang di BB-nya, yang ternyata setelah ditelusuri adalah kepunyaan temen sekolah (wanita) anaknya yang lelaki (yang suka minjem BB beliau!) :(

Kedelapan, televisi. Program televisi yang masih pantas diikuti, bisa dihitung dengan satu tangan. Lainnya adalah program pembodohan, hantu, kekerasan dan pornografi. Sinetron, telenovela, sinetron Jepang/Korea, film dan sebagainya. Jangan salah, iklan pun juga menyesatkan. Ayo jangan anggap enteng sinteron/film-film Korea/Jepang! Lama-lama anak anda ter-brainwash, terbiasa dengan kekerasan, seks bebas!

Kesembilan, komik. Ya, komik memang bergambar kartun. Tapi soal cerita, enggak kalah dengan novel porno lainnya. Bahkan lebih mengerikan karena didukung dengan gambar. Gambar sampul depan, mungkin tidak menyiratkan satu kepornoan apapun, tapi di dalamnya, kita orang tua harus tahu bahwa ceritanya ujung-ujungnya tentang seks bebas.

Note: Dari survei yang telah dilakukan pembicara, salah satu judul games, komik, DVD yang masuk dalam kategori “BAHAYA” adalah NAR***. Semuanya yang berbau NAR***, hati-hati!! Watch out!!

Apa tujuannya? Apa yang mereka inginkan terhadap anak-anak kita?

  1. Mereka menginginkan anak dan remaja kita memiliki mental model porno = perpustakaan porno, yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.
  2. Kerusakan otak permanen → yang hasil akhir yang diinginkan adalah → INCEST!!
  3. Sasaran tembak utama adalah anak-anak kita yang belum balig (cukup umur, dewasa). Jika sudah mengalami 33-36 ejakulasi →pecandu pornografi →PASAR MASA DEPAN!!

Proses kecanduan dan akibatnya

  1. Di dalam otak ada bagian yang disebut prefrontal cortex (PFC). PFC, tempat dibuatnya moral, nilai-nilai, bertanggung jawab untuk: perencanaan masa depan, organisasi, pengaturan emosi, kontrol diri, konsekuensi, dan pengambilan keputusan. PFC akan matang diusia 25 tahun.
  2. Sekali anak mencoba “kenikmatan” semu → Dopamin (ket.: suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus) diproduksi → Anak merasa senang → Kemudian timbul rasa bersalah.
  3. Saat anak merasa senang tersebut (kebanjiran dopamin), maka yang akan terganggu adalah: analisa, penilaian, pemahaman, pengambilan keputusan, makna hubungan, hati nurani → Spiritualitas/iman akan terkikis → Anak tumbang → Mental Model Porno → INCEST!!
  4. Bagian otak yang rusak karena narkoba: 3 (tiga) bagian saja, tapi oleh pornografi/seks: 5 (lima) bagian otak yang rusak!
  5. Industri yang terlibat pornografi: entertainment, pornografi, perfilman, majalah porno, musik, jaringan TV kabel, pembuat dan pemasar video games, dan lain-lain.

Siapkah kita sebagai orang tua?

Kesalahan budaya; yang mengasuh anak: ibu! Ayah mencari nafkah, bila perlu baru lapor ayah!! Salah besar! → Revolusi pengasuhan!! (Berhubungan dengan artikel Pak Gendi, “Where’s All The Father Gone?” Kemana Para Ayah? Indonesia, A Fatherless Country??) Lihat fenomena anak-anak Jak Mania? → Ke mana ayahmu, Nak? Ke mana ibumu, Nak?

Note:
Bukan main bersyukurnya saya pas bagian ini. Syukur alhamdullillah, saya berhasil “memaksa” suami saya untuk ikut seminar ini.

Kelalaian kita sebagai orang tua. Orang tua kurang:

  1. Mempunyai waktu dengan anak. Are you a weekend parent? Anak diikutkan les sana-sini. Pertanyaan orang tua ke anak hanya tentang “Lesmu gimana, nak? Nilaimu berapa, nak? Kamu enggak bolos, kan? Kamu biasa ngerjain ujian kan hari ini? → Anak-anak menjadi anak yang BLASTED (Boring → Lazzy → Stress!)
  2. Mengajarkan agama dan penerapannya? → Eksport! Merasa cukup menyekolahkan anak-anak di sekolah berbasis agama. Anak disuruh les ngaji/agama. Penerapan? NOL BESAR!! Menyuruh anak salat tepat waktu, orang tuanya? Bolong-bolong salatnya? Orang tua berbaju tertutup, anaknya maen ke mal hanya memakai rok mini/tanktop? Anak disuruh les ngaji? Orang tuanya ngaji aja enggak bisa!!…
  3. Target pengasuhan: UMUM, kurang teguh pada prinsip → Hanyut dalam TREND. Teman anak di sekolah pada punya iPod, anak buru-buru dibelikan → malu dibilang enggak trendy? Malu anak punyanya hape jadul yang cuma bisa SMS/telepon? → Dibelikan BB paling mutakhir!
  4. Tanggap Teknologi & Gagap Teknologi (Gaptek). Orang tua bisanya memfasilitasi, tapi nol besar dengan pengetahuan mengenai perangkat yang dibelikan buat anak-anaknya. Buktinya: baca SMS 4L4Y saja tidak bisa! Bagaimana mau mengawasi anak?
    Note pembicara: Jadi orangtua, harus “gaul” dan “pinter”!! Siapa bilang jadi orang tua itu gampang?
  5. Memberikan anak perangkat teknologi, tidak tahu akibat negatifnya, tanpa penjelasan dan tanpa persyaratan.
    Note dr pembicara: Orang tua sekarang adalah generasi orang tua yang abai. Generasi ORTU PINGSAN, yang penting anak sekolah, les, diam di rumah di depan komputer, games, hape, televisi → Yakin, anak Anda aman??
  6. Berkomunikasi yang baik dan benar: Jangan sampai tidak memahami perasaan anak dan remaja.

Tips

Membuat anak tangguh di era digital:

  1. Hadirkan Allah/Tuhan di dalam diri anak. Ajarkan untuk selalu ingat Allah, taat kepada-Nya dari kecil. Hindari kata-kata: “Jangan sampai kamu hamil ya?”, “Bikin malu keluarga! Bapak/ibu malu!” → Salah besar. Ajarkan bahwa, di manapun dia berada, Allah tahu apa yang dia perbuat!
  2. Perbaiki pola pengasuhan/parenting. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi orang tua yang abai.
  3. Validasi anak: penerimaan, pengakuan dan pujian. Jangan jadikan anak Anda, anak yang BLASTED! (Boring → Lazzy → Stress!)
  4. Mandiri dan bertanggung jawab kepada Allah, diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
  5. Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan persyaratan agama yang jelas.
  6. Mempunyai MODEL yang baik dan benar.

Komik

  1. Cek bacaan anak.
  2. Baca dulu sebelum membeli.
  3. Secara berkala periksa meja belajar/lemari/kolong tempat tidur. Notes: JANGAN SAMPAI KETAHUAN ANAK!!
  4. Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan.
  5. Diskusikan bacaan dengan anak.

Games

  1. Perhatikan letak komputer/media video games di rumah.
  2. Perhatikan jarak antara mata anak/ruang cukup pencahayaan, layar tidak terlalu terang.
  3. Pilihkan meja dan kursi yang ergonomis.
  4. Buat kesepakatan dengan anak tentang:
    • Berapa kali dalam seminggu bermain.
    • Kapan waktu yang tepat.
    • Games apa yang boleh dimainkan
    • Sanksi apa yang diberlakukan, jika melanggar.
  5. Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating Games dalam kemasan games.

Banyak video games ber-rating AO (adult only) atau M (mature) yang dibajak dengan rating ESRB (Entertainment Software Rating Board, sebuah lembaga pemberi rating untuk games hiburan) diubah menjadi Teen, seperti GTA San Andreas, Mass Effect, GTA IV, dan sebagainya

Note:
Marak video game kekerasan yang menampilkan secara gamblang adegan seksual di tengah-tengah video game-nya seperti GTA: San Andreas dan Mass Effect. GTA: San Andreas mendapatkan kecaman keras dari banyak kalangan dunia seperti Jack Thompson dan Hillary Clinton, sehingga memaksa produsennya mengganti rating ESRB-nya menjadi AO (awalnya Mature). Hal ini mengakibatkan profitnya turun hingga $28.8 juta.

Pada tanggal 20 Oktober 2003, Aaron Hamel dan Kimberly Bede menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh 2 remaja, William dan Josh Buckner, karena keduanya terinspirasi setelah memainkan GTA: III. Akibat kejadian tersebut Aaron meninggal dunia, sedangkan Kimberley mengalami luka parah.

Televisi

  1. Atur jam menonton televisi.
    • No TV untuk usia di bawah 2 tahun.
    • 5-7 tahun paling lama menonton TV: 2 jam/hari
  2. Kenalkan dan diskusikan ttg program TV yang baik dan buruk.
  3. Perhatikan jarak menonton.

Internet

  1. Perhatikan letak komputer: jangan menghadap dinding.
  2. Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno).
  3. Buat kesepakatan tentang waktu bermain internet.
  4. Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di komputer.

Usaha terakhir

  1. Perbanyak mendengarkan perasaan. Gunakan dua telinga lebih sering daripada satu mulut.
  2. Orang tua harus TTS = Tegas, Tegar, Sabar.
  3. Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan (seminar, pelatihan, buku parenting dan agama).
  4. Setelah semua upaya, berdoa.

Jujur, pas pada saat mengikuti seminar tersebut, beberapa kali, saya menitikkan airmata—mbrebes mili. Betapa saya merinding hebat dan pengen segera pulang memeluk anak-anak saya. Semoga saya bukan salah satu orang tua yang pingsan itu. Semoga anak-anak saya (kita), menjadi anak-anak yang saleh dan selalu dilindungi oleh Yang Mahakuasa. Amin… amin Ya rabbal alamin…

Catatan: Tulisan ini saya ambil sepenuhnya dari Amminee’s Blog dengan sedikit merapikan teks.

sumber:http://ejajufri.wordpress.com/2011/01/25/penting-untuk-orang-tua-anak-dan-masa-depan/#more-5245

0 comments to "Penting untuk Orang Tua, Anak, dan Masa Depan!"

Leave a comment