Sebuah koran berbahasa Arab menyebutkan keberadaan mantan diktator Mesir, Hosni Mubarak di kota Eilat, Palestina pendudukan dengan pengawasan ketat tim medis Israel.
Seperti dilaporkan Kantor Berita Mehr, situs Mauqe' al-Arab mengutip sumber-sumbernya di kota Eilat menyebutkan terlihatnya sebuah helikopter yang mengangkut Mubarak di depan sebuah hotel mewah di kota ini.
Sumber yang tidak bersedia disebutkan identitasnya mengatakan, dirinya menyaksikan gerakan mencurigakan di dekat hotel mewah dan di saat ia mendekati lokasi maka terlihatlah pasukan keamanan Israel memblokade hotel tersebut. Ia juga menyaksikan balon udara yang dikhususkan mengontrol setiap gerakan di daerah wisata ini terbang di udara.
Ia menambahkan, di saat dirinya kian dekat dengan hotel, pasukan keamanan memerintahkan dirinya menjahui lokasi. Ia menambahkan kemudian dirinya menghubungi temannya yang bekerja di hotel tersebut dan mengatakan bahwa Mubarak tinggal di hotel ini. Teman saya tidak dapat memberikan keterangan lebih banyak.
Menurut situs ini, Mubarak yang berada di hotel mewah di Eilat dalam perawatan tim medis Israel. Sumber ini menambahkan, Mubarak dalam kondisi pingsan dan berada dalam pengawasan ketat tim medis Israel. Dokter Israel berusaha keras menyelamatkan nyawa Mubarak. (IRIB/Mehr/MF/18/2/2011)Presiden Lebanon, Michel Sleiman kemarin menandaskan, jika Israel mengira mampu menebarkan pengaruhnya di Lebanon dengan memanfaatkan friksi di antara faksi Lebanon maka Tel Aviv keliru besar. Ia menegaskan, Israel keliru menilai bangsa Lebanon karena rakyat bersama militer dan rakyat serta muqawama siap menghadapi beragam ancaman yang menganggu keamanan dan stabilitas negara ini.
Menurut laporan IRNA dari Beirut (Kamis 17/2), Sleiman dalam pidatonya kemarin mengatakan, ancaman Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak untuk mengirim kembali pasukannya ke Lebanon mengindikasikan niat Tel Aviv untuk mengobarkan perang baru dan melanggar resolusi DK-PBB no 1701 yang tetap dipatuhi oleh Beirut. Di sisi lain, Israel setiap harinya terus melanggar resolusi DK-PBB ini.
"Statemen berbau ancaman ini ditujukan untuk menambah spirit dan dukungan terhadap kepala staf militer Israel yang baru, karena ia sendiri mengetahui bahwa menyerang Lebanon bukan bersenang-senang. Mereka harus memikirkan dengan seksama jika ingin menyerang Lebanon kembali serta dampak-dampak yang akan mereka hadapi. Contoh nyata adalah perang musim panas tahun 2006," tambah Sleiman.
Seraya mengisyaratkan urgensitas persatuan dalam negeri, Sleiman mengatakan, kita harus menjaga kebersamaan dan rekonsiliasi nasional serta bersedia membentuk pemerintahan baru dengan menyingkirkan kepentingan pribadi. Dengan demikian baru kita dapat menghadapi ancaman musuh serta memajukan negara. (IRIB/IRNA/MF/18/2/2011)Kondisi Lebanon dan Rezim Zionis Israel kian memanas akibat perang verbal antara Gerakan Perlawanan Islam Hizbullah yang mengancam akan menduduki wilayah Jalil di Palestina pendudukan dan rencana Israel menyerang Lebanon. Fenomena ini terlihat dengan pergerakan di wilayah perbatasan Lebanon dan Israel. Militer Israel dikerahkan ke sekitar wilayah perbatasan dan sebaliknya militer Lebanon juga melakukan hal serupa.
Sebelumnya Israel khususnya Menteri Peperangan Ehud Barak mengancam akan menyerang kawasan Lebanon selatan dan Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah mereaksi ancaman ini dengan berjanji membebaskan kawasan utara Palestina pendudukan jika Tel Aviv mengobarkan perang baru.
Dilaporkan pula Kamis (17/2) militer Israel disiagakan di perbatasan Lebanon dan sebaliknya militer Lebanon juga melakukan hal serupa. Sementara itu pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) meningkatkan penjagaannya dan siap mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. UNIFIL juga menghubungi komandan militer Israel dan Lebanon serta mengajak kedua pihak untuk berdamai.
Militer Israel meningkatkan patroli di sepanjang perbatasan Lebanon-Palestina pendudukan dan menyiagakan penuh peralatan militernya. Sejumlah tim ahli militer Israel menanam kabel dan menghubungkannya dengan komando pusat. Tak hanya itu, militer Israel juga dilaporkan aktif melakukan patroli, operasi pengenalan medan dan pengawasan penuh terhadap perbatasan.
Laporan IRNA dari Lebanon selatan menyatakan Kamis pagi (17/2) sebanyak 20 tentara Israel ditempatkan di wilayah et Taghra yang berhadapan dengan al-Adisah di Lebanon selatan yang menjadi ajang pertempuran antara Hizbullah dan Israel di musim panas tahun lalu.
Beberapa waktu lalu, Barak dan kepala staf militer Israel berkunjung ke wilayah perbatasan. Dalam pertemuannya dengan militer Israel di perbatasan tersebut, Barak mengatakan, bersiap-siaplah kalian ! Mungkin kita akan kembali menyerang Lebanon.
Sementara itu, Sayid Hasan Nasrullah dalam reaksinya atas ancaman Barak mengatakan, "Dua puluh tahun lalu tidak ada petinggi Israel percaya bahwa Hizbullah akan mampu menduduki wilayah utara Palestina pendudukan. Dan keberhasilan gemilang muqawama adalah membuat Israel sulit menduduki Lebanon."
Kepada para pejuang, Sayid Hasan menekankan, bersiap-siaplah untuk menghadapi perang yang dipaksakan oleh Rezim Zionis Israel, mungkin saat itu komandan muqawama akan meminta kalian menguasai wilayah Jalil di Palestina pendudukan.
Adapun Presiden Lebanon, Michel Sleiman kemarin menandaskan, jika Israel mengira mampu menebarkan pengaruhnya di Lebanon dengan memanfaatkan friksi di antara faksi Lebanon maka Tel Aviv keliru besar. Ia menegaskan, Israel keliru menilai bangsa Lebanon karena rakyat bersama militer dan rakyat serta muqawama siap menghadapi beragam ancaman yang menganggu keamanan dan stabilitas negara ini. (IRIB/IRNA/MF/18/2/2011)
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu di hari-hari ini kian sibuk menenangkan warga Zionis yang mulai ketakutan. Pasalnya Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah dalam pidatonya di hari Rabu menjawab ancaman Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak yang akan menyerang Lebanon. Sayid Hasan dalam reaksinya balik mengancam akan menduduki wilayah utara Palestina pendudukan jika berkobar perang yang dipaksakan oleh Israel.
Menurut laporan IRNA Kamis (17/2), Netanyahu dalam pidatonya untuk membangkitkan semangat warga Zionis yang mulai ketakutan mengatakan, Nasrullah tidak mungkin dapat merealisasikan ancamannya untuk menduduki al-Jalil di utara Palestina pendudukan. Menurutnya pidato sekjen Hizbullah disengaja untuk meruntuhkan semangat dan menakut-nakuti warga Zionis. "Tidak ada yang boleh meragukan kemampuan pertahanan Israel," ungkap Netanyahu.
Sebelumnya Sayid Hasan mengatakan,"Dua puluh tahun lalu tidak ada petingi israel percaya bahwa Hizbullah akan mampu menduduki wilayah utara Palestina pendudukan. Dan keberhasilan gemilang muqawama adalah membuat Israel sulit menduduki Lebanon." Namun kini para petinggi Israel mulai berfikir serius apakah Hizbullah mampu merebut wilayah al-Jalil ?
Kepada para pejuang, Sayid Hasan menekankan, bersiap-siaplah untuk menghadapi perang yang dipaksakan oleh Rezim Zionis Israel, mungkin saat itu komandan muqawama akan meminta kalian menguasai wilayah Jalil di Palestina pendudukan. (IRIB/IRNA/MF/18/2/2011)
Sayid Hasan Nasrullah: Kami Siap Duduki Wilayah Israel
Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan Nasrullah kepada para pejuang Lebanon mengatakan, bersiap-siaplah untuk menghadapi perang yang dipaksakan oleh Rezim Zionis Israel, mungkin saat itu komandan muqawama akan meminta kalian menguasai wilayah Jalil di Palestina pendudukan.
Menurut laporan IRNA dari Beirut, sekjen Hizbullah dalam sebuah pidatonya hari Rabu sore (16/2) bertepatan dengan hari syahadahnya Sayid Abbas Musawi, Imad Mughniyah dan Sheikh Raghib Harb menekankan, Israel dan AS adalah pihak yang paling besar terkena dampak dari transformasi terbaru di Mesir. "Hal ini disebabkan warga Mesir, Palestina dan Lebanon meyakini bahwa kawasan kini memasuki babak baru," ungkap Sayid Hasan Nasrullah.
"Amerika dan Israel adalah dua pihak yang paling dirugikan atas transformasi terkini di kawasan," tambah Sayid Hasan. Ditambahkannya, sebelumnya Israel telah memindahkan sejumlah besar pangkalan militernya dari wilayah utara dan tengah Palestina pendudukan ke perbatasan dengan Mesir. Di sisi lain, Israel menggantungkan harapannya kepada militer Mesir dengan memblokade Jalur Gaza dan menekan bangsa Palestina. Semua ini dilakukan Israel demi mengharap bantuan dari militer Mesir, namun apa yang terjadi di Mesir dan lengsernya rezim Hosni Mubarak membuat petinggi Israel kelabakan dan khawatir seluruh strateginya akan berantakan.
Seraya mengisyaratkan kekhawatiran petinggi Israel, Sayid Hasan menambahkan, Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak menekankan bahwa seluruh kawasan tengah mengalami perubahan. Kepala Staf Militer Israel, Gabi Ashkenazi menandaskan bahwa medan perang semakin luas, namun ia menegaskan tekad Tel Aviv mengahadapi medan baru ini.
"Dua puluh tahun lalu tidak ada petingi israel percaya bahwa Hizbullah akan mampu menduduki wilayah utara Palestina pendudukan. Dan keberhasilan gemilang muqawama adalah membuat Israel sulit menduduki Lebanon," ungkap Sayid Hasan. Namun kini para petinggi Isael mulai berfikir serius apakah Hizbullah mampu merebut wilayah al-Jalil ?
Sayid Hasan mengungkapkan, untuk menghilangkan kekhawatiran mereka soal kemampuan Hizbullah merebut al-Jalil, komandan baru militer Israel bersama Barak meninjau langsung kawasan perbatasan dengan Lebanon dan menekankan kesiapan militer Israel untuk kembali menyerang Beirut. (IRIB/IRNA/MF/17/2/2011)
0 comments to "Baru diancam Hizbullah Lebanon, Israel sudah bingung !!!???"