Home , , , , , , , , � Libya Bersimbah Darah, pembom demonstrasi di Libya bukan orang Libya ???!!!!!Gaddafi Akan Gunakan Senjata Kimia...

Libya Bersimbah Darah, pembom demonstrasi di Libya bukan orang Libya ???!!!!!Gaddafi Akan Gunakan Senjata Kimia...
























Pilot Sadis Penyerang Demonstran, Ternyata Bukan Orang Libya


Sejumlah pejabat dan diplomat regional menyatakan bahwa para pilot pesawat tempur yang membombardir para demonstran di ibukota Libya, Tripoli dan sejumlah kota, ternyata memang bukan warga Libya.

Kantor berita Fars melaporkan (23/2), para pilot pesawat tempur yang membantai massal para demonstran ternyata berwarganegara Ukraina. Berita ini juga dikutip oleh majalah analisa Amerika Stratfor menyinggung keterangan sejumlah diplomat di kawasan.

Para pilot profesional Ukraina itu dibayar oleh Presiden Libya, Muammar Gaddafi, untuk menerbangkan pesawat tempur Mig dan menembaki para demonstran.

Sumber itu menambahkan bahwa kelompok-kelompok mafia Italia juga ikut membantu rezim Gaddafi, dalam mengendalikan kapal-kapal tempur Libya untuk membombardir para demonstran di Tripoli dan Benghazi. Kedua kota itu berada di pesisir laut Mediterania.

Demonstrasi massif di Libya dimulai tanggal 17 Februari di seluruh kota besar negara ini. Adapun represi rezim Gaddafi terhadap para demonstran hingga kini telah merenggut nyawa ratusan orang. Menurut sejumlah media, jumlah korban bahkan telah mencapai angka 1.000 orang. (IRIB/MZ/SL/23/2/2011)

Gaddafi Berikan Sinyal Pembantaian Massal

Wakil Libya di PBB, Ibrahim Dabbashi

Wakil Libya di PBB, Ibrahim Dabbashi menyatakan bahwa statemen diktator Libya, Muammar Gaddafi, menjadi sinyal bagi antek-anteknya untuk memulai pembantaian massal rakyat.

"Saya telah menerima informasinya hari ini, bahwa setelah pernyataan Gaddafi, serangan masif terhadap warga di bagian barat Libya dimulai. Saya harap informasi ini tidak akurat, tapi jika benar, maka akan terjadi pembantaian massal, "kata Ibrahim Dabbashi wartawan hari ini (23/2).

Dabbashi juga meminta jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Luis Moreno-Ocampo, untuk menyelidiki apa yang disebutnya sebagai genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Gaddafi dalam protes yang berlangsung di Libya.

"Kami juga mendesak jaksa Mahkamah Pidana Internasional untuk memulai menyelidiki genosida, tindak kejahatan terhadap kemanusiaan dan rakyatnya yang dilakukan oleh Gaddafi," tegas diplomat Libya itu.

Brutalitas rezim Gaddafi dalam merespon protes warganya membuat banyak pejabat Libya yang mengundurkan diri termasuk di antaranya menteri dalam negeri, Adel Fatah Yunes.

Menyusul dua pilot angkatan udara Libya membelokkan pesawat mereka menuju dalam rangka menolak menolak instruksi penyerangan terhadap warga, dua kapal tempur angkatan laut Libya juga melarikan diri ke Malta menyatakan membelot dari perintah membombardir para demonstran di kota pelabuhan Benghazi. (IRIB/MZ/SL/23/2/2011)

Gaddafi: AS dan Italia Persenjatai Para Pendemo

Presiden diktator Libya, Muammar Gaddafi, menuding Amerika Serikat dan Italia telah memberikan roket kepada para pemuda di kota Benghazi. Gaddafi menekankan bahwa para demonstran dan oposisi mendapat bantuan dari negara-negara asing.

IRNA melaporkan, hal itu dikemukakan Gaddafi dalam pidatonya di televisi kemarin malam (22/2), seraya mengancam para demonstran dengan aksi kekerasan. Ancaman akan menggunakan aksi kekerasan itu dikemukakan Gaddafi di saat nyaris tidak ada lagi cara yang belum digunakannya dalam menumpas para demonstran. Kemarin, pesawat tempur Libya membom Tripoli.

Adapun dalam mereaksi klaim Gaddafi itu, Menteri Luar Negeri Italia, Franco Fratini, menyebut Gaddafi pembohong serta menilai pernyataannya itu mengherankan sekaligus mengkhawatirkan.

Setelah pidato Gaddafi itu, Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, mengontak diktator Libya itu dan berdialog selama 20 menit. Seraya menolak klaim Gaddafi, Berlusconi juga menekankan pentingnya mencari solusi damai dalam mengakhiri krisis di negara yang tengah berubah menjadi medan pertempuran itu.

Dalam dialog itu, Gaddafi menyatakan bahwa kondisi di negaranya "baik" dan mengklaim bahwa kodisi sebenarnya adalah yang ditayangkan oleh televisi nasional Libya.

Gaddafi dalam pidatonya mengimbau para pendukungnya untuk mengerahkan seluruh anggota keluarganya keluar ke jalan-jalan dan menyerang para demonstran. Diktator Libya itu juga mengancam akan mengerahkan pasukannya menggelar operasi "pembersihan" dari rumah ke rumah. (IRIB/MZ/SL/23/2/2011)

Gaddafi Perintah Pemboman Pipa Minyak

Sebuah laporan mengatakan bahwa Muammar Gaddafi telah memerintahkan pasukan keamanan untuk mengebom pipa minyak dengan tujuan mengganggu pasokan minyak mentah ke negara-negara Mediterania.

Sebuah sumber yang dekat dengan rezim Gaddafi mengatakan, penguasa Libya telah memerintahkan dinas keamanan untuk memulai sabotase fasilitas minyak. Demikian dilaporkan majalah Times.

Pasukan yang setia kepada Gaddafi akan memulai dengan meledakkan beberapa pipa saluran minyak untuk memutus aliran ke pelabuhan Mediterania.

Sementara itu, kelompok pengapalan telah mengumumkan bahwa semua pelabuhan dan terminal cargo Libya untuk sementara ditutup karena kekerasan yang sedang berlangsung.
Banyak pejabat tinggi Libya, termasuk Menteri Dalam Negeri Abdul Fattah Younis, telah mundur dari pemerintah Gaddafi.

Dilaporkan pula, para demonstran membanjiri Provinsi timur Cyrenaica, meskipun tindakan keras mematikan terhadap unjuk rasa pro-demokrasi. Wakil Duta Besar Libya untuk PBB mengatakan, pidato Gaddafi memberi sinyal kepada pendukungnya untuk melakukan genosida terhadap rakyat. (IRIB/RM/23/2/2011)

Libya Bersimbah Darah

Salah seorang anggota Pengadilan Kriminal Internasional, Rabu (23/2) menyatakan bahwa rezim Muammar Gaddafi dalam beberapa hari terakhir telah membunuh sekitar 10 ribu warga Libya di berbagai kota negara itu.

Kantor berita IRNA melaporkan, televisi Al Arabiya beberapa waktu lalu menyiarkan berita tersebut dan menyatakan bahwa di kota Benghazi saja sekitar dua ribu orang tewas. Mengingat rezim Gaddafi juga memiliki senjata kimia, tidak menutup kemungkinan ia akan menggunakan senjata terlarang itu untuk membantai warganya.

Sementara itu, sebuah jet tempur Libya kemarin dilaporkan jatuh, namun pilot dan co pilot berhasil menyelamatkan diri dengan parasut. Disebutkan bahwa awak jet tempur tersebut menolak perintah atasannya untuk membom Benghazi.

Sebuah harian Libya mengatakan pesawat itu diberi perintah untuk membom kota Benghazi, tetapi para kru menolak untuk menjalankan misi mematikan itu.

Pembangkangan itu muncul setelah Gaddafi berjanji untuk menghancurkan revolusi rakyat di negara kaya minyak ini. Pemerintah bahkan menggunakan serangan udara untuk menekan para demonstran pro-demokrasi.

Sejauh ini pemerintah diktator Libya telah kehilangan kontrol atas sejumlah kota di negara itu dan sepenuhnya dikendalikan oleh para demonstran. Tentara di kota pesisir Tobruk, yang terletak dekat perbatasan Mesir, mengatakan pasukan Gaddafi telah kehilangan kendali atas wilayah tersebut.

Sementara itu, para pembelot dari kalangan militer di Libya timur dilaporkan telah memobilisasi pertahanan untuk membela warga atas kemungkinan serangan pasukan Gaddafi. (IRIB/RM/23/2/2011)

Gaddafi Akan Gunakan Senjata Kimia

Rezim Gaddafi akan menggunakan senjata kimia untuk membasmi rakyat revolusioner di kota Benghazi. Demikian disampaikan politisi Ashraf Al-Quora Baouli dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Alam, hari ini (Rabu, 23/2).

Menurut Al-Qoura Baouli, pidato Gaddafi merupakan intimidasi terang-terangan. Bahkan diprediksikan bahwa apa yang akan dilakukan rezim Gaddafi lebih fatal dari pembunuhan massal sebelumnya. Dikatakannya, Gaddafi diperkirakan akan menggunakan senjata kimia untuk membasmi masyarakat revolusioner yang berhasil menguasai wilayah Benghazi yang juga kota kedua terbesar di Libya.

Al-Qoura Bouli mengatakan, "Pidato Gaddafi kemarin malam menunjukkan bahwa Gaddafi tengah melewati hari-hari terakhirnya." Dikatakannya pula, "Pidato Gaddafi malah memperkeruh suasana dan menciptakan fitnah. Gaddafi dalam pidatonya mengintimidasi masyarakat revolusioner sehingga ia akan terjebak dalam tindakan kriminalitas yang lebih berat lagi."

Politisi asal Libya ini juga mengatakan, "Gaddafi dalam pidatonya juga menakut-nakuti Barat bahwa gerakan di Libya akan memunculkan pemerintah Islam. Dengan cara itu, Gaddafi dapat menjustifikasi sikap anti-rakyatnya."

Seraya menyinggung pidato Gaddafi yang menyebut para pendemo sebagai anak-anak yang belum matang, Al-Qaura Baouli mengatakan, "Pidato Gaddafi dari awal hingga akhir berupaya memprovokasi dan menciptakan fitnah di tengah masyarakat." Ditambahkannya, "Televisi resmi Libya menunjukkan sejumlah pemuda yang membagikan pil-pil penenang dan menyebut para pemuda anti-rezim Gaddafi sebagai penyelundup narkotika." Dengan cara ini, media-media resmi Libya berupaya menyimpangkan Revolusi Rakyat di Libya.

Lebih lanjut Baouli mengatakan, "Rezim Gaddafi melakukan banyak kejahatan. Akan tetapi media-media di negara ini menyensor semua itu." (IRIB/Mashreghnews/AR/MF/23/2/2011)

Gaddafi Brutal, Peru Putuskan Hubungan dengan Libya

Presiden Peru, Alan Garcia, menyatakan bahwa pemerintahnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Libya. Dengan demikian, pernyataan Garcia dapat disebut sebagai sikap pemimpin negara pertama yang mengawali pemutusan hubungan dengan Libya pasca brutalitas diktator Gaddafi dalam menyikapi para pendemo pro demokrasi.

Garcia mengatakan, "Lima menangguhkan hubungan dengan Tripoli selama rezim Gaddafi menggunakan kekerasan dalam menghadapi para pendemo pro-demokrasi."

Sebelumnya, PressTV juga melaporkan, Sekjen PBB, Ban Ki-moon dalam kontak telepon dengan Presiden Libya Muammar Gaddafi selama 40 menit menyatakan kekhawatirannya atas pelanggaran hak asasi manusia di negara ini. Dalam pembicaraan itu, Ban mengatakan, "Penggunaan peluru tajam, helikopter militer dan pesawat tempur untuk menghadapi para pendemo adalah langkah yang keliru."
Sebelumnya, Televisi Aljazeera melaporkan bahwa jet tempur Libya telah menghujani para demonstran di Tripoli dengan peluru tajam, Senin (21/2). Televisi yang berbasis di Qatar itu mengutip keterangan para saksi mata.

Adel Mohamed Saleh, seorang saksi mata saat diwawancarai langsung mengenai serangan jet dan helikopter tempur militer Libya mengatakan, "Apa yang kami saksikan hari ini sungguh tidak terbayangkan. Helikopter dan pesawat tempur membombardir wilayah satu persatu tanpa belas kasihan. Banyak yang mati. Mereka akan menembak siapapun yang bergerak, bahkan meski di dalam mobil mereka, mereka akan menembak Anda."

Pada tanggal 22 Februari, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast juga menyatakan, Iran mengecam aksi brutal terhadap para umat Islam Libya dan menilainya tidak dapat ditolerir. Dikatakannya, "Berita-berita yang terpublikasi soal serangan udara militer Libya terhadap para demonstran dan kawasan permukiman, serta pembantaian massal warga tak berdosa, sangat disesalkan dan diharapkan lembaga dan masyarakat internasional segera bertindak dalam menghentikan aksi brutal tersebut." (IRIB/PressTV/AR/MF/23/2/2011)

Anjuran Ahmadinejad kepada Gaddafi: Sudahlah!!!

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad seusai memimpin sidang kabinet, hari ini (Rabu, 23/2), ketika menanggapi perkembangan terbaru di kawasan mengatakan, "Dunia tengah bergejolak. Pergolakan terus menjalar ke seluruh penjuru dunia, yakni Asia, Eropa, Amerika Utara dan Afrika."

Ketika menjelaskan bahwa manusia harus berpandangan global, Ahmadinejad mengatakan, "Seluruh bangsa di dunia membutuhkan sistem adil yang menjamin hak-hak dan harga diri semua pihak, menekan kesenjangaan sosial dan melawan sistem arogan."

Ahmadinejad di penghujung sidang kabinet juga menyinggung gejolak di Libya dan pembantaian massal yang terjadi di negara ini. Dikatakannya, " Di sejumlah tempat muncul langkah-langkah yang sangat buruk. Bagaimana mungkin ada seseorang di dunia ini yang mengebom rakyatnya sendiri."

Ahmadinejad menambahkan, "Kepada para pejabat negara ini, saya menganjurkan supaya mendengarkan suara rakyat. Jika mengklaim pemerintah rakyat, mereka sudah seharusnya mendengarkan suara rakyat dan memposisikan diri di samping masyarakat." Dikatakannya pula, "Biarkanlah rakyat berbicara serta bersikap menjaga harga diri dan kehormatan mereka."

"Saya menunggu gejolak besar yang memusnahkan semua konspirasi di dunia ini, " lanjut Ahmadinejad.

Ahmadinejad juga mengharapkan para pejabat supaya melakukan dialog dan interaksi dengan rakyat. Dikatakannya, "Mengapa pemerintah harus menunjukan sikap buruk kepada rakyat, bahkan menekan mereka yang menghendaki perubahan."

Presiden Republik Islam yang dikenal figur populis ini juga mengaku terheran-heran atas perilaku rezim Libya terhadap rakyatnya. Ahmadinejad menambahkan, "Pemerintah Libya sudah seharusnya mendengarkan keinginan rakyat. Jika tidak, hasilnya pun telah diketahui." (IRIB/Farsnews/Ar/SL/23/2/2011)

Lebanon Tolak Pendaratan Jet Pribadi Putra Gaddafi

Hannibal Gaddafi

Pemerintah Lebanon menolak untuk memberikan izin pendaratan sebuah pesawat pribadi milik salah seorang putra pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

Pesawat itu mengangkut istri Hannibal Gaddafi yang berasal dari Lebanon untuk kembali ke negara asalnya setelah demonstran pro-demokrasi menguasai hampir sebagian besar Libya. Beberapa anggota keluarga penguasa Libya itu dilaporkan juga berada dalam pesawat tersebut.

"Bandara Beirut Ahad malam hingga Senin menerima permintaan dari pihak berwenang Libya untuk memungkinkan pesawat milik keluarga Gaddafi dan istri Hannibal Gaddafi, serta penumpang lain untuk mendarat," kata pejabat Lebanon pada hari Rabu (23/2).

"Lebanon menolak permintaan tersebut," kata pejabat itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan pesawat jet pribadi dilarang terbang di atas wilayah udara Lebanon setelah pihak berwenang Tripoli menolak untuk memberikan daftar rinci penumpang kepada Beirut.

Keluarga Gaddafi tidak disambut di Lebanon setelah kasus hilangnya secara misterius ulama terkemuka Syiah Imam Mousa al-Sadr. Pada tahun 2008, pemerintah Beirut mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gaddafi atas hilangnya Sadr. (IRIB/RM/24/2/2011)

Malta Tolak Pendaratan Pesawat Putri Gaddafi

Seorang pilot Angkatan Udara Libya, setelah mendarat di Malta

Sebuah pesawat yang mungkin membawa putri Gaddafi ditolak untuk mendarat di Malta dan dikirim kembali ke Libya setelah terbang di atas wilayah udara negara itu dalam penerbangan terjadwal.

Bandara Internasional Malta menolak hak pendaratan pesawat Libya Airlines yang dilaporkan membawa putri Muammar Gaddafi, Aisya Gaddafi pada hari Rabu (23/2). Pesawat berputar-putar selama 20 menit sebelum kembali ke Libya. Demikian dilansir Reuters.

Sementara itu, dunia mulai menyerukan sanksi kepada Libya. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy meminta Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi, menyusul penumpasan berdarah terhadap demonstrasi anti-pemerintah di Libya.

"Saya meminta menteri luar negeri untuk mengusulkan kepada partner di Uni Eropa agar mengadopsi sanksi konkret sehingga semua yang terlibat dalam kekerasaan yang sedang terjadi mengetahui bahwa mereka harus menerima konsekuensi dari tindakan mereka," ujar Sarkozy dalam sidang kabinet, Rabu (23/3).

Ia juga mengusulkan pembekuan kerja sama dengan Libya di bidang ekonomi, komersial, dan keuangan. Sarkozy mengutuk tindakan represif brutal dan berdarah terhadap rakyat yang memprotes kekuasaan Muammar Gaddafi. Ia mengatakan komnunitas internasional tak bisa hanya tinggal diam.

Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengatakan dirinya menginginkan sanksi atas Libya, jika tak juga menghentikan penggunaan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. (IRIB/Republika/RM/24/2/2011)

0 comments to "Libya Bersimbah Darah, pembom demonstrasi di Libya bukan orang Libya ???!!!!!Gaddafi Akan Gunakan Senjata Kimia..."

Leave a comment