Home , , , , , , , , , , , , , , � Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Negara Islam berkembang pesat walau dibawah tekanan sanksi ekonomi dan politik Barat !!! wowww !!!

Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Negara Islam berkembang pesat walau dibawah tekanan sanksi ekonomi dan politik Barat !!! wowww !!!





ujicoba rudal




Kemajuan Iran Pasca Revolusi Islam


Kemenangan Revolusi Islam tahun 1979 di Iran membawa berkah besar bagi warga negara ini khususnya kalangan muda. Salah satu berkah ini adalah kemajuan sains dan bertambahnya kemampuan serta potensi ilmuwan Iran. Bangsa Iran setelah 32 tahun kemenangan revolusi dan sanksi Barat malah menunjukkan keberhasilan gemilang kepada dunia.

Di antara kemajuan yang diperoleh Iran selama ini adalah proses perbanyak sel induk di bidang medis, kloning, bidang antariksa dan pengiriman satelit ke orbit bumi, produksi obat-obatan untuk mengobati penyakit berat seperti AIDS, program riset di berbagai bidang termasuk genetik khusus untuk pertanian dan pangan.

Kini Iran menempati urutan 16 dunia di bidang ekonomi. Posisi ini diraih Tehran karena kemajuan sains,ekonomi dan industri yang dicapai selama ini. Sementara itu, di tingkat regional Iran menempati urutan pertama mengingat pertumbuhan ekonomi yang terus dicapainya. Kenaikan indek ekonomi Iran melebihi 6,5 persen dalam beberapa tahun terakhir kian menguatkan posisinya di kawasan. Patut dicatat bahwa kenaikan indek ekonomi ini diraih di bidang ekspor dan kemajuan non migas.

Jika dibandingkan produksi ilmu di Iran antara tahun 2010 dan sepuluh tahun lalu, maka kian jelas bahwa Tehran mengalami laju perkembangan pesat di bidang ekonomi, sains dan riset. Di tahun 2010 Iran, berhasil menorehkan rekor produksi ilmu dengan jumlah 18.319 bila dibandingkan dengan tahun 1990 dan 2000. Dua tahun tersebut jumlah makalah ilmiah di Iran tercatat 186 dan 1387 buah. Tingkat produksi ilmu di Iran tahun 2009 menunjukkan di tahun tersebut tercatat 16.978 ijazah berhasil dihimpun oleh Lembaga Sains (ISI). Jumlah ini mengalami peningkatan di tahun 2010 sekitar 1.341.

Maraknya makalah ilmiah di pusat-pusat riset di banding dengan tahun pertama kemenangan Revolusi Islam menunjukkan pesatnya laju sains di Iran. Di awal revolusi, jumlah makalah ilmiah sekitar 500 buah. Jumlah ini di tahun-tahun terakhir mencapai lebih dari 13 ribu artikel ilmiah. Berdasarkan data statistik resmi, Republik Islam Iran menempati urutan ke 21 dunia di bidang produksi ilmu kedokteran. Di bidang farmasi nanoteknologi, Iran menempati urutan pertama di kawasan.

Kini teknisi dan ilmuwan Iran siap untuk membagi pengalaman mereka di berbagai bidang termasuk industri baja, otomotif, pembuatan kilang minyak dan nanoteknologi di bidang kedokteran kepada negara lain. Iran beberapa tahun terakhir juga berhasil mencapai kemajuan gemilang di bidang antariksa dan pertahanan. Sistem pertahanan menjadi prioritas utama Iran mengingat posisi negara ini dan kondisi yang ada. Iran juga aktif memamerkan kemajuan teknologi pertahanannya di berbagai momen penting.

Business Monitor International di edisi terbarunya memprediksikan bahwa industri farmasi Iran akan terus berkembang melebihi 15 persen setelah tahun 2010. Ekspor obat-obatan Iran ke seluruh dunia juga akan mengalami peningkatan drastis. Tahun lalu, Business Monitor International dalam laporannya juga mengkaji industri baja Iran. Menurut Business Monitor industri besi, baja dan aluminium Iran di tahun 2010 akan mengalami kemajuan berarti. Menurut data yang ada tingkat produksi baja di Iran tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,5 persen dan mencapai lebih dari 11,9 ton. Angka ini melebihi prediksi Business Monitor International.

Jurnal ekonomi Mead dalam laporannya menyebutkan peningkatan proyek ekonomi Iran di tahun 2010 mencapai 315 miliar dolar. Dengan angka ini Iran menempati posisi ke empat di kawasan Teluk Persia. Mead menambahkan tahun lalu nilai proyek pengembangan dan pembangunan di berbagai wilayah Teluk Persia mengalami penurunan, namun di sisi lain proyek ekonomi di kawasan justru mengalami kemajuan. Di Iran sendiri, rancangan kerja dan proyek di Iran dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan sekitar dua miliar dolar. Di permulaan tahun lalu, nilai proyek melampaui angka 313 miliar dolar.

Sementara itu, Emirates dengan 804 miliar dolar dalam proyek-proyek yang direncanakan dan dilaksanakan menempati urutan pertama di kawasan dan Arab Saudi menempati peringkat kedua dengan nilai 668 miliar dolar dan Irak dengan 349 miliar dolar menempati peringkat ketiga. Di sisi laju pengembangan proyek selama tahun terakhir, Irak menempati posisi pertama dengan pertumbuhan 74 persen. Posisi kedua ditempati Bahrain dengan laju sebesar 18 persen disusul dengan Arab Saudi sebesar 8 persen. Qatar menempati urutan keempat dengan laju pengembangan proyek sebesar empat persen dan Iran berada diurutan kelima dengan tingkat pertumbuhan sebesar 0,7 persen.

Tak diragukan lagi bahwa kemajuan di berbagai bidang yang dicapai Iran menunjukkan kemampuan besar bangsa ini. Hal ini juga pernah disinggung oleh Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Kemajuan yang dicapai Iran selama tiga dekade terakhir merupakan langkah awal untuk mencapai kemajuan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, secara strategis Iran kini mulai memikirkan kemajuan jangka panjang.

Para pejabat Amerika Serikat (AS) selama 30 tahun terus menerapkan sanksi terhadap Iran dan berusaha mengucilkan negara Islam ini. Di sisi lain, para pengamat politik dan ekonomi AS dan Eropa berpendapat bahwa Iran kini tidak bisa dibandingkan dengan 31 tahun lalu. Saat ini kekuatan ekonomi Iran cukup diperhitungkan. Iran juga mampu menembus pasar regional dan internasional. Dengan demikian kondisi Iran kini mulai membaik.

World Development Report (WDR) mengkaji 15 indek ekonomi negara dunia dan menilai indek ekonomi Iran berada dalam 13 indek positif. Di bidang sains dan teknologi Iran juga mencapai banyak kemajuan. Teknologi nuklir damai, antariksa, produksi sel induk adalah serangkaian kemajuan yang dicapai Iran di bidang teknologi dan sains. Uniknya lagi, kemajuan ini diperoleh Iran di saat dijatuhi sanksi selama tiga dekade oleh Amerika. Para petinggi Gedung Putih rupanya lupa bahwa sanksi selama ini bukannya membuat Iran terpojok dan mandek, malah negara ini berhasil menjadikan sanksi sebagai peluang untuk maju. Contoh nyata adalah keberhasilan Iran saat ini menggapai teknologi nuklir damai.

Majalah Foreign Policy, cetakan Amerika menulis bahwa para pendukung sanksi terhadap Iran juga sangat khawatir atas mandulnya strategi ini. Bangsa Iran rupanya tidak puas dengan kemajuan yang mereka capai selama ini. Bangsa ini tetap bertekad untuk terus maju dengan memanfaatkan sumber daya manusia lokal yang dimilikinya. Hal ini juga pernah disinggung oleh Rahbar dalam berbagai pidatonya.

mainsource:http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=29417:kemajuan-iran-pasca-revolusi-islam&catid=59:perspektif&Itemid=101/9/2/2011

Kemajuan Iran (I)

Kemajuan Iran (I)

Kini perkembangan sains dan teknologi berjalan begitu cepat. Salah satu ilmu baru yang menjadi perhatian dunia saat ini adalah sains nano. Lalu apa keistimewaan sains baru ini, dan sejak kapan sains ini merambah teknologi baru dunia?

Untuk menjawab berbagai pertanyaan ini, tampak perlu melacak urgensi dan peran teknologi nano bagi disiplin ilmu dan kemajuan teknologi. Nano dalam sebuah pengertian sederhana didefinisikan sebagai kemampuan mengontrol materi melalui perubahan molekul dan produksi materi baru dengan karakteristik yang sesuai harapan. Berdasarkan definisi ini, teknologi Nano memiliki berbagai kegunaan di beragam disiplin ilmu dan teknologi medis dan industri elektronika.

Teknologi nano menjadi perhatian para ilmuwan fisika pada permulaan dekade enam puluhan.Teknologi diimpementasikan secara gradual satu dekade kemudian. Akhirnya, teknologi nano menjadi primadona di berbagai riset dan menjadi perhatian utama beragam para saintis di berbagai jurnal ilmiah di universitas-universitas terkemuka dunia. Teknologi nano menjadi pemantik revolusi baru di bidang sains yang berpengaruh terhadap ekonomi berbagai negara dunia. Kebanyakan negara-negara maju menjadikan teknologi nano sebagai prioritas riset di berbagai universitas dan institusi riset.

Dari definisi sederhana teknologi nano yang berkembang beberapa dekade lalu itu, kini terjadi lompatan perkembangan dan penerapan teknologi nano di berbagai bidang dalam beberapa dekade terakhir ini. Tampaknya gelombang baru
teknologi nano menandai perubahan besar abad 21. Teknologi nano semakin urgen dan menjadi teknologi kunci yang menggerakkan gelombang ketiga inovasi sains dan teknologi modern.

Tidak mengherankan jika para pakar menyebut teknologi nano sebagai masa depan. Karena teknologi nano sebagai revolusi yang terus-menerus menyempurna dan mendongkrak kemajuan berbagai negara-negara yang menguasai teknologi tinggi itu.

Berbagai riset menunjukkan bahwa sebelum berakhirnya pertengahan abad 21 akan banyak produk yang menggunakan teknologi nano. Saat ini produk-produk teknologi nano terus membanjiri pasar dengan nilai yang mencapai satu triliun dolar. Dengan berjalannya waktu, kontribusi teknologi nano kian hari semakin meningkat dari sebelumnya. Untuk itu, kebijakan negara-negara maju memprioritaskan kebijakannya di bidang sains dan teknologi dan mengarahkan arus ilmiah demi kepentingan ekonomi global.

Kini dengan memanfaatkan teknologi nano dibuat sebuah bahan yang susunan molekulnya lebih kuat tujuh kali lipat dari baja. Demikian pula, teknologi nano menyumbangkan peran besar di bidang medis, petrokimia, industri pertahanan elektronik dan komputer. Selain itu, teknologi nano juga digunakan dalam berbagai produk seperti tekstil, cat dan konstruksi dan kaca tahan benturan dan sinar ultraviolet serta berbagai produk lainnya.

Sebagai negara yang sedang tumbuh dan berkembang, Iran menjadikan teknologi nano sebagai prioritas dalam program pengembangan sains dan teknologi. Sekitar satu dekade lalu, teknologi tingkat tinggi dan kompleks ini merambah industri, medis dan riset.Teknologi nano menjadi sebuah teknologi strategis dan perhatian khusus dalam Repelita Iran.Dengan berjalannya waktu, tekad baja dan usaha keras bangsa Iran di bidang pengembangan teknologi nano mulai membuahkan hasil.

Pertumbuhan sains nano di Iran termasuk 20 negara dunia di garda depan dalam pengembangan teknologi tinggi ini. Kini, Iran berhasil menerapkan teknologi nano di berbagai industri mulai dari otomotif, minyak, tekstil, medis, pertanian, konstruksi hingga energi. Selain itu, teknologi nano juga dipergunakan untuk berbagai produk perdagangan yang membanjiri pasar-pasar dalam negeri.

Diprediksi, dengan bertambahnya pakar dan praktisi teknologi nano di Iran, maka jumlah produksi industri dalam negeri yang memanfaatkan teknologi nano semakia membanjiri pasar. Saat ini di bidang medis terdapat berbagai kemajuan signifikan berkat pemanfaatan teknologi nano. Di antaranya adalah produksi nano farmasi dengan diproduksinya obat Imod untuk mengobati penyakit aids.

Di bidang teoritis, meskipun tergolong muda dan pendatang baru di bidang pengembangan teknologi nano, akademisi Iran berhasil memainkan posisi strategis dalam perkembangan teknologi baru ini. Kini akademisi Iran termasuk paling maju di bidang di Timur tengah. Tidak hanya itu, Iran juga termasuk mitra di bidang pengembangan teknologi nano bagi bersama Brazil dan Afrika Selatan.

Dari sisi perdagangan, produk yang memanfaatkan teknologi nano di Iran kian hari semakin berkembang. Kini, lebih dari 70 perusahaan Iran yang menyatakan kesiapannya memamerkan produknya di pameran teknologi nano. Menengok perjalanan kemajuan riset teknologi nano dalam beberapa tahun terakhir di Iran menunjukkan bahwa peringkat Iran di bidang teknologi nano semakin mapan. Pada tahun 2000, posisi Iran di bidang teknologi nano hanya menempati urutan 60 dunia, dan peringkat enam di tengah negara-negara Islam. Namun pada tahun 2009, posisi Iran melesat naik menempati urutan 14 dunia dan urutan pertama negara Islam.

Kini, sejumlah univerisitas Iran membuka jurusan nanophysics dan nanochemical yang berimplikasi terjadnya perubahan besar dalam perkembangan sains dan teknologi di negara ini. Teknologi nano menyebabkan berbagai produk semakin tinggi kualitasnya dan lebih berumur panjang serta ramah lingkungan.

Saat ini hanya tiga negara dunia yang menjadikan teknologi nano sebagai bagian dari progam nasional. Kini Iran termasuk dari ketiga negara tresebut. Program strategis Iran di bidang teknologi nano telah disahkan Dewan Tinggi Kebudayaan Islam dan program rencana pembangunan 10 tahun telah diterapkan dengan kerjasama institusi pengembangan teknologi nano.

Pertumbuhan teknologi nano selama beberapa tahun terakhir di Iran mengalami percepatan luar biasa. Terkiat hal ini di bidang industri nano dan nano medis, para saintis Iran menulis dan mengemukakan berbagai hasil penelitiannya di berbagai jurnal dan forum internasional. Mereka tahu, teknologi nano bukan bagian dari masa depan, tetapi seluruh masa depan itu sendiri.

Menariknya keberhasilan besar Iran di bidang teknologi nano terjadi dalam beberapa tahun terakhir, di saat negara ini berada dalam tekanan sanksi yang semakin gencar dari Amerika dan negara-negara Barat. Sejatinya sanksi tersebut gagal menjegal kemajuan Iran. Bahkan sebaliknya semakin membuat Iran lebih maju dan mandiri.(IRIB/PH//15/2/2011)

Kemajuan Iran (2)

Nanotechnology

Kini, teknologi nano di negara-negara sedang berkembang menjadi sebuah peran strategis dengan tujuan mencapai kesejahteraan dan kemajuan. Sebagaimana disinggung pada acara sebelumnya, Iran mencapai kemajuan luar biasa di bidang teknologi nano.

Keberhasilan di bidang teknologi nano merupakan peluang besar bagi negara-negara sedang berkembang seperti Iran untuk mengejar ketertinggalan di bidang pengembangan sains dan teknologi dari negara-negara maju. Sekaligus meningkatkan daya saing produk-produk industrinya di pasar dunia.

Tingkat kemajuan Iran di bidang teknologi nano menunjukkan bahwa negara ini bukan hanya tidak ketinggalan di bidang teknologi nano, bahkan mampu bersaing dengan negara-negara maju. Berdasarkan program 20 tahun sains dan teknologi Iran, negara ini berupaya menjadi 15 negara dunia terunggul di bidang teknologi nano. Saat ini, Iran di bidang produksi teknologi nano berada di posisi yang cukup mapan. Betapa tidak, Iran menduduki posisi pertama di kawasan dan di antara negara-negara Islam. Selain itu, Iran meraih posisi keempat di dunia di bidang pengembangan teknologi nano. Bahkan diprediksi, Iran akan meraih posisi lebih strategis dan mapan di bidang perdagangan produk teknologi nano hingga tahun 2025.

Salah satu bidang studi teknologi nano adalah nano farmasi mengenai produksi obat-obatan dengan menggunakan teknologi nano. Kali ini kita akan membahas produksi Iran di bidang nano farmasi. Selama satu dekade terakhir, Iran secara resmi memulai aktivitas penelitian dan pengujian di bidang teknologi nano, dan saat ini para pakar Iran berhasil mencapai kemajuan besar di bidang produksi nano. Contohnya adalah produksi nano pipa karbon, produksi material magnetis dan nano bakterial.

Di bidang produksi obat, para pakar dari Universitas Shahid Behesti Tehran berhasil memproduksi obat Interferon Gamma-1 dengan menggunakan teknologi nano. Obat baru yang masuk ke pasar tahun lalu ini digunakan untuk mengobati penyakit kelainan genetik dan korban senjata kimia. Setelah AS dan Jerman, Iran adalah negara ketiga yang mampu memproduksi obat ini dan menjualnya ke pasar.

Pada Mei tahun lalu, sejumlah peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Shahid Behesti, untuk pertama kalinya di dunia berhasil menemukan dan menguji nano atom untuk memperbaiki anggota badan yang terluka seperti sumsum tulang belakang. Kesuksesan lainnya peneliti Iran di bidang teknologi nano medis adalah memproduksi hati buatan dengan menggunakan rekayasa serat nano. Dengan metode yang sama, Iran juga berhasil memproduksi dan menguji coba pembuluh darah buatan.

Tahun lalu, Iran berhasil menelorkan berbagai inovasi baru di bidang sains kedokteran. Para peneliti Iran berhasil membuat serat nano yang berguna dalam operasi syaraf dan memperbaiki sel-sel sensor badan. Metode ini memungkinkan produksi syaraf buatan dan sistem biologis kecil dan sensor kimia cerdas. Dengan kemajuan besar ini bisa dihasilkan berbagai produk dengan karakteristik khusus pula.

Tidak hanya itu, para pakar Iran bekerjasama dengan peneliti Universitas Minnesota Amerika Serikat berhasil membuat produk yang bisa mentransfer gen dengan menggunakan teknologi nano. Saat ini, salah satu tantangan utama industri farmasi di bidang terapi gen adalah menemukan produk yang efektif untuk mentransfer materi genetik ke sel, sehingga dengan menggunakan obat, materi genetik bisa ditransfer secara efektif dan tanpa membahayakan bagian dalam sel-sel.

Selain itu, para peneliti Iran juga melakukan berbagai penelitian mengenai industri farmasi dengan menggunakan teknologi nano untuk mengobati berbagai penyakit berbahaya seperti kanker. Para peneliti Iran, dengan bantuan nano atom merupakan contoh dari sistem nano yang terbukti mampu meminimalisir penyebaran tumor kanker dan mengobatinya. Program ini bertujuan memproduksi obat dengan khasiat menghentikan aktivitas sel-sel kanker dan meminimalisasi efek sampingnya.

Hasil keberhasilan lain yang dicapai peneliti Iran dilakukan para peneliti dari universitasTeknologi Isfahan terhadap obat Amoxicillin menunjukkan bahwa penggunaan nano pipa karbon dan nano atom bisa meningkatkan kinerja sensor elektrokimia yang ada pada komposisi obat ini hingga 100 persen.

Keberhasilan lainnya, empat obat baru buatan anak bangsa Iran meliputi factor 7 formulasi baru, factor 8 formulasi baru, obat anti kanker triptorelin dan obat anti asma salmeterol dipamerkan di akhir tahun 2010. Factor 7 formula baru hingga kini hanya diproduksi oleh satu negara di luar Iran. Adapun factor 8 formulasi baru hanya diproduksi oleh tiga negara dunia.

Saat ini Iran termasuk salah satu negara yang memproduksi obat bioteknologi dan menempati peringkat keempat di Asia dan negara pertama di kawasan Mediterania Timur dalam produksi obat-obatan tersebut. Keberhasilan para peneliti Iran di bidang teknologi nano merupakan bagian dari industri dan produksi industri yang mengalami kemajuan menakjubkan. Contohnya, produksi kaca cerdas dengan menggunakan teknologi nano. Produk ini diproduksi dengan bantuan para peneliti Universitas Teknologi Amir Kabir yang memiliki karakteristik khusus dengan berbagai aplikasi teknologi.

Salah satu potensi kaca cerdas (smart glass) memiliki karakteristik mengubah tingkat transparansi dan warnanya yang bisa dikontrol tingkat ketajaman warna. Dengan menggunakan teknologi nano bisa mencegah masuknya sinar ultraviolet yang menganggu dan merusak tubuh maupun barang lainnya. Kemajuan ini merupakan bagian dari keberhasilan Iran di bidang praktis yang kian membuktikan kemampuannya di bidang sains dan teknologi.

Berdasarkan informasi pusat Internasional Sciences Institute (ISI), posisi Iran di bidang produksi pengetahuan di dunia naik dari urutan ke-19 pada tahun 2000 hingga 2004, menjadi posisi naik diurutan ke-16 pada tahun 2005 hingga 2009. Pada tahun 2010 posisi itu terus meningkat dari sebelumnya.

Berdasarkan laporan ISI, perkembangan ilmu pengetahuan di Iran berkembang pesat. Berdasarkan laporan salah satu lembaga paling kredibel di bidang penilaian mengenai perkembangan ilmu pengetahuan ini, di akhir tahun 2009 Iran memecahkan rekor baru dalam produksi ilmu pengetahuan. Para peneliti Iran menembus produksi sebuah dokumen ilmiah dunia menjadi produsen terbesar di dunia. Menariknya, kemajuan ini terjadi di saat Iran berada dalam tekanan sanksi ekonomi dan politik Barat. Para ahli Iran yakin kepada Allah Swt dan begitu percaya kepada kemampuan diri bangsanya sendiri.(IRIB/PH/16/2/2011)

Kemajuan Iran (3)

Immuneglobulin IVIG

Berdasarkan laporan terbaru PBB mengenai rangking negara-negara dunia dari aspek kesehatan dan indeks pertumbuhan kesehatan, Iran berhasil mencapai target yang ditetapkan pada tahun lalu. UNICEF dan UNFPA serta WHO membenarkan keberhasilan Iran dalam indeks kesehatan. Dilaporkan tingkat kematian ibu di Iran pada tahun 1990 adalah 150 per100 ribu orang. Kemudian mengalami perbaikan pada tahun 2008 menjadi kurang dari 30 orang. Data ini menunjukkan bahwa Iran berhasil mengurangi tingkat kematian ibu hingga sepertiganya.

Hasil riset lanjutan menunjukkan bahwa bioteknologi medis di Iran tumbuh pesat dan kini meraih posisi keempat di Asia setelah Jepang, Korea Selatan dan Cina. Bahkan saat ini produk-produk farmasi formulasi baru Iran telah diekspor ke sejumlah negara seperti Pakistan, Mesir, Polandia, Afrika Selatan dan Suriah.

Menteri Kesehatan Republik Islam Iran, Marzieh Vahid Dastjerdi dalam pertemuan "Aplikasi Sains" yang digelar pada Desember lalu di Tehran menyinggung kemajuan Iran di bidang farmasi. Vahid Dastjerdi mengatakan,"Kebanyakan dari kemajuan ini berutang pada berbagai sanksi yang diterapkan terhadap Iran selama 30 tahun." Ditegaskannya, pada awal Februari, Iran telah memasarkan obat untuk mengobati penyakit yang sulit disembuhkan. Pemerintah Iran juga mendistribusikan sejumlah obat mahal untuk mengobati penyakit parah seperti kanker ke pasar, sehingga masyarakat dengan mudah bisa menjangkaunya.

Swasembada di bidang produksi plasma darah dan dua produk penting lainnya merupakan keberhasilan lain yang ditorehkan Iran pada permulaan tahun 2011.
Vahid Dastjerdi menegaskan keberhasilan peneliti Iran memproduksi 15 hingga 20 persen unsur plasma darah. Beliau mengatakan, tidak lama lagi kita akan menyaksikan operasional produksi utama plasma dengan metode formulasi baru.

Iran juga memproduksi distilasi plasma darah dan mengeskpor produk-produk farmasinya ke negara-negara lain terutama negara kawasan. Produksi plasma di Iran ditargetkan akan mencapai 150 ribu pada bulan depan. Sejak tahun 2005 hingga kini, Iran mengekspor 500 ribu liter plasma darah untuk produksi obat ke Eropa.

Saat ini, terdapat sekitar 27 juta liter plasma di dunia. Dari jumlah tersebut 8-9 juta liter telah diolah menjadi obat. Pada saat ini sekitar 40 persen pasar obat yang diproduksi dari plasma berada di Amerika Utara, 32 persen di Eropa dan dua persen di Timur Tengah.

Sebelumnya setiap tahun Iran mengeluarkan 40 hingga 50 juta dolar untuk mengimpor Immunoglobulin IVIG. Namun kemudian Iran berhasil memenuhi kebutuhan ini, bahkan mengekspornya. Kini Iran berhasil memproduksi obat Immunoglobulin IVIG. Obat ini berguna untuk mengobati sejumlah penyakit akibat gangguan sistem kekebalan tubuh.
musik

Keberhasilan Iran meningkatkan produksi obat dan layanan medis dalam satu dekade terakhir tidak diragukan lagi merupakan hasil dari pemanfaatan potensi sains dan teknologi putra-putra bangsanya. Kemajuan ini menyebabkan sistem kesehatan Iran memasuki fase baru memberikan layanan medis kepada para wisatawan kesehatan terutama di kawasan.

Pada Mei 2010, digelar konferensi "Health Tourism" di Tehran yang bertujuan memperkenalkan potensi Iran di bidang wisata kesehatan ke negara-negara Islam. Konferensi ini digelar Iran dengan dukungan Bank Pembangunan Islam (IDB) pada November tahun lalu.

Saat ini, Iran termasuk negara yang berada di garda depan di bidang wisata kesehatan. Setiap tahun wisatawan kesehatan dari berbagai dunia berobat ke Iran. Kebanyakan dari negara Timur Tengah dan Eropa seperti Inggris dan Swedia.

Kini, bersamaan dengan penerapan undang-undang subsidi terarah di Iran, di bidang kesehatan, program ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kebijakan ekonomi kesehatan Iran saat ini adalah meminimalisasi biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat, terutama warga kelas bawah. Biaya operasi di Iran rata-rata seperempat biaya operasi di Turki, Amerika Serikat maupun Inggris.

Standar kesehatan Iran saat ini sesuai dengan standar internasional dan berhasil menarik para wisatawan kesehatan. Selain itu, ahli bedah Iran memiliki kemampuan yang tinggi. Bahkan kemampuan mereka juga diakui sejawatnya dari negara lain. Ahli bedah Iran berhasil dalam operasi paling sensitif sumsum tulang dan kemampuan mereka menempati peringkat kedua di dunia.

Di tengah ketatnya persaingan antar negara Asia di bidang wisata kesehatan, Iran masuk dalam jajaran 10 besar negara dunia di bidang ini. Kementerian kesehatan menandatangani nota kesepahaman internasional dengan sejumlah negara Asia untuk meningkatkan kerjasama di bidang wisata kesehatan.

Kepala Asosiasi Wisata Kesehatan Dunia dalam konferensi Wisata Kesehatan negara-negara Islam yang digelar tahun lalu di Rumah Sakit Razavi Mashhad, timur laut Iran, mengatakan, "Industri wisata kesehatan harus sesuai dengan prinsip-prinsip akademis dan standar internasional. Iran memenuhi ketentuan itu dan memiliki standar tersebut."

Setiap tahun sekitar 70 ribu pasien dari berbagai negara berobat di Iran. Saat ini sekitar 60 rumah sakit memberikan layanan operasi jantung dengan fasilitas lengkap. Selain itu, kemampuan ahli bedah Iran di bidang cangkok mata dan ginjal, otak dan syaraf serta pembuluh darah menyebabkan banyak pasien dari berbagai negara berobat di Iran.

Iran saat ini telah melakukan lebih dari 4000 operasi cangkok ginjal dengan metode donasi ginjal yang termasuk metode paling canggih di dunia. Di bidang ini Iran menempati posisi ketiga. Demikian pula, Iran juga melakukan operasi kanker ginjal dengan metode laparascopy (operasi terbuka) yang termasuk langka di Timur Tengah, bahkan terbilang baru di dunia.Tidak hanya itu, berbagai karya ilmiah para peneliti Iran mengenai bedah medis mendapat penghargaan terbaik di dunia. Kini terdapat 40 pakar bedah perempuan di Iran yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Kesuksesan Iran di bidang medis dan kesehatan menunjukkan arah kemajuan yang kian meningkat. Pemerintah Iran bertekad menjadikan negara ini sebagai pusat perkembangan sains dan kerjasama serta memberikan jasa medis bagi negara lain. Separuh buktinya kita saksikan saat ini.(IRIB/PH//17/2/2011)

Kemajuan Iran (4)

Gamma Interferon

Pada 2010, untuk pertama kalinya Iran memproduksi hampir satu persen sains dunia dan merupakan angka yang tidak kecil di kalangan negara-negara sedang berkembang. Data statistik dari berbagai pusat keilmuan dunia menunjukkan bahwa produksi ilmu di Iran pada tahun 2005 sebesar 0,3 persen dari perkembangan ilmu dunia. Kemudian melonjak menjadi 0,8 persen pada tahun 2010. Meski demikian, Iran akan terus meningkatkannya hingga menembus angka 2 persen hingga akhir tahun 2015 berdasarkan proyeksi pembangunan sains dan teknologi 20 tahun.

Produksi ilmu pengetahuan di Iran sejak tahun 1990 hingga 2000 rata-rata berkisar 23 persen. Pada tahun 2000 hingga 2010 naik menjadi 32 persen.Berdasarkan proyeksi 20 tahun, rata-rata pertumbuhan ilmu pengetahuan di Iran sebesar 26 persen.

Kini, berdasarkan laporan terbaru lembaga internasional, pertumbuhan produksi ilmu pengetahuan di Iran setara dengan 13 persen pertumbuhan dunia. Berdasarkan laporan Information Sciences Institute (ISI), peneliti Iran memproduksi karya ilmiah sebesar 20.228 pada tahun 2009. Posisi Iran di bidang ini naik dua tingkat dari tahun 2008. Iran berada di urutan 22 dari 55 negara yang berada di garda depan produksi ilmu. Pertumbuhan berkembang pesat disertai perbaikan kualitas di tahun 2010. Fenomena ini menunjukkan konsistensi pertumbuhan ilmu pengetahuan di Iran.

Keberhasilan akademis Iran dalam satu dekade terakhir menunjukkan mekarnya potensi ilmiah di negara ini. Para pengamat menilai berlanjutnya perkembangan ini bisa menyebabkan Iran menempati urutan pertama produksi ilmu di Timur Tengah.
Terkait kemajuan ini, kemajuan medis dan farmasi Iran menyumbangkan kontribusi besar. Karena rata-rata dalam setahun terakhir di produksi sekitar 50 produk baru farmasi Iran yang dibuat putra bangsa. Salah satunya adalah obat MS dan obat anti biotik yang menjadi monopoli negara-negara maju selama bertahun-tahun lalu.

Kini, Iran memasuki produksi obat bioteknologi seperti Gamma interferon untuk mengobati penyakit infeksi yang berbahaya akibat terjadinya kerusakan sistem kekebalan tubuh. Produksi jenis obat seperti ini memerlukan keahlian dan fasilitas yang canggih.

Menteri Kesehatan Republik Islam Iran, Marzieh Vahid Dastjer menyatakan, industri obat di Iran bertekad untuk swasembada di bidang ini. Saat ini, 96 persen kebutuhan obat dalam negeri berhasil diproduksi anak bangsa. Pribumisasi produksi empat persen obat-obatan impor dilakukan dengan dukungan industri farmasi dalam kerangka program kementerian kesehatan dan pengobatan Iran.

Saat ini Iran memiliki pabrik farmasi dan memproduksi berbagai obat yang dibutuhkan dengan memanfaatkan potensi putra bangsa. Untuk itu, Iran memegang posisi penting di kawasan. Saat ini Iran bekerjasama dengan Turki, Kuba dan sejumlah perusahaan farmasi terkemuka dunia untuk memproduksi obat-obatan.

Peresmian pabrik kapsul gelatin soft dengan menggunakan teknologi terbaru di dunia termasuk keberhasil Iran tahun lalu di tengah gencarnya sanksi internasional anti Iran yang tidak adil.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan riset sains dan teknologi nuklir, Iran dalam dua tahun terakhir meraih keberhasilan luar biasa di bidang produksi radio obat dan saat ini tengah merencanakan untuk memproduksi 20 jenis radio obat. Sekitar 120 pusat medis nuklir tengah aktif dan melakukan berbagai inovasi di bidang ini.
Iran berhasil memproduksi obat formula baru dengan menggunakan teknologi nuklir yang dimulai sejak akhir dekade 1990. Saat ini Iran sedang memproduksi tujuh jenis obat sensitif.

Di bidang produksi obat lain, Iran juga melakukan terobosan besar dalam beberapa tahun terakhir, dan menjadi produsen kedua di dunia yang memproduksi obat deferasirox dengan label merk Osveral. Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit thalassemia. Selain itu, Iran juga berhasil memproduksi obat triptorelin yang masih diimpor negara ini selama bertahun-tahun. Kini, obat tersebut diproduksi dan dipasarkan secara massal di dalam negeri atas izin kementerian kesehatan Iran.

Tahun lalu, Iran juga berhasil menguasai bioteknologi farmasi dan membumikannya dengan memproduksi berbagai obat yang mampu bersaing dengan produk-produk dari Eropa. Keberhasilan tersebut merupakan terobosan besar Iran di bidang farmasi di Iran, sekaligus menunjukkan keberhasilan Tehran mematahkan monopoli yang dilakukan AS dan sejumlah negara Eropa dan Jepang di bidang produk bioteknologi.

Iran berhasil memproduksi lebih dari 60 jenis bioteknologi di bidang vaksin di Institut Razi. Lembaga ini memiliki pengalaman lebih dari 80 tahun di bidang produksi vaksin dan obat yang merupakan lembaga riset terkemuka di Iran dan Timur Tengah.

Setiap tahunnya lebih dari 3,5 miliar unit medis olahan termasuk vaksin utama anti difteri, polio dan pertusis. Proyek lainnya adalah produksi vaksin influenza yang telah berhasil diujicoba di laboratorium. Diprediksi pada tahun baru yang tinggal satu setengah bulan lagi, Iran berhasil menguasai teknologi produksi vaksin influenza.

Kini Iran terus bergerak maju di bidang perkembangan sains dan teknologi. Di bidang farmasi dan medis, Iran bertekad produsen sains dan teknologi dengan sasaran perdagangan dan produksi pendapatan serta menjadi poros keilmuan. Contoh riil dari berbagai kemajuan Iran adalah sains dan teknologi nuklir, nano, dan produksi sel punca serta kloning.

Iran dalam beberapa tahun terakhir bertengger di urutan kelima dunia di bidang kloning domba setelah Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Cina. Iran kini berhasil memproduksi sapi hasil kloning yang pertama kali di Timur Tengah dan termasuk segelintir negara yang menguasai teknologi kloning di dunia.

Keberhasilan ini juga menjadi sorotan media massa global, kantor berita Associated Press, terkait hal ini memberitakan, "Iran bersama kemajuannya di bidang nuklir dan proyek antariksanya, berhasil mencapai kemajuan pesat di bidang lain di antaranya kloning dan medis. Tehran bertekad menjadi negara terdepan di bidang sains dan teknologi di Timur Tengah hingga tahun 2025."(PH/irib/19/2/2011)

Kemajuan Iran (5)

Kemenangan Revolusi Islam membawa berkah besar bagi bangsa Iran. Berkat revolusi inilah Iran berhasil mencapai berbagai terobosan besar. Salah satu parameternya adalah kemajuan ilmu pengetahuan Iran yang didukung keyakinan keagamaan untuk mengejar ketertinggalannya selama ini. Salah satu keberhasilan yang dicapai Iran saat ini adalah kemampuannya menghasilkan energi nuklir yang menjadi kebanggaan bangsa.

Iran berhasil melakukan pengayaan uranium dan memproduksi bahan bakar nuklir. Pernyataan ini dikemukakan secara resmi Presiden Ahmadinejad di kota Mashhad. Kemudian hari itu disebut sebagai "Hari Nasional Teknologi Nuklir".

Keberhasilan di bidang teknologi nuklir merupakan salah satu terobosan besar Republik Islam Iran. Di tengah gencarnya tekanan sanksi Barat atas Tehran, para pakar Iran berhasil menguasai teknologi tinggi itu. Masalah ini menyebabkan Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat menyulut perang lunak dan tekanan politik terhadap Iran untuk menjegal kemajuan bangsa Iran terutama di bidang sains dan teknologi nuklir.

Laju kemajuan sains nuklir di Iran merupakan sebuah pengalaman bernilai. Betapa tidak, untuk mencapai puncak keilmuan dan mengejar ketertinggalannya selama ini, Iran bersandar pada kepercayaan diri dan kemampuan putra bangsanya. Inilah pemicu utama permusuhan terang-terangan musuh terhadap Iran di bidang sains dan teknologi nuklir.

Kini, sains dan teknologi nuklir merupakan salah satu parameter terpenting perkembangan sains dan teknologi Iran yang memainkan peran penting dalam pembangunan dan memenuhi kebutuhan energi. Dengan demikian, penguasaan terhadap sains dan teknologi nuklir dalam beberapa tahun terakhir merupakan salah satu target utama program pembangunan dan kemajuan negara-negara sedang berkembang.

Iran lebih dari tiga dekade melakukan berbagai riset mengenai sains dan teknologi nuklir. Sejak tahun 1958, Iran tercatat sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan pada tahun 1968 menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Republik Islam Iran berkomitmen untuk meraih kemajuan dengan bersandar pada ilmu pengetahuan. Berdasarkan prinsip ini, kemajuan di bidang sains dan teknologi nuklir menjadi prioritas program sains Tehran.

Badan Energi Nuklir Iran berdiri sejak tahun 1974. Pasca kemenangan revolusi Islam berbagai penelitian mengenai sains dan teknologi nuklir sipil dilakukan meliputi nuklir medis, produksi energi listrik yang dihasilkan melalui reaktor nuklir, implementasi teknologi nuklir di bidang pertanian dan tambang.

Iran dalam beberapa tahun terakhir mencapai berbagai terobosan besar di bidang sains dan teknologi nuklir. Negara ini menetapkan 8 April yang bertepatan dengan 20 Farvardin sebagai "Hari Nuklir Nasional" yang mengingatkan pada percepatan bangsa Iran di bidang sains dan teknologi nuklir. Hari itu bertepatan dengan dimulainya aktivitas pengayaan uranium dengan menggunakan potensi putra bangsa dan produksi pertama kueh kuning yang menandai kemajuan Iran di bidang sains dan teknologi nuklir.

Pada empat tahun lalu, Iran berhasil meningkatkan kemampuannya di bidang teknologi nuklir dan menyempurnakan produksi bahan bakar nuklir dengan mengoperasikan generasi baru setrifugal pada instalasi nuklir Natanz, Isfahan dan Arak. Selain itu, Iran juga berhasil mencapai kemajuan di bidang produksi pengayaan uranium untuk kebutuhan industri dan medis.


Kemampuan Iran di bidang energi nuklir bersandar pada kekuatan putra bangsanya. Inilah titik tolak mekarnya potensi keilmuan di Iran. Program nuklir sipil Iran yang berada dalam pengawasan penuh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebabkan AS yang tidak menghendaki kemajuan Iran gencar melancarkan perang lunak dan tekanan politik terhadap Tehran melalui sanksi Dewan Keamanan PBB.

Di tengah tekanan sanksi AS dan sejumlah negara Eropa, Iran berdasarkan hak legalnya sebagai anggota traktat NPT dan anggota IAEA berhak melanjutkan pengayaaan uranium dengan tujuan memproduksi bahan bakar yang dibutuhkan.

Berdasarkan program pembangunan jangka panjang, Iran membangun lebih dari 20 reaktor nuklir untuk memproduksi energi listrik berkekuatan 20 ribu megawat. Dengan demikian, Iran membutuhkan 30 ribu ton bahan bakar nuklir. Negara ini akhirnya memenuhi kebutuhannya sendiri, karena negara-negara Barat mengingkari komitmennya mengenai kerjasama nuklir.

Iran senantiasa menyatakan kesiapannya melakukan kerjasama di bidang ilmu sains dan teknologi nuklir serta pertukaran uranium dengan kadar pengayaan rendah. Saat ini Iran membutuhkan uranium dengan pengayaan 20 persen untuk memenuhi kebutuhan reaktor riset Tehran.

Berdasarkan Deklarasi Nuklir Tehran yang disepakati Menteri Luar Negeri Iran, Brazil dan Turki pada Mei 2010 lalu, Iran mengemukakan solusi yang tepat mengenai pertukaran uranium dengan kelompok Wina termasuk AS, Rusia dan Perancis. Berdasarkan usulan ini, Tehran sepakat untuk menukar uranium hingga 1200 kg berkadar 3,5 persen dengan uranium dengan kadar 20 persen. Namun tampaknya kelompok 5+1 tetap menekankan kepentingan ilegalnya dengan memaksa Iran menghentikan pengayaan uranium.

Berbagai tudingan Barat atas Iran mengemuka di saat Amerika Serikat merupakan pemilik terbesar senjata nuklir dunia dan negara pertama yang menggunakan senjata nuklir pemusnah massal itu. Jet tempur AS pada Agustus 1945 di akhir perang dunia kedua meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom. Serangan antikemanusiaan ini setidaknya menewaskan 200 ribu orang dan memiliki pengaruh destruktif dalam jangka panjang bagi generasi selanjutnya. Meski demikian Washington senantiasa menentang pemusnahan senjata nuklirnya, dan terus-menerus meremajakan senjata pemusnah massal tersebut.

Sejatinya, Republik Islam Iran tetap melanjutkan langkahnya mencapai kemajuan di tengah gencarnya berbagi tekanan politik dan sanksi ekonomi Barat. Kini Iran termasuk negara-negara dunia yang menguasai teknologi nuklir sipil. Keberhasilan Iran di bidang ini adalah produksi berbagai radio medis, produksi energi nano dan bahan bakar nuklir.(PH/irib/20/2/2011)

Kemajuan Iran (6)

Nuklir

Pada periode rezim Monarki Shah, Iran merupakan negara pertama yang meraih teknologi nuklir atas bantuan Amerika Serikat. Di tahun 1967, Iran membangun reaktor riset Universitas Tehran. Ketika itu, ketergantungan rezim Pahlevi terhadap negara-negara Eropa dan AS bukan hanya tidak menjadi penghalang bagi pembangunan program nuklir sipil Iran, bahkan rezim Shah mendapat dukungan besar-besaran dari Barat.

Tujuh tahun kemudian, Iran untuk pertama kalinya memulai proyek pembangunan instalasi nuklir di Busher, Iran selatan melalui kontrak dengan perusahaan Siemens, Jerman. Berdasarkan kontrak tersebut, perusahaan Kraftwerk Union yang berafiliasi pada Siemens membangun dua reaktor nuklir air ringan berkekuatan 1200 megawat di Busher.

Pakar Jerman bersama ahli dari Iran membangun reaktor nuklir Busher yang merupakan salah satu rektor nuklir terbesar di dunia kala itu. Pada tahun 1974, Iran dan AS menandatangani kontrak nuklir dengan jangka waktu 10 tahun yang bisa diperpanjang. Pada tahun 1976 dan 1977 juga ditandatangani kontrak nuklir antara Iran dengan dua negara Eropa, Perancis dan Jerman.

Ketika itu, Iran membeli 10 persen saham perusahaan nuklir Perancis, Eurodif. Hingga kini saham tersebut masih menjadi milik Iran. Pada tahun 1977, Perancis berkomitmen untuk membangun reaktor nuklir dengan kekuatan 900 megawat di barat laut Iran. Namun kontrak ini tidak berumur panjang. Menyusul kemenangan revolusi Islam, dan keluarnya Iran dari cengkeraman AS, secara sepihak Barat memutus kontrak dengan Tehran.

Negara-negara Barat yang melihat tidak ada peluang untuk menguasai Iran, memutus seluruh proyek kerjasama nuklir dengan Iran, termasuk pembangunan reaktor nuklir Busher. Dengan demikian, seluruh rangkaian aktivitas nuklir Iran terhenti di tengah jalan. Proyek itu hanya sebatas rencana pembangunan program nuklir Busher yang hampir setengahnya merupakan aktivitas pembangunan fisik. Pembangunan reaktor nuklir Busher menjadi proyek nuklir terpanjang di dunia.

Setelah bertahun-tahun terbengkalai, akhirnya reaktor nuklir Busher rampung berkat kerjasama dengan pakar dari Rusia, dan tidak lama lagi akan memproduksi listrik secara nasional. Inilah untuk pertama kalinya Iran berhasil mewujudkan tujuannya memproduksi energi nuklir untuk tujuan damai. Proyek ini merupakan tahap pertama, karena Iran telah menetapkan tempat untuk pembangunan reaktor baru berdasarkan program pembangunan negara ini.

Kini, Iran telah merampungkan fase desain dan rancangan pengoperasian pusat pengayaan uranium baru yang akan dimulai tahap ketiga pada permulaan tahun baru. Berdasarkan program pembangunan 20 tahun, Iran setidaknya akan membangun 10 reaktor nuklir untuk memproduksi listrik berkekuatan 20 ribu megawat.

Di tengah pemutusan sepihak dan sanksi Barat atas Iran, akhirnya reaktor nuklir Busher yang dibangun dengan menggunakan teknologi keamanan terbaru berdiri dan siap memproduksi listrik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Hingga kini organisasi kawasan dan lingkungan serta maritim Teluk Persia dan laut Oman telah dua kali melakukan inspeksi terhadap instalasi nuklir Busher. Mereka menyatakan bahwa reaktor nuklir Busher menggunakan teknologi tercanggih dan keamanan tertinggi. Bagi Iran, keamanan reaktor nuklir Busher sangat sensitif karena berada di perairan panjang di Teluk Persia dan Laut Oman. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) secara intensif melakukan inspeksi dan menegaskan keamanan penuh reaktor nuklir Busher.

Dari sisi keamanan dan keselamatan kerja, reaktor Busher merupakan reaktor khusus dan memiliki tingkat keamanan tinggi. Selain itu, reaktor Busher juga menggunakan standar keamanan terbaru yang menyebabkan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia merasa yakin atas keamanan reaktor nuklir yang digunakan untuk memproduksi listrik itu.

Republik Islam Iran termasuk pihak yang mengusulkan urgensi komitmen internasional untuk menjaga keamanan reaktor dan instalasi nuklir dunia. Pada Desember 2009, Iran mengusulkan kepada IAEA mengenai larangan ancaman maupun serangan terhadap instalasi nuklir negara-negara dunia. Usulan tersebut disampaikan pada pertemuan Majelis Umum PBB ke-53. Berdasarkan usulan ini, segala bentuk serangan militer maupun ancaman terhadap instalasi nuklir yang bertujuan damai melanggar piagam PBB, hak asasi manusia dan undang-undang IAEA.

Dengan mempertimbangkan pembangunan multidimensi atas aplikasi nuklir di seluruh dunia, lebih 400 instalasi nuklir dan lebih dari 300 rektor riset dan instalasi nuklir yang mengandung radio aktif, usulan Iran ini sangat urgen untuk mencegah segala bentuk serangan militer maupun ancaman menyerang instalasi nuklir.

Semua negara yang mencintai perdamaian mendesak diambilnya sebuah kebijakan internasional mengenai pemanfaatan energi nuklir secara damai.

Isu teknologi nuklir merupakan pembahasan yang berdimensi luas. Pada acara selanjutnya akan mengupas dimensi lain dari teknologi tinggi ini terutama perkembangannya di Iran.(IRIB/PH//26/2/2011)

0 comments to "Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Negara Islam berkembang pesat walau dibawah tekanan sanksi ekonomi dan politik Barat !!! wowww !!!"

Leave a comment