Efek domino gelombang protes rakyat di Timur Tengah kian hari semakin deras menghantam berbagai negara. Setelah Tunisia dan Mesir, Yaman termasuk negara yang berpotensi membara. Kini, tensi politik di negara miskin di kawasan ini semakin memanas dari sebelumnya.
Ribuan rakyat Yaman Senin (14/2) menggelar unjuk rasa di Sanaa menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh. Ribuan warga bersama wakil-wakil aliansi pengacara bergabung dengan ratusan mahasiswa Universitas Sanaa bergerak menuju Bundaran Sabeen.
Sementara itu, pasukan keamanan Yaman memperketat penjagaan dan memasang kawat berduri di sekitar bundaran yang berdekatan dengan gedung pemerintahan ini. Langkah tersebut ditempuh pasukan keamanan Yaman guna mencegah konsentrasi massa di pusat kota Sanaa itu.
Para demonstran mengusung plakat bertulisan "Gulingkan Abdullah Saleh!" dan meneriakkan yel-yel "Rakyat Tuntut Pemerintah Saleh Bubar" dan "Setelah Mubarak, kini Giliranmu wahai Saleh!." Sekitar sebulan lalu, mahasiswa Yaman menggelar aksi serupa menuntut pengunduran diri Abdullah Saleh.
Pengunjuk rasa tidak mengindahkan penjagaan ketat pasukan keamanan dan mereka terus melanjutkan aksinya menuntut pengunduran diri Saleh.Tidak hanya itu, para demonstran bahkan berusaha menerobos penjagaan pasukan keamanan untuk menembus Istana Presiden. Namun upaya mereka gagal, karena polisi menyerang para demonstran.
Selain gelombang protes masif di Sanaa, warga juga menggelar aksi serupa di berbagai kota Yaman. Tampaknya upaya Abdullah Saleh beberapa hari lalu untuk tidak memperpanjang masa jabatannya atau mewariskan kedudukan ini tidak mampu meredakan kemarahan rakyat Yaman. Warga Yaman tetap menuntut Abdullah Saleh mundur seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia.
Juru Bicara Partai Koalisi Oposisi Yaman menilai gerakan rakyat di Yaman mendahului revolusi Tunisia dan Mesir. Ditegaskannya, saat ini pemerintahan Sanaa dalam kondisi terancam.
Sejatinya, negara-negara Arab di kawasan selama bertahun-tahun berada dalam kepemimpin tunggal dengan sistem pemerintahan tradisional. Untuk itu, rakyat menuntut demokratisasi dan mengambil peran lebih besar di negara sendiri.
Seiring bola salju protes rakyat yang semakin menggelinding kencang, Presiden Ali Abdullah Saleh berjanji untuk mengundurkan diri pada akhir masa jabatannya pada tahun 2013 dan tidak lebih cepat dari itu. Ia juga meminta kelompok oposisi untuk bergabung dengan pemerintahannya.Ali Abdullah Saleh juga menawarkan istana presiden Yaman sebagai tuan rumah bagi kelompok oposisi dari berbagai kubu politik di negara ini untuk mengemukakan tuntutannya, demi meredam aksi protes rakyat yang semakin deras.(IRIB/PH/RM/16/2/2011)
0 comments to "Yaman Kian Membara"