Home , , , , , , , � Tahun Jihad Ekonomi : Hari Nouruz:Lima Presiden Akan Hadiri Festival Internasional Nouroz

Tahun Jihad Ekonomi : Hari Nouruz:Lima Presiden Akan Hadiri Festival Internasional Nouroz


Nouruz: Momentum Perubahan dalam Budaya Iran


Nouruz merupakan hari raya bangsa Iran dan wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh budaya Iran. Nouruz juga perayaan datangnya musim semi dan tahun baru Iran. Festival yang dirayakan sejak ribuan tahun lalu di Persia ini merupakan perayaan musim semi terbesar di dunia. Sebuah festival yang hingga kini masih dirayakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Tujuan penciptaan adalah kesempurnaan dan kebahagiaan dari alam materi menuju alam ruhani dan mendekat menuju Tuhan. Salah satu jalan menuju Tuhan adalah merenungi alam semesta. Keindahan jagat raya membimbing manusia menuju wujud tidak terbatas. Sejak awal penciptaan manusia hingga kini, keagungan alam semesta senantiasa menjadi perhatian para ilmuwan untuk menemukan hukum keseimbangan alam.

Perubahan musim merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah swt yang paling nyata. Berbagai ajaran agama ilahi menyinggung kebaruan dan keindahan musim semi sebagai pelajaran bagi manusia. Berkah, pencerahan, keselamatan, perdamaian dan segala sesuatu yang menunjukkan kebaikan dan kebersihan tercermin dalam musim semi.

Dalam literatur Islam, alam semesta adalah ciptaan Allah swt dan manifestasi rahmat-Nya yang tidak terbatas. Pada surat an-Nahl ayat 65 kita membaca, "Allah menurunkan dari langit air hujan dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah mati. Sesungguhnya pada yang demikian ini benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mendengarkan pelajaran."

Merenungi perubahan alam semesta merupakan pelajaran besar dan bermanfaat bagi manusia. Keindahan alam mengajak manusia merenungi jati dirinya. Imam Ali as berkata, "Rugilah orang yang sama antara hari ini dengan kemarin."

Sejatinya, perayaan Nouruz pada awal musim semi merupakan salah satu manifestasi tertinggi kehidupan umat manusia. Karena melalui Nouruz, jasmani dan ruhani bergerak dan berganti. Selain itu, Nouruz memperhatikan hakikat manusia. Tahun baru Nouruz bersama datangnya musim semi menghadirkan kehidupan baru bagi manusia. Perubahan ini akan terwujud melalui tekad kuat dan kerja keras.

Bersama perubahan alam semesta, manusia berada menuju esensi perubahan. Dengan hati nan bersih, kita meningkatkan keimanan, dan kecintaan. Selain itu, dengan ihsan dan membantu orang lain kemanusiaan diri kita pun meningkat.

Tekad manusia berperan vital dalam perubahan. Setiap orang harus memulai perubahan dari dirinya sendiri, jika ia menghendaki perubahan kondisi masyarakat dan negara. Perbaikan moral, perubahan diri menuju kemanusiaan dan penghambaan akan menjamin kebahagiaan manusia.

Dengan demikian, musim semi adalah musim pembaruan. Nouruz adalah manifestasi kebaruan dan perbaikan serta kebangkitan untuk meraih marifah yang lebih tinggi. Rasulullah saw bersabda, "Orang yang lalai adalah orang tidak menyadari perubahan di dunia dari satu kondisi ke kondisi lainnya."

Allamah Thabathabai, mufasir besar Iran menulis, Allah swt memberikan tamsil hari kiamat dan hidupnya kembali orang yang mati dengan ibarat hidupnya kembali tanah di saat musim semi agar kita memahami siklus kehidupannya. Setelah menjalani kehidupan di dunia ini, manusia mati dan dibangkitkan kembali di alam akhirat. Untuk itu, dianjurkan mengingat kehidupan akhirat ketika melihat musim semi.

Manusia akan mengalami perubahan dalam kehidupannya, jika ia mengambil pelajaran dari keindahan alam semesta ini. Bersama perubahan musim, kita pun merayakan perubahan dalam diri kita.

Nouruz merupakan manifestasi dari penciptaan alam semesta atau dengan kata lain lahirnya kembali manusia. Perayaan kuno yang dirayakan pada setiap permulaan tahun baru Hijriyah Syamsiah ini memberikan berita gembira berupa perdamaian, rasa optimisme dan kebahagiaan kepada jutaan manusia di seluruh dunia. Perayaan ini memperlihatkan sekelumit dari kultur, tradisi dan adat istiadat warga yang berada di bawah pengaruh budaya Iran.

Perayaan tradisi Nouruz oleh bangsa-bangsa di kawasan ditujukan untuk mendemonstrasikan solidaritas dan persatuan kuno dan historis mereka. Pada hari Nouruz, warga berkumpul untuk membagi kebahagiaan mereka dan menghilangkan kebencian dan kedengkian. Mereka menyambangi para sesepuh masyarakat untuk mengucapkan rasa terimakasih dan mengapresiasi jasa-jasa mereka. Pada dasarnya rahasia kelanggengan Nouruz dalam budaya bangsa Iran dikarenakan ide dan tata krama yang terdapat dalam tradisi kuno tersebut.

Tradisi perayaan Nouruz di Iran dimulai sejak beberapa hari menjelang pergantian tahun dan berakhir pada hari ke-13 musim semi yang ditandai dengan kehadiran warga di alam terbuka. Meski mengalami pasang surut, seluruh tradisi perayaan Nouruz tetap langgeng sepanjang sejarah. Kendati bangsa Iran terdiri dari berbagai suku dan etnis seperti Fars, Kurd, Lord, Turk, Baluch, Turkmen dan Arab yang memiliki adat istiadat masing-masing, namun Nouruz termasuk tradisi dan perayaan yang merekatkan seluruh suku dan etnis di Iran. Seluruh suku dan etnis di Iran merayakan Nouruz tanpa memperhatikan perbedaan agama, letak geografis, bahasa, dan sejarah.

Salah satu kebiasaan rutin pada hari-hari akhir menjelang pergantian tahun adalah membersihkan dan merapikan rumah dan tempat tinggal atau khoneh tekani. Kebersihan dan kerapian senantiasa dianggap baik oleh bangsa Iran. Menjelang pergantian tahun, seluruh warga berupaya membersihkan rumah dan seluruh isinya dan bahkan tempat-tempat umum. Pada dasarnya, khoneh tekani merupakan simbol menghilangkan noda dan kotoran dari rumah-rumah dan mempersiapkan lingkungan yang bersih dan asri untuk menyambut tahun baru.

Selain membersihkan rumah-rumah mereka, rakyat Iran juga membeli baju baru dan membuat kue untuk menyambut Nouruz. Memperhatikan semangat keakraban dan persahabatan rakyat Iran, maka pada hari-hari terakhir menjelang pergantian tahun, kita menyaksikan lingkungan yang ramah dan bersahabat di seluruh penjuru Iran. Semua warga berupaya membantu orang-orang yang tak mampu dan menghibur mereka agar dapat merayakan Nouruz.

Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan membantu fakir miskin dilaksanakan dalam bentuk seruan umum lewat kerjasama sejumlah lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat seperti Pesta Amal atau "Jashn-e-Niku Kari". Pesta ini digelar setiap tahun menjelang tahun baru kalender Persia. Warga dapat memberikan apa saja yang mereka miliki baik itu berupa uang, pakaian, buku, pensil, peralatan dapur. Tujuan utama Pesta Amal adalah membantu warga yang tidak mampu menjelang tahun baru.

Salah satu tradisi lain Nouruz yang masih diperingati hingga sekarang adalah menggelar taplak Haft Seen (7 S). Berdasarkan tradisi dan kepercayaan kuno, pada detik-detik pergantian tahun, seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah-rumah mereka duduk melingkari taplak Haft Seen. Dalam taplak Haft Seen ditata tujuh jenis makanan atau kacang-kacangan yang namanya diawali dengan huruf Sin dalam bahasa Persia seperti, apel (sib), bawang putih (sir), cuka (serkeh) dan tunas gandum (sabzeh). Makanan-makanan ini merupakan simbol kesuburan dan berlimpahnya hasil pertanian. Selain itu, taplak Haft Seen juga dihiasi dengan kitab suci al-Quran, cermin, lilin, wadah yang berisi air dan ikan hias, telur ayam yang berbalut lukisan, bunga yang berwarna ungu dan koin.

Saat pergantian tahun, seluruh anggota keluarga membaca doa pergantian tahun dan al-Quran, lalu kepala keluarga memberikan uang atau kado sebagai hadiah Nouruz kepada seluruh anggota keluarganya. Kemudian memanjakan lidah mereka dengan kue-kue yang lezat dan sambil mengucapkan selamat tahun baru kepada satu sama lain. Sebagian keluarga religius memilih masjid dan tempat-tempat ziarah sebagai tempat memperingati detik-detik pergantian tahun.

Hadir di tempat-tempat suci menjelang pergantian tahun dan membaca doa dan zikir di tempat tersebut akan menerangi dan menentramkan jiwa. Oleh karena itu, setiap tahunnya, makam suci Imam Ali Ridha as di kota Mashad dan makam suci Fatimah Maksumah as di kota Qom dan tempat-tempat suci lainnya dipadati oleh warga yang ingin mengisi dahaga spiritual. Meski demikian, seluruh rakyat Iran seiring datangnya musim semi, berupaya membersihkan dan mensucikan diri dari noda dan dosa.

Kegiatan ramah tamah dan silaturahim dimulai setelah pergantian tahun. Tradisi baik ini ditujukan untuk mengikis kedengkian dan mengisi hati dengan cinta dan kasih sayang. Kalangan muda mengunjungi orang-orang yang lebih tua dan biasanya tradisi ini berlanjut dengan kegiatan saling kunjung. Sebagian warga juga menghabiskan waktu libur tahun baru dengan mengunjungi berbagai tempat wisata dan alam terbuka. Pada hari ke-14 musim semi, seluruh rakyat Iran kembali memulai aktivitas dan rutinitas sehari-hari mereka.(irib/22/3/2011)

Pesan Nouruz Rahbar: 1390 HS, Tahun Jihad Ekonomi

بسم‌الله‌الرّحمن‌الرّحیم
یا مقلّب القلوب و الأبصار، یا مدبّر اللّیل و النّهار، یا محوّل الحول و الأحوال، حوّل حالنا الی احسن الحال

Wahai Yang membolak-balikkan hati dan pandangan! Wahai yang mengatur malam dan siang! Wahai Yang membuat tahun dan keadaan silih berganti datang! Ubahlah kondisi kami kepada kondisi yang terbaik!

Kepada seluruh masyarakat di negara kita ini, kepada semua rakyat Iran yang berada di berbagai negara dan seluruh penjuru dunia serta kepada bangsa-bangsa lain yang merayakan hari nouruz, saya ucapkan selamat atas tibanya hari raya nouruz dan kedatangan musim semi dan tahun baru ini. Ucapan selamat saya sampaikan lebih khusus kepada mereka dan segenap keluarga yang mengabdi kepada negara, revolusi Islam dan pemerintahan ini; kepada keluarga para syuhada yang mulia; kepada para veteran cacat perang dan keluarga mereka; serta kepada keluarga para petugas negara yang sudi berpisah dari keluarga di saat keluarga-keluarga yang lain berkumpul di rumah mereka demi tugas penting yang mereka emban. Saya berharap, insya Allah, berkat kemurahan dan rahmat Ilahi, tahun yang kita jelang ini akan mendatangkan keceriaan, berkah dan nikmat serta kesuksesan di semua bidang bagi bangsa Iran.

Tentunya peristiwa-peristiwa pahit yang dialami rakyat di berbagai negara seperti Bahrain, Yaman dan Libya telah membuat hari raya ini terasa pahit bagi kita semua dan menghalangi kita untuk merayakannya dengan penuh kegembiraan. Kita berharap semoga Allah Swt memberikan kelapangan segera kepada bangsa-bangsa tersebut -rakyat Bahrain, Yaman dan Libya- dan menghukum musuh-musuh mereka.

Ied atau hari raya adalah gerakan alamiah manusia sepanjang tahun, bulan dan hari, baik petang maupun malam. Gerakan ini mesti menanjak ke arah kesempurnaan dan ketinggian. Karena itu, ied merupakan periode bagi manusia untuk bisa memulai satu periode yang baru. Berkat taufik dan kemurahan Ilahi, kita, bangsa Iran, telah melakukan banyak pekerjaan besar pada tahun 1389 HS. Kita telah menamakan tahun 1389 HS dengan nama ‘Tahun Tekad Ganda dan kerja Ekstra'. Syukur alhamdulillah, sepanjang tahun ini slogan tersebut telah terealisasi. Saya bahkan dapat mengklaim bahwa slogan yang selama ini menjadi perhatian besar rakyat dan para pejabat negara sehingga mempengaruhi kinerja dan kondisi negara adalah slogan ‘Tekad Ganda dan Kerja Ekstra' ini. Syukur alhamdulillah, dalam perjalanan tahunan, rakyat dan pemerintah benar-benar menunjukkan komitmennya dengan slogan ‘Tekad Ganda dan Kerja Ekstra'. Di bidang ekonomi, politik, partisipasi besar rakyat dalam berbagai momen terkait perkembangan politik dan perjalanan revolusi, juga di bidang keilmuan, teknologi, kebijakan luar negeri dan berbagai bidang lainnya, kita menyaksikan terealisasinya pekerjaan-pekerjaan besar yang melibatkan para pejabat negara, baik dari lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif, khususnya lembaga eksekutif atau pemerintah yang sepanjang tahun lalu telah menggarap banyak pekerjaan besar termasuk diantaranya pelaksanaan program subsidi terarah. Pekerjaan besar ini telah dimulai dan kami berharap insya Allah program ini akan terlaksana dengan baik.

Yang saya rasakan secara umum adalah bahwa negara kita -alhamdulillah- sudah berada di jalan kemajuan. Langkah yang baik ini sudah dimulai. Tentunya, gerakan yang semakin hari semakin cepat terpacu ini terjadi berkat kerja keras para pejabat negara dan bangsa Iran sepanjang tahun-tahun yang lalu. Tapi alhamdulillah roda gerakan ini berputar semakin cepat. Misalnya terkait produksi ilmu, data yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga keilmuan dunia menunjukkan bahwa sumbangsih negara kita dalam kemajuan sains dan produksi ilmu di dunia tercatat lebih dari sebelas persen. Padahal, dari sisi populasi negara kita hanya satu persen dari jumlah penduduk dunia. Di samping itu, negara yang menempati urutan kedua setelah kita hanya memberikan sumbangsih kurang dari enam persen. Karena itu, kemajuan negara kita di berbagai bidang -alhamdulillah- sudah sangat bagus. Gerakan yang cepat dan disertai dengan keseriusan dan tekad ini harus tetap berjalan, insya Allah.

Dari keseluruhan masalah dalam negeri ini, jika orang hendak melihat apa yang mesti menjadi perhatian besar kita di tahun 1390 HS adalah bahwa salah satu masalah paling substansial yang menjadi acuan bagi musuh-musuh bangsa Iran dan negara kita dalam upaya memukul negara ini adalah masalah ekonomi. Tentunya mereka juga bekerja keras di sektor budaya, politik, atau monopoli sains. Namun dalam masalah ekonomi mereka punya perhatian yang lebih khusus. Embargo yang sering diungkap oleh musuh atau telah dijatuhkan terhadap bangsa Iran ditujukan untuk memukul sendi-sendi perekonomian negara kita dan melumpuhkannya dari gerakannya yang cepat. Memang target yang mereka kejar tak pernah bisa terwujud. Mereka tak berhasil mendapatkan apa yang mereka maukan lewat embargo. Kiat-kiat dan kebijakan yang diambil oleh para pejabat negara kita serta kebersamaan rakyat berhasil mengalahkan konspirasi musuh. Tapi mereka terus berusaha. Karena itu, di tahun berikutnya yang saat ini sudah dimulai, perhatian kita mesti difokuskan pada masalah-masalah yang paling penting nagi negara, dan menurut saya masalah yang paling inti adalah masalah ekonomi. Mengingat masalah ini, saya menamakan tahun ini dengan tahun ‘Jihad Ekonomi'. Saya berharap kepada para pejabat negara baik yang bertugas di pemerintahan, di parlemen, maupun di instansi-instansi lainnya yang berhubungan dengan ekonomi, juga kepada rakyat untuk bekerja di bidang ekonomi dengan semangat jihad. Gerakan yang biasa-biasa saja tidak cukup. Di medan ini gerakan harus cepat dan disertai dengan semangat jihad.

Anda tentunya menyadari bahwa kita saat ini sudah berada di tahun ketiga dari dekade kemajuan dan keadilan. Memang terkait kemajuan juga keadilan dalam skala yang relatif sudah ada banyak pekerjaan yang terlaksana. Tetapi kita harus melangkah untuk mewujudkan dekade ini menjadi manifestasi nyata dari kemajuan dan tegaknya keadilan di negara kita. Alhamdulillah, dengan transformasi yang saat ini terjadi di Dunia Islam orang merasa bahwa berkat taufik dari Allah, dekade ini juga akan menjadi dekade kemajuan dan keadilan bagi kawasan.

Kami berharap semoga Alah Swt memberikan kemurahanNya kepada Anda sekalian, bangsa Iran, kepada para pejabat negara yang terhormat, dan kepada Anda para pemuda yang mukmin, bersemangat, aktif dan penuh potensi. Dan semoga doa Hazrat Baqiyyatullah (arwahuna fidahu) meliputi Anda semua. Kita semua mengenang para syuhada dan pemimpin besar kita. Semoga berkat arwah insan-insan luhur itu Allah Swt melimpahkan rahmat, kemurahan, berkah, keridhaan dan ampunanNya kepada bangsa Iran.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. (IRIB/Khamenei.ir/AR/21/3/2011)

Bunga dan Tradisi Tahun Baru di Iran

Masyarakat Iran adalah masyarakat yang begitu gandrung dengan bunga-bungaan. Ukiran pintu dan dinding-dinding tiap bangunan, pagar, halte bis, desain papan-papan reklame selalu dengan motif bunga-bungaan. Saling memberi bunga pun menjadi budaya yang mengakar di dalam masyarakat yang dipimpin para Mullah ini.

Ismail Amin



Bunga dan  Tradisi Tahun Baru di Iran

Oleh media-media Barat, Iran diperkenalkan sebagai negara yang masyarakatnya fundamental dan radikal, bahkan CNN menyebut mereka sebagai orang-orang yang keras kepala. Namun, ada fenomena menarik yang jarang diungkap mereka mengenai masyarakat Iran. Bagi yang pernah mengunjungi Iran, pasti tahu benar fenomena ini. Masyarakat Iran adalah masyarakat yang begitu gandrung dengan bunga-bungaan. Ukiran pintu dan dinding-dinding tiap bangunan, pagar, halte bis, desain papan-papan reklame selalu dengan motif bunga-bungaan. Bahkan kaligrafi Allah dalam motif bunga menghiasi bendera kebangsaan negeri Persia ini. Saling memberi bunga pun menjadi budaya yang mengakar di dalam masyarakat yang dipimpin para Mullah ini. Dari ulang tahun, melamar, menyambut kelahiran, anak, menjenguk orang sakit, melayat, menjemput keluarga di bandara atau stasiun kereta api, bertamu, meminta maaf, mengucapkan selamat dan merayakan hari-hari penting sudah menjadi kebiasaan untuk saling memberi minimal setangkai bunga. Murid-murid sekolah di hari guru (bertepatan dengan hari syahidnya Murtadha Muthahari) membawa setangkai bunga untuk diserahkan kepada gurunya. Di hari Ibu dan Perempuan (bertepatan dengan kelahiran Sayyidah Fatimah) para suami berjalan kaki sepulang kerja dengan membawa bunga di tangan. Mereka sengaja tidak berkendara agar bunga di tangan tetap tidak hilang kesegarannya dan tidak rusak ketika diberikan kepada sang istri. Sementara anak-anak sepulang sekolah berdesak-desakan di kios-kios penjual bunga untuk membeli setangkai bunga untuk ibu mereka. Karenanya tak heran, di setiap sudut jalan selalu saja ada kios penjual bunga.

Sejarahpun menyisakan catatan mengenai bunga dan perannya dalam revolusi Islam Iran. Revolusi Islam Iran 1979 juga dikenal dengan sebutan "Revolusi Bunga". Hari itu, rakyat Iran menghadapi kekuatan militer Syah yang memiliki persenjataan paling lengkap dan personel polisi yang paling mengerikan di dunia -saat itu- dengan lontaran bunga. Dengan lontaran bunga itulah mereka bisa memukul mundur militer dan meruntuhkan Dinasti Pahlevi. Sejak dari sinilah, masyarakat Iran semakin mencintai bunga-bunga dan seolah-olah tidak bisa melepaskan kehidupannya dengan bunga. Romantisme masyarakat Iran yang dibahasakan lewat bunga inilah yang jarang diungkap media.

Begitu juga dalam menyambut tahun baru Iran. Kios-kios penjual bunga menjamur di jalan-jalan. Semacam kewajiban bagi mereka, memberi ucapan selamat tahun baru sembari menyerahkan bunga. Selain itu, terdapat beberapa tradisi khusus masyarakat Iran dalam menyambut dan merayakan tahun baru mereka. Dalam penanggalan Iran hari tahun baru adalah hari pertama di musim semi (disebut Fasl-e Bahor) yang tahun ini bertepatan dengan 21 Maret. Sistem penanggalan Iran telah disusun sejak 1725 tahun sebelum Masehi dan terus mengalami penyempurnaan hingga kini. Dimasa kekhalifaan Islam, kalender Iran mengalami penyesuaian dengan kalender Islam dan disebut dengan Kalender Hijriyah Syamsi sebab penentuan tanggal Iran berdasar pada edar bumi terhadap matahari dan disebut Hijriyah karena tahun pertamanya juga dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw ke Madinah. Adanya perbedaan jumlah hari dalam setahun dengan kalender Hijriyah Qamari menyebabkan jalannya tahun pada kalender Iran lebih lambat dan tahun ini baru memasuki 1390 HS sementara kalender Hijriyah telah memasuki tahun ke 1432 H.

Tradisi menyambut tahun baru (mereka menyebutnya Nouruuz) dimulai sejak dua-tiga minggu sebelum bulan Esfand (bulan terakhir dalam penanggalan Iran) berakhir. Hari-hari itu para ibu disibukkan dengan membersihkan rumah dan berbelanja hiasan baru untuk rumah mereka. Dengan adanya kebiasaan ini tentu saja pengeluaran di akhir tahun juga semakin bertambah, maka umumnya, kantor negara atau perusahaan di akhir tahun memberikan memberikan bonus atau hadiah tahun baru. Banyak sesuatu yang harus tersedia dalam prosesi penyambutan tahun baru. Diantara kebiasaan mereka adalah membeli ikan mas kecil dan bibit gandum yang telah tumbuh sekitar 4-7 cm, konon katanya tradisi ini telah berumur 15.000 tahun.

Dalam menyambut detik-detik masuknya tahun baru di hari terakhir tahun yang akan ditinggalkan, semua anggota keluarga dengan menggunakan pakaian terbaik mereka -biasanya selalu baru- akan duduk mengelilingi meja makan.

Di atas meja makan telah tersedia tujuh buah jenis makanan, yang kesemuanya berawalan huruf sin (abjad Arab). Mereka menyebut makanan tersebut dengan haft-e sin (tujuh huruf sin) yang merupakan pelambang tujuh kreasi ciptaan Allah yang harus disyukuri dan dipelihara. Ketujuh makanan tersebut terdiri dari :

- Serkeh (cuka) yang bisa mengawetkan makanan melambangkan usia yang panjang dan kelestarian

- Sir (bawang putih) yang melambangkan penyembuh

- Samanu (semacam manisan yang terbuat dari gandum) yang melambangkan kemakmuran

- Sib (apel) melambangkan kecantikan dan kesegaran

- Sabzi (sayuran) melambangkan kesuburan dan kehidupan

- Sumac (bumbu yang biasa ditaburkan pada kebab) melambangkan warna matahari terbit, dan

- Senjed (buah-buahan kering) yang melambangkan cinta dan perlindungan.

Yang juga biasanya tersaji di meja makanan adalah bibit gandum yang sudah tumbuh 4-7 cm di taruh pada keranjang kecil, cermin, Al Quran, ikan mas hidup dalam toples kaca, lilin, dan telur yang berwarna warni lebih seringnya berwarna bendera kebangsaan Iran. Lilin pelita disimbolkan sebagai lambang penerangan dan cahaya kehidupan. Cermin merefleksikan masa lalu agar bisa menentukan rencana apa yang akan dilakukan di masa depan. Bibit gandum biasanya sesuai dengan jumlah anggota keluarga melambangkan produktivitas. Telur yang didekorasi dengan warna kebangsaannya melambangkan sentuhan patriotisme. Ikan mas dalam toples melambangkan hidup yang penuh aktivitas dan gerakan. Terakhir, Kitab Suci (bagi yang muslim, Al-Qur'an) melambangkan apapun yang mereka lakukan harus ditujukan hanya kepada Tuhan yang Esa dan berpedoman pada Kitab Suci.

Ketika pemerintah melalui televisi secara resmi mengumumkan saat pergantian tahun, maka seluruh anggota keluarga saling berangkulan, mengucapkan selamat dan saling memberi bunga di antara mereka. Kepala keluarga lalu membacakan Al Quran dan doa-doa keselamatan. Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama, sebagai lambang keharmonisan keluarga mereka. Di Qom, masyarakat Iran tumpah ruah di halaman kompleks pemakaman Sayyidah Maksumah, mereka melakukan do'a bersama dalam menyambut tahun baru 1390 HS yang jatuh pada pukul 15.13.

Hari-hari selanjutnya adalah hari saling mengunjungi sanak famili dan handai tolan serta berekreasi di tempat wisata dan berlangsung selama 12 hari kedepan. Secara resmi hari-hari tersebut adalah hari-hari libur. Diantara berbagai perayaan tahun baru di dunia bisa jadi perayaan tahun baru di Iran inilah yang terpanjang.

Di dekat apartemen saya, Ogoye Hasani yang biasanya hanya menjual buah dan sayur-sayuran, memanfaatkan momentum tahun baru dengan menambah usahanya dengan menjual ikan mas dan pernak-pernik tahun baru. Namun ada yang unik dari jualannya, dia juga menjual anak ular hidup dan ditaruhnya dalam toples bening. Ketika ditanya anak ular itu pelambang apa, dia menjawab, "Ini adalah pelambang kreativitas, masa yang di dalam toples tiap tahun ikan mas melulu". Saya hanya tersenyum, mungkin Ogoye Hasani lupa, filosofi ikan mas melambangkan kelincahan dan aktivitas, sedangkan ular cenderung malas bergerak. Dan terlebih lagi, memandangi ular di meja sajian sangat beresiko, sebab dapat mengganggu selera makan. Tapi itulah tahun baru, bagi masyarakat Iran –setidaknya oleh Ogoye Hasani- harus selalu ada kreativitas yang baru.

Nouruuz Mubarak Bod.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&Id=232714


Tahun Baru dalam Pandangan Ayatullah Jawadi Amuli


Ulama yang juga seorang mufassir terkemuka ini menyatakan, "Nabi Muhammad saww memiliki usia yang penuh dengan keberkahan, itulah sebabya Allah SWT dalam Al-Qur'an bersumpah demi umur Nabi Muhammad saww. Itu karena Nabi Muhammad saww dalam pergerakan dirinya mengelilingi matahari mengikuti akal sehat, wahyu dan nuraninya."



Tahun Baru dalam Pandangan Ayatullah Jawadi Amuli

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Al Uzhma Jawadi Amuli di hadapan jama'ah mahasiswa dan pelajar Hauzah menjelang tahun baru Syamsi dan kedatangan musim semi menyatakan, "Makna dari Parvardin (bulan pertama tahun baru Iran, red) dan tahun baru adalah bumi setiap hari selama 24 jam berputar mengikuti porosnya dan menghasilkan perubahan hari, begitu juga dalam tempo satu tahun, bumi mengitari matahari dan menghasilkan tahun yang baru."

Beliau kemudian menegaskan, "Kita sebagai penghuni planet bumi ini, sebagaimana bumi yang mengitari matahari mengalami perubahan setiap tahunnya, maka setiap kitapun memiliki tahun baru." Ulama marja yang juga sebagai tenaga pengajar Hauzah ilmiyah ini selanjutnya memberikan pemisalan dalam ceramahnya, "Barang siapa yang usianya 50 tahun sama halnya telah mengitari matahari sebanyak 50 kali. Dan jika selama 50 tahun itu, orang tersebut sekedar mengitari matahari tanpa aktivitas yang bisa mengembangkan dirinya, tidak mengalami perubahan intelektual dan spritual dari tahun ke tahun, ia sama saja dengan anak kecil, hanya saja usianya telah mencapai 50 tahun."

Ayatullah Al Uzhma Jawad Amuli selanjutnya mengatakan, "Al-Qur'anul Karim, dalam hal pemilihan rotasi membagi manusia menjadi 3 kelompok. Sebagian manusia memilih berotasi mengelilingi hawa nafsunya, oleh karenanya setiap tahunnya, ia hanya lebih mengembangkan sifat kezaliman dalam dirinya. Sebagian lagi memilih berotasi mengililingi kesukaan atau hobbinya, sehingga setiap tahunnya ia berfokus pada apa yang disukainya itu. Dan sebagian lagi, memilih berorati mengelilingi akal, wahyu dan suara hatinya, dan misdaq dari kelompok ketiga ini adalah para Aimmah as."

Ulama yang juga seorang mufassir terkemuka ini menyatakan, "Nabi Muhammad saww memiliki usia yang penuh dengan keberkahan, itulah sebabya Allah SWT dalam Al-Qur'an bersumpah demi umur Nabi Muhammad saww. Itu karena Nabi Muhammad saww dalam pergerakan dirinya mengelilingi matahari mengikuti akal sehat, wahyu dan nuraninya."

Dalam pembahasan lain pada bagian ceramahnya, Ayatullah Al Uzhma Jawadi Amuli kemudian mengingatkan agar setiap muslim berpegang pada akhlak dan hakikat (kebenaran). Beliau mengatakan, "Insan adalah makhluk hakiki takwini bukan I'tibari yang akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan. Bukan mahluk yang stagnan, statis dan tetap tanpa perubahan."

Selanjutnya, beliau menasehatkan bahwa bukanlah akal yang menetapkan aturan, "Akal hanyalah untuk mengenali baik tidaknya suatu aturan, benar tidaknya aturan yang ada, bukan untuk menetapkan atau membuat aturan. Allah Subhana wa ta'ala lah yang pembuat aturan. Dengan bantuan akal dan petunjukNya kita akhirnya bisa mengenal dan mengetahui aturan-aturan-Nya untuk kemudian kita ikuti untuk mencapai derajat insan kamil."

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&Id=232596

Lima Presiden Akan Hadiri Festival Internasional Nouroz


Lima presiden memastikan akan menghadiri Festival Internasional Nouroz yang akan digelar di Tehran. Kelima negara tersebut adalah Presiden Turkmenistan, Tajikistan, Afghanistan, Armenia dan Irak.

Dirjen Urusan Festival Internasional Nourouz, Mohammad Reza Farqani mengatakan, "Hingga detik ini, presiden dari lima negara itu menyatakan akan datang dalam Festival Internasional Nouroz. Selain kelima presiden tersebut, Deputi Perdana Menteri Kirghizistan, Pangeran Qatar, Menteri Luar Negeri Oman dan seorang pejabati tinggi dari Azerbaijan akan menghadiri Festival Internasional Nouroz ini."

Mengenai program kunjungan para tamu negara tersebut, Farqani menjelaskan, "Pertemuan dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, pelaksanaan sidang, pidato para presiden terkait Nouroz, pertemuan para tamu negara dengan Presiden Republik Islam Iran, ratifikasi pernyataan bersama dan peresmian Kantor Sekretariat Peringatan Nouroz di Tehran adalah di antara acara penting dalam festival tersebut."

Nouroz merupakan hari raya bangsa Iran dan wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh budaya Iran. Nouroz juga perayaan datangnya musim semi dan tahun baru Iran. Nouroz yang dirayakan sejak ribuan tahun lalu di Persia ini merupakan perayaan musim semi terbesar di dunia.

Tradisi perayaan Nouruz di Iran dimulai sejak beberapa hari menjelang pergantian tahun dan berakhir pada hari ke-13 musim semi yang ditandai dengan kehadiran warga di alam terbuka. Meski mengalami pasang surut, seluruh tradisi perayaan Nouruz tetap langgeng sepanjang sejarah.

Kendati bangsa Iran terdiri dari berbagai suku dan etnis seperti Fars, Kurd, Lord, Turk, Baluch, Turkmen dan Arab yang memiliki adat istiadat masing-masing, namun Nouruz termasuk tradisi dan perayaan yang merekatkan seluruh suku dan etnis di Iran. Seluruh suku dan etnis di Iran merayakan Nouroz tanpa memperhatikan perbedaan agama, letak geografis, bahasa, dan sejarah. Perayaan Nouroz juga dirayakan di sejumlah negara kawasan. (IRIB/IRNA/AR/25/3/2011)



0 comments to "Tahun Jihad Ekonomi : Hari Nouruz:Lima Presiden Akan Hadiri Festival Internasional Nouroz"

Leave a comment