Home , , � Tanya Jawab Ilmiah Islami "Versi Bum Gembul"

Tanya Jawab Ilmiah Islami "Versi Bum Gembul"


Tanah yang Hanya Satu Kali Disinari Matahari

Sobat, apakah kalian tahu tanah mana yang hanya satu kali disinari matahari?

He... he... he... Bingungkan.

Mau tahu jawabannya. Yuk, kita ikuti cerita berikut ini.

Setelah Nabi kita Muhammad Saw wafat, suatu hari seseorang yang bernama Ibnu Kawa' mendatangi Masjid Nabi di Madinah. Ia lalu bertanya kepada para sahabat Rasulullah Saw yang ada di dalam masjid, "Siapa yang dapat menjawab pertanyaanku?"

"Aku yang akan menjawab pertanyaanmu," jawab Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra mantap.

Ibnu Kawa' kemudian bertanya, "Tanah mana yang hanya satu kali terkena sinar matahari?"

Ali dengan tersenyum menjawab, "Tanah yang hanya satu kali terkena sinar matahari adalah tanah pada dasar Laut Merah. Allah Swt dalam al Qur'an telah menceritakan bawha Laut Merah terbelah ketika Allah Swt memerintahkan Nabi Musa as memukulkan tongkatnya ke laut Merah agar umatnya bisa menyeberangi laut Merah. Mereka ketika itu tengah dikejar raja Fir'aun dan tentaranya. Setelah Nabi Musa as dan umatnya sampai di seberang, laut Merah kembali tertutup dan raja Fir'aun beserta tentaranya tewas ditelan laut merah."

Nah, Sobat. Tanah yang hanya satu kali terkena sinar Matahari adalah dasar Laut Merah yang terbuka ketika Nabi Musa as dan umatnya menyeberangi laut merah. Tanah itu kemudian tidak pernah lagi disinari matahari.
mainsource:http://bumgembul.blogspot.com/2008/02/tanah-yang-hanya-satu-kali-disinari.html

Tanda Turunnya Hujan

Di sebuah puncak gunung, hiduplah seorang pemuda yang sedang mengasingkan diri. Suatu hari ia berangkat dari rumahnya untuk bertamu dengan Pak Tua pemilik pabrik penggilingan padi yang tinggal di pinggir kota.

Setelah menyelesaikan urusannya, sang pemuda permisi untuk kembali lagi ke rumahnya. Namun karena hari sudah senja, ia pun mengurungkan niatnya. Pak Tua pun mengizinkan pemuda tersebut untuk bermalam di tempatnya.

Ketika waktu tidur tiba, Pak Tua menggelar kasur untuk sang pemuda di dalam pabriknya. Namun berkatalah pemuda kepadanya:


Pemuda : “Wahai Pak Tua, tolong gelarkan kasur ini di atas atap pabrik. Karena aku rasakan udaranya sangat panas.”

Pak Tua : “Sepertinya langit menandakan akan turun hujan malam ini, lebih baik Nanda tidur di sini saja.”

Pemuda : “Hujan?! Tidak mungkin akan turun hujan, karena malam ini langit terlihat sangat cerah. Jadi malam ini aku tidur di luar saja, Pak Tua...”

Pak Tua : “Kalau itu keinginanmu... Baiklah, wahai pemuda.”
Tak lama kemudian, tiba-tiba langit mendung dan hujan mulai turun dengan lebat. Pemuda yang terlanjur tidur di atas gudang terkejut dan segera bangun untuk menemui Pak Tua.

Pemuda : “Aduh... Pak Tua, dari mana Engkau tahu kalau malam ini hujan akan turun? Karena tadi langit tidak menunjukkan tanda akan turun hujan.”

Pak Tua : “Pemuda, aku mempunyai seekor anjing penjaga. Jika aku melihat ia masuk ke dalam pabrik ini untuk tidur, tahulah aku bahwa akan turun hujan. Seperti malam ini, aku pun telah melihat anjingku masuk ke dalam pabrik sejak senja tadi. Maka dari situlah aku tahu bahwa akan turun hujan malam ini, walaupun sebelumnya langit terlihat cerah.”

Pesan Moral:
Sobat, Binatang memiliki kepekaan tinggi, sehingga dapat mengetahui gejala alam.
Jika kita berkunjung, turutilah saran dari orang yang kita kunjungi, karena ia lebih mengetahui tempat tinggalnya. Biar kita tidak salah.

Apakah sobat memiliki hewan peliharaan? Apakah ia bisa memberi petunjuk jika akan terjadi gejala alam? Ceritakanlah di posting bawah ini....
CERIO....

mainsource:http://bumgembul.blogspot.com/2007/08/tanda-turunnya-hujan.html

Jarak Bumi dan Langit

Sayyidina Ali adalah sepupu sekaligus menantu Rasulullah Muhammad Saw. Ia seorang yang sangat pandai dan taat beribadah. Kecerdasan Ali didapatkan dari Nabi Muhammad Saw, sesuai dengan sabda Beliau, “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya.”

Sepeninggal Rasulullah, banyak orang yang menguji kebenaran Islam melalui pertanyaan-pertanyaan sulit. Dari sekian sahabat Nabi, hanya Ali yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Salah satunya adalah sebagai berikut.:


Seorang yang bernama Ibnu Kawa' bertanya kepada Ali, "Berapa jarak antara langit dan bumi?"

Ali tersenyum dan segera menjawab, "Jarak antara langit dan bumi adalah sama dengan jarak doa yang dikabulkan Allah Swt.”

(Maksudnya adalah bahwa jarak antara langit dan bumi tidak dapat diukur secara matematis, seperti kita mengukur jarak antara satu kota ke kota lain. Jarak antara langit dan bumi tak terhingga batasnya, namun bisa diukur dengan cara doa seseorang yang dapat dikabulkan Allah Swt. Artinya doa seseorang yang berada di bumi sampai hingga ke langit.)


Kemudian Ibnu Kawa' bertanya lagi, "Berapa jarak antara ufuk timur dan ufuk barat?"

Ali kembali tersenyum dan menjawab, "Sejauh perjalanan matahari di siang hari.“

(Maksudnya adalah ketika jarak antara ufuk timur dan ufuk barat dapat diukur, namun itu masih belum mendekati kebenaran. Jarak yang pasti adalah sejauh perjalanan matahari di siang hari dari timur ke barat)



0 comments to "Tanya Jawab Ilmiah Islami "Versi Bum Gembul""

Leave a comment