Home , , , , , � Menjelang Peringatan Syahadah Az Zahra

Menjelang Peringatan Syahadah Az Zahra

Ayatullah Shafi: Fatimah Teladan Sepanjang Masa

Ayatullah Shafi menyampaikan dalam kelas Bahsul Kharij Fiqh yang diasuhnya, berkaitan dengan hari kesedihan syahadah Sayidah Fathimah as berkata, “Kewajiban Umat Syiah pada hari-hari ini adalah untuk mengenal secara benar siapa itu Sayyidah Fathimah as.


Ayatullah Shafi: Fatimah Teladan Sepanjang Masa

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Shafi Gulpaigani pagi ini pada pembukaan materi Bahsul Kharij Fiqh yang beliau pandu berkata bahwa kewajiban umat Syiah sekarang ini adalah mengenal siapakah sebenarnya sosok Sayidah Fathimah as itu.

Beliau menilai sayidah Fathimah adalah teladan sempurna bagi umat manusia dalam hal ini beliau berkata, ”Jika kita diminta pendapat bagaimana cara hidup yang lebih baik maka sejarah kehidupan beliau (Fathimah as) yang akan kami kemukakan sebagai jawaban. Tidak hanya untuk para wanita semata tapi beliau adalah suri tauladan untuk umat manusia sekalian alam.”

Ayatullah shafi dengan mengemukakan beberapa ciri, prilaku, akhlak dan maknawiyah beliau menjelaskan, “Kezuhudan, kerohaniahan, dan keqanaahan beliau dalam hidup adalah contoh yang sangat sering dinukil oleh tinta sejarah. Untuk manusia seluruh alam ini adalah pelajaran yang sangat berharga. Jika semua keluarga dibangun dengan keqonaahan yang beliau terapkan maka banyak sekali permasalahan yang akan dapat mereka pecahkan."

Selanjutnya beliau mengisyaratkan pada jiwa berkorban dan upaya penjauhan diri syaidah Fathimah dari dunia, disini beliau memaparkan, “Sayidah Fathimah telah mampu menyingkirkan berbagai hal yang bisa menipu manusia, beliau hanya memposisikan diri dalam pemikiran sehat dan berada dalam selimut hukum islam, akhlak dan maknawiyah semata.”

Ustad Bahsul Kharij Qom ini kembali menambahkan bahwa salah satu hal yang menjadikan kehidupan beliau menjadi begitu indah adalah ibadah dan penghambaan secara ikhlas dan perhatian pada Tuhan semesta Alam yang beliau praktekkan, dimana beliau berada pada puncak-puncak penyembahan dan peribadahan, beliau hanya memberikan perhatian pada Allah swt dan semua warna kehidupan yang beliau miliki adalah kehidupan dengan semerbak ilahiyah.

Beliau juga mengusung berbagai unsur kehidupan dari sayidah Fathimah dan menilai bahwa semua itu adalah petikan pelajaran bagi para pemuda, “Dalam pernikahan beliau dengan Amirul Mukminin Ali begitu banyak pelajaran yang dapat diambil. Adalah menjadi kewajiban kita untuk menyampaikan hal itu pada semua lapisan masyarakat."

Beliau menambahkan bahwa jika kita adalah masyarakat Fathimi dan masyarakat Zahrai, maka kita akan terlepas secara mutlak dari permasalahan yang ada dimasyarakat.

Dalam menjelaskan bahwa sayidah Zahra adalah orang yang taat pada perintah Allah swt Ayatullah Shafi menerangkan, “Ucapan beliau ini sangat terkenal dan harus diulang-ulang untuk disampaikan pada masyarakat, ”yang terbaik untuk para wanita yaitu dia tidak melihat lelaki non muhrim dan juga tidak dilihat oleh nonmuhrim.” Tapi sayang sekali sekarang ini percampuran tidak wajar antara laki-laki dan perempuan dimasyarakat sudah begitu banyak yang mana hal itu menjadi penyebab munculnya berbagai penyimpangan, penyimpangan-penyimpangan yang tidak mungkin kami sebutkan disini.”

Dalam bagian lain dari ceramahnya beliau mengutip khotbah sayidah Fathimah yang disampaikan di masjid Madinah,” Penjelasan Sayidah Zahra as adalah salah satu pendukung kebenaran madzhab Syiah. Secara yakin bahwa khutbah beliau itu adalah salah satu bentuk mukjizat. Dimana syarat-syaratnya secara tersembunyi beliau sampaikan pada masyarakat Madinah dan hanya beliau saja yang mampu mengemukakan hal itu pada kondisi dizaman itu. Dan tidak ada orang lain satu pun dengan melihat kondisi yang begitu parah dan menyedihkan semenjak kepergian Nabi saw yang mampu melakukannya."

Pada kesempatan itu beliau mengharap kepada Mahasiswa, Ulama, Pelajar, dan para pembesar Dunia untuk memberikan perhatian lebih pada khotbah beliau tadi. Dan untuk meneliti dan mengkaji kalimat demi kalimat atas khutbah yang beliau sampaikan sehingga umat Islam bisa memanfaatkannya dengan lebih proporsional.

Ayatullah Shafi selanjutnya menerangkan bahwa dengan ucapan beliau bahwa pimpinan beliau setelah Nabi saw adalah Imam Ali as dan orang lain dinilai telah mencuri hak itu, “Aqidah umat Syiah adalah aqidah beliau tadi.”

"Ustadz kita Almarhum Ayatullah Haji Sayid Muhammad Taqi Khanshari telah menukil untuk kita bahwa ketika beliau pergi berziarah ke Mekah Mukaramah dan Madinah Munawarah dan disana beliau bertemu dengan Hasan al-Banna salah satu ulama besar Suni dan juga pimpinan Ikhwanul Muslimin berdiskusi dan saling adu argumen. Setelah berlalu beberapa waktu dari pembahasan keimamahan Imam Ali dan pencurian kekhalifahan beliau akhirnya Hasan al Banna memberikan perhatian pada aqidah kita dan pada para penduduk Hijaz menyampaikan bahwa aqidah Syiah terkait Syaikhain adalah aqidah yang juga diyakini Sayidah Zahra as dan karena kita tidak mampu memprotes sayidah Zahra as maka dari sisi ini aqidah Syiah juga terhormat dimata kami."(*)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=240011

Sayyid Ali Idrus: Fatimah Az Zahra, Pembela Sang Imam

Keutamaan yang dimiliki Sayyidah Zahra itu diraih karena kepribadian yang agung, karena ketakwaan dan keimanannya yang tinggi sampai beliau dijuluki dengan as Siddiqah at Tahirah. Beliau menjadikan misi ayahnya sebagai misi hidupnya.


Sayyid Ali Idrus: Fatimah Az Zahra, Pembela Sang Imam

Menurut Kantor Berita ABNA, sebagaimana yang tercatat dalam tarikh Islam 3 Jumadil Tsani dikenal sebagai hari wafatnya putri kesayangan Nabiullah Muhammad saww, Sayyidah Fatimah Az Zahra as. Republik Islam Iran menjadikan hari tersebut sebagai hari berkabung nasional dan terhitung sebagai hari libur. Dua-tiga hari menjelang hari tersebut, menjadi hari-hari penuh duka bagi seluruh pengikut Syiah dan pecinta Ahlul Bait di seluruh dunia. Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran sebagai sebuah organisasi mahasiswa Indonesia yang berkedudukan di Qom Iran turut mengenang kesyahidan Sayyidah Zahra dengan mengadakan majelis duka Az Zahra, sabtu sore (7/5) di Markaz HPI di kota Qom Iran.

Di hadapan puluhan mahasiswa Indonesia yang bermukim di Qom, Sayyid Ali Idrus sebagai pemateri dalam majelis duka Az Zahra tersebut mengawali ceramahnya dengan mengucapkan belasungkawa dan kedukaan yang mendalam atas kesyahidan putri kesayangan Nabiullah Muhammad saww Sayyidatina Fatimah Az Zahra as. Selanjutnya beliau memaparkan ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan berkenaan dengan Fatimah Az Zahra. Beliau berkata "Sayyidah Zahra memiliki kedudukan yang sangat agung dan posisi yang teramat istimewa, di sisi Allah swt, di sisi Nabi saww, di sisi para Aimmah as bahkan di sisi kaum muslimin. Banyak ayat Al-Qur'an yang diturunkan berkaitan dengan beliau yang menunjukkan keutamaan dan keagungan beliau. Diantara ayat- ayat tersebut seperti ayat at Tahir (dalam surah al Ahzab), ayat al Ith'am (dalam surah al Insan), surah al Kautsar dan ayat Mubahalah (dalam surah Ali Imran)."

"Demikian pula dengan riwayat-riwayat, banyak yang mengungkapkan keutamaan dan keagungan beliau. Diantaranya yang masyhur, Rasulullah saww bersabda, Fatimah adalah belahan diriku, barangsiapa yang mengganggunya berarti menggangguku dan barangsiapa yang mencintainya berarti mencintainya. Dalam hadits lain Nabi saww bersabda, Allah akan murka dengan kemurkaan Fatimah dan akan rela dengan kerelaan Fatimah. Juga terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa Fatimah adalah penghulu bagi seluruh perempuan seluruh alam. Riwayat-riwayat ini menunjukkan maqam yang begitu tinggi yang dimiliki Sayyidah Zahra." Lanjut Sayyid Ali Idrus.

Lebih lanjut Mahasiswa S2 Universitas Imam Khomeini Qom ini mengatakan, "Perlu kita ketahui kedudukan tinggi yang dimiliki Sayyidah Fatimah bukanlah semata-mata karena beliau adalah putri seorang nabi. Sebab nabi-nabi sebelumnya juga memiliki keturunan namun tidak semuanya memiliki keutamaan dan keagungan, bahkan diantara mereka ada yang justru memusuhi apa yang dibawa oleh ayahnya. Keutamaan yang dimiliki Sayyidah Zahra itu diraih karena kepribadian yang agung, karena ketakwaan dan keimanannya yang tinggi sampai beliau dijuluki dengan as Siddiqah at Tahirah. Beliau menjadikan misi ayahnya sebagai misi hidupnya. Berbeda dengan kebanyakan anak, yang tidak mau tahu dengan apa yang diperjuangkan oleh ayahnya, Sayyidah Zahra justru menjadikan misi hidupnya menegakkan kalimat Allah yang juga diperjuangkan oleh ayahnya. Oleh karena itu, para ulama menyebutkan bahwa Sayyidah Zahra adalah pembela imam pada masanya, sebagai pembela wilayah."

Sayyid Ali Idrus kemudian menjelaskan mengenai sketsa politik yang sedemikian pelik yang dihadapi Ahlul Bait paska wafatnya Rasul. Sepeninggal Rasulullah banyak kaum muslimin yang kemudian murtad ataupun tetap memeluk Islam namun tidak memberi ketaatan terhadap apa yang telah diwasiatkan Rasul menjelang wafatnya. "Sayyidah az Zahra tidak tinggal diam melihat kondisi yang seperti itu, saban hari beliau dengan membawa Hasan dan Husain berziarah ke pemakaman Baqi, pemakaman Uhud dan di makam Rasulullah. Di tempat-tempat tersebut secara terbuka dan demonstratif beliau mengadakan majelis ratapan. Namun ratapan dan tangisan beliau bukan sekedar tangisan belaka, namun berisi curahan hati beliau kepada ayahnya mengenai kondisi umat yang meninggalkan pesan Rasullah dan tidak lagi berpegang teguh terhadap ajaran Islam. Sehingga yang mendengar ratapan dan rintihan tersebut menjadi terganggu karena merasa bersalah dan malu. Dan mengadukan hal tersebut kepada Imam Ali as."

Beliau kemudian melanjutkan, "Langkah kedua yang dilakukan Sayyidah Zahra, adalah menyampaikan khutbahnya yang terkenal dengan nama Khutbah Fadakiyah, di hadapan jamaah kaum muslimin di masjid Madinah. Dalam khutbah tersebut Fatimah Az Zahra mengingatkan kaum muslimin mengenai perjuangan Nabi dalam mengeluarkan mereka dari kejahiliyaan, mengingatkan mereka akan baiat dan janji kesetiaan kepada Nabi begitupula mengingatkan baiat mereka terhadap Imam Ali as sebagai khalifah pengganti Nabi paska wafatnya. Langkah ketiga yang dilakukan Sayyidah Zahra, adalah memberikan pembelaan atas suaminya yang juga sekaligus sebagai imam Zamannya, dengan mengorbankan jiwa dan raganya, sampai akhirnya anak beliau yang masih berada dalam kandungan saat itu gugur dalam peristiwa pembelaan tersebut. Langkah terakhir, adalah dengan mewasiatkan bahwa beliau ingin dimakamkan tidak secara terbuka, dan hanya orang-orang tertentu saja mengetahuinya. Berdasarkan wasiat tersebut, paska meninggalnya, jenazah beliau dimakamkan secara diam-diam, sehingga sampai saat inipun keberadaan makam beliau tetap menjadi misterius."

"Hal ini menjadi hujjah bagi kita, bahwa ini menunjukkan ketidakridhaan Sayyidah Fatimah atas perbuatan segelintir kaum muslimin pada masa itu. Dan sebagaimana hadits Nabi saww, kerelaan Allah adalah kerelaan Fatimah menunjukkan, kebenaran berada di pihak Fatimah Az Zahra." Tutup Sayyid Ali Idrus dipenghujung ceramahnya.

Setelah mendengarkan ceramah, majelis duka Zahra tersebut dilanjutkan dengan pembacaan puisi dan ma'tam (syair-syair kesedihan) yang kemudian ditutup dengan membaca ziarah Fatimah Az Zahra secara bersama-sama.

Majelis Duka Fathimiyah

Sehari sebelumnya (6/5), Fathimiyah sebagai salah satu divisi HPI Iran yang khusus dalam bidang keperempuanan juga mengadakan majelis duka serupa. Bertempat di Husainiah Madrasah Bintul Huda, Hj. Qorunia Rina Amanah menyampaikan materinya dihadapan 40an mahasiswi Indonesia.

Dalam ceramahnya, mahasiswi semester akhir Perguruan Tinggi Bintul Huda ini memaparkan sosok mulia Fathimah Azzahra sebagai pemilik maqam ma’nawiat tertinggi yang mana beliau adalah Putri Nubuwwah, Istri Wilayah dan Ibu Imamah. Dalam pembuktian sosok mulia beliau ini dapat dilihat dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah Swt dalam Sya’n Nuzul ayat tersebut terkait kedudukan mulia manusia-manusia suci Ahlul Bayt Rasulullah Saww dan salah satunya adalah sayyidah Fathimah.

Dibagian lain ceramahnya, ustadzah yang biasa dipanggil dengan Hj. Rina ini lebih lanjut mengatakan, “Dengan melihat segala keutamaan dan keistimewaan yang dimiliki bunda Fatimah Zahra, sudah sepantasnya jika wanita penghulu seluruh wanita sekalian alam ini dijadikan suri tauladan bagi kita semua. Dalam segi keahli ibadahan beliau, dalam kerumahtanggaannya dengan kedudukannya sebagai putri Nubuwwah, istri wilayah dan ibu Imamah, segi kemasyarakatannya dan yang paling penting adalah perjuangannya dalam membela Islam. Peran beliau dalam membela kemurnian Islam merupakan poin penting dalam sejarah islam. Dengan hijabnya dan berbagai taklifnya sebagai wanita beliau maju memperjuangkan Islam. Hijab merupakan penjaga hati dan sumber kecantikkan asasi dalam diri tiap-tiap wanita. “

Kemudian dipaparkan pula mengenai kepribadian sayyidah Fathimah sesuai nama-nama beliau. Fathimah adalah Fathimah, yaitu seorang pelindung dan penyelamat ummatnya dari api neraka. Begitu juga nama-nama beliau lainnya. Karena nama-nama tersebut adalah cerminan asli pribadi beliau. Nama sayyidah Fathimah lainnya adalah Shiddiqah yaitu orang yang membenarkan sunnah Rasul dan orang yang tutur katanya benar dan jujur, Zakiyah dan Batul yaitu wanita yang senantiasa suci dan juga suci dari darah haid. Radhiah, yaitu yang ridha terhadap apa-apa yang diterima. Mardhiah, yaitu yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya. Muhaddasah, yaitu yang bercakap-cakap dengan para Malaikat atau penerima ilham dan mencapai tahap penerima ilmu dari Allah Swt. Kemudian Zahra, yaitu cahaya yang hadir dari wujudnya dan menerangi kegelapan.

Majelis duka peringatan Syahadah Sayyidah Fathimah oleh Fathimiyah ini juga disemarakkan oleh aksi Teater dari kelompok Teater Mahasiswi Indonesia Perguruan Tinggi Bintul Huda. Aksi teater yang bertajuk “Sujud Syahadah” diperankan dengan sangat baik oleh Hasna Latang, Aliyah Rizviyah yang juga menjabat sebagai ketua Lembaga Fathimiah, Qonita Al-Jufry, Siti Fathimah, Nurul Fadhilah, Fathimah Baroroh dan Asmaul Husna. Teater yang menggambarkan tentang seorang hamba yang tengah bersujud dalam shalat malamnya di malam syahadah sayyidah Fathimah ini digambarkan secara abstrak. Tokoh lainnya selain hamba adalah sosok-sosok alam saksi sejarah masa kesyahidan sayyidah Fathimah, yaitu Malam, Hening, Api, Duka, Pedih, Gundah, Fajar dan Tanah. Teater ini diragakan sedemikian rupa sebagai renungan bersama bahwa beliau yang seorang wanita suci berdiri dengan gagahnya dalam berbagai penderitaan tak berhingga demi panji wilayah keimamahan dan kemurnian Islam yang diwariskan sepeninggal ayahnya Rasulullah Saww.

"Harapan Panitia penyelenggara dengan berlangsungnya berbagai rangkaian acara ini adalah semoga para Perempuan Muslimah pada khususnya bercermin dalam kaca-kaca tauladan para Manusia suci dan walaupun hanya mampu merengkuh setetes dari lautan ma’nawi tersebut reguklah ia dan jadikan pedoman asli di diri dalam kehidupan ini." Ungkap Asmaul Husna, ketua Divisi sosial-budaya Lembaga Fathimiyah sebagai penyelenggara Majelis Duka tersebut.

mainsurce:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=240457

Surat Kecaman Ayatullah Makarim Syirazi kepada Mufti Saudi

Tuduhan tidak berdasar yang dilontarkan ulama mufti Arab Saudi yang menyamakan Syiah dengan Majusi beberapa hari sebelumnya mengundang kritik pedas Ayatullah Nashir Makarim Syirazi salah seorang marja' agung Mazhab Syiah Imamiah.


Surat Kecaman Ayatullah Makarim Syirazi kepada Mufti Saudi

Menurut Kantor Berita ABNA, tuduhan tidak berdasar yang dilontarkan ulama mufti Arab Saudi yang menyamakan Syiah dengan Majusi beberapa hari sebelumnya mengundang kritik pedas Ayatullah Nashir Makarim Syirazi salah seorang marja' agung Mazhab Syiah Imamiah. Berikut ini surat Ayatullah Makarim Syirazi yang ditujukan kepada kepala mufti Saudi Arabia:

Dengan nama Allah.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Akhir-akhir ini Anda telah mengeluarkan statemen dengan ungkapan yang penuh penghinaan, buruk, dan membuat setiap orang meriang. Jelas, ungkapan-ungkapan seperti ini tidak layak dikeluarkan oleh seorang ulama.


Anda menyatakan bahwa para pengikut Mazhab Syiah di dunia ini adalah Shafawiyah Majusi dan musuh muslimin. Anda juga berpesan kepada seluruh muslimin supaya menghindari para pemeluk Syiah. Bukan pertama kali kami mendengar tuduhan-tuduhan buruk dan tak logis yang ditujukan oleh para ulama Wahabiah. Dengan jalan ini, mereka bermaksud menanamkan benih perpecahan dan membuat musuh bahagia.

Penghinaan buruk lain yang telah kalian tujukan kepada Imam Zaman as (semoga jiwa kami menjadi tebusannya) dan kepada para pengikut Syiah lantaran meyakini konsep ini adalah sebuah tindakan tak terpuji yang lain. Hal ini bukanlah suatu hal yang baru.

Semua ini membuktikan bahwa para mufti aliran Wahabiah melarikan diri dari dialog logis dan senantiasa berlindung di balik penghinaan dan pelecehan martabat.
Pada kesempatan ini, saya akan mengingatkan beberapa poin kepada Anda:

1. Sangat mengherankan apabila Anda menduduki posisi ini. Mengapa Anda melupakan ajaran Al-Quran yang telah mengajarkan kepada kita untuk mengajak orang lain kepada jalan Allah melalui jalan yang sopan dan nasihat yang baik? Sebagai ganti dari ajaran ini, Anda malah menggunakan tuduhan, penghinaan, dan kebohongan yang Islam nyata-nyata terbebaskan dari semua itu

2. Sangat disayangkan, Anda sendiri tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang sejarah Islam dan buku-buku referensi hadis Anda. Rasulullah saw sendiri telah memilih nama "Syiah" untuk para pengikut dan pecinta Ali as. Dari sejak masa itu, nama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas. Sangatlah bijak apabila Anda merujuk dan menelaah ulang sejarah Islam. Ratusan tahun sebelum periose Shafawiyah, para Syiah Ali as telah eksis di Makkah, Madinah, Irak, Suriah, Mesir, Iran, dan negara-negara yang lain. Mereka ini malah pernah memimpin beberapa pemerintahan yang berkuasa kala itu.

3. Anda sebagai mufti agung Saudi Arabia telah lalai, apabila para pengikut Syiah Lebanon dan Iran tidak ada, niscaya Amerika dan Israel telah berhasil menguasai kawasan Timur Tengah. Dan tidak tahu juga, apa yang dilakukan oleh para mufti Anda kala itu dan berada di mana mereka?

4. Ketika Israel membantai seluruh penduduk Gaza yang berpenduduk mayoritas Ahli Sunah, para pemeluk Syiah Iran dan beberapa negara lain melakukan pembelaan terhadap mereka melebihi pembelaan yang dilakukan oleh penduduk lain. Jika pembelaan-pembelaan seperti ini tidak pernah ada, niscaya Israel pasti melanjutkan aksi brutal mereka ini.

5. Sangatlah bijak apabila para ulama Wahabiah menelaah kembali sejarah penemuan ilmu pengetahuan sehingga Anda tahu bahwa mayoritas para pencetus ilmu pengetahuan Islam adalah para pengikut Ahlul Bait as. Dari sejak masa itu, karya-karya ilmiah mereka bisa ditemukan di seluruh perpustakaan besar dunia, kecuali di perpustakaan Anda.

6. Anda tidak boleh lupa bahwa penghinaan, tuduhan tak beralasan, dan pengkafiran Syiah ini dapat memberikan khidmat besar kepada para musuh muslimin, khususnya Amerika dan Isarel. Karena akibat tindakan amoral seperti ini adalah kebencian para pengikut Syiah dunia kepada kaum Wahabiah. Dan ini adalah sesuatu yang diinginkan oleh para musuh Islam; yaitu pertikaian dan pertengkaran mazhabi di kalangan muslimin. Jika demikian, para musuh akan dapat menguras seluruh kekayaan besar kawasan ini dengan mudah.

7. Anda jangan lupa bahwa sudah beberapa kali hukum pengkafiran Syiah telah dikeluarkan oleh ulama Wahbiah. Fatwa kuno dan berkarat ini tidak akan sedikit pun melemahkan para pengikut Syiah. Sebaliknya, mereka akan terus maju dalam aktifitas kebudayaan mereka di dunia ini.

8. Berkali-kali telah kami tekankan, jika kita bisa saling bertemu dalam sebuah pertemuan, kami bisa membuktikan kesalahan-kesalahan Anda dengan menggunakan buku-buku referensi Anda sendiri.

Dengan demikian, Anda tidak lagi memiliki alasan untuk memporak-porandakan persatuan Islam yang memang menjadi harapan para musuh.

Marilah kita tinggalkan logika penuduhan, penghinaan, dan pengkafiran yang sudah usang ini. Mari kita jabat tangan persahabatan untuk melangkah bersama demi kemajuan dan keagungan Islam.


Salam sejahtera bagi mereka yang sepenuh hati mengikuti petunjuk.


Jumadis Tsani 1432(4)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=240616

0 comments to "Menjelang Peringatan Syahadah Az Zahra"

Leave a comment