Koran New York Times, cetakan Amerika menulis, di saat rakyat di Timur Tengah bangkit melawan pemerintah despotik, Arab Saudi mulai ketakutan kehilangan kekuasaannya. Negara kaya minyak di Teluk Persia ini menggunakan segala cara untuk membendung arus kebangkitan rakyat ke negaranya baik melalui jalur diplomatik maupun kekerasan.
Menurut laporan IRNA, Koran New York Times edisi Sabtu (28/5/2011) menulis, Arab Saudi menggunakan seluruh kekayaannya dan kekuatan diplomatiknya di kawasan untuk mencegah perubahan dan kebangkitan rakyat.
Dalam hal ini Riyadh dengan dukungan keluarga kerajaan berusaha keras membungkam rakyat yang tidak puas di negara ini. Menurut sumber ini, Arab Saudi demi mencegah pengaruh kebangkitan rakyat kawasan ke negaranya tak segan-segan mengucurkan dana empat miliar dolar guna mengokohkan posisi Dewan Militer di Mesir serta mengajak Jordania dan Maroko masuk menjadi anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC). Menurut koran ini, hal ini juga dilakukan Arab Saudi untuk membendung pengaruh luas Iran di kawasan.
Arab Saudi berusaha mencegah perubahan drastis di sistem pemerintahan monarki despotik dengan menekankan stabilitas semu di negara yang menganut sistem kerajaan (monarki). Karena perubahan ini akan menimbulkan pertanyaan serius di Arab Saudi di bidang politik dan ekonomi.
Prakarsa Riyadh menarik Jordania dan Maroko mesuk ke P-GCC dimaksudkan untuk membentuk kelompok negara-negara monarki. Saat ini keenam anggota PGCC (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Kuwait dan Bahrain) seluruhnya menganut sistem kerajaan.
Menurut para pengamat, pesan utama dari pembentukan kelompok ini adalah negara Arab Sunni menegaskan kepada Iran sebagai negara Syiah bahwa mereka akan melindungi kepentingannya dengan cara apapun.
Pangeran Walid bin Talal bin al Saud, bisnismen dan anggota keluarga Saud di Riyadh terkait instabilitas di kawasan mengatakan," Kami mengirimkan pesan ini bahwa hal ini tidak akan terjadi pada keluarga kerajaan Saudi dan kami tidak menginginkan jalur kekerasan, tapi kami hanya berusaha mempertahankan kepentingan kami." (IRIB/IRNA/MF/29/5/2011)Media AS menurunkan berita adanya rencana Arab Saudi untuk membentuk front bersama anti Iran yang terdiri dari beberapa Negara muslim, seperti Malaysia, Pakistan dan Indonesia. |
Menurut Kantor Berita ABNA, salah satu media berita Amerika Serikat Wall Street Journal menurunkan berita, adanya keinginan Arab Saudi untuk membentuk front bersama yang terdiri dari beberapa Negara muslim dari Timur Tengah dan Asia Tenggara untuk menentang Iran.
Sebagaimana yang diberitakan media tersebut, disebutkan kerajaan Arab Saudi telah berunding dengan Negara Pakistan, Malaysia, Indonesia dan beberapa Negara Asia Tengah untuk lebih mempererat hubungan diplomatik antar Negara-negara muslim dalam menghadapi Iran dan untuk membendung pengaruh revolusi Islam Iran masuk ke dalam Negara-negara muslim tersebut.
Namun rencana Saudi tersebut justru mengkhawatirkan Gedung Putih, sebab dapat semakin memperkeruh suasana di Timur Tengah bahkan akan merambah ke Asia dengan adanya kemungkinan pertikaian mazhab yang lebih parah.
Wall Street Journal dalam beritanya menukil kata-kata pejabat militer AS, Pakistan dan Arab Saudi yang menunjukkan Negara Saudi saat ini juga meminta bantuan militer dari Pakistan untuk meredam gejolak massa di Bahrain. Pejabat militer Saudi dalam perundingan segitiga tersebut menyatakan kepada sekutunya Pakistan untuk turut serta membantu terciptanya kondisi aman di Timur Tengah dan tidak perlu terlalu bergantung terhadap peran dan bantuan AS.
Pejabat AS menyikapi pernyataan pejabat Saudi tersebut dengan menyebut langkah Saudi untuk mengamankan kondisi di Bahrain terlalu ekstrim. Namun Saudi menegaskan bahwa langkah yang dia ambil telah mendapat dukungan dari Negara-negara muslim. Menurutnya, tentara Saudi sebanyak 4000 orang telah cukup memadai mengawal Bahrain namun Pakistan tetap diperkenankan mengirimkan bantuannya jika diperlukan.
Pemerintah Malaysia beberapa waktu sebelumnya telah menyampaikan secara resmi dukungannya terhadap Riyadh. Perdana Menteri negara ini ketika melawat ke Riyadh mengatakan, "Pemerintah Malaysia mendukung keputusan-keputusan Arab Saudi dan anggota Majelis kerjasama Teluk Persia untuk menjaga kemanan dan stabilitas di kawasan." Bahkan dikatakan, Malaysia siap mengrimkan bantuan pasukan militer ke Bahrain jika diperlukan.
Pemerintah Bahrain pada kamis (26/5) lalu menyatakan menyambut baik dukungan diplomatik Negara-negara lain, dan sampai saat ini masih mempertimbangkan kesediaan Negara-negara tersebut untuk memberikan bantuan militernya. Jika diperlukan, Bahrain menyatakan tidak segan-segan meminta bantuan kepada Negara-negara tersebut.
Wall Street turut menurunkan berita mengenai adanya kerjasama antara Saudi dan Pakistan yang telah lama terjalin untuk membendung pengaruh Iran dan Syiah di Negara-negara kawasan. Bahkan disebutkan untuk membendung pengaruh Iran, Pakistan mendapatkan bantuan jutaan dollar dari Arab Saudi.
0 comments to "SERBU Negara Islam Pengusung bersatunya Sunni dan Syi'ah...SERBUUUUUU!!!!!!!"