Home , , , , , , � Surat Marji Syiah Untuk Mufti Arab Saudi ( Wahabi yang pro Zionis)

Surat Marji Syiah Untuk Mufti Arab Saudi ( Wahabi yang pro Zionis)

Marji Syiah di Iran, Ayatullah Naser Makarem Shirazi merilis surat terbuka yang ditujukan kepada Syeikh Abdul Aziz Al-Asheikh, mufti Arab Saudi. Dalam suratnya Ayatullah Makarem Shirazi menyebut tudingan palsu dan pengkafiran umat Syiah sangat menguntungkan musuh Islam khususnya Amerika Serikat dan Israel.

Menurut laporan Kantor Berita Mehr dari kota suci Qom, dalam suratnya Ayatullah Makarem menulis, dalam pernyataan terbaru anda menggunakan kata-kata yang menghina dan bukan dalam kapasitas sebagai seorang ulama. Anda menyebut umat Syiah dunia sebagai Safawiyah Majusi dan musuh umat Islam. Tak hanya itu, anda juga memperingatkan umat Islam untuk mewaspadai umat Syiah.

Ayatullah Makarem Shirazi menambahkan, tudingan palsu seperti ini bukan pertama kalinya kami dengar dari ulama Wahabi. Pernyataan seperti ini malah menyuburkan bibit perpecahan dan menyenangkan musuh Islam. Aksi penghinaan kalian terhadap Imam Mahdi as dan umat Syiah karena keyakinan mereka tarhadap beliau adalah tindakan keji lain kalian dan bukan hal baru. Hal ini menunjukkan bahwa mufti Wahabi tidak menggunakan rasio dan senantiasa merujuk pada aksi-aksi penghinaan ketimbang bersikap lebih arif. (IRIB/Mehr/MF/5/5/2011)

Arab Saudi Ancam Duduki Qatar

Seorang pejabat tinggi Lebanon menyatakan bahwa pembentukan pemerintah Lebanon sangat berkaitan erat dengan jelasnya kondisi Suriah dan oleh karena itu para pejabat Saudi mengancam para pejabat Qatar jika mereka tidak mengubah politik terhadap Lebanon dan Suriah, maka Qatar akan diduduki.

Kantor berita Fars (4/5) mengutip laporan dari Akhbar Suria wa Alaalam menyebutkan, pejabat Lebanon itu mengatakan bahwa pemerintah Lebanon tidak akan terbentuk sampai kondisi di Suriah jelas.

Pejabat Lebanon yang menolak menyebutkan namanya itu menambahkan, "Kondisi di Suriah sudah semakin jelas dan paling lambat dalam 10 hari mendatang, seluruh tabir permasalahan akan tersingkap jelas."

Najib Mikati, Penanggung Jawab Pembentukan Kabinet Lebanon, telah berulangkali menyerahkan komposisi kabinet kepada Presiden Lebanon, Michel Sleiman. Namun hingga kini Sleiman belum menandatanganinya.

Aksi Sleiman ini disebabkan tekanan asing terhadap Lebanon dan Suriah. Represi itu dapat disaksikan secara jelas dalam program-program yang digulirkan negara-negara Arab dan Barat terhadap Suriah. Melalui cara ini, mereka ingin masalah Lebanon tidak pernah terselesaikan.

Pejabat Lebanon itu menegaskan, "Jalur diplomatik Qatar terkait kawasan, dalam beberapa waktu terakhir berubah drastis karena para pejabat Qatar harus berhadap-hadapan dengan ancaman pendudukan oleh Arab Saudi. Riyadh mengancam jika tidak berhenti mendukung Lebanon, maka Qatar akan diduduki tentara Saudi."

Sebelumnya, Qatar mendukung persatuan dan rekonsiliasi di Lebanon.
(IRIB/MZ/4/5/2011)

Menolong, 47 Dokter dan Perawat Bahrain Akan Disidang

Para dokter dan perawat dari beberapa rumah sakit Bahrain akan diseret ke pengadilan oleh pemerintah karena telah melaksanakan tugas manusiawi mereka.

Menurut kantor berita Bahrain (BNA), Sheikh Khaled bin Ali al-Khalifah, Menteri Kehakiman Bahrain menyatakan, sejumlah dokter dan perawat Bahrain akan diadili dalam waktu dekat.

Menteri Bahrain itu menambahkan bahwa para dokter dan perawat itu akan diadili dengan tuduhan menolong para korban cedera dalam bentrokan antara aparat dan demonstran.

Militer Bahrain yang didukung militer Arab Saudi, dalam beberapa pekan terakhir melancarkan serangan secara sistematis ke berbagai rumah sakit serta menembak mati para dokter, perawat, dan korban cedera.

Berbagai lembaga HAM mengecam serangan pasukan Bahrain dan Arab Saudi ke rumah-rumah sakit itu dan menilainya sangat tidak manusiawi dan bertentangan dengan ketentuan internasional. Selain itu, serangan tersebut dinilai memang telah direncanakan oleh rezim Manama.

Sebanyak 47 dokter dan perawat dari berbagai rumah sakit akan diadili dengan tuduhan mendukung para demonstran yang diklaim telah "menyulut keonaran" di dalam negeri.

Pada saat yang sama, lembaga Para Dokter Tanpa Batas juga mengecam aksi rezim Bahrain dan menuntut pemerintahan al-Khalifah menghormati hak-hak para dokter dan perawat.

Di sisi lain, partai-partai oposisi Bahrain menyatakan bahwa banyak korban cedera yang enggan berobat ke rumah sakit karena takut akan diburu oleh militer Bahrain.

Militer Bahrain dan Arab Saudi, selain membunuh para dokter, perawat, dan korban cedera, juga mengubah rumah sakit menjadi tahanan.
(IRIB/MZ/4/5/2011)

Perisai Aljazeera dan Kepentingan Barat

Sebagai kelanjutan dukungan politik dan militer negara-negara Arab terhadap rezim Bahrain dalam menumpas kebangkitan rakyat di negara itu, seorang pejabat militer senior Bahrain mengkonfirmasikan upaya Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) untuk memperkuat struktur militer dan keamanan negara tersebut.

Panglima Angkatan Bersenjata Bahrain Sheikh Khalifa bin Ahmed Al Khalifa membenarkan berita pembangunan pangkalan permanen pasukan perisai Aljazeera di Bahrain, yang terdiri dari enam negara anggota PGCC. Ia juga puas atas perluasan kerjasama militer dan keamanan Bahrain dengan pasukan negara-negara Arab.

Sheikh Khalifa bin Ahmed Al Khalifa berharap kehadiran pasukan PGCC di Bahrain akan memperkuat kemampuan militer negara Teluk Persia itu dalam mengontrol kondisi keamanan. Padahal, sebagian kekuatan PGCC di bawah pimpinan Saudi dan Uni Emirat Arab dikerahkan ke Bahrain sekitar dua bulan lalu untuk memberangus dan membungkam protes rakyat.

Berdasarkan pakta keamanan perisai Aljazeera tahun 1984, negara-negara anggota PGCC hanya dapat menggunakan kekuatan kolektif itu jika salah satu dari mereka mendapat serangan dari negara lain. Sementara perkembangan saat ini di Bahrain hanya isu internal dan masalah dalam negeri. Kelompok PGCC terdiri atas Bahrain, Kuwait, Arab Saudi, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Rakyat Bahrain menuntut diakhirinya kekuasaan Dinasti Al Khalifa, kebebasan, monarki konstitusional dan suara proporsional dalam pemerintahan. Mereka menuntut reformasi melalui aksi damai. Perlu dicatat bahwa selama kehadiran pasukan perisai Aljazeera di Bahrain, sejumlah pemprotes di negara itu tewas dan sebagian besar lainnya cidera atau hilang. Militer Arab Saudi yang membeking pasukan Bahrain bahkan menyerang pusat kesehatan, menangkap tenaga medis dan menghancurkan masjid.

Pembangunan pangkalan permanen pasukan perisai Aljazeera di Bahrain sepertinya sebuah proyek yang melibatkan partisipasi Arab Saudi, Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.

Posisi strategis Bahrain, penempatan Armada Kelima Angkatan Laut AS dan juga keberadaan sumber-sumber energi di negara itu telah menjadikan masa depan kekuasaan di Bahrain sebagai isu penting. Dari sisi lain, keberadaan mayoritas Syiah di Bahrain yang berbatasan dengan Arab Saudi, telah menciptakan kekhawatiran serius keluarga kerajaan Saudi atas transformasi di negara tetangganya itu.

Usulan pembangunan pangkalan permanen pasukan perisai Aljazeera di Bahrain sejalan dengan upaya Saudi, AS dan Israel untuk mempertahankan kepentingan-kepentingannya di Timur Tengah. Proyek tersebut juga bertujuan mempertahankan kekuasaan keluarga Al Khalifa di Bahrain. (IRIB/RM/NA/4/5/2011)

Berita Revolusi Bahrain Hari ke 74
Datangnya menteri Bahrain ke Teheran. Pemerintahan Bahrain untuk tetap mengukuhkan kekuasaan menghentakkan kaki tangannya. Rezim Bahrain mengumumkan penangkapan 23 dokter dan pembebasan 312 tahanan. Serangan ke Satarah. Tuntutan kelompok revolusioner Bahrain terkait kebijakan yang diambil untuk para anggota kubu revolusioner. Hadirnya pasukan peninggalan Sadam untuk Ali Khalifah.


Berita Revolusi Bahrain Hari ke 74

Menurut Kantor Berita ABNA, proses revolusi di Bahrain terus berlanjut. Walau Rezim Bahrain masih terus kukuh untuk memadamkan pergerakan itu. Kebangkitan masyarakat Bahrain tidak akan berhenti sehingga didapatkan apa yang dicita-citakan, pasukan bantuan dari Arab Saudi yang dimanfaatkan untuk memadamkan api revolusi semakin lama semakin sadis dalam menghalau demonstran dan jumlah mereka juga ditambah.

Tapi dengan berbagai pencakalan dan penahanan lebih dari seribu orang dan dijalankannya kehakiman sipil di Bahrain untuk menghukum para penduduk. sedang kubu revolusi tetap saja menekankan untuk terus melanjutkan aksi demonstrasi mereka.

Dengan berbagai perusakan Masjid dan pengeluaran para anggota aksi demonstrasi dari tempat kerja pemerintah begitu juga penyerangan ke pusat-pusat pengobatan serta penembakan kerumah-rumah penduduk sipil masyarakat Bahrain tetap kukuh meneriakkan tuntutan hak yang mereka inginkan.

Datangnya menteri Bahrain ke Teheran.

Diberitakan untuk mengeluarkan duta besar Iran di Manamah dari pemerintahan Bahrain sebaliknya duta besar Bahrain yang hanya terdiri salah satu diplomat semata diundang oleh pimpinan utama persatuan Teluk Persia dan kawasan Timur Tengah Urusan Asing di Teheran.

Pada kesempatan itu disampaikan seberapa besar protes yang disampaikan terkait perlakuan diluar hukum dan tanpa dasar yang dilakukan pada diplomat Republik Islam Iran di Bahrain.

Pimpinan utama Teluk Persia dalam pertemuan ini menekankan pada poin ini bahwa Republik Islam Iran tidak mengambil tindakan khusus terkait tindakan tanpa dasar tadi hanya saja tetap menyayangkan dan menentang keras tindakan pemerintahan Bahrain dalam memperlakukan masyarakatnya.

Dia menambahkan bahwa masuknya pasukan Asing ke Negara ini untuk menghentikan pergerakan masyarakat tidak bisa menjadi salah satu jalan pemecahan tapi malah menambah masalah lebih rumit di Bahrain dan memperkeruh kondisi yang ada.

Pemerintah Bahrain demi menjaga kekuasaan menghentakkan kaki dan tangannya.

Pengamat dari Arab menjelaskan bahwa Rezim Bahrain demi mempertahankan kekuasaanya rela melakukan semua cara.

Husaini Abdullah berkata, ”Amerikalah yang telah memberikan lampu hijau pada pasukan Arab Saudi atas nama penjagaan kedamaian untuk masuk ke wilayah Bahrain.”

Pemerintahan Bahrain juga tidak menyia-nyiakan kesempatan. Mereka menggunakan kesempatan ini dengan baik sehingga bisa mencekal setiap para penentang dan para aktifis pembela hak-hak asasi manusia serta bisa memunculkan rasa ketakutan ditengah-tengah masyarakat, dengan itu juga maka lebih mudah untuk mematikan musuh-musuh pilitik pemerintah.

Dia kembali menambahkan, jika dengan ini pemerintahan Bahrain ingin memunculkan suatu kondisi sehingga tidak ada lagi yang memberanikan diri melakukan perlawanan pada pemerintahannya maka tidak ada artinya. Dan ini bukanlah kali pertama dari upaya-upaya rimba yang diambil pemerintah untuk menyiram bara api revolusi kubu revolusi. Sebelumnya pemerintahan Bahrain juga membungkam sejumlah 10.990 orang kubu revolusi dengan menjalankan kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Pemerintahan Bahrain mengumumkan penangkapan 23 dokter dan pembebasan 312 tahanan.

Pemerintah Bahrain mengumumkan telah membebaskan sejumlah 312 orang yang sebelumnya ditangkap karena telah melakukan aksi protes kepada pemerintah Bahrain. Syaikh Faiz bin Muhammad Ali Khalifah pimpinan bidang informasi Bahrain menyampaikan hal ini pada saat pertemuan dengan dewan redaksi dan tim penyebaran informasi Bahrain.

Pada kesempatan pertemuan ini pimpinan Bahrain ini juga mengabarkan terkait penangkapan 23 orang perawat laki-laki dan 23 perawat perempuan. Mereka sedang diperiksa dan minggu depan akan diputuskan hukumannya dipengadilan.

Serangan ke Satarah

Pasukan keamanan Bahrain dan Arab Saudi telah melukai beberapa orang dalam penyerangan di pusat pengobatan yang terletak di Satarah, beberapa dari mereka pun dicekal.

Dalam penyerangan pada pusat pengobatan yang lain tentara Arab Saudi dan tentara Bahrain telah menangkap puluhan pekerja yang aktif disana.

Sampai sekarang masih belum jelas pihak yang dicekal adalah orang-orang yang sebelumnya ikut dalam aksi demonstrasi atau hanya pekerja yang kebetulan berada dalam pusat pengobatan saja. Menurut dinas pembela hak asasi manusia departemen kesehatan tanpa batasan (yang merupakan organisasi swasta) dan kelompok hak-hak asasi manusia, pasukan keamanan Bahrain dengan dalil keamanan menangkap para perawat dan pasien.

Tuntutan kubu Revolusi terkait kebijakan pada para anggota yang ikut aksi demo.

Sumber berita dari Bahrain menyampaikan bahwa kubu revolusioner berupaya mencegah penghukuman mati beberapa anggota mereka dengan cara menghubungi Organisasi PBB dan beberapa organisasi yang lain.

Aktifis dan pelaku pembela hak-hak Bahrain menginginkan dewan PBB segera mengambil keputusan untuk mencegah penghukuman mati dari beberapa anggota kubu revolusi. Para aktifis itu menunjukkan kekhawatirannya ketika menyampaikan harapan pertolongan dari pihak PBB untuk menyelamatkan tujuh orang yang akan dihukum mati oleh pasukan keamanan Ali Khalifah.

Aktifis politik Bahrain menyatakan bahwa telah dikeluarkannya hukum oleh pemerintahan Ali Khalifah dan dinyatakannya ada kemungkinan hukuman mati dari 7 orang temannya, dia menjelaskan, kehakiman yang dijalankan oleh pemerintah sangat jauh dari nilai-nilai hak-hak kemanusiaan.

Menurut mereka hukuman mati pada 7 orang itu sama sekali tidak berdasarkan pada dalil yang benar dan juga tidak menggunakan parameter yang pas.

Dikatakan bahwa ditetapkan sehari setelahnya akan diadakan penghukuman pada beberapa anggota demonstran tadi oleh pihak pasukan keamanan.

Beberapa bekas pasukan Rezim Sadam Husain masuk dalam regu pembantai Ali Khalifah.

Anggota pusat hak-hak kemanusiaan Bahrain melalui rezim Hakim mengabarkan regu pembawa kematian dari hakim Bahrain.

Abbas Imran menjelaskan regu ini secara sempurna telah mengikuti pendidikan militer dan memiliki hubungan dengan pasukan keamanan Bahrain. dengan menggunakan bis dan mobil sipil mereka melakukan penyerangan pada masyarakat yang sedang melakukan aksi demonstrasi.

Dia menambahkan bahwa sebagian anggota pasukan itu adalah bekas pasukan yang dipakai Sadam Husain dan juga berkhidmat pada Qadhafi, pasukan yang sama sekali tidak mengenal rasa belas kasihan.

Salah satu tugas regu ini adalah melakukan pembungkaman pada para demonstran, menyiksa anggota keluarga mereka demi memaksa mereka untuk diam dan tidak berbuat apa-apa.

Imran juga menjelaskan bahwa anggota kelompok ini akhiran baik pagi maupun petang selalu berjaga-jaga dijalan-jalan dan kota-kota di Bahrain. Mereka pun bersikap keras pada penduduk setempat padahal pihak Ali khalifah menyatakan demi keutuhan pemerintahannya maka hukum di Bahrain harus ditegakkan.

Anggota urusan pembelaan hak asasi manusia Bahrain melanjutkan bahwa pihak pemerintah berpura-pura tidak tahu padahal regu tadi secara terang-terangan melakukan aksi pembunuhan warga setempat.

Dia mengatakan bahwa kesyahidan Abdur Rasul Hujri berada dibawah tanggung jawab regu tadi, regu inilah yang telah menangkap, menganiaya dan membunuh beliau. Jasad beliau pun dilemparkan dikawasan umum.

Berkumpulnya Ulama-Ulama Karbala dalam rangka protes pada Pemerintahan Bahrain.

Dalam rangka memprotes aksi yang jauh dari prikemanusiaan pemerintahan Bahrain dan pasukan bantuan dari Arab Saudi dalam pembakaran Qur’an, perusakan masdjid di Negara ini para ulama, pelajar, rohaniawan, dan wakil-wakil dari Hauzah Ilmiah berkumpul disalah satu mesjid di Karbala dan melakukan aksi protes bersama.

Kelompok yang melakukan protes ini memprotes perusakan masjid-masjid, Husainiah dan juga pembakaran Qur’an. Mereka menekankan bahwa pembubaran demonstran dan pembunuhan masyarakat sipil hanya karena dalil untuk melakukan perbaikan tidak bisa diterima.

Dikatakan bahwa kota-kota Bahrain pada bulan-bulan terakhir menjadi saksi aksi demonstrasi damai oleh masyarakat demi mendapatkan perbaikan dinegaranya.

Penetapan penghukuman mati pada 4 orang anggota kubu revolusioner.

Berdasarkan berita yang didapatkan dari Bahrain dewan kehakiman Negara ini menyetujui penghukuman mati atas 4 orang pemudah Bahrain. Sebelumnya dituntut tujuh orang dari anggota demonstran untuk diberi hukuman mati dan hanya empat darinya yang disepakati. Tiga orang lainnya diganjar hukuman penjara seumur hidup.

Larijani mengusulkan untuk dibentuk komite khusus untuk meneliti kondisi Bahrain.

Ketua Majlis Permusyawaratan Iran Larijani dalam dialog melalui telephon pimpinan IPU sebagai bentuk kekhawatiran dengan kondisi kemanusiaan yang sedang terjadi di Bahrain meminta untuk dibentuk komite khusus yang tidak berpihak pada kelompok manapun dari masing-masing anggota majlis dalam waktu secepatnya.

Dia menilai pembunuhan masyarakat, pemerkosaan wanita, perusakan masjid-masjid sebagai tindakan yang diluar kemanusiaan di Bahrain. dia menekankan pembentukan komite dengan anggota dari berbagai Majlis Negara akan menjadi perwakilan masyarakat Dunia. Dan persatuan antara anggota Majlis dihadapan perilaku ini akan menjadi teladan dan semestinya mereka memang tidak boleh tinggal diam.

Dalam dialog lanjutan pimpinan Majlis Iran ini pimpinan IPU juga menyatakan bahwa kondsi di Bahrain memang sudah meprihatinkan dan sesegera mungkin harus dilakukan penemuan jalan pemecahan.

Pimpinan IPU menyampaikan harapan semoga tim ini segera dapat direalisasikan.(*)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=239449


Bocah 6 Tahun, Korban Keganasan Rezim Ali Khalifah
Lengkap sudah bukti kezaliman dan kekejaman rezim Ali Khalifah atas rakyatnya. Farhan, bocah 6 tahun menjadi saksi atas kebengisan itu.


Bocah 6 Tahun, Korban Keganasan Rezim Ali Khalifah

Menurut Kantor Berita ABNA, Muhammad Abdul Husain Farhan, seorang bocah 6 tahun Bahrain Jum'at (29/4) menjadi korban keganasan pasukan pengamanan Ali Khalifah dengan mengembuskan nafasnya yang terakhir di rumah sakit. Farhan adalah salah satu korban serangan membabibuta pasukan keamanan Ali Khalifah dan tentara Ali Su'ud yang hendak membubarkan massa demonstran yang menuntut terjadinya perbaikan di negeri mereka.

Dalam serangan membabibuta tersebut, pasukan militer menghujani massa dengan peluru tumpul dan gas air mata. Serangan tanpa pandang bulu tersebut menyebabkan, Farhan seorang bocah 6 tahun yang turut berada dalam barisan massa mendapat terjangan peluru, sehingga kemudian di larikan ke rumah sakit. Meskipun sempat mendapat perawatan medis, namun sehari setelah kejadian, Farhan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sampai saat ini, telah tercatat 33 orang yang gugur dalam aksi demonstrasi menentang pemerintahan Ali Khalifah.

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=239447

0 comments to "Surat Marji Syiah Untuk Mufti Arab Saudi ( Wahabi yang pro Zionis)"

Leave a comment