Home , � Teladan Wanita sepanjang Masa !!!!! ( mengenang syahadah beliau)

Teladan Wanita sepanjang Masa !!!!! ( mengenang syahadah beliau)


Ayatullah Shafi: Fatimah Teladan Sepanjang Masa
Ayatullah Shafi menyampaikan dalam kelas Bahsul Kharij Fiqh yang diasuhnya, berkaitan dengan hari kesedihan syahadah Sayidah Fathimah as berkata, “Kewajiban Umat Syiah pada hari-hari ini adalah untuk mengenal secara benar siapa itu Sayyidah Fathimah as.


Ayatullah Shafi: Fatimah Teladan Sepanjang Masa

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Shafi Gulpaigani pagi ini pada pembukaan materi Bahsul Kharij Fiqh yang beliau pandu berkata bahwa kewajiban umat Syiah sekarang ini adalah mengenal siapakah sebenarnya sosok Sayidah Fathimah as itu.

Beliau menilai sayidah Fathimah adalah teladan sempurna bagi umat manusia dalam hal ini beliau berkata, ”Jika kita diminta pendapat bagaimana cara hidup yang lebih baik maka sejarah kehidupan beliau (Fathimah as) yang akan kami kemukakan sebagai jawaban. Tidak hanya untuk para wanita semata tapi beliau adalah suri tauladan untuk umat manusia sekalian alam.”

Ayatullah shafi dengan mengemukakan beberapa ciri, prilaku, akhlak dan maknawiyah beliau menjelaskan, “Kezuhudan, kerohaniahan, dan keqanaahan beliau dalam hidup adalah contoh yang sangat sering dinukil oleh tinta sejarah. Untuk manusia seluruh alam ini adalah pelajaran yang sangat berharga. Jika semua keluarga dibangun dengan keqonaahan yang beliau terapkan maka banyak sekali permasalahan yang akan dapat mereka pecahkan."

Selanjutnya beliau mengisyaratkan pada jiwa berkorban dan upaya penjauhan diri syaidah Fathimah dari dunia, disini beliau memaparkan, “Sayidah Fathimah telah mampu menyingkirkan berbagai hal yang bisa menipu manusia, beliau hanya memposisikan diri dalam pemikiran sehat dan berada dalam selimut hukum islam, akhlak dan maknawiyah semata.”

Ustad Bahsul Kharij Qom ini kembali menambahkan bahwa salah satu hal yang menjadikan kehidupan beliau menjadi begitu indah adalah ibadah dan penghambaan secara ikhlas dan perhatian pada Tuhan semesta Alam yang beliau praktekkan, dimana beliau berada pada puncak-puncak penyembahan dan peribadahan, beliau hanya memberikan perhatian pada Allah swt dan semua warna kehidupan yang beliau miliki adalah kehidupan dengan semerbak ilahiyah.

Beliau juga mengusung berbagai unsur kehidupan dari sayidah Fathimah dan menilai bahwa semua itu adalah petikan pelajaran bagi para pemuda, “Dalam pernikahan beliau dengan Amirul Mukminin Ali begitu banyak pelajaran yang dapat diambil. Adalah menjadi kewajiban kita untuk menyampaikan hal itu pada semua lapisan masyarakat."

Beliau menambahkan bahwa jika kita adalah masyarakat Fathimi dan masyarakat Zahrai, maka kita akan terlepas secara mutlak dari permasalahan yang ada dimasyarakat.

Dalam menjelaskan bahwa sayidah Zahra adalah orang yang taat pada perintah Allah swt Ayatullah Shafi menerangkan, “Ucapan beliau ini sangat terkenal dan harus diulang-ulang untuk disampaikan pada masyarakat, ”yang terbaik untuk para wanita yaitu dia tidak melihat lelaki non muhrim dan juga tidak dilihat oleh nonmuhrim.” Tapi sayang sekali sekarang ini percampuran tidak wajar antara laki-laki dan perempuan dimasyarakat sudah begitu banyak yang mana hal itu menjadi penyebab munculnya berbagai penyimpangan, penyimpangan-penyimpangan yang tidak mungkin kami sebutkan disini.”

Dalam bagian lain dari ceramahnya beliau mengutip khotbah sayidah Fathimah yang disampaikan di masjid Madinah,” Penjelasan Sayidah Zahra as adalah salah satu pendukung kebenaran madzhab Syiah. Secara yakin bahwa khutbah beliau itu adalah salah satu bentuk mukjizat. Dimana syarat-syaratnya secara tersembunyi beliau sampaikan pada masyarakat Madinah dan hanya beliau saja yang mampu mengemukakan hal itu pada kondisi dizaman itu. Dan tidak ada orang lain satu pun dengan melihat kondisi yang begitu parah dan menyedihkan semenjak kepergian Nabi saw yang mampu melakukannya."

Pada kesempatan itu beliau mengharap kepada Mahasiswa, Ulama, Pelajar, dan para pembesar Dunia untuk memberikan perhatian lebih pada khotbah beliau tadi. Dan untuk meneliti dan mengkaji kalimat demi kalimat atas khutbah yang beliau sampaikan sehingga umat Islam bisa memanfaatkannya dengan lebih proporsional.

Ayatullah Shafi selanjutnya menerangkan bahwa dengan ucapan beliau bahwa pimpinan beliau setelah Nabi saw adalah Imam Ali as dan orang lain dinilai telah mencuri hak itu, “Aqidah umat Syiah adalah aqidah beliau tadi.”

"Ustadz kita Almarhum Ayatullah Haji Sayid Muhammad Taqi Khanshari telah menukil untuk kita bahwa ketika beliau pergi berziarah ke Mekah Mukaramah dan Madinah Munawarah dan disana beliau bertemu dengan Hasan al-Banna salah satu ulama besar Suni dan juga pimpinan Ikhwanul Muslimin berdiskusi dan saling adu argumen. Setelah berlalu beberapa waktu dari pembahasan keimamahan Imam Ali dan pencurian kekhalifahan beliau akhirnya Hasan al Banna memberikan perhatian pada aqidah kita dan pada para penduduk Hijaz menyampaikan bahwa aqidah Syiah terkait Syaikhain adalah aqidah yang juga diyakini Sayidah Zahra as dan karena kita tidak mampu memprotes sayidah Zahra as maka dari sisi ini aqidah Syiah juga terhormat dimata kami."(*)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=240011

Timnas Taekwondo Putri Iran Gagal

Tim Taekwondo putri Republik Islam Iran, setelah melalui latihan ekstra ketat dan melelahkan yang dibimbing oleh pelatih Taekwondo asal Korea Selatan, gagal meraih juara pada Piala Dunia Taekwondo di Gyeongju, Korsel.

Pihak federasi taekwondo Iran telah menempuh berbagai upaya untuk menyukseskan penampilan timnas Iran pada kejuaraan dunia di Korsel. Salah satunya adalah dengan merekrut pelatih dari negeri lahirnya bidang olahraga tersebut.

Untuk kejuaraan dunia 2011 di Korsel, Iran menurunkan atletnya di empat kategori. Namun kali ini timnas taekwondo putri Iran gagal meraih medali. Hasil tersebut berarti sama dengan nasib timnas Iran dalam penampilannya tahun 2003, 2005, 2007, dan 2009, yang pulang dengan tangan kosong.

Timnas taekwondo putri Iran tidak mampu mengimbangi penampilan cemerlang timnas taekwondo putra Iran pada kejuaraan tingkat regional maupun dunia. Namun pihak federasi menyatakan akan mengambil langkah-langkah signifikan guna meningkatkan peforma timnas taekwondo putri para kejuaraan dunia mendatang.
(IRIB/MZ/5/5/2011)

Perempuan dan Kebangkitan Islam di Timur Tengah

Muslimah Bahrain

Rakyat sejumlah negara di Timur Tengah selama beberapa bulan ini aktif melakukan demonstrasi demi menuntut perubahan politik dalam sistem sosial, ekonomi dan politik negaranya. Laki-laki dan perempuan yang turun ke jalan-jalan menyatakan protesnya tidak punya harapan kecuali kepada Allah dan hanya berbekal senjata keteguhan. Ironinya negara-negara Arab justru melancarkan propaganda buruk mengenai keengganan kaum hawa untuk ikut berpartisipasi dengan kaum pria menyatakan protesnya. Padahal kenyataan berkata sebaliknya, karena kaum perempuan justru tampil proaktif bersama-sama kaum pria dalam gerakan kebangkitan Islam di Timteng.

Dalam pandangan Islam, selain melakukan peran tak ternilainya sebagai isteri dan ibu di tengah keluarga, seorang perempuan juga berhak untuk berperan di seluruh urusan masyarakat. Pandangan semacam ini meniscayakan perbaikan masyarakat juga merupakan satu dari kewajiban perempuan yang setara dengan kaum pria. Ayat-ayat al-Quran telah menegaskan kesetaraan antara pria dan perempuan dalam meraih keutamaan dan meninggalkan perbuatan dosa. Al-Quran menilai perempuan sangat berperan penting dalam memperbaiki sebuah masyarakat.

Sekaitan dengan hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Seorang muslimah punya hak yang setara dengan seorang pria muslim dalam aktivitas sosial, politik, pengetahuan dan bidang-bidang yang lain. Ia akan melakukan kewajiban yang berada di pundaknya sesuai dengan kondisi yang ada. Seorang muslim dan muslimah punya tanggung jawab yang sama dalam berpartisipasi di tengah-tengah masyarakat, memahami dan memperbaiki masalah yang dihadapi masyarakat." Dalam pandangan Rahbar, perempuan tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya dalam memperbaiki masyarakat.

Rasulullah Saw senantiasa berupaya menghidupkan posisi dan peran penting muslimah. Untuk itu beliau mengadakan pertemuan keilmuan dengan mereka guna mencari masukan terkait masalah sosial dan politik. Tidak boleh lupa juga bagaimana kaum muslimah ikut dalam pelbagai perang yang membutuhkan tenaga ekstra. Mereka ikut andil di medan perang bersama kaum pria dan membantu para pejuang yang terluka. Bahkan harus diakui bahwa syahid pertama dalam Islam berasal dari muslimah. Sumayyah, ibu dari Ammar bin Yasir merupakan syahidah pertama di jalan Islam. Ini tentu menjadi satu dari kebanggaan perempuan muslim.

Kini muslimah di Timur Tengah, khususnya di Mesir, Libya, Bahrain, Tunisia dan Yaman membusungkan dadanya seperti yang pernah dilakukan Sumayyah di hadapan musyrikin Mekah. Partisipasi pro-aktif mereka dilakukan dengan penuh keberanian. Semua ini mengingatkan peran penting dan historis muslimah Iran dalam memenangkan Revolusi Islam 32 tahun lalu. Partisipasi aktif muslimah Mesir menjadi bukti betapa kehadiran mereka bersama-sama kaum pria membuktikan apa yang didakwa media-media Barat hanya kebohongan belaka. Karena jalan-jalan besar Mesir di hari-hari puncak demonstrasi anti-rezim Mubarak penuh dengan muslimah berjilbab yang beriringan dengan kaum pria menuntut lengsernya Mubarak.

Seorang muslimah bernama Marwah yang berusia 25 tahun yang hadir di tengah-tengah para demonstran mengatakan, "Sudah menjadi kewajiban muslimah Mesir mengambil tempat di sisi kaum pria dalam sebuah peristiwa penting seperti ini." Marwah berkeyakinan bahwa peran kaum hawa tidak kurang dari apa yang telah dilakukan oleh kaum pria Mesir. Karena bukan hanya kaum pria tapi muslimah Mesir juga tersiksa atas segala masalah yang menimpa masyarakat Mesir.

Selain turun ke jalan-jalan memprotes penindasan yang dilakukan oleh rezim Mubarak, mereka sangat membantu kemenangan revolusi Mesir lewat teknologi komunikasi, khususnya internet. Bahkan seringnya mereka yang mengelola pelbagai aktivitas revolusi Mesir di dunia maya. Asma Mahfouz, muslimah muda Mesir mempublikasikan sebuah film di laman Facebooknya dengan tujuan mengajak masyarakat untuk bangkit dan melawan rezim Mubarak. Dalam film itu, Asma dengan semangat berapi-api mengajak pria dan perempuan Mesir untuk turun ke jalan-jalan demi merealisasikan hak sipil dan kehormatannya sebagai manusia.

Partisipasi perempuan dalam revolusi Tunisia, Libya dan Yaman juga menarik perhatian masyarakat internasional. Partisipasi muslimah di negara-negara ini menunjukkan kemampuan mereka membebaskan dirinya dari segala bentuk ikatan materi Barat demi meraih kebebasan dengan melawan para pemimpinnya yang berkuasa lewat penindasan. Tawakkul Karman, aktivis perempuan di Yaman dan pengorganisir kaum perempuan yang ikut dalam demonstrasi mengatakan, "Perempuan muslim Arab tengah memainkan peran besar, berpengaruh dan historis. Perempuan di Tunisia, Yaman dan Libya bukan hanya terlibat di kancah revolusi, tapi dalam beberapa kasus mereka yang menjadi pemicu aksi protes."

"Sekalipun tujuan pertama dan penting dari semua revolusi adalah menumbangkan rezim despotik yang berkuasa dan bernuansa politik, tapi sebelum ini perempuan telah menang dalam satu tahapan revolusi melawan tradisi yang tidak memiliki dasar agama. Setelah kemenangan itu kaum perempuan dalam periode selanjutnya memainkan perannya dalam revolusi dan itu adalah revolusi politik," ungkapnya.

Muslimah berjilbab di Bahrain juga tidak ingin ketinggalan dengan partisipasi kaum hawa di negara-negara lain. Mereka ikut bersama warga Bahrain lainnya turun ke jalan-jalan menuntut tumbangnya rezim al-Khalifa. Semangat kebangkitan Islam yang ada pada muslimah Bahrain menunjukkan kesadaran mereka akan peran positif dan penting dalam menentukan masa depan Bahrain. Ayat al-Qarmazi termasuk tokoh muslimah yang memainkan peran penting dalam kebangkitan Islam melawan rezim al-Khalifa. Ayat al-Qarmazi seorang muslimah Bahrain yang baru berusia 20 tahun. Ia juga masih berstatus mahasiswi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahrain.

Ayat al-Qarmazi menjadi terkenal setelah membacakan puisinya yang menentang rezim al-Khalifa. Al-Qarmazi pada 23 Februari 2011 membacakan puisinya di tengah-tengah aksi demonstrasi massa dan akhirnya ia ditangkap oleh pihak keamanan Bahrain. Kandungan puisinya demikian:

Kami tak menginginkan hidup di istana
Kami tak ingin menjadi pemimpin
Kami akan melenyapkan kehinaan

Tanpa aksi kekerasan, kami akan mencerabut kezaliman dari akarnya
Karena kami tak menginginkan rakyat hidup dalam kesengsaraan

Hari-hari ini kawasan Timur Tengah menyaksikan kejahatan di luar batas perikemanusiaan yang diterapkan terhadap rakyat tertindas, khususnya kaum perempuan. Aksi penumpasan yang dilakukan terhadap rakyat yang memprotes rezim berkuasa dijawab dengan aksi kekerasan, pembunuhan, penangkapan, penyiksaan dan pemerkosaan. Kaum muslimah di kawasan tidak hanya menyaksikan pembunuhan dan terlukanya ayah, suami dan anak-anaknya, tapi juga tidak terlepas dari ancaman aksi kekerasan. Saat ini saja ada puluhan perempuan Bahrain yang ditahan di penjara dan kebanyakan dari mereka tidak diketahui nasibnya. Berdasarkan data yang diumumkan oleh partai al-Wefaq Bahrain, hingga kini masih ada 11 dokter perempuan yang ditahan pemerintah. Nada Dhaif merupakan dokter pertama yang ditahan sejak Maret lalu dan belum ada kabarnya hingga kini.

Peran perempuan Bahrain yang begitu menonjol dalam kebangkitan Islam, khususnya dalam membentuk gerakan ini memaksa rezim al- Khalifa mengubah strateginya menumpas para demonstran. Rezim al-Khalifa menjadikan perempuan Bahrain sebagai targetnya guna melemahkan gerakan kebangkitan rakyat ini. Langkah yang dilakukan dengan mengancam akan melanggar kehormatan perempuan agar dapat mencegah berlanjutnya kebangkitan rakyat. Cara ini diharapkan dapat melenyapkan gerakan kebangkitan Islam di Bahrain. (IRIB/SL/NA/4/5/2011)

0 comments to "Teladan Wanita sepanjang Masa !!!!! ( mengenang syahadah beliau)"

Leave a comment