Di beberapa tempat dalam Alquran, Allah Swt. sering kali menggunakan perumpamaan dalam menjelaskan maksud dari firman-Nya. Tamtsîl atau perumpamaan adalah memberikan kedudukan sesuatu bagi sesuatu yang lain, melalui jalan penyerupaan, pengkiasan, majâz, atau lainnya. Salah satu tujuannya adalah agar manusia berpikir dan dapat menjadikannya sebagai pelajaran (Q.S. al-Hasyr: 21).
Perumpamaan Alquran mecakup penjelasan tentang perbedaan ganjaran dan balasan, pujian dan celaan, pahala dan siksaan, meninggikan dan merendahkan perkara, dan membenarkan dan membatilkan perkara. Di antara ayat perumpamaan tersebut dapat kita temukan dalam surah at-Tahrim yang memberikan contoh tentang perempuan dari dua sisi. Berikut ini sedikit penjelasan yang saya rangkum dari buku al-Amtsâl fil Qurân karya Syekh Jafar Subhani yang diterjemahkan oleh Muhammad Ilyas.
Istri Nabi
Allah membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya. Maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (Q.S. at-Tahrim: 10)
Ayat di atas merupakan perumpamaan setelah pada ayat ketiga dalam surah yang sama Allah Swt. menceritakan kisah penyebaran rahasia Rasulullah saw. melalui sebagian istri beliau. Ayat ketiga surah at-Tahrim secara ringkas mencakup beberapa hal.
- Pertama, Nabi Muhammad saw. merahasiakan sebuah perkataan kepada sebagian istri beliau. Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa.
- Kedua, nabi saw. berbicara kepada istrinya secara rahasia tapi dia tidak memegang rahasia suaminya bahkan menyebarkannya. Ia bicarakan rahasia itu kepada istri nabi yang lain. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah).
- Ketiga, Allah Swt. memberitahukan penyebaran rahasia itu kepada nabi. Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad.
- Keempat, Nabi saw. memberitahu sebagian apa yang telah Hafsah sebut dan beliau berpegang pada kemuliaan akhlak sehingga tidak menyebutkan semuanya. Maka Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah).
- Kelima, Hafshah bertanya siapa yang telah memberi tahu dan Rasulullah saw. menjawab bahwa Allah Mahatahu. Hafshah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Allah membuka kesalahan mereka dan memerintahkan mereka untuk bertobat karena hati mereka telah menyimpan dosa. Seandainya mereka tidak berhenti bekerja sama untuk menyusahkan nabi, maka semua itu akan sia-sia karena Allah, malaikat, dan orang-orang mukmin akan membela Nabi saw. (Q.S. at-Tahrim: 4)
Surah ini menjelaskan bahwa Allah menyebutkan perumpamaan keadaan mereka berdua seperti dua istri nabi sebelumnya yang telah mengkhianati suaminya. Mereka mengira hanya bermodalkan kedekatan dengan rasul—tanpa iman dan amal saleh—bisa menjauhkan diri dari azab Allah. Jika kedekatan itu tidak disertai iman dan amal saleh, maka tidak akan memperoleh manfaat.
Istri Firaun
Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” Juga Mariam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya. Dia termasuk orang-orang yang taat. (Q.S. at-Tahrim: 11-12)
Setelah Alquran memberikan perumpamaan dengan contoh nyata dari perbuatan buruk, dalam ayat ini Alquran menyebutkan contoh lain tentang penjagaan kehormatan dan ketakwaan perempuan. Alquran menampilkan Asiyah binti Muzahim, istri Firaun, sebagai perempuan yang mencapai keimanan dan ketakwaan tinggi. Ia mengimani Musa a.s. tatkala menyaksikan mukjizatnya. Ia berani menampakkan keimanannya dan tidak merasa takut dengan ancaman Firaun.
Tatkala menyambut kematian, ia memohon kepada Tuhan untuk dibangunkan sebuah rumah di sisi-Nya dalam surga dan diselamatkan dari perlakuan kaum zalim. Ia memilih rumah kekal di sisi Allah dibandingkan istana fana milik Firaun yang megah.
Selanjutnya, Allah juga membuat perumpamaan lain bagi wanita beriman yaitu Mariam binti Imran. Dalam ayat itu, Allah menyifati Mariam dengan wanita yang telah memelihara kehormatannya dan karenanya Allah karuniakan dengan seorang anak yang menjadi nabi agung. Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Kaum perempuan penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Mariam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Firaun.
mainsource:http://ejajufri.wordpress.com/2011/06/08/antara-istri-nabi-dan-istri-firaun/#more-6261
0 comments to "Istri Nabi Lambang Keburukan dan Istri Firaun Lambang Kebaikan !!!!! Benarkah ???!!!"