PEKAN lalu, Jimly Asshiddiqie, mantan ketua Komisi Yudisial mengajak para hakim untuk hidup sederhana. Ia juga meminta para hakim tidak bergaul dengan pengusaha dan politisi, serta mampu membangun lingkungan kerja yang transparan dan akuntabel.
Jimly menyampaikan hal itu ketika ditanya masukannya terkait pencegahan agar dugaan kasus suap terhadap hakim Syarifuddin Umar oleh kurator Puguh Wirayan tak terulang.
Ajakan ini tentunya sangat baik. Dan akan lebih baik lagi jika hal itu dimintakan kepada seluruh pejabat di Republik ini. Hal ini penting, mengingat politik di negeri ini yang karut marut. Salah satunya berawal dari sikap politisi yang hedonis dan mengedepankan materi untuk memperoleh dukungan.
Mengingat sikap hidup para pejabat negeri ini yang cenderung mewah, mengingatkan kita ke negeri Iran. Bukan lantaran pejabat di sana bergelimang harta. Sebaliknya, Presiden Mahmoud Ahmadinejad justru menunjukkan sikap yang sederhana sekalipun sebagai orang nomor satu di negeri kaya minyak tersebut.
Sejak dilantik, Ahmadinejad langsung mengganti karpet mewah di kantor presiden dengan karpet sederhana. Karpet mewah itu lalu disumbangkan ke mesjid. Ahmadinejad mengganti penggunaan pesawat kepresidenan dengan pesawat kelas ekonomi. Ia pun selalu membawa bekal roti untuk sarapan. Untuk menjamu anaknya yang menikah, Ahmadinejad hanya menyediakan pisang, jeruk, dan apel untuk para tamu.
Bahkan yang istimewa, selama menjabat, Ahmadinejad tak pernah mengambil gajinya. Alasannya, seluruh kekayaan adalah milik negara dan ia hanya bertugas menjaganya. Ia mendapat penghasilan dari pekerjaannya sebagai dosen yang hanya sebesar Rp 2,4 juta per bulan.
Jumlah penghasilan Ahmadinejad ini sungguh bagai bumi dan langit jika dibandingkan dengan gaji Presiden SBY yang mencapai Rp 62,4 juta per bulan. Dan dengan gaji sebesar itu, SBY pun masih mengeluh karena gajinya tak naik-naik sejak 2004.
Jika presidennya bersikap sederhana dan amanah seperti Ahmadinejad, tentu bawahannya bakal malu jika masih bermewah-mewah. Sebaliknya, jika orang nomor satu lebih mengutamakan materi, tentu orang yang dibawahnya pun tak beda jauh. Hanya skalanya saja yang lebih kecil.
Apalagi sangat disayangkan jika pejabat-pejabat yang tampak glamor tersebut adalah seorang muslim. Sangat disayangkan, padahal sikap hidup sederhana sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw yang jadi panutan kaum muslim. Sahabat-sahabat Nabi pun tetap sederhana meski diangkat menjadi pemimpin. Mereka sangat hati-hati dalam menggunakan uang rakyat.
Sahabat Umar Bin Khatab harus menanyakan dulu kepada seorang tamu mengenai keperluannya. Jika bertamu untuk keperluan negara, maka ia akan menyalakan lampu. Jika urusannya pribadi, dia akan mematikan lampu.
Hal itu dilakukan lantaran lampu yang digunakannya dibayar negara. Bahkan Umar rela memboyong gandum sendirian untuk diberikan kepada rakyat miskin.
Memang di negeri ini pun masih banyak pejabat yang sederhana. Hanya saja, pejabat yang sederhana seringkali nyaris tak pernah menjadi pejabat tinggi.
Entah lantaran kurang uang untuk naik pangkat atau hal lainnya. Yang pasti, hidup sederhana tak akan mengurangi kewibawaan seseorang. Begitulah seharusnya seorang pejabat berperilaku dan bersikap, karena akan menjadi contoh bagi rakyatnya. (*)
Jumat, 13 Agustus 2010
Mahmud Ahmadinejad: Presiden Terbaik,Teladan,& Paling Sederhana
Sebagai Presiden Iran
Setelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai presiden baru Iran. Tak lama setelah terpilih, pada 29 Juni 2005, sempat muncul tuduhan bahwa ia terlibat dalam krisis sandera Iran pada tahun 1979. Iran Focus mengklaim bahwa sebuah foto yang dikeluarkannya menunjukkan Ahmadinejad sedang berjalan menuntun para sandera dalam peristiwa tersebut, namun tuduhan ini tidak pernah dapat dibuktikan.
Kontroversi
Kutipan pernyataannya dalam sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa pada 26 Oktober 2005 dari pernyataan Ayatollah Khomeini yang menyerukan agar Israel "dihapus dari peta dunia" memicu kontroversi. Selain, menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden Shimon Peres. Peres bahkan membalas dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari keanggotaan di Perserikatan Bangsa-bangsa.
Pernyataan yang kontroversial ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi tentang Holocaust.
Sementara, kritik dalam negeri mengenai kebijakan domestik dan luar negeri terus mengalir deras. Kritik datang dari tokoh ulama besar Ayatollah Hossein Ali Montazeri. Merujuk retorika Ahmadinejad terhadap Amerika Serikat, Montazeri menyatakan bahwa sangat perlu bertindak logis terhadap musuh dan tidak memprovokasi. Bagi Montazeri, ekstremisme tidak berbuah baik untuk rakyat.
Iran menegaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir merupakan hak yang tidak bisa disangkal meskipun Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium. Ahmadinejad mendapat kritikan dari kalangan konservatif maupun reformis mengenai kebijakan ekonominya dan cara dia menangani isu nuklir Iran.
Serba-serbi
Rencana menonton timnya berlaga di Piala Dunia 2006 di Jerman dihambat berbagai elemen masyarakat setempat, sehingga izin tidak diberikan. Bahkan warga Yahudi di Jerman menentang kehadirannya mengingat pernyataannya seputar Holocaust. "Penyangkalan kekejaman Nazi adalah pelanggaran serius di Jerman," kata Charlotte Knobloch, Ketua Central Council Jews. Knobloch menuding Ahmadinejad sebagai "Hitler kedua". Menteri Dalam Negeri Jerman Guenther Beckstein menyatakan, "Kami harus menegaskan bahwa ia tak diinginkan di sini. Lebih baik ia tak usah datang."
Kehidupan
wawancara oleh salah satu wartawan AS menyebutkan:
Wartawan :"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?”
Mahmoud : “Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
“Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran .”
fakta-fakta ahmadinejad
1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan
Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu
kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,
lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.
3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya
dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya,
arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana
dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,
sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
5. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977,
sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran.
Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.
6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.
7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya.
Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis,
belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan;
roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,
ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan,
ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya,
ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan,
dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.
Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,
atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar
karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?
Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi.
Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut,
kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.
12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka
13. Bahkan ketika suara azan berkumandang,
ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa
14. baru-baru ini dia baru saja mempunyai Hajatan Besar Yaitu Menikahkan Puteranya. Tapi pernikahan putra Presiden ini hanya layaknya pernikahan kaum Buruh. Berikut dokumentasi pernikahan Putra Seorang Presiden
0 comments to "Pejabat Mesti Berkaca ke Ahmadinejad : Gajihnya aja buat rakyat dan negara !!! WOWWWW!!!!"