"Sesuai dengan penjelasan dari Rasulullah saww, Al-Qur'an sebagai firman Allah dan manusia-manusia suci dari kalangan Ahlul Bait Nabi as adalah pada hakekatnya satu kesatuan. Keduanya tidak akan terpisah sampai hari kiamat. Riwayat dari Rasulullah mengenai hal ini terdapat dalam kitab-kitab Syiah dan Ahlus Sunnah, dan kedua mazhab besar ini mengakui keutamaan dan keistimewaan Ahlul Bait. Namun pihak musuh senantiasa ingin menimbulkan perpecahan antara dua mazhab besar Islam ini. " |
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Jawadi Amuli hari Rabu (31/5) dalam ceramahnya mengatakan, "Syiah dan Sunni adalah sesama kaum muslimin yang bersaudara, yang berpegang kepada aqidah Islam, Al-Qur'an dan Itrat. Namun Wahabi senantiasa menyebarkan fitnah, bahwa Syiah adalah orang-orang yang menyembah Ahlul Bait karena senantiasa bertabarruk dan memohon pertolongan dari mereka."
Ulama yang juga pengajar di Hauzah Ilmiyah Qom ini mengungkapkan pemisalan dalam hal ini, "Tak seorangpun dari kita yang menyembah bulan dan matahari. Semuanya meyakini matahari dan bulan adalah makhluk ciptaan Allah swt. Namun kita mengambil ribuan keberkahan dan manfaat dari yang dipancarkan matahari dan bulan, kitapun senantiasa membutuhkan sinar dari matahari dan cahaya dari bulan untuk memudahkan aktivitas-aktivitas keduaniawian kita. Dan kalau kita mengambill keberkahan dan meminta pertolongan dari makhluk yang lebih mulia dan lebih tinggi kedudukannya dari matahari dan bulan, apakah itu juga termasuk syirik?"
Ulama tafsir Al-Qur'an ini lebih lanjut mengatakan, "Manusia yang sempurna lebih tinggi derajat dan kedudukannya dibanding matahari dan bulan, dan kita mengambil keberkahan dari wujudnya yang suci dan mulia. Tidak ada yang salah dengan hal ini, namun musuh-musuh Islam telah membuat sebuah firqah yang bernama Bahai dalam tubuh Syiah, dan membuat Wahabi dalam tubuh Ahlus Sunnah sehingga membuat keteraturan dalam dunia Islam ini menjadi goncang dan membingungkan banyak umat Islam."
Dalam kelanjutan ceramahnya, Ayatullah Jawad Amuli melanjutkan, "Sesuai dengan penjelasan dari Rasulullah saww, Al-Qur'an sebagai firman Allah dan manusia-manusia suci dari kalangan Ahlul Bait Nabi as adalah pada hakekatnya satu kesatuan. Keduanya tidak akan terpisah sampai hari kiamat. Riwayat dari Rasulullah mengenai hal ini terdapat dalam kitab-kitab Syiah dan Ahlus Sunnah, dan kedua mazhab besar ini mengakui keutamaan dan keistimewaan Ahlul Bait. Namun pihak musuh senantiasa ingin menimbulkan perpecahan antara dua mazhab besar Islam ini. "
"Musuh Islam pada dasarnya tidak membedakan Sunni dan Syiah, mereka bukan hendak menghancurkan sunni atau syiah saja, melainkan Islam. AS, Israel dan sekutu-sekutunya melancarkan permusuhannya terhadap Islam. Buktinya bisa kita lihat pada tragedi kemanusiaan yang masih melanda Bahrain sampai saat ini. Mereka menghancurkan masjid-masjid yang menjadi tempat peribadatan kedua mazhab tersebut termasuk membakar Al-Qur'an, kitab suci umat Islam yang diagungkan dan diyakini oleh Sunni dan Syiah sebagai firman suci Allah swt." Tegas beliau.
Dipenghujung ceramahnya, Ayatullah Jawad Amuli mengingatkan bahwa musuh-musuh Islam pada hakekatnya bukanlah insan-insan yang beragama. Mereka hendak menghancurkan agama-agama dan kepercayaan kepada Tuhan. Beliau mengungkapkan bahwa tugas pengikut-pengikut agama sekarang adalah mempelajari dan menguasai ajaran-ajaran agamanya dengan baik. Upaya pencarian agama yang benar dan sejati harus terus dilakukan. "Kalau keyakinan kita kepada agama rapuh dan ala kadarnya, maka kita tidak akan bisa menghentikan syubhat dan fitnah yang dilontarkan musuh-musuh agama. Semangat kesyahidan untuk mempertahankan dan membela agama, menjadi tidak memiliki arti dan keistimewaan apa-apa." Tegas beliau.
mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=246530
Menjelaskan Makna Zuhud Menurut Imam Ali bin Abi Thalib as
Ayatullah Ali Khamanei dalam ceramahnya menyatakan, " Kekandasan kebijakan Setan Besar, Amerika, di kawasan Timur Tengah yang sangat sensitif ini dan hidupnya kembali slogan-slogan keislaman di tengah bangsa-bangsa kawasan yang sedang berjuang adalah perwujudan dari janji Ilahi kepada bangsa Iran bahwa siapa saja yang gigih dan bertahan di jalan ini maka pertolongan Allah akan menyertainya." |
Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei pagi (31/5) dalam acara apel bersama taruna Universitas Keperwiraan dan Pelatihan Pasukan Garda ‘Imam Husain (as)' menyatakan bahwa saat ini negara memerlukan tenaga-tenaga yang mukmin, pejuang, kreatif, penuh semangat dan berwawasan. Beliau menambahkan, kekandasan kebijakan Setan Besar, Amerika, di kawasan Timur Tengah yang sangat sensitif ini dan hidupnya kembali slogan-slogan keislaman di tengah bangsa-bangsa kawasan yang sedang berjuang adalah perwujudan dari janji Ilahi kepada bangsa Iran bahwa siapa saja yang gigih dan bertahan di jalan ini maka pertolongan Allah akan menyertainya.
Seraya menyinggung prestasi gemilang yang diukir Pasukan Garda Revolusi Islam (Sepah-e Pasdaran) di berbagai medan sepanjang 32 tahun terakhir, beliau yang juga Pemimpin Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata mengatakan, partisipasi lembaga keprajuritan ini secara aktif, penuh keberhasilan, dan berpengaruh dalam proses umum gerakan revolusi dan negara adalah karena landasan kokoh struktur Pasukan Garda. Beliau menandaskan, "Lembaga keprajuritan yang kokoh ini dibentuk oleh manusia-manusia yang mukmin, mujahid, dan penuh semangat revolusi di saat-saat genting pada tahun-tahun pertama revolusi Islam."
Menurut Rahbar, keimanan dan semangat revolusi yang membentuk pasukan ini telah membuatnya menjadi korps yang penuh gairah kreativitas dan kepandaian yang terus meningkat. Beliau mengungkapkan, lembaga yang berasal dari rakyat ini di bawah bimbingan Imam Khomeini berhasil mengukir prestasi gemilang baik di medan tempur era Perang Pertahanan Suci melawan para agresor maupun di medan perjuangan dan revolusi lainnya di tengah ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam negeri.
Ayatullah al-Udzma Khamenei menyebut generasi muda Pasukan Garda Revolusi hari ini sebagai bangunan kokoh bagi korps ini pada dekade-dekade mendatang. Beliau mengatakan, dibanding 30 tahun yang lalu, revolusi Islam sudah semakin kuat dan para pemuda di korps Garda Revolusi hari ini harus lebih maju, lebih mujahid, lebih berwawasan, lebih pandai, dan lebih terdidik dibanding generasi pertama, untuk mempersiapkan diri melanjutkan misi agung yang diembannya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa kondisi negara dan kawasan saat ini adalah manifestasi dari wujud janji Ilahi kepada bangsa Iran. "Sejak awal revolusi, Setan Besar AS telah mengerahkan imperium militer, finansial, propaganda dan politiknya untuk melumpuhkan revolusi Islam dan bangsa Iran. Akan tetapi fakta yang terjadi di pentas politik Iran dan kawasan justeru memperlihatkan bahwa AS-lah yang bertekuk lutut di hadapan revolusi Islam," tegas beliau.
Seraya menyinggung pengakuan para pengamat akan kekandasan AS dalam berbagai kebijakan vitalnya, Rahbar mengatakan, 30 tahun yang lalu, Setah Besar hanya kehilangan satu rezim dependennya, yaitu rezim Pahlevi, tapi kini kita menyaksikan jatuhnya banyak rezim boneka AS.
Beliau mengingatkan bahwa keterkucilan AS dan hidupnya kembali Islam di tengah bangsa-bangsa di kawasan adalah contoh lain dari terwujudnya janji Ilahi. "Hari ini, dengan gagalnya upaya kubu hegemoni yang tak pernah berhenti, para pemuda dan bangsa-bangsa di kawasan semakin cenderung kepada ajaran Islam dan al-Qur'an. Fakta ini berarti berkibarnya panji yang sudah diangkat oleh bangsa Iran sejak tahun 1979 di negeri ini," imbuh beliau.
Dalam pembicaraan itu, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan pula contoh lain dari kekandasan AS yaitu kegagalannya terkait masalah Palestina. Beliau menegaskan, beberapa pekan yang lalu setelah 60 tahun, ketika memperingati hari Nakba, para pemuda Palestina untuk pertama kali melakukan aksi menembus perbatasan rezim Zionis Israel di sejumlah negara. Fenomena yang memukau ini adalah kabar gembira akan kemenangan pasti Islam dan kaum muslimin seperti yang dijanjikan Allah.
Rahbar mengingatkan untuk tetap teguh di jalan ini dan pandai bersikap sebab hal itu adalah syarat yang harus dipenuhi bagi terwujudnya janji Ilahi secara penuh. "Kita harus hati-hati dalam perjalanan yang agung dan pesat ini, jangan sampai lemah dan jangan pula melupakan tujuan utama karena masalah-masalah yang lain," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei pada kesempatan itu mengimbau pemuda Pasdaran untuk mensucikan jiwa, serta meningkatkan kesiapan dan kedisiplinan pada masalah-masalah spiritual. Beliau mengatakan, keberadaan para pemuda yang mukmin di dalam korps ketentaraan, Garda Revolusi, kepolisian dan Basij mengisyaratkan akan masa depan yang cerah.
Di awal acara apel bersama ini, Komandan Pasukan Garda Revolusi Mayor Jenderal Mohammad Ali Ja'fari dalam kata sambutannya menjelaskan kemampuan korps ini untuk mewujudkan cita-cita revolusi Islam, Imam Khomeini dan kepemimpinan ‘wilayah'.
Jafari juga menyatakan bahwa Garda Revolusi mengedepankan agenda pensucian jiwa, pendidikan Islami dan pelatihan teknis dengan memanfaatkan tenaga-tenaga pelatih dan pengajar yang masih muda.
Mossad dan CIA memalsukan Karya Imam Khomaini… Buku Buku Dialog Sunni-Syiah Ada Yang Sudah Dipalsukan…. Waspadai Fitnah Kutipan di Buku !!! Mereka Kalap ketika Ulama Sunni dan Intelektual Sunni Berbondong Bondong Masuk Syi’ah Imamiyah
Tentang Kitab Suni yang Suni
Membaca buku suni yang suni, yang judul aslinya adalah al Bayyinat fi a Radd ‘ala Abatil al Muraja’at akan ditemukan fakta yang menarik. Dalam buku yang ditulis oleh Mahmud az Zabi’ untuk di dedikasikan sebagai bantahan buku al Muraja’at tersebut pada halaman paling awal ditemukan tulisan yang membongkar jati diri kelompok ahlu sunnah serta konspirasinya dengan kelompok khawarij.
Kitab al Bayyinat fi a Radd ‘ala Abatil al Muraja’at Sudah pula di tanggapi oleh Syeikh Husen al Radhi, dalam buku berjudul “Sabil an Najaf Fi Tatimmah al Murtaja’at.
.
Konspirasi Ahlu Sunnah dan Khawarij
Di awal buku suni yang sunni pada bab V (edisi cetak halaman 26-28) disitu dituliskan pendapat Dr Mustafa siba’I dan Ibnu Taimiyah, tetang mereka lebih memilih Khawarij, bahkan memuji khawarij, Maka kami wajarkan saja jika kemudian dalam hadis sahih mereka tidak membertikan ruang bagi keluarga Rasulullah saw, Berapa hadis yang diriwayatkan oleh Ali (total di seluruh kitab ahlu sunnah hanya 50 !!! bayangkan 50 saja dan di bukhori pun hanya 20 saja), Fatimah (hanya 18 hadis yang sahih hanya 2 hadis !!!) , hasan (hanya 18 hadis) dan Husain (hanya 8 hadis) , belum jika ahlu sunna ditanya berapa hadis yang diriwayatkan Imam Ahlul Ba’it ? padahal para penulis hadis seperti Imam Bukhori dan Muslim ada yang hidup sejaman dengan para Imam, mengapa mereka lebih memilih riwayat khawarij ketimbang riwayat keluarga Rasulullah jawabnya ada di halaman 26-28.
Kitab-kitab dialog sunni syi’ah
Sebelum melihat lebih jauh fakta tersebut saya ingin mengajak membaca kitab-kitab apa saja yang ditulis ahlu sunnah untuk menyerang syi’ah, dan kitab-kitab yang menanggapi serangan tersebut.
Kitab-kitab ahlu sunnah dan sunni wahabbi yang ditulis untuk menyerang syi’ah diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Karya al Khudhari, Mudharat fi Tarikh al Umam al islamiyah diterbitkan dengan judul Ceramah-ceramah tentang sejarah umat islam)
2.Karya Rasyid Ridha, As sunnah wa Asy Syi’ah diterbitkan dengan judul Sunnah dan syi’ah.
3. Karya al Qashimi, Ash Shira’ Baina watsaniyyah wa al Islam diterbitkan dengan judul Pertarungan antara paganisme dan Islam
4.Ahmad Amin, Fajr wa Islam wa Dhuha al islam diterbitkan dengan judul Fajar islam (Belakangan penulisnya Ahmad Amin melakukan pertobatan dan permohonan maaf kepada Muslim Syi’ah, Ahmad Amin karena merasa bersalah telah menulis distorsi atas syi’ah akhirnya pada tahun 1349 Hujriah dia mendatangi najaf dan disana menyatakan permohonan maaf, diantara Ulama syi’ah yang menerimanya adalah Syeikh Muhammad Husain Kasyif al Gita.
5. Karya Musa Jarullah, Al Wasyi’ah fi Naqqd asy syi’ah diterbitkan dengan judul kumpulan kritik terhadap syi’ah
6. Karya Muhibbudin Khatab, al Khuthuth al ‘aridhah diterbitkan dengan judl jaringan luas
7. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa sunnah.
8. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa al qur’an
9. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa ahlul ba’it
10. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa at tasyayyu’
11. Karya Ibnu Taimiyah, Minhaj as sunnah
12. Karya Nshir al Ghifari, Ushul Madzhab as syi’ah
13. Karya Abdullah Muhammad al Gharib, Wa ja’a Dawr al Majus
14 Karya ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah
15. Karya Muhaddits Tsabit al Mishri, Jawlah fi Rubu’ asy syarq al Adna
Dan kitab-kitab di atas ditanggapi oleh :
1. Syarif Murthadha dalam kitab asy syafi fi al Imammah (belum diterjemahkan)
2. Alamah al Hilli, Nahj al Haq wa kasyf ash shidsiq (kitab ini dikritik kelompok sunnah oleh Fadhl bin Ruzbahab, al asy’ari, Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil)
3. Sayyid Nurullah al Husaini al Tusturi, Ihaqaq al Hal, kitab ini ditujukan untuk menanggapi kitab Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil yang sebelumnya kitab karya Fadhl bin Ruzbahab ini di koreksi oleh Ayatullah syihabuddin al Mar’asyi an Najafi.
4. Alamah al Mudzaffar, menulis Dalail ash shiddiq, untuk menanggapi kitab Minhaj as sunnah, dan banyak menyoroti kebencian Ibnu Taimiyah pada keluarga Rasulullah saw.
5. Allamah Abdul Husain al Amini, menulis al Ghadir kitab ini di dedikasikaan untuk mengkoreksi dan membantah kitab : al ‘aqad al farid, al farq bainal fariq, al milal wa an nihal, al bidayah wa an nihayah, al mashsar, as sunnah wa asy syi’ah, ash shira’, fajr al Islam, dhuha al isalm, ‘aqidah asy syi’ah , al wasyi’ah, minhaj as sunnah
6. Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi, ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. kitab ini untuk menjawab ath tuhfah al Itsna ‘asyariyyah, Menarik untuk di catat disini kitab ini adalah kitab pungkasan yang sampai saat ini ahlu sunnah belum ada yang mampu memberi sanggahan terhadap kitab ini.
7. Murthadha al ‘askari, Ma’alim al madrasatain
8. Abu Ahmad bin abdun Nabi an Naisabhuri, as saif al Maslul ‘ala Mukhribi din ar Rasul.
9. Muhammad Qili, an Nazhah al Itsna ‘Asyariyyah.
10. Syeikh subhan Ali Khan al Hindi, al wafiz fi al Ushul
11. Sayyid Muhammad sayyid al Immamah dan al Bawariq al Illahiyyah.
Al Dahlawi semula menyerang syiah lewat kitab At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dan langsung ditanggapi kitab ash shawarim allahiyyah karya sayyid Deldor Ali dan Kitab sharim al Islam, kemudian kitab ini di tanggapi oleh murid al Dahlawi yang bernama Rasyidudin al Dahlawi lewat kitabnya asy syawakah al “umariyyah, kemudian kitab ini ditanggapi lagi oleh ulama ahlul ba’it Bqir Ali lewat karyanya al Hamlah al Haidariyyah dan al Mirza dengan karyanya an Niazhah al Itsna “asyariyyah dan kitab ini ditanggapi oleh ahlu sunnah lewat kitab Rujum asy syayathin. Dan kitab inipun di jawab oleh ulama syi’ah Sayyid Ja’far Musawi dalam kitabnya Mu’in as shadiqin fi Radd Rujum asy syayathin.
Kitab ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dtanggapi pula oleh Muhammad Qili lewat al ajnad al Itsna “asyariyyah al Muhammadiyyah, kemudian kitab ini ditanggapi oleh Muhammad Rasyid ad Dahlawi, dan ditanggi lagi oleh Sayyid Muhammad Qili dalam kitab al ajwibbah al Fakhirah fi ar radd ‘ala al Asya’irah. Dan seluruh polemik ini di akhiri oleh Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi yang berjudul ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. Hingga hari ini tidak kitab ahlu sunnah yang menanggapi kitab ini
Menarik untuk dicermati beberapa sarjana-sarjana dan ulama ahlu sunnah yang mempelajari syi’ah kemudian masuk syi’ah, belakangan mereka menulis karya-karya besar yang menunjukkan kebenaran syi’ah, beriku diantaranya :
1. Muhaddis Jalil Abu Nafar Muhammad bin Mas’ud bin “iyasy, dikenal dengan al ‘iyasy dia yang menulis tafsir al m’atsur dan kitab al ‘iyasyi.
2. Syeikh Muhammad Mar’i al Amin al Anthaki, beliau menuliskan kitab Limadza Ikhtartu Madzhab asy syi’ah.
4. Syeikh Muhammad Abu Rayah. menuliskan adhwa’ ala as sunnah al muhammadiyyah dan kitab abu hurairah syeikh al mudhirah.
5. Ahmad Husain Yaqub. menuliskan Nadzariyyah al adalah ash shahabah dan kitab al khutuhath as siyasiyyah li tawhud al ummah al islamiyyah.
6 at Tijani as samawi, menuiliskan Tsamma Ihtadaitu.Li’akuna Ma’a ash shadiqin , Fas’alu ahla adz dzkr, asy syi’ah hum ahlus sunnah.
7. Sayid Idris al husaini, menulis Laqad Tasyayya’ani al husain, al Khilafah al Mughtashabah dan kitab Hakadza ‘araftu asy syi’ah.
8. Sha’ib Abdul Hamid, kItab Manhaj fi al Intima’ al Madzhabi.
9. Sa’id Ayub, ‘Aqidah al Masih ad Dajjal dan Ma’alim Fatan.
10. Shalih al Wardani, al Khuda’ah, Rihlati min as sunnah ila asy syi’ah, Harakah ahlul Bait as, asy syi’ah fi mishr, ‘aqa’id as sunnah wa ‘aqa’id asy syi’ah.
11. Muhammad abdu; Hafidz, Limadza ana ja’fari.
12. Sayyid Abdul Mun’im Muhammad al Hasan, Bi Nur Fathimah Ihtadaitu
13. Syekh Abdul Nashir, Syi’ah wa al Qur’an, asy syi’ah wa hadits, asy syi’ah wa ash shahabah, asy syi’ah at taqiyyah dan asy syi’ah wa al imammah
14. al ‘Alim al Khathib al Munadzir sayyid ali al badri, ahsan al mawahib fi haqa’iq al madzahib.
15. Sayyid Yasin al Ma’yuf al Badrani, Ya Laita Qawmi Ya’ lamun.
Mossad dan CIA memalsukan Karya Imam Khomaini
Revolusi Islam Iran telah membuat ketakutan bagi setan besar Amerika, demikian halnya Israel, tatkala rakyat Iran menumbangkan rezim Syah Pahlevi, Jendral Israel yang memenangkan perang tujuh hari atas Arab, Moshe Dayan, menampakan kemarahan yang luar biasa. Meski sudah pensiun Jendral bermata satu tersebut merasa terusik dengan lahirnya Republik Isal baru tersebut, Moshe Dayan kemudian mencak-mencak di IDF atas kegagalan operasi Mossad dan CIA yang gagal membunuhi tokoh-tokoh revolusi Iran, sembari membanting topi ke meja moshe dayan mengatakan “ Mulai hari ini kalian harus bekerja keras, !!! masa depan Israel sedang menghadapi ancaman serius dari anak-anak Ali, hari ini Israel akan menghadapi lawan tangguh [1]
.
Beberapa operasi simultan kemudian digelar Amerika serikat dan Israel untuk menghancurkan Republik Islam Iran [2], salah satunya adalah perang intelijen yang menitik beratkan pada operasi disinformasi (penyesatan informasi). Israel memerintahkan LAP (Lahomah Pscichlogit) dengan tugas agar melakukan assassination character dan black campaign terhadap karya-karya Khomaini, operasi ini didukung pula oleh Joint Publications and Reserch service sebuah kompartemen milik CIA yang bertanggungjawab melakukan penerjemahan. [3] Sebagaimana disebutkan oleh Hamid Alghar, CIA dan LAP kemudian melakukan pemalsuan-pemalsuan terhadap karya-karya ulama syi’ah termasuk Imam khomaini. Semula CIA dan LAP menggunakan basis percetakanya di New York dengan memakai kedok Manor Books sebagai penerbitnya, namun belakangan mereka menggunakan percetakan yang berbasis di negara-negara sunni pro Amerika, diantaranya Arab Saudi dan Yordania. Berikut adalah sebagian kecil buku-buku yang di palsukan oleh konspirasi AS-Israel-Sunni Wahabi dan Sunni pro AS Israel [3] :
1. Kitab Hukumat- I Islami karya Imam Khomaini
Kitab ini merupakan magnum opus imam khomaini, kitab ini berisikan catatan-catatan kuliah tentang prinsip-prinsip pemerintahan Islam yang dikumpulkan oleh murid-murid beliau dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Perancis, Arab, Turki dan Urdu. Setelah Imam Khomaini berhasil menumbangkan rezim pahlevi dan mendirikan Republik Islam Iran, kitab Hukumat I Islam ini kemudian dipalsukan oleh CIA, buku ini di palsukan dalam dua bahasa Inggris dan Arab. Kelompok sunni wahabbi menggunakan terbitan dari CIA dan LAP ini untuk menyerang syi’ah dan melakukan asasinasion character terhadap Imam Khomaini dengan buku ini. Penerbit dari Indonesia bernama Pustaka Zahra telah mencetak buku aslinya dengan judul Sistem Pemerintahan Islam. Silahkan di bandingkan antara yang buku yang diterbitkan CIA dan LAP ini dengan buku aslinya.
2. Kitab Kasyful Asrar karya Imam Khomaini
Kitab ini ditulis untuk menanggapi buku berjudul Asrar Umruha alfu ‘Am, buku ini ditemukan telah dipalsukan oleh kelompok konspirasi (yang sudah saya sebutkan diatas) dan buku palsu ini telah dimanfaatkan secara sempurna oleh kelompok konspirasi untuk menyerang Imam Khomaini dan Syi’ah diantaranya kemudian diterbitkan buku berjudul Ma’al ‘Khomaini fi kasyfi Asrarihi karya Dr Ahmad Kamal , Sa’id Hawwa juga menulis buku berjudul Al Fitnat-ul Khumayniyah (diterbitkan pula ke bahasa Indonesia). Sa’id Hawwa juga bekerjasama dengan Dr Abdul Mun’im Namer beserta organisasi Konferensi Islam Rakyat Iraq menerbitkan buku berjudul Fadhlalh Ul Khumainiyah . Maha suci Allah, konspirasi tersebut akhirnya terbongkar dan yang membongkar justru ahlu sunnah sendiri, adalah Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata, seorang professor dan kepala bagian bahasa dan sastra timur universitas cairo, menemukan tindakan criminal kelompok konspirasi ini. Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata kemudian melakukan langkah-langkah hukum untuk memperbaiki nama baik ahlu sunnah. Temuan beliau diantaranya : Kitab Kasyful Asrar dipalsukan di Yordania oleh penerbit bernama Dar Ammar It Thaba’an wa-n ‘Nasr buku ini diterjemahkan oleh Dr. Muhammad al Bandari yang ternyata setelah diteliti nama ini tidak ada. Kemudian tercantum pula nama Sulaim al Hilalali (komentator) dan terakhir Prof Dr Muhammad Ammad al Khatib. Buku ini telah dipalsukan dari aslinya dengan sedemikian kasarnya, untuk mengetahui bagaimana kelompok konspirasi ini memalsukan kitab Imam Khomaini tersebut silahkan membaca di Kasyful Asrar Bayna if shlihi al farisy wt tarjamah al urdaniyah karya Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata, dalam kitab itu Dr Dasuki sata menjelaskan secara detail per kata pemalsuan kelompok ahlu sunnah pro konspirasi.
Masih banyak kitab-kitab syiah yang di palsukan oleh kelompok ahlu sunnah pro konspirasi seperti sunni wahabi, seperti kitab yang ditulis alamah Hilli untuk menanggapi karya Ibnu Taimiyah, minhajul as sunnah pun tak luput dipalsukan, dan tempat pemalsuanya berpusat di Arab Saudi,
Fenomena Pencatutan Nama Ulama Syi’ah
Selain memalsukan kelompok ahlu sunnah pro konspirasi tak segan-segan melakukan pencatutan nama, modusnya dengan menulis buku seolah-olah dilakukan oleh ulama syi’ah, diantaranya adalah :
1. Nama Ayatullah Ja’far Subhani dicatut seolah-olah penulis buku Qira’atun Rasyidah Fi Kitab Nahjil Balghah yang sebetulnya karya orang sunni bernama Abdurrahman bin Abdullah al Jami’an. Kitab ini sempat diterbitkan dalam bahasa Persia berjudul Nahjul Balaghah Ra dubareh Bekhanim. Terhadap aksi pencatutan ini Ayatullah ja’far subhani melayangkan protes ke Pemerintah Saudi.
2. Syaikh saleh darwisyi sempat menulis buku distorsi palsu tentang Nahjul Balghah yang berjudul Ta’ammulat fi Nahjul al Balghah, dan kitab ini segera diketahui oleh ulama-ulama Syiah dan kemudian diluruskan dalam kitab berjudul Hiwar ma’a as syaik saleh Darwisyi.
3. Kelompok Pro Konspirasi mencatut nama Sayyid musa Musawi cucu Ayatullah Isfahani, yang dinyatakan seolah-olah menulis kitab as syi’ah wa at tashih yang sebetulnya ditulis oleh kelompok ahlu sunnah pro konspirasi. Bahkan mereka juga mengabarkan betapa para ulama-ulama syiah melakukan pertobatan dan masuk ahlu sunnah.
Bahkan Kelompok konspirasi ini bukan hanya melakukan pemalsuan kitab Syi’ah mereka bahkan secara keji memalsukan kitab-kitab mereka sendiri, diantaranya :
1. Memalsukan kitab “Hasyiyah Al Allamah Al Showi Ala Tafsir Al Jalalain”
2. Memalsukan pernyataan Imam Syafi’i dalam kitab Mukhtashar al ‘Uluw:176
3. Memalsukan pernyataan Imama Ahmad bin Hanbal dalam kitab Mukhtashar ar Rawdhah. Dalam kitab yang sama memalsukan pernyataan Imam malik dan Imam Abu Hanifah
Sampai hari ini mesin-mesin konspirasi terus bekerja, kami memaklumi jika kemudian kalangan ahlu sunnah melazimkan pemalsuan kitab-kitab syi’ah, sedang terhadap imamnya sendiri saja mereka gemar melakukan pemalsuan.
[1] Mossad, Penerbit Grafiti
[2] Bagi yang berminat silahkan membaca tulisan dalam blog peminat kemeliteran dan inteleijen yang dikelola oleh Muhammad Reza Sistani, Muhammad Ivana Lee, Ar Budi Prasetyo dan Muhammad Alfred Sastranagara.
[3] Makalah Muhammad Ivana Lee yang disampaikan dalam Desk diskusi Wirakartika Ekapaksi, “Seputar Dirty Intelligen Terhadap karya-Karya Khomaini”
[4] Untuk mengetahui lebih jelas silahkan melihat daftar yang dimiliki IPO (organisasi Penerangan Islam yang sempat melakukan penertiban buku-buku yang dipalsukan tersebut)
=====================================================================================
Ulama Sunni dan Intelektual Sunni Berbondong Bondong Masuk Syi’ah Imamiyah
Buku ””Akhirnya Kutemukan Kebenaran”” karya Muhammad At Tijani As Samawi Penerjemah Hasan Mawardi Penerbit Zahra Publishing House Edisi Juni 2010 Tebal 256 halaman laris dicari pembaca di berbagai Pustaka dan Toko Buku
Pesan utama yang disampaikan buku ini adalah tentang kebenaran mazhab Syiah dalam Islam. Pengungkapan kebenaran menggunakan cerita perjalanan seorang alim ulama dari Tunisia, Muhammad At Tijani As Samawi, yang juga penulis buku ini.
Awalnya, Tijani, yang masih keturunan pemuka agama di kampungnya, mengikuti mazhab Sunni atau Ahlu Sunnah wal Jamaah. Namun perjalanannya ke sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Mesir, dan Irak, membuatnya hijrah menjadi Syiah. Sebelumnya, Tijani sempat meyakini paham Wahabi yang keras. Ketika itu, dia tak cuma mengharamkan Syiah, tapi juga mempertanyakan ritual agama keluarga, masyarakat kampung yang dia yakini sejak kecil. Akhirnya beliau memihak Syiah,
saudaraku….
Agaknya kaum polemis dari kalangan ahlu sunnah mengalami frustasi menghadapi kenyataan banyaknya ulama-ulama mereka (sunni) yang kemudian hijhrah ke madzhab syi’ah ahlul ba’it yang dipastikan kebenaranya melalui kajian mendalam, sekedar menyebutkan sebagian mereka diantaranya adalah :
1. Muhaddis Jalil Abu Nafar Muhammad bin Mas’ud bin “iyasy, dikenal dengan al ‘iyasy dia yang menulis tafsir al m’atsur dan kitab al ‘iyasyi.
2. Syeikh Muhammad Mar’i al Amin al Anthaki, beliau menuliskan kitab Limadza Ikhtartu Madzhab asy syi’ah.
4. Syeikh Muhammad Abu Rayah. menuliskan adhwa’ ala as sunnah al muhammadiyyah dan kitab abu hurairah syeikh al mudhirah.
5. Ahmad Husain Yaqub. menuliskan Nadzariyyah al adalah ash shahabah dan kitab al khutuhath as siyasiyyah li tawhud al ummah al islamiyyah.
6 at Tijani as samawi, menuiliskan Tsamma Ihtadaitu.Li’akuna Ma’a ash shadiqin , Fas’alu ahla adz dzkr, asy syi’ah hum ahlus sunnah.
7. Sayid Idris al husaini, menulis Laqad Tasyayya’ani al husain, al Khilafah al Mughtashabah dan kitab Hakadza ‘araftu asy syi’ah.
8. Sha’ib Abdul Hamid, kItab Manhaj fi al Intima’ al Madzhabi.
9. Sa’id Ayub, ‘Aqidah al Masih ad Dajjal dan Ma’alim Fatan.
10. Shalih al Wardani, al Khuda’ah, Rihlati min as sunnah ila asy syi’ah, Harakah ahlul Bait as, asy syi’ah fi mishr, ‘aqa’id as sunnah wa ‘aqa’id asy syi’ah.
11. Muhammad abdu; Hafidz, Limadza ana ja’fari.
12. Sayyid Abdul Mun’im Muhammad al Hasan, Bi Nur Fathimah Ihtadaitu
13. Syekh Abdul Nashir, Syi’ah wa al Qur’an, asy syi’ah wa hadits, asy syi’ah wa ash shahabah, asy syi’ah at taqiyyah dan asy syi’ah wa al imammah
14. al ‘Alim al Khathib al Munadzir sayyid ali al badri, ahsan al mawahib fi haqa’iq al madzahib.
15. Sayyid Yasin al Ma’yuf al Badrani, Ya Laita Qawmi Ya’ lamun.
Kepanikan kelompok polemis ahlu sunnah yang diwakili oleh Mamduh Farhan Al Buhairi disikapi dengan menciptakan tokoh palsu yang direka-reka sendiri seolah-oleh telah ada seorang ulama syi’ah telah meninggalkan madzhab syi’ah dan memilih madzhab ahlu sunnah, ulama fiktif rekaan Mahmud Farhan Al buhairi itu bernama : Sayyid Abu Fadhl bin Muhammad At Taqiy bin Ali bin Musa Ar Ridha Al Burqu’I
.
Jika diberbagai group-group atau forum-forum anti syi’ah di postingkan artikel tulisan Mamduh Farhan al Buhairi di atas, dan para pengikut Ahlul Ba’it tidak menanggapi, hal itu bukan berarti sebagai keterkejutan atau tertusuk jantungnya, diamnya para tasyayu’ itu disebabkan karena tidak dikenalnya nama Sayyid Abu Fadhl bin Muhammad At Taqiy bin Ali bin Musa Ar Ridha Al Burqu’I ? Bahkan nama-nama seperti, Ahmad Al Kisrawi Ahmad Al Khatib Al Irani pun di kalangan Syi’ah tidak ditemukan, boleh jadi kedustaan itu sama dengan kedustaan yang dilakukan oleh ahlu sunnah atas pemalsuan buku Imam khomaini – Kasyful Asrar -, yang justru dibongkar oleh Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata, kelompok ahlu sunnah itu memalsukan sejumlah nama yang orangya pun tidak ada seperti : Dr. Muhammad al Bandari, Sulaim al Hilalali dan Prof Dr Muhammad Ammad al Khatib [1] Apa yang mau di tanggapi orangnya saja tidak ada dan itu hanya tokoh rekaan imajinasi dari Mamduh . Nah pada tulisan kali ini kami akan menunjukan dimana letak kedustaan seorang polemis ahlu sunnah yang bernama Mamduh Farhan Al Buhairi yang artikelnya sempat menjadi senjataan kebanggaan kelompok ahlu sunnah. Perhatikan orang-orang yang mengaku pengikut Sunnah dan mengklaim ahlu sunnah justru berbuat kotor dan nista, bahkan mereka tanpa malu menggelari tokoh-tokoh rekaan mereka dengan gelar akademis agar para pembacanya percaya.
Ketidak Pahaman Mamduh Farhan Al Buhairi terhadap gelar Ayatullah Uzma
Bukti bahwa Sayyid Abu Fadhl bin Muhammad At Taqiy bin Ali bin Musa Ar Ridha Al Burqu’I adalah tokoh rekaan, sebetulnya sudah ketahuan bahkan d ialenia paling awal dari tulisan Mamduh Farhan Al Buhairi. Banyak kontadiksi-kontradiksi dan kelucuan-kelucuan yang tertulis disana, misalkan “…Ayatullah Al ‘Uzma As Sayyid Abu Al Fadhl …memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan berpengaruh.. Dia adalah selevel dengan Khumaini dalam hal ilmu, hanya saja Khumaini lebih tinggi peringkatnya dalam referensi agama Syi’ah. Dia merupakan salah satu mercusuar agama Syi’ah kala itu.”
.
Letak keanehan dari tulisan tersebut adalah bahwa Mamduh Farhan Al Buhairi bahkan sama sekali tidak tahu makna gelar Ayatullah Uzma, dia hanya berputar-putar pada kalimat “kedudukan yang sangat tinggi” dan “mercusuar agama Syi’ah” dari sini saja sudah ketahuan perekayaasaan cerita. Bagi kalangan syi’ah, gelar Ayatullah Uzma itu adalah gelar yang diperuntukkan seorang mujtahid yang telah menjadi marja’ taqlid (panutan dalam hal agama, seperti Imam Syafi’i , Imam Maliki, Imam Hanafi dan Imam Hanbali di sunni). Berbeda dengan kalangan Sunni yang menjadikan tempat rujukan untuk masalah-masalah kontemporer yang terus berkembang kepada ulama empat itu meskipun mereka sudah wafat, – dan tetu saja mereka tidak bisa menjawab wong sudah wafat dan akhirnya kalangan ahlu sunnah dalam fiqih pun terjebak dalam stagnasi, di kalangan syi’ah jika ulama rujukan sudah wafat maka akan di gantikan ulama berikutnya sehingga setiap masalah yang baru yang dimasa sebelumnya tidak ada akan di selesaikan oleh ulama berikutnya yang masih hidup. Dikalangan ahli agama fenomena dari tugas ulama ini adalah melakukan penyimpulan hukum (istinbath) dari sumber yang bersifat tetap (Rabth al mutaghayyir bi atstsabit ) Yakni Al Qur’an Sabda Nabi dan perkataan Imam untuk menjawab relvansi persoalan yang bersifat kiwari – relevansi yang kiwarai dengan sesuatu yang azali (rabth al Hadits bi al Qadim)- di kalangan ulama syi’ah metode ini dikenal dengan konsep mughalathah (paralogisme), karena perangkat ilmu untuk dapat memenuhi syarat menjadi praktisi mughalathah ini sangat berat maka orang yang mencapai kemampuan ini sangatlah sedikit, dan para sarjana yang cerdas dan alim yang memenuhi prasyarat itu yang berhak menyandang sebagai Ayatullah Uzma dan dia menjadi rujukan. Bandingkan dilingkungan ahlu sunnah setiap orang bahkan bisa mengeluarkan fatwa agama bahkan dengan modal yang sangat pas-pasan [2], maka tak heran seorang selebritis yang jadi da’i pun menjadi ulama rujukan.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa orang yang mencapai kemapuan sebagai Ayatullah Uzma boleh di bilang sangat sedikit, dan oleh karenanya orang tersebut sanagat terkenal. Sebetulnya Mamduh Farhan Al Buhairi menyebutkan bahwa Ayatullah Al ‘Uzma As Sayyid Abu Al Fadhl Al Burqu’I adalah orang yang bepengaruh, namun karena tidak mengetahui tradisi syi’ah sehingga dia tidak bisa menjelaskan pengaruhnya dalam apa. Bahkan iapun terpelesert dengan tulisannya sendiri “Dia adalah selevel dengan Khumaini dalam hal ilmu, hanya saja Khumaini lebih tinggi peringkatnya dalam referensi agama Syi’ah.” Dan ini sangat lucu, apa nggak aneh orang yang kurang penguasaanya dalam refrensi agama syi’ah bisa jadi Ayatullah Uzma” (wah..wah ini betul betul dagelan bantul ha ha ha)
.
Kecentang perenangnya peristiwa berpindahnya Ayatullah Al ‘Uzma As Sayyid Abu Al Fadhl ke madzhab sunni
Mamduh Farhan al Buhairi menuliskan masuknya Burqui ke madzhab sunni: “Peristiwa itu terjadi sebelum revolusi Iran, hal ini merupakan pukulan berat bagi Syi’ah secara umum dan bagi negara Iran secara khusu” dan di alinea berikutnya dituliskan lagi : Pemerintah menekan dan mempersempit ruang geraknya, dengan menguasai masjidnya secara paksa. Sementara gereja-gereja Nashrani dan sinagog-sinagog Yahudi menghirup udara segar dan bernafas dengan aman hingga ia menyebutkan dalam kitab-kitabnya, “Sesungguhnya di negeri kami ini, orang-orang Kristen, Yahudi dan Sekuler yang anti agama bisa hidup dengan nyaman. Sementara ahlus sunnah tidak pernah merasa tenang di negeri kami ini dan tidak bisa hidup ditengah-tengah orang-orang musyrik itu”.
.
Memperhatikan tulisan diatas jelas tampak sekali kedustaan al Buhairi, bukankah pemerintahan sebelum Republik Islam Iran adalah pemerintahan Reza Syah Pahlevi yang bersifat monarki sekuler ? bahkan syah iran sangat represif terhadap ulama-ulama syi’ah di Iran dengan mengerahkan SAVAK untuk melakukan sejumlah aksi kotor dan menangkapi para ulama syiah [3], jika menampar pemerintahan Iran apa nggak aneh ini ? Perlu di ingat bahwa pemerintahan syah Iran pada saat itu di dukung CIA, diantaranya bernama Allan Dulles, kalau memang tokoh yang bernama Al Burqu’I itu ada dan menyeberang ke Sunni itu ada tentu saja akan di manfaatkan dengan baik oelh agen Savak dan CIA untuk menggembosi gerakan ulama-ulama syi’ah apalagi yang menyeberang adalah ayatollah Uzma yang denganya dia dapat dimanfaatkan fatwanya untuk menggiring pengikutnya menyebrang, dan ternyata nama itu tidak ada dan tidak pernah ada.
.
Agaknya dongengan itu sebenarnya untuk mendiskriditkan pemerintahan Republik Islam Iran, karena biasanya pemerintahan iran sering di fitnah oleh orang-orang sunni dengan tuduhan “gereja-gereja Nashrani dan sinagog-sinagog Yahudi menghirup udara segar dan bernafas dengan aman, tapi mungkin sangking semangatnya membuat fitnah justru dia lupa bahwa dia mengarang cerita ada ayatollah uzma yang masuk sebelum revolusi, yang membenci ulama. Lagi-lagi tulisan Mamduh ini tak lebih dari dagelan bantul.
Semakin terungkap lagi kebohonagn Mamduh Farhan al Buhairi tatkala ia menyebut “menekan dan mempersempit ruang geraknya, dengan menguasai masjidnya secara paksa” bukankah ini bisa menjadi insiden nasional yang segera menjadi konsumsi pers-tentu saja kalau itu terjadi- lalu masjid apa dan di mana ? di frase berikutnya Mamduh Farhan al Buhairi menuliskan : hingga ia menyebutkan dalam kitab-kitabnya, “Sesungguhnya di negeri kami ini, orang-orang Kristen, Yahudi dan Sekuler yang anti agama bisa hidup dengan nyaman. Sementara ahlus sunnah tidak pernah merasa tenang di negeri kami ini dan tidak bisa hidup ditengah-tengah orang-orang musyrik itu”. Mamduh Farhan al buhairi mengutip dari judul Kitab apa ? bukankah dibawah disebutkan nama kitab-kitab fiktifnya.
.
Kisah Debus di tangan Mamduh Farhan al Buhairi
Lagi-lagi Mamduh Farhan al Buhairi terjungkal di tulisanya sendiri, ia menuliskan cerita bak debus dalam tulisanya: “Telah ditegakkan upaya-upaya penculikannya dan pembunuhannya. Satu diantara upaya itu hampir menghabisi hidupnya ketika salah seorang Iran menembakkan peluru ke arahnya yang sedang berdiri shalat, maka tidak ayal, peluru pun menembus pipi kirinya dan tembus keluar dari pipi kanannya. Dengan pertolongan Allah, dia bisa selamat dari tragedi ini” apa ke anehanya, bagi anda yang sedikit saja memahami anatomi faali manusia dan sedikit memahami pengetahuan balistik anda akan dibuat aneh dengan tulisan ini, impulsi di area ruang rahang yang terkena tembusan rotasi silender balistik peluru yang melewati pipi kiri keluar pipi kanan dan orang itu selamat dan kembali beraktifitas adalah kasus yang sangat langka bahkan musykil sekedar contoh saja syahidnya Ayatullah Murthadha Muthari adalah kasus penembakan yang hamper sama, dan banyak kasus sama ditemukan dari aksi bunuh diri para perwira tinggi jerman pada saat menghadapi kekalahan melawan sekutu, dengan model penembakan hara-kiri seperti yang diceritakan diatas. Tapi okelah kita percayai saja cerita itu, toh disana dituliskan frasa berikut : Dengan pertolongan Allah, dia bisa selamat dari tragedi ini, tetapi siapakah yang menembak ? dan dimana terjadi ? oleh tentara/polis siapa ? kalau itu benar terjadi peritiwa itu adalah peristiwa besar karena yang ditembak adalah ayatollah uzma, dan bukankah dua wartawan Indonesia Syafiq Basri dan Sybha asa (yang agak sinis juga dengan syi’ah) berada disana mengapa tidak pernah melaporkan peristiwa itu, Jika peristiwa itu benar terjadi, pada saat Seminar Istiqlal yang membahas syi’ah itu, syubha asa akan mengeksploitasi peritiwa itu untuk digunakan alat untuk menyerang syi’ah [4]. Lagi-lagi keanehan dan kedustaan orang-orang ahlu sunnah yang gemar berdusta.
Gerakan Salaf di Iran ?
Tidak puas dengan rekayasa cerita Mamduh Farhan al buhairi kembali membuat kebohongan dengan menuliskan : Dia (al burqui)bergabung dengan jama’ah ahlus sunnah dan salaf di Iran, shalat Jum’at serta jama’ah di Teheran, kawasan luar ‘Ghadzar Wazir Daftar’ ada baiknya anda membaca buku Rida Gul Surkhi, “Fida’iyan I Islam, aghaz gar I junbish I musallahanih dar Iran, atau buku Barnamih I hukumat I fida’iyan I Islam karya Navvab Safavi, atau Ridha Hakimi, berjudul Tafsiri aftab, jadi anda akan tahu kebohongan dari mamduh Farhan al Buhairi tentang kiprah gerakan salaf di Iran.
Kapan sebenarnya al Burqui itu wafat ?
.
Kebohongan mamduh Farhan al Buhairin ini semakin jelas ketika anda memperhatikan tulisan berikut : “memvonis penjara selama tiga puluh tahun tanpa memperhatikan usianya yang lanjut. Dan Syaikh Al Burqu’i meninggal dunia setelah matinya Khumaini. bagaimana mereka mengurung dalam penjara dengan vonis 30 tahun tanpa ada belas kasih?! Apakah mereka termasuk orang yang patut dicontoh?
Cerita diatas semakin aneh saja, disebutkan bahwa Burqui di penjara (tapi tidak jelas pemerintahan siapa yang memenjarakan) selama 30 tahun dan meninggal setelah meninggalnya Imam Khumaini, apa tidak aneh cerita ini, usia revolusi Islam Iran baru 31 tahun, jika benar Burqui ditangkap dan dipenjara diawal revolusi (1979), berarti pada tahun 2009 Burqui Wafat, sedangkan informasi ini konon dimuat dan diterbitkan oleh Penerbit Darul Falah pada tahun 2007/2008 (saya pernah membaca artikel ini di situs myquran.com dan dipostingkan oleh orang yang bernama movet pada tahun 2007) apa tidak aneh ini ? Tapi okelah kita percayai saja dulu.
Perlu di ingat bahwa beberapa wartawan dari Indonesia pernah berkeliling dipenjara-penjara di Iran [5] Menurut Basri kunjungan itu diikuti pula oleh Peter Scool Latour, yang mencari-cari keburukan perlakuan pada peakitan di penjara Iran, dan sama sekali tidak ditemukan nama : Ayatullah Al ‘Uzma As Sayyid Abu Al Fadhl, jika ditemukan tentu Latour bersama barat yang memusuhi iran akan menjadikan bahan tekanan dengan melibatkan Badan Amnesty Internasional, faktanya tidak ditemukan sama sekali laporan nama itu dan Basri pun bahkan syu’bha asa tak menemukan nama itu sama sekali, berate inilah kebohongan seorang sarjana ahlu sunnah, apakah begini ajaran ahlu sunnah ? menghalalkan dusta dan kebohongan ? apa patut di contoh ?
Kitab-Kitab yang ta pernah ada
.
Mamduh Farhan al Buhairi menuliskan sejumlah karya al Burqui sbb :
1. Kasr Ash Shanam (Menghancurkan Berhala), yaitu bantahan terhadap Ushul Al Kafi, tertuang dalam 411 halaman
2. Tadhad Mafatih Al Jinan (Kontradiksi Kitab Kunci-Kunci Surga), kitab bantahan terhadap kitab Mafatih Al Jinan 209 halaman
3. Dirasah fi Ahadits Al Mahdi (Studi tentang Hadits-hadits Mahdi), dia membongkar bangunan khurafat Al Mahdi versi Syi’ah dengan hujah (normatif rasional) dan burhan (demonstratif).
4. Al Jami’ Al Manqul fii Sunan Ar Rasul (Penghimpun yang Ternukul tentang Sunnah-sunna Rasul). Dia menghimpun hadits-hadits shahih ahlus sunnah yang dicocokkan dengan hadits-hadits yang ada pada Syi’ah. Ushlub (metode) atau teknik ini membuktikan bahwa Syi’ah tidak mengambil kebenaran melainkan taqlid buta dan fanatik dengan hawa nafsu dan kesesatan. Kitab ini tertuang dalam 1406
5. Dirasah Nushush Al Imamah (Studi tentang Nash-nash Imamiyah). Disini dia menetapkan dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang pasti bahwa khilafah adalah haqq dan imamah yang mereka yakini adalah tidak berasal dan tidak berdasar, ia hanyalah kebohongan yang nyata. Kitab ini tertuang dalam 170
6. Naqd ‘Ala Al Muraja’at dan Tadhad Madzhab Al Ja’fari Ma’a Quran wa al Islam
7. Menerjemahkan Mukhtashar Minhaj As Sunnah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Ditambah Farhan al Buhairi menuliskan bahwa Ustadz (Prof.) Ahmad Al Khatib Al Irani menulis Min Asy Syura ila Wilayah al Faqih. Melihat daftar judulnya buku tersebutbisa dikatagorikan buku serius dan tentu saja ulama-ulama syi’ah akan menanggapi secara ilmiah – Kalau memang buku itu pernah ada – apalagi di Iran ada komisi yang menangani penerbitan buku-buku, jika buku itu terbit tentu akan segera di tanggapi secara luas sebagimana tradisi ilmiah dalam syi’ah,
Hampir semua karya-karya yang menyerang syi’ah ddijawab oleh ulama-ulama syi’ah dan para penyerang itu tidak lagi berkutik kami sebutkan diantara kitab-kitab itu :
1. Karya al Khudhari, Mudharat fi Tarikh al Umam al islamiyah diterbitkan dengan judul Ceramah-ceramah tentang sejarah umat islam)
2.Karya Rasyid Ridha, As sunnah wa Asy Syi’ah diterbitkan dengan judul Sunnah dan syi’ah.
3. Karya al Qashimi, Ash Shira’ Baina watsaniyyah wa al Islam diterbitkan dengan judul Pertarungan antara paganisme dan Islam
4.Ahmad Amin, Fajr wa Islam wa Dhuha al islam diterbitkan dengan judul Fajar islam (Belakangan penulisnya Ahmad Amin melakukan pertobatan dan permohonan maaf kepada Muslim Syi’ah, Ahmad Amin karena merasa bersalah telah menulis distorsi atas syi’ah akhirnya pada tahun 1349 Hujriah dia mendatangi najaf dan disana menyatakan permohonan maaf, diantara Ulama syi’ah yang menerimanya adalah Syeikh Muhammad Husain Kasyif al Gita.
5. Karya Musa Jarullah, Al Wasyi’ah fi Naqqd asy syi’ah diterbitkan dengan judul kumpulan kritik terhadap syi’ah
6. Karya Muhibbudin Khatab, al Khuthuth al ‘aridhah diterbitkan dengan judl jaringan luas
7. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa sunnah.
8. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa al qur’an
9. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa ahlul ba’it
10. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa at tasyayyu’
11. Karya Ibnu Taimiyah, Minhaj as sunnah
12. Karya Nshir al Ghifari, Ushul Madzhab as syi’ah
13. Karya Abdullah Muhammad al Gharib, Wa ja’a Dawr al Majus
14 Karya ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah
15. Karya Muhaddits Tsabit al Mishri, Jawlah fi Rubu’ asy syarq al Adna
Dan kitab-kitab di atas ditanggapi oleh :
1. Syarif Murthadha dalam kitab asy syafi fi al Imammah (belum diterjemahkan)
2. Alamah al Hilli, Nahj al Haq wa kasyf ash shidsiq (kitab ini dikritik kelompok sunnah oleh Fadhl bin Ruzbahab, al asy’ari, Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil)
3. Sayyid Nurullah al Husaini al Tusturi, Ihaqaq al Hal, kitab ini ditujukan untuk menanggapi kitab Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil yang sebelumnya kitab karya Fadhl bin Ruzbahab ini di koreksi oleh Ayatullah syihabuddin al Mar’asyi an Najafi.
4. Alamah al Mudzaffar, menulis Dalail ash shiddiq, untuk menanggapi kitab Minhaj as sunnah, dan banyak menyoroti kebencian Ibnu Taimiyah pada keluarga Rasulullah saw.
5. Allamah Abdul Husain al Amini, menulis al Ghadir kitab ini di dedikasikaan untuk mengkoreksi dan membantah kitab : al ‘aqad al farid, al farq bainal fariq, al milal wa an nihal, al bidayah wa an nihayah, al mashsar, as sunnah wa asy syi’ah, ash shira’, fajr al Islam, dhuha al isalm, ‘aqidah asy syi’ah , al wasyi’ah, minhaj as sunnah
6. Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi, ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. kitab ini untuk menjawab ath tuhfah al Itsna ‘asyariyyah, Menarik untuk di catat disini kitab ini adalah kitab pungkasan yang sampai saat ini ahlu sunnah belum ada yang mampu memberi sanggahan terhadap kitab ini.
7. Murthadha al ‘askari, Ma’alim al madrasatain
8. Abu Ahmad bin abdun Nabi an Naisabhuri, as saif al Maslul ‘ala Mukhribi din ar Rasul.
9. Muhammad Qili, an Nazhah al Itsna ‘Asyariyyah.
10. Syeikh subhan Ali Khan al Hindi, al wafiz fi al Ushul
11. Sayyid Muhammad sayyid al Immamah dan al Bawariq al Illahiyyah.
.
Al Dahlawi semula menyerang syiah lewat kitab At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dan langsung ditanggapi kitab ash shawarim allahiyyah karya sayyid Deldor Ali dan Kitab sharim al Islam, kemudian kitab ini di tanggapi oleh murid al Dahlawi yang bernama Rasyidudin al Dahlawi lewat kitabnya asy syawakah al “umariyyah, kemudian kitab ini ditanggapi lagi oleh ulama ahlul ba’it Bqir Ali lewat karyanya al Hamlah al Haidariyyah dan al Mirza dengan karyanya an Niazhah al Itsna “asyariyyah dan kitab ini ditanggapi oleh ahlu sunnah lewat kitab Rujum asy syayathin. Dan kitab inipun di jawab oleh ulama syi’ah Sayyid Ja’far Musawi dalam kitabnya Mu’in as shadiqin fi Radd Rujum asy syayathin.
Kitab ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dtanggapi pula oleh Muhammad Qili lewat al ajnad al Itsna “asyariyyah al Muhammadiyyah, kemudian kitab ini ditanggapi oleh Muhammad Rasyid ad Dahlawi, dan ditanggi lagi oleh Sayyid Muhammad Qili dalam kitab al ajwibbah al Fakhirah fi ar radd ‘ala al Asya’irah. Dan seluruh polemik ini di akhiri oleh Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi yang berjudul ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. Hingga hari ini tidak kitab ahlu sunnah yang menanggapi kitab ini Dan ahlu sunnah tak bisa membantah kebenaran syi’ah hingga akhirnya ditempuh cara-cara kotor memalsukan buku dan merekayasa tokoh seperti munculnya tokoh rekaan yang diciptakan oleh sarjana-sarjana sunni seperti ; Utsman al Khamîs, Ahmad ibn Sa’ad Hamdan al Gamidi, Ihsân Ilâhi Dzahîr, Al Qifâri dan penulis fiktif yang mengaku bernama Sayyid Husain al Musawi.Ahmad ibn Sa’ad Hamdan al Ghamidi yang juga disebut orang syiah yang pindah ke sunni dan ternyata orangnya fiktif seperti fiktifnya Ayatullah Al ‘Uzma As Sayyid Abu Al Fadhl
.
Kesimpulan :
Begitulah Dakwah Wahabi, dengan gemar membuat dongengan-dongengan palsu, sebagimanayang dialami dibawah ini (sebagian saya sebutkan) , dan hal itu bukan kali pertama :
1. Konspirasi mencatut nama Sayyid musa Musawi cucu Ayatullah Isfahani, yang dinyatakan seolah-olah menulis kitab as syi’ah wa at tashih yang sebetulnya ditulis oleh kelompok ahlu sunnah -wahabbi. Bahkan mereka juga mengabarkan betapa para ulama-ulama syiah melakukan pertobatan dan masuk ahlu sunnah dan dibongkar oleh ayatollah Jakfar subhani.
2. Nama Ayatullah Ja’far Subhani dicatut seolah-olah menulis buku Qira’atun Rasyidah Fi Kitab Nahjil Balghah yang sebetulnya karya orang sunni bernama Abdurrahman bin Abdullah al Jami’an. Kitab ini sempat diterbitkan dalam bahasa Persia berjudul Nahjul Balaghah Ra dubareh Bekhanim. Terhadap aksi pencatutan ini Ayatullah ja’far subhani melayangkan protes ke Pemerintah Saudi.
3. Diciptakan pula nama Hasan Musawi seorang seorang tokoh fiktif ulama syiah yang telah masuk sunni dan membongkar keyakinan syiah sebagimana dilakukan tim sidogir dalam membantah bukunya Uts Qurasy syihab dan di bongkar oleh ust Ibn Jakfari.
4. Kita menyaksikan pula kebohongan Ustad Prof. KH Irfan Zidny MA (tokoh yang hadir dalam seminar di Istiqlal 22 sept 1997 saat membahas syi’ah) yang mengaku teman sekelas Imam Khomaini, ternyata ketahuan bohonya setelah dibongkar oleh ustd O Hasem. [6]
Akan panjang jika kita cantumkan daftar kebohongan mereka, kita cukupkan saja [7], haln ini menjadi bukti bahwa mereka membangun dakwah dari satu dusta ke dusta lain dari satu rekayasa ke reklayasa lain.
[1] Untuk mengetahui pembongkaran kedustaan ahlu sunnah itu silahkan rujuk ke buku di Kasyful Asrar Bayna if shlihi al farisy wt tarjamah al urdaniyah karya Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata,
[2] lihat di ke al Haqiqah adh dha’I’ah, fenomena sunni wahabbi yang sembrono membuat fatwa-fatwa aneh.
[3]lihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di Iran, lewat tulisan Baqer Moin, Iran : From The ConstitutionalMovement of1906 to the 1979 Revolution
[4] Lihat artikel syu’bah asa di mengapa kita menolak syi’ah hal 129-163
[5]Lihat buku Syafiq basri Iran Pasca Revolusi disana ia menceritakan kunjungan ke penjara Iran.
[6] Lihat di syi’ah di benci syi’ah di cari
[7] Yang berminat silahkan rujuk ke al Haqiqah adh dha’I’ah untuk menemukan model-model kebohongan polemis sunni terhadap syi’ah
0 comments to "Sunni-Syiah Yakin ''Ahlul Bait'' Manusia-manusia Sempurna, kalau ''Wahabi'' Gak Percaya !!!!!"