Home , , , , , , , , , , , � Mantan ketua Dinas Rahasia Israel (Mossad), Meir Dagan mengatakan Menyerang Negara Republik Islam Iran = Hancurnya ISRAEL

Mantan ketua Dinas Rahasia Israel (Mossad), Meir Dagan mengatakan Menyerang Negara Republik Islam Iran = Hancurnya ISRAEL

Meir Dagan: Serangan Israel ke Iran Berarti Bunuh Diri

Meir Dagan

Mantan ketua Dinas Rahasia Israel (Mossad), Meir Dagan, dalam Konferensi Keamanan Tel Aviv kemarin (1/6), memperingatkan bahaya perang dengan Iran seraya mengatakan, "Penghentian program nuklir Iran tidak lebih dari sekedar mimpi dan jika terjadi serangan terhadap Iran, maka Israel akan hancur."

Dagan menegaskan bahwa, "Jika serangan udara dilancarkan terhadap Iran dan terjadi perang, Israel tidak memiliki kekuatan untuk melawan Iran dan Tel Aviv tidak akan mampu mencapai targetnya.

Menurutnya, "Opsi serangan ke Iran hanya sekedar usulan saja, dan seandainya terjadi serangan, Israel tidak memiliki kekuatan dan perlengkapan yang memadai untuk menghadapi Iran."

Mantan pejabat Mossad itu menegaskan, "Bahwa Israel mampu mencegah perkembangan nuklir Iran, itu hanya mimpi dan satu-satunya hal yang dapat dilakukan Israel adalah memperlamban proses tersebut."

Dikatakannya, "Kepada pihak yang mendukung serangan terhadap Iran saya katakan, jika serangan itu terjadi, maka sebenarnya kita akan menjerumuskan Israel ke medan pertempuran yang tidak akan mampu keluar darinya dan kemungkinan besar Israel akan menuju kehancurannya."

Lebih lanjut dijelaskannya, "Israel harus menggulirkan seluruh opsi lain sebelum melaksanakan opsi militer, dan kondisi saat ini di kawasan sangat tidak mendukung serangan terhadap Iran."

Ketika ditanya wartawan soal alasannya mengungkapkan pernyataan tersebut, Dagan mengatakan, "Ini tugas saya untuk menyampaikan pendapat tentang masalah-masalah penting negara."

Dagan mengatakan, "Israel saat ini menghadap masalah yang rumit dengan perkembangan terbaru terkait persatuan antara Hamas dan Fatah. Untuk saat ini kami belum dapat memberikan analisa terkait hal itu. Kami masih harus bersabar dalam masalah ini."

Sebelumnya, Dagan menuntut berlanjutnya aksi-aksi rahasia dan berinvestasi pada kelompok di Iran dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Iran.
(IRIB/MZ/2/6/2011)

Jalali: Dengan Hizbullah dan Hamas Saja Israel Kalah, Apalagi Iran?

Anggota parlemen senior Iran mereaksi ancaman "tidak berguna" Israel soal aksi bersama masyarakat internasional anti-program nuklir Iran, dan menyatakan bahwa Tel Aviv akan mendapatkan respon tegas dari Republik Islam Iran.

Menteri Urusan Strategi Israel, Moshe Ya'alon, Senin lalu (30/5) mengatakan bahwa dunia harus mengambil tindakan bersama untuk menghentikan program nuklir Iran, termasuk serangan pre-emptive, jika diperlukan.

Pejabat mantan kepala staf gabungan militer Israel itu meminta dunia untuk menyadari apa yang diklaimnya dengan "ancaman nuklir dari Iran" dan menekankan bahwa hal itu dilakukan dengan "serangan pre-emptive" terhadap Teheran.

Jurubicara Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran (Majlis) Kazem Jalali mengatakan, Israel tidak akan pernah mampu melancarkan serangan militer terhadap Iran, serta menekankan bahwa jika serangan itu terjadi, maka Israel harus siap menerima respon yang tegas dan berbahaya dari Republik Islam Iran.

Menurutnya, "Pejabat rezim Zionis sangat jarang melontarkan pernyataan tidak mendasar tersebut yang tidak akan berdampak pada pendekatan dan hubungan Iran." Israel harus tahu bahwa plot untuk menimbulkan kerusakan terhadap Iran melalui serangan militer tidak akan berhasil.

Menyinggung ketangguhan Hizbullah Lebanon dan Hamas Palestina dalam menghadapi Israel, Jalali menyatakan, Israel bahkan tidak dapat mencapai tujuannya dalam menghadapi dua kelompok tersebut meski telah mengerahkan seluruh kemampuannya.

"Lalu, bagaimana Israel berupaya mendorong masyarakat internasional untuk melancarkan serangan militer terhadap Iran?"

Israel, adalah satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah dengan telah memproduksi lebih dari 200 hulu ledak nuklir.

Tel Aviv menolak tuntutan global untuk bergabung dengan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan tidak mengizinkan para pengawas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meninjau program nuklirnya yang kontroversial.

Iran berulang kali menolak tegas tuduhan Barat bahwa aktivitas nuklirnya mengacu pada program militer serta menekankan bahwa sebagai anggota IAEA dan penandatangan NPT, Tehran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai.

Selain itu, IAEA juga melakukan pemeriksaan ketat rutin terhadap fasilitas nuklir Iran dan tidak pernah menemukan bukti penyimpangan dalam program nuklir sipil Iran.
(IRIB/MZ/2/6/2011)

Nasrullah: Imam Khomeini Kembalikan Kekuatan Arab Menghadapi Zionis

Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah, menyebut Imam Khomeini sebagai sosok yang menghidupkan kembali krisis Palestina dan menyatakan, "Imam Khomeini telah mengembalikan kekuatan bangsa-bangsa Arab di hadapan rezim Zionis Israel yang sebelumnya lenyap pasca penandatanganan perjanjian Camp David."

Dalam pidatonya memperingati wafatnya Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, yang digelar oleh Kedutaan Besar Iran untuk Lebanon kemarin (1/6) Sayid Nasrullah menegaskan, "Pada hakikatnya kekalahan pada Juni 1967, merupakan pondasi dan inti dari seluruh bencana yang kita derita saat ini, dan yang mengokohkan pilar-pilar rezim perampok dan penjajah Zionis, serta telah membuat kita kehilangan wilayah Palestina dan banyak kawasan di bumi Arab di Suriah, Mesir, Yordania, serta sebagian kawasan di Lebanon."

Ditambahkan Sekjen Hizbullah, "Pada peringatan wafatnya Imam Khomeini ini, kita harus kembali mengenang keberhasilan beliau yang telah menghidupkan kembali krisis Palestina."

Menurut Sayid Nasrullah, "Imam Khomeini menghidupkan kembali krisis Palestina dan menyatakan dukungannya terhadap Palestina, di saat kelompok-kelompok Palestina tidak pernah mengambil sikap terhadap Revolusi Islam Iran."

"Dan ini adalah sikap seorang faqih pemberani, jeli, dan awas, yang melaksanakan seluruh tugas syariat, agama, etika, dan sejarahnya. Dan kita dari agama dan mazhab apapun, dan dengan komitmen etika apapun, sebagai manusia kita harus membela bangsa Palestina yang tertindas dan terusir. Kita harus membantu mereka semampu kita sampai mereka dapat kembali ke negara mereka, khususnya setelah semua syarat telah terpenuhi bagi mereka untuk pulang ke tanah air."
(IRIB/MZ/2/6/2011)

Tahanan Palestina Jadi Kelinci Percobaan, Liga Arab Protes

Liga Arab meminta Rezim Zionis Israel menghentikan pemakaian obat-obatan berbahaya terhadap tawanan Palestina.

Menurut laporan IRNA dari Kairo, Liga Arab dalam laporannya terkait kondisi fisik dan kesehatan para tahanan Palestina menyatakan bahwa Israel tidak memperhatikan kesehatan tawanan Palestina. Tak hanya itu, Israel malah melakukan uji coba obat-obatan berbahaya terhadap para tawanan.

Di laporan Liga Arab ditekankan bahwa sejumlah tawanan Palestina menderita kelumpuhan akibat kelalaian Israel atau mengidap penyakit mematikan. Menurut Liga Arab kejahatan Israel bukan hanya disebabkan kelalain mereka tehadap nasib para tahanan Palestina, namun juga percobaan obat-obatan baru rezim ini terhadap warga Palestina.

Menurut keterangan sejumlah tawanan Palestina, mereka disuntik obat-obatan yang membuat mereka buta atau menderita gangguan mental.

Saat ini tercatat sekitar 12 ribu warga Palestina mendekam di penjara-penjara menakutkan rezim Zionis. (IRIB/IRNA/MF/3/6/2011)

Ahmadinejad: Imam Khomeini Milik Seluruh Bangsa Dunia

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menilai faktor keabadian sosok Imam Khomeini di tengah masyarakat internasional adalah sifat beliau yang tidak mengenal etnis, batas, warna kulit dan bahasa.

Ahmadinejad Kamis malam (2/6) saat bertemu dengan tim penyelenggara peringatan wafatnya Imam Khomeini dan sejumlah tamu asing di Istana Kepresidenan menandaskan, kini kharisma Imam Khomeini kian bersinar. Ditambahkannya, seluruh bangsa dunia menganggap Imam Khomeini milik mereka dan mereka merasa sangat mengenal serta dekat dengan beliau.

Presiden Iran menjelaskan, dalih lain dari rahasia keabadian Imam Khomeini adalah tingginya sisi spiritualitas dan nilai-nilai kemanusiaan yang beliau tunjukkan.

Ahmadinejad menambahkan, Imam Khomeini adalah sosok reliji dan telah mencapai kesempurnaan. (IRIB/MF/3/6/2011)

Liga Arab Kutuk Kebejatan Sipir Penjara Israel

Liga Arab mengutuk tindakan tak manusiawi dan bejat para sipir penjara Rezim Zionis Israel terhadap para tahanan Palestina.

Menurut laporan Kantor Berita Qatar (KUNA), Liga Arab Kamis (2/6) dalam statemennya menyebutkan bahwa para sipir penjara Israel terus melakukan tindakan tak manusiawi terhadap para tahana Palestina dan Arab di penjara-penjara rezim ilegal ini.

Masih menurut sumber ini, Liga Arab menegaskan pentingnya campur tangan organisasi internasional untuk menghentikan tindakan bejat Rezim Zionis Israel. Liga Arab juga menekankan pentingnya perilisan resolusi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait brutalitas Israel serta pemulihan kondisi kesehatan para tahanan Palestina di penjara Israel.

Sementara itu, WHO dalam sidang ke 64 yang digelar pada 16-24 Mei 2011 meminta Israel memperbaiki taraf hidup dan kesehatan para tahanan Palestina khususnya mereka yang mengidap penyakit. (IRIB/KUNA/MF/3/6/2011)

Hizbullah Diminta Bersiaga Penuh

Wakil ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Sheikh Nabil Qaouk mengatakan, Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel mengeksploitasi kerusuhan di Suriah dan negara-negara lain di kawasan. Ditambahkannya, "Kita perlu waspada dan menutup jalan bagi setiap bentuk konspirasi terhadap negara-negara regional."

Sheikh Nabil, Ahad (29/5) dalam wawancara dengan IRNA di Lebanon Selatan, menyinggung rute konspirasi terhadap Lebanon dan kawasan. Ditegaskannya, "Tahun ini, kami merayakan hari pembebasan Lebanon Selatan dalam kondisi yang tidak lazim, karena adanya skenario AS dan Israel untuk menciptakan perpecahan di kawasan."

"Skenario yang melibatkan beberapa negara Arab regional telah tampak di Suriah. Negara ini adalah sekutu dan punya saham dalam kemenangan muqawama pada tahun 2000 dan 2006. Sekarang, Suriah tengah dihukum oleh beberapa negara regional dan AS," jelasnya.

"Tanggung jawab nasional kita adalah menjaga pencapaian muqawama dan mematahkan setiap konspirasi terhadap Lebanon dan Suriah," tandas Sheikh Nabil.

Menurutnya, kita sekarang hidup di era kompetisi global untuk membantu Israel dan memaksakan eksistensinya di kawasan, terutama Lebanon dan Palestina. Kami menyaksikan sekelompok orang di Lebanon telah menjadi instrumen bagi skenario AS-Israel terhadap Suriah.

Lebih lanjut, Sheikh Nabil menjelaskan, Zionis memanfaatkan kerusuhan di Suriah dan negara-negara lain di kawasan untuk memulai perimbangan baru. Ditegaskannya, muqawama perlu meningkatkan kesiapan militer pada level maksimal guna menggagalkan segala bentuk konspirasi Zionis. (IRIB/RM/AR/29/5/2011)

Iran Patahkan Sanksi AS Lewat Minyak

Seorang pejabat senior energi Iran mengatakan, Amerika Serikat tidak dapat langsung menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran, karena negara ini memiliki cadangan minyak dan gas bumi yang besar.

"Iran memproduksi empat juta barel minyak per hari, sedangkan produksi harian minyak mentah dunia sekitar 80 juta barel," kata Mohsen Qamsari, ketua urusan internasional Perusahaan Minyak Nasional Iran, seperti dikutip IRNA pada hari Jumat (27/5).

"Produksi minyak Iran menyumbang lima persen dari total produksi minyak dunia," jelasnya.

"Iran mengekspor sekitar 2,5 juta barel minyak per hari. Mengingat cadangan besar minyak dan gas Iran serta kebutuhan minyak di dunia, AS tidak mampu untuk menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran secara langsung," tambah Qamsari.

Cadangan minyak Iran, sebagai produsen minyak mentah kelima terbesar dunia, mencapai 155 miliar barel dari 151.3 miliar barel setelah menemukan ladang minyak baru.

Kekuatan Barat yang dipimpin AS, telah melakukan berbagai langkah untuk melumpuhkan sektor energi Iran dalam upaya menghalangi pengembangan program nuklir damai negara itu.

Pada Juni 2010, Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi rekayasa AS, yang memaksakan sanksi putaran keempat atas Iran, terutama menargetkan sektor energi dan keuangan, dengan tuduhan yang belum diverifikasi mengenai program senjata nuklir sipil Iran.

Tak lama setelah PBB mengeluarkan resolusi anti-Iran, AS memberlakukan sanksi unilateral baru terhadap Iran di sektor keuangan dan energi. Tak hanya itu, Washington menekan Jepang, Kanada, dan Australia untuk mengamini sanksi sepihak atas Tehran guna melumpuhkan investasi di sektor industri energi Iran.

Sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), Iran berhak memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan damai, termasuk pembangkit listrik dan riset medis.

Pada hari Selasa, Washington mengeluarkan sanksi baru terhadap tujuh perusahaan asing yang berhubungan dengan Iran, sebagai bagian dari kampanye untuk memperketat embargo terhadap Tehran. (IRIB/RM/SL/27/5/2011)

Iran Bantah Punya Hubungan Dagang dengan Israel

Seorang pejabat senior Iran menyangkal berita tentang kegiatan ekonomi rezim Zionis Israel di Iran. Dikatakannya, Tehran tidak memiliki bisnis dengan perusahaan Zionis, yang merupakan akar penyebab sanksi terhadap Republik Islam Iran.

"Kabar tentang kegiatan perusahaan Israel di Iran adalah permainan baru sebagai reaksi atas kesediaan negara-negara tertentu untuk membangun hubungan ekonomi dengan Iran," tegas Ketua Kamar Dagang, Industri dan Pertambangan Iran (ICCIM), Mohammad Nahavandian pada hari Jumat (27/5).
"Selain aspek hukum, Tehran menganggap perusahaan Zionis dan para pembuat kebijakannya sebagai faktor utama di balik sanksi ekonomi terhadap Iran dan menolak membuat kesepakatan apapun dengan Israel," tambahnya seperti dikutip kantor berita Fars.

Seraya menyatakan ketidakefektifan sanksi anti-Iran, Nahavandian menandaskan, Tehran telah meningkatkan hubungan ekonomi dengan banyak negara. Dia mencatat bahwa beberapa negara telah menyatakan kesediaan mereka untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan Iran menyusul krisis ekonomi global. Ditambahkannya, mereka tidak bisa menafikan pertumbuhan ekonomi di Iran.

Pernyataan Nahavandian muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada Selasa mengumumkan sanksi terhadap tujuh perusahaan internasional, termasuk sebuah perusahaan terkemuka Israel, Ofer Brothers Group, yang diklaim memiliki aktivitas di sektor energi Iran.

Kekuatan Barat yang dipimpin AS, telah melakukan berbagai langkah untuk melumpuhkan sektor energi Iran dalam upaya menghalangi pengembangan program nuklir damai negara itu.

Pada Juni 2010, Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi rekayasa AS, yang memaksakan sanksi putaran keempat atas Iran, terutama menargetkan sektor energi dan keuangan, dengan tuduhan yang belum diverifikasi mengenai program senjata nuklir sipil Iran.

Tak lama setelah PBB mengeluarkan resolusi anti-Iran, AS memberlakukan sanksi unilateral baru terhadap Iran di sektor keuangan dan energi. Tak hanya itu, Washington menekan Jepang, Kanada, dan Australia untuk mengamini sanksi sepihak atas Tehran guna melumpuhkan investasi di sektor industri energi Iran. (IRIB/RM/AR/28/5/2011)

Sadeqifar: Kapal Israel Tidak Merapat di Iran

Seorang pejabat senior Iran membantah laporan bahwa kapal rezim Zionis Israel telah berlabuh di Iran selama beberapa tahun terakhir. Dikatakannya, tidak ada kapal Israel yang telah memasuki pelabuhan Iran.

"Kapal jalur pelayaran dari Amerika Serikat dan terlebih Israel tidak pernah memasuki pelabuhan Iran selama beberapa tahun terakhir," kata wakil direktur Organisasi Maritim dan Pelabuhan Iran, Mohsen Sadeqifar seperti dikutip IRNA pada hari Ahad (29/5).

Dia menambahkan bahwa Kementerian Perdagangan atau Administrasi Kepabeanan tidak mengeluarkan lisensi bagi setiap kapal AS atau Israel untuk bersandar di pelabuhan Iran. Ditegaskannya, kapal Israel tidak berani ke dermaga Iran.

Pernyataan itu muncul setelah harian Israel, Haaretz mengklaim bahwa sedikitnya 13 kapal tanker Pacific, milik sebuah perusahaan terkemuka Israel, Ofer Brothers Group, telah merapat di kota pelabuhan Iran, Bandar Abbas dan Pulau Kharg selama satu dekade terakhir.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengumumkan sanksi terhadap tujuh perusahaan internasional, termasuk Ofer Brothers Group, yang diklaim memiliki aktivitas di sektor energi Iran.

Namun, Ketua Kamar Dagang, Industri dan Pertambangan Iran (ICCIM), Mohammad Nahavandian membantah keras laporan tentang kegiatan ekonomi Israel di Iran. (IRIB/RM/AR/30/5/2011)

Kebebasan Dalam Pandangan Imam Khomeini

Revolusi Iran 1979

Kata kebebasan merupakan slogan utama rakyat Iran dan Imam Khomeini ra dalam proses Revolusi Islam Iran. Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran Februari 1979 keseriusan untuk melembagakan kebebasan dalam struktur hukum dan politik Iran terus ditindaklanjuti. Penyelenggaraan pemilu dan referendum yang bebas, pembentukan partai politik, lembaga sipil dan media independen dan kritis merupakan hasil nyata Revolusi Islam Iran dalam merealisasikan kebebasan di Iran, sebagaimana ditekankan dalam Undang-Undang Dasar Iran. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa sekalipun ada konspirasi asing, Revolusi Islam Iran tidak pernah lupa merealisasikan cita-cita luhurnya. Iran meletakkan kebebasan dan independesi serta upaya merealisasikan keduanya bersisian dengan perlawanan terhadap penindasan dan imperialisme. Usaha keras ini telah menghasilkan Iran sebagai negara independen dan bebas di dunia.

Cita-cita luhur rakyat dan Revolusi Islam Iran dalam menuntut kebebasan kini menjadi teladan banyak bangsa yang tertindas. Iran telah menjadi contoh demokrasi agama bagi bangsa-bangsa lain dalam mengelola negara. Pesan universal Revolusi Islam adalah "Kebebasan bersama Keberagamaan". Masalah yang ingin dihapuskan dalam wacana Liberalisme dan Marksisme. Pesan universal ini menjadi inspirasi banyak bangsa di dunia, khususnya dunia Islam yang berujung pada kebangkitan yang menuntut kebebasan disertai kesadaran Islam.

Chriss Johnson, analis politik Timur Tengah mengatakan, "Revolusi Islam Iran sejak awal kemenangannya hingga kini bukan hanya menjadi teladan bagi bangsa-bangsa pejuang dan penuntut keadilan, tapi juga simbol perjuangan melawan imperialisme bagi negara-negara Amerika Latin seperti Venezuela, Bolivia, Ekuador dan Kuba. Peran Revolusi Islam Iran dalam perjuangan demi kebebasan menciptakan refleksi luas di dunia. Revolusi Islam Iran membuat bangsa-bangsa, khususnya bangsa di Timur Tengah bersikeras menuntut cita-citanya meraih kebebasan."

Kebebasan kini telah menjadi masalah penting bersama-sama pengertian seperti keadilan dan demokrasi di bidang pemikiran politik. Kebebasan dengan mencermati segala bidang dan dimensi sangat komprehensif, luas dan sangat dalam. Islam memandang kebebasan dari sisi akar dan prinsipnya. Tidak seperti mazhab pemikiran lainnya, Islam melihat masalah kebebasan tidak hanya dari satu sisi. Imam Ali as punya pengungkapan yang indah soal posisi, urgensi dan dampak positif kebebasan. Menurut Imam Ali as, jangan menjadikan diri kalian budak orang lain. Karena Allah telah menciptakan kalian sebagai manusia bebas (Nahjul Balaghah; surat 31). Ungkapan ini dengan tepat menjelaskan kebebasan manusia sebagai satu kebutuhan yang dianugerahkan Allah kepada manusia.

Dengan ungkapan indah ini, Islam menilai kebebasan sebagai hak alami dan ilahi setiap manusia. Artinya, dalam Islam kebebasan disetarakan dengan hak hidup. Setiap orang bebas menjalani kehidupannya untuk memilih keyakinan dan memiliki hak yang sama sebagai individu berdasarkan potensi yang ada padanya. Tapi bagi kebebasan ada batasan yang telah ditetapkan guna mencegah hak individu tidak berujung pada ketaatan pada hawa nafsu dan kebinasaan. Selain itu, batasan yang diberikan ini juga bertujuan agar tidak merugikan orang lain atau menafikan kebebasan orang lain.

Sejak awal Imam Khomeini ra telah menetapkan kebebasan yang seperti ini dalam Revolusi Islam, bersanding dengan independensi dan demokrasi Islam. Demi menampilkan posisi tinggi kebebasan dan urgensinya Imam Khomeini ra mengatakan, "Nilai kehidupan kembali pada kebebasan dan indepensi. Menurut kami hidup di bawah penjajah sangat tidak bernilai." Dari sini beliau menilai setiap orang wajib meraih kebebasan sekaligus mempertahankannya. Sekaitan dengan pentingnya kebebasan Imam berkata, "Kebebasan adalah amanat ilahi yang dianugerahkan Allah kepada kita."

Imam Khomeini ra dengan ucapannya itu ingin agar semua memahami akan nikmat besar bernama kebebasan dengan segala dampak positif yang dimilikinya. Imam menekankan pula bahwa nikmat besar ini merupakan amanat ilahi yang diberikan kepada manusia. Kebebasan menurut beliau merupakan hak yang harus dipertahankan oleh setiap manusia. Di bagian lain dari ucapannya Imam Khomeini ra pernah berkata, "Hari ini negara kita melakukan revolusi. Sebuah kebangkitan yang harus dilakukan oleh seluruh rakyat. Sangat logis bila seluruh rakyat bangkit merealisasikannya. Rakyat menuntut hak asasinya sebagai manusia. Berdasarkan HAK saya menginginkan kebebasan dan ingin menyampaikan isi hati dengan bebas."

Dengan bersandarkan pada Deklarasi HAM Imam Khomeini ra berkata, "HAM mengatakan bahwa setiap warga bebas menyatakan keyakinannya. Bila satu bangsa atau setiap bangsa berhak menentukan nasib bangsanya itu berasal dari hak asasi manusia yang tercantum dalam deklarasi HAM." Dengan demikian, apa yang diucapkan Imam menjadi satu logika yang menghantam Amerika dan mereka yang mengklaim pembela HAM agar tidak mencegah dan memberangus kebangkitan rakyat Iran yang menuntut kebebasannya.

Dalam keyakinan Imam Khomeini ra dekandensi dan jatuhnya manusia akibat menghapus kebebasan dari dirinya dan menyerah di hadapan manusia yang lain. Bila kebebasan dicerabut dari manusia bakal membuatnya jatuh dan kehilangan kemanusiaannya. Karena manusia yang hidup di pelbagai masyarakat hanya akan dapat melakukan perubahan dan tumbuh dengan baik di balik kebebasan. Sementara manusia dan masyarakat yang kehilangan kebebasan dan pengertian hakikinya bakal terjatuh pada keterbelakangan dan kebinasaan.

Setelah menjelaskan posisi penting kebebasan dan peran prinsip kebebasan berpikir, Imam khomeini ra mengatakan, "Kebebasan berpikir adalah seseorang berpikir secara bebas dan tanpa punya kecenderungan memihak. Dalam masalah keilmuan kebebasan harus dimaknai seperti ini. Dalam masalah keilmuan, bila seseorang berpikir secara bebas, maka ia akan memahami masalah berbeda ia sejak awal telah memihak salah satu masalah, sudah barang tentu ia akan memahami masalah tersebut dengan cara yang lain."

Imam Khomeini ra membagi kebebasan menjadi dua; bermanfaat dan merugikan. Dalam kebebasan bermanfaat bila seseorang memiliki segala hal yang berperan dalam pertumbuhannya, maka itulah kebebasan. Karena Islam menginginkan pertumbuhan dan kesempurnaan manusia. Sebaliknya, apa saja yang menghambat pertumbuhan manusia maka itu bukan kebebasan. Dengan dasar ini, Imam Khomeini menilai kebebasan tanpa batas yang dielu-elukan Barat sebagai kebebasan yang merugikan. Kebebasan yang membiarkan manusia mengikut segala keinginan hawa nafsu yang tidak terbatas. Kebebasan semacam ini bakal mengantarkan manusia kepada kebinasaan.

Menurut Imam Khomeini ra, kebebasan di Barat bertentangan dengan moral dan tidak berada dalam kerangka hidayah. Bila ada yang disebut kebebasan, maka itu hanya formalitas dan tidak ada kenyataannya. Imam Khomeini ra mengatakan, "Barat tidak memberikan kita sesuatu yang bermanfaat. Bila ada yang bermanfaat, pasti itu tidak akan diberikan kepada kita. Apa yang diekspor ke negara kita bertujuan untuk membinasakan kita... Kebebasan yang diberikan oleh Barat kepada Iran dan bangsa Timur adalah kebebasan dalam hal-hal yang menyebabkan kehancuran bangsa dan pemuda kita."

Dalam menilai pemerintahan ideal, Imam Khomeini menyebut pemerintah tidak boleh mencegah kebebasan sipil rakyat dan kebebasan akan mendapat makna dalam kerangka hak asasi manusia dan syariat Islam. Oleh karenanya, pasca Revolusi Islam, Imam Khomeini ra berusaha memperluas kebebasan di Iran di pelbagai bidang berdasarkan ajaran para nabi. Revolusi Islam memberikan makna pada kebebasan sosial, berekspresi, akidah, perempuan dan bahkan kebebasan minoritas.

Keyakinan Imam Khomeini ra akan pentingnya kebebasan bagi rakyat membuat beliau senantiasa mengritik pemerintahan yang mengatasnamakan Islam tapi memerintah dengan penindasan. Imam senantiasa mengajak rakyat untuk bangkit demi meraih kebebasan dan kemerdekaan. Kini telah berlalu 22 tahun dari wafatnya Imam Khomeini ra, rakyat Timur Tengah dan utara Afrika bangkit menyambut seruannya dan menuntut kebebasan. Mereka bangkit menentang para penguasa dan diktator di negara-negara seperti Mesir, Tunisia, Libya, Yaman, Bahrain dan lain-lainnya. (IRIB/SL/NA/2/6/2011)

Imam Khomeini dan Kebangkitan Islam

Imam Khomeini

Hari-hari ini, nama Imam Khomeini dan kenangan tentang beliau kembali hidup dalam ingatan. Beliau adalah sosok pemimpin besar yang telah melepaskan dirinya dari belenggu egoisme dan keakuan untuk membawa bangsanya bahkan bangsa-bangsa lain kepada kehormatan. Saat ini, ketika arus kebangkitan rakyat di kawasan Timur Tengah memuncak dan kaum tertindas bangkit melawan para penindas, kenangan akan pemimpin agung itu kembali hidup menyertai gema dan pekik kebangkitan rakyat.

Dalam kamus istilah politik dunia saat ini, dalam berbagai konferensi resmi, bahkan dalam pembicaraan para pemimpin dunia, topik yang ramai dibahas adalah perkembangan dunia dan peran revolusi Islam Iran yang menciptakan perimbangan baru di dunia politik dan budaya. Kesadaran umat Islam, kecenderungan untuk kembali kepada al-Qur'an, kebanggaan kepada khazanah Islam yang kaya, adanya tanda-tanda kelahiran kembali peradaban Islam, semua itu adalah pengaruh nyata dari revolusi Islam yang dipimpin Imam Khomeini. Menurut sebagian besar pengamat, pengaruh revolusi Islam Iran terhadap kebangkitan umat Islam tidak dapat dipungkiri. Dr Muhammad al-Farali, seorang cendekiawan Mesir mengatakan, "Kebangkitan Islam adalah istilah kata baru yang menyebar luas setelah revolusi pimpinan Imam Khomeini."

Saat ini seiring dengan peringatan 22 tahun wafatnya Imam Khomeini, kita menyaksikan terjadinya transformasi besar di dunia. Islam yang dulu diremehkan dan dilecehkan telah menemukan tempat yang sebenarnya dan tampil sebagai rival paling tangguh bagi dunia Liberalisme Barat. Barat dan kaum Zionis yang merasa terancam selalu menyerang Islam dimana saja. Di sisi lain, dengan menyebarnya aroma wewangi Islam yang suci, umat Islam menemukan kebanggaan, dan rasa percaya diri serta semangat meraih kebebasan di hati mereka semakin menguat. Hal ini disadari benar oleh Imam Khomeini (ra). Beliau mengatakan, "Gema revolusi Iran yang agung ini telah merambah negara-negara Islam."

Sebulan sebelum kemenangan revolusi Islam di tahun 1979 seorang wartawan bertanya kepada Imam Khomeini, menurut Anda apakah dampak dari revolusi di Iran akan merambah sampai Turki? Beliau menjawab, "Gerakan kebangkitan di Iran yang suci ini adalah kebangkitan Islam. Karena itu pengaruhnya akan dirasakan oleh umat Islam di seluruh dunia." (Sahife-ye Nur vol: 4 hal: 114)

Perkembangan gerakan kebebasan dan anti hegemoni asing yang melibatkan para pemuda di dunia Islam seperti di Mesir, Tunisia, Bahrain, Libya, dan Yaman serta keberhasilan para pejuang Muslim mengusir tentara Zionis dari Lebanon Selatan, kian menguatnya semangat juang di tengah rakyat Palestina, mengakarnya norma-norma mulia seperti pengorbanan, kesetiaan, jihad, dan kesyahidan bukan masalah yang mudah dicerna oleh para pemilik kekuasaan. Mantan Menteri Luar Negeri AS, Alexander Haig mengatakan, "Menurut saya, yang lebih berbahaya dari masalah dunia internasional adalah dampak buruk dari kian meluasnya Islam yang muncul dari Iran dan sekarang Irak. Fenomena ini mengancam stabilitas semua rezim Arab yang moderat di kawasan. Jika lepas kontrol, fenomena ini akan sangat membahayakan kepentingan kekuatan adi daya dunia."

Gerakan kebangkitan Islam memang sudah bergulir di banyak negara sejak dua abad yang lalu. Namun geliat kebangkitan ini semakin nampak nyata dan bergerak cepat sejak Imam Khomeini mengibarkan panji gerakan Islam di Iran. Kemenangan revolusi Islam yang dipimpin pejuang besar ini membuktikan kepada bangsa-bangsa tertindas di dunia bahwa dengan tawakkal kepada Allah, resistensi dan kegigihan rakyat, ketidakbergantungan kepada ideologi materi dan kebersandaran pada ajaran Islam rezim dependen yang paling kuat pun akan dapat dikalahkan.

Yahya Abdulaziz Jammeh, mantan Presiden Gambia menyebut revolusi Islam Iran sebagai teladan yang paling baik untuk bangsa-bangsa lain di dunia. Jammeh mengatakan, "Revolusi Islam telah mengajarkan kepada bangsa-bangsa yang menderita di dunia bahwa mereka bisa bebas dari pengaruh hegemoni asing."

Dari pandangan yang lain dapat dikatakan bahwa revolusi Islam Iran telah melahirkan gelombang arus yang baru di tengah bangsa-bangsa Muslim. Revolusi ini telah menghidupkan kembali slogan-slogan politik dan sosial Islam yang sudah lama terlupakan. Slogan kebebasan, kemerdekaan dan persatuan yang muncul dari dalam ajaran Islam menyulut keberanian umat Islam untuk tampil melawan kekuatan arogan. Kubu arogan menggunakan berbagai macam modus dan cara untuk bisa menyusup ke dalam umat Islam dan negara-negara Muslim. Mereka berusaha keras mengesankan keunggulan budaya dan peradaban Barat atas peradaban dan budaya Islam. Dengan demikian mereka berharap bisa membuat umat Islam kehilangan jatidiri dan kebudayaannya sendiri. Barat menyadari dengan benar bahwa merusak budaya keagamaan umat Islam dari dalam bukan hanya akan membuka pintu bagi hegemoni budaya dan politiknya di tengah kaum muslimin tetapi juga akan mematikan daya juang dan tekad umat untuk melawan kekuatan militer dan ekonomi Barat.

Dengan keberhasilannya menghidupkan kembali Islam dan ajaran sucinya di negeri Iran yang mengubah negara ini menjadi teladan bagi negara-negara lain di kawasan bahkan dunia, Imam Khomeini menyeru umat Islam untuk kembali kepada jatidiri mereka yang sebenarnya. Jatidiri itulah yang akan mencegah mereka terjebak dalam kekuasaan asing yang ingin menguasai mereka secara politik, ekonomi dan militer.

Beliau mengatakan, "Saya berharap menjelang abad yang baru, umat Islam di dunia dapat mengenal dan memahami dengan baik derita mereka dan penyebabnya. Saya berharap dengan persatuan yang penuh, dengan bersandar kepada Islam dan bernaung di bawah panji Islam yang membanggakan ini, umat Islam bisa melepaskan diri dari belenggu kaum penjajah. Umat Islam harus berpikir untuk mewujudkan kebersatuan yang akrab, mengingat Allah yang Maha Besar dan kepedulian kepada Islam yang mulia. Cara dan langkah utamanya adalah upaya dari bangsa-bangsa Muslim dan pemerintahan di negara-negara Islam yang menjunjung tinggi nasionalisme untuk melepaskan diri dari kebergantungan pemikiran kepada Barat, menemukan kembali budaya dan keotentikan dirinya, mengenal dan memperkenalkan kebudayaan Islam yang agung yang didapatkan melalui wahyu dan ilham Ilahi."

Imam Khomeini telah mengajarkan dan memperkokoh pemahaman dan langkah tentang kebersandaran pada kemampuan diri dan keterbebasan dari pihak asing. Gerakan yang dipimpin oleh beliau ini terus berkembang semakin besar di seluruh penjuru dunia Islam yang diwarnai dengan kian memasyarakatnya budaya keberagamaan di negara-negara Islam. Seiring dengan itu, gelombang kebangkitan Islam semakin kental yang kesemuanya itu telah menghidupkan kembali identitas etika, makrifat dan spiritualitas di tengah masyarakat Muslim. Dan benar yang dikatakan Rahbar Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei bahwa Imam Khomeini adalah hakikat yang selamanya hidup.(irib/2/6/2011)

0 comments to "Mantan ketua Dinas Rahasia Israel (Mossad), Meir Dagan mengatakan Menyerang Negara Republik Islam Iran = Hancurnya ISRAEL"

Leave a comment