Home , , , , , , , , , , , , , � Sandi Perang Negara Islam : Tanggal 26 Juni ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Anti Narkotika : Manuver Rudal Nabi Besar VI

Sandi Perang Negara Islam : Tanggal 26 Juni ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Anti Narkotika : Manuver Rudal Nabi Besar VI

Rudal Shahin

Manuver Rudal Nabi Besar VI digelar mulai hari ini (Senin, 27/6/2011) selama sepuluh hari di perairan Teluk Persia. Dalam manuver itu akan diuji rudal-rudal jarak jauh, menengah dan pendek. Selain itu, rudal hasil inovasi terbaru Iran juga diluncurkan dengan sasaran darat dan laut.

"Dalam manuver ini, serangkaian kemampuan rudal dan logistik terbaru seperti rudal Sijjil, Fateh, Qeyam, Khalej-e Fars, Shahab I, Shahab II, Zelzal akan diuji, " papar Panglima Angkatan Udara Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), Brigjen Ali Haji Zadeh jelang Manuver Rudal Nabi Besar VI.

Lebih lanjut Panglima Pasdaran itu menegaskan, "Kebijakan pertahanan Republik Islam berlandaskan pada prinsip defensif." Berdasarkan prinsip tersebut, angkatan bersenjata Republik Islam Iran berusaha aktif di wilayah-wilayah sensitif dengan sistem pertahanan canggih seperti rudal anti-udara dan jaringan pertahanan lainnya.

Dengan manuver rutin yang digelar Pasdaran terbukti bahwa pasukan bersenjata Republik Islam Iran mempunyai kesiapan penuh dalam menghadapi segala ancaman militer dari musuh. Selain itu, manuver militer juga berupaya meningkatkan kemampuan personel di medan perang.

Tak diragukan lagi, posisi Iran di perairan Teluk Persia mempunyai sensitifitas tersendiri. Apalagi Iran selama ini mampu membuktikan sebagai negara independen melawan kepentingan arogansi dunia di kawasan.

Perbatasan perairan Iran sepanjang 3 ribu km. Bila dirincikan, 800 km ada di Laut Kaspia, 1000 km di Teluk Persia, 900 km di Laut Oman dan sebagian Samudera India.

Mengingat urgensitas perairan di kawasan, Republik Islam Iran senantiasa menyerukan kerjasama dengan negara-negara tetangga untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan. Bahkan Tehran berulangkali mendorong negara-negara di kawasan mempunyai kepercayaan diri untuk menjaga keamanan masing-masing tanpa harus bergantung pada pihak asing. Lebih dari itu, Iran meyakini bahwa kehadiran kekuatan asing di kawasan malah menjadi sumber problema.

Republik Islam Iran kini mampu membuktikan diri sebagai negara yang mampu berinovasi di bidang militer. Fakta membuktikan bahwa Iran menguji rudal dengan teliti dan detail. Bahkan rudal yang diuji mempunyai skala kemampuan yang beragam. Di antara teknologi yang dimiliki Iran adalah memproduksi rudal dengan spesifikasi yang rumit, radar, rudal balistik dan pesawat pendeteksi anti-radar Stels.

Dengan kemampuan seperti ini, Iran tetap menunjukkan sikap kooperatif kepada negara-negara lain dengan menawarkan transfer teknologi. Inilah kemuliaan Iran yang disadari atas pentingnya kekuatan internal tanpa bergantung pada pihak asing. Manuver Rudal Nabi Besar VI mempunyai pesan perdamaian dan persahabatan Iran untuk negara-negara kawasan. Selain itu, Iran juga ingin membuktikan bahwa negara ini mampu menjaga wilayahnya tanpa harus bergantung pada kekuatan asing manapun. (IRIB/AR/NA/27/6/2011)

Peran Besar Iran Memberantas Narkotika

Slogan Anti Narkotika di Tehran

Tanggal 26 Juni ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Anti Narkotika Sedunia. Juni 1987 digelar konferensi internasional anti narkotika di Wina demi menunjukkan tekad kuat bangsa dunia memerangi fenomena penyebaran dan dampak obat-obatan terlarang. Di konferensi tersebut para peserta menandatangani dokumen CMO. Dokumen ini menjadi acuan serta menentukan langkah-langkah pencegahan dan kontrol narkotika. Negara peserta juga diwajibkan mengikuti secara serius kebijakan dunia internasional memerangi narkotika.

Konferensi di Wina, dokumen itu disusun atas empat pasal dan memiliki lebih dari 35 langkah praktis dalam agenda kerjanya. Dokumen ini memiliki sejumlah agenda kerja seperti kajian atas tingkat konsumsi narkotika, upaya pencegahan kecanduan narkotika lewat pendidikan, peran media dalam memulihkan pencandu dan mekanisme rehabilitasi, pemusnahan ladang ganja, penghancuran sindikat penyelundup narkotika, kerjasama antar negara serta sejumlah agenda lainnya.

Dokumen ini ditetapkan pada 26 Juni 1987 di Wina dan ditandatangani negara peserta konferensi. Dengan demikian tanggal penetapan dokumen ini diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Anti Narkotika Sedunia. Setelah lewat beberapa tahun dari kesepakatan memberantas penyebaran narkotika, hingga saat ini obat-obatan terlarang ini masih menjadi kendala serius dunia internasional. Kesepakatan tersebut juga masih belum mampu menghapus total narkotika.

Perang lintas batas mungkin dapat membantu kita memahami betapa besar upaya yang telah dilakukan dunia internasional untuk memberantas penyebaran narkotika dan perdagangan yang menguntungkan ini. Perang di bidang ini terus dilancarkan baik di sektor politik, ekonomi, sosial dan budaya serta telah menelan biaya besar-besaran. Perang anti narkotika sangat komplek. Seluruh negara dunia terlibat dalam kasus perang anti narkotika. Ada sejumlah negara memiliki andil dalam penyebaran dan produksi obat-obatan terlarang. Sejumlah lainnya, secara sembunyi-sembunyi malah membantu sindikat penyelundupan narkotika dan menolak melarang perdagangan barang haram ini diitingkat dunia.

Di sini, peran dan kontribusi Republik Islam Iran sangat besar dan dunia internasional pun mengakui. Kementerian Dalam Negeri Iran meminta masyarakat internasional untuk menopang upaya-upaya anti-narkotika dan membantu Republik Islam Iran dalam memerangi perdagangan narkotika lokal.

Pejabat dari Pusat Pengawasan Narkotika Iran bertemu dengan perwakilan dari misi diplomatik, Grup Mini-Dublin dan Badan PBB urusan Kriminal dan Narkotika (UNODC) pada hari Rabu (1/6) di ibukota Iran, Tehran.

"Republik Islam Iran telah membayar dengan harga mahal dalam memerangi perdagangan narkotika. Kami telah menghabiskan lebih dari 700 juta dolar untuk membentengi perbatasan Iran," kata Menteri Dalam Negeri Iran Mostafa Mohammad-Najjar. Sejauh ini, 3.600 pasukan keamanan Iran tewas dalam pertempuran dengan pengedar narkotika di dekat perbatasan dan banyak lainnya terluka, tambahnya.

Iran memiliki hampir 900 kilometer garis perbatasan pegunungan dengan Afghanistan, yang memproduksi 92 persen opium dunia. Dengan demikian, Iran dijadikan jalur transit utama narkotika Afghanistan ke negara-negara Eropa. Menurut statistik PBB, Republik Islam Iran menempati urutan pertama di dunia dalam memerangi perdagangan narkotika.

Duta Besar Jerman untuk Tehran, Bernd Erbel yang menghadiri pertemuan itu mengatakan, Grup Mini-Dublin dibentuk untuk berkontribusi dalam pertempuran anti-narkotika mulai dari Iran dan negara-negara lain di kawasan ini. Ia menambahkan, "Kami sadar bahwa kami perlu melakukan lebih dari apa yang telah kita lakukan sampai saat ini."

"Salah satu alasan pertemuan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kami dapat lebih berkontribusi. Kami telah memulai dialog dan dialog ini akan berlanjut. Kami lebih berkonsentrasi pada kontribusi nyata, yang bisa meningkatkan upaya Iran dalam perang anti-narkotika," tambah Erbel.

Antonino de Leo, perwakilan UNODC mengatakan, ada kebutuhan bagi masyarakat internasional untuk mengakui upaya Iran dan hasil yang dicapai negara ini dalam memerangi narkotika.

De Leo menyatakan harapan bahwa perundingan, yang akan berlanjut dalam beberapa pekan dan bulan mendatang, akan membawa hasil maksimal dan masyarakat internasional perlu lebih menghargai upaya Iran dalam memerangi perdagangan obat terlarang.

Kolombia menerima lebih dari 620 juta dolar bantuan asing hanya pada tahun 2010. Amerika Serikat menyumbang 260 juta dolar dan Uni Eropa menyumbang 81 juta dolar untuk memerangi perdagangan obat bius ilegal, sementara Iran sendirian dalam kebanyakan perang melawan perdagangan barang haram itu.

Sementara itu, Komite Internasional Pemberantasan Narkotika yang merupakan salah satu lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuji upaya dan keseriusan Republik Islam selama ini dalam memerangi perdagangan narkotika. Hamid Quds, Direktur Komite Internasional Pemberantasan Narkotika dalam sidang membahas laporan PBB di London menyebutkan keseriusan Iran dalam memerangi penyelundupan narkotika. Hamid Quds mengatakan, badan-badan PBB termasuk Komite Pemberantasan Narkotika sudah berkali-kali mengapresiasi upaya Iran dalam melawan perdagangan haram ini.

Dalam sidang itu, disinggung pula koordinasi Iran dengan Pakistan, Afghanistan dan Qatar dalam upaya memerangi narkotika. Sebagai negara yang memiliki garis perbatasan yang panjang dengan Afghanistan, Iran memang menjadi transit penyelundupan barang-barang haram yang diproduksi di Afghanistan.

Upaya Iran memerangi perdagangan narkotika telah dibuktikan dengan mempersembahkan lebih dari 3000 syuhada dari tentara dan polisi dalam pertempuran melawan para penyendup. Jumlah syuhada sebesar itu adalah dalam rangka mencegah masuknya narkotika dari Afghanistan ke Eropa melalui Iran. Karena itu, tak berlebihan jika pemerintah Iran mengharapkan lembaga-lembaga dunia terutama Eropa untuk ikut membantu Tehran dalam perang melawan narkotika. Berdasarkan laporan resmi, 90 persen heroin yang ditemukan di Eropa berasal dari Afghanistan. Menurut Profesor Quds, Inggris adalah negara pusat penyebaran obat-obatan terlarang di Eropa. Ini berarti bahwa barang-barang haram itu setelah tiba di Inggris disebar ke berbagai negara Eropa lainnya.

Laporan PBB menyebutkan bahwa produksi opium di Afghanistan dan negara-negara sekitarnya menurun hampir setengahnya di tahun 2010 dibanding produksi tahun 2009. Namun hal ini bukan berarti penurunan produksi heroin. Sebab, gudang-gudang masih menyimpan cadangan opium yang menjadi bahan dasar pembuatan heroin dalam jumlah besar. Dari sisi lain, harga tinggi barang haram ini semakin meningkatkan jumlah petani di Afghanistan untuk menanam opium.

Selain opium, heroin dan bahan-bahan narkotika lainnya yang sudah dikenal sejak lama, muncul fenomena baru dengan semakin maraknya bahan narkotika industri yang dibuat dengan cara-cara modern. Barang-barang haram ini lebih cepat dibuat dan lebih mudah diselundupkan dengan cara mengubah bentuk molekulernya. Di Eropa tercatat 16 macam bahan narkotika industri yang sedang diteliti sementara bahan-bahan itu di Jepang tercatat sebanyak 51 macam.

Narkotika dan obat bius menimbulkan dampak yang buruk pada kesehatan fisik, kejiwaan dan moral. Laporan resmi PBB mengungkapkan bahwa fenomena buruk ini semakin hari semakin menjamur di berbagai belahan dunia. Karenanya, semua negara diharap bisa bekerjasama untuk memerangi perdagangan narkotika.(irib/25/6/2011)

Ini Dia Pendapat Para Pakar Militer AS Soal Serangan ke Iran

Para pengamat militer Amerika Serikat berpendapat bahwa serangan ke Iran akan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi Amerika Serikat untuk jangka panjang. Bahkan dampak langsung dari serangan tersebut dapat diprediksikan dan harus diakui bahwa perang dengan Iran bukan jenis perang yang dapat diprediksi dan mudah.

Situs milik lembaga riset Think Progress dalam analisa yang ditulis oleh Eli Clifton menyebutkan, "Di saat para jenderal perang Washington sedang berusaha menjalankan opsi militer anti-Iran dan berupaya menyuntikkan opsi tersebut ke opini publik.

Menurut Clifton, banyak politisi di Washington yang masih memiliki pandangan realistis mengenai hal ini yang terus berusaha meyakinkan kepada semua pihak soal dampak buruk yang diakibatkan oleh serangan militer ke Iran. Dalam hal ini, seorang anggota lembaga Politik Timur Jauh Washington dalam artikelnya berupaya menjelaskan parahnya dampak dari serangan udara militer Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Republik Islam Iran.

Jeffrey White, seorang pakar pertahanan di lembaga tersebut berpendapat bahwa serangan ke Iran akan menimbulkan berbagai dampak buruk baik secara langsung maupun tidak untuk jangka panjang.

Dikatakannya, "Pihak yang berpendapat bahwa serangan ke Iran akan berlangsung mudah dan bukan hanya sebatas sebuah operasi milter saja, mereka bohong." Menurutnya, ketika itu terjadi berarti mereka sedang berbicara soal perang, perang yang pasti akan menelan biaya tinggi bagi kedua pihak.

Perang akan memantik kondisi khusus. Serangan sekecil apapun dapat menyulut api besar yang akan menguji kedua pihak dan bahkan para sekutu mereka. Oleh karena itu, White berpendapat bahwa serangan ke Iran akan menciptakan atmosfer perang di kawasan dan jika demikian, maka Amerika Serikat tidak akan mampu mengontrol medan perang seperti yang dirancang sebelumnya.

Pengamat Amerika ini lebih lanjut memperingatkan serangan pembalasan dari Iran terhadap Amerika Serikat. Para pejabat militer Amerika tidak akan mampu membatasi medan perang mengingat Iran diperkirakan akan melancarkan serangan terhadap Amerika yang semakin hari meningkat dan semakin merugikan.

Di sisi lain, White mengatakan, "Seandainya kondisi sangat mendukung serangan ke Iran, masalah berikutnya adalah apakah militer Amerika Serikat mampu melaksanakannya??? Hingga kini tidak jelas apakah pemerintah Amerika Serikat dapat mempersiapkan segala hal untuk melanjutkan operasi militer anti-Iran."

Para jenderal perang Washington berpendapat bahwa serangan udara Amerika Serikat atau Israel ke Iran, akan mengakhiri instabilitas akibat "aktivitas merugikan Iran di sektor politik." Namun poin menariknya adalah bahwa serangan udara itu sendiri akan menimbulkan instabilitas ke seluruh kawasan Timur Tengah. Iran memiliki hubungan kokoh dengan gerakan muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) dan pemerintah Suriah. Serangan ke Iran akan dijadikan alasan bagi Tehran untuk mengobrak-abrik eksistensi rezim Zionis yang telah lama dinilai Republik Islam Iran sebagai "tumor instabilitas".

Eli Clifton di akhir artikelnya menegaskan bahwa Jeffrey White menyisipkan list panjang dampak buruk dari serangan militer ke Iran. List itu menurut Clifton perlu dicermati satu-persatu oleh para pejabat tinggi Gedung Putih sebagai pertimbangan.
(IRIB/MZ/MF/26/6/2011)

Iran Sebut AS dan IEA Bermain Bahaya di Pasar Minyak Global

Gubernur OPEC Iran, Mohammad Ali Khatibi

Gubernur OPEC Iran, Mohammad Ali Khatibi, mengkritik keputusan Badan Energi Internasional (IEA) mengeluarkan cadangan minyaknya dan menilainya bermotif politik.

Khatibi Ahad (26/6) menyatakan bahwa langkah IEA mengeluarkan cadangan minyak strategisnya merupakan interferensi terhadap pasar global, dan menekankan bahwa aksi tersebut memiliki dampak yang berkelanjutan pada tren pasar minyak.

Kamis (23/6) IEA mengumumkan akan mengeluarkan 60 juta barel minyak per hari selama 30 hari mulai Juli dengan dalih mengisi kekosongan yang ditimbulkan oleh ekspor minyak dari Libya. Pengumuman dari lembaga beranggotakan 28 negara itu memicu obral massif minyak di pasar global. Bahkan harga minyak turun lebih dari 8 USD di London dan sekitar 6 USD di New York.

Amerika Serikat menyambut keputusan tersebut dan akan mengeluarkan 30 juta barel cadangan minyaknya per hari dari Bank Minyak Strategis.

Seraya menegaskan bahwa Amerika Serikat sebelumnya hanya mengeluarkan cadangan minyaknya dalam situasi darurat, Khatibi menyoal motif sebenarnya di balik keputusan tersebut di saat tidak ada kondisi darurat.

Pejabat Iran itu menyebut aksi IEA dan Amerika Serikat itu sebagai "permainan berbahaya" karena tidak ada permintaan lebih lebih dari pasar. "Ini adalah yang pertama kalinya mereka mengeluarkan cadangan minyak strategis untuk menurunkan harga minyak."

Dikatakannya, "Mengingat kondisi saat ini di Timur Tengah, mereka ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk menekan sejumlah negara regional."

Sebelumnya pada bulan Juni, Penjabat Menteri Perminyakan Iran, Mohammad Aliabadi, mengatakan bahwa mayoritas anggota OPEC mendukung sikap Tehran dalam mempertahankan tingkat produksi lembaga ini meski AS dan Arab Saudi bersikeras menuntut peningkatan produksi.

Setelah negara-negara anggota tidak menyepakati peningkatan produksi minyak mentah pada sidang ke-150 mereka 8 Juni lalu di Wina, OPEC memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi, dengan catatan akan digelar pertemuan dalam tiga bulan mendatang guna membahas kemungkinan kenaikan produksi.

Sejak Januari lalu, OPEC telah menetapkan volume produksinya 24,84 juta barel per hari.

Pada Januari 2011, Iran secara resmi menjadi pemimpin periodik OPEC untuk pertama kalinya setelah 36 tahun.
(IRIB/MZ/MF27/6/2011)

Ahmadinejad: Adidaya Dunia Berupaya Merusak Iran Melalui Narkoba

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan bahwa kekuatan adidaya dan fasid dunia melakukan aksi-aksi setan mereka dalam upaya merongrong bangsa-bangsa dunia khususnya Iran melalui jalan narkotika.

Kantor berita IRNA hari ini (26/6) melaporkan, hal itu dikemukakan Ahmadinejad hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Anti-Narkoba Sedunia. Dikatakannya, kaum arogan dengan bersembunyi di balik topeng kemanusiaan, mereka ingin mendiktekan bahwa bangsa-bangsa lain lemah dan hanya mereka yang kuat.

Dikatakannya, "Dengan menggunakan topeng kebebasan, HAM, serta dengan menebar kesan mendukung nilai-nilai kemanusiaan, pada hakikatnya mereka adalah para kriminal sejati dunia."

"Sejak kaum imperialis memasuki kawasan kita, produksi beberapa jenis narkotika meningkat hingga 50 kali lipat dan bahkan terkadang 100 kali lipat. Ini semua mereka lakukan demi menggerogoti umat manusia," tegas Ahmadinejad.

Ahmadinejad menambahkan, "Mereka mengira dapat melumpuhkan kaum pria dan perempuan bangsa kita dan menguras habis semangat rakyat untuk membangun negara. Mereka Keliru. Rakyat mukmin Iran dengan bekal tekad dan iman, mampu mematahkan tangan-tangan setan."

Ditujukannya kepada kaum adidaya dunia, Ahmadinejad mengatakan, "Pria, perempuan, dan para pemuda Iran akan tegak berdiri menghadapi kalian, dan kalian hanya dapat membawa impian itu ke dalam kubur."

Presiden Iran lebih lanjut menjelaskan, "Sama seperti perjuangan di era Revolusi Islam dan Pertahanan Suci, rakyat Iran selalu siap mengusir kaum adidaya dari kancah dunia."

Di akhir pernyataannya, Ahmadinejad kembali menegaskan bahwa kaum adidaya menggunakan berbagai cara untuk merongrong bangsa Iran termasuk dengan menebarkan narkoba.
(IRIB/MZ/MF/26/6/2011)

Ehud Barak: Hosni Mubarak Tumbang, Iran Menang

Barak

Menteri Peperangan Rezim Zionis Israel, Ehud Barak menandaskan bahwa kenaikan harga minyak akan mengurangi dampak sanksi terhadap Republik Islam Iran. Ditambahkannya, tumbangnya Hosni Mubarak, diktator Mesir merupakan kemenangan besar bagi Tehran di kawasan.

Dalam wawancaranya dengan Koran Figaro, cetakan Perancis, Barak menekankan bahwa Iran adalah ancaman serius bagi Israel. "Saat ini perhatian publik dunia bergeser dari Iran dan kenaikan harga minyak akan memudarkan dampak sanksi terhadap Tehran," ungkap Barak seperti dilaporkan Fars News.

Ia menambahkan, di saat seperti ini tumbangnya Mubarak menjadi keberhasilan lain dan tak disangka-sangka Republik Islam Iran. Menteri Peperangan Israel mengklaim, masalah yang penting bukan terletak pada kapan dan bagaimana Iran akan menjadi kekuatan nuklir, namun yang penting adalah selama kita mengetahui bahwa Iran mampu melanjutkan aktivitas nuklirnya secara rahasia maka kita tidak akan mampu menghentikan Iran.

"Kondisi dan batasan yang tak jelas ini tidak terlalu jauh. Untuk mencapai batasan yang tak jelas ini Iran hanya membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan sanksi terhadap Republik Islam Iran," klaim Barak.

Barat dan Rezim Zionis mengklaim bahwa Iran secara diam-diam berusaha menggapai teknologi senjata nuklir. Klaim tersebut gencar dipropagandakan Barat di saat para petinggi Iran berulangkali menegaskan bahwa program nuklir Iran ditujukan untuk kepentingan damai. Program nuklir hanya ditujukan untuk kepentingan damai dan energi.

Di sisi lain, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga dalam berbagai laporannya menegaskan status damai nuklir Iran dan sesuai dengan standar serta kesepakatan internasional. (IRIB/Fars/MF/21/6/2011)

Afghanistan Tidak Akan Aman dengan Kehadiran AS

Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Ali Khamanei Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelang dhuhur Sabtu kemarin (25/6) dalam pertemuannya dengan Agha Hamid Karzai presiden Afghanistan menyampaikan harapan rakyat Iran agar rakyat Afghanistan mampu memperoleh kemerdekaan politiknya sesegera mungkin sehingga tidak lagi mendapat tekanan dan intervensi kekuasaan asing.


Afghanistan Tidak Akan Aman dengan Kehadiran AS

Menurut Kantor Berita ABNA, Hadhrat Ayatullah Al Uzhma Ali Khamanei Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelang dhuhur Sabtu kemarin (25/6) dalam pertemuannya dengan Agha Hamid Karzai presiden Afghanistan menyampaikan harapan rakyat Iran agar rakyat Afghanistan mampu memperoleh kemerdekaan politiknya sesegera mungkin sehingga tidak lagi mendapat tekanan dan intervensi kekuasaan asing. Beliau berkata, "Aghanistan adalah sebuah Negara yang memiliki sejarah besar, budaya, agama, kesungguhan dan kelayakan untuk menentukan takdirnya sendiri. Semakin cepat Afghanistan mampu keluar dari tekanan dan bayang-bayang kekuatan asing, maka akan semakin cepat pula rakyat Afghanistan memperoleh manfaatnya dan juga bernilai positif bagi perkembangan di kawasan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam ini kemudian menyinggung ruhiyah dan semangat perlawanan yang tinggi rakyat Afghanistan dalam menghadapi kekuatan asing di negaranya. Beliau berkata, "Keteguhan rakyat Afghanistan dalam menghadapi berbagai ujian menunjukkan jati diri bangsa ini, yang jarang ditunjukkan bangsa lain sepanjang sejarah. Rakyat Afghanistan tidak pernah menyepakati kehadiran dan campur tangan AS di Negara mereka, sebab AS hanya menawarkan kebinasaan bagi mereka dan juga bagi Negara-negara kawasan."

Lebih lanjut Rahbar kemudian menyinggung AS yang mengalami kemunduran. Beliau berkata, "AS dibanding tahun-tahun sebelumnya telah menunjukkan kemunduran dan kelemahannya baik pengaruhnya di kawasan maupun di dunia. Namun AS masih terus berusaha untuk menutupi kekurangan dan kelemahannya yang telah mulai kehilangan pengaruh di kawasan, namun sampai saat ini tidak menunjukkan hasil apa-apa.".

Mengenai pidato Presiden AS yang menyatakan akan segera menarik militernya dari Afghanistan, Rahbar berkata, "Apapun yang disampaikan presiden AS adalah hanya untuk kepentingan bangsa AS saja, pernyataan dia itupun untuk kalangan internal AS sendiri menimbulkan polemik. Sesungguhnya yang diinginkan AS adalah menetap selamanya di Afghanistan. Tentu keinginan ini sangat membahayakan, sebab sejak bercokolnya militer AS di Afghanistan, rakyat Afghanistan tidak lagi pernah merasa aman."

Rahbar yang juga sebagai ulama marja taklid ini kemudian menyatakan kesiapan Republik Islam Iran untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang dengan Afghanistan. Beliau berkata, "Afghanistan banyak memiliki pemuda-pemuda yang cakap dan mampu membangun negaranya menjadi lebih baik. Iran dalam hal ini siap berbagi ilmu maupun bantuan berupa tekhnologi dalam berbagai bidang untuk membantu Afghanistan mencapai kemajuannya.

Presiden Afghanistan Agha Hamid Karzai dalam pertemuan tersebut menyampaikan banyak terimakasih atas uluran persahabatan Iran dan kesiapannya menjalani kerjasama dalam berbagai bidang. Beliau berujar, "Afghanistan tentu saja membutuhkan bantuan dan kerjasama Iran khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kembali membangun Negara ini."

Mengenai janji Presiden AS yang akan segera menarik pasukan militernya dari Afghanistan, Presiden Afghanistan ini berkata, "Saya optimis dan yakin sampai tiga tahun kedepan semua kekuatan asing yang saat ini berada di Afghanitan harus telah keluar, dan masa depan Negara selanjutnya sepenuhnya berada di tangan rakyat dan kaum muda Afghanistan."

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=249484



Rusia kembali Goda Iran dengan Rudal S-300

Pejabat tinggi di perusahaan negara Rusia, Rosoboronexport mempertimbangkan kemungkinan dimulainya kembali perundingan dengan Republik Islam Iran atas penjualan sistem rudal S-300 ke Tehran.

Kepala Rosoboronexport, Anatoly Isaikin mengkonfirmasikan kemungkinan akan melanjutkan pembicaraan dengan Iran terkait penjualan rudal S-300, jika Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi atas Tehran, kantor berita Rusia, Itar-Tass melaporkan pada Selasa (21/6).

Dia mengatakan, jika pihak Iran menunjukkan minat dalam hal ini, maka pembicaraan akan dilanjutkan.

Di bawah kontrak 800 juta dolar yang ditandatangani pada tahun 2007, Rusia wajib untuk menyerahkan kepada Iran setidaknya lima sistem rudal S-300. Namun, pelaksanaan kontrak berulang kali ditunda sampai Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi 1929 rekayasa AS terhadap Iran pada Juni 2010.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan dekrit pembatalan penjualan S-300 ke Iran pada pada September tahun lalu dengan dalih untuk menerapkan resolusi 1929 Dewan Keamanan PBB.

Iran mengecam pembatalan sepihak oleh Rusia dan menegaskan bahwa rudal S-300 merupakan sistem pertahanan yang tidak termasuk dalam ketentuan resolusi PBB. Karena itu tidak tepat jika Moskow menjadikan resolusi anti-Iran yang tidak adil itu sebagai alasan.

Sejumlah pakar politik dan militer juga Rusia menilai langkah Medvedev akan mengganggu hubungan bilateral antara Moskow dan Tehran. Menurut mereka, industri militer Rusia juga menelan kerugian milyaran dolar akibat pembatalan tersebut. (IRIB/RM/PH/22/6/2011)

Israel Hadapi Krisis Prajurit

Seorang pejabat militer Israel mengatakan, tantangan yang dihadapi angkatan bersenjata mereka dalam tahun-tahun mendatang adalah penurunan jumlah warga Zionis yang tertarik untuk bergabung dengan militer.

Laporan media telah mengungkapkan keprihatinan pejabat senior militer Israel tentang kemungkinan penurunan jumlah individu yang akan berdinas di militer pada masa depan. Demikian dilaporkan situs Middleeastmonitor pada hari Selasa (21/6).

Mayjend. Avi Zamir, kepala Direktorat Sumber Daya Manusia Militer Israel, menyatakan bahwa kini kurang dari 50 persen warga Israel dalam usia dinas militer (18-45) termasuk pasukan tempur dan tidak lebih dari 20 persen bertugas sebagai pasukan cadangan.

Menurut media Israel, Zamir khawatir bahwa struktur pasukan cadangan akan berubah karena sejumlah faktor demografis.

Pada tahun 2015, Yahudi konservatif yang dikenal dengan sebutan Haredi, akan membentuk sekitar 30 persen kelas pertama tentara. Sementara 13 persen dari kelompok Heradi menghindari dinas militer karena keyakinan agama.

Zamir juga mencatat bahwa pada tahun 2015, 29 persen warga usia wajib militer akan terdiri dari keturunan Arab yang tinggal di tanah pendudukan tahun 1948 dan mereka tidak akan bergabung dengan militer.

Lima persen dari warga Israel juga akan tinggal di luar negeri, sementara 15 persen tidak akan mengikuti wajib militer secara penuh. Zamir menyimpulkan bahwa antara 50-60 persen pria berusia dinas militer, akan menolak bergabung dengan tentara atau tidak akan merampungkan masa dinasnya.

Pada awal 2011, pemerintah Tel Aviv menyetujui rencangan untuk mendanai program-program baru yang bertujuan mendorong orang-orang Yahudi konservatif berpartisipasi dalam militer.

Cara lain adalah mendorong anggota baru - khususnya mereka yang berasal dari Ethiopia - untuk bergabung dengan dinas militer. (IRIB/RM/PH/22/6/2011)

Jet Tempur dan Pesawat Pengintai Israel Langgar Zona Udara Lebanon

Militer Lebanon merilis statemen terpisah yang mengkonfirmasikan pelanggaran tujuh jet tempur dan pesawat pengintai Israel serta manuver militer Zionis di wilayah selatan Lebanon.

Kantor berita Fars (27/6) melaporkan, manajemen komando radar militer Lebanon kemarin (26/6) dalam pernyataannya menyebutkan bahwa enam jet tempur Israel melanggar zona udara Lebanon. Pesawat tersebut melakukan patroli di atas udara Lebanon selama lebih dari satu jam.

Sebuah pesawat pengintai militer Israel juga memasuki zona udara Lebanon dan terbang di atas wilayah Lebanon selama berjam-jam.

Dalam pernyataan lainnya, militer Lebanon mengkonfirmasikan bahwa pada hari ini (27/6) dan besok (28/6), sebuah regu peledak militer Israel akan melakukan manuver di wilayah Lebanon Selatan.

Militer Lebanon menginformasikan operasi tersebut kepada warga Lebanon Selatan untuk tidak panik mendengar suara ledakan.
(IRIB/MZ/MF/27/6/2011)

Al Azhar Peduli Ummat Tawarkan Layanan Jenazah Gratis

Wakil Direktur Al-Azhar Peduli Ummat, Sunaryo Adhiatmoko yang juga sekaligus penaggung jawab jasa layanan jenazah gratis. Menurut penjelasan Sunaryo, jasa ini sudah dibangun selama 5 tahun.

Lebih lanjut Sunaryo menjelaskan, "Program tersebut adalah layanan lengkap mulai dari memandikan, mengkafani, mendoakan, hingga menguburi jenazah."

"Selama lima tahun program ini sudah berjalan, tak kurang dari 1.200 jenazah sudah diantarkan menghadap Tuhan," tuturnya kepada depoklik hari Kamis (23/6) lalu.

Layanan yang berpusat di Sawangan, Depok, Jawa Barat ini dapat mengantarkan jenazah ke wilayah Pulau Jawa dan Lampung. Namun, dengan jumlah armada yang hanya 2 unit mobil, layanan jenazah gratis ini hanya dapat melayani 2 jenazah tiap harinya.

Terkait dana, Sunaryo menuturkan bahwa dana operasional layanan jenazah gratis ini didapat dari sumbangan masyarakat dalam bentuk zakat, infaq, atau pun sedekah yang diamanahkan kepada Al-Azhar Peduli Ummat.

"Dana tersebut kemudian kami kelola dengan baik sehingga dapat berguna bagi masyarakat yang tidak mampu," tuturnya.

Sunaryo juga berharap dengan adanya program ini, Layanan Jenazah Gratis ini dapat dalam membantu warga yang tidak mampu dalam mengurus jenazah anggota keluarganya.

"Intinya kami siap membantu dan semuanya gratis," pungkasnya. Belum lama ini dilaporkan seorang warga terpaksa berjalan kaki membawa jenazah dari rumah sakit Jakarta menuju rumahnya yang terletak di Bodor.Peristiwa ini tentunya menyayat hati orang-orang yang berhati nurani. Semoga peristiwa itu tidak terulang dengan semangat tim Al Azhar Peduli Ummat yang berusaha melayani warga yang tak mampu di negeri ini.

Warga yang membutuhkan jasa tersebut dan ingin berpertisipasi dalam gerakan kemanusiaan ini, dapat menghubungi Al-Azhar Peduli Ummat, Layanan Jenazah Gratis di Jl. Pengasianan RT 01/06 Sawangan, Depok, Jawa Barat. Dengan nomor telepon. (021) 726 5241 dan (021) 9534 7986. (IRIB/AR/27/6/2011)

Yunani Lepas Konvoi Gaza, Israel Siaga

Ratusan aktivis di pelabuhan Yunani tengah mempersiapkan diri untuk berlayar ke Jalur Gaza, membawa bantuan kemanusiaan ke kawasan yang diblokade rezim Zionis Israel itu.

Sekitar 350 aktivis pro-Palestina dari 22 negara akan bergabung dengan Armada Kebebasan II, berusaha untuk mematahkan serangan Angkatan Laut Israel, AFP melaporkan pada hari Ahad (26/6).

Vaggelis Pissias, koordinator misi pelayaran ke Gaza mengatakan, kapal akan berangkat dari berbagai pelabuhan di Yunani atau bertemu di lepas pantai. "Yunani digunakan sebagai titik keberangkatan karena posisi geografis dan sejarah hubungan budaya dengan negara-negara Arab," kata Pissias.

Dalam perkembangan terakhir, Angkatan Laut Israel mengumumkan bahwa mereka akan menghadapi konvoi Armada Kebebasan II, yang dijadwalkan untuk berlayar menuju Gaza pada Selasa. Konvoi akan terdiri dari 15 kapal, 22 organisasi internasional dan sekitar 1.500 aktivis.

Dua kapal kargo akan membawa obat-obatan, mobil ambulans lengkap dan semen ke Jalur Gaza. "Apa yang terjadi tahun lalu menyebabkan kita prihatin, tapi kami bertekad untuk pergi ke Gaza," tegas Pissias.

Sementara itu, Ankara mengatakan kapal Mavi Marmara telah ditarik tahun ini. Tidak akan ada kapal Turki yang terlibat dalam konvoi dari beberapa negara, termasuk Yunani, Perancis, Italia dan Spanyol.

Israel memberlakukan pengepungan ekonomi di Gaza pada Juni 2007 setelah pemerintahan Hamas yang terpilih secara demokratis, mengambil alih kawasan itu. Sekitar 1,5 juta orang di Gaza ditolak hak-hak dasar mereka, termasuk kebebasan bergerak dan hak untuk kondisi hidup yang layak, pekerjaan, kesehatan dan pendidikan. (IRIB/RM/NA/27/6/2011)

Mesir: Amerika-Israel di Balik Konflik Sektarian

Deputi Perdana Menteri Mesir Yehiya al-Gamal menuding Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel terlibat dalam upaya untuk menghasut perselisihan agama guna melemahkan negara Afrika itu.

"Amerika dan Israel berada di balik makar agama di Mesir. Mereka menyadari ini adalah satu-satunya cara untuk memecah Mesir," kata al-Gamal dalam pernyataan televisi seperti dikutip kantor berita MENA kemarin (Ahad,26/6).

"Israel sedang mencoba untuk melakukan hal itu, karena Mesir adalah kekuatan yang paling penting di kawasan," tegasnya.

Mesir terjebak dalam konflik sektarian setelah revolusi bersejarah yang menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak. Bentrokan sektarian antara Kristen Koptik dan kelompok Salafi radikal di ibukota Kairo, diklaim menewaskan 12 orang dan melukai 100 lainnya pada Maret lalu.

Awal bulan ini, pejabat Mesir menahan seorang pria Israel kelahiran AS, yang menyamar sebagai wartawan, dengan laptop dan tiga ponsel yang berisi informasi rahasia.

Agen Israel itu diduga terlibat dalam upaya untuk menghasut ketegangan sektarian di kalangan pemuda di ibukota Mesir selama revolusi rakyat dan mendorong mereka untuk berbenturan dengan aparat keamanan.

Hubungan antara Israel dan Mesir telah tegang sejak revolusi rakyat, yang menggulingkan mantan diktator Presiden Hosni Mubarak dari kekuasaan pada Februari lalu. Di bawah rezim Mubarak yang didukung AS, Mesir konsisten melayani kepentingan Tel Aviv di kawasan. (IRIB/RM/NA/27/6/2011)

Peneliti AS: Israel Punya Kontrol Penuh Atas AS

Anthony Lawson, peneliti AS dan veteran perang Vietnam baru-baru ini membuat program video yang disebut "Kematian Demokrasi Amerika" di mana ia menjelaskan bagaimana Israel melakukan kontrol penuh atas Kongres AS, yang mengikis demokrasi di negara adidaya itu.

Fokus utama video itu tertuju pada hubungan Amerika-Israel dan ternyata perhatian pemirsa lebih tersedot kepada pidato terakhir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS.

"Kematian Demokrasi Amerika" menguak bahwa Kongres AS pada dasarnya telah mengabaikan keinginan rakyat dan mendukung sebuah rezim yang sangat tidak menyenangkan yaitu, Israel," kata Lawson dalam program Press TV's U.S. Desk pada hari Ahad (26/6).

Lowson mengatakan bahwa dirinya benar-benar terkejut melihat para anggota dewan AS berdiri dan memberi tepuk tangan kepada Natanyahu saat ia menyampaikan pidato di Kongres AS pada 24 Mei lalu.

Lawson menambahkan bahwa sambutan itu menunjukkan kontrol penuh Israel atas AS. "Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC) telah menyebabkan banyak politisi AS kehilangan kursi mereka, karena jika mereka tidak berdiri dan memberi hormat kepada Israel, mereka tidak mendapatkan pendanaan," jelasnya. (IRIB/RM/NA/27/6/2011)

Wall Street Journal: Konferensi Tehran, Tamparan Bagi AS

Kesuksesan pelaksanaan Konferensi Internasional Melawan Terorisme dan pertemuan para pemimpin negara tetangga Iran di Tehran, mendapat sorotan luas media-media regional dan internasional.

Koran AS, Wall Street Journal, Senin (27/6) menilai sejumlah kesepakatan antara Iran, Irak, Pakistan dan Afghanistan dalam pertemuan Tehran sebagai pukulan bagi Amerika Serikat. Ditambahkannya, pelaksanaan konferensi Tehran dan partisipasi pemimpin Irak, Pakistan dan Afghanistan adalah upaya Tehran untuk memperkuat hubungannya dengan negara-negara, yang masuk dalam kategori sekutu regional Amerika.

"Upaya Iran di tengah pembahasan penarikan bertahap pasukan Amerika dari Afghanistan dan Irak, bertujuan untuk memainkan peran yang lebih penting di kawasan," tulisnya.

"Pertemuan Mahmoud Ahmadinejad dengan Jalal Talabani, Asif Ali Zardari dan Hamid Karzai, merupakan tamparan bagi Amerika. Karena, Washington tengah meningkatkan kompetisinya dengan Tehran, terlebih setelah kebangkitan rakyat di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara," tambahnya.

Afghanistan menyambut penarikan 33 ribu pasukan AS di negara itu sepanjang 15 bulan mendatang. Sementara rakyat Irak juga menuntut penarikan pasukan AS sesuai kesepakatan Baghdad-Washington.

Di Pakistan, sentimen anti-Amerika semakin meningkat menyusul serangan rutin pasukan AS ke kawasan adat dan operasi sepihak pasukan komando negara adidaya itu ke wilayah Pakistan. (IRIB/RM/NA27/6/2011)

Jenderal AS: NATO Berusaha Bunuh Gaddafi

Seorang komandan tinggi AS yang terlibat dalam operasi militer di Libya, mengakui bahwa pasukan NATO berusaha membunuh pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

Laksamana Samuel Locklear, komandan Komando Operasi Gabungan NATO di Naples, Italia, mengatakan pada hari Ahad (26/6) bahwa aliansi militer baru-baru ini meningkatkan serangan untuk membunuh Gaddafi, Telegraph melaporkan.

Anggota komisi Angkatan Bersenjata DPR AS, Mike Turner mengungkapkan bahwa Laksamana Locklear mengakui bahwa penggusuran secara paksa Gaddafi adalah agenda utama NATO.

Turner mengatakan kepada majalah Foreign Policy bahwa setelah percakapan dengan Laksamana Locklear, sekarang ia percaya NATO telah melangkahi resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB.

"Saya percaya bahwa NATO sedang mengejar hal yang melampaui apa yang dimaksud dalam perlindungan warga sipil, jadi mereka melebihi mandat PBB," kata Turner.

Turner juga menambahkan bahwa Laksamana Locklear akan menugaskan tim kecil ke Libya bila pada saatnya nanti kelompok oposisi meraih kemenangan. Pengerahan pasukan darat itu dilakukan untuk mengatasi keamanan. (IRIB/RM/NA/27/6/2011)

Soros: Zona Euro di Ambang Keruntuhan

Miliarder George Soros mengatakan krisis utang Eropa telah menyeret zona euro ke jurang "keruntuhan ekonomi", dan dipastikan beberapa anggotanya akan meninggalkan mata uang ini.

"Tidak ada pengaturan bagi setiap negara meninggalkan euro, yang dalam situasi saat ini mungkin tak terelakkan," kata Soros di sebuah diskusi panel di Wina, Austria pada Minggu (26/6), Bloomberg melaporkan.

Dia menambahkan, "Kita berada di ambang keruntuhan ekonomi yang dimulai dari Yunani, tetapi dengan mudah bisa menyebar. Sistem keuangan Eropa masih sangat rentan."

"Saya rasa kebanyakan dari kita benar-benar setuju bahwa krisis Eropa sebenarnya berpusat di sekitar euro," tegas investor berusia 80 tahun ini.

Prediksi Soros itu membenarkan kekhawatiran para petinggi Barat sendiri. Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Jack Straw memperingatkan keruntuhan Euro akibat krisis dan hutang negara-negara anggota Uni Eropa.

Straw dalam pidatonya di Majelis Rendah Inggris menandaskan, peristiwa ini baik cepat atau lambat akan lebih buruk dari kematian secara perlahan.

Pernyataan Straw ini dirilis pasca peringatan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyatakan bahwa jika anggota Uni Eropa tidak membantu Yunani maka perekonomian global akan terkena imbas dari krisis di Athena.

Komite Kebijakan Keuangan Perbankan Inggris (FPC) mengatakan krisis fiskal zona euro telah menimbulkan ancaman terbesar bagi stabilitas keuangan Inggris.

"Risiko yang paling serius dan dampak langsung menghantam sistem keuangan Inggris yang berasal dari krisis utang di sejumlah negara kawasan euro," ungkap FPC.

Gubernur Bank Inggris, Sir Mervyn King, yang juga ketua FPC menegaskan bahwa bank-bank Inggris harus membatasi pinjaman langsung ke sejumlah negara zona euro yang terkena krisis termasuk Yunani, Portugal dan Irlandia.

Dia memperingatkan bahwa bank mungkin berada pada risiko besar karena mereka telah mengucurkan pinjaman kepada sektor swasta negara-negara ekonomi lumpuh.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan, krisis utang yang tinggi di Eropa mengancam pemulihan ekonomi di seluruh dunia.

Sejumlah negara zona euro, terutama Yunani dan Spanyol, menghadapi tantangan ekonomi yang menakutkan dengan tingkat utang yang tinggi, masalah daya saing yang parah, dan sistem perbankan yang rapuh.(IRIB/PH/28/6/2011)

Aktivis HAM Jadi Korban Rezim Bahrain

Aktivis hak asasi manusia Bahrain Abdul Hadi al-Khawaja dirawat di rumah sakit setelah ia dipukuli oleh petugas keamanan Bahrain yang didukung tentara Saudi.

Al-Khawaja dipukuli oleh pasukan rezim Manama pekan lalu setelah ia memprotes hukuman keras yang dijatuhkan kepada para aktivis oposisi. Ini adalah kali kedua bagi al-Khawaja dirawat di rumah sakit sejak penahanannya pada April lalu.

Pada hari Rabu, pengadilan militer Bahrain menjatuhkan vonis penjara seumur hidup terhadap delapan aktivis oposisi atas tudingan merencanakan penggulingan pemerintah. Tiga belas aktivis lainnya menerima hukuman hingga 15 tahun penjara atas tuduhan serupa. Tujuh orang dijatuhi hukuman in absentia.

Dewan HAM PBB mengkritik pemerintah Bahrain yang menjatuhkan hukuman keras terhadap aktivis oposisi, seraya menyebut putusan tersebut sebagai tanda-tanda "penganiayaan politik."

Komisaris Tinggi PBB Urusan Hak Asasi Manusia, Navi Pillay melayangkan surat resmi kepada Raja Bahrain Hamad bin Issa Al Khalifa untuk mengekspresikan keprihatinannya tentang hukuman berat terhadap 21 aktivis anti-pemerintah.

"Ada kekhawatiran serius mengenai pelanggaran hak-hak terdakwa, banyak dari mereka yang terkenal sebagai pembela hak asasi manusia tidak dihormati, "kata Juru bicara Pillay, Shamdasani Ravina, Jumat (24/6) dalam sebuah jumpa pers di Jenewa.

Komisi HAM PBB juga mengkritik Manama terkait keputusan pengadilan militer tersebut dan menyerukan pembebasan segera demonstran damai anti-rezim.

Shamdasani juga mengatakan bahwa menurut sumber terpercaya, pengadilan militer Bahrain telah memvonis lebih dari 100 orang sejak Maret atas kejahatan yang diduga dilakukan selama protes anti-pemerintah berlangsung.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada hari Kamis menyuarakan kecaman serupa. Juru Bicara Sekjen PBB, Martin Nesirky, menyampaikan kekhawatiran Ban, dan mengatakan, "Sekjen PBB mengkritik vonis penjara seumur hidup yang dijatuhkan terhadap 21 aktivis politik, pembela hak asasi manusia dan pemimpin oposisi negara ini."(IRIB/PH/28/6/2011)

Israel-Denmark Tegang

Israel mengancam akan menghentikan semua penerbangan langsung ke Kopenhagen, sebagai reaksi atas keputusan Denmark menolak mengizinkan personel keamanan Israel melakukan pemeriksaan keamanan di bandara utama negara itu.

Tel Aviv menuntut supaya Denmark mengizinkan personel keamanan Israel melakukan pemeriksaan keamanan independen terhadap penumpang yang terbang dari Kopenhagen ke Tel Aviv pada rute baru Arkia Airlines, Kopenhagen-Tel Aviv.

Israel juga menuntut agar otoritas penerbangan Denmark memungkinkan penjaga patroli bersenjata Israel memperoleh 'zona keamanan Israel' di Bandara Kastrup Kopenhagen.

Otoritas penerbangan Denmark menolak kedua tuntutan tersebut, dan menilainya bertentangan dengan prinsip kebebasan dan martabat manusia.

Otoritas Denmark menawarkan supaya personel Israel bekerja sama dengan staf keamanan Denmark dalam melaksanakan pemeriksaan keamanan untuk Arkia Airlines, tetapi Israel menolak tawaran tersebut. Kedua belah pihak mengadakan perundingan mengenai masalah ini selama akhir pekan, tetapi tidak ada kesepakatan tercapai. (IRIB/PH/28/6/2011)

Iran Luncurkan Rudal Balistik Bawah Tanah

Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan rudal balistik bawah tanah pada hari pertama manuver militer Nabi Besar 6.

"Peluncuran rudal ini adalah bagian dari unit reaksi cepat dari Brigade rudal IRGC, kata juru bicara IRGC yang bertanggung jawab atas manuver militer ini, Jenderal Asghar Qelich-Khani, Senin (27/6).

Qelich-Khani menegaskan kelebihan utama silo rudal adalah waktu peluncuran lebih efisien dan senjata tidak perlu dipindahkan sebelum peluncuran.

Sebelumnya, Panglima Divisi Zona Udara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Ahad (26/6) mengatakan manuver militer "Nabi Besar 6" akan dimulai pada Senin.

Brigadir Jenderal Hajizadeh menambahkan bahwa rudal pendek, menengah dan rudal jarak jauh, yaitu Khalij Fars (Teluk Persia Teluk) , Sejjil, Fatih, Qiam, rudal Shahab-1 dan Shahab-2 akan dipergunakan selama latihan perang.

Brigadir Jenderal Hajizadeh menekankan bahwa manuver militer Nabi Besar 6 bertujuan benar-benar defensif dan akan dipentaskan dengan mengusung pesan "perdamaian dan persahabatan."(IRIB/PH/28/6/2011)


0 comments to "Sandi Perang Negara Islam : Tanggal 26 Juni ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Anti Narkotika : Manuver Rudal Nabi Besar VI"

Leave a comment