Home , , , , , , , , � Tidak ada pemuda kecuali Ali !!!!! "La fata illa 'Ali"

Tidak ada pemuda kecuali Ali !!!!! "La fata illa 'Ali"

Di Hari Kelahiran Imam Ali as, Iran Berhasil Luncurkan Satelit RassadDi Hari Kelahiran Imam Ali as, Iran Berhasil Luncurkan Satelit RassadDi Hari Kelahiran Imam Ali as, Iran Berhasil Luncurkan Satelit RassadDi Hari Kelahiran Imam Ali as, Iran Berhasil Luncurkan Satelit Rassad


"Kecuali Ali"


Pada bulan Syawal, saat umat Muslim dikepung oleh sekutu Quraisy dan Yahudi dan Madinah ditutup dengan parit, seorang jawara dengan daftar panjang kejahatan dan keberanian, bernama Amr bin Abdi Wud berhasil memacu kudanya dan melompati parit yang sangat lebar itu.

Dengan napas mendengus penuh angkuh, ia bersyair:

ولقد بححت من النداء بجمعهم هل من مبارز * ووقفت إذ جبن الشجاع موقف القرن المناجز

إني كذلك لم أزل متسرعا قبل الهزاهز * إن الشجاعة في الفتى والجود من خير الغرائز

Suaraku parau karena teriakanku menantang seseorang untuk melayani tanding. Aku berdiri perkasa saat sang pemberani jadi pengecut berselubung malu

Akupun tetap bergeming sesumbar di tengah riuh. Sesungguhnya keberanian dan derma dalam jiwa pemuda adalah sebaik perangai

لا تعجلن فقد أتاك مجيب صوتك غير عاجز * ذو نية وبصيرة يرجو بذاك نجاة فائز

إني لآمل أن أقيم عليك نائحة الجنائز * من ضربة فوهاء يبقى ذكرها عند الهزاهز

Tak terdengar pedang berdenting maupun ranting bergesek.
“Majulah Ali” bisik Nabi.

Seraya melihat pasukannya yang tegang, Nabi memekik
“simbol iman paripurna melawan dengan simbol kufur paripurna”

Takbir bergema. Pasukan umat Nabi seketika bergeser membentuk lorong. Ali menjejakkan kaki menuju arena.
Duplikat Muhammad berhenti lalu terdengarlah syiar dalam suara lantang:
Jangan terburu jumawa. Telah datang pria tangguh menyahuti sesumbarmu, dengan niat dan matahati sebagai perisai kemenangannya
Aku berharap tubuhmu tersungkur lalu diratapi selir-selirmu akibat tebasan dahsyat yang akan selalu menggelegar sepanjang sejarah.
Pukulan monumental Ali yang membelah tubuh raksasa Amr terjadi begitu cepat hingga menurut para sejarawan Amr beberapa detik tak menyadari bahwa ia tubuhnya terbelah sebelum membentur bumi.
"Tidak ada pemuda kecuali Ali"
mainsource:oleh Muhsin Labib pada 14 Juni 2011 jam 12:31

Persalinan Agung


Lelaki tua yang kini menjadi sesepuh Mekkah dan penanggung jawab Ka’bah itu tampak lesu dan parasnya melampirkan selembar duka. Ia sedang berdiri seraya mendongakkan wajah dan menengadahkan tangan, menumpahkan keluhnya kepada Tuhan sesembahan Ibrahim dan Ismail tentang derita yang merundung istrinya menjelang persalinan.

Ia agak tersentak saat suara wanita menghampiri kendang telinganya, “Ada apa dengan Anda?

“Oh…Fatimah sedang mengalami kesulitan untuk melahirkan bayinya,” sahutnya sedikit tersengal mengeluhkan istrinya.

Parasnya yang biasanya berpendar kini murung. Cambangnya yang mulai abu-abu lembap bagai jerami diguyur rinai embun. Matanya yang sembab menerawang ke angkasa seakan menanti sebuah jawaban spontan, mengharapkan sebuah keajaiban!

Lelaki itu kembali ke rumahnya dengan langkah tergesa-gesa. Keponakannya yang berusia 30 tahun, yang sejak bayi diangkatnya sebagai anak, menyambut lalu merangkulnya untuk berbagi kesedihan. Ia pun menjulurkan tangan untuk membantu pamannya bangkit dari lantai. Wajah lelaki setengah tua itu sedikit lega melihat putra saudaranya, Abdullah, yang selalu setia menemaninya dalam mengarungi hidup yang serba kurang.

Abu Thalib terlelap akibat letih yang tak tertahankan. Fatimah binti Asad, istrinya yang hamil tua, bergerak perlahan dan mengendap-endap meninggalkan rumah. Ia mendapat isyarat misterius untuk berjalan menuju Ka’bah.

Ia mengucapkan doa dan harapannya kepada Allah.

“Ya Allah aku adalah orang yang beriman kepada-Mu dan ajaran-ajaran para rasul-Mu. Aku mempercayai ucapan kakekku Ibrahim. Maka demi yang membangun Ka’bah, mudahkanlah persalinanku!”

Ketika rintihan Fatimah membubung ke langit seiring rasa nyeri dalam perutnya yang mencapai puncak, tiba-tiba sebuah peristiwa tak alang kepalang dahsyat terjadi; dinding rumah Tuhan itu merekah lalu secepat kilat menyedot tubuhnya, lalu tertutup kembali seperti sedia kala.

Fatimah berada dalam Ka’bah selama 3 hari. Pada hari keempat, wanita itu keluar sambil menimang bayi yang memancarkan aura malaikat, dan tak kalah dengan aura yang dipancarkan bayi yang digendong Maryam binti Imran dari balik batang pohon kurma.

Kabar gembira ini menghampiri telinga Abu Thalib. Ia dan keluarganya pun bersuka cita dan bergegas menjemput Fatimah. Di antara mereka, Muhammad adalah lelaki yang tampak paling berbahagia. Bayi sehat itu pun dipeluk lalu dibawanya ke rumah Abu Thalib.

Karena menganggap kelahiran bayi ini sebagai sebuah peristiwa mukjizat dan bayi adalah bingkisan dari langit, maka Abu Thalib pun seakan mendapatkan bisikan dari langit lalu memberinya nama yang unik saat itu, “Ali”.

Ali tumbuh mekar seiring dengan bergulirnya roda zaman. Hari demi hari bersusulan, sementara yang tertangkap oleh kedua bola matanya yang bening adalah paras-paras yang menatapnya dengan cinta dan senyum kehangatan. Di tengah orang-orang yang sering dilihat dan memberinya senyuman, sebuah paras teduh telah menyita perhatiannya. Lelaki yang berwajah sejuk bagai telaga itu adalah pemilik nama indah dan agung, Muhammad. Cinta samawi telah merangkai kedua hati manusia samawi itu dalam potret cinta ilahi yang abadi dan kudus, yang kelak akan diwartakan oleh sejarah.

Akibat krisis ekonomi yang tak terkendali, Abu Thalib yang menanggung banyak anak pun memasuki masa-masa paling sulit dalam hidupnya sebagai kepala rumah tangga. Muhammad pun mengambil langkah untuk menemui al-Abbas, pamannya yang menjadi pengusaha sukses, dan memintanya untuk turut serta dalam meringkan beban keuangan yang dipikul saudara tertuanya, yang menjadi “walikota” (pemuka) Mekkah itu dan sesepuh klan Bani Hasyim. Permohonan Muhammad pun disambutnya dengan gembira. Al-Abbas menjadikan Ja’far sebagai anak angkat dan Muhammad berjanji akan mengasuh Ali di rumahnya bersama Khadijah, sang istri.

Sejak saat itulah, Ali berada dalam curahan kasih dan cinta manusia teragung itu, yang menjadi ayah angkat sekaligus guru dan pembimbingnya. Dalam rumah di kampung bernama Salam itu, Ali yang beranjak remaja menemuka contoh sempurna dari seorang manusia yang terus ditiru dan diikutinya.

Dalam rumah sederhana itulah, Ali senantiasa menghirup aroma wangi Risalah dan menangkap cahaya Wahyu yang setiap malam memecah gelap angkasa Bakkah. Muhammad telah membuktikan dirinya kepada generasi mendatang rahasia kesuksesan yang gemilang dalam mendidik dengan mencetak seorang “Ali” sebagai contoh sempurna seorang kader, murid dan pelanjut. Ali tidak pernah melepaskan diri dari seluruh kegiatan panutannya itu sekejap pun, laksana bayangan yang senantiasa mengikutinya. Setiap hari ia dituntun Muhammad bertawaf di Ka’bah. Dan setiap tahun Ali dengan senang hati menemani Muhammad menempuh perjalanan panjang untuk menjalani ritus khusus dan kontemplasi di Gunung Hira, yang hanya bisa menampung dua orang.

Ali yang kini telah menjadi remaja tangguh dan menunjukkan talenta kecerdasan yang luar biasa, terus memperhatikan sepak-terjang dan gerak-gerik idolanya saat melakukan perenungan dan penyucian jiwa. Muhammad pun tak henti-hentinya memperhatikan dan mengawasi kemajuan dan perkembangan spiritual serta intelektual anak didiknya itu setiap hari.

Muhammad telah memantulkan cahaya samawinya kepada Ali melalui perubahan perilaku dan kematangan ruhaninya yang kian tampak jelas.

"Aku dan Ali seperti ini" (kata Nabi saw seraya memperlihatkan jari tengah dan jari telunjuknya). Ali melesat dalam angkasa kesucian. "Aku telah shalat tahun di belakang Muhammad tujuh sebelum siapapun," katanya.

Membandingkan pahlawan segala laga dan gerbang negara ilmu ini dengan para mantan pemakan bangkai adalah kejahatan intelektual dan deklarasi anti logika. (Dicopas dari draft novel sejarah "Ali, Sang Pangeran Langit")
mainsource:oleh Muhsin Labib pada 14 Juni 2011 jam 11:33

Catatan Subjektif Menjelang Deklarasi ABI

oleh Muhsin Labib pada 13 Juni 2011 jam 12:17

Tidak lama lagi ABI akan dideklarasikan. Semoga organisasi ini dapat memenuhi kehendak para pengikut Ahlulbait di Indonesia dan dapat mengemban tanggungjawab yang sangat mulia. ABI perlu dukungan dalam segala dimensi dari setiap individu.

Berdirinya organisasi ini dan tampilnya sejumlah tokoh di dalam strukturnya tidak berarti setiap pengikut AB memposisikan diri sebagai "rakyat" yang hanya menunggu keputusan atau "tamu" yang dilayani. Organisasi ini mesti dipandang sebagai milik bersama dengan terus memberikan dukungan dan masukan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditetapkan.

Poin penting, yang menurut saya, layak diperhatikan ialah, bahwa berdirinya ABI tidak meniscayakan penafian terhadap lembaga dan organisasi berbasis Ahlulbait lainnya, baik yang telah berdiri maupun yang mungkin kelak akan didirikan. Setiap usaha dan kerja bersama yg dilakukan demi mengayomi para pecinta Ahlulbait, mesti diterima dan disambut, meski belum tentu sepakat dengan pola dan programnya.

Beberapa tahun silam saya menulis sebuah note unek-unek pribadi yang sempat dipublish di situs islamalternatif juga di akun FB saya dan blog tentang situasi kontemporer komunitas AB di Indonesia. Mungkin bermanfaat.

Revolusi Islam Iran yang diletuskan oleh Imam Khomeini telah menjadi momentum historis bagi tersebarnya ajaran Ahlul-bait ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Keberhasilan Imam Khomeini menumbangkan monarki Pahlevi yang menjadi anak emas Amerika di Timut Tengah telah membuat mata bangsa Indonesia terbelalak.

Para pemuda dan mahasiswa dengan antusiasme tinggi mempelajari buku-buku yang ditulis oleh cendekiawan revolusioner Iran, seperti Murtadha Muthahhari dan Ali Syariati. Sejak saat itulah terjadilah gelombang besar masyarakat Indonesia memasuki mazhab Ahlulbait. Maraknya antusiasme kepada mazhab Ahlulbait Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara, tentu berpengaruh terhadap berkembangnya ajaran Ahlulbait di Malaysia dan kawasan Asia Tengggara.

Sejumlah peristiwa politik di era perang dingin dan represi rezim Orba terhadap gerakan-geraklan Islam di Inonesia serta kebijakan politik luar negeri Iran pada masa-masa awal terbentuknya Republik Islam sedikit banyak mempengaruhi grafik naik turun pertumbuhan ajaran Ahlulbait di Indonesia yang lebih banyak didominasi oleh pengaruh politik dan pemikiran ketimbang aspek-aspek lainnya.

Dalam perajalanan daur waktu, tak mengherankan, romantisme dan eufuria aksidental yang tidak berdiri di atas pandangan dunia kesyiahan itu pun secara determinan pun berkurang. Seiring dengan itu, ikon sekaliber Ali Syariati dan Murtadha Muthahhari pun redup karena relevansi dan kontekstualitas wacana menjadi tuntutan yang niscaya. Pada gilirannya, terjadi proses seleksi yang secara kuantitatif mungkin kurang optimistik. Ternyata beberapa tahun berikutnya, kelesuan juga masih terlihat dan stagnasi menjadi sebuah realitas yang tak terelakkan. Tentu, tak ada gading yang tak retak karena hanya gading buatan yang bertahan. Akibatnya, terjadi polarisasi yang kadang berujung pada konflik konyol dan mubazir yang sering kali diubah dengan kata 'mis-komunikasi'. Tentu, diperlukan sebuah penelitian dan verifikasi yang serius untuk memastikannya.

Kini mazhab Ahlulbait di Indonesia dan Asia Tenggara telah menginjak usia dewasa. Tantangan-tantangannya makin kompleks, karena apapun yang terjadi di setiap titik di dunia, terutama di Timur Tengah, akan berdampak terhadap eksistensi dan masa depan serta proyeksi pengembangan ajaran ini di Indonesia.

Peristiwa 11 September, invasi Amerika ke Irak, naiknya Ahmadinejad sebagai Presiden Republik Islam dan kemenangan Hezbollah atas Israel agresor adalah sebagian dari fenomena-fenomena besar yang mempengaruhi posisi dan grafik pertumbuhan ajaran Ahlulbait di Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.

Selain menghadapi tantangan-tantangan eksternal dan global diatas, komunitas-komunitas penganut Ahlulbait di Indonesia menghadapi setumpuk tantangan regional dan sejumlah problema internal, terutama dalam komunikasi dengan komunitas-komunitas yang menganut mazhab Ahlussunnah, Pemerintah dan bahkan antar sesama komunitas dan individu Syiah lainnya.

Beban dan tantangan itu terasa makin berat dan pada bagian-bagian tertentu menjadi kendala yang serius. Problema-problema utama yang menjadi tantangan dan hambatan dakwah mazhab Ahlubait antara lain sebagai berikut:

1. Rekayasa global yang dirancang oleh kekuatan-kekuatan imperalisme dan Zionisme demi menyudutkan Iran dan mazhab Ahlulbait dengan menyebarluaskan isu-isu negatif melalui buku, media massa dan internet dan merusak keutuhan dengan melakukan infiltrasi dan pembusukan secara sporadis dan konstan dalam aneka modus dan pola.
2. Krisis koordinasi antar tokoh, institusi dan komunitas pengikut Ahlubait sebagai akibat dari minimnya perencanaan dan proyeksi dakwah dan minimnya sejumlah syarat pendukung, seperti krisis SDM dalam berbagai bidang terutama politik, ekonomi dan pendidikan, krisis dana, krisis metode dakwah yang tidak baku dan komprhensif, menjangkitnya ekslusivisme yang menciptkan jarak menganga antara super minoritas Syiah dan mayoritas warga Indonesia dan individualisme yang menghambat terbentuknya sebuah struktur masyarakat Ahlulbait yang diakui secara informal dan formal.
3. Ketidakjelasan dan dis-koordinasi sentra-sentra internasional yang bergerak dalam dakwah mazhab Ahlulbait yang masing-masing menjalankan program yang kadang kala saling berbenturan, tidak relevan dan kontekstual, dan tidak berbasis pada budaya dan jatidiri lokal Indonesia.
4. Pola perekrutan juru dakwah yang tidak konsisten dan sistematis telah berdampak terhadap tidak meratanya kualitas juru dakwah yang semestinya mampu merealisasikan tujuan dakwah dalam tiga tahap; (1) Menepis kecurigaan masyarakat Sunni di Indonesia terhadap ajaran Ahlulbait sebagai mazhab yang menyimpang atau mazhab yang bermuatan politis yang bercitat-cita membangun sebuah imperium Syiah di dunia, sebagaimana secara konsisten disebarkan oleh musuh-musuh Islam; (2) Menghadirkan ajaran Ahlulbait dalam kemasan subtansi tanpa simbol sebagai khazanah pemikiran altrenatif di pusat-pusat pendidikan ternama dan media massa; (3) menghadirkan mazhab Syiah sebagai jalan yang lurus karena berbasasis pada al-Quran dan ajaran-ajaran Nabi yang disampaikan melalui Ahlulbait; (4) membentuk unit-unit berkualitas dalam komunitas Syiah di Indonesia yang diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dan berskala luas dalam berbagai bidang, terutama pengentasan kemiskinan dan pendidikan serta peningkatan moral bagi bangsa Indonesia.

Itulah contoh-contoh dari problema yang bila tidak diselesaikan dalam waktu yang cepat akan menghambat dakwah Ahlulbait, bahkan membuatnya stagnan dan berakhir dengan kegagalan.

Untungnya, berdasarkan pengamatan kami, problema-problema tersebut dapat dengan mudah dan segera diatasi bila hal-hal sebagai berikut kita lakukan:

1. Membentuk tim khusus yang terdiri dari sejumlah orang yang mumpuni dalam berbagai bidang, a) bidang penataan organisasi dan perencanaan serta evaluasi; b) bidang pendanaan dan auditing; c) bidang perekrutan SDM dan pemetaan sasaran dakwah yang meliputi latar belakang penidikan, profesi dan letak geografis serta strata ekonomi bahkan kesegaran intelejensi dan attitud dan aptitude; d) bidang pengkaderan dan kajian strategis pembuatan modul dakwah yang komprhensif dan bebas dari aspek-aspek sensitif secara teologis, strategis dan metodologis; f) bidang koordinasi dan rekonsiliasi yang akan bertugas mengevaluasi dan meminimalkan konflik-konflik internal yang telah berlangsung cukup lama dan kontraproduktif dengan langkah-langkah terencana dan objektif.
2. Mengubah orientasi dakwah dari pendekatan personal emosional dan historikal menjadi pendekatan sistemik dan intelektual agar pola hubungan masyarakat dengan pusat-pusat kegiatan dan tokohnya tidak lagi bersifat hirarkis dan paternalistik yang mengancam kreativitas, kristisisme dan inovasi.
3. Membangun sentra-sentra pendidikan, riset dan sosial di berbagai kota besar agar dapat di dijadikan sebagai bukti nyata manfaat dari eksistensi komunitas super-minoritas Syiah di Indonesia, dengan merekrut SDM lokal yang berkualifikasi dan berdedikasi sebagai pengelolanya.
4. Memanfaatkan era informasi dan tekonologi informasi melalui sentra media baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh SDM yang berkualitas dan berdedikasi.
5. membentuk tim khusus untuk menjalin dan membina hubungan inter-personal dengan tokoh-tokoh agama dan politik baik di tingkat internasional maupun nasional demi membentangkan jalan dan mengurangi tekanan politik dari dalam maupun global.

Tentu, solusi-solusi diatas masih sangat mungkin untuk disempurnakan dan bahkan direvisi bergantung pada tingkat urgensi dan prioritasnya.

Sambil menghitung hari, bila solusi-solusi itu tak kunjung muncul, maka kegamangan akan terus menjadi endemi dan epidemi yang meranggas setiap dada pengikut AB di Indonesia. Mungkinkah? (Tulisan ini hanya pendapat pribadi).

mainsource:http://www.facebook.com/yandasadra#!/note.php?note_id=10150283856445730

KOMENTAR :
  • Sabara Putra Borneo sy menunggu deklarasi ABI. semoga sukses.
    Senin pukul 12:23 · · 2 orangMemuat...
  • Sih Munadi semoga sukses dan tdk justru terjadi benturan antar organisasi AB sendiri.
    Senin pukul 12:24 · · 2 orangMemuat...
  • Al Fakir setiap komunitas AB di NKRI ini hrs mmpu mmbuktikan mnjadi umat yg lbh brkwalits dbandingkn umat lain yg loyal dan smangt nasionalis yg tinggi, sbgmana Hizbulloh brbuat utk negara Libanon,
    Senin pukul 12:36 · · 2 orang2 orang menyukai ini.
  • Arthia Ical manokwari-papua barat siap mendukung ABI.. senoga ABI dapat menjadi wahana Ukhuwah dan dakwah Ahlulbait di seluruh indonesia.
    Senin pukul 12:46 · · 1 orangMemuat...
  • D-Gooh Teguh baguslah... makin banyak organisasi makin banyak yang mengurusi urusan2 yang harus diurus...
    Senin pukul 12:49 · · 3 orangMemuat...
  • Budi Setiawan
    Ana sependapat dgn Antum. Mudah2an dgn trbentukx ABI dpt memberikn kontribusi bgi perkembangan di indonesia. Baik dlm segi politik,ekonomi, sosial dan budaya. Serta IPTEK yg memumpuni, Dgn berlandaskan akhlak dan ilmu yg tlh dajarkn oleh ...Rasulullah saw dan Ahlul bait as. Tujuan untuk membangun bangsa Indonesia yg maju dan sejahtera. " Allah tdk akan mengubah suatu kaum atau bangsa. Jika kaum atau bangsa itu sndiri yg mengubahx." Allahumma shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad.Lihat Selengkapnya
    Senin pukul 13:33 · · 3 orangMemuat...
  • Bulan Bintang Merah sebaiknya tidak semua orang duduk dalam kepengurusan ABI. sebagaimana Kanjeng Sayyid Syaikh Siti Jenar merasa perlu untuk berada di 'luar' Dewan Wali, namun selalu berada di dalam arus putaran Dewan Wali.
    Senin pukul 13:39 · · 1 orangMemuat...
  • Jon Ali
    ‎"berdirinya ABI tidak meniscayakan penafian terhadap lembaga dan organisasi berbasis Ahlulbait lainnya..." siipp!!! Sunni-Syiah bersatu, apalagi yg sama Syiah KUDU-MUSTI-WAJIB-HARUS-MUST bersatu, dunk!!! betapa rindu kami yg ada di akar ru...mput ini melihat semua saudara seakidah bergandengan tangan mesra dan berderap langkah dalam persatuan hingga menggetarkan musuh2 Islam! hidup PERSATUAN!!! hidup INDONESIA!!! maju terus Ahlulbait Indonesia... (ato apa pun namanya...)Lihat Selengkapnya
    Senin pukul 13:48 · · 3 orangMemuat...
  • D-Gooh Teguh bikin organisasi kayak gitu juga gak mudah kok... aktivistnya musti pontang-panting. salute to all...
    Senin pukul 13:50 · · 1 orangMemuat...
  • Jon Ali dukung! dukung! dan terus dukung! ada fasilitas ato gak(?), ada sdm ato gak(?), lambat-cepat, susah-mudah, sederhana-kompleks, lancar-ngadat, whatever, lah... tetap DUKUNG gerakan yg mewadahi dan mengefektifkan kerja dan menaikkan nilai tawar AB di Indonesia... Hidup AB! Hidup Syiah! Hidup Indonesia! YEEEAAHHH...!!!!!
    Senin pukul 13:59 · · 1 orangMemuat...
  • D-Gooh Teguh yuuukkk yang Kerukunan Watch boleh juga tuuh... Jon Ali penggeraknya... saya angkat sekarang juga. Gimana...?
    Senin pukul 14:03 · · 1 orangMemuat...
  • D-Gooh Teguh banyak issu bisa diangkat, senjata utama: siaran pers, jumpa pers, dialog, laporan, publikasi online, demo sesekali. gampang kabeh boss jon.
    Senin pukul 14:04 ·
  • D-Gooh Teguh Dan sesungguhnya saya juga sedang menantikan kelahiran UMMI (Usaha Muslimat-Mukminat Indonesia). Jangan sampai muncul kesan male-dominated dunk...
    Senin pukul 14:10 · · 2 orangMemuat...
  • Akmal Kamil Congrat atas deklarasi ABI.. semoga cita, asa dan perjuangan ABI dapat memberikan nuansa dan gerakan baru dalam percaturan pergerakan komunitas Ahlulbait di Indonesia.. Amin
    Senin pukul 14:26 ·
  • Arthia Ical semoga ini tidak hanya sebagai catatan subjektif aja..
    Senin pukul 14:35 ·
  • Santi Shadra a new hope, inshaallah..
    Senin pukul 15:26 ·
  • Hakima Rachman
    setuju ustad...merekrut orang2 yang sesuai dgn keahliannya bukan karena sungkan dan semisalnya..dan ini amanah mulia bukan sekedar duduk menjabat..apabila stiap individu pecinta berkontribusi demi Fatimah wa abiha wa baliha wa baniha dgn tu...juan hanya SATU yg Universal tdk ada juz'i 2 bukan utk kepentingan nama2 diri tapi nama JEJIWA SUCI ALHUL BAYT as...ini sangat berat dan wajib di dukung oleh segenap pecinta.. SALAWAT......Lihat Selengkapnya
    Senin pukul 16:20 · · 2 orangMemuat...
  • Aziz Letta alhamdulillah, allahumma shalli ala muhammad waali muhammad waajjil farajahum......
    Senin pukul 16:51 ·
  • Budhi Haryadi Moga2 lancar untuk dana operasionalnya....amiin
    Senin pukul 18:00 ·
  • Muna Zahro Semoga senantiasa dalam semangat ukuwah, bukan semangat ego diri tapi saling bersinergi, saya masih ingat pesan Ayatullah Janati "kalau yg sedikit ini sulit untuk disatukan tunggu laknat Allah " di ICC beberapa tahun lalu tolong ini jadi perhatian kita semua. Kami benar2 mengharap kebaikan dihadapan Allah swt dan AB NYA.
    Senin pukul 20:21 ·
  • Art Mustafa Allahumma shalli 'ala Muhammad wa Aali Muhammad."
    Senin pukul 20:39 ·
  • Faisol Farid Majuterus Ahlul Bait Indonesia. Semoga bisa membawa Dakwah Ahlul Bait di Indonesia lebih baik.
    Senin pukul 21:43 ·
  • Ali Reyza Rabbi shalli ala Muhammmad wa Ahlilbayti thayyibienat thoohirien. . .33x
    Senin pukul 21:44 ·
  • Anis Ahmad syukurlah kl dijakarta kemarin ternyata silatnas terakhir
    Senin pukul 22:22 ·
  • Muhammad Shadiq Komunitas Ahlulbait PANCASILAIS
    Senin pukul 22:56 ·
  • Dany Doang
    Afwan".. pembentukan organisasi2 seperti ini saya khawatir ini akan menajadi start/benih baru peng-eksklusif-an diantara organisasi yg satu dgn yg lain antara pengikut organisasi A dgn pengikut organisasi B..kecuali pengelola2nya terutama d...an pengikut2nya umumnya benar2 memiliki jiwa2 yg Zakiy (qad aflaha man zakkaaha)..mampukah kira2 kita sebagai pengelola dan pengikut organisasi memiki jiwa sedemikian rupa??apa tdk alangkah baiknya meniru sistem Hizbullah yg diterapkan Sayyid Hasan Nasrullah yang telah kelihatan nyata hasilnya?? Misalnya kita tidak mempunyai tokoh se kaliber beliau kenapa tidak dicoba bergabung bbrp asatidz utk menjadi satu Sayyid Hasan sekalipun tak secara keseluruhannya??dalam menerapkan dakwah Ahlulbayt yg berlandaskan "wama Alayna illal balaagh"..terus terang saya membaca note Ust Labib di bbrp titik agak terkesan tdk berlandaskan spt itu,,Afwan Ust" kalau ana salah memahami yg tersirat dari note Antum...dan ana juga khawatir nantinya akan bermunculan organisasi2 baru yg saling eksklusif...sekali lagi Afwan ana hanya sekedar menyampaikan kekhawatiran saja...Lihat Selengkapnya
    Senin pukul 23:07 ·
  • Mohammad Zen Ahsan tum , maju terus Abi... ini merupakan harapan bersama insyaallah, saya optimis dengan ABI kedepannya, semoga ABI bisa lebih memfasilitasi keahlulbaitan keindonesiaan....
    Kemarin jam 0:28 ·
  • Mohammad Zen Ust minta izin catatan subjektifnya saya masukkan di buletin di Qom...syukran
    Kemarin jam 0:28 ·
  • Muhsin Labib silakan
    23 jam yang lalu ·
  • Wiro Sableng walau pesimistis akan berjalan optimal namun tetap harus didukung...!! semoga terbentuknya ABI tidak menimbulkan masalah dalam masalah...
    23 jam yang lalu ·

Di Hari Kelahiran Imam Ali as, Iran Berhasil Luncurkan Satelit Rassad
Republik Islam Iran berhasil meluncurkan satelit kedua yang bernama Rassad ke orbit bumi. Peluncuran satelit yang berjalan dengan sukses, dilakukan pada malam kelahiran Imam Ali as.


Di Hari Kelahiran Imam Ali as, Iran Berhasil Luncurkan Satelit Rassad

Menurut Kantor Berita ABNA, Republik Islam Iran berhasil meluncurkan satelit kedua yang bernama Rassad ke orbit bumi. Peluncuran satelit yang berjalan dengan sukses, dilakukan pada malam kelahiran Imam Ali as.

Satelit itu diluncurkan oleh pembawa satelit Safir-e-Rassad pada Rabu malam, Kesuksessan ini kembali membuktikan bahwa Republik Islam Iran terus berupaya menggapai puncak teknologi, meski negara ini ditekan dan diembargo. Namun embargo dan tekanan bukanlah alasan untuk jumud teknologi dan sains. Bahkan Iran mampu menjadikan tekanan dan embargo sebagai peluang untuk maju.

Meskipun mempunyai berat 15,3 kilogram yang merupakan kategori satelit mikro, namun satelit Rassad memiliki semua fitur satelit besar. Satelit ini telah melewati semua tahap yang diperlukan untuk manufaktur, pengujian perakitan, dan persiapan untuk diluncurkan di dalam negeri.

Satelit Rassad akan mengorbit bumi pada ketinggian 260 kilometer 15 kali setiap 24 jam.

Misi peluncuran tersebut adalah untuk mengambil gambar permukaan bumi dan menyampaikan pesan ke stasiun bumi dengan informasi telematika. Satelit dilengkapi dengan panel surya ini dan menggunakan energi matahari untuk bekerja.

Sebelumnya, Iran untuk pertama kalinya meluncurkan satelit Omid pada tahun 2009. Dengan peluncuran satelit Omid, Iran menjadi negara kesembilan yang mampu mengembangkan teknologi untuk peluncuran satelit. Tehran juga berencana meluncurkan satelit berawak ke luar angkasa pada tahun 2019. (IRIB/IRNA/ PressTV/AR)

mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=247861

0 comments to "Tidak ada pemuda kecuali Ali !!!!! "La fata illa 'Ali""

Leave a comment