Home , , , , , , , , � Rakyat Amerika bersama pejuang Hizbullah, tapi Pemerintah Amerika bersama Israel sang Zionis Internasional !!!!!

Rakyat Amerika bersama pejuang Hizbullah, tapi Pemerintah Amerika bersama Israel sang Zionis Internasional !!!!!

AS setelah perang 33 hari di Lebanon mengeluarkan statemen resmi bahwa salah satu warganya tewas dalam serangan Israel ke Lebanon. Untuk itu, Washington menghendaki kejelasan nasib warganya yang bernama Radwan Saleh.

Terkait hal ini, Kantor Berita Fars News menurunkan laporan khusus untuk mengungkap keberadaan warga AS dalam perang 33 hari di Lebanon. Dalam laporannya, Fars News menceritakan desa Yaroun yang jaraknya 126 km dari ibukota Lebanon. Desa itu juga termasuk bagian wilayah Bent Jbeil. Menurut data yang ada, penduduk desa itu berjumlah sekitar 6 ribu orang. Akan tetapi di daerah itu hanya sekitar sepertiga dari warga asli Lebanon, sedangkan sisanya adalah warga asing. Pada umumnya, warga AS dan Australia memilih desa itu sebagai tempat tinggal.

Dalam serangan pasukan Israel ke Maroun al-Ras pada hari kesembilan perang 33 hari, seorang warga Yaroun yang berkewarganeraan AS gugur syahid dalam serangan tersebut. Jenazah itu kemudian disimpan di tempat yang aman untuk dimakamkan setelah perang.

Setelah perang, jenazah Radwan dimakamkan bersama dengan para pahlawan perang lainnya yang gugur syahid dalam serangan brutal Zionis Israel. Tak lama setelah itu, pemerintah AS mengumumkan mencari nasib seorang warganya di Lebanon. Berdasarkan pengumuman itu, warga yang dicari bernama Radwan Saleh.

Tidak ada nama yang dimaksud pemerintah AS tersebut. Akan tetapi ada nama peti jenazah yang berlilitkan bendera Hizbullah dengan nama Ridhwan Mohammad Saleh. Jenazah itu sudah dimakamkan bersama para pahlawan perang lainnya. Ternyata Radwan yang dimaksud pemerintah AS adalah Ridzwan. Radwan adalah ejaan bahasa Inggris untuk nama Ridhwan dalam bahasa Arab.

Apa yang diumumkan pemerintah AS terkait nasib warganya yang bernama Radwan Saleh, ternyata benar adanya. Ridhwan Mohammad Saleh ternyata berkewarganeraan AS yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Negeri Paman Sam. Meski tumbuh besar di AS, tapi jiwa kemanusiaannya menuntut berjuang bersama dengan para pejuang Hizbullah. Kini, Radwan yang berkewarganeraan AS dimakamkan dengan uniform Hizbullah.

Setelah diketahui bahwa warga negaranya bergabung degngan Hizbullah, pemerintah AS tidak mengusut kembali warga negaranya yang bernama Radwan Saleh. Kini, makam Shahid Ridhwan Mohamamad Saleh atau Radwan Saleh menjadi kebanggaan bagi bangsa Lebanon, khususnya penduduk desa Yaroun.

Wartawan Farsnews juag menceritakan proses Radwan Saleh untuk bergabung dengan Hizbullah. Berdasarkan laporan yang dihimpun wartawan Farsnews, Radwan sangat sulit untuk masuk menjadi anggota Hizbullah. Karena berkewarganegaraan AS, Hizbullah merasa keberatan untuk menerimanya sebagai anggota.

Akan tetapi, Radwan terus berusaha, bahkan ia sempat menulis surat ke Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah dan memohon supaya dapat bergabung dengan Gerakan Perjuangan Hizbullah Lebanon. Pada akhirnya, Radwan mendapat jawab positif. Setelah itu, Radwan meninggalkan harta dan posisinya yang dimilikinya di AS untuk bergabung bersama pasukan Hizbullah untuk melawan Rezim Zionis Israel. Pada akhirnya, Radwan Saleh gugur syahid pada tanggal 21 Juli 2006. (IRIB/Farsnews/AR/21/7/2011)

Kantor PM Norwegia Diguncang Bom

Sebuah ledakan besar mengguncang kantor pemerintah di ibukota Norwegia, Oslo, yang menewaskan tujuh orang dan menciderai sedikitnya 15 lainnya. Ledakan itu menyebabkan terjadinya kerusakan kantor perdana menteri dan sejumlah bangunan pemerintah. Menurut laporan setempat, Perdana Menteri Jens Stoltenberg tidak berada di kantornya saat ledakan terjadi.

Radio Publik NRK melaporkan bahwa ledakan terjadi di dekat kementerian keuangan, yang dekat kantor perdana menteri Norwegia dan kantor redaksi VG. Para pejabat mengatakan beberapa orang masih berada di dalam bangunan yang rusak dan jumlah korban diperkirakan akan meningkat.

Ledakan langsung menghancurkan jendela gedung yang berlantai 7 itu, lokasi Stoltenberg berkantor. Nampak puing-puing berserakan di jalanan dan asap cokelat mengepul di atas pusat kota.

Polisi Norwegia mengatakan ledakan kuat yang terjadi sekitar pukul 15.30 waktu setempat itu disebabkan oleh bom. Namun belum dipastikan pelaku dan pihak yang bertanggungjawab atas insiden tersebut.

Bom menghancurkan jendela dan tembok gedung. Ledakan terjadi pukul 15.30 waktu setempat. Dua orang dikabarkan tewas dan 8 lainnya luka-luka.

Seperti dikutip dari reuters, Jumat (22/7/2011), belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab terhadap insiden ini. NRK radio mengatakan serangan bom ini diprediksi akan membawa kekerasan politik global terhadap kota Skandinavia yang tenang selama ini.

Beberapa jam setelah insiden ledakan bom tersebut, muncul aksi penembakan secara misterius. Seorang pria berpakaian mirip polisi menembak secara membabi buta. Akibat penembakan itu setidaknya lima orang luka-luka.

Insiden ini terjadi pada saat pertemuan sayap pemuda partai Perdana Menteri Jens Stoltenberg. Polisi menegaskan bahwa penembakan terjadi di Utoeya, sebuah pulau di bagian selatan Oslo.Dalam insiden tersebut, organisasi sayap pemuda Partai Buruh sedang melangsungkan pertemuan tahunan. Saat ini polisi terus memburu sang penembak.(IRIB/PH/23/7/2011)

Rezim Al-Khalifa Makin Beringas, Korban kian Berjatuhan

Pasukan Bahrain yang didukung tentara Arab Saudi menyerang demonstran anti-pemerintah di sebuah desa dekat ibukota yang menewaskan seorang wanita dan melukai sejumlah lainnya.

Saksi mata mengatakan seorang wanita tua meninggal setelah pasukan rezim Bahrain menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi protes di desa Bani Jamra dekat Manama pada hari Jumat (22/7).

Dilaporkan dua dari sejumlah orang yang terluka dalam kondisi kritis. Ratusan pemrotes anti pemerintah membanjiri jalan-jalan di Bahrain menuntut berakhirnya kekuasaan dinasti Al Khalifa. Para demonstran juga mengecam pendudukan yang dilakukan Saudi atas negara mereka, dan menyerukan penarikan segera pasukan asing dari Bahrain.

Sementara itu, ribuan Bahrain berbaris di desa Diraz, luar Manama sebagai bentuk dukungan atas keputusan al-Wefaq menarik diri dari perundingan nasional yang dilakukan pemerintah awal pekan ini.

Pemimpin al-Wefaq, kubu oposisi paling berpengaruh di Bahrain, mengatakan mereka menarik diri dari pembicaraan setelah pandangan dan tuntutan mereka diabaikan, karena perundingan didominasi oleh wakil-wakil pro-pemerintah.

"Tuntutan kami tetap sama. Sebuah pemerintahan demokratis, dipilih parlemen, satu suara untuk setiap warga negara dan peradilan yang independen," kata pemimpin Al-Wefaq Sheikh Ali Salman pada hari Jumat.

Beberapa sebelumnya, pasukan keamanan rezim Bahrain dan Arab Saudi kembali menyerang para pendemo damai pro-demokrasi. PressTV melaporkan, polisi anti huru-hara menembakkan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa di Nuwaidrat, Sanabis, Eker, dan Sitra pada hari Rabu (20/7/2011).

Lembaga-lembaga hak asasi manusia internasional mendesak supaya rezim menghentikan segala bentuk pelecehan dan intimidasi terhadap jurnalis. Committee to Protect Journalists (CPJ) dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa lembaga ini menuntut kasus dua wartawan yang meninggal dalam tahanan rezim Bahrain.

Para pemain sepak bola Bahrain yang juga termasuk bintang tim nasional negara itu, tidak luput dari siksaan pasukan keamanan rezim Al-Khalifa. Dilaporkan, sejumlah pemain sepak bola timnas Bahrain dipukuli dan diinterogasi. Kiper Ali Saeed, striker A'ala Hubail dan saudaranya Muhammad termasuk di antara korban penyiksaan dan penghinaan yang dilakukan pasukan keamanan rezim Al-Khalifa.

Ribuan demonstran anti pemerintah melancarkan aksi protes di Bahrain sejak pertengahan Februari lalu, menuntut diakhirinya kekuasaam Al-Khalifa yang telah berkuasa selama lebih dari 40 tahun.(IRIB/PH/23/7/2011)

Tehran Tak Akan Biarkan Pelapor Dewan HAM Masuk Iran

Juru Bicara Departemen Luar negeri Republik Islam Iran, Ramin Mehmanparast, mengatakan Tehran tidak akan membiarkan pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia, memasuki wilayah Iran.

"Penunjukan pelapor khusus Dewan HAM PBB untuk Iran adalah langkah yang sarat politik dan ilegal. Untuk itu, Republik Islam tidak akan membiarkan pelapor tersebut untuk memasuki negara ini dalam kondisi apapun, " demikian ditegaskan Mehmanparast pada hari Kamis (21/7/2011).

Pada bulan Juni lalu, Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB atas prakarsa dan konspirasi politik, menunjuk Mantan Menteri Luar Negeri Maladewa, Ahmed Shaheed sebagai penyidik hak asasi manusia di Iran.

"Sayangnya, isu HAM merupakan alat politik Barat untuk mendiskreditkan negara-negara yang bermasalah dengan Washington. Negara-negara yang diklaim bermasalah oleh AS akan dihadapkan pada kasus hak asasi manusia versi Gedung Putih," tambah Mehmanparast.

Mehmanparast menyebut penunjukan pelapor khusus Dewan HAM PBB untuk Iran sebagai langkah yang bertujuan menekan Tehran. Yang lebih uniknya, Barat, khususnya AS, dihadapkan pada pelanggaran HAM yang serius seperti pendudukan di Irak, Afghanistan dan serangan ilegal ke Pakistan. Selain itu, Barat juga mendukung penuh Rezim Zionis Israel yang terus melakukan pembantaian di Palestina dan aksi blokade atas Jalur Gaza. Ini semua adalah pelanggaran nyata HAM oleh AS. (IRIB/PressTV/AR/NA/21/7/2011)

Iran Ungkap Dokumen Penjarahan Era Perang Dunia II

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menghadiri sebuah acara yang menyingkap lima jilid buku yang mencakup berbagai dokumen mengenai pendudukan di Iran pada era Perang Dunia II.

Sebagaimana dilaporkan IRNA, Ahmadinejad (20/7) mengatakan, "Dokumen-dokumen tersebut menyingkap wajah sebenarnya para perampok."

Presiden Iran meminta para peneliti dan pakar sejarah untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Perang Dunia I kendati aneh.

Ditekankannya bahwa Kementerian Luar Negeri Iran perlu untuk membentuk sebuah komite yang bertugas mengumpulkan dokumen-dokumen lebih lengkap terkait pendudukan atas Iran pada era Perang Dunia II.

"Kami dapat mengajukan dokumen-dokumen tersebut satu-persatu kepada mahkamah internasional untuk menyusun sebuah kasus," tutur Ahmadinejad.

Ahmadinejad menyinggung bagaimana kaum kolonialis Barat dengan sangat lihai mengubah penyamarannya pada masa ketika kemerdekaan dan gerakan perjuangan kemerdekaan telah membuahkan hasil.

"Mereka adalah pihak-pihak yang menata sistem penjarahan di dunia, yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah," tambah Ahmadinejad.

Lebih lanjut Ahmadinejad menjelaskan, "Para penjarah itu menciptakan sebuah tatanan ekonomi global yang akan memudahkan mereka untuk menjarah bangsa-bangsa lain secara otomatis... Mereka telah menjadikan dollar sebagai valuta paling dominan di dunia dan telah mencetak lebih dari 32 trilyun uang kertas dollar tanpa ada dukungan riil dalam beberapa tahun terakhir."

Untuk itu, Presiden Iran menuntut perubahan dalam sistem keuangan dan finansial termasuk Bank Dunia, yang saat ni mendominasi perekonomian dunia.

Menurutnya, "Selama struktur tersebut tidak berubah, (dan) pondasi Dewan Keamanan dan struktur finansial dan keuangan dunia tidak terusik, maka penjarahan tersebut akan terus berlanjut." (IRIB/MZ/NA/21/7/2011)

0 comments to "Rakyat Amerika bersama pejuang Hizbullah, tapi Pemerintah Amerika bersama Israel sang Zionis Internasional !!!!!"

Leave a comment