Home , , , , , , , � Serang Negara Islam, maka negara Islam akan membalas dengan menghabisi musuh hingga ke akarnya!!!!!

Serang Negara Islam, maka negara Islam akan membalas dengan menghabisi musuh hingga ke akarnya!!!!!
















Jika Serangan Terjadi, Iran Akan Cabut Ancaman Hingga Akarnya


Iran siap menghadapi segala ancaman dari musuh yang melanggar integritas teritorialnya.

Press TV (11/7/2011) melaporkan, hal itu dikemukakan oleh Sayid Hossein Naqavi Hosseini, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Politik Luar Negeri Parlemen Republik Islam Iran. Ditambahkannya, "Angkatan Bersenjata Iran akan mencabut ancaman tersebut hingga ke akarnya, jika terjadi serangan."

Anggota parlemen Iran itu juga menyinggung manuver militer terbaru Nabi Besar keenam yang digelar oleh Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran). Menurutnya, "Manuver tersebut tidak mengancam negara manapun."

"Negara-negara tetangga dan regional harus yakin bahwa manuver itu demi membela wilayah dan negara dan digelar sejalan dengan perkembangan teknologi pertahanan kami," kata Hosseini.

Menurutnya, manuver tersebut dalam rangka menunjukkan kemampuan Iran dalam pengembangan dan pembuatan teknologi militer baru dengan "tujuan defensif."

Dalam manuver Nabi Besar keenam yang digelar selama 10 hari oleh Pasdaran itu, Iran untuk pertama kalinya menampilkan silo bawah tanahnya dan meluncurkan rudal Fateh-110 serta 14 rudal tipe dari darat ke darat, termasuk Zelzal dan berbagai rudal Shahab.
(IRIB/MZ/11/7/2011)

Negara Regional Dapat Mencontoh Model Pertahanan Iran

Seorang pejabat tinggi militer Iran menyatakan bahwa negara-negara tetangga dapat mengikuti model Republik Islam Iran dalam mencapai independensi dan membangun pertahanan keamanan.

Wakil Kepala Staf Gabungan Militer Iran, Brigadir Jenderal Mohammad Hejazi mengatakan, "Negara-negara tetangga dapat menimba pengalaman dari cara yang ditempuh Iran dalam mencapai independensi pertahanan, dan bukan mengupayakan keamanan dengan bergantung pada kekuatan asing. Mereka dapat mengupayakan dengan mengikuti langkah sama seperti yang diambil Republik Islam Iran."

Komandan Iran menyinggung manuver terbaru Iran Nabi Besar yang ke-6 kali dilaksanakan dan mengatakan, "Manuver militer itu membawa pesan perdamaian dan persahabatan bagi negara-negara regional dan bukti independensi dan kemampuan pertahanan Republik Islam Iran."

Selama manuver Nabi Besar keenam yang digelar oleh Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), ditampilkan untuk pertama kalinya silo penyimpanan dan peluncuran rudal balistik bawah tanah milik Pasdaran. Berbagai rudal termasuk Fateh-110 dan 14 tipe dari darat ke darat juga diluncurkan.

"Manuver tersebut merupakan jaminan bagi negara-negara tetangga, dan menunjukkan bahwa Republik Islam mampu menjaga keamanan di kawasan ini bekerjasama dengan negara tetangga melalui kesepakatan dan kesepahaman mutual bersama, serta tanpa perlu kehadiran pasukan asing," tutur Hejazi.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mencapai prestasi besar di sektor pertahanan dan swasembada persenjataan dan perlengkapan logistik militer.

Pada 16 April 2011 lalu, Iran mengumumkan bahwa mereka berhasil mengujicoba sebuah rudal anti-udara bernama Sayyad-2.

Rudal tersebut merupakan hasil upgrade dari rudal Sayyad versi pertama dengan meningkatkan kemampuan presisi dan kemampuan defensifnya.

Pada bulan Januari, Iran juga telah mengujicoba rudal jarak menengah Hawk tipe dari darat ke udara dan Kementerian Pertahanan Iran menyerahkan sistem rudal cruise baru kepada angkatan laut.

Rudal cruise baru itu dirancang dan diproduksi oleh para ahli dalam negeri, dan mampu mendeteksi dan menghancurkan berbagai target di laut.

Di lain pihak, Angkatan Laut Iran berhasil mengujicoba berbagai rudal yang dilengkapi dengan teknologi laser, dengan presisi tinggi dan memiliki jangkauan 45 kilometer (28 mil) hingga 300 kilometer (186 mil).

Hingga kini, Iran berulang kali meyakinkan banyak negara lain, khususnya negara tetangga, bahwa kemampuan dan perkembangan militer Iran tidak mengancam negara-negara lain karena doktrin pertahanan Republik Islam didasarkan pada asas pencegahan.
(IRIB/MZ/11/7/2011)

Ahmadinejad: AS dan Sekutu Harus Enyah dari Kawasan!

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, "AS dan sekutunya harus meninggalkan kawasan ini dan membiarkan negara-negara regional menyelesaikan masalah mereka sendiri."

Hal itu dikemukakan Presiden Ahmadinejad Sabtu dalam (9/7/2011) dalam pertemuannya dengan duta besar baru Uni Emirat Arab untuk Republik Islam Iran, Mohammed Saif Obaid al-Zaabi.

Ahmadinejad menegaskan bahwa Tehran dan Abu Dhabi harus memperluas kerjasama di semua bidang, dan menekankan perluasan hubungan diplomatik antarkedua negara.

Seraya mengapresiasi hubungan persaudaraan antarkedua negara, Ahmadinejad juga menegaskan bahwa perselisihan kecil jangan sampai mempengaruhi hubungan yang ada.

Presiden Iran menyerukan negara-negara regional untuk ikut memperluas kerjasama dalam rangka mematahkan plot musuh di wilayah strategis Teluk Persia.

Di lain pihak, al-Zaabi, menyatakan bahwa Abu Dhabi sangat antusias memperkokoh hubungannya dengan Tehran dan setuju pendapat Iran tentang pentingnya tuntutan peningkatan hubungan timbal balik di semua bidang.

Pejabat tinggi Emirat itu juga menyerahkan surat kepercayaannya kepada Presiden Ahmadinejad dan mengungkapkan tekadnya untuk mengupayakan hubungan yang lebih baik antara Republik Islam dan Uni Emirat Arab pada masa tugasnya di Tehran.

Al-Zaabi sebelumnya menyatakan bahwa hubungan dengan Iran merupakan prioritas dalam kebijakan luar negeri negaranya dan bahwa UEA tidak memperhatikan penentangan dari pihak-pihak asing dalam hal ini. (IRIB/MZ/10/7/2011)

Konspirasi Barat Selewengkan Kebangkitan Islam di Kawasan

Rahbar

Gerakan agung rakyat menuntut keadilan dan melawan kezaliman di sejumlah negara Afrika utara dan Timur Tengah terus berlanjut. Rakyat Yaman, Libya dan Bahrain tetap melanjutkan aksi protes menentang penguasa despotik. Mereka beramai-ramai menggelar demo di jalan dan bundaran utama serta menyatakan kepada rezim bahwa pembantaian dan penyiksaan tidak akan melunturkan tekad mereka memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada 30 Juni lalu saat menyampaikan arahannya dihadapan rakyat dan pejabat pemerintah menilai gerakan rakyat di Timur Tengah dan Afrika utara menunjukkan perhatian muslimin terhadap nilai dan ajaran Islam. Ayatullah al-Udzma Khamenei menyebut transformasi yang tengah terjadi di kawasan utara Afrika dan Timur Tengah sebagai bukti akan kesadaran bangsa-bangsa Muslim terhadap nikmat Islam ini, seraya mengatakan, kebangkitan Islam yang agung di Mesir, Tunisia, dan negara-negara lain menunjukkan keruntuhan perimbangan peta kekuatan yang kejam dan menghinakan yang sengaja dipaksakan kubu hegemoni Barat dan rezim-rezim kaki tangannya dalam 150 tahun terakhir terhadap bangsa-bangsa di kawasan. Dan kini sebuah periode baru dalam sejarah kawasan telah dimulai.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan, berkat inayah Allah, transformasi di kawasan ini akan menemukan titik terangnya. Beliau menyinggung sikap adidaya dunia dan kubu arogan serta zionis yang menolak dan mengingkari hubungan transformasi ini dengan kebangkitan Islam, seraya menegaskan, AS dan Zionis bersama kaki tangan dan sekutu mereka telah mengerahkan segenap sarana untuk menyimpangkan gerakan bangsa-bangsa Muslim dan melalui kaki tangan mereka berusaha mengembalikan kondisi kepada sebelumnya. Akan tetapi ketika rakyat sudah tersadarkan dan siap berkorban dalam perjuangannya tak ada satupun kekuatan yang bisa mengalahkannya.

Seraya menekankan keharusan bangsa-bangsa Muslim dan kalangan elit Dunia Islam untuk memupuk kesadaran, kecerdasan dan kearifan menghadapi konspirasi sistematis dari AS dan Rezim Zionis Israel, Rahbar mengatakan, tentunya, aksi-aksi yang dilakukan kubu hegemoni akan menciptakan masalah bagi bangsa-bangsa yang telah tersadarkan ini. Akan tetapi berkat kecerdasan dan kewaspadaan rakyat dan para elit umat Islam jalan terang yang sudah terbuka di kawasan ini insya Allah akan berlanjut dengan kekuatan penuh.

Beliau mengingatkan adanya beragam konspirasi musuh-musuh Islam untuk mencegah kemenangan revolusi Islam, seraya menandaskan, menebar perselisihan, menyusup, meneror, menciptakan konflik kesukuan dan madzhab, menyulut fitnah, dan memprovokasi musuh asing untuk menyerang Iran adalah sebagian dari tindakan kaum arogan yang berujung gagal dalam rangka merongrong gerakan agung bangsa Iran. Konspirasi-konspirasi itu dan yang sejenisnya kini tengah dirancang dan dijalankan oleh musuh terhadap bangsa-bangsa kawasan yang sudah tersadarkan.

Langkah fundamental untuk menghadapi semua konspirasi itu, menurut beliau, adalah menghindari hal-hal yang remeh dan tak berguna, menjauhi perselisihan madzhab, kesukuan dan pandangan, serta menyadari keagungan sejarah kebangkitan bangsa-bangsa Muslim.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa bangsa Iran dan pemerintahan Islam selalu mendukung semua gerakan keadilan dan anti arogansi, seraya mengungkapkan, bangsa Iran yang arif akan selalu membela gerakan anti AS dan zionisme di mana pun juga dan mendukung semua bangsa yang bangkit melawan kediktatoran internasional AS dan diktator-diktator kawasan.

Ayatullah al-Udzma Khamenei dalam pembicaraannya menyinggung pula skenario AS untuk menciptakan gerakan rakyat di sejumlah negara seperti Suriah. Beliau mengatakan, dengan menciptakan gerakan yang mirip dengan kebangkitan rakyat Mesir, Tunisia, Yaman dan Libya di Suriah, AS berusaha membenturkan negara yang berada di front terdepan muqawama itu dengan kesulitan besar. Akan tetapi, apa yang terjadi di Suriah secara esensial berbeda dengan apa yang terjadi di negara-negara lain di kawasan.

Beliau menambahkan, esensi kebangkitan Islam di negara-negara kawasan adalah gerakan anti zionisme dan anti AS. Akan tetapi yang terjadi di Suriah adalah konspirasi terbuka yang dilakukan AS dan Israel. "Logika kita bangsa Iran adalah di mana saja kepentingan AS dan zionisme dipekikkan sebagai slogan berarti gerakan itu adalah gerakan menyimpang," tegas beliau.

Rahbar mengungkapkan, resistensi bangsa Iran dan pemerintahan Islam dengan logika ini telah membuat berang musuh. Karena itu mereka meningkatkan konspirasinya, akan tetapi bangsa Iran sebagai bangsa pejuang dan kaya pengalaman tak akan lemah menghadapinya.

Mengenai transformasi d Bahrain dan kemazluman rakyat Bahrain, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, gerakan rakyat Bahrain secara esensial mirip dengan gerakan rakyat Mesir, Tunisia dan Yaman. Tak ada maknanya membedakan gerakan ini dari gerakan-gerakan semisalnya. Akan tetapi sayangnya, sebagian kalangan justeru berjalan ke arah yang dimaukan musuh-musuh Islam.

Dalam hal ini, langkah apa saja yang ditempuh Barat dan sekutunya untuk menyelewengkan revolusi rakyat kawasan dari tujuan sebenarnya. Menjawab pertanyaan ini, Rahbar menandaskan, dewasa ini kita menyaksikan di Mesir dan wilayah lain, Barat gencar menciptakan fitnah dan konfrontasi internal di sebuah negara. Dan pastinya Barat tak segan-segan menggelar teror terorganisir serta fitnah.

Rahbar juga tak sekedar menyebutkan konspirasi musuh, namun juga memberi solusi untuk membendung aksi busuk tersebut. Menurut Rahbar solusi tepat dalam hal ini adalah kesadaran serta kewaspadaan rakyat, ulama, cendikiawan dan pejabat pemerintah. Rahbar menandaskan, bangsa-bangsa tertindas menghendaki kehormatan mereka. Kehormatan ini merupakan salah satu landasan dakwah Nabi. Sebuah bangsa ketika menyakini Islam pasti menuntut kehormatan dan kemuliaan. Ini adalah nilai-nilai yang diperjuangkan Islam. Dengan kata lain, ketaatan warga terhadap ajaran Islam menjadi solusi untuk mematahkan konspirasi musuh serta menjamin kemuliaan dan kehormatan mereka.

Sementara itu, tujuan Barat memperkeruh kondisi Suriah, meski negara ini dari sisi ekonomi dan politik tidak begitu berkembang adalah membentuk pemerintahan boneka yang bergantung kepada mereka. Apalagi selama ini Suriah dikenal sebagai pendukung muqawama di kawasan dan letak geografinya yang strategis. Apa yang terjadi di Suriah berbeda dengan di kawasan lainnya. Di Damaskus yang terjadi bukan aksi rakyat menuntut hak legal mereka, namun tak lebih sebuah kerusuhan yang diciptakan Barat dan sejumlah negara Arab untuk meruntuhkan pemerintahan Bashar Assad. Di sini yang dituju adalah kepentingan Rezim Zionis Israel.

Di akhir pidatonya, Rahbar mengajak seluruh bangsa dunia untuk meningkatkan kewaspadaan, karena menurut beliau hal ini menjadi satu-satunya jalan untuk menghadapi konspirasi serta makar musuh. Rahbar menandaskan, semua pihak harus waspada, kita semua harus waspada dan rakyat pun harus waspada. Ketahuilah bahwa aksi busuk dan makar musuh sangat beragam. Jadikan kesadaran sebagai tolok ukur kerja kita.(irib/9/7/2011)

Kemajuan Iran (I)

Kemajuan Iran (I)

Kini perkembangan sains dan teknologi berjalan begitu cepat. Salah satu ilmu baru yang menjadi perhatian dunia saat ini adalah sains nano. Lalu apa keistimewaan sains baru ini, dan sejak kapan sains ini merambah teknologi baru dunia?

Untuk menjawab berbagai pertanyaan ini, tampak perlu melacak urgensi dan peran teknologi nano bagi disiplin ilmu dan kemajuan teknologi. Nano dalam sebuah pengertian sederhana didefinisikan sebagai kemampuan mengontrol materi melalui perubahan molekul dan produksi materi baru dengan karakteristik yang sesuai harapan. Berdasarkan definisi ini, teknologi Nano memiliki berbagai kegunaan di beragam disiplin ilmu dan teknologi medis dan industri elektronika.

Teknologi nano menjadi perhatian para ilmuwan fisika pada permulaan dekade enam puluhan.Teknologi diimpementasikan secara gradual satu dekade kemudian. Akhirnya, teknologi nano menjadi primadona di berbagai riset dan menjadi perhatian utama beragam para saintis di berbagai jurnal ilmiah di universitas-universitas terkemuka dunia. Teknologi nano menjadi pemantik revolusi baru di bidang sains yang berpengaruh terhadap ekonomi berbagai negara dunia. Kebanyakan negara-negara maju menjadikan teknologi nano sebagai prioritas riset di berbagai universitas dan institusi riset.

Dari definisi sederhana teknologi nano yang berkembang beberapa dekade lalu itu, kini terjadi lompatan perkembangan dan penerapan teknologi nano di berbagai bidang dalam beberapa dekade terakhir ini. Tampaknya gelombang baru
teknologi nano menandai perubahan besar abad 21. Teknologi nano semakin urgen dan menjadi teknologi kunci yang menggerakkan gelombang ketiga inovasi sains dan teknologi modern.

Tidak mengherankan jika para pakar menyebut teknologi nano sebagai masa depan. Karena teknologi nano sebagai revolusi yang terus-menerus menyempurna dan mendongkrak kemajuan berbagai negara-negara yang menguasai teknologi tinggi itu.

Berbagai riset menunjukkan bahwa sebelum berakhirnya pertengahan abad 21 akan banyak produk yang menggunakan teknologi nano. Saat ini produk-produk teknologi nano terus membanjiri pasar dengan nilai yang mencapai satu triliun dolar. Dengan berjalannya waktu, kontribusi teknologi nano kian hari semakin meningkat dari sebelumnya. Untuk itu, kebijakan negara-negara maju memprioritaskan kebijakannya di bidang sains dan teknologi dan mengarahkan arus ilmiah demi kepentingan ekonomi global.

Kini dengan memanfaatkan teknologi nano dibuat sebuah bahan yang susunan molekulnya lebih kuat tujuh kali lipat dari baja. Demikian pula, teknologi nano menyumbangkan peran besar di bidang medis, petrokimia, industri pertahanan elektronik dan komputer. Selain itu, teknologi nano juga digunakan dalam berbagai produk seperti tekstil, cat dan konstruksi dan kaca tahan benturan dan sinar ultraviolet serta berbagai produk lainnya.

Sebagai negara yang sedang tumbuh dan berkembang, Iran menjadikan teknologi nano sebagai prioritas dalam program pengembangan sains dan teknologi. Sekitar satu dekade lalu, teknologi tingkat tinggi dan kompleks ini merambah industri, medis dan riset.Teknologi nano menjadi sebuah teknologi strategis dan perhatian khusus dalam Repelita Iran.Dengan berjalannya waktu, tekad baja dan usaha keras bangsa Iran di bidang pengembangan teknologi nano mulai membuahkan hasil.

Pertumbuhan sains nano di Iran termasuk 20 negara dunia di garda depan dalam pengembangan teknologi tinggi ini. Kini, Iran berhasil menerapkan teknologi nano di berbagai industri mulai dari otomotif, minyak, tekstil, medis, pertanian, konstruksi hingga energi. Selain itu, teknologi nano juga dipergunakan untuk berbagai produk perdagangan yang membanjiri pasar-pasar dalam negeri.

Diprediksi, dengan bertambahnya pakar dan praktisi teknologi nano di Iran, maka jumlah produksi industri dalam negeri yang memanfaatkan teknologi nano semakia membanjiri pasar. Saat ini di bidang medis terdapat berbagai kemajuan signifikan berkat pemanfaatan teknologi nano. Di antaranya adalah produksi nano farmasi dengan diproduksinya obat Imod untuk mengobati penyakit aids.

Di bidang teoritis, meskipun tergolong muda dan pendatang baru di bidang pengembangan teknologi nano, akademisi Iran berhasil memainkan posisi strategis dalam perkembangan teknologi baru ini. Kini akademisi Iran termasuk paling maju di bidang di Timur tengah. Tidak hanya itu, Iran juga termasuk mitra di bidang pengembangan teknologi nano bagi bersama Brazil dan Afrika Selatan.

Dari sisi perdagangan, produk yang memanfaatkan teknologi nano di Iran kian hari semakin berkembang. Kini, lebih dari 70 perusahaan Iran yang menyatakan kesiapannya memamerkan produknya di pameran teknologi nano. Menengok perjalanan kemajuan riset teknologi nano dalam beberapa tahun terakhir di Iran menunjukkan bahwa peringkat Iran di bidang teknologi nano semakin mapan. Pada tahun 2000, posisi Iran di bidang teknologi nano hanya menempati urutan 60 dunia, dan peringkat enam di tengah negara-negara Islam. Namun pada tahun 2009, posisi Iran melesat naik menempati urutan 14 dunia dan urutan pertama negara Islam.

Kini, sejumlah univerisitas Iran membuka jurusan nanophysics dan nanochemical yang berimplikasi terjadnya perubahan besar dalam perkembangan sains dan teknologi di negara ini. Teknologi nano menyebabkan berbagai produk semakin tinggi kualitasnya dan lebih berumur panjang serta ramah lingkungan.

Saat ini hanya tiga negara dunia yang menjadikan teknologi nano sebagai bagian dari progam nasional. Kini Iran termasuk dari ketiga negara tresebut. Program strategis Iran di bidang teknologi nano telah disahkan Dewan Tinggi Kebudayaan Islam dan program rencana pembangunan 10 tahun telah diterapkan dengan kerjasama institusi pengembangan teknologi nano.

Pertumbuhan teknologi nano selama beberapa tahun terakhir di Iran mengalami percepatan luar biasa. Terkiat hal ini di bidang industri nano dan nano medis, para saintis Iran menulis dan mengemukakan berbagai hasil penelitiannya di berbagai jurnal dan forum internasional. Mereka tahu, teknologi nano bukan bagian dari masa depan, tetapi seluruh masa depan itu sendiri.

Menariknya keberhasilan besar Iran di bidang teknologi nano terjadi dalam beberapa tahun terakhir, di saat negara ini berada dalam tekanan sanksi yang semakin gencar dari Amerika dan negara-negara Barat. Sejatinya sanksi tersebut gagal menjegal kemajuan Iran. Bahkan sebaliknya semakin membuat Iran lebih maju dan mandiri.(IRIB/PH/15/2/2011)

Kemajuan Iran (2)

Nanotechnology

Kini, teknologi nano di negara-negara sedang berkembang menjadi sebuah peran strategis dengan tujuan mencapai kesejahteraan dan kemajuan. Sebagaimana disinggung pada acara sebelumnya, Iran mencapai kemajuan luar biasa di bidang teknologi nano.

Keberhasilan di bidang teknologi nano merupakan peluang besar bagi negara-negara sedang berkembang seperti Iran untuk mengejar ketertinggalan di bidang pengembangan sains dan teknologi dari negara-negara maju. Sekaligus meningkatkan daya saing produk-produk industrinya di pasar dunia.

Tingkat kemajuan Iran di bidang teknologi nano menunjukkan bahwa negara ini bukan hanya tidak ketinggalan di bidang teknologi nano, bahkan mampu bersaing dengan negara-negara maju. Berdasarkan program 20 tahun sains dan teknologi Iran, negara ini berupaya menjadi 15 negara dunia terunggul di bidang teknologi nano. Saat ini, Iran di bidang produksi teknologi nano berada di posisi yang cukup mapan. Betapa tidak, Iran menduduki posisi pertama di kawasan dan di antara negara-negara Islam. Selain itu, Iran meraih posisi keempat di dunia di bidang pengembangan teknologi nano. Bahkan diprediksi, Iran akan meraih posisi lebih strategis dan mapan di bidang perdagangan produk teknologi nano hingga tahun 2025.

Salah satu bidang studi teknologi nano adalah nano farmasi mengenai produksi obat-obatan dengan menggunakan teknologi nano. Kali ini kita akan membahas produksi Iran di bidang nano farmasi. Selama satu dekade terakhir, Iran secara resmi memulai aktivitas penelitian dan pengujian di bidang teknologi nano, dan saat ini para pakar Iran berhasil mencapai kemajuan besar di bidang produksi nano. Contohnya adalah produksi nano pipa karbon, produksi material magnetis dan nano bakterial.

Di bidang produksi obat, para pakar dari Universitas Shahid Behesti Tehran berhasil memproduksi obat Interferon Gamma-1 dengan menggunakan teknologi nano. Obat baru yang masuk ke pasar tahun lalu ini digunakan untuk mengobati penyakit kelainan genetik dan korban senjata kimia. Setelah AS dan Jerman, Iran adalah negara ketiga yang mampu memproduksi obat ini dan menjualnya ke pasar.

Pada Mei tahun lalu, sejumlah peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Shahid Behesti, untuk pertama kalinya di dunia berhasil menemukan dan menguji nano atom untuk memperbaiki anggota badan yang terluka seperti sumsum tulang belakang. Kesuksesan lainnya peneliti Iran di bidang teknologi nano medis adalah memproduksi hati buatan dengan menggunakan rekayasa serat nano. Dengan metode yang sama, Iran juga berhasil memproduksi dan menguji coba pembuluh darah buatan.

Tahun lalu, Iran berhasil menelorkan berbagai inovasi baru di bidang sains kedokteran. Para peneliti Iran berhasil membuat serat nano yang berguna dalam operasi syaraf dan memperbaiki sel-sel sensor badan. Metode ini memungkinkan produksi syaraf buatan dan sistem biologis kecil dan sensor kimia cerdas. Dengan kemajuan besar ini bisa dihasilkan berbagai produk dengan karakteristik khusus pula.

Tidak hanya itu, para pakar Iran bekerjasama dengan peneliti Universitas Minnesota Amerika Serikat berhasil membuat produk yang bisa mentransfer gen dengan menggunakan teknologi nano. Saat ini, salah satu tantangan utama industri farmasi di bidang terapi gen adalah menemukan produk yang efektif untuk mentransfer materi genetik ke sel, sehingga dengan menggunakan obat, materi genetik bisa ditransfer secara efektif dan tanpa membahayakan bagian dalam sel-sel.

Selain itu, para peneliti Iran juga melakukan berbagai penelitian mengenai industri farmasi dengan menggunakan teknologi nano untuk mengobati berbagai penyakit berbahaya seperti kanker. Para peneliti Iran, dengan bantuan nano atom merupakan contoh dari sistem nano yang terbukti mampu meminimalisir penyebaran tumor kanker dan mengobatinya. Program ini bertujuan memproduksi obat dengan khasiat menghentikan aktivitas sel-sel kanker dan meminimalisasi efek sampingnya.

Hasil keberhasilan lain yang dicapai peneliti Iran dilakukan para peneliti dari universitasTeknologi Isfahan terhadap obat Amoxicillin menunjukkan bahwa penggunaan nano pipa karbon dan nano atom bisa meningkatkan kinerja sensor elektrokimia yang ada pada komposisi obat ini hingga 100 persen.

Keberhasilan lainnya, empat obat baru buatan anak bangsa Iran meliputi factor 7 formulasi baru, factor 8 formulasi baru, obat anti kanker triptorelin dan obat anti asma salmeterol dipamerkan di akhir tahun 2010. Factor 7 formula baru hingga kini hanya diproduksi oleh satu negara di luar Iran. Adapun factor 8 formulasi baru hanya diproduksi oleh tiga negara dunia.

Saat ini Iran termasuk salah satu negara yang memproduksi obat bioteknologi dan menempati peringkat keempat di Asia dan negara pertama di kawasan Mediterania Timur dalam produksi obat-obatan tersebut. Keberhasilan para peneliti Iran di bidang teknologi nano merupakan bagian dari industri dan produksi industri yang mengalami kemajuan menakjubkan. Contohnya, produksi kaca cerdas dengan menggunakan teknologi nano. Produk ini diproduksi dengan bantuan para peneliti Universitas Teknologi Amir Kabir yang memiliki karakteristik khusus dengan berbagai aplikasi teknologi.

Salah satu potensi kaca cerdas (smart glass) memiliki karakteristik mengubah tingkat transparansi dan warnanya yang bisa dikontrol tingkat ketajaman warna. Dengan menggunakan teknologi nano bisa mencegah masuknya sinar ultraviolet yang menganggu dan merusak tubuh maupun barang lainnya. Kemajuan ini merupakan bagian dari keberhasilan Iran di bidang praktis yang kian membuktikan kemampuannya di bidang sains dan teknologi.

Berdasarkan informasi pusat Internasional Sciences Institute (ISI), posisi Iran di bidang produksi pengetahuan di dunia naik dari urutan ke-19 pada tahun 2000 hingga 2004, menjadi posisi naik diurutan ke-16 pada tahun 2005 hingga 2009. Pada tahun 2010 posisi itu terus meningkat dari sebelumnya.

Berdasarkan laporan ISI, perkembangan ilmu pengetahuan di Iran berkembang pesat. Berdasarkan laporan salah satu lembaga paling kredibel di bidang penilaian mengenai perkembangan ilmu pengetahuan ini, di akhir tahun 2009 Iran memecahkan rekor baru dalam produksi ilmu pengetahuan. Para peneliti Iran menembus produksi sebuah dokumen ilmiah dunia menjadi produsen terbesar di dunia. Menariknya, kemajuan ini terjadi di saat Iran berada dalam tekanan sanksi ekonomi dan politik Barat. Para ahli Iran yakin kepada Allah Swt dan begitu percaya kepada kemampuan diri bangsanya sendiri.(IRIB/PH/16/2/2011)


Kemajuan Iran (2)

Nanotechnology

Kini, teknologi nano di negara-negara sedang berkembang menjadi sebuah peran strategis dengan tujuan mencapai kesejahteraan dan kemajuan. Sebagaimana disinggung pada acara sebelumnya, Iran mencapai kemajuan luar biasa di bidang teknologi nano.

Keberhasilan di bidang teknologi nano merupakan peluang besar bagi negara-negara sedang berkembang seperti Iran untuk mengejar ketertinggalan di bidang pengembangan sains dan teknologi dari negara-negara maju. Sekaligus meningkatkan daya saing produk-produk industrinya di pasar dunia.

Tingkat kemajuan Iran di bidang teknologi nano menunjukkan bahwa negara ini bukan hanya tidak ketinggalan di bidang teknologi nano, bahkan mampu bersaing dengan negara-negara maju. Berdasarkan program 20 tahun sains dan teknologi Iran, negara ini berupaya menjadi 15 negara dunia terunggul di bidang teknologi nano. Saat ini, Iran di bidang produksi teknologi nano berada di posisi yang cukup mapan. Betapa tidak, Iran menduduki posisi pertama di kawasan dan di antara negara-negara Islam. Selain itu, Iran meraih posisi keempat di dunia di bidang pengembangan teknologi nano. Bahkan diprediksi, Iran akan meraih posisi lebih strategis dan mapan di bidang perdagangan produk teknologi nano hingga tahun 2025.

Salah satu bidang studi teknologi nano adalah nano farmasi mengenai produksi obat-obatan dengan menggunakan teknologi nano. Kali ini kita akan membahas produksi Iran di bidang nano farmasi. Selama satu dekade terakhir, Iran secara resmi memulai aktivitas penelitian dan pengujian di bidang teknologi nano, dan saat ini para pakar Iran berhasil mencapai kemajuan besar di bidang produksi nano. Contohnya adalah produksi nano pipa karbon, produksi material magnetis dan nano bakterial.

Di bidang produksi obat, para pakar dari Universitas Shahid Behesti Tehran berhasil memproduksi obat Interferon Gamma-1 dengan menggunakan teknologi nano. Obat baru yang masuk ke pasar tahun lalu ini digunakan untuk mengobati penyakit kelainan genetik dan korban senjata kimia. Setelah AS dan Jerman, Iran adalah negara ketiga yang mampu memproduksi obat ini dan menjualnya ke pasar.

Pada Mei tahun lalu, sejumlah peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Shahid Behesti, untuk pertama kalinya di dunia berhasil menemukan dan menguji nano atom untuk memperbaiki anggota badan yang terluka seperti sumsum tulang belakang. Kesuksesan lainnya peneliti Iran di bidang teknologi nano medis adalah memproduksi hati buatan dengan menggunakan rekayasa serat nano. Dengan metode yang sama, Iran juga berhasil memproduksi dan menguji coba pembuluh darah buatan.

Tahun lalu, Iran berhasil menelorkan berbagai inovasi baru di bidang sains kedokteran. Para peneliti Iran berhasil membuat serat nano yang berguna dalam operasi syaraf dan memperbaiki sel-sel sensor badan. Metode ini memungkinkan produksi syaraf buatan dan sistem biologis kecil dan sensor kimia cerdas. Dengan kemajuan besar ini bisa dihasilkan berbagai produk dengan karakteristik khusus pula.

Tidak hanya itu, para pakar Iran bekerjasama dengan peneliti Universitas Minnesota Amerika Serikat berhasil membuat produk yang bisa mentransfer gen dengan menggunakan teknologi nano. Saat ini, salah satu tantangan utama industri farmasi di bidang terapi gen adalah menemukan produk yang efektif untuk mentransfer materi genetik ke sel, sehingga dengan menggunakan obat, materi genetik bisa ditransfer secara efektif dan tanpa membahayakan bagian dalam sel-sel.

Selain itu, para peneliti Iran juga melakukan berbagai penelitian mengenai industri farmasi dengan menggunakan teknologi nano untuk mengobati berbagai penyakit berbahaya seperti kanker. Para peneliti Iran, dengan bantuan nano atom merupakan contoh dari sistem nano yang terbukti mampu meminimalisir penyebaran tumor kanker dan mengobatinya. Program ini bertujuan memproduksi obat dengan khasiat menghentikan aktivitas sel-sel kanker dan meminimalisasi efek sampingnya.

Hasil keberhasilan lain yang dicapai peneliti Iran dilakukan para peneliti dari universitasTeknologi Isfahan terhadap obat Amoxicillin menunjukkan bahwa penggunaan nano pipa karbon dan nano atom bisa meningkatkan kinerja sensor elektrokimia yang ada pada komposisi obat ini hingga 100 persen.

Keberhasilan lainnya, empat obat baru buatan anak bangsa Iran meliputi factor 7 formulasi baru, factor 8 formulasi baru, obat anti kanker triptorelin dan obat anti asma salmeterol dipamerkan di akhir tahun 2010. Factor 7 formula baru hingga kini hanya diproduksi oleh satu negara di luar Iran. Adapun factor 8 formulasi baru hanya diproduksi oleh tiga negara dunia.

Saat ini Iran termasuk salah satu negara yang memproduksi obat bioteknologi dan menempati peringkat keempat di Asia dan negara pertama di kawasan Mediterania Timur dalam produksi obat-obatan tersebut. Keberhasilan para peneliti Iran di bidang teknologi nano merupakan bagian dari industri dan produksi industri yang mengalami kemajuan menakjubkan. Contohnya, produksi kaca cerdas dengan menggunakan teknologi nano. Produk ini diproduksi dengan bantuan para peneliti Universitas Teknologi Amir Kabir yang memiliki karakteristik khusus dengan berbagai aplikasi teknologi.

Salah satu potensi kaca cerdas (smart glass) memiliki karakteristik mengubah tingkat transparansi dan warnanya yang bisa dikontrol tingkat ketajaman warna. Dengan menggunakan teknologi nano bisa mencegah masuknya sinar ultraviolet yang menganggu dan merusak tubuh maupun barang lainnya. Kemajuan ini merupakan bagian dari keberhasilan Iran di bidang praktis yang kian membuktikan kemampuannya di bidang sains dan teknologi.

Berdasarkan informasi pusat Internasional Sciences Institute (ISI), posisi Iran di bidang produksi pengetahuan di dunia naik dari urutan ke-19 pada tahun 2000 hingga 2004, menjadi posisi naik diurutan ke-16 pada tahun 2005 hingga 2009. Pada tahun 2010 posisi itu terus meningkat dari sebelumnya.

Berdasarkan laporan ISI, perkembangan ilmu pengetahuan di Iran berkembang pesat. Berdasarkan laporan salah satu lembaga paling kredibel di bidang penilaian mengenai perkembangan ilmu pengetahuan ini, di akhir tahun 2009 Iran memecahkan rekor baru dalam produksi ilmu pengetahuan. Para peneliti Iran menembus produksi sebuah dokumen ilmiah dunia menjadi produsen terbesar di dunia. Menariknya, kemajuan ini terjadi di saat Iran berada dalam tekanan sanksi ekonomi dan politik Barat. Para ahli Iran yakin kepada Allah Swt dan begitu percaya kepada kemampuan diri bangsanya sendiri.(IRIB/PH/16/2/2011)

Kemajuan Iran (3)

Immuneglobulin IVIG

Berdasarkan laporan terbaru PBB mengenai rangking negara-negara dunia dari aspek kesehatan dan indeks pertumbuhan kesehatan, Iran berhasil mencapai target yang ditetapkan pada tahun lalu. UNICEF dan UNFPA serta WHO membenarkan keberhasilan Iran dalam indeks kesehatan. Dilaporkan tingkat kematian ibu di Iran pada tahun 1990 adalah 150 per100 ribu orang. Kemudian mengalami perbaikan pada tahun 2008 menjadi kurang dari 30 orang. Data ini menunjukkan bahwa Iran berhasil mengurangi tingkat kematian ibu hingga sepertiganya.

Hasil riset lanjutan menunjukkan bahwa bioteknologi medis di Iran tumbuh pesat dan kini meraih posisi keempat di Asia setelah Jepang, Korea Selatan dan Cina. Bahkan saat ini produk-produk farmasi formulasi baru Iran telah diekspor ke sejumlah negara seperti Pakistan, Mesir, Polandia, Afrika Selatan dan Suriah.

Menteri Kesehatan Republik Islam Iran, Marzieh Vahid Dastjerdi dalam pertemuan "Aplikasi Sains" yang digelar pada Desember lalu di Tehran menyinggung kemajuan Iran di bidang farmasi. Vahid Dastjerdi mengatakan,"Kebanyakan dari kemajuan ini berutang pada berbagai sanksi yang diterapkan terhadap Iran selama 30 tahun." Ditegaskannya, pada awal Februari, Iran telah memasarkan obat untuk mengobati penyakit yang sulit disembuhkan. Pemerintah Iran juga mendistribusikan sejumlah obat mahal untuk mengobati penyakit parah seperti kanker ke pasar, sehingga masyarakat dengan mudah bisa menjangkaunya.

Swasembada di bidang produksi plasma darah dan dua produk penting lainnya merupakan keberhasilan lain yang ditorehkan Iran pada permulaan tahun 2011.
Vahid Dastjerdi menegaskan keberhasilan peneliti Iran memproduksi 15 hingga 20 persen unsur plasma darah. Beliau mengatakan, tidak lama lagi kita akan menyaksikan operasional produksi utama plasma dengan metode formulasi baru.

Iran juga memproduksi distilasi plasma darah dan mengeskpor produk-produk farmasinya ke negara-negara lain terutama negara kawasan. Produksi plasma di Iran ditargetkan akan mencapai 150 ribu pada bulan depan. Sejak tahun 2005 hingga kini, Iran mengekspor 500 ribu liter plasma darah untuk produksi obat ke Eropa.

Saat ini, terdapat sekitar 27 juta liter plasma di dunia. Dari jumlah tersebut 8-9 juta liter telah diolah menjadi obat. Pada saat ini sekitar 40 persen pasar obat yang diproduksi dari plasma berada di Amerika Utara, 32 persen di Eropa dan dua persen di Timur Tengah.

Sebelumnya setiap tahun Iran mengeluarkan 40 hingga 50 juta dolar untuk mengimpor Immunoglobulin IVIG. Namun kemudian Iran berhasil memenuhi kebutuhan ini, bahkan mengekspornya. Kini Iran berhasil memproduksi obat Immunoglobulin IVIG. Obat ini berguna untuk mengobati sejumlah penyakit akibat gangguan sistem kekebalan tubuh.
musik

Keberhasilan Iran meningkatkan produksi obat dan layanan medis dalam satu dekade terakhir tidak diragukan lagi merupakan hasil dari pemanfaatan potensi sains dan teknologi putra-putra bangsanya. Kemajuan ini menyebabkan sistem kesehatan Iran memasuki fase baru memberikan layanan medis kepada para wisatawan kesehatan terutama di kawasan.

Pada Mei 2010, digelar konferensi "Health Tourism" di Tehran yang bertujuan memperkenalkan potensi Iran di bidang wisata kesehatan ke negara-negara Islam. Konferensi ini digelar Iran dengan dukungan Bank Pembangunan Islam (IDB) pada November tahun lalu.

Saat ini, Iran termasuk negara yang berada di garda depan di bidang wisata kesehatan. Setiap tahun wisatawan kesehatan dari berbagai dunia berobat ke Iran. Kebanyakan dari negara Timur Tengah dan Eropa seperti Inggris dan Swedia.

Kini, bersamaan dengan penerapan undang-undang subsidi terarah di Iran, di bidang kesehatan, program ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kebijakan ekonomi kesehatan Iran saat ini adalah meminimalisasi biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat, terutama warga kelas bawah. Biaya operasi di Iran rata-rata seperempat biaya operasi di Turki, Amerika Serikat maupun Inggris.

Standar kesehatan Iran saat ini sesuai dengan standar internasional dan berhasil menarik para wisatawan kesehatan. Selain itu, ahli bedah Iran memiliki kemampuan yang tinggi. Bahkan kemampuan mereka juga diakui sejawatnya dari negara lain. Ahli bedah Iran berhasil dalam operasi paling sensitif sumsum tulang dan kemampuan mereka menempati peringkat kedua di dunia.

Di tengah ketatnya persaingan antar negara Asia di bidang wisata kesehatan, Iran masuk dalam jajaran 10 besar negara dunia di bidang ini. Kementerian kesehatan menandatangani nota kesepahaman internasional dengan sejumlah negara Asia untuk meningkatkan kerjasama di bidang wisata kesehatan.

Kepala Asosiasi Wisata Kesehatan Dunia dalam konferensi Wisata Kesehatan negara-negara Islam yang digelar tahun lalu di Rumah Sakit Razavi Mashhad, timur laut Iran, mengatakan, "Industri wisata kesehatan harus sesuai dengan prinsip-prinsip akademis dan standar internasional. Iran memenuhi ketentuan itu dan memiliki standar tersebut."

Setiap tahun sekitar 70 ribu pasien dari berbagai negara berobat di Iran. Saat ini sekitar 60 rumah sakit memberikan layanan operasi jantung dengan fasilitas lengkap. Selain itu, kemampuan ahli bedah Iran di bidang cangkok mata dan ginjal, otak dan syaraf serta pembuluh darah menyebabkan banyak pasien dari berbagai negara berobat di Iran.

Iran saat ini telah melakukan lebih dari 4000 operasi cangkok ginjal dengan metode donasi ginjal yang termasuk metode paling canggih di dunia. Di bidang ini Iran menempati posisi ketiga. Demikian pula, Iran juga melakukan operasi kanker ginjal dengan metode laparascopy (operasi terbuka) yang termasuk langka di Timur Tengah, bahkan terbilang baru di dunia.Tidak hanya itu, berbagai karya ilmiah para peneliti Iran mengenai bedah medis mendapat penghargaan terbaik di dunia. Kini terdapat 40 pakar bedah perempuan di Iran yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Kesuksesan Iran di bidang medis dan kesehatan menunjukkan arah kemajuan yang kian meningkat. Pemerintah Iran bertekad menjadikan negara ini sebagai pusat perkembangan sains dan kerjasama serta memberikan jasa medis bagi negara lain. Separuh buktinya kita saksikan saat ini.(IRIB/PH//17/2/2011)

Kemajuan Iran (4)

Gamma Interferon

Pada 2010, untuk pertama kalinya Iran memproduksi hampir satu persen sains dunia dan merupakan angka yang tidak kecil di kalangan negara-negara sedang berkembang. Data statistik dari berbagai pusat keilmuan dunia menunjukkan bahwa produksi ilmu di Iran pada tahun 2005 sebesar 0,3 persen dari perkembangan ilmu dunia. Kemudian melonjak menjadi 0,8 persen pada tahun 2010. Meski demikian, Iran akan terus meningkatkannya hingga menembus angka 2 persen hingga akhir tahun 2015 berdasarkan proyeksi pembangunan sains dan teknologi 20 tahun.

Produksi ilmu pengetahuan di Iran sejak tahun 1990 hingga 2000 rata-rata berkisar 23 persen. Pada tahun 2000 hingga 2010 naik menjadi 32 persen.Berdasarkan proyeksi 20 tahun, rata-rata pertumbuhan ilmu pengetahuan di Iran sebesar 26 persen.

Kini, berdasarkan laporan terbaru lembaga internasional, pertumbuhan produksi ilmu pengetahuan di Iran setara dengan 13 persen pertumbuhan dunia. Berdasarkan laporan Information Sciences Institute (ISI), peneliti Iran memproduksi karya ilmiah sebesar 20.228 pada tahun 2009. Posisi Iran di bidang ini naik dua tingkat dari tahun 2008. Iran berada di urutan 22 dari 55 negara yang berada di garda depan produksi ilmu. Pertumbuhan berkembang pesat disertai perbaikan kualitas di tahun 2010. Fenomena ini menunjukkan konsistensi pertumbuhan ilmu pengetahuan di Iran.

Keberhasilan akademis Iran dalam satu dekade terakhir menunjukkan mekarnya potensi ilmiah di negara ini. Para pengamat menilai berlanjutnya perkembangan ini bisa menyebabkan Iran menempati urutan pertama produksi ilmu di Timur Tengah.
Terkait kemajuan ini, kemajuan medis dan farmasi Iran menyumbangkan kontribusi besar. Karena rata-rata dalam setahun terakhir di produksi sekitar 50 produk baru farmasi Iran yang dibuat putra bangsa. Salah satunya adalah obat MS dan obat anti biotik yang menjadi monopoli negara-negara maju selama bertahun-tahun lalu.

Kini, Iran memasuki produksi obat bioteknologi seperti Gamma interferon untuk mengobati penyakit infeksi yang berbahaya akibat terjadinya kerusakan sistem kekebalan tubuh. Produksi jenis obat seperti ini memerlukan keahlian dan fasilitas yang canggih.

Menteri Kesehatan Republik Islam Iran, Marzieh Vahid Dastjer menyatakan, industri obat di Iran bertekad untuk swasembada di bidang ini. Saat ini, 96 persen kebutuhan obat dalam negeri berhasil diproduksi anak bangsa. Pribumisasi produksi empat persen obat-obatan impor dilakukan dengan dukungan industri farmasi dalam kerangka program kementerian kesehatan dan pengobatan Iran.

Saat ini Iran memiliki pabrik farmasi dan memproduksi berbagai obat yang dibutuhkan dengan memanfaatkan potensi putra bangsa. Untuk itu, Iran memegang posisi penting di kawasan. Saat ini Iran bekerjasama dengan Turki, Kuba dan sejumlah perusahaan farmasi terkemuka dunia untuk memproduksi obat-obatan.

Peresmian pabrik kapsul gelatin soft dengan menggunakan teknologi terbaru di dunia termasuk keberhasil Iran tahun lalu di tengah gencarnya sanksi internasional anti Iran yang tidak adil.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan riset sains dan teknologi nuklir, Iran dalam dua tahun terakhir meraih keberhasilan luar biasa di bidang produksi radio obat dan saat ini tengah merencanakan untuk memproduksi 20 jenis radio obat. Sekitar 120 pusat medis nuklir tengah aktif dan melakukan berbagai inovasi di bidang ini.
Iran berhasil memproduksi obat formula baru dengan menggunakan teknologi nuklir yang dimulai sejak akhir dekade 1990. Saat ini Iran sedang memproduksi tujuh jenis obat sensitif.

Di bidang produksi obat lain, Iran juga melakukan terobosan besar dalam beberapa tahun terakhir, dan menjadi produsen kedua di dunia yang memproduksi obat deferasirox dengan label merk Osveral. Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit thalassemia. Selain itu, Iran juga berhasil memproduksi obat triptorelin yang masih diimpor negara ini selama bertahun-tahun. Kini, obat tersebut diproduksi dan dipasarkan secara massal di dalam negeri atas izin kementerian kesehatan Iran.

Tahun lalu, Iran juga berhasil menguasai bioteknologi farmasi dan membumikannya dengan memproduksi berbagai obat yang mampu bersaing dengan produk-produk dari Eropa. Keberhasilan tersebut merupakan terobosan besar Iran di bidang farmasi di Iran, sekaligus menunjukkan keberhasilan Tehran mematahkan monopoli yang dilakukan AS dan sejumlah negara Eropa dan Jepang di bidang produk bioteknologi.

Iran berhasil memproduksi lebih dari 60 jenis bioteknologi di bidang vaksin di Institut Razi. Lembaga ini memiliki pengalaman lebih dari 80 tahun di bidang produksi vaksin dan obat yang merupakan lembaga riset terkemuka di Iran dan Timur Tengah.

Setiap tahunnya lebih dari 3,5 miliar unit medis olahan termasuk vaksin utama anti difteri, polio dan pertusis. Proyek lainnya adalah produksi vaksin influenza yang telah berhasil diujicoba di laboratorium. Diprediksi pada tahun baru yang tinggal satu setengah bulan lagi, Iran berhasil menguasai teknologi produksi vaksin influenza.

Kini Iran terus bergerak maju di bidang perkembangan sains dan teknologi. Di bidang farmasi dan medis, Iran bertekad produsen sains dan teknologi dengan sasaran perdagangan dan produksi pendapatan serta menjadi poros keilmuan. Contoh riil dari berbagai kemajuan Iran adalah sains dan teknologi nuklir, nano, dan produksi sel punca serta kloning.

Iran dalam beberapa tahun terakhir bertengger di urutan kelima dunia di bidang kloning domba setelah Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Cina. Iran kini berhasil memproduksi sapi hasil kloning yang pertama kali di Timur Tengah dan termasuk segelintir negara yang menguasai teknologi kloning di dunia.

Keberhasilan ini juga menjadi sorotan media massa global, kantor berita Associated Press, terkait hal ini memberitakan, "Iran bersama kemajuannya di bidang nuklir dan proyek antariksanya, berhasil mencapai kemajuan pesat di bidang lain di antaranya kloning dan medis. Tehran bertekad menjadi negara terdepan di bidang sains dan teknologi di Timur Tengah hingga tahun 2025."(PH/19/2/2011)

Kemajuan Iran (5)

Kemenangan Revolusi Islam membawa berkah besar bagi bangsa Iran. Berkat revolusi inilah Iran berhasil mencapai berbagai terobosan besar. Salah satu parameternya adalah kemajuan ilmu pengetahuan Iran yang didukung keyakinan keagamaan untuk mengejar ketertinggalannya selama ini. Salah satu keberhasilan yang dicapai Iran saat ini adalah kemampuannya menghasilkan energi nuklir yang menjadi kebanggaan bangsa.

Iran berhasil melakukan pengayaan uranium dan memproduksi bahan bakar nuklir. Pernyataan ini dikemukakan secara resmi Presiden Ahmadinejad di kota Mashhad. Kemudian hari itu disebut sebagai "Hari Nasional Teknologi Nuklir".

Keberhasilan di bidang teknologi nuklir merupakan salah satu terobosan besar Republik Islam Iran. Di tengah gencarnya tekanan sanksi Barat atas Tehran, para pakar Iran berhasil menguasai teknologi tinggi itu. Masalah ini menyebabkan Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat menyulut perang lunak dan tekanan politik terhadap Iran untuk menjegal kemajuan bangsa Iran terutama di bidang sains dan teknologi nuklir.

Laju kemajuan sains nuklir di Iran merupakan sebuah pengalaman bernilai. Betapa tidak, untuk mencapai puncak keilmuan dan mengejar ketertinggalannya selama ini, Iran bersandar pada kepercayaan diri dan kemampuan putra bangsanya. Inilah pemicu utama permusuhan terang-terangan musuh terhadap Iran di bidang sains dan teknologi nuklir.

Kini, sains dan teknologi nuklir merupakan salah satu parameter terpenting perkembangan sains dan teknologi Iran yang memainkan peran penting dalam pembangunan dan memenuhi kebutuhan energi. Dengan demikian, penguasaan terhadap sains dan teknologi nuklir dalam beberapa tahun terakhir merupakan salah satu target utama program pembangunan dan kemajuan negara-negara sedang berkembang.

Iran lebih dari tiga dekade melakukan berbagai riset mengenai sains dan teknologi nuklir. Sejak tahun 1958, Iran tercatat sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan pada tahun 1968 menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Republik Islam Iran berkomitmen untuk meraih kemajuan dengan bersandar pada ilmu pengetahuan. Berdasarkan prinsip ini, kemajuan di bidang sains dan teknologi nuklir menjadi prioritas program sains Tehran.

Badan Energi Nuklir Iran berdiri sejak tahun 1974. Pasca kemenangan revolusi Islam berbagai penelitian mengenai sains dan teknologi nuklir sipil dilakukan meliputi nuklir medis, produksi energi listrik yang dihasilkan melalui reaktor nuklir, implementasi teknologi nuklir di bidang pertanian dan tambang.

Iran dalam beberapa tahun terakhir mencapai berbagai terobosan besar di bidang sains dan teknologi nuklir. Negara ini menetapkan 8 April yang bertepatan dengan 20 Farvardin sebagai "Hari Nuklir Nasional" yang mengingatkan pada percepatan bangsa Iran di bidang sains dan teknologi nuklir. Hari itu bertepatan dengan dimulainya aktivitas pengayaan uranium dengan menggunakan potensi putra bangsa dan produksi pertama kueh kuning yang menandai kemajuan Iran di bidang sains dan teknologi nuklir.

Pada empat tahun lalu, Iran berhasil meningkatkan kemampuannya di bidang teknologi nuklir dan menyempurnakan produksi bahan bakar nuklir dengan mengoperasikan generasi baru setrifugal pada instalasi nuklir Natanz, Isfahan dan Arak. Selain itu, Iran juga berhasil mencapai kemajuan di bidang produksi pengayaan uranium untuk kebutuhan industri dan medis.


Kemampuan Iran di bidang energi nuklir bersandar pada kekuatan putra bangsanya. Inilah titik tolak mekarnya potensi keilmuan di Iran. Program nuklir sipil Iran yang berada dalam pengawasan penuh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebabkan AS yang tidak menghendaki kemajuan Iran gencar melancarkan perang lunak dan tekanan politik terhadap Tehran melalui sanksi Dewan Keamanan PBB.

Di tengah tekanan sanksi AS dan sejumlah negara Eropa, Iran berdasarkan hak legalnya sebagai anggota traktat NPT dan anggota IAEA berhak melanjutkan pengayaaan uranium dengan tujuan memproduksi bahan bakar yang dibutuhkan.

Berdasarkan program pembangunan jangka panjang, Iran membangun lebih dari 20 reaktor nuklir untuk memproduksi energi listrik berkekuatan 20 ribu megawat. Dengan demikian, Iran membutuhkan 30 ribu ton bahan bakar nuklir. Negara ini akhirnya memenuhi kebutuhannya sendiri, karena negara-negara Barat mengingkari komitmennya mengenai kerjasama nuklir.

Iran senantiasa menyatakan kesiapannya melakukan kerjasama di bidang ilmu sains dan teknologi nuklir serta pertukaran uranium dengan kadar pengayaan rendah. Saat ini Iran membutuhkan uranium dengan pengayaan 20 persen untuk memenuhi kebutuhan reaktor riset Tehran.

Berdasarkan Deklarasi Nuklir Tehran yang disepakati Menteri Luar Negeri Iran, Brazil dan Turki pada Mei 2010 lalu, Iran mengemukakan solusi yang tepat mengenai pertukaran uranium dengan kelompok Wina termasuk AS, Rusia dan Perancis. Berdasarkan usulan ini, Tehran sepakat untuk menukar uranium hingga 1200 kg berkadar 3,5 persen dengan uranium dengan kadar 20 persen. Namun tampaknya kelompok 5+1 tetap menekankan kepentingan ilegalnya dengan memaksa Iran menghentikan pengayaan uranium.

Berbagai tudingan Barat atas Iran mengemuka di saat Amerika Serikat merupakan pemilik terbesar senjata nuklir dunia dan negara pertama yang menggunakan senjata nuklir pemusnah massal itu. Jet tempur AS pada Agustus 1945 di akhir perang dunia kedua meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom. Serangan antikemanusiaan ini setidaknya menewaskan 200 ribu orang dan memiliki pengaruh destruktif dalam jangka panjang bagi generasi selanjutnya. Meski demikian Washington senantiasa menentang pemusnahan senjata nuklirnya, dan terus-menerus meremajakan senjata pemusnah massal tersebut.

Sejatinya, Republik Islam Iran tetap melanjutkan langkahnya mencapai kemajuan di tengah gencarnya berbagi tekanan politik dan sanksi ekonomi Barat. Kini Iran termasuk negara-negara dunia yang menguasai teknologi nuklir sipil. Keberhasilan Iran di bidang ini adalah produksi berbagai radio medis, produksi energi nano dan bahan bakar nuklir.(PH/20/2/2011)

Kemajuan Iran (6)

Nuklir

Pada periode rezim Monarki Shah, Iran merupakan negara pertama yang meraih teknologi nuklir atas bantuan Amerika Serikat. Di tahun 1967, Iran membangun reaktor riset Universitas Tehran. Ketika itu, ketergantungan rezim Pahlevi terhadap negara-negara Eropa dan AS bukan hanya tidak menjadi penghalang bagi pembangunan program nuklir sipil Iran, bahkan rezim Shah mendapat dukungan besar-besaran dari Barat.

Tujuh tahun kemudian, Iran untuk pertama kalinya memulai proyek pembangunan instalasi nuklir di Busher, Iran selatan melalui kontrak dengan perusahaan Siemens, Jerman. Berdasarkan kontrak tersebut, perusahaan Kraftwerk Union yang berafiliasi pada Siemens membangun dua reaktor nuklir air ringan berkekuatan 1200 megawat di Busher.

Pakar Jerman bersama ahli dari Iran membangun reaktor nuklir Busher yang merupakan salah satu rektor nuklir terbesar di dunia kala itu. Pada tahun 1974, Iran dan AS menandatangani kontrak nuklir dengan jangka waktu 10 tahun yang bisa diperpanjang. Pada tahun 1976 dan 1977 juga ditandatangani kontrak nuklir antara Iran dengan dua negara Eropa, Perancis dan Jerman.

Ketika itu, Iran membeli 10 persen saham perusahaan nuklir Perancis, Eurodif. Hingga kini saham tersebut masih menjadi milik Iran. Pada tahun 1977, Perancis berkomitmen untuk membangun reaktor nuklir dengan kekuatan 900 megawat di barat laut Iran. Namun kontrak ini tidak berumur panjang. Menyusul kemenangan revolusi Islam, dan keluarnya Iran dari cengkeraman AS, secara sepihak Barat memutus kontrak dengan Tehran.

Negara-negara Barat yang melihat tidak ada peluang untuk menguasai Iran, memutus seluruh proyek kerjasama nuklir dengan Iran, termasuk pembangunan reaktor nuklir Busher. Dengan demikian, seluruh rangkaian aktivitas nuklir Iran terhenti di tengah jalan. Proyek itu hanya sebatas rencana pembangunan program nuklir Busher yang hampir setengahnya merupakan aktivitas pembangunan fisik. Pembangunan reaktor nuklir Busher menjadi proyek nuklir terpanjang di dunia.

Setelah bertahun-tahun terbengkalai, akhirnya reaktor nuklir Busher rampung berkat kerjasama dengan pakar dari Rusia, dan tidak lama lagi akan memproduksi listrik secara nasional. Inilah untuk pertama kalinya Iran berhasil mewujudkan tujuannya memproduksi energi nuklir untuk tujuan damai. Proyek ini merupakan tahap pertama, karena Iran telah menetapkan tempat untuk pembangunan reaktor baru berdasarkan program pembangunan negara ini.

Kini, Iran telah merampungkan fase desain dan rancangan pengoperasian pusat pengayaan uranium baru yang akan dimulai tahap ketiga pada permulaan tahun baru. Berdasarkan program pembangunan 20 tahun, Iran setidaknya akan membangun 10 reaktor nuklir untuk memproduksi listrik berkekuatan 20 ribu megawat.

Di tengah pemutusan sepihak dan sanksi Barat atas Iran, akhirnya reaktor nuklir Busher yang dibangun dengan menggunakan teknologi keamanan terbaru berdiri dan siap memproduksi listrik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Hingga kini organisasi kawasan dan lingkungan serta maritim Teluk Persia dan laut Oman telah dua kali melakukan inspeksi terhadap instalasi nuklir Busher. Mereka menyatakan bahwa reaktor nuklir Busher menggunakan teknologi tercanggih dan keamanan tertinggi. Bagi Iran, keamanan reaktor nuklir Busher sangat sensitif karena berada di perairan panjang di Teluk Persia dan Laut Oman. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) secara intensif melakukan inspeksi dan menegaskan keamanan penuh reaktor nuklir Busher.

Dari sisi keamanan dan keselamatan kerja, reaktor Busher merupakan reaktor khusus dan memiliki tingkat keamanan tinggi. Selain itu, reaktor Busher juga menggunakan standar keamanan terbaru yang menyebabkan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia merasa yakin atas keamanan reaktor nuklir yang digunakan untuk memproduksi listrik itu.

Republik Islam Iran termasuk pihak yang mengusulkan urgensi komitmen internasional untuk menjaga keamanan reaktor dan instalasi nuklir dunia. Pada Desember 2009, Iran mengusulkan kepada IAEA mengenai larangan ancaman maupun serangan terhadap instalasi nuklir negara-negara dunia. Usulan tersebut disampaikan pada pertemuan Majelis Umum PBB ke-53. Berdasarkan usulan ini, segala bentuk serangan militer maupun ancaman terhadap instalasi nuklir yang bertujuan damai melanggar piagam PBB, hak asasi manusia dan undang-undang IAEA.

Dengan mempertimbangkan pembangunan multidimensi atas aplikasi nuklir di seluruh dunia, lebih 400 instalasi nuklir dan lebih dari 300 rektor riset dan instalasi nuklir yang mengandung radio aktif, usulan Iran ini sangat urgen untuk mencegah segala bentuk serangan militer maupun ancaman menyerang instalasi nuklir.

Semua negara yang mencintai perdamaian mendesak diambilnya sebuah kebijakan internasional mengenai pemanfaatan energi nuklir secara damai.

Isu teknologi nuklir merupakan pembahasan yang berdimensi luas. Pada acara selanjutnya akan mengupas dimensi lain dari teknologi tinggi ini terutama perkembangannya di Iran.(IRIB/PH/26/2/2011)

Kemajuan Iran (7)

Reaktor Nuklir Bushehr Iran

Sains dan teknologi nuklir memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan manusia. Salah satu aplikasinya yang paling nyata saat ini adalah penggunaan teknologi tinggi itu untuk memproduksi energi listrik. Kini, terdapat hampir 500 reaktor nuklir di dunia yang aktif dan siap dioperasikan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa produksi listrik tenaga negeri nuklir memiliki kedudukan khusus di tengah beragam sumber energi di dunia.

Studi mengenai energi fosil di dunia menunjukkan bahwa sumber energi minyak telah melayani kebutuhan energi dunia selama lebih dari enam abad, adapun gas alam sekitar 70 tahun dan batu bara berkisar 230 tahunan. Kian hari tingkat konsumsi energi dunia semakin meningkat pesat dari sebelumnya. Tingkat konsumsi energi dunia dari tahun 1850 hingga 1950 naik sepuluh kali lipat. Diprediksi pada tahun 2050 mendatang, sumber energi fosil ketika itu tidak bisa memenuhi kebutuhan energi dunia. Selain itu, energi fosil mencemari lingkungan. Dengan demikian, energi alternatif yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan bukanlah sebuah pilihan, tapi sebuah keniscayaan.

Semua negara yang mendambakan kemajuan dan independensi harus menguasai sains dan teknologi baru. Tidak terkecuali, Iran sebagai negara sedang berkembang yang mulai bergeliat di sektor perkembangan sains dan teknologi. Belakang ini, Iran menunjukkan perkembangan pesat dengan keberhasilannya menguasai produksi energi nuklir.Terang saja, keberhasilan di bidang produksi energi nuklir ini merupakan terobosan besar ini bagi negara yang berada dalam tekanan sanksi Barat selama lebih dari tiga dekade.

Sebelumnya, Badan Energi Atom Republik Islam Iran mengumumkan keberhasilan tahap pertama proyek dua pabrik di UCF, Isfahan, reaktor air berat Arak yang seluruhnya berada dalam pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Kini, Iran berhasil melakukan riset untuk pembangunan pusat pengayaan uranium baru dan tempat untuk membangun rektor listrik tenaga nuklir baru, dan proyek nuklir tersebut akan dibangun secepatnya.

Iran saat ini berhasil memproduksi kapsul bahan bakar atau uranium padat yang telah diperkaya. Para pakar Iran yang bekerja di pusat nuklir Isfahan juga sukses memproduksi lempengan dan pipa bahan bakar yang berperan penting dalam siklus produksi uranium yang diperkaya.

Selain itu, Republik Islam Iran telah mengembangkan reaktor fusi nuklir dan kini menjadi negara keenam di dunia yang menguasai teknologi fusi. AS, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Perancis adalah negara yang mengembangkan teknologi fusi.


Para ilmuan di Badan Energi Atom Iran (AEOI) telah merancang dan membangun sebuah perangkat fusi nuklir yang diberi nama IR-IECF. Penelitian dan riset pada reaktor itu dilakukan oleh para ilmuan dari Laboratorium Fisika Plasma dan Fusi Nuklir AEOI. Perangkat ini menggunakan metode elektrostatik dan dapat menghasilkan isotop dan radioisotop yang digunakan dalam mendiagnosis dan menyembuhkan kanker.

Reaktor fusi nuklir merupakan salah satu sumber energi alternatif masa depan yang menggunakan bahan bakar yang tersedia melimpah, sangat efisien, bersih dari polusi, tidak akan menimbulkan bahaya kebocoran radiasi dan tidak menyebabkan sampah radioaktif yang merisaukan seperti pada reaktor fisi nuklir.

Reaktor-reaktor nuklir yang saat ini dioperasikan untuk menghasilkan energi merupakan reaktor fisi nuklir. Dalam reaktor fisi nuklir, energi diperoleh dari pemecahan satu atom menjadi dua atom. Pecahan hasil reaksi fisi tersebut merupakan sampah radioaktif dengan waktu paruh yang sangat panjang sehingga menimbulkan masalah baru pada lingkungan.

Diprediksi dalam waktu 10 hingga 15 tahun kedepan, siklus produksi nuklir dari fisi menuju fusi. Saat ini, pusat riset fisika plasma di Iran berhasil melakukan riset fusi nuklir. Iran merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang berhasil melakukan terobosan teknologi fusi di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Selain itu, badan riset ini juga berhasil melakukan riset di bidang teknologi nano dan pelatihan laser untuk aplikasi media yang bekerjasama dengan sejumlah negara termasuk Rusia.

Berbagai kemajuan ini dicapai di saat Iran berada dalam tekanan sanksi Barat yang semakin ketat. Bahkan Iran saat ini berhasil menjalankan proyek nuklir bersama dengan negara lain termasuk di bidang pengayaan uranium dan proyek reaktor fusi.
Keberhasilan tersebut selain menunjukkan kemampuan putra bangsa Iran di bidang sains dan teknologi, juga menegaskan sikap maju Iran mengenai masalah kebutuhan energi dunia.Terobosan besar Iran di bidang nuklir berlangsung di saat negara-negara industri maju gencar membangun reaktor nuklirnya serta memonopoli proyek riset dan produksi energi nuklir dengan metode fusi.

Aplikasi sains nuklir tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi. Kini, sains dan teknologi nuklir digunakan untuk kepentingan medis dengan memanfatkan reaktor riset.

Iran saat ini termasuk tiga negara dunia yang berhasil memproduksi radio medis dengan kadar sekitar 90 hingga 95 persen, dan kini diproduksi oleh Badan Energi Atom Iran dan pusat riset medis di negara ini.

Dewasa ini radio farmasi merupakan salah satu metode deteksi dan pengobatan. Di bidang ini, Iran berhasil memproduksi technetium M-99 yang berguna untuk mendeteksi sejumlah penyakit berbahaya. Bahan medis tersebut saat ini hanya dimiliki oleh sejumlah negara yaitu Belgia, Kanada, Afrika Selatan, Belanda, Inggris, Cina dan India.

Ilmuwan Iran baru-baru ini berhasil membuat Chromic phosphate P 32 untuk mengobati penyakit kanker hati. Selain itu, ilmuwan Iran berhasil membuat Gallium- 68 yang berguna untuk mendeteksi penyakit tumor kanker.

Di bidang pertanian, sains dan teknologi nuklir digunakan untuk memperbaiki kualitas bibit. Ilmuwan Iran berhasil memproduksi bibit gandum, malt dan kapas yang lebih tahan terhadap serangan hama dan buruknya cuaca.Teknologi nuklir juga digunakan di bidang industri makanan dan pengawetan hasil produk pertanian untuk memperbaiki dan menjaga kualitas.

Keamanan nuklir merupakan salah satu prinsip utama dalam sains dan teknologi nuklir. Untuk itu, Iran melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas radio aktif di perairan Kaspia dan Teluk Persia yang berada di wilayah utara dan selatan negara ini, serta penerapan sistem pengukuran di berbagai negara. Demikian pula ilmuwan nuklir Iran berhasil merancang dan membangun alat deteksi kebocoran cerdas untuk saluran pipa minyak.

Terobosan Iran di bidang sains dan teknologi nuklir berkat kemampuan dan potensi putra bangsanya. Bangsa Iran di tengah berbagai tekanan sanksi negara-negara Barat berhasil menguasai sains dan teknologi nuklir dan mengaplikasi teknologi tinggi ini, termasuk energi listrik ribuan megawat.(IRIB/PH/NA/8/3/2011)

Kemajuan Iran (8)

Sijjil2

Kesuksesan di bidang antariksa dewasa ini menjadi salah satu parameter penting bagi kemajuan sebuah negara.Kemajuan di bidang ini menunjukkan tingginya tingkat keilmuan di negara tersebut, dan peran besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kini, sains dan teknologi sangat besar kontribusinya bagi riset mengenai perubahan cuaca, geologi, geofisika dan meteorologi, telekomunikasi dan bidang lainnya.

Kini, Iran termasuk salah satu negara yang berhasil menguasai sains dan teknologi antariksa, bahkan berhasil mengirimkan kapsul luar angkasa. Republik Islam Iran sudah sejak lama merintis proyek pengiriman satelit untuk keperluan riset, telekomunikasi, lingkungan hidup dan meteorologi. Satelit Sina-1 merupakan satelit pertama Iran yang diluncurkan ke orbit pada tahun 2005 dengan menggunakan roket milik Rusia.

Setahun kemudian, para ilmuwan antariksa Iran berhasil meluncurkan roket Kavosh-1 ke luar angkasa. Dalam waktu yang berdekatan, Iran terus menyempurnakan proyek antariksanya dengan meluncurkan roket Kavosh-2. Iran terus memperbaiki kekurangan pada dua roket peluncur sebelumnya, Kavosh -1 dan Kavosh-2. Pada Februari 2008, Republik Islam Iran berhasil meluncurkan roket riset Kavoshgar-1 yang bertujuan untuk meneliti dan menilai kondisi terbang satelit sebelum ditempatkan di orbit.

Kesuksesan Iran meluncurkan roket risetnya dengan bersandar pada kemampuan tenaga ahli dalam negerinya membuat kagum masyarakat internasional. Ironisnya, sejumlah negara-negara Barat mereaksi keberhasilan Iran tersebut dengan sikap sinis, bahkan mengaitkannya dengan isu militer. Padahal, Kavoshgar-1 hanya sejenis roket penelitian untuk menelaah kondisi terbang satelit.Setelah itu, Iran kembali menorehkan keberhasilannya di bidang sains dan teknologi antariksa dengan mengirimkan roket Kavoshgar-2 ke luar angkasa demi kepentingan riset.

Kesuksesan Iran di bidang sains dan teknologi antariksa kian hari semakin meningkat. Masih di tahun 2008, Iran berhasil meluncurkan roket pembawa satelit Safir Omid. Roket ini terdiri atas dua anak roket. Anak roket pertama merupakan roket dengan berat 15 ton berkecepatan 2500 meter perdetik dan memiliki kemampuan terbang hingga ketinggian 250 km. Saat mencapai pada level tersebut, anak roket pertama akan digantikan anak roket kedua yang berkecepatan 8 ribu meter perdetik.

Kepala Badan Antariksa Iran, Dr. Reza Taqipour menyatakan, roket Safir Omid mampu melampaui jarak 800 km dengan sukses.Tujuan peluncuran roket ini untuk menetapkan dan menguji kinerja roket, sistem pemrosesan data jarak jauh, perangkat sentral bumi, stasiun bumi, kontrol jarak jauh, dan penentuan posisi orbit satelit.

Keberhasilan Iran meluncurkan roket pembawa satelit Safir Omid sungguh di luar prediksi Barat. Mereka berusaha menutup-nutupi keberhasilan Iran ini dengan mengklaim bahwa roket tersebut merupakan hasil bantuan Rusia. Namun jurubicara industri roket antariksa Rusia secara tegas menyatakan "Baik sekarang maupun sebelumnya, Rusia tidak pernah membantu Iran dalam mengembangkan teknologi antariksa dan merancang, membuat, dan meluncurkan roket pembawa satelit pertama buatan Iran".

Setahun kemudian, Iran kembali melakukan terobosan besar di bidang antariksa dengan meluncurkan satelit Omid buatan dalam negeri. Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan pekan peringatan kemenangan Revolusi Islam. Satelit ini berhasil diluncurkan dengan menggunakan roket Safir ke dua. Satelit Omid termasuk jenis satelit ringan yang dibuat untuk mengadakan interaksi timbal balik antar satelit dan pangkalan di bumi serta menentukan orbit. Satelit ini setiap 24 jam mengelilingi bumi sebanyak 15 kali. Sistem riset antariksa yang dimiliki Iran memungkinkan negara ini mengontrol wilayahnya untuk berbagai kepentingan seperti telekomunikasi, geologi dan perkembangan cuaca.

Di tahun 2010, berbarengan dengan hari nasional teknologi ruang angkasa, Iran ‎meresmikan penggarapan dua proyek penting ruang angkasa dalam sebuah acara ‎khusus yang dihadiri oleh Presiden Ahmadinejad, Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi ‎dan Menteri komunikasi dan Teknologi Informasi Taqi-pur di Tehran.
Ahmadinejad dalam kesempatan itu ‎meresmikan ‎pembukaan pameran program ‎antariksa nasional satelit Tolou, Misbah 2 dan Navid serta ‎motor pengangkut satelit ‎Simorgh. ‎

Masih di tahun 2010, Iran juga sukses meluncurkan satelit pengangkut yang membawa binatang hidup. Saat ini sedang menyiapkan pengiriman astronot manusia ke luar angkasa. Peluncuran itu dilakukan di saat Barat mengkhawatirkan pengembangan nuklir sipil dan kemajuan militer di negara ini. Roket Kavoshgar 3 (Explorer) membawa kapsul luar angkasa berisi hewan hidup, menandai percobaan pertama Iran mengirim makhluk hidup ke ruang angkasa.

Bersamaan dengan peringatan hari kemenangan revolusi Islam Iran ke-32, empat satelit nasional Iran yaitu Fajr, Rasad, Amir Kabir 1, Zafar dan Kavoushgar 4 dipamerkan Senin (7/2) dengan dihadiri Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Sehari sebelumnya juga diresmikan stasiun darat dan sistem kontrol jarak jauh satelit yang merupakan 100 persen produk dalam negeri.
Tahun ini, pemerintah Iran juga berencana meluncurkan satelit pengintai akhir Maret mendatang. Satelit produksi dalam negeri ini diklaim lebih irit bahan bakar sehingga dapat bertahan di luar angkasa lebih lama.

Kini Iran terus melakukan berbagai terobosan besar di bidang industri antariksa. Direktur Industri Antariksa Iran, mengatakan, pemindahan, pemeliharaan serta peluncuran satelit ke orbit mengawali era baru teknologi ruang angkasa Republik Islam Iran. Mehdi Nasiri Selasa (8/2) mengungkapkan bahwa satelit Safir-e-Fajr adalah satelit produk lokal. Misi utama satelit ini adalah mengorbit di bumi dan menjadi satelit peninjau perintis pertama.

Satelit Safir-e-Fajr juga memiliki keunggulan lain karena menggunakan bahan bakar matahari dan mampu bertahan di orbit selama satu setengah tahun. Peluncuran satelit ini mengawali berbagai misi angkasa ilmuwan Iran dan menjadi persiapan untuk pengiriman astronot ke luar angkasa di masa mendatang.

Di tengah tekanan sanksi Barat yang semakin gencar atas Iran, negara ini terus melangkah maju melakukan berbagai terobosan besar termasuk di bidang sains dan teknologi antariksa. Sebagaimana ditegaskan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei, penguasaan ilmu pengetahuan merupakan gerakan awal di semua lini yang tidak boleh berhenti dan menjadi motor pengubah nasib bangsa dan negara dalam menghadapi hegemoni negara-negara arogan dunia, demi mencapai kemajuan di berbagai bidang.(IRIB/PH/NA/10/3/2011)

Kemajuan Iran (9)

Perusahaan Baja Isfahan

Industri baja dewasa ini menjadi salah satu fondasi utama pertumbuhan ekonomi setiap negara. Bahkan peringkat industri negara-negara dunia diukur berdasarkan tingkat konsumsi baja. Dengan demikian, negara-negara industri besar menempatkan investasi di sektor industri baja sebagai bagian dari program utama pembangunan industri.

Di Iran, perkembangan industri baja memiliki sejarah sekitar setengah abad silam. Namun kini, industri baja di Iran mengalami perkembangan pesat. Kali ini kita akan membahas kedudukan industri baja di Iran, termasuk investasi di sektor strategis ini.

Komplek industri baja Iran pertama kali dimulai dengan pembangunan pabrik Zobahan, Isfahan pada pertengahan tahun 1970, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar baja dalam negeri. Pabrik ini menjadi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) industri baja nasional Iran (NICO) pertama. Pertumbuhan menakjubkan industri baja Iran terjadi pasca kemenangan revolusi Islam Iran seiring terjadinya perubahan fundamental di tubuh organisasi industri baja nasional.

Kini, perusahaan baja nasional Iran merupakan produsen produk baja terbesar di Timur Tengah. Tidak hanya itu, Iran berhasil memperbaiki posisinya sebagai produsen baja dunia dari peringkat 26 melesat menempati posisi ke-16.

Produksi baja dipengaruhi berbagai infrastruktur penting. Terkait hal ini, Iran memiliki potensi tinggi untuk mencapai kemajuan di bidang industri baja. Dengan memperhatikan berbagai aspek mengenai produksi baja, Iran merupakan negara yang tepat untuk investasi di bidang industri baja. Sebab negara ini memiliki banyak tenaga ahli, energi yang besar, potensi yang tinggi, posisi strategis Iran di perairan internasional untuk mengekspor produksi, serta melimpahnya sumber daya tambang termasuk lebih dari dua milyar ton bijih besi. Dengan demikian, kebijakan Iran meningkatkan produksi baja, berperan strategis bagi pembangunan ekonomi dan industri negara ini demi memenuhi meningkatnya kebutuhan dalam negeri, sekaligus bersaing memasuki pasar besar Timur Tengah dan dunia.

Para ahli menilai peningkatan produksi baja bisa mendongkrak nilai tambah dan tingkat kompetisi ekonomi Iran. Untuk itu, Industri baja Iran gencar meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bajanya.

Berdasarkan data resmi, potensi baja Iran pada tahun 2010 menembus 18 juta ton pertahun. Business Monitor International dalam laporannya mengenai industri baja Iran menyebut industri baja Iran pada tahun 2010-2011 kian berkembang pesat.
Berdasarkan laporan ini, perusahaan baja Mobarak sebagai produsen dan eksportir baja terbesar di Iran, memainkan peran besar di sektor strategis itu.

Baja Khuzestan menyumbangkan kontribusi terhadap baja nasional sebesar 34 persen, sebagai produsen baja terbesar kedua di Iran. Menyusul kemudian, baja Isfahan dan perusahaan baja nasional mengisi 20 dan 10 persen produksi baja mentah. Saat ini, kebanyakan baja Iran diekspor dalam bentuk baja mentah.

Tahun lalu, industri baja Iran tumbuh dengan kapasitas produksi sebesar 4,62 juta ton. Tahun ini, produksi perusahaan baja Isfahan diprediksi meningkat 10 persen. Perusahaan baja Mobarak naik tujuh persen mencapai 5 juta ton. Diperkirakan, produksi baja Mobarak pada tahun 2014 akan menembus 9 hingga 10 juta ton.

Selain itu, muncul proyek baru yang berada dalam tahap final seperti pabrik baja di Hormozgan. Jika proyek baru ini rampung, maka Iran menjadi pusat produksi baja dan alumunium terbesar di Timur Tengah dengan kapasitas produksi 10 juta ton baja dan 500 ribu alumunium pertahun. Saat ini Iran tengah menggarap delapan proyek besar baja baru guna mengoptimalkan sumber bijih besi termasuk Chadormalu yang melimpah ruah.

Industri baja di Iran terus meningkatkan produksinya dengan mempertimbangkan variabel utama produksi yang meliputi penarikan investasi dengan melibatkan sektor swasta, peningkatan kualitas teknis, perkembangan teknologi dan menumbuhkan iklim kompetisi.

Saat ini di tengah gencarnya embargo asing dan sanksi internasional, kebanyakan proyek-proyek baja di Iran dikerjakan dengan memanfaatkan kemampuan putra bangsanya sendiri. Proyek produksi industri baja di Iran saat ini menggunakan teknologi modern dengan memanfaatkan potensi besar sumber daya tambang negara ini.

Berdasarkan rencana pembangunan lima tahun Iran, diprediksi pertumbuhan permintaan baja Iran hingga tahun 2021 mencapai 36 juta ton. Iran juga menyatakan kesiapannya meningkatkan produksi baja hingga 50 juta ton, termasuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Kini, Iran dari sisi tingkat pertumbuhan industri mencakup produksi barang tambang berada di peringkat 29 dunia. Saat ini industri baja menjadi pilar pertumbuhan industri Iran. Di tengah negara-negara Timur Tengah, Iran merupakan negara yang tidak bergantung pada asing dari produksi bijih besi. Cadangan bijih besi Iran mencapai 4,5 juta, selain itu Iran juga memliki cadangan batu-bara.

Saat ini Iran bersama enam negara anggota Dewan kerjasama Teluk (GCC) menanam investasi di bidang proyek produksi baja. Setengah dari proyek ini dimiliki Iran. Sesuai proyeksi rencana pembangunan 20 tahun, Iran berpotensi menjadi negara terdepan di bidang ekonomi dan pembangunan di Timur Tengah, serta negara di garda depan di bidang sains dan teknologi di kawasan. (IRIB/PH/NA/30/3/2011)

Kemajuan Iran (10)

Manuver Velayat Iran

Pertahanan dalam literatur politik dunia dan berdasarkan definisi Piagam PBB memiliki nilai-nilai, dan sepenuhnya menjadi hak sebuah negara untuk menjaga kemerdekaan, kebebasan dan hak-hak bangsanya. Dengan demikian, pertahanan bermakna untuk menjaga dan mempertahankan independensi yang dibarengi sikap saling menghormati antarbangsa dan negara dunia di bidang ekonomi, politik dan militer. Sebab, tanpa memperhatikan variabel-variabel tersebut, sebuah pemerintahan yang independen secara politik dan menjunjung hak bangsa-bangsa tidak akan eksis menghadapi intervensi dan serangan negara-negara arogan dunia.

Memiliki kekuatan pertahanan konvensional, bukan hanya tidak menunjukkan sikap ekspansif dan opensif, namun merupakan sebuah keharusan demi mempertahankan bangsa dan negara dari serangan kekuatan-kekuatan imperialisme global. Untuk itu, pemerintah Republik Islam Iran yang berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan ketuhanan, serta membela kehormatan bangsa dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menjadikan variabel pertahanan sebagai aspek untuk menjaga independensi dan kekuatan pertahanan dalam koridor undang-undang dasar.

Dengan demikian, dalam beberapa tahun pasca kemenangan revolusi Islam, lembaga-lembaga pertahanan Iran sebagai bagian dari peran aktif rakyat dan berpegang pada prinsip dan nilai-nilai revolusi Islam mengalami pertumbuhan pesat.

Agresi rezim Saddam dan sekutunya atas Iran yang dilakukan satu setengah tahun pasca kemenangan revolusi Islam, dan perlawanan rakyat Iran selama delapan tahun menghadapi agresi musuh merupakan ujian besar bagi bangsa Iran. Selama perang suci yang dipaksakan rezim Saddam, militer, Sepah Pasdaran dan pasukan sukarela (Basiji) menjadi tiga pilar utama pertahanan Iran dalam menjaga wilayahnya dari serangan musuh.

Bangsa Iran menyakini dirinya harus memiliki kekuatan yang kokoh demi menjaga revolusi dan tanah air. Untuk mewujudkan semua itu, mereka berpegang pada kemampuan dalam negeri yang dimulai sejak meletusnya perang yang dipaksakan rezim Saddam selama delapan tahun.
Kini, perkembangan ini semakin menyempurna pasca 32 tahun kemenangan revolusi Islam, dan kepercayaan diri bangsa Iran di bidang industri pertahanan semakin meningkat dari sebelumnya.

Dewasa ini muncul berbagai tema baru dalam literatur pertahanan dan militer dunia. Di antaranya, muncul istilah "Perang Nonkonvensional" dan "Perang tidak Berimbang" serta "Perang Bioteroris" yang sebelumnya tidak ada.

Selama tiga dekade terakhir terjadi berbagai peristiwa penting berkaitan dengan penyerangan militer terhadap negara lain pasca agresi Irak ke Iran, kemudian menyusul terjadi invasi Irak ke Kuwait dan serangan AS ke Irak, tidak lama pasca invasi Afganistan dan peristiwa 11 September. Berbagai peristiwa itu memicu sebuah kebijakan baru di bidang pertahanan.

Berkaitan dengan hal ini, militer Iran mendefinisikan doktrin pertahanan di bidang militer dan menerapkannya berdasarkan program tersebut. Kekuatan pertahanan Iran berulangkali dibuktikan dalam berbagai latihan perang udara, laut dan darat. Kemajuan pertahanan Iran dalam beberapa tahun terakhir beserta kemajuan baru lainnya termasuk kapal generasi baru yang dilengkapi roket serta speed boat yang dipersenjatai roket serta puluhan proyek elektronik dan pengujian ruang angkasa membuktikan tingginya kemampuan pertahanan Iran dan keberhasilannya menguasai teknologi pertahanan modern.

Terkait hal ini, kebijakan pertahanan Iran berdasarkan prinsip defensif, bukan ofensif. Pejabat tinggi Iran berulangkali menyatakan tidak akan memulai perang, namun akan membalas setiap serangan musuh.

Sejak permulaan kemenangan revolusi Islam, Iran menjadi sasaran serangan musuh. Pasca perang yang dipaksakan rezim Saddam, Iran tidak henti-hentinya menjadi incaran konspirasi musuh dan berbagai sanksi internasional. Dengan memperhatikan kondisi instabilitas selama satu dekade terakhir dengan kehadiran militer asing di kawasan, Iran meningkatkan sistem pertahanan yang dibarengi perkembangan sains dan teknologi pertahanan yang memiliki posisi strategis dalam menjaga stabilitas dan keamanan.

Para pakar pertahanan berkeyakinan bahwa pertumbuhan di bidang pertahanan membutuhkan peningkatan pengetahuan pertahanan dan produksi ilmu pengetahuan. Karena itu, kemajuan di bidang sains dan teknologi industri pertahanan tidak bisa dicapai tanpa kemajuan sumber daya manusia. Sejatinya, arena perang saat ini telah melampau perang klasik dalam bentuk multi dimensi. Salah satunya yang terpenting adalah perang teknologi.

Kini, negara-negara maju seperti AS, dengan anggaran militer besar-besaran terus mengejar produk-produk baru militer dan generasi baru senjata nuklir untuk menguasai militer negara-negara lain. Dengan demikian, kekuatan yang dibutuhkan untuk pertahanan di sektor teknologi, dan perang elektronik menjadi sebuah urgensi yang niscaya dewasa ini.

Salah satu sektor paling sensitif dan maju dalam sistem pertahanan Iran adalah penggunaan teknologi elektronik yang mengalami perkembangan signifikan selama beberapa tahun terakhir. Kini, industri pertahanan Iran di bidang teknologi elektronik, berkaitan erat dengan perang elektronik ECCM yang memiliki perlengkapan paling canggih. Hal ini menunjukkan peran vital kekuatan pertahanan "lunak" dalam menghadapi serangan musuh. Kini, Iran termasuk salah satu negara kuat di kawasan.

Di bidang sistem radar dan sistem anti udara, para pakar Iran berhasil memproduksi berbagai sistem anti udara untuk mempertahankan zona udara negara ini. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, Iran dan Rusia menandatangani kontrak pembelian sistem antiudara S-300. Namun, Moskow tidak menepati komitmennya akibat tekanan AS. Menghadapi kondisi tersebut, Iran dengan kekuatan putra bangsanya berhasil memproduksi sistem anti udara dan tidak lagi membutuhkan bantuan asing di bidang teknologi pertahanan. (IRIB/PH/NA/31/3/2011)

Kemajuan Iran (11)

Karrar

Industri pertahanan Iran tumbuh dan berkembang di saat AS dan negara Barat lainnya gencar menekan negara ini dari berbagai sisi, termasuk sanksi industri pertahanan. Bahkan, Barat melarang penjualan suku cadang senjata yang paling sederhana sekalipun. Namun tekad baja rakyat dan pemerintah Iran menghadapi berbagai tekanan asing, justru menjadikan negara ini mandiri dengan berpijak pada kemampuan putra bangsanya sendiri.

Iran dalam beberapa tahun terakhir melakukan berbagai terobosan besar di bidang teknologi dirgantara dengan memproduksi pesawat tanpa awak (UAV). Pada tahun 2008, Iran memproduksi generasi baru pesawat spionase tanpa awak (pahpad) yang memiliki kemampuan mengirimkan data live dari daerah musuh. Jet tanpa awak buatan dalam negeri ini bernama "Karrar" yang dilengkapi dengan berbagai kemampuan. Karrar mampu terbang dengan kecepatan tinggi dan jarak tempuh yang jauh dengan membawa perlengkapan perang menuju sasaran musuh.

Pada tahun 2010, Iran berhasil merancang dan memproduksi pesawat tanpa awak yang memiliki kemampuan mengangkut penumpang dan barang. Pesawat ini dipergunakan untuk kepentingan militer, foto udara dan keperluan pertanian dan kehutanan. Pesawat buatan Iran ini juga memiliki kemampuan terbang di atas air. Selain itu, pesawat ini mampu mengangkut penumpang dan barang dua kali lebih besar dari jenis serupa yang diproduksi negara lain, bahkan yang diproduksi negara maju sekalipun. Hal ini menunjukkan bahwa Iran termasuk segelintir negara yang menguasai teknologi tinggi ini.

Industri pertahanan Iran semakin menunjukkan kemampuannya dengan memproduksi kapal generasi baru berkecepatan tinggi, Dzulfiqar dan Seraj. Dua kapal cepat itu berfungsi sebagai penangkal serangan musuh. Kedua kapal itu mampu menampilkan manuver dengan sempurna. Kedua kapal itu mempunyai kecepatan tinggi dan memiliki daya bidik yang luar biasa.

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjen Ahmad Vahidi dalam acara peresmian pabrik yang memproduksi kapal-kapal cepat Seraj 1 dan generasi baru kapal Dzulfiqar, menyatakan bahwa kapal Seraj 1 didesain sebagai kapal cepat destroyer yang dilengkapi rudal untuk wilayah panas, dengan bahan fiberglass yang juga dilengkapi dengan alat-alat komunikasi dan radar pendeteksi. Adapun kapal Dzulfiqar didesain sebagai kapal operasi yang dapat menyerang kapal-kapal musuh dengan cepat.

Iran juga berhasil merancang dan memproduksi jet pengintai Azarkhash dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, pesawat penumpang Iran-140, jet latihan di berbagai kelas, aneka ragam helikopter, dan perawatan serta perbaikan berbagai jenis pesawat pembom.

Pada akhir Agustus lalu bersamaan dengan peringatan "Hari Industri Pertahanan" Iran mengujicoba berbagai jenis roket canggih termasuk Fateh-110 dan Qiyam-1 dengan bahan bakar padat. Kemajuan itu menunjukkan tingkat presisi, akurasi dan kecepatan karya putra bangsa Iran yang berhasil tampil menyaingi industri pertahanan negara-negara maju.

Rudal balistik Qiyam dapat diluncurkan dengan menggunakan berbagai launcher khusus dan proses persiapannya telah dilakukan secepat mungkin. Roket Qiyam tidak memiliki sayap sirip yang mampu meningkatkan kecepatan juga membuatnya dapat dengan mudah diluncurkan oleh banyak peluncur.

Selain berbagai kemajuan itu, industri pertahanan juga berhasil memproduksi rudal canggih dan sistem elektronik antiudara, serta produksi peluru artileri udara.

Kini Republik Islam Iran berhasil swasembada di bidang teknologi pembuat roket canggih yang meliputi peluncur roket dengan teknologi ruang angkasa yang rumit, radar dan berbagai jenis rudal balistik serta pesawat pelacak antiradar Stealth. Semua itu menempatkan Iran di jajaran garda depan negara yang menguasai teknologi tinggi ini.

Pada bulan Februari, bersamaan dengan peringatan pekan kemenangan revolusi Islam ke-32, para pakar dan teknisi Iran berhasil merancang berbagai jenis rudal balistik pintar dengan kecepatan melebihi suara yang sulit dihadapi musuh dalam pertempuran. Selain itu, Iran juga berhasil memproduksi radar "Pasive" dengan daya jelajah tinggi hingga 11.000 kilometer, dan jangkauan 500 kilometer. Saat ini, Iran tengah merancang dua model radar maritim yang bisa diangkut dengan perahu kecil berdaya jangkau 60 kilometer, dan juga radar maritim dengan daya jelajah melebihi 300 km untuk mengidentifikasi sasaran laut.

Kemajuan industri pertahanan Iran senantiasa menjadi perhatian media massa dunia. Koran Daily Telegraph cetakan London, menyinggung keberhasilan Iran di bidang kapal selam, seraya menulis, "Iran berhasil memproduksi kapal selam canggih, "Ghadir", kini memproduksi jetboat berkecepatan tinggi "bladerunner-51"." Speedboat baru ini berkecepatan 120 km/jam dengan dua motor berkekuatan 1000 kali daya kuda, dan bisa menembakkan roket bersamaan dengan torpedo. Kapal selam Qayim juga merupakan jenis kapal selam canggih lain yang berhasil diproduksi Iran.

Kapal destroyer Iran, Jamaran, merupakan jenis kapal perusak generasi pertama yang memiliki kemampuan di tiga medan tempur yaitu, antiudara, permukaan laut dan dalam laut. Kapal perusak buatan dalam negeri ini diluncurkan pada Februari lalu. Kapal tersebut memiliki bobot sekitar 14.000 ton diperlengkapi dengan radar modern dan kemampuan perang elektronik. Jamaran merupakan kapal pemburu untuk banyak misi, dapat membawa 120-140 personel di atasnya dan dipersenjatai dengan bermacam rudal anti-kapal dan permukaan ke udara dengan kecepatan tertinggi mencapai 30 knot dan mempunyai sebuah landasan helikopter. Di samping itu, kapal buatan dalam negeri Iran itu juga diperlengkapi dengan torpedo dan meriam angkatan laut modern.

Berbagai keberhasilan Iran di bidang industri pertahanan menunjukkan bahwa negara ini berhasil mematahkan berbagai tekanan dan sanksi internasional di bidang sains dan teknologi. Meski demikian, berdasarkan prinsip kerjasama pertahanan, Republik Islam siap berbagi pengalaman dengan negara-negara tetangga dan dunia Islam. Sambutan pejabat teras Damaskus atas prakarsa Iran membantu persenjataan militer Lebanon berada dalam kerangka kerjasama ini. Penandatanganan berbagai kontrak militer dan negara-negara kawasan dan ajakan Tehran menggelar berbagai latihan perang bersama demi mewujudkan stabilitas dan keamanan Timur Tengah. (IRIB/PH/NA/13/4/2011)

Kemajuan Iran (12)

Runna

Dewasa ini, Industri otomotif menjadi salah satu parameter pembangunan industri yang memainkan peran strategis bagi perekonomian nasional. Kini, industri otomotif menjadi sektor strategis yang diperebutkan antarnegara dunia.

Sejumlah analis ekonomi berkeyakinan bahwa industri otomotif merupakan motor penggerak industri, sekaligus lokomotif industri negara-negara besar dunia. Mereka menilai sebuah masyarakat yang mencapai tahap industri otomotif berarti telah mencapai fase inovasi dan pembangunan ekonomi yang bisa mengaktifkan cabang industri lainnya.

Saat ini, setidaknya 80 cabang industri yang berkaitan dengan industri otomotif. Hal ini menunjukan peran vital industri otomotif di tingkat dunia. Studi industri menunjukkan bahwa sekitar lebih dari 150 disiplin ilmu dari elektronik, petrokimia, baja, ban, minyak olahan, kaca, tekstil hingga kulit berkaitan erat dengan industri otomotif. Kemajuan masing-masing bidang ini berbanding lurus dengan kemajuan industri otomotif.

Tingkat produksi otomotif dunia di tahun 2010 sekitar 77 juta unit, dan lebih dari 600 juta otomotif digunakan setiap hari di tingkat dunia. Diprediksi hingga tahun 2025 nanti, industri otomotif akan mengisi 25 persen perdagangan dunia.

Industri otomotif Iran mengalami perkembangan pesat dalam dua dekade terakhir. Sebelum kemenangan revolusi, Industri otomotif Iran hanyalah industri yang 100 persen rakitan dengan tingkat produksi terbatas. Namun kerja keras tanpa kenal waktu bangsa Iran di bidang ini membuahkan hasil signifikan. Industri otomotif Iran mengamai beberapa tahapan, dari fase impor kemudian rakitan, kini berhasil merancang dan memproduksi sendiri dengan memanfaatkan potensi putra bangsa. Padahal, negara ini berada dalam tekanan sanksi internasional. Perubahan besar industri otomotif Iran dimulai dengan diratifikasinya undang-undang produksi otomotif pada tahun 1992.

Untuk pertama kalinya, Iran berhasil memproduksi mobil nasional bernama "Samand" yang merupakan capaian besar industri otomotif Iran dengan bersandar pada potensi dalam negeri. Meski demikian, Iran tetap menjalin kerjasama di bidang industri otomotif dengan perusahaan otomotif dunia seperti Peugeot, Renault, Saipa, Mazda, Proton, dan Nissan.

Pada Mei tahun lalu, Iran meresmikan pembukaan pabrik otomotif generasi kedua dengan nama ‘Tiba" dan memasarkannya di pasar lokal dan dunia. Industri otomotif Iran secara bertahap membuka pasar baru dunia. Salah satunya membuka pabrik produksi otomotif di Suriah. Mulai tahun depan, mobil nasional diproduksi atas kerjasama Suriah dan Iran dengan nama dagang "Runna".

Pertumbuhan industri otomotif Iran menjadi perhatian Bank Pembangunan Islam (IDB). Pada tahun 2009, wakil keuangan IDB, pasca kunjungan ke pabrik otomotif Iran menyatakan bahwa perusahaan otomotif Saipa, menunjukkan kemajuan otomotif Iran yang menjadi kebanggaan Organisasi konferensi Islam (OKI). Khalid Aboudi, pejabat bidang pembangunan sektor swasta IDB mengusulkan kepada perusahaan otomotif, Saipa Iran menanam investasi di sejumlah negara Afrika Utara, termasuk Aljazair dan Nigeria, serta negara Asia Tengah seperti Uzbekistan.

CEO Peugeot, Jean-Marc Gales dalam statemennya baru-baru ini menyinggung kontribusi Iran sebesar 20 persen di pasar global Peugeot. Tidak hanya itu, pemimpin perusahaan otomotif raksasa Perancis ini menyerukan kerjasama dan partisipasi Iran dalam produksi otomotif di berbagai negara dunia. Gales dalam statemennya menekankan bahwa sanksi Barat atas Iran tidak mempengaruhi hubungan antara Peugeot dan Tehran. Menyinggung potensi suku cadang industri otomotif Iran, Gales menegaskan penggunaan potensi Iran di bidang suku cadang otomotif, dan peningkatan kerjasama kedua pihak untuk meningkatkan perannya di pasar global.

Iran dalam beberapa tahun terakhir berhasil memproduksi mobil nasional dengan standard internasional, Samand. Mobil ini menggunakan mesin kualitas tinggi buatan dalam negeri yang kompetitif di tingkat dunia. Kini, Iran Khodro memproduksi mesin berkualitas tinggi dan mengekspornya ke negara lain. Untuk mewujudkan tujuan itu, industri otomotif Iran terus meningkatkan kualitasnya dan memproduksi mesin hemat energi.

Berdasarkan Rencana Pembangunan 20 tahun Republik Islam Iran, industri otomotif Iran berada di peringkat pertama di kawasan Timur Tengah, posisi kelima di Asia, dan kesebelas di dunia pada tahun 2025.

Tampaknya target itu cukup relistis bagi Iran. Pasalnya, tahun lalu, industri otomotif Iran berhasil memproduksi 1,6 juta unit, dan menempatkannya menjadi posisi pertama di kawasan, keenam di Asia serta 13 di dunia.

Koran The Independent baru-baru ini menurunkan laporan khusus mengenai pertumbuhan industri otomotif Iran. Harian terkemuka Inggris ini menulis, "Iran bertengger di posisi 13 negara industri otomotif besar dunia." Posisi ini merupakan keberhasilan besar bagi negara yang mengawali industri otomotifnya sebagai industri rakitan pada tahun 1957, di saat negara itu berada dalam tekanan sanksi Barat.

The Independent mengungkapkan, mobil nasional Iran, Samand Soren senilai 6000 pound, bersama sejumlah produk otomotif Iran lainnya seperti Tondar-90 merambah pasar otomotif dunia. Kini produk otomotif Iran mulai dipasarkan di Afrika Utara, Rusia, Cina, Irak dan Afghanistan. Mobil Soren diproduksi di Cina, Belarusia, Suriah dan Venezuela. Saat ini, produk otomotif Iran menembus pasar 20 negara dunia. Hal ini menunjukkan keberhasilan Iran menjalin kerjasama dengan berbagai negara dunia di bidang otomotif.

Keberhasilan Iran di bidang industri otomotif, dari posisinya sebagai konsumen kemudian menjadi produsen rakitan terbatas hingga memproduksi sendiri tidak bisa dilepaskan dari tekad baja rakyat dan pemerintah dengan dukungan para ahli dalam negeri.

Tahun lalu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei dalam kunjungannya ke Iran Khodro menyatakan bahwa kemajuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu ilmu pengatahuan dan produksi sains dan teknologi. Rahbar menilai kemajuan di bidang industri otomotif, terutama produksi mesin nasional menunjukkan kemampuan bangsa Iran.

Seraya menegaskan urgensi penggunaan sains dan teknologi terbaru, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan, "Meskipun mencapai berbagai kemajuan, namun kita perlu kerja ekstra untuk mengejar ketertinggalan selama ini dengan mengoptimalkan potensi putra bangsa, demi mewujudkan posisi mulia Iran di dunia."(IRIB/PH/NA/16/4/2011)

Kemajuan Iran (13)

Karun 3

Republik Islam Iran meraih posisi penting di bidang bendungan. Betapa tidak, Iran meraih posisi ketiga di bidang konstruksi bendungan, dan peringkat pertama dari sisi desainnya. Bersamaan dengan peresmian bendungan Karon 4, tidak lama lagi akan digelar festival swasembada industri bendungan. Kemajuan besar ini dicapai di saat Iran berada dalam tekanan sanksi AS dan Dewan Keamanan PBB. Lalu bagaimana, Iran menorehkan keberhasilan di bidang bendungan?

Bangsa Iran sejak berabad-abad lalu telah menjalankan berbagai proyek bendungan, di saat teknologi modern belum banyak ditemukan. Sejumlah peninggalan proyek bendungan kuno menunjukkan bahwa bangsa Iran merancang dan menjalankan proyek bendungan yang mengungguli negara-negara lain kala itu.

Lebih dari 2000 tahun lalu, bangsa Iran telah menemukan berbagai cara yang rumit untuk menyimpan air. Kini ratusan bendungan dengan usia 2400 tahun ditemukan di Iran. Ketika itu, tidak ada teknologi maju yang digunakan di negara lain yang melampaui proyek besar bendungan yang dirancang dan dibangun bangsa Iran.
Saat inipun para ahli teknik sipil Iran berada di garda depan di bidang industri bendungan.

Tidak diragukan lagi, keahlian bangsa Iran di bidang industri bendungan memiliki akar sejarah yang kokoh. Terkait kemampuan ahli teknik sipil Iran di bidang industri bendungan di pentas dunia, seorang pakar konstruksi beton Jerman mengatakan, "Selama menelaah sejarah bendungan di dunia, saya tidak bisa membayangkan Iran menjadi pembangun bendungan terbesar di dunia di masa lampau, di saat negara itu berada di wilayah yang kurang air."

Tampaknya yang dimaksud pakar konstruksi beton Jerman ini adalah bendungan Korit, wilayah Tabas, timur laut Iran, yang dibangun pada abad 14 M. Di bagian lainnya, pakar teknik sipil Jerman ini mengungkapkan, "Menariknya, meskipun bendungan ini dilanda sejumlah bencana alam seperti gempa bumi, namun struktur bangunan ini tetap kokoh, dan selama bertahun-tahun menjadi bendungan terbesar di dunia. Kini pun bangsa Iran berada di posisi atas di bidang teknologi bendungan di tingkat dunia."

Bendungan Korit dibangun di saat Eropa masih terlena di abad pertengahan. Hingga awal abad ke-20, bendungan Korit termasuk bendungan tertinggi di dunia. Ketika gempa berkekuatan 7,8 richter mengguncang Tabas pada tahun 1978, bendungan Korit tidak terpengaruh dan tidak terjadi kerusakan signifikan. Tidak hanya itu, bendungan inipun menjadi model bagi para pakar teknik sipil dunia. Contohnya, proyek besar Drand Dixence di Swiss dan Guri di Venezuela mengambil inspirasi dari metode yang diterapkan pada bendungan Korit. Fakta ini membuktikan keunggulan teknologi Iran di masa lalu di bidang industri bendungan.

Sebelum kemenangan Revolusi Islam, hanya beberapa bendungan seperti bendungan Karaj, Sefid Rood, Zayande Rood dan Karon 1 yang dirancang dan dibangun oleh orang asing.

Pasca kemenangan revolusi Islam, industri bendungan mengalami fase baru dan berhasil swasembada. Kini, Iran di bidang industri bendungan, baik dari sisi rancangan, dan pelaksanaan proyek mencapai swasembada. Tidak hanya itu, Iran juga berhasil mengekspor teknologi dan manajemen proyek bendungan di luar negeri. Saat ini, tenaga ahli Iran menangani berbagai proyek di bidang industri bendungan di luar negeri.

Dewasa ini, teknisi Iran tengah sibuk membangun bendungan di 21 negara. Selain itu, seluruh perlengkapan untuk membangun bendungan sepenuhnya diproduksi di Iran. Dari sisi rancangan, Iran mengekspor teknologi untuk Timur Tengah dan sejumlah negara seperti Srilanka, Tajikistan, Kenya dan beberapa negara Afrika dan Amerika Selatan.

Salah satu kebanggaan Iran di bidang industri bendungan adalah pembangunan dan operasional bendungan Karon 4, yang merupakan bendungan beton tertinggi di Iran. Bendungan ini diresmikan pada tahun 2010 oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Bendungan ini memiliki ketinggian 230 meter dan panjang 440 kilometer. Bersamaan dengan pembangunan bendungan ini, dibangun pula rangkaian bendungan kecil sepanjang sungai Karon di barat daya Iran. Saat ini sedang dibangun empat pembangkit listrik tenaga air berkekuatan 1000 megawatt dengan memanfaatkan bendungan besar Karon 4.

Jurnal Hydropower & Dams menyebut Karon 4 sebagai bendungan terbesar kelima di dunia dan pembangkit listrik besar di dunia, dan bendungan beton terbesar di Timur Tengah. Pakar bendungan dari jurnal ilmiah ini mengungkapkan, "Pasca kemenangan revolusi Islam Iran, terutama dalam satu dekade terakhir, industri bendungan Iran mengalami kemajuan signifikan. Namun yang paling menarik bagi saya adalah seluruh tahapan dari rancangan hingga pembangunan bendungan besar ini yang tiada bandingannya di dunia, yang hanya dilakukan oleh teknisi dan pakar Iran."

Salah satu kebanggaan Iran di bidang bendungan adalah pembangunan bendungan tertinggi di dunia di Provinsi Lorestan, Iran Barat. Bendungan Bakhtiari dengan ketinggian 315 meter tercatat sebagai bendungan beton tertinggi di dunia. Selain itu sedang dibangun bendungan Roodbar, barat daya Iran, dengan dua pembangkit listrik kekuatan 450 megawatt.
Di saat Iran termasuk wilayah yang kering dan semi gurun dengan tingkat curah hujan sekitar sepertiga rata-rata dunia, negara ini membangun berbagai bendungan besar. Mengingat urgensi kontrol air permukaan dan urgensi penggunaannya, para ahli dalam negeri Iran dalam tiga dekade lalu membangun lebih dari 200 bendungan besar. Saat ini, sedang dibangun 150 bendungan baru, dan 16 bendungan dalam tahap rancangan.

Sejatinya, posisi strategis Iran di bidang industri bendungan bukan diperoleh dengan mudah. Kemajuan ini dicapai di saat Iran berada dalam tekanan sanksi Barat. Bangsa Iran pasca kemenangan revolusi Islam berhasil meraih kemajuan besar, sekaligus mengalahkan tekanan sanksi Barat dan menjadikannya sebagai peluang dengan bersandar pada kemampuan putra bangsanya sendiri.(IRIB/PH/NA/23/4/2011)

Kemajuan Iran (14)

Eksplorasi minyak di Iran

Minyak sejak dahulu kala merupakan salah satu bahan penting untuk memenuhi kebutuhan energi fosil. Namun lebih penting dari itu adalah kemampuan melakukan eksplorasi, penyulingan dan pengolahan minyak mentah menjadi industri olahan dan petrokimia.

Selain minyak, gas saat ini menjadi sumber energi fosil yang lebih ramah lingkungan. Tidak mengherankan jika sejumlah negara besar seperti Rusia dan AS menggelontorkan dana besar-besaran di bidang investasi dari eksplorasi hingga penyulingan dan pengolahannya menjadi energi gas alam cair.

Kini, industri minyak dan gas dengan menggunakan teknologi canggih menjadi sebuah industri maju dengan hasil olahan yang beraneka ragam. Namun ironisnya, negara-negara yang memiliki sumber daya migas yang melimpah tidak memiliki kemampuan di bidang teknologinya, bahkan untuk mengebor minyakpun mereka harus menjalin kontrak besar dengan negara-negara penyedia jasa teknologi migas.

Iran yang memiliki cadangan minyak setidaknya 155 miliar barel, berada di posisi keempat dunia. Selain itu, Iran juga memiliki cadangan gas sebesar 33 miliar meter kubik, menguasai 18 persen cadangan gas alam dunia, dan terbesar kedua di dunia setelah Rusia.

Sejak ladang minyak pertama dieksplorasi oleh Inggris pada permulaan abad ke-20, selama bertahun-tahun Iran dieksploitasi oleh negara Barat itu. Kekayaan alam Iran selama bertahun-tahun dikeruk Inggris. Iran memberikan Inggris keistimewaan untuk mengeruk dan mengolah ladang minyak negara ini. Kemudian terjadi nasionalisasi minyak Iran pada tahun 1953 yang berdampak keluarnya perusahaan Inggris dari Iran. Namun, industri minyak Iran masih bergantung terhadap pihak asing, terutama AS hingga kemenangan revolusi Islam Iran tahun 1979.

Tidak lama selepas kemenangan revolusi Islam Iran terjadi perang pertahanan suci yang dipaksakan rezim Saddam Hussein atas Iran. Dampaknya, industri minyak Iran termasuk infrastruktur ekspolarasi serta penyulingannya menjadi sasaran langsung rezim Baath Irak dengan tujuan menaklukkan Iran.
Demikian pula, beberapa tahun pasca kemenangan revolusi Islam, industri minyak bahkan tidak mampu memproduksi suku cadang kecil sekalipun dan terpaksa harus mengimpornya dari negara lain, di saat Iran berada dalam tekanan sanksi dan embargo ekonomi AS. Namun, berkat kerja keras putra bangsa di bidang industri migas dengan dukungan rakyat dan pemerintah, tekanan sanksi ini justru menjadi pemicu bagi Iran untuk mengejar ketertinggalannya selama ini, sekaligus mematahkan embargo Barat.

Kini, setelah berjalan lebih dari 32 tahun pasca kemenangan revolusi Islam, Iran dengan bersandar pada kemampuan putra bangsanya sendiri berhasil mematahkan tekanan korporasi multinasional industri migas. Saat ini, sejumlah aktivitas industri minyak Iran mulai dari penemuan ladang minyak, pengeboran pemipaan hingga pembangunan instalasi penyulingan dilakukan oleh tenaga ahli dalam negeri Iran.

Teknisi dalam negeri Iran telah berhasil menguasai teknologi perawatan dan memproduksi turbin migas. Berbagai terobosan besar yang dicapai tenaga ahli Iran dipamerkan pada pameran internasional minyak, gas dan petrokimia yang digelar pada April 2011 di Tehran. Iran berhasil memproduksi turbin minyak dan gas dengan menggunakan potensi dalam negeri dengan biaya di bawah $4 juta. Padahal, jika dikerjakan oleh perusahaan asing setidaknya menelan biaya $6 juta.

Sejak satu dekade lalu, perusahaaan nasional pengeboran minyak Iran secara bertahap mulai merintis dan swasembada di bidang industri berat ini dari proyek kecil hingga mega proyek. Saat ini perusahaan nasional pengeboran minyak Iran mengerjakan berbagai proyek besar di antaranya proyek fase 9,10,17 dan 18, serta sebagian dari proyek besar ladang gas Pars Selatan, pengeboran 13 sumur di ladang gas Kish dan proyek Azar I.

Saat ini, tenaga ahli Iran terus meningkatkan kemampuannya di bidang industri migas, dengan waktu pengerjaan yang lebih efisien dan biaya yang lebih minimum hanya sepertiga dari proyek yang digarap perusahaan asing. Contoh dari produktivitas teknisi Iran dalam pengerjaan proyek industri migas salah satunya adalah proyek penyulingan dan operasional proyek migas Pars selatan. Kemampuan itu terbukti dalam pemadaman kebakaran sumur minyak Kuwait akibat invasi rezim Saddam. Selain itu, mereka juga berhasil memadamkan kebakaran besar di sumur minyak di Iran Barat.

Saat ini, perusahaan Iran terjun di berbagai proyek pengeboran minyak dan gas negara-negara tetangga di pesisir laut Caspia seperti Kirgistan dan Turkmenistan. Kini, industri migas Iran terus meningkatkan kemampuannya di bidang rancangan, produksi dan pemasangan serta operasional proyek migas lepas pantai dan jalur bawah laut.

Di saat perusahaan besar minyak Barat dengan berbagai alasan termasuk sanksi AS, setiap hari terus-menerus menekan Iran dari berbagai sisi, pakar dan teknisi dalam negeri Iran berhasil mengembangkan ladang gas Pars Selatan yang kini menjadi poros besar energi Iran di kawasan dan dunia.

Republik Islam Iran juga mengerjakan proyek ladang minyak kolektif dengan sejumlah negara. Saat ini, sebagian proyek Pars Selatan digarap atas kerjasama antara Iran dan Qatar. Nilai produksi setiap fase dari Pars Selatan secara keseluruhan mencapai 29 fase, diprediksi menghasilkan sekitar $10 juta perhari atau lebih dari $3,3 miliar pertahun.

Berbagai kemajuan yang dicapai Iran dewasa ini memberikan pesan jelas bagi Barat bahwa berbagai sanksi yang selama ini digelontorkan gagal menjegal kemajuan negara ini. Bahkan tekanan sanksi itu justru menjadi faktor penyebab kemajuan Iran di berbagai bidang, termasuk industri migas.

Salah satu kemampuan tenaga ahli dalam negeri Iran adalah operasional proyek lepas pantai di kedalaman 70 hingga 80 meter di Teluk Persia, dan pengeboran lebih dari 4000 meter dengan produksi berkualitas tinggi. Terobosan besar ini memiliki dampak ekonomis yang besar. Tidak hanya itu, teknologi penemuan sumber minyak baru di Teluk Persia mampu meningkatkan cadangan minyak Iran di Teluk Persia hingga 94 miliar barel. Berbagai terobosan besar itu di bidang peningkatan produktivitas produksi minyak dan olahannya di Iran menunjukkan kemajuan negara ini di bidang industri minyak dan gas.(IRIB/PH/NA/27/4/2011)

Kemajuan Iran (15)

Perusahaan Petrokimia Iran

Para ekonom menilai ketatnya kompetisi antarnegara industri baru di Asia dengan kekuatan ekonomi besar dunia meningkatkan tingkat permintaan atas energi minyak dan gas. Hingga kini, keamanan pasokan energi migas menjadi masalah utama ekonomi dunia.

Di pasar energi dunia, Iran menjadi pusat perhatian internasional. Pertama, kondisi strategi geopolitik negara ini. Kedua, peran besar Iran di sektor produksi energi fosil. Mengingat kedua posisi strategis tersebut, pejabat tinggi industri migas negara ini menegaskan diplomasi aktif di sektor pengembangan industri minyak dan gas. Terkait hal ini, Iran tahun ini menggelar pameran internasional minyak, gas dan petrokimia ke-16.

Berbagai perusahaan dalam dan luar negeri menyambut pameran bergengsi yang merupakan event migas dan petrokimia terbesar di antara negara-negara Timur tengah dan anggota OPEC, dan kedua di dunia setelah pameran minyak tahunan yang digelar di AS. Pameran migas dan petrokimia Tehran kali ini merupakan kesempatan besar untuk menjalin interaksi antarperusahaan dalam dan luar negeri yang berkiprah di bidang industri minyak, gas dan petrokimia.

Partisipasi aktif korporasi minyak dari berbagai negara dunia termasuk sembilan perusahaan minyak AS pada pameran internasional migas dan petrokimia ke-16 kali ini menunjukkan bahwa embargo anti-Iran yang dilancarkan AS dan sejumlah negara Barat terbukti gagal, bahkan tidak mampu menekan perusahaan yang berada di negara mereka sendiri.

Iran dewasa ini memainkan peran vital bagi pembangunan ekonomi dunia, dan keamanan pasokan energi dunia tidak akan terpenuhi tanpa peran aktif Tehran. Pasalnya, Iran menyumbangkan kontribusi 24 persen gas alam (LNG) dunia dan 35 persen kebutuhan minyak dunia.

Cadangan besar minyak dan gas Iran merupakan peluang berharga bagi negara ini untuk meningkatkan perannya di tingkat regional dan internasional. Dengan kemampuan cadangan gas sebesar 33 triliun meter kubik, Iran menjadi sumber energi gas terbesar kedua di dunia. Selain yang tersedia saat ini, Iran juga mengeksplorasi cadangan gas baru. Tidak hanya itu, Iran juga memiliki cadangan minyak mentah sebesar $155 miliar barel yang menempatkannya sebagai produsen minyak terbesar keempat di dunia.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) Iran, negara ini menanam investasi lebih dari $155 miliar di bidang pengeboran dan eksplorasi industri minyak dan gas. Selain itu, lebih dari $50 miliar digelontorkan di bidang produk olahan minyak dan gas. Ditargetkan, diakhir pembangunan lima tahun (Pelita), Iran tidak hanya berhasil swasembada produksi teknis industri migas hingga mencapai 90 persen, namun sekaligus mengekspor teknologi itu ke negara lain.

Kondisi ini jauh berbeda dengan era rezim despotik shah Reza Pahlevi. Ketika itu Iran yang kaya minyak hanya menjadi produsen minyak mentah dan konsumen produk-produk asing. Bahkan Iran tidak diizinkan untuk memperbaiki peralatan sederhana sekalipun. Kini, dunia menyaksikan kemajuan Iran di bidang teknologi industri minyak dan gas.

Lebih dari 90 persen proyek penyulingan minyak Iran, termasuk komplek penyulingan Imam Khomeini dibangun oleh tenaga ahli dalam negeri. Fase pertama proyek ini berhasil dirampungkan menjelang peringatan kemenangan revolusi Islam Iran ke-32 yang berlangsung pada permulaan Februari 2011 lalu. Bensin dan produk olahan minyak dan gas lainnya yang diproduksi Iran sesuai dengan standar terbaru dunia.

Berbagai kemajuan ini dicapai Iran di saat Barat semakin gencar menekan Tehran. Namun, berbagai sanksi tersebut justru semakin menjadi faktor pemicu kemajuan negara ini. Salah satu kemajuan Iran di bidang industri minyak dan gas adalah pengembangan proyek energi di Pars Selatan. Kompleks migas Pars Selatan, yang secara keseluruhan terdiri dari 29 fase dan memiliki potensi membangun 23 kompleks besar petrokimia, dan saat ini baru dibangun 11 kompleks. Sesuai target Pelita, potensi petrokimia Iran akan mencapai 95 juta ton.

Berdasarkan laporan perusahaan perdagangan petrokimia Iran, ekspor produk petrokimia Iran pada tahun 2010 mencapai $8,6 miliar, yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Iran mengekspor produk petrokimia ke 65 negara dunia, dan produknya mendapat sambutan hangat dari pasar karena berkualitas tinggi. Kini, sekitar 37 persen produk petrokimia Iran di ekspor ke negara-negara kawasan Timur Jauh dan Cina, 25 persen di pasar Timur Tengah, 11 persen ke Eropa, 18 persen ke anak benua India, 7 persen ke kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, sedangkan 1,2 persen ke Afrika.

Pada Maret lalu, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei mengunjungi proyek produksi dan pengembangan industri ‘minyak, gas dan petrokimia' di kawasan industri Pars Selatan di kota Asaluyeh, Provinsi Bushehr Iran. Rahbar dalam pertemuan dengan para pejabat dan penanggung jawab kawasan industri perminyakan dan gas Pars Selatan menyatakan bahwa kawasan ini memiliki nilai industri dan ekonomi yang tinggi.

Sampai saat ini 10 bagian dari kawasan ini sudah beroperasi secara penuh dan 19 sisanya dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan. Dari kesemua bagian yang sudah beroperasi setiap harinya diproduksi 210 juta kubik sweet gas, 40 ribu cairan gas, dan 200 ton belerang. Nilai produksi kawasan industri Pars Selatan sepadan dengan 120 tahun ekspor minyak Iran.

Rahbar mengatakan, selama 32 tahun ini bangsa Iran berdiri tegar menghadapi kaum arogan dunia. Jihad dan perjuangan ini akan terus berlanjut dengan bentuknya yang lebih rumit, mendalam dan menentukan di bidang ekonomi. Beliau menegaskan bahwa pekerjaan besar yang terlaksana di kawasan industri Pars Selatan adalah satu bentuk jihad di jalan Allah. Sebab, pekerjaan ini dilandasi oleh niat untuk ‘meninggikan Islam dan kebenaran' serta meningkatkan harga diri dan kemajuan bangsa Iran.

Sejatinya, Iran selama lebih dari tiga dekade berjuang menghadapi berbagai tekanan arogan dunia. Namun sanksi Barat tersebut gagal menekan Tehran, bahkan Iran menjadikan sanksi tersebut sebagai peluang mencapai kemajuan di berbagai bidang. Di tengah tekanan Barat terutama AS, Iran semakin aktif memainkan perannya memenuhi kebutuhan keamanan dan transfer energi bagi benua Asia dan Eropa. Sebab, Iran memiliki dua faktor strategis bagi keamanan energi dunia. Pertama, kesinambungan dan pengembangan eksplorasi dan produksi. Kedua besarnya jalur transfer energi. Kedua faktor inilah yang menyebabkan Iran memainkan peran strategis dalam proyek-proyek besar di tingkat regional dan internasional. (IRIB/PH/NA/9/5/2011)

Kemajuan Iran (16)

Pipa Gas milik Iran

Minyak dan gas termasuk energi fosil yang tidak bisa diperbarui. Dengan demikian, sumber daya alam ini membutuhkan sebuah program strategis yang terencana dan terukur. Kini, sejumlah negara Eropa dan Asia menerapkan program jangka panjang mengenai program pengelolaan sumber penting energi ini.

Dewasa ini, peran negara-negara penyuplai energi di di Teluk Persia dan Laut Kaspia serta produsen energi minyak dan gas di Timur Tengah menjadi perhatian dunia. Mengingat pentingnya masalah ini, terdapat dua faktor penting.

Pertama, memandang penting keberadaan negara-negara penyuplai energi di kawasan. Pandangan ini menegaskan urgensi investasi di bidang pengembangan sumber negara-negara yang kaya dengan cadangan energi. Jika investasi ini terganjal bahkan hingga berhenti, maka dampaknya kebutuhan negeri dalam beberapa tahun mendatang akan terganggu karena tidak lagi berproduksi.

Kedua mengenai proses sumber energi dan masa depan mewujudkan jalan yang jelas, murah dan singkat untuk mentransfer sumber energi dari produsen ke pasar konsumen.

Salah satu tantangan penting energi dunia dewasa ini adalah jauhnya jarak pasar konsumen dari sumber produksi serta terbatasnya jalur transfer energi ke pasar konsumen dunia. Dengan demikian, sebagaimana pentingnya sumber daya minyak dan gas bagi dunia, maka jalur transfer energi pun sangat penting bahkan menjadi tantangan mendatang. Lalu bagaimana peran Iran dalam memenuhi kebutuhan dan transfer energi dunia?

Para analis energi menilai Iran berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan dan transfer energi dunia. Iran dengan posisinya yang strategis di kawasan Teluk Persia memliki cadangan gas dan minyak yang besar dan menjadi jembatan penghubung antara Eropa dan Asia. Dengan jalur pantai lebih dari 3000 kilometer, Iran memiliki sarana yang tepat untuk menjangkau pasar global, terutama transfer energi dari Laut Kaspia di utara dan Teluk Persia dan Laut Oman di selatan.

Hasil riset para ahli selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa transfer energi dari Iran lebih pendek, lebih cepat dan lebih aman dengan biaya yang lebih murah untuk transfer dari negara-negara di pesisir Laut Kaspia dan Asia Tengah ke pasar konsumsi energi. Pasar-pasar konsumsi energi di kawasan dewasa ini juga menjangkau Anak Benua India, Timur Jauh dan Eropa.

Mengingat pertumbuhan ekonomi selama tiga dekade lalu, Iran saat ini selain memiliki posisi strategis sebagai jembatan penghubung, juga memiliki potensi dan kemampuan yang besar. Potensi sumber daya manusia ahli, teknologi minyak terbaik di bidang penyulingan dan pembangunan jalur tranfer migas, sistem tranportasi darat dan rel serta laut, infrastruktur kapal, potensi dan posisi geografis yang tepat menjadikan Iran tidak hanya mampu swasembada di bidang industri startegis ini. Lebih dari itu, Iran mampu mengekspor energinya berserta tenaga ahli dan teknologinya ke negara lain.

Kemampuan Iran di bidang transfer energi terutama bagi negara-negara di kawasan Teluk Persia menjadi perhatian dunia. Dewasa ini muncul opsi transfer energi dari Laut Kaspia menuju Eropa, namun saat ini masih mengalami kendala serius. Jalur pipa Baku-Tblisi-Dunia, jalur pipa Tengiz Kazakhstan-Rusia merupakan jalur pipa terpenting di Laut Kaspia. Namun dengan masuknya investasi AS dan Rusia di jalur ini menghadapi masalah serius, mengingat jalur pipa itu melewati daerah rawan seperti Chechnya, Dagestan dan Ossetia.

Pembangunan jalur pipa timur ke barat Laut Kaspia yang dikenal dengan Trans-Kaspia juga merupakan sebuah ancaman bagi lingkungan. Karena Kaspia merupakan kawasan yang rawan dengan resiko bencana alam tinggi seperti gempa, maka muncul ancaman besar bagi lingkungan.

Jalur pipa gas Nabbuco yang ditandatangani pada tanggal 2009 oleh Turki dan empat negara Eropa, tanpa kehadiran Iran tidak akan bisa memenuhi kebutuhan energi Eropa. Dengan demikian, Iran tetap menjadi bagian dari jalur pipa Nabbuco. Sebelumnya, pada Juni 2006 setelah pernyataan dukungan Uni Eropa dan Turki terhadap proyek gas Nabbuco, Washington hendak mengincar Iran dalam proyek tersebut.

Kini kebutuhan Eropa terhadap gas Iran kian hari semakin besar, apalagi muncul masalah antara Eropa dan Rusia mengenai suplai gas. Dengan dasar ini, korporasi raksasa energi dunia seperti Shell, Total di tengah gencarnya tekanan sanksi AS, tetap melanjutkan kontrak dengan Tehran di bidang transfer energi. Mereka juga tidak mempercayai proyek berbiaya tinggi Washington.

Ankara pun sebagai anggota kongsi Nabbuco menjalin kerjasama dengan Iran di bidang energi dari Turkmenistan menuju Turki dan Eropa. Tidak hanya itu, Turki juga menegaskan urgensi keterlibatan Iran dalam proyek Nabbuco.

Dalam kondisi demikian, Iran juga mengusulkan proyek lain mengenai ekspor gas ke Eropa melalui jalur pipa gas Fars Selatan. Di luar itu, Iran juga menandatangani kontrak dengan Pakistan di bidang transfer energi. Dengan bergabungnya India dan Cina dalam proyek ini, maka jalur pipa Iran membenteng menembus kawasan Timur Jauh. Di bidang kerjasama dengan negara tetangga di wilayah Barat, Iran saat ini tengah mengkaji ladang gas kolektif dan independen dengan Irak.

Para analis energi menilai Iran dewasa ini berada di puncak kemampuan untuk memenuhi kebutuhan energi Eropa. Untuk itu AS dan sejumlah negara Eropa tidak bisa meremehkan posisi strategis Iran dengan berbagai sanksi.

Sejatinya Iran dengan mengoperasikan dan mengembangkan potensinya yang luar biasa di bidang minyak dan gas di kawasan Kaspia dan Teluk Persia sebagai dua kutub kunci yang menjamin kebutuhan energi dunia. Sebab Iran selain memiliki potensi besar di bidang migas juga berada dalam posisi geografis yang strategis di persimpangan produksi dan distribusi minyak dan gas kawasan.

Dalam hal ini, kerjasama Iran dengan negara-negara kawasan seperti Qatar, Rusia, Turki, Pakistan, Irak dan Turkmenistan serta negara-negara di kawasan Asia Tengah di satu sisi memenuhi kebutuhan bersama sekaligus menjaga stabilitas ekonomi dan politik di kawasan. Di sisi lain menjamin stabilitas keamanan energi Eropa dan Asia.(IRIB/PH/NA/20/6/2011)

Kemajuan Iran (17)

Transpoartasi Laut - Iran

Posisi Iran sangat strategis di kawasan. Di wilayah selatan, terdapat Teluk Persia yang merupakan kawasan perairan yang kaya minyak dan tempat berkumpulnya negara-negara pengekspor minyak terbesar di dunia. Teluk Persia juga terhubung dengan Laut Oman hingga menembus Samudera India yang menjadi lalu lintas perdagangan laut di kawasan Asia-Pasifik.

Di wilayah utara, terdapat Laut Kaspia yang merupakan jembatan penghubung terbaik antara Iran dengan Rusia, Kirgistan, Turkmenistan dan Azerbaijan. Di bagian timur dan barat, Iran berbatasan dengan Turki, Pakistan, Afghanistan dan Irak.

Tidak tanggung-tanggung, Iran menjalin hubungan dengan 15 negara dunia melalui jalur laut dan darat. Selain itu, negara ini juga berperan menjadi penghubungan antarnegara tersebut.

Kajian strategis mengenai transit barang menunjukkan bahwa hubungan antara negara-negara Asia Tengah dengan Teluk Persia dan juga jalur perdagangan antara Asia Timur dan Eropa melalui Iran akan terjadi lebih efisien dan efektif.
Sebab, pendeknya jalur transit Utara-Selatan, dan lengkapnya fasilisitas dan infrastruktur transportasi di kawasan ini menyebabkan jalur Iran memiliki banyak keistimewaan di sektor arus barang.

Terbentuknya jaringan kerjasama regional "Utara-Selatan" serta peran Iran dalam Organisasi Kerjasama Ekonomi (ECO) dan Organisasi kerjasama Shanghai (SCO) meningkatkan posisi strategis Iran. Kini peran aktif Iran di berbagai organisasi ini semakin meningkatkan urgensi kerjasama antara Tehran dengan negara-negara kawasan di bidang transportasi dan transit barang.

Posisi strategis Iran sebagai poros geografis negara-negara anggota ECO menyiapkan sebuah peluang membentang yang semakin menegaskan peran aktif Iran di sektor perdagangan dan ekonomi antaranggota ECO.

Saat ini jalur utara-selatan Iran dari Bandar Abbas di selatan hingga Amir Abad dan Bandar Anzali di utara terhubung dengan Bandar Chabahar, Langhe, Busher dan Imam Khomeini di Teluk Persia dan Laut Oman. Semua itu meningkatkan potensi transportasi barang. Tidak hanya itu, jalur transit Timur-Barat yang bermula dari perbatasan Turkmenistan hingga Bazargan dan Julfa di perbatasan Turki dan Azerbaijan yang merupakan jalur yang baik untuk menggantikan Jalur Sutra yang menghubungkan Timur Jauh ke Eropa.

Selain itu, terdapat jalur transit lainnya yang menghubungkan Asia Tenggara, India dan Pakistan dengan Laut Mediterania dan Eropa melalui Iran. Jalur transit ini mencakup poros timur dari Bandar Chabahar yang memiliki potensi tinggi untuk transit barang yang dibutuhkan Afghanistan, sekaligus transit bagi negara-negara Asia Tengah. Demikian pula, Zona bebas Chabahar di Laut Oman dan perairan Iran merupakan jalur strategis dari sisi ekonomi bagi transit barang dan energi.
Besarnya potensi di bidang transportasi Iran meningkatkan kualitas dan kuantitas serta menciptakan potensi baru di bidang infrastruktur dan armada kereta api, jalan raya dan perlengkapan pengosongan dan pengisian barang di bandar Iran. Secara akumulatif semua itu menyiapkan aneka potensi bagi transit barang untuk negara-negara Asia Tengah, Kaukasus, Irak dan Afghanistan.

Iran sebagai jalur transit menyiapkan sarana yang diperlukan bagi transportasi barang dengan jalur yang lebih pendek, aman dan hemat. Tehran juga menyatakan kesiapannya untuk menjalin kerjasama multilateral di tingkat regional dengan mengoperasikan jalur koridor transit Teluk Persia dan Asia Tengah, sekaligus menjadi sarana bergabungnya negara-negara lain dalam kerjasama kolektif ini.

Pertemuan segi lima transportasi internasional dan transit yang digelar pada April 2010 membuahkan penandatanganan nota kesepahaman antara Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, Qatar dan Oman di Ashgabad mengenai transportasi kereta api, laut dan darat. Peningkatan kerjasama transit antara kelima negara tersebut akan menyiapkan sarana yang dibutuhkan untuk memudahkan perdagangan di kawasan melebihi sebelumnya.

Penandatangan nota kesepahaman jalur rel kereta api kolektif antara Iran, Turkmenistan dan Kirgistan merupakan langkah lainnya bersamaan dengan digelarnya pertemuan Ashgabad.

Dengan penerapan proyek ini, transportasi rel dari fase pertama sebesar 10 juta ton meningkat menjadi 15 juta ton pertahun. Penerapan fase selanjutnya akan meningkatkan kemampuan angkut menjadi 20 juta ton. Saat ini Republik Islam Iran dan negara-negara di kawasan geografis Asia Tengah, termasuk Turkmenistan memiliki jalur reli dan jalan raya yang baik di kawasan, terutama dengan adanya empat perbatasan kolektif darat dan laut melalui Laut Kaspia dan terhubungnya jalur rel dua negara. Lebih dari itu, sarana kerjasama transportasi masih memiliki potensi besar yang belum didayagunakan.

Tahun lalu, angkutan barang sebesar 9,5 juta ton dilakukan melalui Iran. Jumlah ini naik 34 persen dibandingkan tahun 2009 yang hanya sebesar tujuh juta ton. Secara akumulatif, sekitar 111 negara dunia menjadikan Iran sebagai jalur transit barang. Diprediksi jalur angkutan barang yang transit di Iran pada tahun 2011 akan mencapai 12 juta ton.

Sejatinya, Iran memiliki perhatian besar di bidang pengembangan sektor transit barang, mengingat posisi strategisnya yang menghubungkan negara-negara Asia dan Eropa. Peningkatkan jalur rel menjadi 4.000 kilometer, dan pengembangan jalan raya hingga 13.000 kilometer semakin mempertegus posisi Iran sebagai tempat transit paling strategis di kawasan.

Di tengah tekanan sanksi AS terus berupaya mengucilkan Iran, Tehran berhasil mewujudkan berbagai proyek kolektif di sektor transportasi dan transit barang bersama negara-negara kawasan.

Republik Islam Iran berkeyakinan bahwa upaya terorganisir dan kolektif bisa meningkatkan kerjasama antaranegara di sektor transportasi dan transit barang yang semakin mengokohkan solidaritas kawasan.

Para analis berkeyakinan bahwa pendayagunaan peluang kerjasama yang membentang di kawasan membutuhkan penguatan perdagangan melebihi sebelumnya sekaligus memperkokoh infrastruktur transportasi.

Untuk itu, pengembahan sarana jalur transportasi masyarakat Asia dengan poros membentuk Uni Asia merupakan strategi demi mewujudkan tujuan kolektif di kawasan, sekaligus memudahkan arus barang, sehingga bisa menjawab berbagai tantangan di sektor transportasi dan transit barang.(IRIB/PH/NA/23/6/2011)

Kemajuan Iran (18)

Kaviar Iran

Pesatnya industrialisasi telah menyebabkan berbagai negara menghadapi sejumlah masalah serius. Salah satu problem besar yang dihadapi negara-negara sedang berkembang adalah laju pertumbuhan penduduk yang begitu cepat. Dampaknya muncul sejumlah persoalan seperti rawan pangan, terutama protein yang dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian, keamanan pangan menjadi salah satu faktor penting bagi pembangunan ekonomi sebuah negara.

Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai pakar industri pangan mengemukakan sejumlah solusi, diantaranya adalah budidaya perikanan sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Dengan pertimbangan tersebut, dewasa ini budidaya perikanan menjadi salah satu metode yang memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan produksi pangan dunia. Sebab cara ini bisa dilakukan ditempat yang terkontrol dan relatif mudah dikembangbiakan di air tawar maupun laut.

Di Iran, budidaya perikanan dimulai sejak tahun 1922, namun proyek perdana pengembangbiakan ikan tawar dimulai tahun 1959. Untuk proyek ini, perusahaan perikanan Iran melakukan langkah pertama dengan membangun areal pengembangan budidaya ikan.

Selama ini, aktivitas budidaya ikan di Iran dilakukan di perairan Laut Kaspia, Teluk Persia dan perairan lainnya. Laut Kaspia merupakan perairan yang strategis. Betapa tidak, laut ini memiliki luas 440 ribu kilometer persegi dan 6.400 kilometer jalur pantai di Iran, Turkmenistan, Kazakhstan, Rusia dan Republik Azerbaijan. Adapun 920 kilometernya berada di pantai utara Iran.

Laut Kaspia termasuk laut asin. Di dalamnya hidup sekitar 113 jenis ikan dan 98 berada di wilayah perairan Iran. Dengan karakteristik biologis ini, budidaya ikan di Iran dibagi menjadi dua kategori, ikan jenis kaviar dan ikan jenis tulang.

Teluk Persia dan Laut Oman di wilayah selatan Iran, dengan luas 240 kilometer persegi merupakan laut paling asin di dunia. Meski demikian, laut ini termasuk paling panas dibandingkan laut-laut lainnya di dunia.

Keragaman jenis ikan di dua wilayah ini begitu besar. Tidak kurang dari 400 jenis ikan, 20 jenis hewan kulit keras dan 10 jenis hewan kulit lunak berada di wilayah tersebut. Saat ini, lebih dari seratus jenis ikan, enam jenis kulit keras dan lima jenis kulit lunak berada di Teluk Persia dan laut Oman yang terbentang sepanjang 1800 di jalur pantai dan perairan Iran. Demikian pula, produksi perikanan natural dan semi natural di Iran dengan 133 jenis ikan merupakan bagian lain dari industri perikanan di Iran dengan memanfaatkan media laut, sungai dan kolam tambak.

Selama beberapa generasi terakhir dilakukan berbagai terobosan besar di sektor industri perikanan dengan memanfaatkan riset dan teknologi terbaru. Terkait hal ini, perusahaan perikanan Iran melakukan berbagai terobosan di bidang budidaya ikan kaviar. Saat ini, terdapat 12 areal budidaya ikan kaviar yang mampu berproduksi melebihi 10 juta ton pertahun. Selain itu, kompleks budidaya yang digarap swasta juga mampu memproduksi 30-40 ribu ikan kaviar.

Pada tahun 2010, Iran memproduksi sekitar 60 ton daging ikan kaviar. Di tahun ini, sektor swasta juga berperan aktif memproduksi daging ikan dan telur kaviar.

Institut Riset Perikanan Iran menggarap sejumlah proyek untuk menjaga cadangan genetik ikan kaviar di sungai Sefidrood, Iran Utara yang memiliki potensi besar untuk pengembangan berbagai jenis ikan. Upaya ini dilakukan demi mempertahankan berkurangnya berbagai spesies ikan, terutama jenis tasmahi di Laut Kaspia.

Institut Riset Internasional Ikan Kaviar Iran mengungkapkan bahwa proyek ini bertujuan untuk mempertahankan dan mengembangbiakan spesies ikan kaviar jenis sungai Sefidrood. Selain itu untuk membentuk bank hidup dari DNA
dan bank sperma tasmahi berkat program kerjasama Kaspia yang dimulai sejak musim gugur 2009 lalu hingga kini. Proyek ini dijalankan atas kerjasama antara Institut Riset Perikanan dan Institut Riset Internasional Ikan Kaviar dan dinas pengawasan lingkungan Laut Kaspia dengan anggaran $750 ribu. Saat ini sperma ikan kaviar disimpan dan diawetkan.

Program lingkungan Laut Kaspia merupakan sebuah proyek kolektif untuk menjalankan konvensi dan program strategis menjaga lingkungan Laut Kaspia berkat inisiatif negara-negara regional dan dukungan organisasi internasional seperti Uni Eropa, UNDP, UNEP dan Bank Dunia yang dimulai sejak tahun 1998. Kebanyakan kerjasama dilakukan antara Iran dan sejumlah negara seperti Uruguay di bidang produksi dan budidaya ikan kaviar.

Selama dua dekade terakhir, setiap tahunnya sekitar 90 hingga 100 juta ton ikan diambil dari laut di seluruh dunia. Adapun Iran yang hanya memiliki dua persen lautan berhasil memproduksi ikan mencapai 50 hingga 60 juta ton. Data ikan yang dibudidayakan di dunia menunjukkan bahwa produksi ikan pada tahun 1980 mencapai lima juta ton yang meningkat menjadi 52 juta ton pada tahun ini.

Data statistik yang dilakukan pada tahun 2000 hingga 2010 menjelaskan bahwa produksi berbagai ikan di Iran melalui budidaya sebesar 8,8 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan ikan hasil tangkapan nelayan hanya tumbuh 1,4 persen.
Mengingat kondisi strategis tersebut, kebijakan sektor perikanan di Iran saat ini adalah peningkatan produksi budidaya ikan. Ditargetkan dalam 10 tahun mendatang, produksi ikan di Iran mencapai standar dunia.

Salah satu kebijakan perikanan Iran adalah budidaya ikan di perairan dalam negeri dan di pantai dengan memanfaatkan air laut dan budidaya tambak dengan metode keramba. Dengan cara ini ditargetkan pada tahun 2014 akan tercapai produksi ikan mencapai satu juta ton. Di bidang budidaya ikan dengan metode keramba dan ikan kaviar di Iran saat ini telah menghasilkan produksi sekitar 800 hingga 900 ribu ton.

Sementara itu, budidaya udang di Iran dengan pola tambak di lakukan dengan masa panen dua kali setahun dan tingkat produksi 10 ton perhektar. Pada tahun 2009, produksi ikan di Iran sekitar enam ribu ton, ikan air dingin 70 ribu ton dan ikan air panas sekitar 100 ribu ton. Diprediksi, ekspor udang dari Iran pada tahun ini meningkat melebihi 2000 ton. Iran mengekspor udang ke sejumlah negara seperti Spanyol, Italia, Uni Emirat Arab, Mesir, Lebanon dan Jepang.

Berdasarkan pembangunan lima tahun di sektor perikanan, Iran berupaya mewujudkan peningkatan kontribusi perikanan di sektor keamanan pangan, pemanfaatan sumber daya laut secara bertanggungjawab dan berkelanjutan, perbaikan kualitas, upaya meminimalisasi limbah perikanan dan pemulihan cadangan perikanan.

Para ahli menyatakan bahwa fluktuasi harga pangan menjadi isu utama yang mengancam keamanan pangan, terutama di negara-negara sedang berkembang. Dengan demikian, salah satu tujuan pembangunan millenium PBB adalah mengamankan sektor pangan. Mengingat pentingnya masalah ini, potensi perikanan bisa dijadikan sebagai salah satu sektor untuk mengatasi masalah tersebut. Di sektor ini Iran memberikan kontribusi tidak kecil bagi keamanan pangan dunia.(IRIB/PH/NA/4/7/2011)



0 comments to "Serang Negara Islam, maka negara Islam akan membalas dengan menghabisi musuh hingga ke akarnya!!!!!"

Leave a comment