Home , , , , , , , , � Palestina, Yaumul Quds Day, Fatah dan Hamas pun Bersatu by Islam...

Palestina, Yaumul Quds Day, Fatah dan Hamas pun Bersatu by Islam...


Quds

Hari Al-Quds Sedunia, Hidupkan Cita-Cita Bangsa Palestina

Lebih dari 60 tahun tanah air Palestina di bawah penjajahan rezim Zionis Israel dan selama itu pula rakyat Palestina setiap harinya menyaksikan kejahatan baru yang menimpa mereka. Sekalipun demikian, kejahatan Zionis Israel dan dukungan kekuatan-kekuatan Barat terhadap rezim ini selama 60 tahun tidak pernah menyurutkan semangat rakyat Palestina untuk membebaskan negaranya. Berbeda bila dibandingkan kondisi rakyat Palestina setengah abad lalu, kini mereka mendapat dukungan lebih dari bangsa dan negara-negara Islam.

Rakyat Iran bahkan sebelum kemenangan Revolusi Islam telah membantu rakyat tertindas Palestina. Dukungan ini semakin meningkat dalam proses perjuangan rakyat Iran mencapai kemenangan revolusi dan setelah membentuk Republik Islam Iran. Kini kemenangan Revolusi Islam Iran menjadi tamparan hebat kepada rezim Zionis Israel yang mengubah transformasi Timur Tengah dan Zionis Israel saat ini adalah pihak yang terkucilkan.Pelbagai peristiwa pasca Revolusi Islam Iran membenarkan analisa ini.

Imam Khomeini ra, pendiri Republik Islam Iran tidak hanya menyeru rakyat Iran, tapi seluruh umat Islam sedunia untuk bangkit mendukung bangsa tertindas Palestina. Beliau menyebut rezim Zionis Israel sebagai tumor di Timur Tengah. Guna membela hak dan cita-cita bangsa Palestina, Imam Khomeini ra menyeru umat Islam sedunia untuk melakukan pawai akbar di hari Jumat terakhir bulan Ramadhan. Seruan ini ternyata disambut di dunia Islam dan sejak saat itu, hari itu disebut Hari Al-Quds Sedunia. Kini telah tiga dekade berlalu dan umat Islam di seluruh dunia menyatakan dukungannya kepada bangsa Palestina dengan menyelenggarakan pelbagai acara dan pawai akbar. Gerakan luas dan merakyat yang dilakukan satu waktu ini menjadi simbol hidupnya cita-cita Palestina dan kebencian umat Islam terhadap rezim Zionis Israel.

Setiap suara lantang membela hak bangsa Palestina bakal mencemaskan rezim Zionis Israel dan para pendukung Baratnya. Bila sumber suara lantang tersebut adalah Iran yang senantiasa menentang hegemoni kekuatan-kekuatan besar, dapat dipastikan Zionis Israel dan sekutunya semakin geram dan ketakutan. Dengan dasar ini, setiap tahun menjelang Hari Al-Quds Sedunia, rezim Zionis memperketat sistem keamanan dan melarang penyelenggaraan shalat Jumat di Masjidul Aqsa. Rezim Zionis Israel dan para pendukungnya tahu betul penyelenggaraan acara Hari Al-Quds Sedunia di pelbagai negara menjadi simbol dukungan dunia Islam kepada rakyat Palestina dan kebencian terhadap rezim Zionis Israel. Hal ini tentu saja mampu mempertahankan bahkan menghidupkan cita-cita rakyat Palestina dan meningkatkan semangat mereka dalam membela diri dan berjuang.

Berbeda dengan yang digambarkan selama ini, tampaknya sebagian negara Islam dan Arab tidak terlalu senang menyaksikan penyelenggaraan Hari Al-Quds Sedunia. Tidak hanya itu, mereka bahkan berusaha menggagalkan peringatan itu. Ketidaksukaan ini sebenarnya kembali pada masalah Iran. Mereka tidak senang Iran yang mengibarkan bendera ini dalam rangka mendukung cita-cita rakyat Palestina. Sebagian negara Arab di Kawasan bahkan menyebut masalah Palestina sebagai masalah Arab dan tidak menerima inovasi yang dilakukan Iran dalam mendukung rakyat Palestina.

Namun pertanyaannya adalah bila memang benar mereka memikirkan nasib rakyat Palestina, semestinya mereka menyambut setiap ide untuk mendukung rakyat tertindas Palestina dan berusaha melemahkan rezim Zionis Israel. Penentangan sebagian negara, khusunya dunia Arab terhadap Hari Al-Quds Sedunia sejatinya punya alasan lain juga. Penentangan mereka lahir dari kebijakan mereka yang ingin berdamai dengan rezim Zionis Israel. Negara-negara Arab ini membayangkan dengan memberikan sejumlah insentif kepada rezim penjajah ini, Zionis Israel akan mundur dari Palestina dan tidak lagi memakai kebijakan invasi militer.

Esensi rezim Zionis Israel sebagai rezim hegemoni dan penjajah menunjukkan bukan hanya tidak bersedia mengembalikan hak rakyat Palestina, tapi malah memanfaatkan pelbagai cara guna melakukan pembersihan etnis. Selain itu, para pejabat Zionis Israel ternyata dengan mudah melanggar sejumlah perjanjian yang ditandatanganinya dengan negara-negara Arab dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Tidak hanya itu, rezim Zionis Israel juga ternyata tidak pernah konsekwen menjalan ketentuan dan hukum internasional.

Rezim Zionis Israel hingga kini tidak pernah menerima sebuah negara Palestina dengan batasan geografi yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian OSLO. Selain itu, Zionis Israel tidak pernah menyepakati pemulangan jutaan rakyat Palestina yang mengungsi dari negaranya. Sebaliknya, rezim ini malah berusaha keras agar menempatkan orang-orang zionis lebih banyak di Palestina pendudukan.

Mencermati noktah hitam kejahatan rezim Zionis Israel, termasuk setahun lalu menunjukkan, dialog dan perundingan tidak akan pernah membuat rezim ini mundur. Yang mampu melakukannya adalah gerakan rakyat seperti acara Hari Al-Quds Sedunia. Di sini tekanan yang dilakukan negara-negara Islam dengan bersatu yang tampaknya bakal berhasil.

Militer rezim Zionis Israel di akhir bulan September tahun lalu melakukan invasi brutal dari darat, laut dan udara ke Jalur Gaza. Sebuah kawasan yang berbulan-bulan sebelumnya diblokade sehingga tidak ada bahan pangan, obat-obatan dan bahan bakar yang masuk ke daerah ini. Kini blokade itu dilakukan dengan bekerjasama dengan Mesir. Agresi brutal yang dilakukan militer Zionis Israel menggugursyahidkan lebih dari 1.400 warga Palestina yang kebanyakan adalah penduduka sipil. Di antara para korban terdapat 318 anak-anak dan 111 wanita dari 82 persen korban yang berasal dari penduduk sipil. Perang 22 hari membuat ekonomi Gaza menjadi carut-marut dan mayoritas infrastruktur ekonomi daerah ini hancur total.

Masjidul Aqsa adalah tempat suci dan menjadi kiblat umat Islam yang pertama. Namun rezim Zionis Israel berulang kali berusaha merusak tempat suci ini. Rencananya, mereka akan membangun tempat ibadah Nabi Sulaiman as di atas reruntuhan Masjidul Aqsa. Selama setahun lalu, aksi-aksi perusakan terhadap Masjidul Aqsa kian meningkat. Penggalian terowongan di bawah Masjid dengan pelbagai alasan terus berlanjut seperti ingin membangun pusat pariwisata. Pelbagai protes yang dilakukan umat Islam atas langkah-langkah ini tidak menunjukkan tanda-tanda berhasil. Selain itu, rezim Zionis Israel berusaha memperbanyak kehadiran orang-orang Yahudi di tempat suci ini dan mengubah identitas tempat suci umat Islam ini, selain tentu saja membatasi umat Islam mendatangi tempat tersebut.

Pembangungan permukiman zionis termasuk aksi rezim Zionis Israel yang ditentang bahkan oleh Amerika sebagai pendukung terbesarnya. Zionis Israel di masa Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, terus memperluas permukiman zionis dan memperbanyak orang-orang Yahudi yang tinggal di sana. Pemerintah Netanyahu mengeluarkan surat izin untuk merusak rumah-rumah warga Palestina dan membangun permukiman baru di atasnya, khususnya di Baitul Maqdis. Kebijakan ini terus dilaksanakan meskipun dunia internasional memprotesnya.

Rezim Zionis Israel mengakui Al-Quds sebagai ibu kotanya dan berusaha dengan segala cara agar warga Palestina yang tinggal di sana segera meninggalkan daerah tersebut dan orang-orang zionis yang menggantikannya. Begitu juga rezim ini berusaha mengubah budaya Baitul Maqdis dengan menghancurkan kuburan umat Islam dan membangun taman-taman Taurat. Rezim Zionis Israel juga terus membangun tembok pemisah di Palestina pendudukan tanpa mempedulikan protes masyarakat internasional. Tembok ini praktis memisahkan sebagian daerah Palestina pendudukan dan merusak sebagian besar rumah dan tanah pertanian warga Palestina.

Segala aksi destruktif yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel ternyata masih dinilai lain oleh sebagian rezim Arab dan menilai berdamai dengan rezim ini sebagai keniscayaan. Sebagian negara-negara Arab malah berusaha menormalisasi hubungan mereka dengan Zionis Israel dengan mediasi Amerika. Padahal semua tahu rezim Zionis Israel tidak pernah mundur dari sikapnya, bahkan rezim ini tidak pernah konsekwen dengan perjanjian sebelumnya dengan negara-negara Arab dan Palestina.

Pengalaman sejarah membuktikan kebijakan berdamai dengan rezim Zionis Israel tidak pernah menghasilkan apa-apa. Jalan yang penah dipilih oleh bangsa Palestina. Kini muqawama dan perlawanan rakyat Palestina di dalam Palestina pendudukan dan unjuk rasa seluruh umat Islam sedunia di Hari Al-Quds Sedunia membuat rezim Zionis Israel berada dalam tekanan opini publik dunia dan sikapnya dari hari ke hari semakin lemah.

Hari Quds Sedunia Bukti Solidaritas Umat Islam

Nama Palestina selama puluhan tahun mengingatkan kepedihan dan ketertindasan rakyat Palestina. Bangsa yang diusir dari tanah airnya harus menerima kepahitan hidup di pengasingan, sementara mereka yang tetap bertahan harus menerima kebiadaban dan brutalitas Zionis Israel setiap harinya. Tanah air Palestina telah dijajah selama 60 tahun oleh Rezim Zionis Israel, namun ironisnya dunia Islam sampai saat ini tidak mampu mengambil tindakan serius guna membebaskan Palestina dan Al-Quds.
Imam Khomeini ra senantiasa memperingatkan dunia Islam akan kondisi memprihatinkan yang dihadapi rakyat tertindas Palestina dan bahaya Zionis Israel. Sejak tiga dasa warsa lalu Imam Khomeini ra berusaha memotivasi dunia Islam agar fokus terhadap masalah pembebasan Palestina. Beliau mengambil langkah mengajak seluruh umat Islam di dunia melakukan unjuk rasa mendukung rakyat Palestina di Jumat terakhir bulan Ramadhan. Imam Khomeini ra, pendiri Republik Islam Iran melontarkan idenya hanya beberapa bulan selepas kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Sikap Imam Khomeini menunjukkan Republik Islam Iran sejak awal adalah pendukung mutlak rakyat Palestina. Usulan itu hingga kini ditindak lanjuti dalam berbagai bentuk dan menjadi titik temu solidaritas kaum muslim sedunia pendukung rakyat Palestina.

Imam Khomeini ra dalam pesannya tahun 1979 kepada kaum muslim menjelaskan alasannya sebagai berikut:

"Saya menginginkan seluruh umat Islam sedunia dan negara-negara Islam harus bersatu guna memotong tangan para penjarah (Rezim Zionis Israel) dan para pendukung mereka. Saya mengajak seluruh umat Islam menjadikan Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai hari solidaritas umat Islam sedunia guna mendukung hak-hak rakyat muslim Palestina."

Sejatinya dukungan terhadap rakyat tertindas Palestina punya akar yang kuat dalam Islam dan al-Quran. Karena Islam menekankan pembelaan terhadap orang yang tertindas sekalipun bukan umat Islam. Al-Quran menegur umat Islam karena tidak membela rakyat lemah dan tertindas dari cengkeraman orang-orang zalim. Rasulullan saw dalam sebuah hadisnya bersabda: "Siapa yang mendengarkan suara seseorang yang meminta tolong kepada muslim lainnya dan tidak membantunya, maka ia bukan seorang muslim." Dengan berbagai argumentasi yang ada, maka setiap muslim di berbagai penjuru dunia punya kewajiban membantu orang-orang tertindas, khususnya bangsa Palestina yang bertahun-tahun berada di bawah kezaliman dan kebiadan Rezim Zionis Israel.

Selama 60 tahun dijajah hingga kini warga Palestina berada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Jutaan warga Palestina menjadi pengungsi, sementara puluhan ribu lainnya berada di penjara-penjara Zionis Israel dengan menanggung siksaan yang di luar batas perikemanusiaan. Dapat dikata setiap harinya militer Zionis Israel mensyahidkan atau menciderai sejumlah rakyat Palestina. Selain itu, Zionis Israel sejak tahun lalu memblokade Jalur Gaza dengan dukungan Amerika. Dampaknya warga Jalur Gaza tidak mendapat suplai bahan pangan, obat-obatan dan bahan bakar. Untungnya beberapa waktu terakhir ini tekanan masyarakat internasional dan perlawanan Palestina terhadap Zionis Israel membuat mereka agak melonggarkan blokade Gaza.

Di sisi lain, Zionis Israel terus gencar membangun pemukiman-pemukiman zionis di Palestina pendudukan, khususnya Baitul Maqdis. Harapan mereka, percepatan pembangunan pemukiman zionis mampu mengubah kota Baitul Maqdis menjadi sebuah kota zionis. Mereka juga terus melakukan penggalian terowongan-terowongan dan berbagai tindakan lainnya guna menghancurkan Masjidul Aqsha secara perlahan-lahan. Masjidul Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam akan dihancurkan mereka dan di atasnya akan didirikan tempat peribadatan Nabi Sulaiman.

Poin penting yang perlu dicermati dari kejahatan Rezim Zionis Israel adalah dukungan negara-negara Barat yang selalu mengklaim sebagai pembela hak asasi manusia. Namun hegemoni Amerika dan sebagian negara-negara Eropa terhadap lembaga-lembaga internasional membuat warga Palestina tidak mendapat dukungan yang sepatutnya dari badan-badan internasional. Bahkan ketika warga Palestina melawan Zionis Israel dengan tujuan membela dirinya, negara-negara dan media-media Barat menyebut upaya membela diri sebagai aksi terorisme dan mengecamnya. Kenyataan ini membuat mereka yang mengikuti perkembangan kondisi Palestina tahu betul betapa ketertindasan rakyat Palestina berkali-kali lipat. Itulah mengapa warga tertindas Palestina hanya dapat berharap banyak dari bantuan dunia Islam.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatollah Al-Udzma Khamenei menekankan umat Islam bertanggung jawab akan kondisi rakyat Palestina. Kepada rakyat Palestina Rahbar berkata: "Umat Islam punya kewajiban membantu kalian (warga Palestina) melanjutkan perjuangan yang penuh berkah ini." Terkait dengan bantuan apa yang dapat dilakukan oleh dunia Islam Rahbar berkata: "Apa yang dapat dilakukan umat Islam? Mereka bisa turun ke jalan-jalan melakukan unjuk rasa dengan mengepalkan tinjunya kepada perjuangan rakyat Palestina dan katakan bahwa kami mendukung kalian. Perbuatan ini sudah termasuk bantuan besar dan mampu membesarkan hati rakyat Palestina".

Oleh karenanya unjuk rasa di Hari Quds Sedunia merupakan bantuan terkecil yang dapat dilakukan oleh umat Islam sedunia guna mendukung saudara-saudara Palestina mereka. Namun kini aksi kecil ini punya berkah yang luar biasa.

Peringatan Hari Quds Sedunia setiap tahunnya yang dilakukan dengan aksi unjuk rasa sejatinya peringatan bagi Rezim Zionis Israel dan para pendukungnya. Aksi itu sebagai bukti solidaritas umat Islam sedunia yang menandakan rakyat Palestina tidak sendiri. Aksi itu menunjukkan umat Islam sedunia mendukung cita-cita bangsa Palestina yang menginginkan hak-haknya. Selain itu, peringatan Hari Quds Sedunia mampu membesarkan hati bangsa Palestina agar lebih tegar dan kukuh menuntut hak-hak legalnya.

Kini tekad dan perlawanan yang ditunjukkan rakyat Palestina dengan dukungan umat Islam internasional membuat Rezim Zionis Israel semakin lemah dan rapuh. Sekalipun setiap harinya mereka membantai rakyat Palestina dan menekan sektor ekonomi dan politik mereka, namun banyak bukti yang menunjukkan proses kehancuran Rezim Zionis Israel telah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Para pejuang Palestina bahkan mampu membalas serangan militer Zionis Israel dan memaksa militer rezim ini mundur dari Jalur Gaza. Di sisi lain, militer Zionis Israel yang mengaku sebagai angkatan bersenjata terkuat di Timur Tengah selama 6 tahun telah dua kali menjadi pecundang menghadapi para pejuang Hizbullah Lebanon.

Rezim Zionis Israel sendiri punya masalah internal yang cukup parah. Tingginya angka imigrasi orang-orang zionis dari Palestina pendudukan sangat mengkhawatirkan para pemimpin zionis. Belum lagi kejahatan sosial dan kebejatan moral telah menghancurkan sendi-sendi masyarakat zionis. Lebih penting dari itu, para pejabat Rezim Zionis Israel tersandung berbagai skandal mulai dari ekonomi, politik dan moral. Ini semua membuat rakyat Zionis Israel tidak percaya dengan para pemimpinnya.

Dengan dasar ini Ehud Olmert di hari-hari terakhir jabatannya menyatakan: "Ide Israel Raya telah berakhir apa lagi eksistensinya. Siapa saja saja yang masih berbicara mengenai masalah ini berarti telah membohongi dirinya." Padahal beberapa tahun lalu, orang-orang zionis berdasarkan khayalan generasi awal para pemimpin zionis menuntut perluasan teritorial Zionis Israel dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Furat di Irak.

Peringatan Hari Quds Sedunia sebenarnya bukti persatuan umat Islam sedunia. Di akhir Jumat bulan Ramadhan umat Islam menunjukkan kepada musuh dan penjajah Palestina bahwa mereka bersatu mendukung warga Palestina. Selain itu, peringatan Hari Quds Sedunia menceritakan sebuah kenyataan lain bahwa mayoritas negara-negara dunia, khususnya dunia Arab tidak memperhatikan penderitaan rakyat Palestina. Bila negara-negara Arab punya tekad serius bersatu membantu warga Palestina, niscaya banyak masalah yang menimpa rakyat Palestina dapat diselesaikan. Sayangnya sebagian negara-negara Arab bukan saja tidak berusaha membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina yang nota bene bagian dari bangsa Arab, mereka bahkan mengulurkan tangan persahabatan dengan Rezim Zionis Israel baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sikap ini membuat mereka praktis menjadi musuh rakyat mereka sendiri dan juga warga Palestina.

Kembali kepada ajaran Islam, Allah telah menjanjikan kemenangan kepada mereka yang melawan kezaliman dan agresor. Sekalipun Palestina berada di titik paling membara dari dunia Islam, namun tidak adanya perlawanan di sana bakal mengancam seluruh dunia Islam. Kekuatan imperialis tidak akan segan-segan mencaplok bagian dunia Islam lainnya. Oleh karena itu Ayatollah Sayyid Ali Khamenei mengatakan: "Kini seluruh dunia Islam harus melihat masalah Palestina sebagai masalahnya". Ini adalah kunci yang mampu membuka pintu-pintu kemenangan kepada umat Islam.(irib/19/9/2009)

Wawancara dengan Direktur Voice of Palestine
Menjelang Hari Al-Quds Sedunia yang jatuh pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan, kami kali ini berkesempatan mewancarai Direktur Voice of Palestine (VOP), Ir Mujtahid Hashem.

Mujtahid Hashem selain mendapat kepercayaan untuk memimpin LSM Voice of Palestine, sebuah LSM yang berjuang untuk Palestina lewat jalur politik dan informasi, juga aktif dalam organisasi-organisasi muslim intelektual semacam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Depok, menjabat sebagai Ketua Himpunan Pelajar Islam di Iran tahun 2005-2006, Sekjen BKPPI Timur Tengah pada Muktamar Badan Kerjasama PPI Timur Tengah di Al-Azhar Cairo 2004.


IRIB: Anda bisa jelaskan mengenai Hari Al-Quds Sedunia?

Hari Al-Quds Sedunia adalah hari kaum mustadzafin di seluruh dunia. Pada hari itu, kaum mustadzafin dituntut keluar rumah untuk mengungkapkan ketertindasannya sebagai pengungkapan anti-penindasan dan kezaliman. Hari Al-Quds Sedunia juga disebut sebagai hari Palestina, karena negara ini adalah simbol ketertindasan yang nyata dan kontemporer di dunia modern yang diliputi oleh praktik kolonialisme dan imperialisme. Hal itu bisa disaksikan pada penindasan terhadap bangsa Palestina oleh Rezim Zionis Israel yang didukung oleh sebagian negara Barat, khususnya AS. Untuk itulah, Hari Al-Quds Sedunia diperingati sebagai bentuk perlawanan terhadap arogansi Rezim Zionis Israel di bumi Palestina.

IRIB: Partisipasi dalam demonstrasi damai pada Hari Al-Quds Sedunia itu bersifat anjuran atau kewajiban?

Partisipasi itu hanya bersifat anjuran. Pada dasarnya, Hari Al-Quds Sedunia selain disebut sebagai hari perlawanan, juga dijadikan sebagai proses pendidikan dan penyadaran bagi masyarakat. Sebab, banyak msayarakat yang ditindas tapi tidak melakukan perlawanan. Untuk itu, mereka tidak dapat dikategorikan sebagai mustadzafin, bahkan bisa disebut sebagai pendukung penindasan. Mustadzafin adalah orang-orang yang tertindas tapi melakukan perlawanan. Pada Hari Al-Quds Sedunia ini, kita keluar rumah sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan. Aksi ini merupakan bagian proses pendidikan bagi masyarakat. Kami yang saat ini mengenal penindasan Palestina mewajibkan diri untuk keluar meneriakkan anti-penindasan tersebut.

IRIB: Saat ini, muncul sebuah kecenderungan di tengah masyarakat umum bahwa masalah Palestina itu nomor kesekian. Hal yang patut diutamakan adalah problema bangsa sendiri.

Saya pikir, itu hal yang alamiah bahwa seseorang akan tergerak saat tetangga dan keluarganya terkena musibah. Akan tetapi pada hakekatnya, bila mereka menyadari bahwa seluruh manusia itu mempunyai jiwa yang satu, maka perhatiannya tidak akan terbatas pada ruang dan waktu. Pada prinsipnya, masalah Palestina bukanlah masalah yang tiba-tiba, bahkan ini merupakan masalah yang panjang dan membutuhkan konsentrasi serius dan komitmen tinggi. Bagi kami, masalah ini bukan masalah mengutamakan bangsa Palestina dan mengesampingkan bangsa sendiri atau sebaliknya. Akan tetapi kita mengharapkan adanya sebuah gerakan yang mendorong perwujudan keadilan anti-penindasan. Melalui Hari Quds Sedunia ini, kita menunjukkan sikap komitmen untuk menghadapi penindasan yang bersifat struktural maupun tidak. Bangsa Indonesia sudah seharusnya berpikir bahwa kemiskinan dan problema sosial yang menimpa bangsa iniadalah sebuah akibat bukan sebab, yakni akibat dari kemiskinan struktural. Artinya, ada orang-orang zalim yang memiliki aset publik. Bila problema-problema yang ada tidak dihadapi, semua itu tidak akan selesai. Dengan demikian, Hari Al-Quds Sedunia bukan hanya untuk bangsa Palestina, tapi juga untuk bangsa Indonesia. Saat menaruh perhatian lebih pada bangsa Palestina yang jaraknya sangat jauh, kita dengan sendirinya akan lebih menaruh perhatian pada musibah-musibah di depan mata kita yang terjadi di negeri ini. Untuk itu, mengesampingkan penindasan di negeri sendiri merupakan hal yang tidak mungkin terjadi bagi kita yang menaruh perhatian pada penindasan di tempat yang jauh di sana. Jadi, salah besar bagi mereka yang berpikir bahwa mereka yang peduli pada Palestina, tidak peduli dengan bangsa sendiri.

Menjelang Hari Al-Quds Sedunia yang dicetuskan oleh Imam Khomeini ra dalam rangka solidaritas atas ketertindasan bangsa Palestina, apakah program yang direncanakan Voice of Palestine (VOP) pada hari istimewa tersebut?

Pada tahun ini, kita membuat program Ramadhan Dies Palestine. Selama ini, masyarakat hanya memahami Ramadhan sebatas bulan ibadah invidual, pembersihan diri dan puasa. Akan tetapi kali ini, kami berupaya memaknainya sebagai bulan perjuangan dan pembebasan, serta bulan Palestina. Untuk itu, kami pada bulan ini, menyebarluaskan informasi-informasi tentang Palestina melalui pemutaran film, penyebaran pamflet dan diskusi. Itu dilakukan sepanjang bulan Ramadhan, bukan hanya di akhir Jumat bulan Ramadhan. Selain itu, kita juga akan turun ke jalan pada tanggal 14 September di depan kedutaan besar AS dan sekitar Monas. Insya-Allah, banyak masyarakat yang akan terlibat dalam aksi ini. Pada tanggal 15 September, kita akan membuat seminar tentang Palestina dan Penantian Imam Mahdi as. Seminggu sebelumnya, kita mengadakan seminar bagi remaja dan pemuda Islam selama tiga hari di kantor VOP.

Pada aksi turun ke jalan itu, adakah organisasi-organisasi lainnya yang terlibat?

Voice of Palestina (VOP) yang bercabang di Jakarta, Bandung dan Semarang, akan menggelar demonstrasi damai Al-Quds di tujuh kota; Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, Samarinda dan Ujung Pandang. Insya-Allah, demontrasi itu akan melibatkan beberapa organisasi yang diantaranya adalah VOP sendiri, Forum Pemuda Islam, Solidaritas Muslim Indonesia untuk Al-Quds dan organisasi-organisasi lainnya.

Mengapa Hari Al-Quds Sedunia di Jakarta diubah hari Senin?

Itu hanya masalah teknis. Kita tetap memperingati Hari Al-Quds Sedunia dari hari Senin hingga Jumat, tapi kita melakukan demonstrasi besar pada hari Senin. Kemudian pada hari Selasa, kita mengadakan acara Al-Quds Sedunia di dalam ruangan tertutup dengan pemutaran film, pembacaan puisi dan lain-lain. Pada hari lainnya, kita menyebarkan pamflet tentang boikot Israel ke masyarakat. Alasan utama dialihkan ke selain hari Jumat karena hari itu dekat dengan lebaran dan infrastruktur yang kebetulan banyak dibenahi, yang tentunya dapat menimbulkan kemacetan. Jadi, pemindahan hari itu murni masalah teknis. Insya-Allah, kita akan melakukan demontrasi besar-besaran tahun mendatang, pada hari Jumat seperti tahun-tahun sebelumnya. Kondisi inipun hanya berlaku di Jakarta, sedangkan kota-kota lainnya tetap akan keluar ke jalan pada hari Jumat. Kami pun di Jakarta tetap menggelar kembali unjuk rasa pada hari Jumat, akan tetapi dengan massa yang lebih sedikit, yakni dengan menyebarkan pamflet-pamflet anti-Israel ke masyarakat.(2009)

Berlanjutnya Konspirasi Israel di Palestina Pendudukan
Di pekan-pekan terakhir dipublikasikan mengenai berita-berita yang menggiriskan yang tengah terjadi di Palestina pendudukan. Berita-berita ini kebanyakan terkait masalah kondisi memprihatinkan rakyat Palestina dan berlanjutnya kebijakan permukiman zionis dan perusakan Masjidul Aqsa oleh rezim Zionis Israel. Tampaknya Zionis Israel dengan perdana menteri garis kerasnya Benyamin Netanyahu ingin menekan warga Palestina lebih dari yang sudah-sudah. Warga Palestina di Jalur Gaza juga masih dalam blokade dan kondisi mereka benar-benar sangat memprihatinkan. Berlanjutnya penutupan jalur penyeberangan Rafah yang dikontrol Mesir sangat menyengsarakan rakyat. Sementara di Tepi Barat Sungai Jordan dan Baitul Maqdis kondisi mereka juga tidak lebih baik dari saudara-saudaranya di Gaza.

Rezim Zionis Israel sejak menguasai Baitul Maqdis dalam perang tahun 1967 dengan negara-negara Arab selalu berusaha menghancurkan kiblat pertama umat Islam. Tempat suci dan peninggalan sejarah besar ini hingga kini berkali-kali menerima serangan dan perusakan orang-orang zionis. Termasuk pembakaran Masjidul Aqsa tahun 1969, pembantaian orang-orang yang tengah shalat tahun 1990 dan pembantaian para pemrotes penggalian pintu di bawah Masjidul Aqsa tahun 1996. Kini Zionis Israel tengah mempersiapkan konspirasi baru guna menodai kesucian Masjidul Aqsa dan menghancurkannya. Mereka berusaha membangun tempat peribadatan dari puing-puing tempat suci ini.

Beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Lembaga Internasional Al-Quds Ziyad Hassan mengkonfirmasikan pembangunan 20 lorong bawah tanah di bawah Masjidul Aqsa oleh orang-orang zionis. Sejumlah lorong bawah ini telah dioperasikan dan sebagian lainnya tengah digali. Terowongan-terowongan ini dibuat dengan tujuan menciptakan kota pariwisata bagi para wisatawan Yahudi. Tampaknya ini hanya alasan saja untuk melemahkan pondasi bangunan Masjidul Aqsa. Hingga kini, sejumlah tunel telah digali di bawah Masjidul Aqsa yang membangkitkan kemarahan umat Islam, khususnya rakyat Palestina.

Rezim Zionis Israel bermaksud merusak Masjidul Aqsa dengan alasan membangun kota pariwisata. Lembaga-lembaga Palestina dan Arab, termasuk Liga Arab telah memprotes tindakan Zionis Israel, namun tampaknya pemerintah garis keras Netanyahu tidak sudi menghentikan pembangunan tunel-tunel dan kota pariwisata di bawah Masjidul Aqsa.

Sebagian langkah perusakan Zionis Israel kembali pada upaya mengubah substansi Islam Masjidul Aqsa. Sebelumnya Zionis Israel berusaha keras untuk mengadakan upacara keagamaan di tempat suci umat Islam ini dan mengambil sebagian tempat khusus buat mereka. Beberapa waktu lalu orang-orang zionis ekstrim menyeru mereka yang seagama untuk menyelenggarakan upacara keagamaan di Masjidul Aqsa. Rezim Zionis Israel kini berusaha mengubah sebagian sisi Masjidul Aqsa menjadi gereja dan sebagian lainnya menjadi tempat dengan nama taman Dawood. Tindakan ini diambil selain untuk membatasi lalu-lalang umat Islam di Masjidul Aqsa. Aksi ini menunjukkan orang-orang zionis ingin menghancurkan identitas Islam tempat suci ini.

Orang-orang zionis tidak cukup menghancurkan dan mengubah identitas Masjidul Aqsa. Mereka juga berusaha mengubah Baitul Maqdis menjadi kota Yahudi dan mengusir umat Islam yang tinggal di sana. Rezim Zionis Israel akan menjadikan kota yang diduduki ini sebagai ibu kotanya dan sejak lama telah meminta negara-negara lain memindahkan kedutaan besar mereka ke sini.

Berdasarkan laporan sumber-sumber berita, rezim Zionis Israel serius ingin mengusir umat Islam dari Baitul Maqdis. Para pakar meyakini, menyusul keinginan orang-orang zionis mengubah geografi kota suci ini, mereka kini hendak menghancurkan 15 hingga 20 ribu rumah umat Islam. Sebelum ini sudah banyak rumah warga Palestina yang dirusak dan di tempat itu dibangun rumah bagi orang-orang zionis. Kini rezim Zionis Israel di Baitul Maqdis telah membangun permukiman zionis bagi hampir 200 ribu orang zionis.

Rezim Zionis Israel mempergunakan cara-cara tidak berperikemanusiaan untuk mengusir rakyat Palestina dari Baitul Maqdis dan menggantikannya dengan orang-orang zionis. Dr. Hassan Khater, Direktur Lembaga Internasional Al-Quds sekaitan dengan hal ini menyebut Zionis Israel menarik pajak lebih tinggi dari umat Islam. Kenyataan ini sangat memberatkan mereka dan terpaksa menutup toko-tokonya di Baitul Maqdis. Menciptakan keterbatasan pengiriman barang ke daerah-daerah lain merupakan cara tersendiri yang dilakukan untuk menekan orang-orang muslim yang tinggal di Baitul Maqdis. Langkah ini membuat sulitnya memasukkan pelbagai produk dari kota-kota di Tepi Barat Sungai Jordan ke Baitul Maqdis. Akhirnya, harga-harga melonjak tajam.

Secara umum tingkat kemiskinan di Baitul Maqdis sangat tinggi, sementara Zionis Israel berusaha mengubah kondisi kota Baitul Maqdis. Dari satu sisi mereka ingin menghancurkan simbol-simbol keislaman dan Palestina di kota suci ini dan di sisi lain menambah jumlah simbol-simbol Yahudi dan Zionis. Sekaitan dengan hal ini, Zionis Israel bahkan tidak lagi mempedulikan segala sesuatu dan kini ingin menghancurkan kuburan umat Islam. Saat ini Zionis Israel telah merusak 350 kuburan kuno Ma'manullah dan menguburkan jasad-jasad tersebut di sebuah kuburan massal.

Sheikh Taisir Al-Tamimi menyebut kuburan Ma'manullah sangat penting. Karena kuburan itu merupakan satu dari kuburan Islam yang berasal dari masa penaklukan Islam di permulaan Islam. Di kuburan umum itu ada sejumlah sahabat Rasulullah yang dikuburkan di sana dan termasuk harta wakaf Islam. Alasan orang-orang zionis untuk merusak kuburan bersejarah umat Islam itu untuk mendirikan sebuah museum di sana. Padahal dalam keyakinan agama-agama Ibrahimi sangat memperhatikan mereka yang sudah meninggal dan menilai pembongkaran kuburan sebagai perbuatan buruk dan bahkan terhitung maksiat.

Selain itu, rezim Zionis Israel tengah membuat sejumlah taman yang disebut 9 taman Taurat di Baitul Maqdis. Pembuatan taman-taman ini punya tujuan mengubah identitas Islam kota Al-Quds dan mengubahnya menjadi kota Yahudi. Rencana ini selain untuk menarik para wisatawan, juga ingin menjadikannya sebagai penghubung antara permukiman-permukiman zionis dan pusat-pusat Yahudi di Baitul Maqdis.

Pembangunan permukiman zionis adalah langkah yang ditentang oleh banyak pihak. Satu dari sebab friksi yang terjadi antara pemerintah Amerika dan rezim ini adalah berlanjutnya pembangunan permukiman zionis. Perselisihan Amerika dan Zionis Israel mengenai pembangunan permukiman zionis, khususnya pembangunan di antara Baitul Maqdis dan Tepi Barat Sungai Jordan sejatinya disebabkan sikap penentangan umat Islam.

Washington menilai pembangunan permukiman zionis di daerah ini hanya akan merusak proses perundingan perdamaian. Namun demikian, rezim Zionis Israel telah menetapkan dimulainya pelaksanaan perencanaan akan dibangun unit-unit perumahan, jalur kereta api dan pabrik-pabrik zionis di antara Yerusalem dan Tepi Barat Sungai Jordan beberapa waktu mendatang. Para pemimpin rezim Zionis Israel hingga kini menegaskan tidak akan menghentikan pembangungan permukiman zionis di Baitul Maqdis, bahkan akan terus melanjutkannya.

Konspirasi rezim Zionis Israel terhadap Masjidul Aqsa, Baitul Maqdis dan rakyat Palestina tidak pernah berhenti. Pembangungan tembok pembatas sepanjang 700 kilometer juga tetap berlanjut. Tembok ini membuat rakyat Palestina terpenjara dan sebagian besar tanah mereka disita untuk pembangunan pembatas ini. Tembok pembatas atau lebih tepat tembok rasis ini memasukkan timur Baitul Maqdis ke wilayah Tepi Barat Sungai Jordan.

Dengan demikian, orang-orang zionis kini merasa bebas meyahudikan kota Al-Quds dan merusak Masjidul Aqsa tanpa peduli akan hukum internasional dan masyarakat internasional. Sementara dunia Islam tampaknya juga hanya merasa cukup dengan protes lisan dan tidak mengambil langkah serius mendukung Masjidul Aqsa dan rakyat Palestina. Bila kondisinya demikian, cepat atau lambat rezim Zionis Israel bakal dapat merealisasikan tujuan busuknya.(2009)

Akhirnya Fatah dan Hamas Raih Kesepakatan
Hamas dan Fatah Ahad (7/8) dalam perundingannya di Kairo, Mesir menyepakati pembebasan tahanan politik dan pemberian paspor kepadawarga Jalur Gaza. Perundingan ini menindaklanjuti kesepakatan mereka pada bulan Mei lalu terkait rekonsiliasi nasional yang juga digelar di Kairo.

"Perundingan ini berjalan dengan baik dan kedua pihak sepakat permulaan September untuk bertemu kembali di Kairo," demikian dilaporkan Kantor Berita Mesir, MENA mengutip seorang juru bicara.

Sementara itu menurut laporan AFP dari Kairo, pertemuan kedua kubu Palestina berakhir dengan kesepakatan untuk membebaskan para tahanan politik kedua pihak dan menuntaskan masalah paspor bagi warga Gaza hingga akhir bulan Ramadhan.

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menandaskan, kesepakatan ini sangat penting karena menjadi pesan dan jaminan bagi rakyat Palestina serta merefleksikan keseriusan kedua pihak untuk menjalankan rekonsiliasi nasional.

MENA seraya mengisyaratkan bahwa kedua pihak berunding dengan dihadiri pula oleh petinggi dinas intelijen Mesir menambahkan, delegasi Fatah dipimpin oleh A'zam al-Ahmad dan delegasi Hamas dipimpin oleh Musa Abu Marzuk.

Abu Zuhri hari Sabtu kepada AFP mengatakan, Hamas serius menjalankan kesepakatan rekonsiliasi nasional secepat mungkin. Namun demikian, ia menambahkan bahwa sampai saat ini masih terdapat kendala yang mengganjal pelaksanaan rekonsiliasi ini. (IRIB/IRNA/MF/8/8/2011)

Latest News :

team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Menurut informasi yang berhasil dihimpun dilapangan, Banjarmasin akan menyelenggarakan Demo Damai Yaumul Quds pada tanggal 26 agustus 2011 didepan Masjid Raya Sabilal Mukhtadin setelah habis sholat Jum'at berjama'ah, dan ini di prakarsai oleh beberapa Perwakilan NU, Muhammadiyah,ABI ormas-ormas Islam lainnya, Yayasan Amanah Syahadah Banjarmasin, Buletin Al-Anwar, dan beberapa perwakilan mahasiswa, untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Sekretariat Yayasan Amanah Syahadah Banjarmasin yang berada di Jalan Sei Mesa Banjarmasin ujar Habib Sulaiman Al-Idrus yang merupakan pan-pel Acara tersebut.

Dan berita ter update dari Buletin Al-Anwar, rencananya Demo Yaumul Quds ini akan diadakan di depan Gedung KNPI Banjarmasin, masih dekat dengan pasar wadai Masjid Raya Sabilal Mukhtadin Banjarmasin dan jembatan Merdeka atau di ''Taman Kota'' Banjarmasin agar jalannya demo lebih lancar..InsyaAllah..

0 comments to "Palestina, Yaumul Quds Day, Fatah dan Hamas pun Bersatu by Islam..."

Leave a comment