Home , , , , , , , , , , , , � ''Revolusi Islam'' membuahkan ''Jihad Ekonomi'' dalam Pemerintahan Islam...Woooww..

''Revolusi Islam'' membuahkan ''Jihad Ekonomi'' dalam Pemerintahan Islam...Woooww..

Di Bulan Ramadhan, Rahbar Berbicara Ekonomi Tiga Jam
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatollah Al Udzma Sayid Ali Khamenei, Rabu sore (17/8) melakukan pertemuan dengan para pebisnis dan para pajabat bidang ekonomi. Sebagaimana dilaporkan Situs Khamenei.ir, pertemuan Rahbar itu berlangsung selama lebih dari tiga jam yang membahas berbagai masalah ekonomi.

Rahbar dalam pidatonya menekankan kerja keras yang terprogram dan cepat untuk mencapai target yang dicanangkan dalam Program Kerja 20 Tahun. Rahbar mengatakan, "Pihak lawan menggunakan senjata tumpul yang berupa sanksi untuk memukul bangsa Iran dan pemerintahan Islam. Akan tetapi berkat gerakan jihad ekonomi yang melibatkan para pejabat negara dan rakyat, agenda permusuhan mereka bisa digagalkan. Sementara, rakyat Iran dengan optimisme akan berhasil mencapai posisi yang layak."

Kepada para pebisnis dan pejabat ekonomi, Rahbar menyatakan bahwa publikasi prestasi-prestasi yang sudah dicapai bukan berarti menutup mata kelemahan dan kekurangan-kekurangan. "Akan tetapi, mengungkapkan kekurangan harus dilakukan dengan retorika konstruktif supaya realita yang ada di negara ini tidak diungkap secara salah dan terbalik," kata beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Salah satu modus lawan dalam perang urat saraf saat ini adalah dengan menebar pesimisme di tengah rakyat, khususnya generasi muda yang aktif di negara ini. Karena itu, prestasi yang dicapai dan kapasitas besar yang ada di negara ini harus dijelaskan dengan baik kepada rakyat."

Ketika menjelaskan alasan penamaan tahun ini sebagai ‘Tahun Jihad Ekonomi', Rahbar menyinggung program kekuatan arogansi untuk melumpuhkan bangsa Iran dan pemerintahan Islam lewat jalur ekonomi. Dikatakannya, "Hanya jihad ekonomi untuk menghadapi konspirasi musuh." Mengenai kriteria jihad ekonomi, Rahbar menjelaskan bahwa jihad ini perlu kesinambungan, menyeluruh, cerdik dan tulus. "Jihad ekonomi sebenarnya adalah gerakan yang terarah untuk melawan langkah musuh," tegas beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut embargo dan sanksi sebagai alat untuk melumpuhkan perekonomian Iran, seraya menambahkan, "Faktor sebenarnya yang menyebabkan jatuhnya sanksi bukan isu nuklir. Sebab, embargo sudah diterapkan musuh sejak 32 tahun lalu ketika belum ada isu yang bernama nuklir." (IRIB/Khamenei.ir/AR/NA/18/8/2011)

Wejangan Rahbar kepada Para Pebisnis

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al Udzma Sayid Ali Khamenei, dalam pertemuannya dengan para pebisnis dan pelaku pasar swasta dan pemerintah menekankan pentingnya masalah ekonomi. Dijelaskannya, musuh menggunakan senjata embargo untuk menjatuhkan bangsa dan negara Iran. Namun tujuan permusuhan ini akan gagal dengan jihad ekonomi para pejabat dan rakyat.

Dalam pidatonya, Rahbar menyatakan bahwa tujuan utama sanksi atas Iran adalah melumpuhkan ekonomi negara. Dijelaskannya, program nuklir Iran bukan faktor utama penerapan sanksi atas Iran. Sebab, sanksi ini sudah diberlakukan sejak 32 tahun lalu yang saat itu, isu nuklir Iran belum mengemuka.

Rahbar juga menandaskan, "Jika embargo bisa memberi hasil bagi lawan, target arogansi sudah tercapai sejak tahun-tahun pertama revolusi. Terlebih bangsa Iran dan pemerintahan Islam kini semakin tangguh menghadapi sanksi."

Lebih lanjut Rahbar menjelaskan, target menjadi nomor satu di kawasan bukan berlandaskan pada ambisi, tapi karena kebutuhan real dan substansial. "Di tengah kondisi saat ini, setiap negara yang tidak berhasil membangun ekonomi secara layak, akan menjadi korban penindasan dari sisi keilmuan dan infrastrukturnya. Untuk itu, pengokohan kondisi internal dan kemajuan ekonomi merupakan target program yang harus diwujudkan."

Kepada para pejabat negara, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengimbau supaya menindak tegas praktik korupsi dan penyimpangan ekonomi sekecil apapun. Sebab, korupsi dan penyimpangan ini ibarat penyakit wabah yang menular dengan cepat.

Terkait ekspor, Rahbar menekankan pertumbuhan ekspor non migas dan mengapresiasi perkembangannya yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir. "Diharapkan, pertumbuhan nilai ekspor non migas bisa melampaui nilai impor sehingga tidak lagi memerlukan pendapatan dari penjualan minyak."

Menurut Rahbar, bergantung pada pendapatan ekspor minyak merupakan petaka bagi negara. Rahbar menjelaskan, "Ketidakbergantungan pada pendapatan minyak akan menjadi awal bagi kekuatan dan kemajuan bangsa Iran."

Fakta di luar memang harus diakui bahwa Iran dari sisi ekonomi dan kiprah di pasar regional dan internasional sangat maju, bahkan tidak dapat dibandingkan dengan 32 tahun lalu. Namun realitas juga membuktikan bahwa upaya musuh lebih variatif dalam mencegah kemajuan bangsa Iran. Satu-satunya jalan untuk menghadapi kendala ini adalah jihad ekonomi sehingga para pelaku pasar tidak lalai akan berbagai makar musuh yang berusaha melumpuhkan bangsa Iran. (IRIB/AR/NA/18/8/2011)

Rahbar: Musuh Salah Strategi Hadapi Perlawanan Rakyat Iran

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzam Sayyid Ali Khamenei menekankan, musuh revolusi Islam dengan sanksi berusaha menghancurkan pemerintahan Islam, namun ambisi busuk ini gagal berkat perlawanan rakyat dan pejabat pemerintah. "Bangsa Iran dengan optimisme terhadap masa depan akan meraih posisi yang layak," ungkap Rahbar.

Rahbar Rabu sore (17/6) bertemu dengan pengusaha dan tamu undangan dari sektor swasta, para direktur ekonomi,industri, pertanian, bank dan jasa. Seraya menekankan upaya, strategi dan percepatan dalam merealisasikan tujuan pembangunan di Iran, Rahbar menambahkan, kemajuan gemilang di berbagai sektor terwujud berkat upaya keras para ilmuwan dan kebanggaan nasional ini harus disampaikan kepada rakyat.

Dalam kesempatan tersebut Rahbar menyinggung tekanan kuat musuh terhadap Iran dan menilai tujuan sejati dari sanksi adalah melumpuhkan perekonomian Iran. Beliau mengingatkan, energi nuklir bukan faktor sejati sanksi yang ada, karena proses sanksi telah dimulai sejak 32 tahun lalu ketika kasus nuklir Iran belum muncul.

Rahbar menekankan pentingnya perlawanan yang cerdik dari bangsa dan pejabat Iran dalam menghadapi sanksi. "Jika sanksi efektif dan menguntungkan musuh maka sejak tahun-tahun pertama revolusi Islam tujuan negara arogan dunia telah terwujud," tandas Rahbar.

Di bagian lain pernyataannya, Rahbar mengingatkan, kemajuan bukan berarti tidak menghiraukan titik kelemahan dan kekurangan, namun menjelaskan sisi negatif harus dengan bahasa halus dan penuh optimisme sehingga citra sejati Republik Islam Iran tidak rusak.

Rahbar menambahkan, salah satu strategi perang syaraf musuh saat ini adalah membuat rakyat pesimis khususnya pemuda dan aktivis Iran, oleh karena itu kemajuan Iran harus selalu disampaikan kepada rakyat.

Ayatullah al-Udzma Khamenei mengisyaratkan berbagai program yang telah dijalankan dan dampaknya dalam beberapa tahun lalu khususnya program pembangunan keempat. Menurut beliau, sejumlah target program tersebut termasuk laju perekonomian sebesar delapan persen, pengurangan pengangguran dan inflasi serta meningkatkan investasi belum terealisasi, oleh karena itu saat menjalankan program pembangunan kelima harus ditingkatkan upaya yang ada sehingga kekurangan ini tertutupi.

Terkait sektor ekspor, Rahbar menyinggung peningkatan pesat di bidang ekspor non migas dalam beberapa tahun terakhir. "Diharapkan pertumbuhan sektor ekspor non migas mencapai titik di mana ekspor mengalahkan impor," tandas Rahbar.

Rahbar dalam kesempatan tersebut menilai ketergantungan pada sektor ekspor migas sebagai salah satu bencana. Rahbar mengingatkan pidato yang pernah beliau sampaikan beberapa tahun lalu terkait pentingnya memutus ketergantungan terhadap pemasukan dari sektor migas. Beliau menandaskan, terbebasnya ekonomi nasional dari penghasilan migas membuka peluang kemandirian dan kemajuan besar rakyat serta pemerintah Islam.

Di akhir pidatonya Rahbar optimis bahwa pertemuan kali ini akan menjadi peluang menebalkan tekad serta kerja keras, terarah dan cerdik seluruh pecinta negara dan pemerintahan Islam serta rakyat.

Di awal pertemuan, para tamu undangan menyampaikan pandangannya terkait ekonomi termasuk produksi, ekspor dan impor. (IRIB/MF/18/8/2011)

Iran Aktualita (19 Augustus 2011)

Rahbar

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari Rabu (10/8) sore dalam pertemuan yang penuh keakraban dengan ribuan mahasiswa menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi di dunia, dan mengenai revolusi Islam Iran, beliau mengatakan, "Revolusi agung bangsa Iran terjadi dengan cita-citanya yang jelas. Sebagai sebuah fenomena yang istimewa dalam sejarah, revolusi ini terus bergerak ke arah cita-citanya tanpa penyimpangan."

Tujuan dari revolusi ini, kata beliau, adalah untuk menegakkan Islam, melawan arogansi, mempertahankan independensi bangsa dan negara, menjunjung tinggi martabat manusia, membela yang tertindas, dan mengantarkan Iran kepada kemajuan dan keunggulan di semua bidang.

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi besar di dunia dalam beberapa abad terakhir, dan menandaskan, revolusi Perancis adalah contoh dari sebuah revolusi rakyat melawan rezim monarkhi di zaman itu. Akan tetapi secara perlahan revolusi ini menyimpang dari cita-cita awal yang memihak rakyat. Setelah melewati derita berkepanjangan, sistem monarkhi kembali berkuasa di Perancis.

Kemerdekaan Amerika dan terbentuknya negara itu, beliau sebut sebagai contoh lain dari gerakan rakyat yang setelah melewati masa tertentu menyimpang dari tujuan asalnya yang lantas berujung pada meletusnya perang saudara dan aksi saling bunuh di dalam negeri.

"Revolusi Soviet adalah contoh lain yang dilandasi oleh sebuah ideologi. Akan tetapi sejak tahun-tahun pertama revolusi ini sudah melenceng dari tujuan asal, dan rakyat tersingkir dari konstelasi politik dan tujuan revolusi," imbuh beliau.
Rahbar juga menerangkan beberapa gerakan semi revolusi yang terjadi pada dekade 1950 dan 1960 Masehi di kawasan, Afrika Utara dan Amerika Latin yang juga mengalami pergeseran dari tujuan awal revolusi.

"Revolusi Islam Iran dalam rentang waktu seratus tahun terakhir adalah fenomena yang terkecuali. Sebab, revolusi ini dengan kekuatan, kekompakan dan semangat yang semakin besar tetap melangkah sesuai tujuan dan cita-cita awalnya," kata beliau.

Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyampaikan beberapa imbuan kepada organisasi-organisasi kemahasiswaan. Imbauan pertama beliau adalah supaya mahasiswa memerhatikan gerak gerik front musuh revolusi dan musuh Islam.

Rahbar mengatakan, dalam melawan Iran yang Islami, musuh-musuh revolusi Islam dan musuh bangsa Iran bertindak secara serentak dalam satu front. Mereka berbagi tugas dalam kerangka satu agenda besar untuk melawan revolusi. Memahami fakta ini akan sangat membantu kalangan mahasiswa dalam bertindak sesuai tugas revolusionernya.

Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad memperingatkan Israel dan Amerika Serikat jika menyulut perang dengan Iran seraya mengatakan bahwa Tehran akan memberikan balasan tegas terhadap segala bentuk serangan.

"Mereka berharap melakukannya, mereka ingin melancarkannya, namun mereka mengetahui kekuatan kami. Mereka mengetahui bahwa kami akan memberi mereka balasan tegas," kata Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan jaringan pemberitaan Russia Today Sabtu malam (13/8).

"Ada pepatah dalam bahasa kami: Jika seseorang melempar batu kecil (ke arahmu), maka Anda harus membalasnya dengan batu yang lebih besar. Kami akan mempertahankan diri kami dengan seluruh kemampuan yang kami miliki," tambahnya.

Meski demikian, Presiden Iran berharap agar hari tersebut tidak pernah tiba mengingat tidak ada alasan apapun untuk melancarkan serangan anti-Iran.
Ahmadinejad menegaskan bahwa rezim Zionis Israel dibentuk dalam rangka menciptakan ancaman dan melancarkan agresi serta mengamankan kepentingan Barat. Menurutnya, seluruh eksistensi ''rezim Zionis'' berlandaskan pada teror, pendudukan, penjajahan, dan agresi.

Di lain tempat, Presiden Ahmadinejad dalam acara berbuka puasa di kantor presiden mengatakan, "Bulan Ramadhan adalah anugerah terbesar untuk seluruh dunia yang di dalamnya terbuka kesempatan untuk menerima rahmat dan hidayah dari Allah Swt secara sempurna bagi seluruh umat manusia."

Menyinggung keutamaan bulan Ramadhan, Ahmadinejad menegaskan, "Ketulusan dan bekerja di jalan Allah Swt merupakan pelajaran yang dapat diambil dari bulan ini. Masalah umat manusia adalah tidak berjalan di jalan Allah, karena jika semua urusan manusiawi dilakukan di jalan Allah Swt, maka tidak akan ada lagi diskriminasi, kezaliman, pengkhianatan, dan dendam di muka bumi."

Republik Islam Iran kembali memperingatkan krisis kemanusiaan di Somalia yang dilanda kekeringan dan kelaparan. Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Ali Akbar Salehi, dalam surat yang dilayangkannya kepada Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu, Rabu (10/8), menyatakan kekhawatiran mendalam Tehran atas semakin parahnya dampak dari krisis kekeringan dan kelaparan di Somalia.

Salehi menyeru OKI segera melakukan inisiatif sidang darurat guna membantu mengkoordinasi pengiriman bantuan kemanusiaan dari negara-negara Muslim kepada rakyat Somalia. Salehi menggarisbawahi tuntutan aksi segera dan penyaluran kebutuhan hidup rakyat Somalia.

Dampak bencana kekeringan dan kelaparan yang tidak pernah terjadi sebelumnya telah dirasakan lebih dari 11,8 juta warga di Ethiopia, Kenya, dan Somalia. Bencana kali ini merupakan yang terburuk dalam 60 tahun terakhir. Menurut PBB, diperkirakan seperempat populasi Somalia yang mencapai 10 juta saat ini tengah mengungsi.

Badan dunia itu juga menyatakan bahwa kekeringan dan kelaparan melanda lima wilayah Somalia seraya memperingatkan bahwa bantuan kemanusiaan internasional yang telah disalurkan hingga kini masih belum cukup. Organisasi Pangan dan Agrikultur PBB (FAO) menyatakan pihaknya masih memerlukan $103 juta dalam program bantuan ke Somalia.

Krisis kemanusiaan di Somalia telah merenggut nyawa banyak anak kecil.
Awal Agustus lalu, sebuah laporan menyebutkan bahwa lebih dari 29.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia akibat kekeringan dan kelaparan di Somalia.

Bulan Sabit Merah Iran (IRCS) mengirim bantuan kemanusiaan kedua Republik Islam Iran ke Somalia. Pengiriman bantuan yang terdiri dari 40 ton makanan dan obat-obatan dikirimkan Kamis (11/8/2011). Sebelumnya, IRCS mengirimkan bantuan 60 ton makanan dan obat-obatan yang tiba di ibukota Somalia, Mogadishu, pada tanggal 21 Maret lalu. (IRIB/17/8/2011)

Nasehat Rahbar di Bulan Ramadhan

Rahbar

Bulan Ramadhan merupakan angin segar surga yang setiap tahunnya menghampiri manusia di dunia materi ini. Selain itu, Bulan Ramadhan disebut-sebut sebagai jamuan ilahi yang juga peluang bagi setiap manusia untuk mencapai kesempurnaan diri. Ramadhan adalah bulan penyucian diri, takwa, istighfar dan taubat. Semua itu menjadi peluang luar biasa bagi manusia untuk memaksimalkan diri pada Bulan Ramadhan.

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran dalam pertemuannya dengan para pejabat Iran, hari Ahad lalu (7/8/2011), menekankan urgensitas Bulan Ramadhan dan menyampaikan berbagai masalah dalam negeri dan luar negeri.

Ayatollah Tabrizi

Dalam pertemuan itu, Rahbar seraya menyinggung perkataan seorang arif tersohor dan faqih, Ayatollah Mirza Javad Maleki Tabrizi, menjelaskan keberkahan bulan Ramdhan. Ayatollah Tabrizi dalam bukunya yang berjudul "Al-Muraqabaat" mengatakan, "Puasa merupakan hadiah ilahi yang dipersembahkan kepada hamba-hamba-Nya dan orang-orang mukmin." Ayatollah Tabrizi menyebut puasa sebagai kehormatan, bukan kewajiban yang memberatkan manusia atau taklif. Dalam ungkapannya, Ayatollah Tabrizi mengatakan, puasa itu sendiri menyebabkan rasa syukur bagi manusia. Untuk itu, manusia harus berterima kasih kepada Allah Swt karena mendapat kenikmatan puasa pada bulan Ramadhan.

Masih mengenai perkataan Ayatollah Tabrizi soal puasa, Rahbar menjelaskan bahwa rasa lapar dan haus orang-orang mukmin di bulan Ramadhan membuat hati mereka bersih. Kebersihan hati yang dihasilkan dari puasa akan menjadikan manusia siap untuk merenungkan maarif ilahi dan mencapai takwa. Menurut Ayatollah Tabrizi, perenungan ini berhubungan dengan batin, jiwa dan hati manusia yang tentunya akan menyingkap hakekat dan membuka pintu hikmah bagi manusia.

Ayatollah Al Udzma Ali Khamenei dalam khutbahnya mengajak semua pihak supaya memikirkan masalah kematian dan berlalunya umur. Sebab, perenungan soal kematian dapat menumbuhkan rasa takwa. Terkait hal ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran mengatakan, "Marilah kita berpikir tentang umur. Umur adalah modal utama bagi setiap manusia. Semua kebaikan dapat diraih melalui umur dan waktu cepat berlalu. Modal ini dapat menjadikan manusia meraih kebahagiaan abadi dan surga."

"Marilah kita renungkan cepat berlalunya jam kehidupan, waktu pada siang dan malam hari. Kita harus memperhatikan berlalunya waktu ini. Secara perlahan, modal ini terus akan berkurang. Untuk meraih kebahagiaan akherat, bagaimana kita harus menggunakan modal itu. Dimanakah penggunaannya? Merenungkan kematian, meninggalkan dunia materi, keluarnya ruh dari badan, bertemu dengan malaikat maut, semua ini akan dialami oleh manusia. Setiap jiwa akan merasakan kematian (Surat Al Imran ayat 185). Saat itu, bagaimana kondisi kita? Hati kita saat itu berada dalam kondisi apa? Ini adalah di antara poin yang terus harus dipikirkan dan direnungkan. Perenungan masalah-masalah seperti ini adalah di antara hal yang mendasar dan penting, " jelas Rahbar di hadapan para pejabat Iran.

Doa Makarimul Akhlak

Dalam bagian lain khutbahnya, Ayatollah Khamenei menekankan pentingnya merenungkan kandungan-kandungan doa. Rahbar menyebutnya sebagai jalan untuk mencapai ketakwaan. Dikatakannya, "Sarana lain untuk perenungan adalah doa-doa. Kandungan doa yang penuh bobot sangat luar biasa."

Dalam menjelaskan doa Makarimul Akhlak dari Imam Ali Zainal Abidin as, Rahbar menyebutnya sebagai doa yang patut direnungkan dan bekal untuk menambah ketakwaan manusia. Kemudian Rahbar menyinggung bagian dari doa Makarimul Akhlak, dan mengatakan, "Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw dan keluarganya, jadikanlah saya sebagai hiasan orang-orang saleh dan terpuji, kenakanlah pakaian orang-orang bertakwa pada diriku untuk menyebarkan keadilan, meredamkan kemarahan, memadamkan api permusuhan dan perselisihan ummat, mempersatukan orang-orang yang berpecah belah serta meluruskan penyimpangan dan kerusakan di tengah masyarakat..."

Lebih lanjut Rahbar menjelaskan kandungan doa tersebut. Di awal doa tersebut disebutkan, kenakanlah pakaian takwa kepada kami. Doa itu berartikan bahwa jadikanlah kami sebagai orang-orang saleh dan takwa. Rahbar mengatakan, "Imam Ali Zainal Abidin dalam doa itu menyebutkan 23 kali sehingga kita mengenal berbagai aspek baru terkait makna, pengertian dan aplikasi takwa." Rahbar kemudian menjelaskan pengertian pemerataan keadilan yang disebutkan dalam doa tersebut. Dikatakannya, "Keadilan di tengah masyarakat adalah keadilan hukum, keadilan distribusi sumber-sumber kehidupan di tengah masyarakat dan keadilan pembagian peluang yang benar kepada ummat."

Ketika menyinggung pengertian pihak yang meredamkan kemarahan yang disinggung dalam doa tersebut, Rahbar menyebutnya sebagai orang-orang yang terpuji. Menurut Rahbar, mereka adalah orang-orang yang menahan kemarahan dan memaafkan manusia. Rahbar dalam khutbahnya juga menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa. Menurut Rahbar, ciri-ciri orang yang bertakwa adalah menciptakan perdamaian di tengah masyarakat.

"Di antara perbuatan orang takwa adalah memadamkan api. Memadamkan api yang dimaksud adalah api perselisihan antargolongan, kelompok dan instansi. Semua pihak harus memadakamkan api perselisihan, bukan malah menyiram bensin di atas bara api dan terus menyulutnya, " jelas Rahbar di hadapan para pejabat Iran.

Menghilangkan Permusuhan

Ayatollah Al Udzma Ali Khamenei kembali menjelaskan ciri khas lainnya orang yang bertakwa Menurut Rahbar, di antara sifat orang yang bertakwa lainnya adalah menghilangkan permusuhan di tengah masyarakat.

"Dekatilah orang-orang yang berpisah dari jamaah muslim (ikhwan) dan ajaklah mereka supaya bergabung kembali. Hantarkanlah orang-orang yang setengah jalan ke tempat tujuan yang dimaksud. Jangan lakukan perbuatan dan tindakan, serta keluarkan pernyataan yang membuat orang yang setengah hati menjadi kehilangan penuh semua keimanan mereka.... Lakukanlah sebaliknya. Lakukanlah perbuatan yang membuat mereka yang setengah hati, menjadi sempurna. Inilah di antara aplikasi takwa dan cabang-cabangnya, " jelas Rahbar

Di antara kemuliaan orang yang bertakwa adalah menyelesaikan perselisihan dan problema masyarakat. Dalam doa Makarimul Akhlak, Imam Ali Zainal Abidin as mengatakan, "Mengungkap kebenaran dan menyembunyikan perbuatan tabu atau aib." Yang dimaksud dengan kalimat doa tersebut adalah orang-orang yang bertakwa menyebar kebaikan orang lain dan menyembunyikan perbuatan jelek orang lain.

"Sebarkankan aspek-aspek positif orang lain. Ketika menemukan perbuatan baik pada seseorang, sebarkanlah dan sampaikanlah. Sebaliknya, jika menemukan perbuatan negatif pada seseorang, jangan sebarkan dan tutupilah. Menyembunyikan perbuatan negatif bukan berarti tidak melakukan amar makruf dan nahi munkar. Sebab, ketika seseorang mempunyai masalah dalam pekerjaannya, ia harus dikritik dan diingatkan. Namun mengombar masalah negatif bukanlah maslahat," jelas Rahbar di hadapan para pejabat Iran.

Lebih lanjut Ayatollah Al Udzma Ali Khamenei mengatakan, " Allah Swt mewajibkan puasa sehingga kita memahami takwa. Ini semua adalah di antara masalah takwa."

Doa Makarimul Akhlak sangatlah penting untuk menghantarkan manusia ke arah kesempurnaan. Sebab, Rasululullah Saw bersabda, "Saya diutus untuk menyempurnakan akhlak. Bahkan dapat dikatakan bahwa makarimul akhlak lebih sempurna dari hanya sekedar berperangai baik. Kemudian Rasulullah Saw menjelaskan keutamaan makarimul akhlak. Di antara aplikasi makarimul akhlak adalah memaafkan orang yang menzaliminya, membantu orang yang tak membantunya, menjalin silaturahimi dengan orang yang memutusnya, menjenguk orang yang tak pernah menjenguknya.

Meski bulan Ramadhan itu sebentar, namun penuh dengan kebaikan dan hikmah. Sangatlah beruntung bagi orang-orang yang sempat membaca AlQuran, doa-doa saat berbuka dan sahur, serta sekaligus merenungkan apa yang dibacanya. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang beruntung di bulan yang penuh berkah ini. Amin.(irib/15/8/2011)

Rahbar: Revolusi Islam Iran Pengecualian Sejarah
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat bertemu dengan para mahasiswa dari pelbagai universitas di seluruh negeri menegaskan bahwa Revolusi Islam Iran dilakukan dengan tujuan yang jelas. Menurut beliau, Revolusi Islam Iran merupakan satu pengecualian dalam sejarah, karena sampai saat ini terus menapaki tujuan dan nilai-nilai yang digagas dahulu tanpa menyimpang.

Dalam pertemuan yang dilakukan Rabu sore (10/8) Rahbar menyinggung penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi di dunia lalu menjelaskan pengertian stabilitas dan kokohnya Revolusi Islam. Menurut Rahbar, Islam, anti penjajahan, penghormatan kepada manusia, membela orang teraniaya, kemajuan dan kejayaan Iran adalah tujuan utama Revolusi Islam. Rahbar menjelaskan juga bahwa khittah ini pasca 32 tahun terus berlanjut tanpa penyimpangan.

Isyarat Rahbar membandingkan antara Revolusi Islam dengan revolusi-revolusi besar lainnya seperti Revolusi Perancis dan Rusia dengan jelas menunjukkan pengaruh sebuah revolusi bergantung pada penjagaan substansi dan tidak menyimpang dari nilai-nilai asal. Dengan cara pandang ini, Ayatollah Sayid Ali Khamenei menyebut Revolusi Islam Iran sebagai pengecualian dalam sejarah. Karena masih tetap mampu melanjutkan tujuan dan prinsip-prinsip asalnya dengan penuh kekuatan, keharmonisan dan keceriaan.

Sejatinya, satu dari penyebab berlanjut dan kompleksitas permusuhan terhadap bangsa dan Republik Islam Iran adalah kekhawatiran mereka akan dinamis dan pengaruh Revolusi Islam sebagai teladan. Oleh karenanya, kekuatan-kekuatan hegemoni dalam prosesnya menghadapi Iran melakukan permusuhan terus menerus dalam front yang begitu luas. Permusuhan ini dilakukan tidak sendiri tapi dengan membagi kerja di antara kekuatan-kekuatan hegemoni. Menghadang gerakan kemajuan sains Iran termasuk satu dari tujuan musuh bangsa Iran yang diterapkan dengan melakukan aksi teror terhadap para ilmuwan Iran. Langkah-langkah seperti sanksi ekonomi, perang lunak, serangan budaya dengan berusaha menciptakan keretakan dalam prinsip-prinsip akhlak dan keyakinan para pemuda merupakan tujuan untuk menghentikan gerakan maju bangsa Iran.

Jelas, universitas yang menjadi tempat asli tumbuhnya gerakan besar sains dan penjamin pertumbuhan yang stabil di tengah masyarakat, sejak awal kemenangan Revolusi Islam menjadi sasaran konspirasi dan kelompok-kelompok menyimpang. Universitas menjadi target agar bangsa Iran kembali menderita keterbelakangan. Itulah mengapa Rahbar menasihati organisasi-organisasi mahasiswa untuk melakukan kerja-kerja di bidang pemikiran dan budaya. Sementara untuk urusan politik Rahbar meminta mereka untuk melakukan kerja yang serius dan mendalam tanpa melibatkan emosi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Republik Islam Iran selama 32 tahun lalu menjadi teladan dan mendapat perhatian bangsa-bangsa bebas di dunia. Mereka melihat kehormatannya berkelindan erat dengan kemuliaan bangsa dan negara Iran. Saat ini pengaruh Iran di kawasan sudah lebih mendalam ketimbang sebelumnya. Sementara front hegemoni yang dipimpin oleh Amerika tahu benar bahwa Iran telah menjadi contoh gerakan rakyat di Timur Tengah. Oleh karenanya, mereka berusaha keras untuk menampilkan keteladanan ini kurang berhasil atau bahkan gagal. (IRIB/SL/NA/11/8/2011)

0 comments to "''Revolusi Islam'' membuahkan ''Jihad Ekonomi'' dalam Pemerintahan Islam...Woooww.."

Leave a comment