Home , , , , , , , , , , , � Yunani Rancang Perang Khandaq Hadapi Turki

Yunani Rancang Perang Khandaq Hadapi Turki



Pemerintah Yunani berencana menggali lubang pembatas yang berukuran besar (khandaq) di perbatasan negara ini dengan Turki. Menurut rencana, lubang pembatas itu akan dibuat sepanjang 120 kilometer guna mencegah masuknya para imigran gelap yang diselundupkan ke negara ini.

Sementara itu, Ankara memprotes Athena. Para pejabat Ankara mengatakan, "Lubang pembatas itu bisa disalahgunakan Yunani untuk tujuan militer anti-Turki. Hal ini dibuktikan dengan melihat gambar-gambar tentara Yunani yang sedang membuat lubang pembatas." Kunjungan pejabat tinggi militer Yunani ke wilayah-wilayah yang akan dibuat lubang besar itu, membuktikan adanya tujuan ganda dibalik proyek itu.

Disisi lain, pembuatan lubang pembatas itu menuai kecaman dari lembaga swadaya masyarakat Jerman dan Uni Eropa. Menurut lembaga-lembaga tersebut, kebijakan pemerintah Yunani melanggar HAM. (IRIB/Farsnews/RA/AR/11/8/2011)

Erdogan: Sulit Kami Berdamai Dengan Israel

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan mengatakan, selama Rezim Zionis Israel tidak bersedia meminta maaf kepada Ankara, normalisasi hubungan kedua pihak mustahil terjadi.

Seperti dilaporkan AFP, Erdogan Rabu (17/8) saat diwawancarai wartawan di kota Istanbul menandaskan, selama Israel tidak bersedia meminta maaf kepada Turki dan memberi ganti rugi dalam serangan terhadap kapal bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, Mavi Marmara serta tidak mengakhiri blokade atas Jalur Gaza maka normalisasi hubungan kedua pihak tidak akan terjadi.

Erdogan di akhir sidang darurat OKI terkait bencana kekeringan dan kelaparan di Somalia menekankan, revisi kebijakan Turki terkait sikap Israel adalah sesuatu yang mustahil.

Berdasarkan laporan media massa Israel, Tel Aviv menolak permintaan Amerika terkait permintaan maaf kepada Turki.

Pasukan komando Israel 31 Mei 2010 menyerang kapal Mavi Marmara di perairan internasional dan membunuh sembilan warga Turki. Kapal ini mengankut bantuan kemanusiaan bagi warga Jalur Gaza. (IRIB/AFP/MF/18/8/2011)

Turki Peringatkan Suriah Segera Hentikan Operasi Militer

Menlu Turki, Ahmet Davutoglu

Turki memperingatkan Suriah menghentikan operasi militer dalam menumpas instabilitas di negara itu, "segera dan tanpa syarat."

"Jika operasi tersebut tidak dihentikan, maka tidak akan ada lagi yang dapat dikatakan tentang langkah-langkah yang akan diambil," kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu pada hari Senin (15/8).

"Ini adalah pesan terakhir kami kepada pihak berwenang Suriah. Harapan pertama kami adalah bahwa operasi tersebut segera dihentikan dan tanpa syarat," demikian ungkap Davutoglu sebagaimana dikutip koran Zaman terbitan Turki.

Menteri Luar Negeri Turki juga menyampaikan dukungannya terhadap rakyat Suriah, dan menekankan bahwa Ankara telah menghubungi Damaskus setiap hari guna mendesak diakhirinya kekerasan.

Sebelumnya, militer Turki merekrut para perwira dan personil yang baru pensiun guna mengantisipasi gelombang massif pengungsi dari Suriah.

Militer Suriah menggelar operasi guna menumpas geng-geng bersenjata yang bertanggung jawab dalam serangan terhadap para pengunjuk rasa, pasukan keamanan dan tempat-tempat umum.

Dalam beberapa bulan terakhir, Suriah menghadapi instabilitas yang telah merenggut puluhan nyawa.

Kelompok oposisi menuding pasukan keamanan berada di balik pembunuhan tersebut.

Namun pemerintah Suriah menyalahkan geng-geng bersenjata dan menyatakan bahwa instabilitas yang tengah berlangsung adalah permainan pihak asing.

Presiden Suriah Bashar Assad bersumpah untuk menyeret para pelaku aksi pembunuhan tersebut ke pengadilan.

Sebelumnya, Assad merilis keputusan yang akan membuka pintu sistem multi-partai politik di negara ini.

Langkah tersebut akan memungkinkan partai politik baru untuk beraktivitas bersama partai Ba'ath yang telah berkuasa sejak 1963.
(IRIB/MZ/SL/16/8/2011)

Erdogan Akan Kunjungi Somalia
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan bersama keluarganya akan melihat langsung kondisi Somalia. Erdogan menyatakan bahwa kunjungan dirinya ke Somalia sengaja dilakukannya untuk menarik simpati masyarakat internasional supaya peduli terhadap negara Afrika yang dilanda kelaparan ini.

Dilaporkan pula, Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan mengadakan rapat darurat yang akan dihadiri oleh 57 negara dunia pada tanggal 17 Agustus mendatang guna membahas krisis di Somalia.

Kantor Berita Fars News melaporkan, rapat darurat akan diselenggarakan di kota Istanbul, Turki. Hal ini diumumkan komisi pelaksana OKI pada hari Rabu (10/8/2011). Rencananya, rapat tersebut akan membahas solusi-solusi cepat untuk membantu penduduk Somalia yang dilanda kelaparan pada bulan Ramadhan ini.
Menurut laporan terbaru PBB, sekitar 3,7 juta orang di Somalia berada di ambang kelaparan, dan jutaan lebih lainnya kelaparan di Djibouti, Etiopia, Kenya dan Uganda setelah dilanda kekeringan terburuk dalam 60 tahun terkahir ini.
Di Somalia, seorang anak dilaporkan berada dalam kondisi sekarat dalam setiap enam menit. Pekan lalu, tiga kabupaten baru dinyatakan sebagai zona kelaparan. Saat ini, hampir lima juta warga menghadapi risiko kelaparan. (IRIB/Farsnews/RA/AR/11/8/2011)

Sekembali dari Suriah, Menlu Turki Nyatakan Puas
Menteri Luar Negeri Turki, Ahmed Davutoglu, hari Rabu (10/8/2011) berkunjung ke Suriah. Sekembalinya dari Suriah, Davutoglu menyatakan puas atas hasil kunjungan dan pertemuaannya dengan para pejabat Damaskus, khususnya dengan Presiden Suriah, Bashar Assad.

Kunjungan Menlu Turki ini dilakukan pasca peringatan pedas dan statemen anti-Suriah yang dilakuan oleh Perdana Menteri Turki Erdogan. Dalam statemennya, Erdogan menyatakan bahwa Turki sudah kehilangan kesabarannya terhadap perubahan di Suriah. Dikatakannya pula, problema internal Damaskus sama seperti problema dalam negeri Ankara sendiri.

Menyusul pernyataaan pedas Erdogan, Ankara mengirim Menlu Turki ke Damaskus untuk membawa pesan-pesan Turki ke Suriah. Sikap selanjutnya Turki terhadap Suriah berdasarkan hasil kunjungan tersebut.

Sebelumnya, Penasihat Politik Presiden Bashar Assad dalam mereaksi pernyaatan intervensif Erdogan ke Suriah mengatakan, "Jika Menlu Turki menyampaikan pesan-pesan keras anti-Suriah, Damaskus akan menjawabnya lebih keras dan tegas."

Sekembalinya dari Suriah, Davutoglu dalam jumpa persnya mengatakan, "Setelah pertemuannya dengan para pejabat Suriah, tank-tank militer negara ini ditarik mundur dari kota Hama. Hal itu diperkuat dengan laporan kunjungan Dubes Turki di Damaskus yang melihat lansung kondisi kota tersebut."

Dalam pertemuannya dengan Assad, Davutoglu menhendaki adanya perubahan di Suriah. Menurut Menlu Turki, penarikan tank-tank militer dari kota Hama merupakan perubahan positif dan penting yang tentunya berpengaruh kepada kondisi dalam negeri Suriah.

Davutoglu juga menegaskan akan menghubungi sejumlah menlu negara Barat dan melaporkan hasil pertemuannya dengan para pejabat Suriah. (IRIB/PressTV/RA/AR/11/8/2011)

Davutoglu: Suriah Mampu Jadi Teladan Bangsa Arab
Turki yang beberapa pekan lalu bersikap keras terhadap Suriah kini tampaknya berubah total. Hal ini terlihat dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu dan Presiden Suriah, Bashar Assad. Dalam pertemuan tersebut Oglu menandaskan, Suriah mampu menjadi teladan Dunia Arab di bawah kepemimpinan Assad.

Bashar Assad saat bertemu dengan Davutoglu Selasa (9/8) menekankan bahwa Damaskus serius memburu kelompok teroris demi menjaga stabilitas nasional dan keamanan warga. Demikian dilaporkan Fars News mengutip kantor berita resmi Suriah.

Presiden Suriah di pertemuan tersebut juga menegaskan tekadnya untuk menjalankan secara penuh reformasi. Ditambahkannya, Suriah siap menyambut bantuan dari negara sahabat di kawasan. Di pertemuan itu Assad menjelaskan kepada Davutoglu kejadian di sejumlah kota Suriah akibat aksi teror kelompok teroris membantai warga sipil.

Sementara itu, Davutoglu menekankan dirinya tidak membawa pesan dari pihak manapun dan Turki mengharapkan stabilitas serta keamanan di Damaskus. Oglu juga menandaskan bahwa mengingat hubungan strategis antara Ankara dan Damaskus maka keduanya menyadari bahwa setiap transformasi yang terjadi di negara lain sepenuhnya urusan internal negara tersebut.

Ia menegaskan, Suriah di bawah kepemimpinan Assad dan pasca reformasi akan mampu menjadi teladan bagi bangsa Arab. "Stabilitas Suriah bagi kawasan sangan vital," ungkap Davutoglu. (IRIB/Fars/MF/10/8/2011)


0 comments to "Yunani Rancang Perang Khandaq Hadapi Turki"

Leave a comment