Empat proyek penting di bidang geografi dan pemetaan diresmikan, diimplementasikan, dan dipamerkan di hadapan Menter Pertahanan Republik Islam Iran, Ahmad Vahidi.
IRNA hari ini (5/9) melaporkan, dalam acara yang dihadiri oleh Vahidi itu, diresmikan sistem penerima foto-foto satelit pertama prakiraan cuaca dan berbagai perangkat lunak penentuan perbatasan negara.
Pada acara tersebut juga diresmikan pusat pendidikan dan pemasyarakatan antariksa dan astronomi tiga dimensi.
Dalam kesempatan itu, Vahidi menyinggung pentingnya peran ilmu geografi dan pemetaan seraya mengatakan, "Tidak ada masalah di dunia yang tidak berkaitan dengan perspektif mendalam di bidang geopolitik."(irib/5/9/2011)
Iran Mendesak Pelucutan Senjata Nuklir Total
Wakil Duta Besar Iran untuk PBB Eshaq Ale-Habib menyerukan perlucutan senjata nuklir total sebagai satu-satunya jaminan yang akan membuat dunia sepenuhnya aman dari senjata nuklir. Demikian dilaporkan Press TV (03/9).Sebagian besar masyarakat dunia sangat percaya bahwa satu-satunya jaminan keamanan bahwa senjata nuklir tidak akan digunakan atau mengancam akan digunakan adalah penghancuran total senjata tersebut. Hal ini diungkapkan Ale-Habib kepada Majelis Umum PBB pada hari Jumat (02/9).
Ale-Habib juga menyatakan Republik Islam Iran sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), percaya bahwa perlucutan senjata nuklir harus dijadikan agenda masyarakat internasional dan setiap uji coba senjata nuklir harus dilarang juga.
Wakil Dubes Iran untuk PBB ini lebih lanjut menjelaskan bahwa pemusnahan senjata nuklir telah menjadi permintaan global setelah pemboman nuklir AS atas kota-kota Jepang Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II. Dia mencatat bahwa selama dekade terakhir, beberapa perjanjian telah ditandatangani terkait denuklirisasi, non-proliferasi dan melarang tes nuklir untuk meletakkan dasar bagi perlucutan senjata nuklir secara total.
Ditambahkannya, kegagalan negara-negara bersenjata nuklir untuk tetap berkomitmen dengan kewajiban mereka di bawah pasal VI Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) telah membahayakan prospek perlucutan senjata nuklir global. Pasal VI NPT menyatakan bahwa "Semua pihak harus berusaha melakukan negosiasi dengan itikad baik guna mengambil langkah-langkah efektif yang berkaitan dengan penghentian perlombaan senjata nuklir di tahap awal dan perlucutan senjata nuklir, dan pada perjanjian umum tentang pelucutan senjata lengkap di bawah kontrol internasional yang ketat dan efektif ".
Ale-Habib juga meminta masyarakat internasional memaksa Israel, sebagai non-penandatangan NPT, untuk menghancurkan senjata nuklirnya dan bergabung dengan NPT. Utusan Iran juga mengkritik kegiatan nuklir AS dan berkata, AS adalah negara pertama yang telah menggunakan senjata nuklir dan melakukan uji coba senjata nuklir terbesar di dunia. Amerika Serikat juga memiliki senjata nuklir terbesar dan telah mengalokasikan miliaran dolar untuk mengembangkan tes senjata nuklir dan memodernisasi senjata nuklirnya.
Majelis Umum PBB diadakan pada Jumat untuk menandai Hari Internasional Melawan Tes Nuklir. (IRIB/SL/PH/3/9/2011)
Panglima Iran: Jangan Sampai Musuh Bertingkah Bodoh
Panglima Pangkalan Udara Khatamul Anbiya Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Brigjen Farzad Esmaili, memperingatkan musuh untuk tidak lancang menyerang.
IRNA (2/9) melaporkan, Brigjen Esmaili, sebelum khotbah Jumat Tehran mengatakan, "Jika musuh bertingkah bodoh dan menyerang Republik Islam, maka balasan dari Iran akan sangat menyakitkan."
Dikatakannya, "Kemampuan dan kekuatan Angkatan Bersenjata Iran di berbagai bidang tidak akan membiarkan musuh bertingkah ceroboh terhadap Republik Islam."
Di bagian lain pernyataannya, pejabat militer Iran ini juga mengecam penindasan terhadap rakyat negara-negara regional seraya mengimbau angkatan bersenjata negara-negara Islam untuk seiring dengan tuntutan rakyat dan bertoleransi.
Menyinggung masalah ketidakefektifan sanksi anti-Iran, Brigjen Esmaili mengatakan, "Sanksi bukan saja tidak mengancam bangsa Iran, bahkan membantu bangsa ini maju dan mencapai swasembada."
(IRIB/MZ/AR/2/9/2011)
Seddiqi: Resistensi Global Anti-Imperialisme Semakin Meluas
Khatib shalat Jumat Tehran (2/9), Hujjatul Islam Kazem Seddiqi menyatakan, "Bangsa-bangsa Muslim bergabung dengan gerakan anti-imperialisme serta menekankan prinsip-prinsip Islam dengan meneriakkan slogan anti-Amerika dan Israel."
Dalam khutbah Jumatnya, Seddiqi menyinggung semakin meluasnya gelombang kebangkitan islami di kawasan dan mengatakan, "Protes rakyat Mesir di hadapan Kedutaan Besar Israel di Kairo serta yel-yel anti-Amerika mereka, dan bangsa-bangsa Muslim lain, membuktikan kian meluasnya front penentangan terhadap imperialisme penekanan terhadap prinsip-prinsip Islam."
Seddiqi juga mengapresiasi partisipasi luas rakyat Iran dan negara-negara Islam dalam pawai akbar Hari Quds Sedunia. Ditambahkannya, "Pada Hari Quds Sedunia tahun ini, terbuka medan baru dan rakyat Mesir untuk pertama kalinya pasca tumbangnya rezim diktator Hosni Mubarak, menggelar pawai mendukung Palestina dan meneriakkan yel-yel anti-Israel."
Khatib shalat Jumat Tehran menyinggung berbagai sanksi terhadpa Iran dan menegaskan bahwa musuh bangsa Iran tidak mampu mencapai target mereka dengan mengobarkan api perang dan menyulut perpecahan, dan pada tahap sanksi pun mereka juga gagal. Pada tahap sanksi pun bangsa Iran menang.
Di bagian lain khutbahnya, Seddiqi sangat menyayangkan bencana kekeringan dan tingginya angka kematian di Somalia akibat kelaparan. Ia mengimbau warga Iran bergegas menyalurkan bantuan untuk rakyat Somalia.
(IRIB/MZ/AR/2/9/2011)
Iran Dituntut Penuhi Kewajiban Internasional Soal Nuklir
Meskipun Iran menawarkan pengawasan penuh atas kegiatan nuklirnya kepada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Uni Eropa mengatakan Tehran harus memenuhi kewajiban internasional sebelum sanksi terhadap Republik Islam Iran itu diangkat.
"Iran masih harus memenuhi kewajiban internasional, meskipun mengumumkan masalah itu," kata Michael Mann, juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, Senin (5/9).
Pada Juni 2010, Dewan Keamanan PBB memberlakukan babak keempat sanksi terhadap Iran di bawah tekanan kuat Amerika Serikat dan sekutunya, yang mengklaim program nuklir Tehran mungkin dialihkan untuk tujuan militer.
Namun dalam banyak inspeksi atas situs nuklir Iran, IAEA tidak pernah menemukan bukti bahwa negara itu telah menyimpangkan program nuklir damainya. (IRIB/RM/6/9/2011)Iran mengatakan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) benar-benar dapat mengawasi secara penuh kegiatan nuklir Tehran selama lima tahun, jika sanksi terhadap Republik Islam Iran diangkat.
Dalam wawancara dengan kantor berita ISNA pada Senin (5/9), Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Fereydoun Abbasi mengatakan ia telah menawarkan usulan itu kepada Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano.
"Dengan mengangkat sanksi dan saling memenuhi kewajiban, IAEA benar-benar dapat mengawasi secara penuh kegiatan nuklir Iran tanpa membuka pembicaran atas dasar dugaan," jelas Abbasi.
Mengacu pada kunjungan baru-baru ini Wakil Kepala Departemen Perlindungan IAEA, Herman Nackaerts ke Iran, Abbasi menuturkan, tujuan Tehran mengambil langkah itu untuk membuktikan bahwa negara ini tidak memiliki masalah dengan badan dunia tersebut.
Amerika Serikat dan sekutunya menuduh Iran mengejar program nuklir militer. Barat menggunakan alasan ini untuk menekan Dewan Keamanan PBB agar memberlakukan babak keempat sanksi terhadap Iran.
Iran, sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, menyatakan punya hak untuk menggunakan energi nuklir bertujuan damai. (IRIB/RM/6/9/2011)Revolusi Islam Iran merupakan fenomena baru di dunia moderen. Revolusi gagasan Imam Khomeini ra yang berkarakter Islam dan keadilan, mampu menyeimbangkan transformasi politik di tingkat global. Republik Islam Iran menjadi tawaran baru untuk menghidupkan nilai-nilai Islam di kawasan dan dunia Islam. Banyak kalangan yang meyakini bahwa Revolusi Islam Iran sangat berjasa dalam menyemarakkan gerakan-gerakan Islam dalam dua dekade terakhir ini.
Pada tanggal 10 Agustus 2011, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei melakukan pertemuan dengan ribuan mahasiswa. Dalam kesempatan tersebut, Rahbar mengatakan, "Revolusi agung bangsa Iran terjadi berlandaskan pada cita-citanya yang jelas. Sebagai sebuah fenomena yang istimewa dalam sejarah, revolusi ini terus bergerak ke arah cita-citanya tanpa penyimpangan."
Rahbar mengatakan, tujuan dari revolusi ini adalah menegakkan Islam, melawan arogansi, -mempertahankan independensi negara-, menjunjung tinggi martabat manusia, membela masyarakat tertindas, dan mengantarkan Iran kepada kemajuan dan keunggulan di semua bidang. Dikatakannya pula, Revolusi Islam Iran dilandasi pada keimanan, keyakinan, motivasi dan kesadaran rakyat.
"Setelah 32 tahun, garis yang lurus ini terus menjulur tanpa penyimpangan. Fenomena ini merupakan makna hakiki dari stabilitas dan kekokohan revolusi, " tegas Rahbar di hadapan para mahasiswa.
Penyimpangan Revolusi
Dalam pertemuan itu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan penyimpangan yang terjadi pada revolusi-revolusi besar di dunia dalam beberapa abad terakhir. Dikatakannya, revolusi Perancis adalah contoh dari sebuah revolusi rakyat melawan rezim monarkhi di zaman itu. Akan tetapi secara perlahan revolusi ini menyimpang dari cita-cita awal yang memihak rakyat. Setelah melewati derita berkepanjangan, sistem monarkhi kembali berkuasa di Perancis.
Rahbar kemudian mencotohkan kemerdekaan Amerika dan terbentuknya negara itu sebagai contoh lain dari gerakan rakyat yang setelah melewati masa tertentu menyimpang dari tujuan asalnya yang lantas berujung pada meletusnya perang saudara dan aksi saling bunuh di dalam negeri.
"Revolusi Soviet adalah contoh lain yang dilandasi oleh sebuah ideologi. Akan tetapi sejak tahun-tahun pertama revolusi ini sudah melenceng dari tujuan asal, dan rakyat tersingkir dari konstelasi politik dan tujuan revolusi," imbuh beliau.
Rahbar juga menerangkan beberapa gerakan semi revolusi yang terjadi pada dekade 1950 dan 1960 di kawasan, Afrika Utara dan Amerika Latin yang juga mengalami pergeseran dari tujuan awal revolusi.
Setelah menyinggung revolusi-revolusi besar yang pernah terjadi di dunia ini, Rahbar membandingkannya dengan Revolusi Islam Iran. Dikatakannya, "Revolusi Islam Iran dalam rentang waktu seratus tahun terakhir adalah fenomena yang terkecuali. Sebab, revolusi ini dengan kekuatan, kekompakan dan semangat yang semakin besar tetap melangkah sesuai tujuan dan cita-cita awalnya."
Imbauan kepada Mahasiswa
Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyampaikan beberapa imbuan kepada organisasi-organisasi kemahasiswaan. Imbauan pertama beliau adalah mahasiswa supaya memerhatikan gerak-gerik musuh revolusi dan musuh Islam.
"Dalam melawan Iran yang Islami, musuh-musuh revolusi Islam dan musuh bangsa Iran bertindak secara serentak dalam satu front. Mereka berbagi tugas dalam kerangka satu agenda besar untuk melawan revolusi. Memahami fakta ini akan sangat membantu kalangan mahasiswa dalam bertindak sesuai tugas revolusionernya, " jelas Rahbar.
Menurut Rahbar, salah satu contoh gerakan sistematis musuh adalah teror yang mereka lakukan terhadap ilmuwan Iran, Syahid Ali Mohammadi, Shahriyari dan Rezaee Nejad. Rahbar mengatakan, "Jika memandang kejahatan ini dengan kacamata keamanan semata, orang akan bersedih karena kehilangan beberapa orang yang dicintai. Namun bila peristiwa ini dicermati sebagai bagian dari agenda sistematis musuh, maka akan terungkap adanya target yang lebih penting."
Rahbar menjelaskan, menghancurkan gerakan ilmuan di negara ini adalah tujuan dari aksi-aksi teror tersebut. Dikatakannya, "Front arogansi yang dalam agenda tahap per tahapnya terus bergerak untuk menggembosi revolusi Islam. Embargo ekonomi, penyebaran amoralitas, penghancuran pilar-pilar keyakinan dan masalah ekonomi. penebaran ketakutan di tengah para ilmuan Iran dan penghentian gerakan keilmuan adalah di antara tahap penyempurna dalam agenda besar mereka," kata beliau selanjutnya.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan,"Dengan perspektif ini, gerakan terorisme musuh bisa dianalisa dengan cerdik, dan hal itu akan semakin memperkuat rasa tanggung jawab. Agenda musuh adalah mencegah perkembangan dan kemajuan ilmu di negara, dan tujuan akhirnya adalah untuk mengembalikan Iran ke era ketertinggalan.
Kepada para mahasiswa, Rahbar mengimbau mereka supaya menekuni tugas-tugas pemikiran dan budaya secara terprogram dan mendalam. Beliau menandaskan, "Dalam kondisi saat ini, organisasi mahasiswa harus mengarahkan kemampuannya kepada tugas-tugas pemikiran yang mendalam dan riset di berbagai bidang yang meliputi teologi, etika, sejarah, revolusi dan berbagai masalah yang dihadapi oleh negara."
Ketika menyinggung masalah politik, Rahbar mengatakan, tindakan yang dilakukan harus mendalam dan jauh dari emosi.
Imbauan berikutnya yang disampaikan oleh Pemimpin Besar Revolusi berkenaan dengan budaya amoralitas yang disebarkan musuh. Beliau menegaskan, "Saat ini salah satu kebijakan kubu arogansi adalah penyebaran secara sistematis budaya amoralitas di masyarakat dan di tengah kaum muda. Untuk itu, agenda musuh ini harus dilawan dengan benar."
Rahbar menyeru kalangan mahasiswa untuk menjalin kerjasama, kekompakan, dan koordinasi dalam mewujudkan cita-cita revolusi.
Setelah menjelaskan gerakan revolusi yang terus menuju ke arah kesempurnaan dalam 32 tahun ini, Rahbar menjelaskan bahwa kelanjutan proses penyempurnaan Revolusi Islam adalah tanggung jawab generasi muda mahasiswa saat ini. Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Para pemuda dan mahasiswa hari ini adalah pengambil keputusan negara ini di masa mendatang. Mereka harus melanjutkan proses penyempurnaan ini untuk diserahkan kepada generasi selanjutnya sekaligus membuktikan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah revolusi dunia, revolusi Islam tetap memegang teguh prinsip dan slogan yang dikumandangkannya di awal revolusi tanpa henti. Dan, insya Allah, revolusi ini akan mencapai tujuan akhirnya."(irib/27/8/2011)
0 comments to "Satelit Negara Islam....wowww..."