Home , , , , , , , , , , , , , � Yaman yg Sunni dan Bahrain yg Syi'ah di hajar habis Wahabi dan Zionis....Oh Islam ku Bersatulah...

Yaman yg Sunni dan Bahrain yg Syi'ah di hajar habis Wahabi dan Zionis....Oh Islam ku Bersatulah...

Setelah Bahrain, Kini Saudi Kirim Tank dan Kendaraan Lapis Baja ke Yaman

Para pejuang Yaman menyatakan, konvoi tank militer Arab Saudi tiba di wilayah Yaman untuk membantu Sanaa menumpas aksi demo rakyat.

Aktivis anti Ali Abdullah Saleh menandaskan, sejumlah tank dan kendaraan lapis bara militer Arab Saudi Ahad (19/9) memasuki wilayah Yaman guna membantu diktator Sanaa menumpas aksi demo damai rakyat.

Media massa Yaman kemarin mengutip petinggi Arab Saudi melaporkan, Riyadh mengirim senjata dan kendaraan lapis baja kepada Sanaa untuk menumpas aksi demo damai rakyat negara ini.

Laporan ini dirilis di saat pasukan pro Saleh tengah aktif membantai rakyat yang berdemo di Sanaa. Dalam satu hari saja dilaporkan sedikitnya 60 orang tewas akibat brutalitas pasukan pro Saleh.

Sebelumnya Arab Saudi juga mengirim ratusan tank dan serdadunya ke Bahrain untuk membantu rezim al-Khalifa menumpas aksi demo rakyat Manama. (IRIB/Press TV/MF/20/9/2011)

Ali Abdullah Saleh Pun Tak Kenal Kasihan Terhadap Anak-anak
Militer Yaman dalam aksi brutalnya saat menyerang demonstran di Sanaa menembak mati 20 warga termasuk dua anak-anak.

Menurut laporan televisi al-Alam Senin (19/9), berdasarkan data terbaru akibat serangan brutal pasukan keamanan Ali Abdullah Saleh terhadap para demosntran di Sanaa sekitar 20 pendemo tewas dan tiga di antaranya adalah tentara yang membelot. Di antara korban juga terdapat dua anak kecil.

Angka korban tewas akibat brutalitas militer Yaman sejak hari Ahad hingga Senin tercatat 46 orang.

Dua orang di Taiz kemarin juga dilaporkan tewas akibat terjangan peluru pasukan keamanan rezim Ali Abdullah Saleh. (IRIB/al-Alam/MF/20/9/2011)

Simpang Siur Kondisi Bani Walid dan Sirte di Libya
Berbagai media melaporkan bentrokan sengit antara pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) dan pasukan loyalis Muammar Gaddafi di kota Bani Walid dan Sirte. Di sisi lain, skenario Barat terkait Gaddafi masih terus berlanjut.

Bentrokan sengit di sejumlah titik di kota Sirte dan Bani Walid masih terus berlanjut. Sumber-sumber yang dekat dengan pasukan NTC dan loyalis Gaddafi saling berlomba melaporkan kemenangan kelompoknya. Demikian seperti dilaporkan IRNA mengutip media massa internasional.

Televisi al-Arabiya mengutip sumber-sumber NTC melaporkan, pasukan dewan ini berhasil menguasai sejumlah wilayah kota Sirte, tempat kelahiran Gaddafi serta wilayah utara. Sementara itu, France 24 melaporkan bahwa salah satu wartawannya cidera di kota Sirte di tengah bentrokan kedua pihak.

Sementara itu, televisi Aljazeera melaporkan, kehadiran warga sipil di Bani Walid membuat pasukan NTC berada dalam kesulitan. NTC mengharapkan warga segera meninggalkan kota, sehingga mereka mampu menyerang pasukan loyalis Gaddafi yang bersembunyi di rumah-rumah. Pasukan loyalis Gaddafi membangun benteng pertahanannya di kota Bani Walid dan melarang warga meninggalkan kota ini. Sejumlah laporan menyebutkan, warga yang berada di rumah mereka menjadi sasaran pasukan loyalis Gaddafi sehingga kondisi kota Bani Walid sangat mengenaskan.

Aljazeera dalam laporannya mengisyaratkan pernyataan salah seorang komandan perang yang menyatakan sejumlah pasukan revolusioner cidera dalam bentrokan kali ini. Ia mengatakan, pasukan NTC berusaha menduduki wilayah pemukiman warga dan terkadang mencapai kemajuan berarti, namun mereka diberondong pasukan loyalis Gaddafi sehingga terpaksa mengundurkan diri.

Di sisi lain, Aljazeera beberapa waktu lalu dalam laporannya menyebutkan, pasukan NTC berhasil menguasai bandara udara internasional Sebha yang terletak di selatan Tripoli.

Kantor Berita AFP di laporannya menyebutkan, anggota komisi penyidik independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya meminta NTC melakukan langkah-langkah penjagaan terhadap dokumen resmi dam arsip yang tinggalkan pasukan Gaddafi setelah kalah di Tripoli. Ia menyatakan kekhawatirannya atas pemusnahan dokumen terkait pemanfaatan pasukan bayaran, pelecehan seksual dan pelanggaran hak kaum imigran.

Bentrokan sengit antara dua kubu di Libya berlangsung di saat media-media massa sepertinya lalai atas pemberitaan soal tempat persembunyian Gaddafi. Menurut para pengamat, Barat menerapkan kembali skenarionya seperti pada Osama bin Laden untuk Muammar Gaddafi.

Sejumlah pemberitaan malah menyebutkan bahwa Perancis mengetahui dengan jelas tempat persembunyian Muammar Gaddafi, diktator Libya yang terguling. (IRIB/IRNA/MF/20/9/2011)

Elbaradei Kritik Liga Arab Sikapi Penderitaan Rakyat Yaman
Mohammad Elbaradei, mantan dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan kandidat mendatang presiden Mesir mengkritik keras kebijakan Liga Arab dalam menyikapi penderitaan rakyat Yaman.

Elbaradei mengkritik keras kebijakan Liga Arab dalam menyikapi transformasi di Yaman. Ia menekankan bahwa menyaksikan peristiwa yang berlangsung di Yaman dan ketidakpedulian Dunia Arab terhadap kejahatan di negara ini, kita menyadari bahwa secara bertahap nurani manusia kian tertutup.

Mohammad Elbaradei adalah seorang politikus Mesir dan pernah menjabat sebagai dirjen IAEA serta pernah juga memenangkan hadiah nobel perdamaian. (IRIB/IRNA/MF/20/9/2011)

Kedubes Arab Saudi di Kairo Didemo Warga Mesir
Sejumlah keluarga Mesir yang anggota keluarganya ditahan di Arab Saudi menggelar demonstrasi di depan kedutaan besar Saudi di Kairo. Mereka menuntut pembebasan anak-anak mereka dari penjara Riyadh.

Seperti dilaporkan al-Alam, para demonstran menuding pemerintah Mesir lalai menjaga kehormatan warganya di luar negeri. Mereka menuntut Dewan Tinggi Militer melakukan upaya pembebasan warga Mesir yang ditahan di Arab Saudi.

Para demosntran selain membawa foto anak-anak mereka yang mendekam di penjara Arab Saudi juga membawa spanduk yang bertuliskan "Anak-anak kami mendekam di penjara dan disiksa, Apa yang diperbuat pemerintah Mesir, Mana Dewan Tinggi Militer ".

Warga dalam statemennya meminta pemerintah Mesir dan Dewan Tinggi Militer secepatnya bertindak. Mereka juga menuntut Arab Saudi membebaskan anak-anak mereka, karena warga Mesir yang mendekam di penjara Riyadh tidak berdosa dan tanpa proses pengadilan dijebloskan ke penjara.

Dalam statemen tersebut dijelaskan bahwa mereka telah mengirim surat ke kedubes Arab Saudi sejak enam bulan lalu dan meminta Raja Abdullah membebaskan anak-anak mereka, namun kedubes Saudi tidak menyampaikan surat tersebut kepada raja.

Mereka menekankan bahwa sikap Arab Saudi menghina warga Mesir dan menginjak-injak konvensi internasional terkait memperlakukan para tersangka sebelum diadili dan terbukti kesalahan mereka. Mereka juga menilai penangkapan anak-anak mereka oleh pemerintah Saudi sebagai bentuk pelecehan terhadap nilai-nilai Islam.

Keluarga Mesir ini kepada Koran al-Misri al-Youm menyatakan bahwa mereka terpaksa menggelar aksi demo di depan kedubes Arab Saudi setelah delapan tahun masalah ini tidak ada tanggapan dari Riyadh. (IRIB/al-Alam/MF/20/9/2011)

Ahmadinejad: Hegemoni AS di Dunia Mulai Pudar
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad seraya memuji gelombang kebangkitan Islam di kawasan menyatakan, hegemoni Amerika Serikat di seluruh dunia mulai pudar.

Berbicara di depan peserta Konferensi Internasiona Kebangkitan Islam di Tehran, Ahmadinejad menegaskan, negara-negara Islam tengah mencicipi gelombang kebangkitan dan semua pihak berusaha mencari pengganti sistem diktatorisme. Demikian seperti dilaporkan Press TV kemarin.

Ia meminta negara-negara revolusioner mencegah kembalinya Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel ke pentas politik negara mereka. Ahmadinejad juga menandaskan bahwa sistem zalim yang menguasai dunia mulai runtuh dan hegemoni Amerika Serikat juga tak luput dari kondisi ini.

Presiden Iran seraya mengkritik Barat karena membentuk rezim Israel juga menyebut Tel Aviv rezim ilegal. Menurutnya, rakyat yang cinta keadilan di dunia menentang Israel dan Amerika Serikat. (IRIB/Press TV/MF/20/9/2011)

Di Tehran, Presiden PDK Sebut Pidato Rahbar Umumkan Perang
Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Ir. Sayuti Asyathri, menghadiri Konferensi Kebangkitan Islam Pertama yang digelar di Tehran selama dua hari, Sabtu (17/9/2011) dan Ahad (18/92011). Konferensi dihadiri para tokoh politik dan ulama pergerakan dari 80 negara dunia.

Wartawan IRIB, Ahad malam (18/9/2011), berhasil menemui Sayuti di Hotel Evin, Tehran. Ir Sayuti yang baru pertama kali berkunjung ke Iran, merasa terhormat dapat menghadiri Konferensi Kebangkitan Islam yang digelar untuk pertama kalinya. Sayuti kepada wartawan IRIB mengatakan, "Ini adalah konferensi yang luar biasa sekali di tengah gejolak dunia, khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara."

Ketika mengomentari pidato pembukaan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al Udzma Sayid Ali Khamenei, Presiden PDK mengatakan, "Pidato Ayatollah Ali Khamenei dalam acara pembukaan konferensi sama halnya mengumumkan perang kepada dunia." Dijelaskannya, Pemimpin Besar Iran secara jelas memberikan garis yang jelas dan mengingatkan kepada ummat Islam dan masyarakat independen supaya jangan percaya terhadap Pakta Pertahanan Atalantik Utara (NATO).

"Biasanya, Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato-pidatonya hanya mengecam AS dan Zionis Israel. Namun kali ini, beliau menyebutkan negara-negara lain seperti Inggris, Perancis dan Italia. Ini sama halnya dengan penentuan front, " kata Presiden PDK, Ir Sayuti Asyathri.

Suyuti juga menambahkan, "Dalam pidato Ayatollah Ali Khamenei ditekankan soaldignity atau martabat." Menurut Sayuti dalam ulasannya, dignity dapat dijadikan sebagai tolok ukur kemungkinan kebangkitan rakyat. Ketika dignity semakin rendah, maka kemungkinan kebangkitan rakyat semakin besar.

Lebih lannjut Sayuti menjelaskan, "Penyelenggaraan Konferensi Kebangkitan Islam merupakan ide cemerlang Republik Islam Iran. Dengan cara ini, Iran menawarkan pendekatan struktural kepada masyarakat yang bangkit."

Ketika menjelaskan makna kebangkitan, Ir Sayuti mengulas, "Kebangkitan itu bisa diartikan dalam tiga tingkat. Pertama, tingkat civil society. Kedua, political society. Ketiga, state society. Kebangkitan di Timur Tengah dan Afrika Utara baru berada di tingkat civil society. Sedangkan Iran dengan Revolusi Islam-nya sudah mampu melewati tiga tahap itu dan sekarang berada dalam tingkat state society yang berhadapan langsung dengan arogansi dunia." Menurut Suyuti, Iran sengaja menggelar konferensi ini untuk menarik kebangkitan di Timur Tengah dan Afrika Utara ke level berikutnya. (IRIB/AR/19/9/2011)

0 comments to "Yaman yg Sunni dan Bahrain yg Syi'ah di hajar habis Wahabi dan Zionis....Oh Islam ku Bersatulah..."

Leave a comment