Home , , , , , , , , , , , , , , , , , � Apakah semuanya TERORIS !!!!!

Apakah semuanya TERORIS !!!!!

Mubarak Mati Otak
Suzanne Mubarak, istri mantan diktator Mesir, Hosni Mubarak mengunjungi kedua anaknya, Gamal dan Alaa di penjara Tora, Kairo, ibukota Mesir. Kunjungan tersebut tidak seperti biasanya, karena Suzanne mengenakan pakain hitam. Kunjungan tersebut semakin memperkuat akan berita kematian Hosni Mubarak.

Fars mengutip koran Mesir ad-Dustour melaporkan, Senin sore (24/10) Suzanne Mubarak bertemu dengan kedua anaknya di penjara Tora. Pertemuan itu atas ijin Jaksa Agung Abdul Majid Mahmoud.

Suzanne tidak datang ke penjara sendirian, ia ditemani istri Gamal dan Alaa serta anaknya Gamal. Suzanne mengenakan pakaian hitam yang biasa dipakai untuk melayat. Tidak hanya Suzanne yang nampak sedih, namun semua rombongannya kelihatan sedang bersedih.

Pertemuan itu terjadi antara pukul 4-5 sore. Sehingga melebihi waktu yang biasa ditentukan di penjara. Oleh sebab itu pertemuan tersebut mengundang banyak teka-teki dan pertanyaan.

Para saksi mengatakan bahwa Suzanne kelihatan sangat bersedih, begitu juga Gamal dan Alaa. Kesedihan keduanya nampak setelah bertemu dengan ibunya.

Dua hari lalu, media mesir mengkonfirmasikan bahwa Hosni Mubarak mengalami mati otak. Namun berita itu segera disangkal oleh wakil Mubarak dan pihak rumah sakit yang merawatnya.

Sementara itu, sebuah sumber dari rumah sakit al-Alami mengumumkan bahwa Mubarak mengidap virus yang belum diketahui jenisnya. Hingga saat ini terus dilakukan berbagai tes untuk menemukan jenis virus tersebut. Sumber tersebut juga menambahkan bahwa jika kondisi Mubarak membaik maka akan dilakukan pemotretan otak dan operasi guna mengetahui apakah ia mengidap kanker otak.

Sumber itu juga menegaskan bahwa kondisi fisik Mubarak sangat lemah. Ia sedikit bergerak dan hanya dengan kursi roda ia mampu melakukan itu. (IRIB/RA/SL25/10/2011)

Intelijen Hamas Lebih Kuat, Israel Tak Mampu Pecahkan Teka-Teki Tempat Penahanan Shalit

Gilad Shalit

Lebih dari lima tahun Israel berupaya mengungkap teka-teki tempat penahanan Gilad Shalit, tentara Zionis yang ditahan oleh Hamas, di Gaza. Namun teka-teki itu tetap tidak terungkap meski tentara Israel itu telah dibebaskan oleh Hamas. Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak mengklaim, "Kami menebak bahwa tempat penahanan itu di selatan Gaza."

Kantor berita Qodsna (25/10) melaporkan, selama 22 hari melancarkan serangan massif ke Gaza dan juga berbagai serangan pasca perang tersebut, Tel Aviv berupaya mengungkap tempat penahanan Shalit, namun gagal. Akhirnya setelah lima tahun berusaha, akhirnya Israel terpaksa menyerah di hadapan tuntutan Hamas dan menerima pertukaran 1027 tahanan Palestina dengan Shalit.

Satu-satunya cara yang dapat dilakukan oleh para pejabat Israel untuk menjaga kewibawaan intelijensinya karena tidak mampu menemukan tempat penahanan Shalit meski memiliki berbagai perlengkapan canggih, adalah dengan tampilnya para pejabat Zionis ke publik dan mengklaim bahwa Shalit ditahan di tempat tertentu.

Memiliki perlengkapan canggih termasuk pesawat pengintai tanpa awak dan satelit, serta bahkan para agen Zionis yang disusupkan di Palestina pun, ternyata tidak dapat membantu menguak teka-teki tempat penahanan Shalit.

Menarikanya, Shalit setelah dibebaskan, dia tidak dapat memberikan informasi apapun tentang di mana dia ditahan oleh Hamas. Secara praktis, ini membuktikan kekuatan strategis Hamas. Bahkan hingga detik-detik akhir sebelum proses pertukaran tawanan, para agen Zionis tidak dapat menemukan tempat persembunyian Shalit. Bahkan mereka tidak mengetahui keluarnya konvoi kendaraan yang membawa Shalit ke Mesir.
(IRIB/MZ/PH/25/10/2011)

Friksi Meruncing, Amano Didesak Segera Publikasikan Laporannya Soal Program Nuklir Iran
Perkembangan terbaru mengenai program nuklir sipil Iran menunjukkan munculnya friksi hebat antaranggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait kebijakan unilateral Amerika Serikat Serikat untuk mempublikasikan laporan rahasia Yukia Amano, Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Kantor berita Mehr mengutip Associated Press (25/10) menyebutkan, "Amerika Serikat tengah mendesak Amano untuk mempublikasikan laporan rahasianya mengenai program nuklir Iran, akan tetapi Cina dan Rusa berpendapat bahwa Amerika dan IAEA harus menangguhkan publikasi dokumen tersebut."

Adapun Inggris dan Perancis tetap bersikap sama, mengekor kebijakan Amerika dan menuntut publikasi segera dokumen tersebut.

Para diplomat berpendapat bahwa friksi antaranggota Dewan Keamanan PBB terkait progam nuklir Iran akan menggagalkan langkah-langkah yang telah diupayakan untuk membujuk Iran memulai perundingan.

Di satu sisi, Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, mendesak Amano untuk mempublikasikan laporan rahasia terkait program nuklir Iran itu pada sidang mendatang Majelis Umum PBB yang akan digelar bulan depan. Namun di sisi lain, Rusia dan Cina berpendapat bahwa sidang mendatang Majelis Umum bukan waktu yang tepat untuk mempublikasikan laporannya.

Menurut Rusia dan Cina, jika Amano harus mempublikasikan laporannya itu pada sidang mendatang Majelis Umum, maka Dirjen IAEA itu akan menyusun laporannya secara tergesa-gesa dan akan berpengaruh pada hasil laporannya serta akan menimbulkan dijatuhkannya sanksi baru anti-Iran.

Ditujukan kepada Amano, Rusia dan Cina menyatakan, ketergesaan tanpa sebab dan bukti dalam masalah ini harus dihindari dan masalah ini harus disikapi dengan hati-hati, karena laporan seperti ini hanya akan membuat Republik Islam Iran memutus hubungannya dengan IAEA.

Mengenai hal ini, seorang pejabat IAEA yang menolak namanya dipublikasikan mengatakan, "Amano berniat mempublikasikan laporannya karena dia berpendapat bahwa seluruh negara harus mengetahui langkah-langkah yang telah diambil IAEA."
(IRIB/MZ/PH/25/10/2011)

Menlu Israel: Saya Yakin 200 Persen Roket Qassam Akan Menusuk Jantung Tel Aviv

Avigdor Lieberman

Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, menuntut pengunduran diri Pemimpin Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, dan menilainya sebagai pemimpin Palestina terburuk dan penghalang perdamaian. Lieberman juga menyatakan bahwa Tel Aviv tidak akan menghentikan pembangunan permukimannya.

Kantor berita Fars News (25/10) melaporkan, menteri Israel yang sangat ekstrim itu bahkan menuding Mahmoud Abbas yang politiknya seiring dengan Tel Aviv, sebagai penghalang dan menilai bangsa Palestina "belum cukup matang" untuk membentuk sebuah negara independen. Ia juga mengklaim bahwa pembangunan permukiman Zionis bukan penghalang terwujudnya perdamaian dan orang-orang Israel tidak mungkin akan menghentikannya.

Berdasarkan laporan media massa Israel, Lieberman Senin (25/10) dalam konferensi persnya menyebut Abbas sebagai penghalang perundingan damai antara Palestina dan Israel, serta berharap Abbas segera mengundurkan diri.

Lieberman menambahkan, "Abbas adalah pemimpin Palestina terburuk dan selalu mengancam akan mengundurkan diri. Semoga dia cepat mundur, siapa saja yang menggantikannya pasti akan lebih baik. Saat ini Abbas sibuk dengan urusan pribadinya."

Pejabat tinggi Israel itu menegaskan, "Abbas hanya memikirkan kedudukannya. Setelah menyaksikan nasib Muammar Gaddafi di Libya, Ben Ali di Tunisia, dan Hosni Mubarak di Mesir, Abbas memikirkan untuk hidup tenang... ini bukan hal yang buruk dari sisi kemanusiaan akan tetapi tidak akan membantu tercapainya kesepakatan perdamaian."

Menteri Luar Negeri Israel menambahkan, "Abbas ingin mencatat dirinya sebagai tokoh yang ikut membentuk negara Palestina dan menjadi seseorang yang mendamaikan seluruh kelompok di dalam negeri. Akan tetapi pertanyaannya adalah jika Palestina merdeka, maka siapa yang akan menjamin roket-roket Qassam, tidak akan menghantam kota Israel."

"Saya yakin jika tanggung jawab keamanan (di Tepi Barat) tidak kami pegang, maka kurang dari satu tahun, kami akan menyaksikan rudal-rudal Qassam akan di jantung Israel, saya yakin 200 persen," tegas Lieberman.

Menyinggung pengajuan permohonan pengakuan kemerdekaan Palestina di PBB oleh Mahmoud Abbas, Lieberman mengatakan, "Kepergian Palestina ke PBB untuk mendapat pengakuan resmi, tidak akan berhasil. Palestina belum cukup matang untuk mendirikan sebuah negara independen."
(IRIB/MZ/PH/25/10/2011)

Ahmadinejad Sampaikan Belasungkawa kepada Turki
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyatakan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Turki atas bencana gempa yang melanda negara itu.

Hal itu dikemukakan Ahmadinejad dalam dialognya via telepon dengan sejawatnya asal Turki, Abdullah Gul, Senin (24/10). Ahmadinejad juga menyatakan kesiapan Iran untuk mengirimkan tim penyelamat dan bantuan kemanusiaan lebih banyak ke Turki. Demikian dilaporkan Press TV mengutip situs resmi kantor Presiden Iran (25/10).

Di lain pihak, Gul juga menyampaikan ucapan terima kasih atas segala upaya Republik Islam Iran dalam membantu rakyat Turki yang terkena bencana gempa. Menurutnya, kedua negara harus memperluas kerjasama dalam mereduksi kerugian akibat bencana alam.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Ali Akbar Salehi juga telah menyampaikan belasungkawa kepada sejawat Turkinya, Ahmet Davutoglu, dalam percakapan telepon.

Republik Islam Iran telah mengirim dua konvoi bantuan menuju wilayah tenggara Turki dari kota Khoy di Propinsi Azerbaijan Barat, Senin (24/10). Bantuan itu meliputi selimut, air mineral, roti, bahan bakar, obat-obatan, dan tenda. Gelombang pertama bantuan Iran dikirim pada hari Ahad (23/10).

Gempa berkekuatan 7.2 skala Richter itu telah merenggut nawa 270 orang. Sebagian korban gempa bumi Turki mendapat perawatan di rumah sakit di kota barat laut Iran di kota Khoy, Propinsi Azarbaijan Barat.

Direktur Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran, Mahmoud Mozaffar mengatakan bahwa organisasi ini siap mengirim bantuan kepada korban gempa Turki.

Pusat gempa terjadi Ahad petang (23/10), di desa Tabanli di Propinsi Van.

Berdasarkan pemantauan operasi darurat di Ercis, salah satu kota yang mengalami kerusahan parah, Menteri Dalam Negeri Turki mengatakan bahwa 117 warga kota Ercis dan 100 warga kota Van tewas. Demikian dilaporkan Reuters. Sahin menambahkan sedikitnya 1.090 warga cedera akibat gempa.

Para ahli dari pusat seismografi Turki mengatakan bahwa korban tewas bisa mencapai 1.000 orang.

Observatorium seismografi Kandilli Turki merilis perkiraan itu berdasarkan kekuatan gempa dan struktur kawasan. (IRIB/MZ/PH25/10/2011)

Israel Setujui Kesepakatan Pertukaran Grapel
Kabinet keamanan rezim Zionis Israel telah menyetujui kesepakatan pertukaran dengan Kairo, di mana 25 tahanan Mesir akan ditukarkan dengan seorang mata-mata Zionis.

Ilan Grapel ditangkap pada 12 Juni di sebuah hotel terkenal di Kairo dengan sebuah laptop dan tiga telepon seluler yang berisi informasi rahasia. Tersangka 27 tahun itu dituduh mengumpulkan informasi tentang perkembangan di Mesir selama revolusi rakyat, yang menggulingkan rezim pro-Israel Hosni Mubarak.

Dia juga dituduh menghasut ketegangan sektarian di kalangan pemuda di ibukota Mesir dan mendesak mereka untuk terlibat dalam bentrokan dengan pasukan keamanan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan kesepakatan pertukaran pada Senin dan itu disetujui dalam rapat kabinet bidang keamanan pada Selasa.

Terdapat tiga anak-anak di antara 25 warga Mesir yang akan dibebaskan. Sebagian besar warga Mesir yang ditetapkan untuk dibebaskan, dipenjara atas tuduhan penyelundupan obat terlarang atau senjata dengan hukuman maksimum sekitar 10 tahun penjara.

Tak satu pun dari mereka telah terlibat dalam kejahatan yang berhubungan dengan keamanan.

Menurut sumber Israel, Grapel, yang bertugas di militer Israel selama perang melawan Lebanon pada tahun 2006, diharapkan akan dibebaskan pada hari Kamis (27/10). (IRIB/RM/27/10/2011)

Menlu Iran Akan Kunjungi Libya
Pemerintah Iran mengatakan Menteri Luar Negeri Ali Akbar Salehi akan melakukan kunjungan resmi ke Libya atas undangan ketua Dewan Transisi Nasional (NTC).

"Menlu akan segera ke Libya atas undangan Ketua NTC Mustafa Abdul Jalil untuk membahas berbagai isu dengan para pejabat negara itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast kepada IRNA pada Rabu (26/10).

"Kami percaya bahwa karena kepentingan umum kedua negara, kunjungan Menlu Iran bisa menjadi awal bagi kerjasama baru," tambahnya.

Selama berada di Libya, Salehi diperkirakan akan membahas nasib ulama Syiah Lebanon Imam Musa Sadr dengan penguasa baru negara itu. Dia juga dijadwalkan untuk bertemu dengan pejabat dari pemerintah mantan diktator Libya untuk mengklarifikasi nasib Imam Musa Sadr setelah jatuhnya Muammar Gaddafi. (IRIB/RM/27/10/2011)

Mantan Bos Intelijen Gaddafi Tiba di Niger
Seorang penasehat Presiden Niger mengkonfirmasikan bahwa mantan kepala intelijen dalam pemerintah diktator Muammar Gaddafi telah memasuki negara Afrika Barat itu.

Penasihat, yang juga seorang pemimpin yang berpengaruh dalam komunitas etnis Tuareg, mengatakan pada Rabu (26/10) bahwa Abdullah al-Senussi telah memasuki Niger dalam konvoi yang diarahkan oleh suku Tuareg, Associated Press melaporkan.

Dia mengatakan dirinya telah diberitahu tentang keberadaan Senussi dari kontak di dalam komunitas Tuareg. Ditambahkannya, Senussi tampaknya akan mencoba untuk bersembunyi di dekat perbatasan Niger-Aljazair.

Senussi telah dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia dituduh memerintahkan pembunuhan dan penganiayaan warga sipil di Libya pada saat runtuhnya pemerintahan Gaddafi.

Puluhan pendukung setia Gaddafi, termasuk salah seorang anak laki-lakinya, Saadi, telah melarikan diri ke Niger pada September dan dilindungi di negara itu. Niger menolak permintaan agar mereka diserahkan pada pemerintah baru Libya, mengatakan Tripoli dapat mengirim penyelidik jika ingin menginterogasi mereka. (IRIB/RM/27/10/2011)

Iran Tolak Klaim AS Soal Peralatan Radio Canggih
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast membantah tuduhan AS bahwa Tehran secara ilegal mengimpor peralatan radio yang dapat digunakan dalam sistem peledakan jarak jauh.

Pada Selasa, Departemen Kehakiman AS menuduh empat warga Singapura dan seorang warga Iran telah melakukan ekspor ilegal peralatan radio ke Iran, di mana barang-barang itu diduga dipakai untuk membuat bom remote kontrol yang telah menewaskan pasukan Amerika di Irak.

Dakwaan itu mengatakan para tersangka membeli 6.000 alat radio kontrol dari sebuah perusahaan yang bermarkas di negara bagian Minnesota, lalu mengirim barang itu ke Singapura antara tahun 2007 sampai 2008, kemudian meneruskannya ke Iran, melanggar pengawasan ekspor Amerika.

AS mengklaim setidaknya 16 modul telah ditemukan di Irak, yang digunakan dalam sistem remote untuk peledakan IED (bom rakitan).

"Laporan Departemen Kehakiman AS dan klaim pejabat Washington, sama sekali tidak berdasar," kata Mehmanparast kepada Mehr News Agency pada hari Rabu (26/10).

"Orang-orang belum melupakan klaim serupa, seperti klaim keberadaan senjata pemusnah massal di Irak, tapi akhirnya menjadi jelas bahwa klaim itu tidak berdasar," tambahnya. (IRIB/RM/27/10/2011)

Pasukan Bahrain dan Saudi Fitnah Revolusioner
Kantor berita Fars melaporkan, pasukan keamanan Al Khalifah setelah menerobos masuk rumah sakit Salmaniya, mereka meletakkan sejumlah senjata di rumah sakit tersebut. Setelah itu mereka mengklaim bahwa para revolusioner menggunakan senjata-senjata tersebut untuk menentang pemerintah.

Pasukan keamanan Bahrain dan Saudi telah menguasai dan menduduki rumah sakit Salmaniya sejak awal revolusi rakyat negara itu. Sebelum menyerang rumah sakit tersebut, mereka menyembunyikan sejumlah senjata di sudut-sudut rumah sakit. Setelah itu mereka mengumumkan bahwa para revolusioner menggunakan senjata untuk melawan pemerintah.

Sitrah adalah salah satu wilayah yang sangat terkucil di Bahrain sebab penduduk wilayah tersebut bermazhab Syiah. Wilayah itu terus dikepung dan dikontrol oleh pasukan Bahrain dan Saudi. Rakyat di wilayah itu dengan alat-alat yang ada terus melawan kebrutalan tentara Saudi dan Bahrain. Mereka juga membuat senjata-senjata seadanya seperti bom molotov.

Selama Ayatollah Isa Qasim tidak mengijinkan bentrokan dengan senjata maka rakyat Bahrain tidak akan melakukan hal itu. (IRIB/RA/SL/26/10/2011)

Saif Gaddafi Ingin Menyerahkan Diri ke ICC
Saif al-Islam Gaddafi, putra berpengaruh diktator Libya, dan mantan kepala intelijen Libya Abdullah al-Senussi menawarkan untuk menyerahkan diri ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

"Mereka mengusulkan cara untuk menyerahkan diri ke Den Haag," kata Abdel Majid Mlegta, pejabat militer senior Dewan Transisi Nasional (NTC) kepada Reuters pada Rabu (26/10).

Saif al-Islam dilaporkan tengah membuat jalan menuju Niger dalam upaya untuk meninggalkan Libya setelah kemenangan revolusi. Mantan pemimpin suku Tuareg, Rissa ag Boula mengatakan pada Selasa bahwa ia sedang diberangkatkan oleh suku Tuareg.

Saudaranya, Saadi Gaddafi mengambil rute yang sama ke Niger untuk melarikan diri dari Libya pada September lalu.

Saif al-Islam merupakan putra mahkota Gaddafi yang paling dicari oleh pengadilan kejahatan perang.

Pemerintah Niger mengatakan bahwa anggota rezim Gaddafi yang mencari perlindungan di negara Afrika Barat itu tidak akan kembali ke Libya tanpa jaminan untuk keselamatan mereka.

Pada Juni 2011 lalu, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gaddafi, Saif al-Islam dan Sennusi atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ketiganya didakwa melakukan penumpasan keras rezim Libya terhadap pengunjuk rasa. (IRIB/RM/26/10/2011)

Kekerasan di Tengah Kesepakatan Rezim Yaman
Yaman melewati hari-hari berdarah. Pemberitaan soal pembantaian tentara Yaman terhadap para pendemo damai di negara terus dipublikasikan media-media dunia. Opini umum kian menyudutkan rezim Yaman di bawah kendali Presiden Ali Abdullah Saleh. Demo warga yang berjumlah jutaan, terus ditayangkan berbagai stasiun televisi Arab. Masyarakat bahkan sudah terlatih melakukan gerakan fantastik secara massal yang mencerminkan tekad bulat rakyat untuk menggulingkan diktator Abdullah Saleh.

Dalam pembantaian terbaru terhadap para demonstran damai, lebih dari 40 warga dilaporkan tewas dan terluka di kota Taiz, selatan Yaman pada hari Selasa (25/10/2011). Pemandangan sejumlah kota, termasuk Sanaa, dipenuhi dengan tank dan tentara-tentara yang siap menarget para pendemo. Bahkan dilaporkan, puluhan warga tewas di Sanaa dalam beberapa hari terakhir ini. Situs Sahwa Net dalam laporannya juga menyebutkan, tentara Yaman menembakkan gas beracun ke para demonstran. Selain itu, para tentara juga menembakkan peluru ke para demonstran dari atap-atap gedung. Semua ini menunjukkan kekejian rezim Abdullah Saleh dalam menyikapi para pendemo.

Masih mengenai kekejian rezim Abdullah Saleh, sejumlah warga yang terluka dan dibaringkan di rumah sakit juga menjadi target penculikan oleh rezim Abdullah Saleh. Para tentara rezim Abdullah Saleh dalam beberapa hari ini menunjukkan sikap brutal terhadap para demonstran. Padahal sebelumnya, demonstran bersikap toleran dalam menyikapi para pendemo. Bahkan dalam beberapa kesempatan, para tentara nampak akur dengan para pendemo.

Brutalnya para tentara Yaman bersamaan dengan pengerahan pasukan bantuan dari Saudi. Untuk itu, sejumlah analis menduga bahwa para tentara yang bersikap brutal terhadap para pendemo adalah pasukan Arab Saudi. Dari sisi lain, ada yang menyebutkan bahwa para tentara Yaman terlibat dalam kekerasan karena mendapat tekanan dari pasukan Saudi. Ketika militer berpihak pada rakyat, rezimpun tidak akan bertahan lama. Karena itu, Abdullah Saleh melarikan diri ke Arab Saudi. Namun sekembali dari Saudi, Saleh kembali melakukan negosiasi dengan kelompok-kelompok oposisi, namun semua itu masih belum meredakan kondisi.

Hari Selasa, rezim Saleh menandatangani gencatan senjata dengan Mayjen Mohsein al Ahmar yang bergabung bersama kelompok-kelompok oposisi. Kesepakatan itu juga disaksikan delegasi lokal yang dipimpin Wakil Presiden Yaman Abdul Rabu Mansur Hadi. Dalam kesepakatan itu tertuang bahwa rezim dan kelompok oposisi menyetujui pembebasan para tahanan dari kedua pihak. Selain itu, Abdullah Saleh dalam perkembangan terbaru menyatakan sepakat atas prakarsa Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC).

Namun muncul sebuah pertanyaan; Mengapa Abdullah Saleh dalam beberapa hari ini menggunakan kekerasan di tengah kesepakatan-kesepakatan dengan pihak-pihak lain?! Sementara itu, Gerakan Pemuda Revolusi Yaman mengirimkan data ke PBB yang menyebutkan bahwa minimal 861 warga tewas di tangan tentara rezim dan 25 ribu lainnya terluka. Meski demikian, rakyat Yaman tetap gigih melawan kekuatan diktator Abdullah Saleh. (IRIB/AR/26/10/2011)

Solusi Sulit Ditemukan, Uni Eropa Gelar KTT
KTT Uni Eropa digelar Rabu (26/10) di Brussel. Sidang ini merupakan puncak dari sidang enam hari di berbagai tingkat termasuk di tingkat kementerian keuangan zona euro, kementerian keuangan dan luar negeri Uni Eropa, serta sidang kolektif kementerian keuangan, pemimpin negara, dan ketua lembaga-lembaga internasional.

Pada sidang yang digelar hari Ahad (23/10), para pejabat tinggi zona euro gagal menyepakati solusi mencegah krisis finansial dan ditetapkan mereka akan menggelar sidang tingkat tinggi membahas manajemen krisis euro.

Di sisi lain, negara-negara besar seperti Amerika dan Cina mendesak Uni Eropa segera mencapai kesepakatan kongkret, karena dikhawatirkan kegagalan perundingan tersebut akan mempengaruhi ekonomi global.

Salah satu friksi utama antarpemerintah Eropa adalah program penyelamatan ekonomi Yunani. Sejumlah pihak mengusulkan agar jumlah dana untuk program penyelamatan ekonomi mencapai 60 persen, sementara bank dan lembaga-lembaga finansial Eropa bersikeras menentang usulan tersebut.

Berdasarkan laporan dari Bank Sentral Eropa, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Uni Eropa, tingkat utang dan krisis ekonomi Yunani, jauh lebih buruk dari yang telah diperkirakan sebelumnya. Negara ini diperkirakan hingga tahun 2020 akan membutuhkan bantuan sebesar 252 milyar euro. Padahal sebelumnya, angka yang diperkirakan mencapai 110 milyar euro.

Berbagai sidang telah digelar dan hingga kini telah ditandatangani banyak program pengokohan investasi di bank-bank Eropa, namun kendala-kendala utama termasuk bagaimana menyelesaikan masalah utang pemerintah Yunani yang semakin menggunung dan penentuan batas dana penyelamatan ekonomi dari Eropa, masih belum terselesaikan.

Krisis utang di zona euro dan di negara-negara seperti Yunani, Portugal, Belanda, Spanyol, dan Italia, telah menyeret negara-negara itu ke jurang kebangkrutan. Bahkan sejumlah negara Eropa telah memberlakukan program penghematan ekonomi. Namun program tersebut mendapat penentangan warga.

Penentangan warga terhadap program penghematan ekonomi itu telah menimbulkan instabilitas sosial dan aksi mogok secara nasional. Salah satunya terjadi di Yunani.

Secara keseluruhan, friksi antaranggota Uni Eropa dan tidak terumuskannya solusi strategi kolektif untuk menanggulangi krisis, bukan hanya mencegah kian parahnya krisis ekonomi di negara-negara anggota Uni Eropa, bahkan semakin memperumit krisis tersebut.
(IRIB/MZ/NA/26/10/2011)

Tiga Link Rekaman Video Jelang Kematian Gaddafi
Diktator Libya, Muammar Gaddafi yang lahir pada tanggal 7 Juni 1942, akhirnya tewas pada Kamis pagi waktu setempat (20/10/2011). Gaddafi seyelah berkuasa selama 42 tahun dinyatakan tewas di tangan kelompok revolusioner.

Untuk melengkapi berita-berita menjelang kematian Gaddafi, silahkan saksikan tiga rekaman video yang memperlihatkan Gaddafi menjelang kematiannya, dalm tiga link berikut ini;

Link rekaman video diaraknya Gaddafi:

http://fa.alalam.ir/news/243234

Link rekaman video Gaddafi dalam kondisi sekarat:

http://fa.alalam.ir/news/243254

http://fa.alalam.ir/news/243264

(IRIB/Alalam/AR/21/10/2011)

Sayid Hasan Nasrullah; Perang akan datang, Tel Aviv target Hizbullah
Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah mengingatkan bahwa bila terjadi perang dengan rezim Zionis Israel maka Tel Aviv yang akan menjadi target para pejuang Hizbullah.

Sebagaimana dilaporkan Mehr mengutip surat kabar al-Akhbar, Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah selama dua pekan lalu melakukan pertemuan dengan para komandan Hizbullah Lebanon dan memperbincangkan banyak masalah.

Dalam perbincangan itu, Sayid Hasan Nasrullah mengatakan bahwa bila rezim Zionis Israel memulai perang lagi, maka Tel Aviv dan kota-kota di utara Palestina pendudukan yang akan menjadi target serangan Hizbullah. Dalam perang itu, Hizbullah Lebanon akan menghancurkan tulang-tulang militer Zionis Israel.

Sekjen Hizbullah juga mengingatkan, Israel dalam Perang 33 Hari berpikiran dapat menghancurkan tulang-tulang para pejuang Hizbullah, tapi ternyata pejuang muqawama-lah yang menghancurkan tulang-tulang mereka.

"Israel dalam perang yang akan datang tidak mengenal namanya garis merah. Oleh karenanya, muqawama juga harus memperhatikan perimbangan baru dalam perang akan datang," ungkap Sayid Hasan Nasrullah (IRIB/21/10/2011)

Israel Culik Tujuh Anggota Keluarga Anggota Parlemen Palestina
Militer dan agen-agen intelejen Zionis Israel Selasa kemarin (25/10) menyerang rumah Ahmed Aton, wakil tawanan Quds pendudukan di parlemen Palestina. Mereka menawan tujuh anggota keluarganya.

Kantor berita Qodsna melaporkan, ayah Ahmed Aton mengatakan, sejumlah polisi dan pasukan perbatasan rezim Zionis Israel bersama agen-agen intelejen menyerang rumah anaknya di Baitul Maqdis. Mereka kemudian menculik dua saudara Ahmed dan lima anggota keluarganya. Ia menambahkan, polisi Israel juga menyerang beberapa rumah tetangga Ahmad.

Pada bulan lalu, Ahmed Aton bersama seorang wakil parlemen dan seorang mantan menteri diculik. Mereka diculik pada saat menggelar aksi mogok di depan pintu masuk markas komite palang merah. (IRIB/RA/SL/26/10/2011)

Saleh Kerahkan Kendaraan Lapis Baja ke Berbagai Sudut Sanaa
IRNA mengutip dari pusat informasi al-Tagheer Yaman, melaporkan, diktator Ali Abdullah Saleh telah menempatkan tank-tank dan kendaraan lapis baja di berbagai sudut di Sanaa, khususnya di sekitar istana kepresidenan.

Al-Tagheer menulis, sumber-sumber Yaman mengkonfirmasikan bahwa Saleh telah mengirim pasukan dan sejumlah tank untuk melindungi salah satu rumahnya yang berada di luar istana kepresidenan. Saleh juga mengirimkan alat-alat transportasi dan peralatan penting lainnya ke pangkalan al-Sawad. Pangkalan al-Sawad merupakan pangkalan milik pasukan garda presiden yang dipimpin oleh putranya.

Sumber-sumber Sanaa juga melaporkan bahwa sikap dan kebijakan Saleh itu tidak terlepas dari ancaman komandan divisi lapis baja. Sebelumnya, komandan itu mengancam akan menghujani istana kepresidenan dengan peluru jika Saleh bersikeras melanjutkan kekuasaannya. (IRIB/RA/SL/26/10/2011)

Embargo Bank Sentral Iran, Ekonomi Eropa Rugi
Kantor berita Fars melaporkan, Wakil Menteri Keuangan Amerika, David Cohen mengaku bahwa dunia dan Eropa akan rugi jika mengembargo Bank Sentral Iran. Berkaitan hal itu ia mengatakan, "Kita saat ini sedang mengevaluasi kemungkinan akibat embargo ini terhadap ekonomi dunia dan mitra-mitra kami."

Berdasarkan laporan koran Amerika, The Wall Street Journal, melaporkan, Amerika berusaha menarik pendapat dan simpati Uni Eropa soal sanksi terhadap Bank Sentral Iran.

Ahad kemarin (23/10) David Cohen berkunjung ke Eropa guna membahas masalah itu dengan sekutunya di Eropa.

Sejak tahun 1979, Amerika telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran. Antara Amerika dan Iran tidak ada kerjasama ekonomi yang bisa diandalkan, sehingga mengembargo Bank Sentral Iran tidak akan berpengaruh apapun terhadap kondisi ekonomi Iran. Berbeda dengan Eropa, Eropa mempunyai hubungan dagang yang sangat luas dengan Iran. Tahun lalu transaksi antara Iran dan Uni Eropa mencapai 25 miliar euro.

Berdasarkan laporan tersebut, para pejabat Eropa dan Amerika merasa khawatir akan terjadi kenaikan drastis terhadap harga minyak dunia jika diberlakukan sanksi terhadap Bank Sentral Iran. Karena Iran merupakan negara pengekspor minyak terbesar keempat di dunia.

Berkaitan dengan masalah itu, Presiden Obama menggelar rapat bersama dengan para pejabat Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan para pejabat Gedung Putih.

Disebutkan pula bahwa para pejabat Amerika dan Eropa tidak dapat berharap banyak kepada Cina, dan India untuk bergabung dengan mereka.

Menurut rencana, Cohen akan berkunjung dari London ke kota-kota Eropa lainnya seperti Paris, Berlin, dan Roma. Kunjungan tersebut dalam rangka mencari dukungan untuk memberikan sanksi terhadap Iran. Anehnya rencana kunjungan tersebut telah diagendakan sebelum terjadi rencana kasus teror terhadap Duta Besar Arab Saudi di Washington, Adel al-Jubeir.

Amerika berharap dengan cara menggelontorkan kasus rencana Iran meneror Dubes Saudi di Washington, Eropa akan mengikuti dan mendukung kebijakan anti-Irannya. Amerika telah mengklaim bahwa Iran berencana meneror Dubes Saudi di Washington, namun hingga kini tidak ada bukti yang membenarkan klaim teresebut. Bahkan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu secara resmi menolak klaim Washington itu. (IRIB/RA/SL/24/10/2011)

Setelah Keluar dari Tempat Persembunyian, Gaddafi Tewas
Anggota Dewan Kota Sirte mengatakan, "Gaddafi setelah melakukan pembicaraan dengan Kepala Intelijen Rezim Gaddafi, Abdullah Al-Sanousi, memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiannya."

Akan tetapi Gaddafi setelah keluar dari tempat persembunyiannya ditangkap dan sempat diarak oleh kelompok revolusioner. Namun karena luka parah yang dialami Gaddafi, diktator Libya ini harus menghembuskan nafas terakhirnya.

Menurut laporan tersebut, Al-Sanousi juga tewas di kota Sirte. Dilaporkan pula, putra Gaddafi yang bernama Khamis juga tewas. Kelompok revolusioner menyatakan bahwa mereka menemukan dua jenazah yang kemudian diketahui sebagai jenazah Khamis, putra lain Gaddafi dan Al Sanousi.

Dengan demikian, tiga putra Gaddafi, Saif al Islam, Mutassim dan Khamis dinyatakan tewas. Sebelumnya, Ketua Dewan Militer Tripoli, Abdul Hakim Belhaj dalam wawancaranya dengan Kantor Berita Farsnews menyatakan bahwa Saif al-Islam, putra Gaddafi kedua yang juga calon pengganti ayahnya, tewas. (IRIB/Al Alam/AR/21/10/2011)

Ketakutan Melanda Tentara Israel Pasca Pertukaran Tawanan
Wakil Partai Kadima di Knessett Zionis Israel, Shaul Mofaz menilai pertukaran tahanan akan meningkatkan penculikan baru terhadap tentara rezim Zionis Israel.

Kantor berita Qodsna yang mengutip televisi Zionis melaporkan, Shaul Mofaz dalam wawancaranya dengan televisi Zionis di kanal dua, memprediksikan bahwa Muqawama Palestina akan menggelar operasi untuk menangkap tentara Israel dengan jumlah yang besar.

Berdasarkan laporan tersebut, Mofaz mengatakan, "Tel Aviv terpaksa membebaskan ratusan personel Muqawama untuk membebaskan Gilad Shalid. Pertukaran itu akan mendorong pasukan Muqawama untuk menangkap kembali tentara Israel dalam jumlah besar."

Selain itu, Shaul Mofaz mengklaim, hasil pengamatan para pejabat Israel menunjukkan bahwa di masa mendatang, pasukan Muqawama akan melakukan operasi penangkapan terhadap tentara Zionis Israel. Ia dengan nada khawatir mengusulkan kepada militer Zionis Israel untuk berhati-hati supaya tidak tertangkap oleh operasi pasukan Muqawama. (IRIB/RA/SL/24/10/2011)

Bak Orang Gila, Mubarak Menangis Lihat Tewasnya Gaddafi
Dokter perawat Hosni Mubarak, diktator Mesir yang dilengserkan memberitakan bahwa Mubarak menangis seperti orang gila saat melihat gambar tewasnya Muammar Gaddafi, diktator Libya.

Menurut laporan Fars yang mengutip situs al-Muhit menulis, sumber medis di "Pusat Kedokteran Internasional" Kairo mengkonfirmasikan ketakutan luar biasa di wajah Hosni Mubarak saat menyaksikan tayangan penangkapan dan tewasnya Muammar Gaddafi yang membuat kesehatannya menurun tajam.

Sumber al-Muhit mengatakan, bila para dokter tidak segera memberikan obat penenang kepada Mubarak, kemungkinan besar ia bakal mendapat serangan jantung. "Ketiga Mubarak melihat Gaddafi tewas, ketakutan menyelimuti tubuhnya. Wajahnya tampak begitu ketakutan dan setelah itu ia menangis seperti orang gila," ungkapnya.

Hoseni Mubarak dan Muammar Gaddafi memiliki hubungan yang cukup mesra dan kokoh.

Berdasarkan laporan-laporan yang ada, sebuah dokumen rahasia ditemukan di bangunan "Kantor Pemberantasan Anti-Agama" yang mengungkapkan kerjasama militer Mesir dan Libya yang bertujuan menghancurkan kelompok-kelompok Islam Mesir di Libya. (IRIB/21/10/2011)

Menyingkap Topeng ‘Sandiwara Global’ dari Podium PBB
Oleh: Purkon Hidayat

The media defined, not merely reproduced reality. Definition if reality were sustained and produced trough all those linguistic practice (in the broad sense) by mean of which selective definitions of the were represented. (Stuart Hall, The Rediscovery of Ideology: Return of the Repressed in Media Studies).

Bermula dari Sebuah Podium Bersama

Memecah keheningan sesaat di ruang pertemuan nan megah itu, seorang pria brewok berjalan tegap mengapit sebuah map menuju podium. Ucapan salam dan doa meluncur membuka pidatonya yang menggebu-gebu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, semenjak menjabat sebagai Presiden Iran, sosoknya selalu hadir berdiri di mimbar internasional itu setahun sekali demi mengungkapkan sesuatu yang diyakininya benar. Tidak tergambar sedikitpun perasaan takut, risau, galau apalagi gundah-gulana. Optimisme terlihat jelas di wajahnya. Dialah Ahmadinejad, yang datang jauh-jauh dari negara Dunia Ketiga ke New York menyampaikan pidato pada pertemuan Sidang Majelis Umum PBB ke-66.

Mantan walikota ibu kota Iran itu tidak peduli ucapannya akan menyinggung banyak orang, bahkan menusuk ‘negara tuan rumah' sekalipun. Bagi banyak orang, lidah pria kelahiran kota kecil nan sunyi di ujung utara padang garam pedalaman Iran itu terlalu tajam. Pria Aradan itu terlalu percaya diri dengan sikapnya, termasuk dalam pidatonya kali ini di hadapan para pemimpin dan perwakilan negara-negara dunia.

Putra pandai besi itu tidak peduli meski pertengahan pidatonya, sebagian orang utusan negara-negara besar walk out disertai kecaman kemarahan. Dia juga tidak menghiraukan kegaduhan kecil segelintir orang yang membentuk konsentrasi massa menentang kedatangan dan pidatonya di luar gedung mentereng itu, tidak jauh dari ruang sidang internasional. Baginya, kritik dan kecaman adalah resiko yang harus dihadapi atas pendirian yang dipeluknya begitu erat.

Pidato berbahasa Persia yang terus mengalir deras dari mulut Ahmadinejad hingga akhir yang ditutup salam perdamaian itu menyerukan reformasi manajemen global disertai deretan gugatan mengenai ketidakadilan dunia dari masalah kemiskinan dan kelaparan hingga gugatan peristiwa 11 September, kematian mencurigakan Osama bin Laden dan Holocaust.

Mengulang drama sebelumnya, pidato Ahmadinejad pada Kamis (22/9) di sidang Majelis Umum PBB mengundang kontroversi. Para pemimpin negara-negara Barat yang kebakaran jenggot karena ceramahnya, menggambarkan Presiden Iran itu sebagai penyulut kekacauan dan penebar kebencian. Musuh menganggapnya sebagai ‘Devil' lengkap dengan ekor garpu dan tanduk. Tapi, para pendukung fanatiknya, menyebut Ahmadinejad sebagai ‘Mukjizat Milenium Ketiga', meski itu tidak segemerlap pujian dan sanjungan tahun-tahun sebelumnya.

Pasca pidato Ahmadinejad di PBB, media massa mainstream gegap gempita memberitakan pidato Presiden Iran itu dengan caranya masing-masing. CNN, BBC dan korporasi raksasa media lainnya menayangkan liputan khusus mengenai potongan pidato Ahmadinejad yang mempersoalkan peristiwa 11 September dan Holocaust. Media arus besar ini menyebut pidato Ahmadinejad pada sidang Majelis Umum PBB hanya sekedar ejekan yang mempersoalkan realitas yang sudah diterima sebagai sebuah kebenaran. Dari saluran media mainstream inilah, media massa dari berbagai negara dunia termasuk media Tanah Air menyuguhkan berita mengenai pidato Ahmadinejad.

Media Mainstream dan Ahmadinejad

Selama ini berita dianggap sebagai sebuah refleksi dari realitas. Dengan asumsi tersebut, kita mengkonsumsi pesan-pesan dari berita itu. Namun, arus kritis menilai lain, berita bukan mirror of reality. Kalangan kritis menilai berita adalah hasil dari pertarungan wacana antara berbagai kekuatan dalam masyarakat yang melibatkan pandangan dan ideologi media massa dan jurnalis sendiri.

Stuart Hall dalam bukunya The Rediscovery of Ideology: Return of the Repressed in media Studies(1982:64) mengungkapkan, "The media defined, not merely reproduced reality. Definition if reality were sustained and produced trough all those linguistic practice (in the broad sense) by mean of which selective definitions of the were represented."

Di mata Hall, definisi media tidak mencerminkan reproduksi realitas. Di sini, realitas bukanlah satu set fakta yang dapat dilihat secara sederhana, tetapi hasil dari ideologi maupun pandangan tertentu. Definisi mengenai realitas diproduksi secara terus-menerus melalui praktik bahasa yang selalu bermakna sebagai bentuk memilah dan memilih apa saja yang harus ditampilkan sebagai sebuah respresentasi.

Media global digunakan sebagai penabuh genderang kelompok dominan untuk menyebarkan gagasannya, mengontrol kubu lain dan membentuk opini publik. Riset sosiologi media menyingkap peran besar media mainstream dalam membenamkan ideologinya di berita. Benar kata David Barrat (1994:51-52), ideologi dominan memapankan apa yang dipandang baik dan buruk lewat media.

Pola pemberitaan media massa mainstream mengenai pidato Ahmadinejad dan sosoknya yang digambarkan antogonik membenarkan pandangan kaum kritis. Misalnya, liputan khusus BBC Persia mengenai pidato Ahmadinejad yang ditayangkan sehari setelah Presiden Iran itu berpidato dan ditayangkan kembali berulang-ulang dengan menampilkan potongan klip tentang pidato Ahmadinejad yang disusul sorotan tentang pemilu Iran.

Modus Misrepresentasi

Proses pemilihan dan pemilahan fakta bukan hanya dipahami sebagai bagian dari teknis jurnalistik semata, tetapi menyangkut praktik representasi yang seringkali terjebak pada modus misrepresentasi secara disengaja ataupun tidak. Tulisan ini berupaya mengupas praktik tersebut pada kasus pemberitaan media mainstream mengenai pidato Ahmadinejad dan sosok diri serta negaranya.

Dalam praktik representasi ini, media mainstream secara sengaja telah melakukan empat modus misrepresentasi. Eriyanto (2000:120-130) setidaknya menyebutkan ada empat bentuk misrepresentasi yaitu: ekskomunikasi (excommunication), eksklusi (exclusion), marginalisasi dan delegitimasi.

1. Ekskomunikasi

Ekskomunikasi berkaitan dengan bagaimana seseorang atau kelompok maupun pemikiran tertentu dikeluarkan dari pembicaraan publik. Dalam kasus pemberitaan media mainstream tentang pidato Ahmadinejad, media mayor menggambarkan sosok presiden Iran itu dengan kacamata Barat, bukan yang lain. Sangat jarang media mayor itu menjelaskan Ahmadinejad dari dirinya sendiri maupun orang-orang dekatnya yang merepresentasikan keadaan dia sebenarnya. Yang terjadi justru komentar-komentar bias para pengamat yang sinis terhadap Ahmadinejad.

Pada kasus pidato Ahmadinejad di Majelis Umum PBB pada Kamis (22/9), media mainstream mengubur pidato Presiden muslim itu dan tidak membiarkan gagasan Ahmadinejad tampil sebagai wacana. Media massa arus besar menggusur gagasan-gagasan Ahmadinejad, dan menggantikannya dengan penggambaran buruk tentang presiden Iran itu.

Bagi media global semacam CNN, BBC, dan VOA, tidak ada yang baru dalam pidato presiden Iran itu, kecuali hanya mengulang-ulang kebencian antisemit dengan menggugat peristiwa Holocaust. Begitu juga dengan peristiwa 11 September, Ahmadinejad digambarkan tidak memperlihatkan sikap simpatik terhadap korban tragedi 11 September dan mendukung pelaku teroris.

Sehari setelah pidato menggemparkan itu, laman Yahoo di halaman depannya menampilkan Judul "Ahmadinejad Menggugat Kematian Osama dan peristiwa 11 September." Tulisan ini memberitakan pidato yang keluar dari mulut sang presiden negara pengecam Barat itu sebagai ocehan absurd dengan serbuan tudingannya yang bertubi-tubi tentang ambiguitas kematian seorang pemimpin milisi teroris dunia, Osama bin Laden. Sebuah pesan yang ingin dibenamkan media Barat ini di benak para pembaca adalah, pidato Ahmadinejad tidak lain dari gugatan omong kosong dari mulut seorang pembuat sensasi publik tentang peristiwa kematian teroris semacam Bin Laden. Demikian juga, tentang tragedi 11 September yang dikaitkan dengan peristiwa "pembantaian" Holocaust yang sudah kadung dianggap benar itu.

BBC Persia menurunkan liputan khusus mengenai pidato Ahmadinejad di Majelis Umum PBB yang diikatkan dengan kerusuhan pasca pemilu presiden Iran yang dimenangi Ahmadinejad. Jaringan televisi parabola yang dibiayai pemerintah Inggris itu berulangkali memutar tayangan kerusuhan pasca pilpres dua tahun lalu, lengkap dengan potongan klip video tentang kematian Neda, dan deretan korban lainnnya.

Tidak hanya itu, BBC Persia juga menayangkan perbedaan jumlah korban dari berbagai kalangan termasuk pejabat teras Iran dari Ketua mahkamah agung hingga presiden dan pemimpin besar revolusi Islam Iran. Di sini, media besar Barat berupaya membenamkan narasi besar bahwa kerusuhan tersebut merupakan akumulasi kekecewaan rakyat terhadap penyelenggaraan pemilu yang dianggap curang itu.

Untuk melengkapi argumentasinya, BBC Persia mewawancarai orang-orang yang dianggap berkompeten terkait pemilu di Iran itu. Akumulasi rangkaian berita itu berujung pada sebuah resultan bahwa Ahmadinejad berpidato di hadapan para pemimpin dunia, di saat dirinya sendiri terpilih melalui pemilu yang klaim BBC curang. Pemirsa BBC dijejali pesan, untuk tidak mempercayai ‘ocehan' seorang presiden di Majelis Umum PBB yang terpilih dalam sebuah "kecelakaan pemilu".

Praktik yang juga sering dilakukan media mainstream adalah penggambaran mengenai masyarakat Islam. Eriyanto (2000:122) mengungkapkan bagaimana gambaran media Barat yang melihat masyarakat Islam bukan bangsa yang berbudaya, teroris dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis. Di sini, orang-orang Islam tidak ditampikan dalam pemberitaan. Media massa Barat menampilkan masyarakat muslim dari orang-orang Barat sendiri. Inilah praktik pembenaman Islamophobia yang kerap dilakukan media massa Barat.

2. Eksklusi

Modus Eksklusi berhubungan dengan bagaimana seseorang atau sebuah kelompok maupun pemikiran tertentu dikucilkan dari pembicaraan. Mereka dibicarakan dan diajak bicara, tetapi mereka dipandang lain. Mereka dicap buruk dan bukan bagian dari ‘kita'.

Media mainstream mempraktikkan modus itu terhadap pidato Ahmadinejad dengan membuang isu besar yang diangkatnya. Media mainstream setidaknya melakukan dua prosedur eksklusi.

Pertama, melakukan pembatasan terhadap apa yang bisa dan tidak bisa dibicarakan sebagai wacana. Dalam hal ini, media massa menghapus sejumlah isu yang diangkat Presiden Ahmadinejad seperti urgensi reformasi kepemimpinan global Perserikatan Bangsa-bangsa, meski itu bertujuan mewujudkan keadilan bagi semua. Padahal, pada saat yang sama, sejumlah pemimpin dunia dan pemikir internasional juga menyerukan reformasi kepemimpinan global sebagai sebuah keniscayaan dewasa ini.

Gagasan Ahmadinejad tentang kepemimpinan global tidak ditampilkan karena mengganggu, jika tidak bisa dikatakan mengancam status quo. Media massa global mencoret pembahasan ‘usulan nyentrik' Ahmadinejad mengenai penghapusan hak veto yang saat ini dimiliki segelintir negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, karena mengancam posisi mapan sejumlah negara maju seperti AS. Dengan hak istimewa itu, AS leluasa mengganjal semua kebijakan yang merugikan kepentingannya dan sebaliknya bisa leluasa menggelontorkan semua draf resolusi yang menguntungkan Washington.

Kedua, membuat klasifikasi mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bisa diterima dan sebaliknya. Pada tahap kedua ini, media mainstream membuat klasifikasi sejumlah isu yang diangkat Ahmadinejad seperti Holocaust bahwa peristiwa itu benar dan gugatan Ahmadinejad hanya sebuah penyanggahan yang tidak beralasan.

Petikan perkataan Ahmadinejad mengenai Holocaust yang dikutip media mainstream jarang memuat sebagai sebuah sanggahan wajar seorang Presiden muslim itu terhadap sebuah peristiwa sejarah yang perlu dikaji ulang secara akademis, seperti korban dan mengapa bangsa Palestina yang harus jadi korban bukan Jerman atau negara Eropa lainnya.

Media arus besar menempatkan peristiwa Holocaust secara taken for granted yang tidak boleh digugat bahkan dari jumlah korbannya yang masih simpang siur itu telah diklaim sebagai sebuah kebenaran final yang harus ditelan mentah-mentah oleh khalayak. Begitu juga dengan peristiwa 11 September.

3. Marginalisasi

Marginalisasi adalah modus misrepresentasi dengan meminggirkan pihak lain. Praktik ini mengimplikasikan penggambaran buruk satu pihak terhadap pihak lain. Berbeda dengan sebelumnya, dalam marginalisasi terjadi pemisahan antara kubu dominan dan pihak lain.

Praktik marginalisasi yang seringkali dilakukan oleh media mainstream terhadap pidato Ahmadinejad di sidang Majelis Umum PBB adalah stereotype. Stereotipe adalah penyamaan sebuah kata yang menunjukkan sifat-sifat negatif atau positif, (meski umumnya negatif) terhadap orang kelompok atau pemikiran tertentu. (Eriyanto:2000,126-127). Dalam hal ini stereotipe adalah praktik representasi yang menggambarkan sesuatu dengan penuh prasangka, konotasi negatif dan bersifat subjektif. Contoh yang paling sering diterapkan media massa adalah stereotypetentang perempuan sebagai sosok yang lemah, tidak mandiri dan tidak rasional.

Dalam kasus liputan media massa terhadap pidato Ahmadinejad , media mayor begitu sering menggambarkan presiden Iran itu dengan streotipe tertentu yang bertujuan untuk menyudutkan. Misalnya, sebutan presiden ultraradikal, fundamentalis, anti-HAM, tidak demokratis, kolot, terbelakang, tidak moderat, diktator dan deretan label buruk lainnya yang disematkan pada Ahmadinejad. Selain itu media massa Barat juga membenamkan stereotipe tertentu terhadap Iran dengan segudang sebutan yang memarjinalkan negara itu. Misalnya, negara tertutup, anti-demokrasi, anti-HAM, pengusung perang, penyulut kemarahan, tukang bikin onar; negara yang sulit berdiplomasi dan pemilik senjata nuklir.

4. Delegitimasi

Delegitimasi berhubungan bagaimana seseorang atau sebuah kelompok dianggap tidak absah. Praktik delegitimasi menekankan bahwa hanya kelompok tertentu yang benar sedangkan kelompok yang lain tidak benar, tidak layak, dan tidak absah. Setidaknya terdapat dua prosedur delegitimasi. Pertama, umumnya dilakukan dengan otoritas dari seseorang atau sebuah kelompok, apakah itu intelektual, ahli tertentu atau pejabat. Kedua, berkaitan dengan sebuah pernyataan yang dianggap absah atau tidak, dan pendukung keabsahannya.

Pada kasus media mainstream dan pidato Ahmadinejad, pemberitaan yang dilakukan media arus besar melakukan delegitimasi dengan menganggap usulan yang dikemukakan Ahmadinejad mengenai pembentukan tim investigasi independen kasus serangan 11 September 2001 tidak memiliki legitimasi, karena diungkapkan oleh seorang presiden muslim dari Dunia Ketiga.

Media mainstream membenarkan sebuah pesan besar, hanya negara besar anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti AS-lah yang berhak mengajukan usulan yang melibatkan isu global dan negara-negara dunia. Pada saat yang sama, dengan mudah AS mengusulkan draf resolusi sanksi PBB terhadap Iran dan negara lainnya yang dianggap ‘menyimpang' dan harus diluruskan seperti Suriah dan Korea Utara, meski itu harus berakhir dengan invasi militer.

Sejatinya, media massa Barat harus mendengarkan seruan ekonom Stiglitz dalam"Globalization and discontents", "Pierre Bourdie benar, politisi (juga media massa) seharusnya bersikap seperti para pengajar dan peneliti yang mengkaji masalah secara objektif. Namun amat disayangkan kebanyakan para politisi justru melayani kepentingan ideologis para pemilik kekuasaan."

Empat tahun lalu, Ahmadinejad menegaskan seruan ekonom Amerika yang mengulang ungkapan Filosof Prancis itu ketika berpidato di Universitas Columbia pada 27 September 2007 lalu, dan terus dipegangnya erat-erat. Seruan Presiden muslim di podium PBB itu adalah pekikan protes seorang dosen sebuah perguruan tinggi teknik di Teheran mengenai urgensi menyingkap topeng sandiwara sepak terjang negara arogan dunia. Meski itu harus ditebus dengan hinaan dari seorang rektor semacam Lee Bollinger, walk out para pejabat teras negara besar dunia dan rival-rival politik serta orang-orang yang termakan propaganda media mainstream.(IRIB/PH/8/10/2011)

Fakta Memilukan Kemiskinan Global

Penderitaan di Somalia

Berdasarkan statistik yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat ini tercatat satu milyar populasi dunia hidup miskin mutlak. Mereka bahkan tidak dapat makan secara proporsional sekali dalam sehari. Selain itu, tercatat sekitar empat milyar orang hidup relatif miskin karena krisis pangan, rendahnya kebersihan, serta fasilitas dan infrastruktur yang tidak memadai.

Tanggal 17 Oktober ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Pemberantasan Kemiskinan Sedunia. Selain untuk menggalang perhatian masyarakat dunia terhadap masalah ini, penetapan hari itu juga diharapkan dapat merealisasikan langkah-langkah kongkret dalam memberantas fenomena memilukan tersebut.

Kemiskinan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dibagi ke dalam tiga definisi, yaitu kemiskinan potensial, kemiskinan relatif, dan kemiskinan mutlak. Dalam kemiskinan potensial, terdapat beberapa faktor berpengaruh termasuk di antaranya kekurangan pangan, sandang, tempat tinggal, kesehatan, serta pendidikan dan pembinaan. Jenis kemiskinan seperti ini dapat disebut dengan keterbelakangan sosial yang oleh PBB dimasukkan dalam kategori kemiskinan.

Adapun kemiskinan relatif, adalah jenis kemiskinan yang menurut PBB disebabkan faktor pendapatan rata-rata di sebuah negara. Artinya, sesuai dengan pendapatan rata-rata di setiap negara, orang yang memiliki pendapatan lebih rendah dari pendapatan rata-rata negara, maka dia tergolong miskin relatif. Kategori ketiga dari definisi kemiskinan oleh PBB adalah kemiskinan mutlak, yaitu orang yang berpendapatan kurang dari dua dolar Amerika perhari.

Berdasarkan berbagai laporan dan statistik PBB, saat ini tercatat satu milyar populasi dunia hidup di garis kemiskinan mutlak. Mereka bahkan tidak dapat makan secara proporsional sekali dalam sehari. Selain itu, tercatat sekitar empat milyar orang hidup relatif miskin karena krisis pangan, rendahnya kebersihan, serta fasilitas dan infrastruktur yang tidak memadai.

Keluarga-keluarga miskin, menghadapi berbagai kesulitan termasuk di antaranya tidak mampu menjaga dan merawat anak-anak mereka, serta dalam menyediakan pangan, keamanan, dan pendidikan. Keluarga miskin adalah pihak yang merasakan dampak paling besar dalam krisis ekonomi dan sosial di setiap negara.

Dimensi tragedi kemiskinan dan kelaparan saat ini sudah mencapai pada titik yang memprihatinkan dan setiap detiknya satu anak meninggal dunia karena gizi buruk. Sementara di sisi lain, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan kekhawatirannya atas kenaikan harga pangan dan diperkirakan kenaikan harga tersebut akan semakin memperluas kemiskinan di dunia.

Berdasarkan laporan Bank Dunia, bersamaan dengan munculnya kondisi darurat di negara-negara Tanduk Afrika karena kekeringan, harga pangan di Somalia melonjak sampai pada puncaknya sejak tahun 2008. Berdasarkan berbagai laporan, dalam tiga bulan terakhir, tercatat 29 ribu anak balita Somalia meninggal dunia dan 600 ribu lainnya terancam mati kelaparan. Pada saat yang sama, krisis kekeringan dan pangan mengancam nyawa 12 juta orang di Ethiopia, Djibouti, Kenya, Uganda, dan Sudan. Jumlah orang lapar di dunia akan terus meningkat menyusul peningkatan angka populasi di negara-negara dunia ketiga.


Jumlah orang miskin tidak terbatas hanya di Tanduk Afrika. Krisis ekonomi dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan dampaknya di Amerika Serikat. Data statistik di Amerika menunjukkan, jumlah warga miskin di negara ini telah melampaui angka 46 juta orang. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam 17 tahun terakhir. Disebutkan bahwa jumlah orang miskin dari golongan kulit hitam di Amerika Serikat meningkat lebih cepat dibanding golongan lainnya. Saat ini jumlah mereka telah mencapai lebih dari 27 persen.

Di Amerika Serikat, 10 persen populasi negara ini menguasai sekitar 70 persen kekayaan negara dan 20 persen warga Amerika mengantongi separuh dari total gaji di negara ini. Sementara itu, jutaan warga Amerika hidup di garis kemiskinan, menganggur, dan tidak terjangkau layanan jasa kesehatan maupun sosial. Penurunan gaji, tumpukan utang keluarga kepada bank, kekhawatiran menjadi penganggur, dan krisis ekonomi, merupakan kendala yang dihadapi warga Amerika Serikat saat ini.

Pada bulan September 2000, dan dimulainya millenium ketiga, Majelis Umum PBB telah meratifikasi sebuah program yang ditandatangani para pemimpin 147 negara. Program tersebut terfokus pada delapan acuan global dalam memberantas kemiskinan. Negara-negara anggota PBB, berkomitmen untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut hingga tahun 2015. Target yang diacu adalah, pendidikan untuk semua anak, kesehatan anak, persamaan gender, penurunan angka kematian anak, kesehatan ibu, pemberantasan penyakit seperti AIDS dan malaria, serta pencapaian kemajuan konstan dan partisipasi global.

Sejak tahun 2000, telah digelar berbagai sidang yang memfokuskan masalah pemberantasan kemiskinan dan kelaparan. Namun dengan semakin dekatnya batas waktu program tersebut, masyarakat internasional menyadari betapa sulitnya untuk menggapai program itu menyusul krisis ekonomi dan berbagai bencana alam yang menimpa. Masyarakat dunia seakan kehilangan komitmen memberantas kemiskinan dan kelaparan hingga tahun 2015.

PBB mengumumkan bahwa hingga tahun 2015, akan terkumpul dana sekitar 40 milyar USD, dari negara-negara anggota dan berbagai lembaga kemanusiaan, serta bantuan individu, untuk membantu negara-negara kurang maju. Dana tersebut harus mampu menyelamatkan 16 juta perempuan dan anak dari ancaman kematian. Di lain pihak, para pengamat memperkirakan bahwa dana yang diperlukan untuk program tersebut mencapai 169 milyar USD. Akan tetapi, negara-negara Barat menyatakan hanya akan komitmen pada dana yang telah ditetapkan tahun 2000 oleh PBB. Namun diperkirakan bantuan dari Barat untuk program tersebut akan menurun menyusul krisis yang mengguncang seluruh sendi perekonomian Barat.

Tidak dipungkiri lagi bahwa negara-negara terbelakang tidak akan mampu keluar dari kepungan krisis kemiskinan dan kelaparan tanpa bantuan asing. Selama rakyat lapar, maka mereka tidak akan mampu mematahkan rantai kemiskinan dan mereka terus akan menghadapi berbagai dampak sosial yang destruktif. Seorang anak yang lapar tidak akan dapat tumbuh berkembang dengan baik, tidak dapat belajar, dan pasti tidak akan maju. Oleh karena itu, negara-negara yang memiliki taraf kesejahteraan rakyat yang lebih tinggi harus memahami tanggung jawab kemanusiaan mereka dalam hal ini.

Faktor yang harus dipenuhi dalam proses menuju kesejahteraan di negara-negara miskin adalah perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya yang berkesinambungan. Masyarakat yang tidak memiliki perkembangan ekonomi, mereka tidak akan dapat menikmati kesejahteraan sosial.

Pengalaman menunjukkan bahwa sarana paling efektif dalam memberantas kemiskinan adalah menciptakan lapangan kerja melalui peningkatan investasi di bidang industri dan pertanian, serta pembentukan unit-unit produksi yang transparan dan partisipasi pro-aktif di pasar global.

Upaya untuk menciptakan keadilan sosial dan distribusi kekayaan yang adil ke seluruh lapisan masyarakat juga merupakan faktor penting dalam mereduksi kesenjangan.

Investasi merupakan solusi yang paling cepat dan efektif untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dan kelaparan. Perlu digaris bawahi pula bahwa pemberantasan kemiskinan dan kelaparan merupakan tanggung jawab semua pihak, setiap negara, semua individu, dan seluruh manusia di muka bumi ini. Tidak ada yang dapat menghindar dari tanggung jawab tersebut.(irib/15/10/2011)


0 comments to "Apakah semuanya TERORIS !!!!!"

Leave a comment