Home , , , , , , , , , , � Wahabi pro Zionis pun " Bahirian " alias " Bertengkar "

Wahabi pro Zionis pun " Bahirian " alias " Bertengkar "

Raja Saudi Mendapat Ancaman dari Seorang Pangeran
Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, yang berwenang menentukan pewaris tahta, mendapat ancaman dengan senjata oleh salah satu pangeran dari keluarga kerajaan.

IRNA (26/10) mengutip keterangan Naseem melaporkan, setelah kematian Pangeran Mahkota Sultan bin Abdul Aziz di sebuah rumah sakit New York, muncul friksi yang bahkan berujung pada bentrokan menyangkut penentuan pewaris tahta di dalam keluarga kerajaan Saudi.

Laporan itu menambahkan, dalam Syuro Baiat, yang dibentuk oleh Abdullah bin Abdul Aziz, Raja Saudi itu berniat menunjuk Pangeran Nayef bin Abdul Aziz sebagai pewaris tahta, namun mendapat penentangan dari salah satu pangeran yang langsung mengancam raja dengan menggunakan senjata."

Berdasarkan laporan yang bocor dari Syuro tersebut, salah seorang pangeran Saudi memprotes penunjukan Pangeran Nayef dengan mengarahkan senjatanya ke arah Raja Abdullah.

Laporan sebelumnya menyebutkan, terjadi bentrokan antar pangeran Saudi pada acara pemakaman Pangeran Sultan bin Abdul Aziz. Televisi nasional Arab Saudi yang menayangkan acara yang pemakaman itu secara langsung, sempat merekam kejadian tersebut.

Kematian Pangeran Mahkota Arab Saudi, Sultan bin Abdul Aziz al-Saud, yang merupakan pewaris tahta kerajaan, itu menyebabkan kevakuman kekuatan di Arab Saudi.

Tidak seperti di sistem monarki lain di dunia, garis suksesi tidak melintang langsung dari ayah ke anak sulung atau anak perempuan, namun menuju garis saudara-saudara raja. Jika garis saudara raja tidak berhasil maka dilimpahkan ke barisan berikutnya yaitu putra sulung raja atau saudaranya.
(IRIB/MZ/PH/26/10/2011)

Tawuran Antarpangeran Saudi Terekam Televisi
Pangeran Mahkota Arab Saudi, Sultan bin Abdul Aziz, dimakamkan Selasa (26/10). Acara pemakamannya dihadiri para pejabat asing.

Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz, yang dalam kondisi sakit juga menghadiri acara tersebut.

Sebelumnya, pada hari penyambutan jenazah Sultan bin Abdul Aziz dari New York, disiarkan secara langsung oleh televisi nasional Arab Saudi. Namun siaran langsung itu segera diputus setelah terjadi bentrokan antar pangeran Arab Saudi.

Berikut ini link video dari bentrokan tersebut. (IRIB/MZ/PH26/10/2011)

Pasukan Saudi Semakin Ganas di Awamiyah
Pasukan Keamanan rezim Al Saud meningkatkan penangkapan dan penumpasannya di wilayah Awamiyah, timur Arab Saudi.

Televisi al-Alam melaporkan, pasukan Saudi menangkap seorang pemuda yang bernama Humaili Al Humaili di pusat pemerikasaan pintu masuk sebelah tenggara Awamiyah. Pusat informasi di Awamiyah menambahkan, pemuda tersebut ditangkap setelah perang mulut dengan pasukan keamanan.

Pasukan Saudi juga menangkap seorang warga yang bernama Ali Abdullah al-Munasif di depan rumahnya di lokasi al-Zareh. Namun beberapa jam kemudian dibebaskan. Ia ditangkap tanpa ada alasan apapun.

Pada saat yang sama, pasukan keamanan yang berada di pusat kepolisian Awamiyah juga menembak dua pemuda dengan peluru tajam. Akibatnya, kedua orang pemuda itu dilarikan ke rumah sakit pusat Qatif. Aksi-aksi brutal rezim Al Saud merupakan buntut dari insiden 3 Oktober di wilayah al-Awamiyah.

Berdasarkan laporan tersebut, gelombang brutalitas dan penembakan dengan peluru tajam ke arah warga dimulai sejak aksi damai Februari lalu di wilayah Awamiyah. Di wilayah tersebut terjadi beberapa aksi protes yang mengutuk pendudukan Saudi terhadap Bahrain. Para demonstran juga menuntut hak-hak warga seperti pembebasan terhadap para tahanan politik.

Sebelumnya, wilayah al-Qatif juga dipenuhi demonstrasi yang diikuti oleh 10 ribu orang. Pasukan rezim Riyadh menembaki mereka dengan peluru tajam dan plastik serta menyemprotkan gas air mata. (IRIB/RA/SL/23/10/2011)

Perebutan Kekuasan di Saudi Semakin Memanas
Seorang aktivis politik Arab Saudi, Ali al-Ahmad memprediksikan terjadinya perebutan kekuasaan di antara keluarga Al Saud, khususnya masalah putra mahkota. Hal itu akibat meninggalnya Pangeran Mahkota Saudi, Sultan bin Abdul Aziz. Demi memperebutkan kedudukan tersebut diperkirakan anak-anak dan saudara-saudara Raja Saudi akan masuk medan perang kekuasaan.

Ali al-Ahmad hari ini (Ahad, 23/10), dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam di Washington mengatakan bahwa Pangeran Nayef dan keturunan Raja Abdullah mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan posisi Putra Mahkota dan Kementerian Pertahanan. Oleh sebab itu ia memprediksikan akan terjadi perang kekuasaan di antara keturunan dan saudara-saudara Raja Saudi.

Al-Ahmad Menandaskan bahwa meninggalnya Putra Mahkota Arab Saudi, Sultan bin Abdul Aziz menyebabkan kekosongan piramida kekuasaan Arab Saudi. Dengan meninggalnya setiap anggota utama keluarga penguasa Saudi, maka akan terjadi kontroversi di antara keluarga guna merebutkan posisi kunci dalam pemerintahan tersebut.

Ali al-Ahmad juga menegaskan bahwa, kondisi Saudi saat ini sangat sensitif mengingat meninggalnya Pangeran Sultan dan kondisi kritis Raja Abdullah. Oleh sebab itu, akan terjadi pergolakan keras di antara keturunan Raja Abdullah dan keluarga Pangeran Sultan serta Pangeran Nayef.

Al-Ahmad juga menyinggung tentang pengaruh meninggalnya Pangeran Sultan terhadap masalah kawasan, seraya mengatakan, "Sebelum masalah-masalah ini diatur oleh sekelompok orang. Masalah itu telah diatur oleh sistem yang ada. Sultan merupakan penanggung jawab berkas Yaman. Saat ini berkas itu berada ditangan Muhammad bin Nayef, putra dari Menteri Dalam Negeri. Berkas-berkas lainnya akan di bagi kepada para pejabat lainnya."

Ali al-Ahmad juga menyatakan, Nayef merupakan saudara tiri dan orang yang paling dekat dengan Sultan. Banyak tanggung jawab dan kasus-kasus yang dipegang oleh Sultan yang nantinya akan dilimpahkan kepada Nayef.

Stabilitas dan keamanan keluarga Al Saud sangat penting bagi Amerika. Sebab apa yang diinginkan Amerika dilakukan keluarga tersebut. Sebenarnya, kendali pemerintahan Riyadh diserahkan kepada Washington. (IRIB/RA/SL/23/10/2011)

Siapa Pangeran Sultan?
Pangeran Mahkota Arab Saudi, Sultan bin Abdul Aziz, Sabtu (22/10) meninggal pada usia 81 di sebuah rumah sakit New York, karena penyakit kanker.

Sultan bin Abdul Aziz adalah pangeran mahkota, wakil ketua dewan kabinet, menteri pertahanan dan penerbangan, serta penyidik umum, dan putra kelimabelas pendiri kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz al-Saud.

Biografi

Sultan adalah saudara tiri Raja Abdullah bin Abdul Aziz al-Saud, yang saat ini juga berada dalam perawatan medis. Sultan bin Abdul Aziz dilahirkan pada 5 Januari 1931 di kota Riyadh dan ibunya bernama Hassa bin Ahmad bin Muhammad al-Sadbari.

Jabatan dan Tugas

Sultan ditunjuk sebagai Walikota Riyadh pada tahun 1947 dan pada 1953 ia menjabat sebagai menteri pertanian. Dua tahun kemudian diangkat sebagai menteri telekomunikasi.

Pada tahun 1962, mendiang raja Faisal, mengangkat Sultan sebagai Menteri Penerbangan Arab Saudi. Pada masa tugasnya, Sultan meningkatkan kemampuan angkatan Udara Arab Saudi.

Terjangkit Kanker

Pada tahun 2004, para dokter menyatakan bahwa Sultan bin Abdul Aziz menderita kanker di usus besar dan oleh karena itu, ia telah menjalani berbagai operasi.

Kembali pada tahun 2009 Pangeran Sultan bin Abdul Aziz menderita sakit parah dan harus terbaring di rumah sakit New York selama berbulan-bulan.

Setelah kematian saudaranya Fahad bin Abdul Aziz pada Agustus 2005, Sultan menjadi Pangeran Mahkota Arab Saudi.

Pewaris

Putra Pangeran Sultan yang paling terkenal adalah Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdul Aziz, yang juga mantan dubes Saudi untuk Amerika Serikat. Putra Sultan lainnya adalah Pangeran Khaled bin Sultan, yang pernah menjadi Panglima Tinggi Militer Saudi para Perang Teluk tahun 1991.

Kematiannya dan Eskalasi Perebutan Tahta di Arab Saudi

Tidak diragukan lagi bahwa kematian Sultan memperuncing persaingan perebutan tahta di kerajaan Saudi. Apalagi seluruh calon raja pada barisan pertama sudah tua dan dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Kandidat yang paling kuat untuk menduduki tahta setelah Sultan adalah Pangeran Nayef. Namun pangeran tersebut juga berada dalam kondisi kesehatan yang buruk dan telah menjalani perawatan secara intensif dalam 20 bulan terakhir.

Selain itu, tidak boleh dilupakan pengaruh kuat Pengeran Bandar bin Sultan, yang pernah menjabat sebagai dubes di Amerika Serikat dan saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional Saudi, karena ia merasa tidak puas dengan wewenang yang dimilikinya.

Selain Bandar, ada juga Pangeran Salman bin Abdul Aziz, yang memiliki pengaruh sangat kuat di antara keluarga kerajaan.
(IRIB/MZ/PH/23/10/2011)

Jika Nayef Jadi Raja, Akan Terjadi Pemberontakan di Saudi

Pangeran Nayef bin Abdul Aziz

Kematian Pangeran Mahkota Arab Saudi, Sultan bin Abdul Aziz al-Saud, yang merupakan pewaris tahta kerajaan, itu menyebabkan kevakuman kekuatan di Arab Saudi.

Calon utama pewaris tahta Raja Saudi saat ini adalah Pangeran Nayef bin Abdul Aziz al-Saud, namun ia masih harus mendapat persetujuan dari Dewan Kesetiaan Saudi. Dewan tersebut adalah yang mengawasi masalah suksesi.

Direktur Institut Hubungan Teluk [Persia] (I[P]GA), Ali al-Ahmad dalam wawancaranya dengan Press TV Ahad, (23/10) menyatakan, bahwa kematian Pangeran Sultan akan memantik perebutan kekuasaan di Arab Saudi.

Dikatakannya, "Pangeran Nayef dikenal sebagai politisi yang kasar dan merupakan sosok yang melawan segala bentuk reformasi dan dia juga bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran kemanusiaan di Saudi."

"Banyak warga Arab Saudi yang khawatir jika Pangeran Nayef menjadi Raja Arab Saudi karena penindakan keras terhadap rakyat juga akan semakin meningkat. Namun demikian, munculnya Nayef sebagai Raja Saudi justru membantu mempercepat proses perubahan di negara ini," tegas al-Ahmad.

Lebih lanjut dijelaskannya, jika Nayef menjadi Raja, media massa Barat khususnya Amerika Serikat akan mengesankan dia sebagai seorang reformer. Namun rakyat Saudi tidak akan dapat melupakan seluruh kejahatan yang dilakukan Nayef selama ini. Tidak ada elemen dan lapisan dalam masyarakat Saudi, telah tidak menjadi korban kejahatan Nayef.

Menurutnya, akan lebih mudah bagi masyarakat, aktivis politik dan HAM Arab Saudi untuk melawan Nayef yang sudah tidak mungkin bersumbunyi di balik pencitraan Barat atau dengan aksi menebar pesona seperti yang dilakukan Raja Abdullah dengan kata-kata dan janji-janjinya.
(IRIB/MZ/PH/23/10/2011)

0 comments to "Wahabi pro Zionis pun " Bahirian " alias " Bertengkar ""

Leave a comment