team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Ummat Islam Indonesia kembali "terluka", mereka yang mempunyai "kavling surga" yaitu Wahabi pro Zionis kembali mengacak-acak bumi Pertiwi kita Indonesia, mereka kembali berbuat anarkis dengan isu yang sangat sentral yaitu "Konflik Sunni dan Syi'ah", padahal warga Madura Sampang yang santun dan agamis terkenal sangat baik dan rukun dalam hidup bertetangga baik Sunni maupun Syi'ah serta Wahabi yang tidak pro Zionis mereka hidup "dalam kedamaian", tanpa saling mengusik dan saling bertoleransi.Tanpa bermaksud menggurui, kalau seseorang "Mencopet" namun kebetulan bersuku "A", apakah seluruh suku "A" Pencopet???.. tentu tidak bukan. Begitu juga ketika orang yang mengaku Sunni atau Wahabi atau Syi'ah yang melakukan perbuatan "biadab" semisal "pembakaran" , apakah seluruh orang Sunni atau seluruh orang Wahabi atau bahkan seluruh orang Syi'ah yang "Membakar", tentu tidak bukan?????. Jadi sebenarnya "Pelakunya lah" sebagai biang provokator layak dan semestinya di sebut kaki tangan Zionis atau boleh disebut "Zionis" itu sendiri. Anda bisa bayangkan kalau penganut Syiah 12 Imam yang dianut sebagian warga Sampang Madura (yang rumah dan pesantrennya dibakar di penghujung Desember 2011 ini) yang merupakan warga negara Indonesia adalah "sesat", maka anda terjebak serta otomatis dan sadar ataupun tidak telah juga menyebut negara IRAN yang menyebut negara Islam Iran yang merupakan penganut Syi'ah 12 Imam terbesar didunia adalah "sesat". Bukankah sekarang negara Islam Iran menjadi simbol " perlawanan" rakyat Timur Tengah yang baru-baru ini terjadi, hanya negara Islam Iran yang berhasil maju disemua bidang baik kesehatan, ekonomi , tekhnologi dan lainnya, yang berani menyebut Amerika dan pengikutnya yang pro Zionis Israel adalah "Setan Besar". Negara Islam Iran inilah yang selalu diisukan oleh propaganda Zionis dari Barat dan Timur Tengah sendiri sebagai "Iranphobia", mereka para Zionis menghembuskan adanya konflik Syi'ah dan Sunni, bahkan ketika terjadi pembakaran kitab Al-Qur'an, mereka para Zionis menghendaki konflik antara Islam dan Kristen. Namun berkat kepemimpinan Rahbar Sayid 'Ali Khamene'i, yang mengatakan bahwa konflik antara Syi'ah dan Sunni bukan antar Mazhabnya, tetapi "oknum"nya yang mengaku Sunni atau mengaku Syi'ah bahkan atau mengaku Wahabi. Begitu pula ketika Qur'an di bakar menurut Rahbar Sayid 'Ali Khamene'i, ini bukan konflik antara Islam dan Kristen, tetapi murni karena kesalahan "oknumnya". Jadi wahai saudara sebangsa dan senegara serta seagama, konflik dan pernyataan negatif tentang Syi'ah dan Sunni itu tidak bisa bersatu adalah pernyataan para "Anti Persatuan Islam", mereka secara sadar atau tidak telah menjadi "Kaki Tangan" Zionis yang selalu memecah-belah persatuan. Semoga kejadian ini membuat aparat yang berwenang dan negara Indonesia serta para pemimpin kekuasaan "bisa bercermin", untuk tidak selalu mendiamkan suatu masalah dan baru bertindak setelah masalah tersebut tidak bisa bahkan "semakin bermasalah"...InsyaAllah....Hidup Persatuan......Hidup Persatuan Islam...Hidup Sunni...Hidup Syi'ah..Hidup Wahabi....Hidup Indonesia...jangan biarkan Zionis menggerogoti otak kami dan akhirnya membuat kami "bertengkar" sesama "saudara", sesama warga negara Indonesia, semoga kedamaian Persatuan kepada kebenaran Illahi selalu menyertai kami...Amin ya rabbal 'allamin.
Pesantren Syiah Madura Dibakar, Kebhinekaan Dinodai
Kebhinekaan di Tanah Air kembali dinodai. Kekerasan atas nama agama kembali terjadi. Menjelang pergantian tahun, Kamis, 29 Desember sekitar pukul 9.15, pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura, dibakar massa.
Tajul Muluk, pembina pesantren itu mengatakan, tiba-tiba massa menyerang dan membakar pesanten. "Semua habis dibakar. Rata dengan tanah," kata Tajul saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 29 Desember 2011.
Tajul Muluk, pembina pesantren itu mengatakan, tiba-tiba massa menyerang dan membakar pesanten. "Semua habis dibakar. Rata dengan tanah," kata Tajul saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis 29 Desember 2011.
Meski tidak menimbulkan korban, aksi ini menghanguskan tiga rumah, dan satu musala.
Saat ini, sejumlah warga Syiah sudah diungsikan, termasuk ratusan santri yang berasal dari kalangan tidak mampu. "Mereka sudah dikembalikan ke rumah masing-masing," katanya.
Penodaan terhadap kebebasan beragama itu memicu kecaman dari berbagai kalangan. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, sangat prihatin atas terjadinya insiden tersebut.Tokoh asal Madura ini berharap aparat bertindak tegas atas kejadian tersebut.
"Aparat harus bertindak tegas. Tindakan intoleran seperti di Sampang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Pasalnya, berdirinya negera ini untuk melindungi perbedaan-perbedaan," kata Mahfud usai menjadi pembicara Halaqah Dan Bahtsul Masail Kiai Muda di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Kamis (29/12).
Soal perbedaan berkeyakinan, Mahfud menjelaskan, hal itu selayaknya diselesaikan secara hukum. Pasalnya, MK sudah menyatakan bahwa UU No 1 Tahun 1960 tentang penodaan agama adalah undang-undang yang benar. Sehingga, perbedaan berkeyakinan tidak boleh diadili secara sendiri-sendiri.
"Jadi jika ada perbedaan keyakinan harus diselesaikan secara hukum, tidak boleh tindakan sendiri-sendiri. Termasuk konflik antara Sunni dan Syiah," katanya.
Penodaan terhadap kebebasan beragama itu memicu kecaman dari berbagai kalangan. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, sangat prihatin atas terjadinya insiden tersebut.Tokoh asal Madura ini berharap aparat bertindak tegas atas kejadian tersebut.
"Aparat harus bertindak tegas. Tindakan intoleran seperti di Sampang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Pasalnya, berdirinya negera ini untuk melindungi perbedaan-perbedaan," kata Mahfud usai menjadi pembicara Halaqah Dan Bahtsul Masail Kiai Muda di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Kamis (29/12).
Soal perbedaan berkeyakinan, Mahfud menjelaskan, hal itu selayaknya diselesaikan secara hukum. Pasalnya, MK sudah menyatakan bahwa UU No 1 Tahun 1960 tentang penodaan agama adalah undang-undang yang benar. Sehingga, perbedaan berkeyakinan tidak boleh diadili secara sendiri-sendiri.
"Jadi jika ada perbedaan keyakinan harus diselesaikan secara hukum, tidak boleh tindakan sendiri-sendiri. Termasuk konflik antara Sunni dan Syiah," katanya.
Sementara itu, tokoh agama dari Muhamadiyah, Ahmad Syafi'i Maarif mengutuk pelaku kekerasan atas nama agama. "Apa pun tindakannya, ini tidak benar," kata dia kepada VIVAnews.com, Kamis.
Menurut dia, saat ini umat Islam telah tertular budaya kalap yang tidak bisa menerima perbedaan. "Mereka pendek akal, makanya mereka (menyelesaikan masalah) dengan kekerasan."
Tak cuma pada Syiah, kejadian pengusiran terhadap aliran yang sepaham juga kerap terjadi. Contoh saja, kejadian Ahmadiyah beberapa waktu lalu.
Kondisi ini diperparah oleh lambannya penegakan hukum. Bila setiap pelaku kekerasan tidak diproses, pastinya dengan mudah orang bisa mengulangi lagi. "Aparat seharusnya juga bisa mengantisipasi kerusuhan semacam ini."
Anggota Komisi VIII Bidang Agama DPR, Abdul Hakim mengecam pembakaran pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura. Aksi brutal ini harus diselesaikan dengan proses hukum. "Indonesia negara hukum, kalau ada perbedaan pandangan ya seharusnya bisa diselesaikan dengan musyawarah," kata Abdul Hakim saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis.
Menurut Hakim, peristiwa pembakaran itu termasuk tindakan brutal. Seharusnya, kata dia, setiap warga menghargai adanya perbedaan pandangan tentang agama. "Saya mengecam tindakan anarkisme seperti itu. Perbedaan pandangan agama harus dihargai," kata Hakim yang juga Sekretaris Fraksi PKS ini. Hakim mengatakan, perbedaan pandangan agama itu termasuk dalam hak asasi manusia.
Anggota Komisi VIII Bidang Agama DPR, Abdul Hakim mengecam pembakaran pesantren milik warga Syiah di Nangkernang, Sampang, Madura. Aksi brutal ini harus diselesaikan dengan proses hukum. "Indonesia negara hukum, kalau ada perbedaan pandangan ya seharusnya bisa diselesaikan dengan musyawarah," kata Abdul Hakim saat dihubungi VIVAnews.com, Kamis.
Menurut Hakim, peristiwa pembakaran itu termasuk tindakan brutal. Seharusnya, kata dia, setiap warga menghargai adanya perbedaan pandangan tentang agama. "Saya mengecam tindakan anarkisme seperti itu. Perbedaan pandangan agama harus dihargai," kata Hakim yang juga Sekretaris Fraksi PKS ini. Hakim mengatakan, perbedaan pandangan agama itu termasuk dalam hak asasi manusia.
Sementara itu, LSM Setara Institute menilai pembakaran terhadap permukiman warga Syiah di Dusun Nangkernang Kabupaten Sampang, Jatim sebagai bukti meluasnya intoleransi.
Peneliti Setara Institute Ismail Hasani mengatakan lembaganya mencatat kasus intoleransi terhadap keyakinan yang berbeda cenderung marak di Jawa Timur akhir-akhir ini. Ismail menilai kasus intoleransi di Sampang sudah berlangsung cukup lama.
"Ya ini, kan sebenarnya penolakan terhadap kelompok ini, kan, sudah lama terjadi. Dan terakhir kawan peneliti kita ke lokasi juga diusir dan ditangkap. Jadi artinya perilaku intoleran dari masyarakat memang sudah muncul, sudah ada." ungkap Ismail mengutip situs KBR68H.
Ismail Hasani mendesak kepolisian untuk mengusut kasus pembakaran permukiman warga Syiah di Dusun Nangkernang. Pagi tadi permukiman jemaat aliran Syiah di Dusun Nangkernang, Sampang, Madura dibakar sekelompok massa. Kini, 130 keluarga di kampung itu khawatir pembakaran mengancam keselamatan jiwa mereka. Ini merupakan kali kedua daerah itu dibakar massa. Sebelumnya, rumah seorang penganut Syiah di sana juga dibakar massa pada 18 Desember lalu.
"Ya ini, kan sebenarnya penolakan terhadap kelompok ini, kan, sudah lama terjadi. Dan terakhir kawan peneliti kita ke lokasi juga diusir dan ditangkap. Jadi artinya perilaku intoleran dari masyarakat memang sudah muncul, sudah ada." ungkap Ismail mengutip situs KBR68H.
Ismail Hasani mendesak kepolisian untuk mengusut kasus pembakaran permukiman warga Syiah di Dusun Nangkernang. Pagi tadi permukiman jemaat aliran Syiah di Dusun Nangkernang, Sampang, Madura dibakar sekelompok massa. Kini, 130 keluarga di kampung itu khawatir pembakaran mengancam keselamatan jiwa mereka. Ini merupakan kali kedua daerah itu dibakar massa. Sebelumnya, rumah seorang penganut Syiah di sana juga dibakar massa pada 18 Desember lalu.
Kecaman juga datang Nahdlatul Ulama. Pengurus cabang NU Solo mengecam pembakaran pesantren milik warga Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, pada Kamis 29 Desember 2011. Tindakan tersebut dianggap sangat bertolak belakang dengan semangat toleransi.
"Kita mengecam semua tindakan anarki, baik yang dilakukan perseorangan maupun ormas. Pembakaran pesantren tersebut sangat anarkis," kata Ketua PCNU Solo, Akhmad Helmy Sakdillah kepada VIVAnews.com di Solo.
Menurut dia, kasus tersebut telah mencoreng semangat toleransi yang telah lama dikembangkan di Indonesia. "Kalau permasalahannya mengenai ajaran tidak sesuai, kenapa kok baru sekarang muncul? Kan semuanya bisa diselesaikan dengan musyawarah," ujarnya.
"Kita mengecam semua tindakan anarki, baik yang dilakukan perseorangan maupun ormas. Pembakaran pesantren tersebut sangat anarkis," kata Ketua PCNU Solo, Akhmad Helmy Sakdillah kepada VIVAnews.com di Solo.
Menurut dia, kasus tersebut telah mencoreng semangat toleransi yang telah lama dikembangkan di Indonesia. "Kalau permasalahannya mengenai ajaran tidak sesuai, kenapa kok baru sekarang muncul? Kan semuanya bisa diselesaikan dengan musyawarah," ujarnya.
Sayap Pemuda NU, GP Ansor akan mengirimkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) ke Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Tindakan itu untuk membantu kepolisian dalam pengamanan desa itu pasca pembakaran rumah, Madrasah, dan Surau Islam Syiah pagi tadi. Kepastian itu diungkapkan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, di Jombang. Ia mengecam keras aksi kekerasan yang diduga dilakukan ratusan orang dari Islam Sunni pimpinan Rois itu.
Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid berharap aparat dapat menindak tegas siapapun pelaku maupun dalang aksi kerusuhan tersebut. Pagi tadi ratusan orang, diduga dari kelompok Islam Sunni yang dipimpin Rois, membakar rumah, sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, Tajul Muluk di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Aksi dipicu adanya konflik keberadaan Islam Syiah di desa tersebut.
Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid berharap aparat dapat menindak tegas siapapun pelaku maupun dalang aksi kerusuhan tersebut. Pagi tadi ratusan orang, diduga dari kelompok Islam Sunni yang dipimpin Rois, membakar rumah, sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, Tajul Muluk di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Aksi dipicu adanya konflik keberadaan Islam Syiah di desa tersebut.
Tak Ada Penyimpangan
Warga Syiah berada di Dusun Nangkernang sejak 1980-an. Pada 2004, mereka secara terbuka membangun pesantren. Meski demikian, tak ada tentangan dari warga sekitar. Semua beribadah dengan damai.
Masalah baru muncul sejak beberapa tokoh agama fanatik pada 2006. "Mereka mulai memprovokasi dan memfitnah kami," kata Milal.
Ketegangan itu membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang mengadakan pertemuan sejumlah tokoh agama, yang dihadiri aparat kepolisian dan TNI pada 2009. Dalam pertemuan itu, MUI menyatakan bahwa Syiah bukan aliran sesat, karena tidak ada penyimpangan. Sejak saat itu, perlindungan terhadap warga Syiah pun sudah dijamin MUI dan aparat keamanan.
Masalah baru muncul sejak beberapa tokoh agama fanatik pada 2006. "Mereka mulai memprovokasi dan memfitnah kami," kata Milal.
Ketegangan itu membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang mengadakan pertemuan sejumlah tokoh agama, yang dihadiri aparat kepolisian dan TNI pada 2009. Dalam pertemuan itu, MUI menyatakan bahwa Syiah bukan aliran sesat, karena tidak ada penyimpangan. Sejak saat itu, perlindungan terhadap warga Syiah pun sudah dijamin MUI dan aparat keamanan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta aparat kepolisian melakukan pendekatan persuasif dalam menangani konflik Sunni dan Syiah di Sampang, Madura. "Pendekatan persuasif merupakan langkah paling bijak. Meski tak bisa diredam dalam waktu dekat, tapi inilah yang membuat konflik bisa berakhir," ujar Soekarwo, Kamis 29 Desember 2011.
Soekarwo mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim. Pemprov Jatim juga akan bertemu dengan tokoh-tokoh agama di beberapa daerah sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi konflik serupa.
Menurut Gubernur, konflik dua kelompok itu berawal dari masalah keluarga, dan sudah berlangsung lama. Majelis Ulama Indonesia dan Pemerintah Sampang, sudah berusaha mendamaikan kedua kelompok tersebut. "Dulu sudah kami lakukan pendekatan. Itu kakak beradik terlibat konflik yang tak kunjung
terselesaikan. Hingga akhirnya merembet ke persoalan agama," kata Soekarwo menambahkan.
Sebelumnya, MUI Jatim menyarankan warga Syiah di wilayah itu direlokasi ke tempat lebih aman. "Konflik itu akan terus terjadi, jalan keluarnya kelompok itu harus dipindah," kata Ketua MUI Jatim Abdussomad Buchori.
Perbedaan Sunni dan Syiah Sangat Kecil
Quraish Syihab dalam bukunya "Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan, Mungkinkah?" menyatakan bahwa perbedaan Sunni dan Syiah sangat kecil bila dibandingkan persamaannya. Menurut dia, perbedaan yang paling menonjol adalah menyangkut imam, yaitu siapa yang memimpin Islam setelah Nabi Muhammad SAW meninggal.
Kaum Sunni, Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah, dianut sekitar 80-90 persen umat Muslim sedunia. Sedangkan sisanya adalah Syiah.
Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia Jalaluddin Rahmat menyatakan letak perbedaan Sunni dan Syiah adalah penggunaan hadits. Jika hadits Sunni paling besar berasal dari para sahabat nabi, seperti Abu Hurairah, maka hadits Syiah berasal dari Ahlul Bait. "Jadi bukan berarti ajaran Sunni itu salah, dan Syiah sebaliknya," ujarnya, beberapa waktu lalu.(IRIB Indonesia/vivanews/KBR68H/PH)
Kaum Sunni, Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah, dianut sekitar 80-90 persen umat Muslim sedunia. Sedangkan sisanya adalah Syiah.
Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia Jalaluddin Rahmat menyatakan letak perbedaan Sunni dan Syiah adalah penggunaan hadits. Jika hadits Sunni paling besar berasal dari para sahabat nabi, seperti Abu Hurairah, maka hadits Syiah berasal dari Ahlul Bait. "Jadi bukan berarti ajaran Sunni itu salah, dan Syiah sebaliknya," ujarnya, beberapa waktu lalu.(IRIB Indonesia/vivanews/KBR68H/PH)
Pesantren Syiah Dibakar Massa
Posted by KabarNet pada 29/12/2011
Pendukung Aly Ra Vs Pendukung Muawiyah
Syi ah Vs Sunny
Jadi ummat Muhammad itu yang mana..??????????????????????????????????