Ratusan bahkan mungkin ribuan masyarakat Islam memenuhi Masjid Agung At-Tin dalam peringatan Arbain Sayyidina Husain, Sabtu 21 Februari 2009. Masyarakat dari berbagai golongan dan kelompok, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Ahlul Bait serta beberapa pemuda yang mengenakan jaket majelis taklim tertentu bersama-sama memperingati Haul Agung Sayyidina Husain, yang sebenarnya jatuh pada tanggal 20 Shafar lalu.
Acara ini dapat menjadi contoh bagi umat Islam lainnya bagaimana menjalin persatuan sesama umat Muslim tanpa mengenal perbedaan golongan atau mazhab tertentu. Sayyidina Husain adalah milik seluruh mazhab bahkan milik seluruh umat manusia. Peringatan syahidnya Sayyidina Husain dapat menjadi momentum penting mengenai persatuan umat Islam, karena Imam Husain berjuang membela keadilan dan melawan kezaliman. Berikut ini adalah review dari para penceramah pada acara tersebut.
Pada hari ini, di luar sana, masih banyak orang-orang yang memancing kemurkaan Allah dengan berbagai maksiat. Tapi kita semua saat ini diselamatkan oleh Allah dan dikumpulkan di tempat mulia ini di rumah Allah. Ini adalah nikmat yang perlu kita syukuri. Di sini kita tidak berbicara mazhab, aliran atau partai. Segala bendera dari berbagai kelompok tunduk dan berada di bawah bendera Allah, yakni Lâ ilâha illallâh.
Hari ini kita berkumpul bersama untuk memperingati haul agung cucunda Nabi, Sayyidina Husain. Namun siapakah beliau? Sulit bagi kita untuk menggambarkan kemuliaan dan kebesaran orang yang telah digambarkan oleh Al-Quran. Kita menemukan ayat:Sesungguhnya Allah hendak menghapus dosa dari kalian, wahai Ahlul Bait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya (QS. Al-Ahzâb [33]: 33) dan di sana terdapat Sayyidina Husain.
Apabila kita ingin mengenal Sayyidina Husain, kita menemukan ayat: Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih (QS. Al-Insân [76]: 8-9), kita temukan di sana terdapat Imam Husain.
Kita juga menemukan ayat: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang terhadap al-qurbâ (QS. Asy-Syûra [42]: 23), di sana kita menemukan Imam Husain yang Allah perintahkan kita untuk mencintainya. Jika kita sebagai umat Muhammad belum menunaikan upah tersebut, berarti malu kalau kita masih mempunyai utang terhadap Rasulullah.
Mengapa kita membicarakan Imam Husain? Karena membicarakan Imam Husain berarti berbicara tentang Islam dan Rasulullah, dan tidak keluar dari itu. Beliau adalah simbol dari perlawanan kezaliman. Kita menjadikan beliau sebagai teladan agar tidak berbuat zalim kepada siapapun, dan mulailah dari diri sendiri. Orang yang memfitnah orang lain berarti berbuat zalim kepadanya. Imam Khomeini mengatakan bahwa ajaran Islam jika disederhakan maka tersimpul dalam ayat lâ tuzhlimûn wa lâ tuzhlamûn (jangan menzalimi dan jangan mau dizalimi).
Sayyidina Husain sebelum syahidnya memberikan wasiat kepada Imam Ali Zainal Abidin dan diteruskan kepada Imam Baqir. Wasiat tersebut adalah, “Wahai putraku, jangan engkau menzalimi seseorang yang tidak mempunyai pembela selain Allah.” Sayyidina Husain adalah lambang (ramz) yang dapat mempersatukan umat. Kita tidak berbicara mazhab, kita berbicara Islam di bawah naungan Lâ ilâha illallâh.
Karena kalimat Lâ ilâha illallâh Muhammad rasûlullâh inilah kita semua berkumpul di tempat ini sebagai saudara tanpa batas waktu dan tempat. Kalimat ini adalah kalimat dasar dan asas sebagai seorang muslim yang tersusun sebanyak 24 huruf. Apa rahasianya? Nabi berkata bahwa kalau kalimat ini dibaca sekali saja dalam sehari maka 24 jam dosa kita akan diampuni oleh Allah.
Kita adalah manusia yang selalu bergelimang dengan dosa. Orang yang mengaku tidak memiliki dosa berarti dia adalah orang yang paling banyak dosanya. Namun ada orang yang berusaha merusak akidah umat Islam, dengan nabi baru setelah Muhammad atau wahyu baru setelah Al-Quran. Mereka tidak menyerang Kristen atau Hindu atau Budha, tapi umat Islam sendiri yang diganggu. Ada Islam Jasun (Jawa – Sunda), ada Satria Paningit, bahkan Polda Metro Jaya mendapat award dari polisi internasional, karena tidak pernah ada polisi yang bisa menangkap malaikat (Lia Aden)
Islam harus menguasai republik ini. Sayyidina Husain, syahidnya, juga berjuang dalam hal politik. Maka itu saya anjurkan kepada cucu-cucu Sayyidina Husain agar dapat menguasai politik negeri ini agar dapat membuat undang-undang yang tidak merusak Islam. Kita tidak cukup berdemonstrasi, tapi harus masuk ke dalam DPR, karena politik sangat penting dan tidak ada jalan lain. Seandainya penduduk negeri ini beriman kepada Allah, maka Allah akan memberikan rezekinya. Bayi yang ada di dalam perut masih dapat hidup karena telah di jamin rezekinya oleh Allah. Nabi pernah berkata, “Rezeki itu ada dua macam, rezeki yang kita cari dan rezeki yang mencari kita.”
Yang terakhir, dalam rangka meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad, karena sebentar lagi bulan Rabiul Awal maka marilah kita perbanyak shalawat. Ada banyak shalawat, namun shalawat yang terbaik adalah shalawat yang terpendek bernama shalawat Jibril, shallallâhu ‘alâ Muhammad. Ini shalawat yang dibaca para wali. Bacalah minimal seribu dalam sehari. Sekarang ini musimnya kredit, maka kreditlah dengan membaca 200 kali setiap habis shalat Maka saya ijazahkan shalawat ini kepada Anda semua.
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu(QS. Muhammad [47]: 7). Kita semua terinspirasi atas perjuangan Imam Husain, penghulu para syuhada, penghulu para mujahidin, untuk membuat kita tetap tegar dan ingin menolong sesama. Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk masuk kedua tempat. Pertama di Libanon Selatan tahun 2006 dan yang terakhir adalah Gaza.
Ayat di atas benar-benar memberikan bukti pada saat perang antara Hizbullah dengan Israel. Hizbullah menghancurkan tank Israel sebanyak 100 buah dan 400 serdadu Israel sedangkan di pihak Hizbullah 100 korban. Sedangkan di Gaza, dengan geografis berbeda dan terisolasi harus mencari bantuan dengan membuat terowongan yang dalamnya mencapai 30 meter.
Pejuang Hamas hanya memiliki senjata AK-47 dan RPG (Rocket-Propelled Grenade) sederhana sedangkan militer Israel adalah yang terkuat kelima di dunia dilengkapi tank terbaik Merkava. Mereka mengatakan dapat menaklukan Gaza dalam waktu 2-3 hari. Tapi faktanya hingga 3 minggu lebih Gaza tetap bertahan. Ini terlihat tidak rasional. Tapi pejuang Hamas terinspirasi perjuangan Imam Husain dan mereka sangat merindukan kematian yang mulia.
Orang Barat mencap mereka dengan teroris, tapi Allah telah memberikan kemuliaan kepada mereka. Mengapa? Karena Hamas melawan kezaliman dan ketidakadilan. Inilah bagaimana inspirasi yang dibawa Penghulu Para Syuhada dapat melawan kezaliman dalam bentuk jihad dan mengabdi kepada Allah. Bapak dan ibu, marilah kita didik anak-anak kita dan keluarga kita. Ibu-ibu di sana bangga jika anak-anaknya syahid di jalan Allah.
Sayyidina Husain selalu berada di samping Rasulullah; perjuangan Sayyidina Husain adalah perjuangan Rasul, kasih sayangnya, akhlak bahkan matanya adalah mata Rasulullah SAW. Di setiap kenikmatan selalu saja ada orang yang hasud, termasuk kenikmatan yang Sayyidina Husain peroleh saat itu. Di sini kita kumpul untuk mengenang Imam Husain, semoga kita tergolong orang yang dimulaikan oleh Allah.
Sayyidina Husain adalah inspirator para syuhada dan motor bagi orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Allah berfirman bahwa di antara orang beriman mereka orang yang menepati janji kepada Allah siap berada di depan di jalan dan siap mati menjadi syuhada. Di antara mereka ada yang menunggu kapan panggilan syahid itu tiba, dan mereka tidak berubah sedikitpun. Inilah insipirasi Sayyidina Husain RA.
Kecintaan kita kepada Imam Husain mudah-mudahan membuat Rasul cinta kepada kita. Orang yang mencinta seseorang yang dicintai Nabi, maka dia akan dicintai Nabi SAW. Insya Allah di akhirat kita bersama Rasulullah di surga. Oleh karena itulah, Imam Syafi’i RA berkata, “Wahai keluarga Rasul, cinta kepadamu adalah wajib sebagaimana diwajibkan Allah dalam Al-Quran.”
Hari ini kita mengenang haul Imam Husain yang pasti membuat Rasul senang. Mengapa kita berani mengatakan bahwa Rasulullah SAW senang dengan melihat apa yang kita lakukan? Karena firman Allah SWT dalam Al-Quran bahwa para syahid adalah tidak mati dan tetap hidup serta mendapat rezeki dari Allah, sedangkan maqam nabi berada di atas syuhada. Karena itu dalam Al-Quran disebut: Nabi-nabi, ash-shiddiqîn, asy-syuhadâ` dan orang-orang shaleh (QS. An-Nisâ [4]: 69).
Dalam hadis disebutkan, “Bershalawatlah disaat aku hidup maupun aku telah meninggal.” Maknanya adalah bahwa Nabi SAW walaupun tidak berada di tengah kita, tapi beliau tidaklah mati dan menerima salam kita. Karena itu laik bagi kita untuk menyampaikan bela sungkawa atas syahidnya cucu beliau, Imam Husain.
Kita memperingati ini bukan hanya karena Imam Husain adalah cucu Nabi tapi karena Imam Husain selalu berada di garis Islam. Sebelum keluar perang, Imam Husain berkata, “Sesungguhnya aku bangkit bukan karena kesombongan atau melakukan kerusakan, tapi dalam rangka melakukan perbaikkan dalam umat kakekku, Rasulullah.” Ini artinya telah terjadi penyelewengan dalam ajaran Islam.
Karena itu pemerintahan harus dipimpin oleh orang yang shaleh dan memperjuangkan nilai keagamaan dan kemanusiaan serta diterima oleh seluruh rakyat. Sejarah mencatat bahwa perjuangan melawan kezaliman di setiap negara selalu diilhami darah suci Imam Husain. Inilah yang dikatakan Imam (Khomeini), “Darah mengalahkan kekuatan pedang.”
Perjuangan Imam Husain tidak khusus terhadap suatu golongan atau bangsa, tapi seluruh manusia yang memiliki kehendak seperti perjuangan Imam Husain. Pengalaman saudara kita di Palestina telah membuktikan hal tersebut. DR. Ramadhan Abdullah, ketua faksi Jihad Islami di Palestina, ketika balik studi dari Amerika diberi buku oleh DR. Fathi Syaqaqi tentang Imam Husain. Ketika DR. Abdullah protes dan bertanya, “Mengapa engkau berikan aku buku tentang Imam Husain terus menerus?” DR. Fathi Syaqaqi menjawab, “Perjuangan Palestina butuh semangat Al-Husan, karena itu selamanya aku akan berikan buku tentang Imam Husain kepadamu.”
Kelompok Hamas di Gaza yang merupakan kelompok kecil namun penuh dengan keimanan tidak dapat dikalahkan meski oleh Israel yang memiliki fasilitas lengkap. Kemenangan ada ditangan Islam, namun dengan syarat bahwa umat Islam harus bersatu mempererat ukhuwah agar ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Dengan persatuan dan persaudaraan itu, Islam akan harum namanya di muka bumi ini. Salam bagi pejuang dan orang yang bersatu di jalan Allah dan kutukan Allah bagi musuh-musuh Allah. (Ayatullah DR. Mahdi Hadavi Tehrani)
Hidup dan dunia ini bukan tempat hiburan. Allah SWT berfirman:Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al-Ankabût [29]: 2) Kita yakin bahwa dalam shirathal mustaqîm akan penuh dengan ujian. Allah berfirman lagi: Orang-orang Yahudi dan Nasrani sekali-kali tidak akan senang kepadamu, sampai kamu mengikuti millah mereka (QS. Al-Baqarah [2]: 120). Kita ibarat mobil, kita yang menyetir kita sendiri, jika tidak maka Yahudi dan Nasrani yang akan menyetir/mengontrol kita.
Sekarang untuk menguji apakah kita berada di golonganshirathal mustaqîm, maghdhûb atau dhâllîn, gampang. Tadi tidak akan ridha, tidak akan tenang, tidak akan rela orang Nasrani dan Yahudi sampai kita ikut mereka. Kapan orang kafir menganggap kita baik? Kalau kita sudah ikut mereka; bukan agamanya tapi ikut berpolitik bersama mereka.
Contoh, kalau ada penjahat berkumpul di bawah jembatan, kemudian ada polisi lewat. Kata penjahat “Itu polisi baik”. Baik dibilang oleh penjahat sama dengan jahat. Kemudian datang lagi polisi yang tegas dan menegakkan hukum, lalu penjahat itu bilang “Itu polisi jahat”. Minus dikali minus sama dengan plus. Jadi siapa yang berpolitik dengan Amerika itulah yang jahat.
Dalam surah Al-Mujâdilah ayat 22: Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Tidak mungkin orang beriman itu membela musuh-musuh Allah. Mereka membunuh saudara kita di Gaza tapi kita memaafkan mereka?
Mereka yang sesat adalah mereka yang berkumpul bersama Yahudi dan Nasrani. Mereka yang benar adalah mereka yang dimusuhi Yahudi dan Nasrani. Gampang ‘kan? Jadi tidak usah “katanya” tapi lihatlah firman Allah. Firman Allah tidak pernah salah. Ihdinash shirâthal mustaqîm. Jalan lurus bukan hanya ibadah yang bagus. Tidak ada orang yang shalat sesat, orang puasa sesat; dibidang ibadah muslimin bagus. Tapi banyak yang sesat dibidang politik.
Apa jalan yang lurus? Jalan yang diberi nikmat. Siapa mereka? Nabi-nabi, orang jujur, para syuhada, para shalihin; itulah jalan yang lurus, jalan Rasul, jalan Imam Husain. Sabarlah walau banyak hambatan dan gangguan. Orang yang ikut jalan nabi itu seperti syajarah thayyibah (QS. Ibrâhîm : 24). Kenapa baik? Pohon itu punya akar yang kuat artinya iman yang kuat. Buahnya banyak berarti bisa memberi manfaat kepada orang banyak. Berbunga artinya bisa menyenangkan orang banyak.
Kalau pohon mangga di lempar batu, pohonnya melempar? Buah! Ada ustadz kita yang rumahnya di Bangil di lempar batu, tapi dibalas dengan buah, dibalas dengan kebaikan. Begitulah jalan Ahlul Bait yakni memberi kebaikan karena kita bersaudara. Itulahsyajarah thayyibah, itulah shirâthal mustaqîm.
Acara ini juga diisi dengan lantunan shalawat dari Haddad Alwi dan Sulis serta pembacaan puisi oleh Nella Anne. Arbain kali ini, sekali lagi telah menjadi contoh dan bukti bahwa mereka yang mengerti dan paham adalah mereka yang berusaha untuk mewujudkan persatuan Islam, melawan segala kezaliman di bawah naungan Lâ ilâha illallâh.
Liputan: © Ali Reza Aljufri(sumber:ejajufri.wordpress.com/Arbain 1430 H: Contoh Persatuan Islam-21Februari2009)
Arbain Banjarmasin simbol Persatuan Islam
Team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Banjarmasin-Dengan di pimpin oleh orang-orang muda yang berasal dari Islamic boarding school of Arrisalah Banjarmasin dan didukung penuh oleh para habaib Kalimantan Selatan dan tokoh-tokoh masyarakat baik NU, Muhammadiyah, Wahabi pro Persatuan Islam, Sunni dan Syi'ah, dari strata Pendidikan Rendah hingga Pendidikan Tinggi, miskin hingga kaya, anak kecil hingga orang tua, dari Babirik, Kandangan, Barabai, Rantau, Batulicin, Marabahan, Tamban, Handil Bujur,Tanipah, Aluh-aluh, Sampit,Kotabaru, Pelaihari, Alalak, Handil Bhakti, Kapuas, Banjarmasin hingga pulau Jawa, mereka melebur di Gedung Kopertis Banjarmasin untuk menghaul / memperingati 40 hari syahidnya al Husain ra penghulu pemuda surga yang merupakan cucunda Baginda Nabi Muhammad Saww. Dimana beliau terbunuh dan dimutilasi serta tubuhnya yang menjadi mayat diinjak-injak kuda oleh orang-orang yang juga mengaku beragama Islam, semoga kita tidak menjadi bagian dari orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad Saww wa itrati al itroh, yang suka mengadu domba Islam, bukankah "Ikhtilafi Ummati Rahmah!!!!!" / Perbedaan itu Rahmat!!!!!.
Dibuka dengan pembacaan Doa oleh Habib dari pal 1 Banjarmasin, Arbain di Banjarmasin mendatangkan Al-Muqarrom al Ustadz al Habib Abdullah Hinduan, MA dari Jakarta ( Indonesia Merdeka, karena adanya penyebaran Islam yang "Damai dan berbudi pekerti yang baik" yang disebarkan oleh keluarga nabi dari juriat Al Husain ra, dimana dulu Indonesia adalah mayoritas beragama Hindu dan Budha, namun dengan akhlak hingga sekarang Islam masih ada dan eksis di Indonesia, sedangkan rezim Ummayah yang mengaku beragama Islam juga, yang merupakan musuh al Husain ra yang menancapkan kekuasaan hingga ke Spanyol dengan "Kekerasan", namun sekarang Islam di Spanyol hanya tinggal sejarah, bahkan Masjid terbesarnya hanya jadi Museum dimana didalamnya di pasang "Salib", jadi apakah anda mengikuti Islamnya al Husain yang mempergunakan "Akhlak"..!!!!! ataukah Islam Ummayah musuh al Husain ra..??????? yang mempergunakan "kekerasan", bukankah Al Qur'an surah Al Baqarah menyebutkan La iqraha fiddin / Tidak ada paksaan dalam beragama/ memasuki Islam..!!!! )
Selanjutnya Al Muqarrom al Ustadz al Habib Muhammad Jawad al Habsy dari Bondowoso memaparkan tentang kronologis setelah al Husain ra terbantai di Karbala dan para keluarga nabi yang terdiri dari perempuan dan anak kecil diarak ribuan kilometer berjalan kaki dan kepahlawanan kaum wanita saudara 'Ali bin Abi Thalib, sayidah Zainab ra serta hujah Imam Ali Zainal Abidin yang sedang sakit yang tertinggal ketika beradu argumentasi dengan Yazid yang memutar-mutar dan memukul-mukul kepala al Husain ra cucunda nabi Muhammad saww penghulu pemuda surga.
Pemaparan kata-kata bijak selanjutnya tentang al Husain ra di kemukakan pembicara berikutnya oleh KH.Busyairi Ali Hurian Fahmi, SHI , MHI.
Acara kemudian ditutup pembacaan Doa Ziarah oleh Al Muqarrom al Habib Alwi Yahya dari Rantau dan Doa dari Habib Husain Assegaf dari Rantau.
Dibuka dengan pembacaan Doa oleh Habib dari pal 1 Banjarmasin, Arbain di Banjarmasin mendatangkan Al-Muqarrom al Ustadz al Habib Abdullah Hinduan, MA dari Jakarta ( Indonesia Merdeka, karena adanya penyebaran Islam yang "Damai dan berbudi pekerti yang baik" yang disebarkan oleh keluarga nabi dari juriat Al Husain ra, dimana dulu Indonesia adalah mayoritas beragama Hindu dan Budha, namun dengan akhlak hingga sekarang Islam masih ada dan eksis di Indonesia, sedangkan rezim Ummayah yang mengaku beragama Islam juga, yang merupakan musuh al Husain ra yang menancapkan kekuasaan hingga ke Spanyol dengan "Kekerasan", namun sekarang Islam di Spanyol hanya tinggal sejarah, bahkan Masjid terbesarnya hanya jadi Museum dimana didalamnya di pasang "Salib", jadi apakah anda mengikuti Islamnya al Husain yang mempergunakan "Akhlak"..!!!!! ataukah Islam Ummayah musuh al Husain ra..??????? yang mempergunakan "kekerasan", bukankah Al Qur'an surah Al Baqarah menyebutkan La iqraha fiddin / Tidak ada paksaan dalam beragama/ memasuki Islam..!!!! )
Selanjutnya Al Muqarrom al Ustadz al Habib Muhammad Jawad al Habsy dari Bondowoso memaparkan tentang kronologis setelah al Husain ra terbantai di Karbala dan para keluarga nabi yang terdiri dari perempuan dan anak kecil diarak ribuan kilometer berjalan kaki dan kepahlawanan kaum wanita saudara 'Ali bin Abi Thalib, sayidah Zainab ra serta hujah Imam Ali Zainal Abidin yang sedang sakit yang tertinggal ketika beradu argumentasi dengan Yazid yang memutar-mutar dan memukul-mukul kepala al Husain ra cucunda nabi Muhammad saww penghulu pemuda surga.
Pemaparan kata-kata bijak selanjutnya tentang al Husain ra di kemukakan pembicara berikutnya oleh KH.Busyairi Ali Hurian Fahmi, SHI , MHI.
Acara kemudian ditutup pembacaan Doa Ziarah oleh Al Muqarrom al Habib Alwi Yahya dari Rantau dan Doa dari Habib Husain Assegaf dari Rantau.
Dan inilah foto-foto exclusive persembahan team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com dan Buletin Majelis Pecinta Rasul (MPR), Hidup Persatuan Islam :
Celaka Kalian! Celaka Kalian! Wahai Zionis!!! Tentara Muhammad Pasti Kembali!
Janji Pertama:
Janji Kedua:
Di samping itu, saat ini kaum Zionis (baik keturunan biologis Israel maupun bukan) telah menguasai hampir seluruh aspek kehidupan manusia di seluruh dunia, dari penguasaan mereka terhadap media, perbankan dan keuangan, militer, perdagangan, teknologi dan lain sebagainya.
Saat Ini Adalah Kesempatan Terakhir Israel Untuk Bertaubat:
Akan Terlaksananya Janji Allah Yang Kedua Sebentar Lagi:
Iran Adalah Satu-satunya Negara Islam Yang Bikin Nyali Israel Kecut!
Kalau mau membaca kajian nubuat-nubuat Qur’an yang saya kutip di atas lebih jauh, silahkan baca sendiri buku Rahasia Di Balik Penggalian Al-Aqsha oke … Di buku itu, penjelasannya lebih detil.
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.Janji Pertama Allah sudah terlaksana dan si Penghukum Sadis ini sudah menyiksa kaum Yahudi, bahkan bukan hanya di kampung halaman mereka sendiri, tapi hingga ke seluruh pelosok dunia. Mau lihat siapa orangnya?
Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” (QS 17: 4-5)
Janji Kedua:
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.” (QS. 17: 6)Janji inipun sudah terlaksana. Karena tak berapa lama setelah siPenghukum Sadis ini berhasil mereka kalahkan, bangsa Israel pun akhirnya diizinkan oleh Tuhan untuk menang dan bangkit. Dan setelah hampir dua setengah milenium bangsa Israel tidak memiliki negara dan hidup luntang-lantung, kini bangsa Israel sudah memiliki negara, kekuatan, harta, dan pendukung dari kalangan Jewish-Christian danJewish-Moslem.
Di samping itu, saat ini kaum Zionis (baik keturunan biologis Israel maupun bukan) telah menguasai hampir seluruh aspek kehidupan manusia di seluruh dunia, dari penguasaan mereka terhadap media, perbankan dan keuangan, militer, perdagangan, teknologi dan lain sebagainya.
Saat Ini Adalah Kesempatan Terakhir Israel Untuk Bertaubat:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (QS. 17:7)Saat ini adalah momen dan kesempatan yang Allah berikan kepada bangsa Israel untuk bertaubat dan kembali ke Jalan Tuhan. Pilihan itu sudah Allah Swt berikan. Seandainya dengan kekuatan dan kekuasaan yang Allah berikan saat ini kepada mereka itu digunakan untuk berbuat kebaikan kepada sesama manusia, maka mereka sendirilah yang akan menikmati hasil kebaikannya. Namun jika karunia itu mereka salahgunakan dengan–sekali lagi–membuat kerusakan di muka bumi, maka Janji Allah yang kedua pasti akan terlaksana. D salam Al-Qur’an Allah sudah mengisyaratkan bahwa bangsa ini tidak akan berbuat kebaikan, dan bahkan sebaliknya mereka akan semakin menyombongkan diri dan membuat kerusakan di muka bumi sehingga pada akhirnya akan terlaksanalah janji Allah Swt yang kedua.
Akan Terlaksananya Janji Allah Yang Kedua Sebentar Lagi:
“Apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (QS. 17:7)Apabila sudah matang/genapnya kejahatan Israel yang kedua dengan membuat berbagai kerusakan di muka bumi ini, maka Allah Swt berjanji akan membangkit suatu bangsa yang pada masa lalu, juga pernah mengalahkan dan memperbudak bangsa Israel, yaitu bangsa Persia. Jadi jangan heran kalau saat ini Israel sudah kebakaran jenggot dengan kemajuan bangsa Iran!
Iran Adalah Satu-satunya Negara Islam Yang Bikin Nyali Israel Kecut!
Melihat dari nubuat-nubuat yang ada, sangat mungkin beberapa tahun lagi (barangkali sekitar 4 tahun lagi–atau sekitar tahun 2011 atau 2012 mungkin juga lebih cepat. Wallahu’alam) akan terjadi perang terbuka antara Iran dan Israel bersama sekutunya. Dan selama masa-masa ini, berbagai fitnah akan terjadi di berbagai pelosok dunia, karena masa penderitaan bagi umat Muslim sedang berjalan. Saran saya, perbanyaklah solat, berzikir, berdoa, bertawasul, dan pegang erat-eratlah Al-Qur’an kalau tidak mau binasa.
Belajar dari Kesabaran Ahlulbait
Di suatu hari yang indah, Rasulullah saw. berkumpul bersama putrinya, Fatimah, dan menantunya, Ali. Bersama beliau juga telah ada cucu yang berasal dari rahmatullah, Hasan dan Husain. Berkumpulnya keluarga tersebut sangat menyejukkan hati. Siapa lagi orang yang seperti nabi? Siapa lagi yang seperti Ali? Siapa lagi yang seperti Fatimah? Siapa lagi yang sepertiHasanain? Sebuah momen indah dalam sejarah kemanusiaan.
Tak lama kemudian, tiba-tiba Jibril turun menemui nabi saw. “Wahai utusan Allah, apakah engkau dalam keadaan senang dan bahagia?”
“Tentu saja,” jawab nabi. “Ini Ali, ini Fatimah, dan ini Hasan serta Husain. Inilah keluargaku yang indah.”
Jibril berkata, “Aku akan sampaikan apa yang akan terjadi kepada mereka sepeninggalmu.” Kemudian Jibril menjelaskan tentang cucu nabi yang syahid di Karbala. Tiba-tiba tangisan mulai mengalir dari mata nabi yang suci. Segala sesuatunya berubah.
Nabi tertunduk dan sujud di hadapan Allah dalam waktu yang sangat lama. Tangisannya membuat sujud semakin lama. Barulah nabi bangun. Manusia yang paling dekat dengan nabi, Ali, bertanya tentang apa yang terjadi. Nabi berkata akan menjelaskannya setelah mengambil janji dari mereka, “Keluargaku, zuriahku, ahlulbaitku! Akankah kalian bersabar?” Mereka menjawab, “Tentu saja, wahai rasulullah.” Lalu nabi menceritakan apa yang akan menimpa mereka… sampai semuanya terjadi.
Di antara syarat untuk mempunyai hubungan dan keanggotaan yang hakiki dengan nabi saw. melalui nasab atau cinta dan ketaatan adalah memiliki kesabaran yang sempurna atas segala ujian dan kesengsaraan yang akan dihadapi.
Zainab binti Ali tidak berada di sana saat berkumpulnya keluarga nabi. Tapi hadis nabi tersebut telah disampaikan oleh ibu dan ayahnya. Zainab sangat ingat dengan hadis tersebut. Dia mengambil janji sendiri dan telah memahami pelajarannya. Zainab telah bersabar sepanjang waktu… sampai dia tiba di Karbala.
Imam Ali bin Husain Zainal Abidin berdiri di samping jasad ayahnya. Beliau melihat apa yang dilihat. Tak ada yang bisa menggambarkan apa yang dia lihat. Beliau melihat apa yang dilihat. Beliau melihat sampai ruhnya seakan-akan keluar dari tubuhnya.
Ketika itu Zainab berlari menuju keponakannya, Zainal Abidin. “Wahai keponakanku, sayangku, kami tidak memiliki siapa-siapa lagi selain dirimu. Aku melihat dirimu seolah-olah hendak mati… Ada apa?”
“Bibi!” serunya menangis. “Bukankah jasad ini hujah Allah (di atas muka bumi)? Ini Husain… Nabi biasa menggendong di pelukannya. Tapi lihat keadaannya sekarang?!”
Saat itu, barulah Zainab mengingatkan keponakannya tentang berkumpulnya keluarga nabi saat dulu. Janji itu telah diambil. “Allah telah mengambil janji dari kami, ahlulbait, bahwa kami akan sabar dan tegar di atas segala musibah.”
Penerjemah: Ali Reza Aljufri © 2012
Catatan: Ceramah yang disampaikan oleh Ayatullah Sayid Hadi Modarresi. Dimuat untuk memperingati empat puluh hari wafat Imam Husain bin Ali pada 20 Safar.
Irak Kerahkan 35000 Pasukan Untuk Amankan Arbain
Arbain menandai hari ke-40 setelah kesyahidan Imam Hussein as, cucu Nabi Muhammad Saw dan Imam ketiga paling suci dalam Islam Syiah.
Menurut koresponden Press TV pada Jumat (13/1), Departemen Pertahanan dan Dalam Negeri Irak mengerahkan 35.000 pasukan keamanan untuk mengamankan jalan-jalan bagi peziarah kota suci Karbala dan peringatan Arbain.
Upacara peringatan ini merupakan tantangan pertama bagi pasukan Irak untuk menjaga keamanan pasca penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara ini.
Meskipun terjadi berbagai serangan teroris baru-baru ini yang mentargetkan para peziarah di berbagai bagian kota Baghdad, namun mereka tetap malakukan aktivitas rutin tiap tahunnya, yaitu berjalan dari kota-kota mereka menuju kota suci Karbala.
Pusat operasi militer Karbala mengumumkan bahwa mereka memiliki agenda baru untuk menjamin keamanan pada acara Arbain.
Pemerintah lokal Karbala menyatakan bahwa persiapan keamanan telah dilakukan sejak sepuluh hari lalu untuk mencegah serangan teroris terhadap para peziarah.
Lebih dari 1.300 tahun lalu, Imam Husein as bersama dengan 72 sahabat setianya berjuang untuk menegakkan keadilan dalam pertempuran di Karbala. (IRIB Indonesia/RA/PH)
Khatib Jumat Tehran: Asyura Berkaitan dengan Kemunculan Mahdi
Ayatollah Mohammed Emami Kashani dalam khutbah pertama shalat Jumat pekan ini di Tehran menyinggung Arbain Huseini. Beliau mengatakan, "Duka Imam Husein as mempunyai hubungan dengan kebangkitan Imam Zaman, di mana pada saat Imam Husein as lahir, malaikat Jibril menyampaikan berita akan kesyahidannya. Nabi Muhammad Saw pun datang untuk menghibur putrinya Sayyidah Fatimah Azzahra, dan berkata, Mahdi adalah keturunan Husein."
Ayatollah Emami Kashani menambahkan, para penyair besar dalam berbagai karya mereka tentang Imam Husein as, secara meluas menyinggung kebangkitan dan munculnya Imam Mahdi secara bersamaan. Sebagai contohnya, Daabal Khazai, penyair pada masa Imam Ali al-Ridha as yang menulis sebuah qasidah berkaitan tentang hal itu.
Khatib shalat Jumat Tehran menjelaskan, Muawiyah dengan menyebarkan riwayat-riwayat palsu berupaya menyeret umat Islam ke dalam penyimpangan. Sebagai contoh, hadis yang menganjurkan untuk tidak melawan pemerintah zalim. Ditambahkannya, hadis ini disebutkan di dalam kitab-kitab resmi Ahlu Sunnah. Sementara itu gerakan Imam Husein as dalam rangka memerangi riwayat-riwayat palsu tersebut.
Di akhir khutbahnya, Ayatollah Emami Kashani mengatakan, "Saat ini, rakyat Mesir, Libya, Yaman dan Bahrain mengikuti gerakan Imam Husein as untuk bangkit melawan para pemimpin zalim dan menilai berdiam diri di hadapan para penguasa arogan sebagai tindakan yang tidak benar." (IRIB Indonesia/RA/PH)
Arbain, Baiat dan Ikrar Kesetiaan untuk Imam Husein as
Empat puluh hari telah lewat dari musibah besar yang menimpa Imam Husein as di padang Karbala. Empat puluh hari sudah keluarga suci menanggung derita dan beban berat dari pelanggaran janji setia orang-orang yang mendengar seruan Husein bin Ali tapi tidak datang memenuhi panggilan itu. Empat puluh hari sudah anak-anak dan wanita-wanita itu berlomba menguras air mata dan menahan duka yang menyesakkan dada.
Tanggal 20 Shafar tahun 61 hijriyah, 40 hari setelah syahidnya Imam Husein dan para sahabat setianya di Karbala, karavan itu tiba kembali di tanah Karbala setelah merampungkan perjalanan panjang penuh derita ke Kufah dan Syam. Karavan yang hanya menyisakan Ali bin Husein as, sejumlah perempuan, dan anak-anak kecil itu sedang menuju Madinah, namun perjalanan pulang ini tak lengkap jika tanpa melepas rindu dengan penghulu para syuhada di Karbala.
Tiba di padang yang tandus itu, ingatan akan segala peristiwa yang terjadi 40 hari lalu pun hidup kembali di benak mereka. Jerit tangis pun tak terhindarkan. Tak ada yang bisa melukiskan perasaan sedih mereka. Masing-masing berbicara dan mengadukan semua yang mereka alami kepada sang syahid. Imam Ali bin Husein as-Sajjad berdiri menatap kubur para syuhada. Masih lekat di ingatan ketika beliau terakhir menatap jasad suci ayahnya yang tergeletak di atas tanah. Seretan pasukan Ibnu Ziyad saat itu tak memberinya kesempatan untuk memakamkan sang ayah dan para syuhada.
Ketika itu, sang bibi, Zainab menghiburnya dan berkata, "Jangan kau kehilangan ketabahan menyaksikan ini semua. Allah telah menentukan sekelompok orang yang bakal datang ke sini untuk mengumpulkan anggota badan yang terpotong-potong ini lalu menguburkannya. Mereka akan membuat tanda untuk makam ayahmu. Berlalunya masa tak akan pernah bisa melenyapkannya. Kaum kafir dan mereka yang sesat berusaha keras menghapuskannya, tapi yang mereka lakukan hanya membuat nama ayahmu semakin harum."
Apa yang dikatakan Zainab benar-benar terjadi. Sejarah menyebutkan bahwa jasad para syuhada Karbala dimakamkan dengan baik oleh sekelompok orang dari kabilah Bani Asad. Di hari keempatpuluh setelah terjadi peristiwa Asyura, keluarga para syuhada ini bersama Zainab dan Imam Sajjad tiba kembali di Karbala. Di sana, mereka bertemu dengan sosok pria tua dan buta yang hendak berziarah ke makam Imam Husein. Dia adalah Jabir bin Abdullah al-Anshari, sahabat setia Nabi dan Ahlul Bait, yang datang dari Madinah ke Karbala bersama beberapa orang dari bani Hasyim. Melihat Jabir, Imam Sajjad berkata kepadanya, "Wahai Jabir, demi Allah, di sini mereka membunuh semua laki-laki dari rombongan kami dan menawan perempuan-perempuannya. Di sinilah mereka membakar kemah-kemah kami."
Jabir mendekat ke makam Imam Husein. Dia meletakkan tangan di makam itu dan menangis tersedu. Dalamnya duka yang dirasa membuatnya tak sadarkan diri. Setelah siuman, kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah nama Husein. Dia memanggil-manggil nama itu berulang kali, lalu berkata, "Demi Allah aku bersumpah, bahwa engkau adalah putra sebaik-baik nabi dan putra penghulu kaum mukmin. Engkau besar dalam bimbingan orang-orang yang saleh. Engkau hidup dengan kesucian dan meninggalkan dunia dengan kesucian. Kepergianmu meninggalkan duka di hati kaum mukmin. Salam sejahtera atasmu."
Di sisi lain, nampak Zainab menjatuhkan diri di pusara kakaknya. Dengan rintihan yang menyayat hati dia mengadukan semua derita yang dialaminya kepada al-Husein. Meski duka telah membakar hatinya, namun Zainab sadar bahwa dia harus tegar. Sebab, setelah Asyura, di pundaknya ada tanggung yang besar.
Musik
Peristiwa Asyura sudah terjadi lebih dari 1300 tahun yang lalu. Peristiwa itu sudah menggariskan untuk umat manusia jalan perjuangan melawan kezaliman dan kedurjanaan. Itulah yang menjadi penggerak Imam Husein untuk bangkit dan mengorbankan jiwanya di Karbala. Saat hendak meninggalkan Madinah, beliau sudah mengumumkan tujuannya yang mulia dari gerakan ini. Beliau menyatakan bahwa dirinya bangkit untuk kebebasan, keadilan dan untuk melawan kezaliman dan kebejatan. Semboyan inilah yang selalu diagungkan dan disucikan oleh fitrah manusia sepanjang zaman. Kebangkitan Imam Husein adalah gerakan revolusi untuk meluruskan Islam dari penyimpangan.
Sepeninggal Rasulullah Saw, agama ibarat kendaraan yang ditunggangi oleh kebanyakan penguasa untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Mereka hanya bisa menerima Islam tanpa bobot yang sebenarnya, Islam yang sudah diselewengkan. Islam seperti inilah yang bisa memperkuat posisi mereka untuk berkuasa dengan mudah atas umat. Karena itu, Bani Umayyah dan para penguasa setelahnya tak segan untuk menafsirkan ajaran Islam semau mereka. Imam Sadiq as mengenai peran Bani Umayyah dalam menyelewengkan Islam berkata, "Bani Umayyah membiarkan jalan bagi orang untuk mengenal iman tetap terbuka, tapi mereka menutup jalan untuk mengenali syirik. Dengan cara itu, mereka bisa mengajak umat kepada syirik. Sebab orang tidak mengenal syirik dengan sebenarnya…" (Ushul Kafi 2/41)
Bani Umayyah berusaha keras mengosongkan amal-amal ibadah dari isinya. Mereka membiarkan umat melaksanakan shalat puasa, haji dan semua amalan Islam setelah mengosongkan kandungannya. Ibadah pun hanya menyisakan bentuk luar. Tanpa itu, Bani Umayyah tak akan mampu berkuasa cukup lama atas umat. Al-Husein menilai bahwa kekuasaan sebenarnya adalah sarana untuk membawa manusia kepada kemuliaan insani. Karena itu, berulang kali beliau menegaskan bahwa kebangkitan ini bukan untuk mengejar takhta tapi untuk menegakkan agama Allah yang sebenarnya. Misi utama beliau adalah membongkar kedok yang selama ini menutupi wajah bani Umayyah dan melepaskan negeri Islam dari cengkraman orang-orang yang tak layak.
Imam Husein meyakini bahwa penyelewengan dan kebejatan masyarakat disebabkan oleh ketidakpedulian akan ajaran agama. Jauh dari Allah akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kenihilan dan keterasingan diri. Ketika umat rela hidup di bawah kekuasaan rezim yang kejam dan bejat, kondisi masyarakat saat itu sudah keluar dari jalur alami dan insaninya. Manusia agung seperti Husein bin Ali tak kuasa menyaksikan kelompok batil menyeret umat ke lembah penghambaan kepada selain Allah. Jika Islam mengajarkan kemuliaan, kebebasan dan keadilan, mengapa orang harus merelakan diri dipasung oleh kehinaan dan kezaliman? Ketika menyaksikan tiang-tiang agama dalam bahaya, Imam Husein tak bisa berdiam diri, sebab bahaya itu berarti ancaman kematian bagi kemanusiaan dan nilai-nilai yang suci.
Musik
Peristiwa Karbala adalah salah satu peristiwa yang terabadikan dalam sejarah. Hal itu terjadi berkat peran besar Zainab binti Ali, Imam Sajjad dan para Imam Ahlul Bait lainnya dalam menjaga kelestarian dan keabadian gerakan ini. Mereka menjelaskan misi sebenarnya dari perjuangan ini kepada umat sepanjang sejarah. Di sisi lain, Bani Umayyah dengan seluruh sarana propaganda berusaha mengesampingkan peristiwa Karbala dan memalingkan umat darinya. Tapi hanya kesia-siaan yang mereka peroleh. Sebab, kebangkitan Asyura selalu dihidupkan oleh para pembawa pesannya. Pidato Zainab dan Imam Sajjad di Kufah dan Syam telah berhasil menyingkap kedok yang selama itu menutupi wajah asli bani Umayyah. Pidato Zainab yang fasih, indah dan tajam mengingatkan orang-orang Kufah akan ayahandanya, Ali bin Abi Thalib.
Di depan warga Kufah, Zainab binti Ali berkata:
"Puji dan syukur kupanjatkan kepada Allah, dan salam sejahtera kupersembahkan kepada kakekku Muhammad dan keluarganya yang suci. Wahai warga Kufah! Wahai orang-orang licik! Kalian tak ubahnya bagai perempuan yang memintal kapas menjadi benang lalu mengubahnya kembali menjadi kapas. Kalian telah memperalat iman untuk hidup dan bertipudaya. Sedikitpun kalian tak menghargai keimanan. Pada diri kalian hanya ada kesombongan, dusta, permusuhan tanpa alasan, kehinaan, dan tuduhan. Bagaimana kalian bisa menghapuskan cela membunuh putra Nabi dan penghulu pemuda surga?
Kalian telah membunuh orang yang menjadi tumpuan harap kaum papa, pelipur lara kaum menderita, dan pembawa ilmu dan agama. Husein adalah sinar hidayah bagi manusia menuju kebenaran, pemimpin umat dan hujjah Allah. Dengannya kalian memperoleh petunjuk… Ketahuilah bahwa kalian telah melakukan dosa yang sangat besar dan kalian terjauhkan dari rahmat Allah. Apapun yang kalian lakukan tak akan pernah membantu diri kalian. Tangan kalian telah terputus di hadapan Allah, dan kalian sungguh telah merugi. Kalian menyesali tapi murka Allah telah jatuh atas kalian dan kehinaan telah menjadi bagian kalian."
Selain Zainab, dalam beberapa kesempatan Imam Sajjad as lewat kata-kata beliau menghalangi upaya Bani Umayyah memutakbalikkan fakta. Dengan keterangan yang disampaikan Imam Sajjad, misi kebangkitan Imam Husein semakin jelas terungkap dan direkam sejarah. Para Imam suci Ahlul Bait setelah beliau juga memainkan peran besar dalam menerangkan misi gerakan Imam Husein. Mereka tidak membiarkan media propaganda musuh mendistorsi kisah kepahlawanan dan perjuangan suci Karbala. Umatpun mengenal kedudukan agung kepemimpinan ilahiyah dan mengetahui wajah asli Bani Umayyah dan kejahatan-kejahatan yang dilakukannya.
Pelaksanaan acara berkabung mengenang syuhada Karbala dan derita Imam Husein dan Ahlul Bait adalah tradisi para Imam suci untuk mengabadikan gerakan kebangkitan Asyura. Karena itu, kisah Karbala tidak hanya diagungkan oleh umat Islam tetapi juga dihormati oleh umat-umat lain yang mendambakan keterbebasan dari kezaliman. Mungkin itulah yang disinggung oleh Nabi Saw dalam sabda beliau, "Kesyahidan Husein akan mengobarkan gelora di hati kaum mukmin yang tak akan pernah padam." (IRIB Indonesia)
Tanggal 20 Shafar tahun 61 hijriyah, 40 hari setelah syahidnya Imam Husein dan para sahabat setianya di Karbala, karavan itu tiba kembali di tanah Karbala setelah merampungkan perjalanan panjang penuh derita ke Kufah dan Syam. Karavan yang hanya menyisakan Ali bin Husein as, sejumlah perempuan, dan anak-anak kecil itu sedang menuju Madinah, namun perjalanan pulang ini tak lengkap jika tanpa melepas rindu dengan penghulu para syuhada di Karbala.
Tiba di padang yang tandus itu, ingatan akan segala peristiwa yang terjadi 40 hari lalu pun hidup kembali di benak mereka. Jerit tangis pun tak terhindarkan. Tak ada yang bisa melukiskan perasaan sedih mereka. Masing-masing berbicara dan mengadukan semua yang mereka alami kepada sang syahid. Imam Ali bin Husein as-Sajjad berdiri menatap kubur para syuhada. Masih lekat di ingatan ketika beliau terakhir menatap jasad suci ayahnya yang tergeletak di atas tanah. Seretan pasukan Ibnu Ziyad saat itu tak memberinya kesempatan untuk memakamkan sang ayah dan para syuhada.
Ketika itu, sang bibi, Zainab menghiburnya dan berkata, "Jangan kau kehilangan ketabahan menyaksikan ini semua. Allah telah menentukan sekelompok orang yang bakal datang ke sini untuk mengumpulkan anggota badan yang terpotong-potong ini lalu menguburkannya. Mereka akan membuat tanda untuk makam ayahmu. Berlalunya masa tak akan pernah bisa melenyapkannya. Kaum kafir dan mereka yang sesat berusaha keras menghapuskannya, tapi yang mereka lakukan hanya membuat nama ayahmu semakin harum."
Apa yang dikatakan Zainab benar-benar terjadi. Sejarah menyebutkan bahwa jasad para syuhada Karbala dimakamkan dengan baik oleh sekelompok orang dari kabilah Bani Asad. Di hari keempatpuluh setelah terjadi peristiwa Asyura, keluarga para syuhada ini bersama Zainab dan Imam Sajjad tiba kembali di Karbala. Di sana, mereka bertemu dengan sosok pria tua dan buta yang hendak berziarah ke makam Imam Husein. Dia adalah Jabir bin Abdullah al-Anshari, sahabat setia Nabi dan Ahlul Bait, yang datang dari Madinah ke Karbala bersama beberapa orang dari bani Hasyim. Melihat Jabir, Imam Sajjad berkata kepadanya, "Wahai Jabir, demi Allah, di sini mereka membunuh semua laki-laki dari rombongan kami dan menawan perempuan-perempuannya. Di sinilah mereka membakar kemah-kemah kami."
Jabir mendekat ke makam Imam Husein. Dia meletakkan tangan di makam itu dan menangis tersedu. Dalamnya duka yang dirasa membuatnya tak sadarkan diri. Setelah siuman, kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah nama Husein. Dia memanggil-manggil nama itu berulang kali, lalu berkata, "Demi Allah aku bersumpah, bahwa engkau adalah putra sebaik-baik nabi dan putra penghulu kaum mukmin. Engkau besar dalam bimbingan orang-orang yang saleh. Engkau hidup dengan kesucian dan meninggalkan dunia dengan kesucian. Kepergianmu meninggalkan duka di hati kaum mukmin. Salam sejahtera atasmu."
Di sisi lain, nampak Zainab menjatuhkan diri di pusara kakaknya. Dengan rintihan yang menyayat hati dia mengadukan semua derita yang dialaminya kepada al-Husein. Meski duka telah membakar hatinya, namun Zainab sadar bahwa dia harus tegar. Sebab, setelah Asyura, di pundaknya ada tanggung yang besar.
Musik
Peristiwa Asyura sudah terjadi lebih dari 1300 tahun yang lalu. Peristiwa itu sudah menggariskan untuk umat manusia jalan perjuangan melawan kezaliman dan kedurjanaan. Itulah yang menjadi penggerak Imam Husein untuk bangkit dan mengorbankan jiwanya di Karbala. Saat hendak meninggalkan Madinah, beliau sudah mengumumkan tujuannya yang mulia dari gerakan ini. Beliau menyatakan bahwa dirinya bangkit untuk kebebasan, keadilan dan untuk melawan kezaliman dan kebejatan. Semboyan inilah yang selalu diagungkan dan disucikan oleh fitrah manusia sepanjang zaman. Kebangkitan Imam Husein adalah gerakan revolusi untuk meluruskan Islam dari penyimpangan.
Sepeninggal Rasulullah Saw, agama ibarat kendaraan yang ditunggangi oleh kebanyakan penguasa untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Mereka hanya bisa menerima Islam tanpa bobot yang sebenarnya, Islam yang sudah diselewengkan. Islam seperti inilah yang bisa memperkuat posisi mereka untuk berkuasa dengan mudah atas umat. Karena itu, Bani Umayyah dan para penguasa setelahnya tak segan untuk menafsirkan ajaran Islam semau mereka. Imam Sadiq as mengenai peran Bani Umayyah dalam menyelewengkan Islam berkata, "Bani Umayyah membiarkan jalan bagi orang untuk mengenal iman tetap terbuka, tapi mereka menutup jalan untuk mengenali syirik. Dengan cara itu, mereka bisa mengajak umat kepada syirik. Sebab orang tidak mengenal syirik dengan sebenarnya…" (Ushul Kafi 2/41)
Bani Umayyah berusaha keras mengosongkan amal-amal ibadah dari isinya. Mereka membiarkan umat melaksanakan shalat puasa, haji dan semua amalan Islam setelah mengosongkan kandungannya. Ibadah pun hanya menyisakan bentuk luar. Tanpa itu, Bani Umayyah tak akan mampu berkuasa cukup lama atas umat. Al-Husein menilai bahwa kekuasaan sebenarnya adalah sarana untuk membawa manusia kepada kemuliaan insani. Karena itu, berulang kali beliau menegaskan bahwa kebangkitan ini bukan untuk mengejar takhta tapi untuk menegakkan agama Allah yang sebenarnya. Misi utama beliau adalah membongkar kedok yang selama ini menutupi wajah bani Umayyah dan melepaskan negeri Islam dari cengkraman orang-orang yang tak layak.
Imam Husein meyakini bahwa penyelewengan dan kebejatan masyarakat disebabkan oleh ketidakpedulian akan ajaran agama. Jauh dari Allah akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kenihilan dan keterasingan diri. Ketika umat rela hidup di bawah kekuasaan rezim yang kejam dan bejat, kondisi masyarakat saat itu sudah keluar dari jalur alami dan insaninya. Manusia agung seperti Husein bin Ali tak kuasa menyaksikan kelompok batil menyeret umat ke lembah penghambaan kepada selain Allah. Jika Islam mengajarkan kemuliaan, kebebasan dan keadilan, mengapa orang harus merelakan diri dipasung oleh kehinaan dan kezaliman? Ketika menyaksikan tiang-tiang agama dalam bahaya, Imam Husein tak bisa berdiam diri, sebab bahaya itu berarti ancaman kematian bagi kemanusiaan dan nilai-nilai yang suci.
Musik
Peristiwa Karbala adalah salah satu peristiwa yang terabadikan dalam sejarah. Hal itu terjadi berkat peran besar Zainab binti Ali, Imam Sajjad dan para Imam Ahlul Bait lainnya dalam menjaga kelestarian dan keabadian gerakan ini. Mereka menjelaskan misi sebenarnya dari perjuangan ini kepada umat sepanjang sejarah. Di sisi lain, Bani Umayyah dengan seluruh sarana propaganda berusaha mengesampingkan peristiwa Karbala dan memalingkan umat darinya. Tapi hanya kesia-siaan yang mereka peroleh. Sebab, kebangkitan Asyura selalu dihidupkan oleh para pembawa pesannya. Pidato Zainab dan Imam Sajjad di Kufah dan Syam telah berhasil menyingkap kedok yang selama itu menutupi wajah asli bani Umayyah. Pidato Zainab yang fasih, indah dan tajam mengingatkan orang-orang Kufah akan ayahandanya, Ali bin Abi Thalib.
Di depan warga Kufah, Zainab binti Ali berkata:
"Puji dan syukur kupanjatkan kepada Allah, dan salam sejahtera kupersembahkan kepada kakekku Muhammad dan keluarganya yang suci. Wahai warga Kufah! Wahai orang-orang licik! Kalian tak ubahnya bagai perempuan yang memintal kapas menjadi benang lalu mengubahnya kembali menjadi kapas. Kalian telah memperalat iman untuk hidup dan bertipudaya. Sedikitpun kalian tak menghargai keimanan. Pada diri kalian hanya ada kesombongan, dusta, permusuhan tanpa alasan, kehinaan, dan tuduhan. Bagaimana kalian bisa menghapuskan cela membunuh putra Nabi dan penghulu pemuda surga?
Kalian telah membunuh orang yang menjadi tumpuan harap kaum papa, pelipur lara kaum menderita, dan pembawa ilmu dan agama. Husein adalah sinar hidayah bagi manusia menuju kebenaran, pemimpin umat dan hujjah Allah. Dengannya kalian memperoleh petunjuk… Ketahuilah bahwa kalian telah melakukan dosa yang sangat besar dan kalian terjauhkan dari rahmat Allah. Apapun yang kalian lakukan tak akan pernah membantu diri kalian. Tangan kalian telah terputus di hadapan Allah, dan kalian sungguh telah merugi. Kalian menyesali tapi murka Allah telah jatuh atas kalian dan kehinaan telah menjadi bagian kalian."
Selain Zainab, dalam beberapa kesempatan Imam Sajjad as lewat kata-kata beliau menghalangi upaya Bani Umayyah memutakbalikkan fakta. Dengan keterangan yang disampaikan Imam Sajjad, misi kebangkitan Imam Husein semakin jelas terungkap dan direkam sejarah. Para Imam suci Ahlul Bait setelah beliau juga memainkan peran besar dalam menerangkan misi gerakan Imam Husein. Mereka tidak membiarkan media propaganda musuh mendistorsi kisah kepahlawanan dan perjuangan suci Karbala. Umatpun mengenal kedudukan agung kepemimpinan ilahiyah dan mengetahui wajah asli Bani Umayyah dan kejahatan-kejahatan yang dilakukannya.
Pelaksanaan acara berkabung mengenang syuhada Karbala dan derita Imam Husein dan Ahlul Bait adalah tradisi para Imam suci untuk mengabadikan gerakan kebangkitan Asyura. Karena itu, kisah Karbala tidak hanya diagungkan oleh umat Islam tetapi juga dihormati oleh umat-umat lain yang mendambakan keterbebasan dari kezaliman. Mungkin itulah yang disinggung oleh Nabi Saw dalam sabda beliau, "Kesyahidan Husein akan mengobarkan gelora di hati kaum mukmin yang tak akan pernah padam." (IRIB Indonesia)