"Selat Hormuz Ditutup, Iran Akan Saya Serang"
Aulia Akbar
Selasa, 24 Januari 2012 11:57 wib
0
20
Email0
Foto : Mitt Romney (Getty)
TAMPA - Bakal calon kandidat Presiden Amerika
Serikat (AS) dari Partai Republik Mitt Romney mengatakan, dirinya akan
melancarkan operasi militer bila Iran menutup Selat Hormuz.
"Penting bagi militer kita untuk menjaga keamanan di laut lepas. Penutupan Selat Hormuz akan menciptakan peperangan," ujar Romney, seperti dikutip AFP, Selasa (24/1/2012).
"Kita akan tunjukkan ke Iran bahwa menutup Selat Hormuz sama halnya dengan aksi teror yang akan menjustifikasi penggunaan sebuah kekuatan militer. AS akan selalu menjaga agar perairan itu tetap terbuka," tegasnya.
Pada saat berkampanye di Tampa, Florida, Romney juga menilai, Angkatan Laut AS tampak melemah dan jumlahnya tidak sebesar pada tahun 1917 silam.
Saat ini, mantan Gubernur Massachusetts itu pun masih bersaing untuk mengalahkan Newt Gingrich yang juga berasal dari kubu Partai Republik. Gingrich terbukti menang di South Carolina dan mendapatkan 40 persen suara. Di South Carolina, Romney yang selalu tampak unggul di beberapa Negara Bagian AS hanya berhasil meraih 28 persen suara.
Meski demikian, tim kampanye Romney menilai, kemenangan yang diraih oleh Gingrich bukanlah hal yang aneh, karena South Carolina adalah daerah yang dipenuhi oleh simpatisan kelompok konservatif.
Meski demikian, Romney tampaknya masih menjadi salah satu bakal calon kandidat presiden yang kuat. Miliuner itu pun didukung oleh mantan rivalnya di pemilihan Presiden AS 2008, John McCain.(AUL)
"Penting bagi militer kita untuk menjaga keamanan di laut lepas. Penutupan Selat Hormuz akan menciptakan peperangan," ujar Romney, seperti dikutip AFP, Selasa (24/1/2012).
"Kita akan tunjukkan ke Iran bahwa menutup Selat Hormuz sama halnya dengan aksi teror yang akan menjustifikasi penggunaan sebuah kekuatan militer. AS akan selalu menjaga agar perairan itu tetap terbuka," tegasnya.
Pada saat berkampanye di Tampa, Florida, Romney juga menilai, Angkatan Laut AS tampak melemah dan jumlahnya tidak sebesar pada tahun 1917 silam.
Saat ini, mantan Gubernur Massachusetts itu pun masih bersaing untuk mengalahkan Newt Gingrich yang juga berasal dari kubu Partai Republik. Gingrich terbukti menang di South Carolina dan mendapatkan 40 persen suara. Di South Carolina, Romney yang selalu tampak unggul di beberapa Negara Bagian AS hanya berhasil meraih 28 persen suara.
Meski demikian, tim kampanye Romney menilai, kemenangan yang diraih oleh Gingrich bukanlah hal yang aneh, karena South Carolina adalah daerah yang dipenuhi oleh simpatisan kelompok konservatif.
Meski demikian, Romney tampaknya masih menjadi salah satu bakal calon kandidat presiden yang kuat. Miliuner itu pun didukung oleh mantan rivalnya di pemilihan Presiden AS 2008, John McCain.(AUL)
Kapal Induk AS Masuki Selat Hormuz Tanpa Insiden
Khairisa Ferida
Senin, 23 Januari 2012 09:42 wib
3
26
Email0
Foto Kapal Induk AS memasuki Selat Hormuz (Reuters)
WASHINGTON - Sebuah kapal induk milik Amerika
Serikat (AS) berlayar melintasi Selat Hormuz dan masuk ke wilayah
perairan Teluk Persia tanpa insiden pada Minggu kemarin.
Hal ini terjadi setelah sehari sebelumnya Iran mengancam akan mengambil langkah tegas jika kapal AS kembali memasuki jalur strategis di kawasan itu.
"Kapal induk USS Abraham Lincoln menyelesaikan misinya melewati Selat Hormuz tanpa menimbulkan insiden," ujar juru bicara Armada AS Letnan Rebecca Rebarich seperti dikutip Reuters, Senin, (23/1/2012).
Kapal induk USS Abraham Lincoln yang menggantikan USS John C. Stennis merupakan kapal induk AS pertama yang memasuki kawasan Selat Hormuz sejak akhir Desember lalu dimana ketegangan di kawasan ini terus meningkat.
Sebelumnya Iran telah mengeluarkan ancaman akan melakukan tindakan tegas terkait keberadaan kapal induk USS John C. Stennis di kawasan Selat Hormuz.
"Saya tekankan kepada AS untuk tidak kembali ke Teluk Persia. Kami tidak terbiasa memberikan peringatan lebih dari sekali," ujar Panglima Militer Iran Ataollah Salehi.
Ancaman Iran telah menyebabkan ketegangan di kawasan itu meningkat dan menimbulkan ketakutan terkait stabilitas harga minyak dunia.
Beberapa pekan lalu, Iran melontarkan ancaman akan menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur strategi bagi migas dunia jika AS kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Menanggapi ancaman itu Washington tidak tinggal diam, pihaknya menegaskan, akan melakukan berbagai upaya untuk menjaga agar perairan di Selat Hormuz tetap terbuka.
Pernyataan lebih lunak muncul dari Wakil Komandan Garda Revolusi Hossein Salami terkait kembali armada militer AS di kawasan Selat Hormuz.
"Kapal perang AS telah berada di Teluk Persia dan kawasan Timur Tengah selama bertahun-tahun dan pengiriman kapal induk bukanlah masalah baru. Kami menafsirkan ini sebagai bagian dari kehadiran permanen mereka," ujar Hossein Salami.
Para penjabat Pentagon menolak memberikan komentar terkait pernyataan Salami. Namun Pentagon menegaskan AS akan terus menghadirkan armadanya di kawasan itu sebagai komitmen untuk menjaga keamanan di kawasan dan memastikan keamanan jalur perdagangan internasional.
Ketegangan AS dan Iran telah mengalami peningkatan beberapa pekan terakhir. Hal itu terjadi akibat sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh AS terhadap Iran.
Menyusul tindakan AS, Uni Eropa juga tengah mempertimbangkan menjatuhkan sanksi untuk melakukan embargo terhadap minyak Iran dan membekukan aset dari bank sentral Iran.
Jika sanksi terakhir tidak mampu membuat Iran menghentikan proyek nuklirnya, maka AS tengah mempersiapkan sanksi baru yang menargetkan lembaga keuangan asing yang melakukan bisnis dengan bank sentral Iran.(rhs)
Hal ini terjadi setelah sehari sebelumnya Iran mengancam akan mengambil langkah tegas jika kapal AS kembali memasuki jalur strategis di kawasan itu.
"Kapal induk USS Abraham Lincoln menyelesaikan misinya melewati Selat Hormuz tanpa menimbulkan insiden," ujar juru bicara Armada AS Letnan Rebecca Rebarich seperti dikutip Reuters, Senin, (23/1/2012).
Kapal induk USS Abraham Lincoln yang menggantikan USS John C. Stennis merupakan kapal induk AS pertama yang memasuki kawasan Selat Hormuz sejak akhir Desember lalu dimana ketegangan di kawasan ini terus meningkat.
Sebelumnya Iran telah mengeluarkan ancaman akan melakukan tindakan tegas terkait keberadaan kapal induk USS John C. Stennis di kawasan Selat Hormuz.
"Saya tekankan kepada AS untuk tidak kembali ke Teluk Persia. Kami tidak terbiasa memberikan peringatan lebih dari sekali," ujar Panglima Militer Iran Ataollah Salehi.
Ancaman Iran telah menyebabkan ketegangan di kawasan itu meningkat dan menimbulkan ketakutan terkait stabilitas harga minyak dunia.
Beberapa pekan lalu, Iran melontarkan ancaman akan menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur strategi bagi migas dunia jika AS kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Menanggapi ancaman itu Washington tidak tinggal diam, pihaknya menegaskan, akan melakukan berbagai upaya untuk menjaga agar perairan di Selat Hormuz tetap terbuka.
Pernyataan lebih lunak muncul dari Wakil Komandan Garda Revolusi Hossein Salami terkait kembali armada militer AS di kawasan Selat Hormuz.
"Kapal perang AS telah berada di Teluk Persia dan kawasan Timur Tengah selama bertahun-tahun dan pengiriman kapal induk bukanlah masalah baru. Kami menafsirkan ini sebagai bagian dari kehadiran permanen mereka," ujar Hossein Salami.
Para penjabat Pentagon menolak memberikan komentar terkait pernyataan Salami. Namun Pentagon menegaskan AS akan terus menghadirkan armadanya di kawasan itu sebagai komitmen untuk menjaga keamanan di kawasan dan memastikan keamanan jalur perdagangan internasional.
Ketegangan AS dan Iran telah mengalami peningkatan beberapa pekan terakhir. Hal itu terjadi akibat sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh AS terhadap Iran.
Menyusul tindakan AS, Uni Eropa juga tengah mempertimbangkan menjatuhkan sanksi untuk melakukan embargo terhadap minyak Iran dan membekukan aset dari bank sentral Iran.
Jika sanksi terakhir tidak mampu membuat Iran menghentikan proyek nuklirnya, maka AS tengah mempersiapkan sanksi baru yang menargetkan lembaga keuangan asing yang melakukan bisnis dengan bank sentral Iran.(rhs)
Ayatullah Ali Khamenei Dituduh Lakukan Kejahatan Kemanusiaan
Fajar Nugraha
Rabu, 25 Januari 2012 07:30 wib
0
0
Email0
Ayatullah Ali Khameni (Foto: Reuters)
WASHINGTON - Reza Pahlevi yang kini menjadi
lambang terakhir dari Shah Iran, menyerahkan laporan kepada Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menuduh Pemimpin
Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khameni melakukan kejahatan kemanusiaan.
Laporan terhadap Ayatullah Ali Khamenei itu dilayangkannya setelah pemimpin tertinggi Iran itu dianggap menekan rakyat, usai terjadinya kerusuhan pascapemilu pada Juni 2009 silam.
Menurut Putra Mahkota Dinasti Shah Iran ini, laporan kepada DK PBB itu disertai dengan bukti agar DK PBB bersedia menangani masalah ini secepatnya. Dirinya pun mendesak agar tuduhan tersebut diajukan kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda.
"Selama tiga puluh tahun terakhir dia yang menyebut dirinya sebagai Pemimpin Tertinggi Republik Iran, mengimplementasikan kebijakan kekerasan kepada etnis minoritas dan pemeluk agama minoritas," jelas Reza Pahlevo seperti dikutip PR Newswire, Rabu (25/1/2012).
"Hari ini saya mendesak kepala negara dari anggota DK PBB, untuk mengajukan kejahatan ini kepada Pengadilan Kriminal Internasional sesuai dengan Ayat 13 (b) dari Statuta Roma demi mengajukan penyelidikan penuh atas kejahatan yang dilakukan pemimpin Iran terhadap warga sipil," imbuhnya.
Reza Pahlevi menambahkan bahwa rakyat Iran sudah terlalu lama menderita. Dirinya menilai rakyat amat membutuhkan dukungan dan bantuan dari dunia internasional.
"Saya mendesak dunia untuk mengambil tindakan terhadap Iran, khususnya kepada negara anggota DK PBB untuk segera mengambil tindakan atas laporan ini," ungkapnya.
Putra Mahkota yang saat ini tinggal di Amerika Serikat (AS) itu berniat untuk segera menyertakan dokumentasi yang mendukung aksi kekerasan terhadap warga Iran.
(faj)
Laporan terhadap Ayatullah Ali Khamenei itu dilayangkannya setelah pemimpin tertinggi Iran itu dianggap menekan rakyat, usai terjadinya kerusuhan pascapemilu pada Juni 2009 silam.
Menurut Putra Mahkota Dinasti Shah Iran ini, laporan kepada DK PBB itu disertai dengan bukti agar DK PBB bersedia menangani masalah ini secepatnya. Dirinya pun mendesak agar tuduhan tersebut diajukan kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda.
"Selama tiga puluh tahun terakhir dia yang menyebut dirinya sebagai Pemimpin Tertinggi Republik Iran, mengimplementasikan kebijakan kekerasan kepada etnis minoritas dan pemeluk agama minoritas," jelas Reza Pahlevo seperti dikutip PR Newswire, Rabu (25/1/2012).
"Hari ini saya mendesak kepala negara dari anggota DK PBB, untuk mengajukan kejahatan ini kepada Pengadilan Kriminal Internasional sesuai dengan Ayat 13 (b) dari Statuta Roma demi mengajukan penyelidikan penuh atas kejahatan yang dilakukan pemimpin Iran terhadap warga sipil," imbuhnya.
Reza Pahlevi menambahkan bahwa rakyat Iran sudah terlalu lama menderita. Dirinya menilai rakyat amat membutuhkan dukungan dan bantuan dari dunia internasional.
"Saya mendesak dunia untuk mengambil tindakan terhadap Iran, khususnya kepada negara anggota DK PBB untuk segera mengambil tindakan atas laporan ini," ungkapnya.
Putra Mahkota yang saat ini tinggal di Amerika Serikat (AS) itu berniat untuk segera menyertakan dokumentasi yang mendukung aksi kekerasan terhadap warga Iran.
Iran Tantang Embargo Minyak Uni Eropa
Fajar Nugraha
Selasa, 24 Januari 2012 16:38 wib
1
16
Email0
Presiden Mahmoud Ahmadinejad inspeksi fasilitas nuklir (Foto: AFP)
TEHERAN - Sanksi embargo minyak yang diterapkn
Uni Eropa kepada Iran, ditentang oleh negara tersebut. Iran bahkan
mengancam akan melancarkan serangan Amerika Serikat (AS), yang mereka
anggap sebagai otak pemberian sanksi itu.
Menurut Kepala Intelijen Iran Heidar Moslehi mengatakan, "ekonomi dunia sangat beragam jadi sanksi seperti apapun tidak akan efektif".
"Sanksi akan membawa keuntungan bagi kami, karena ekonomi Iran tidak akan tergantung dengan negara manapun," jelas Moslehi seperti dikutip IRNA, Selasa (24/1/2012).
Sementara Pemerintah Negeri Paramullah itu menuduh Eropa tengah memicu perang psikologi dengan pihaknya. Namun, Iran sepertinya akan dirudung masalah baru setelah Presiden AS Barack Obama memastikan pihaknya akan menerapkan sanksi atas nuklir program yang dianggapnya mengancam.
Menanggapi ancaman tersebut, Iran pun mengancam menyerang kepentingan AS yang ada di seluruh dunia. Serangan ini akan mereka lakukan bila Washington menggunakan kekerasan dalam membuka blokade di Selat Hormuz. Iran memang sebelumnya mengancam untuk menutup Selat Hormuz sebelumnya.
"Bila ada gangguan yang terjadi atas penjualan minyak Iran, Selat Hormuz sudah pasti akan ditutup," ungkap Wakil Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran Mohammad Kossari.
"Jika AS terus berupaya membuka kembali Selat Hormuz, setelah ditutup, maka Iran akan membuat dunia menjadi tempat yang paling tidak aman untuk Amerika," tambah Kossari, menyusul ketegasan AS yang bersumpah akan menggunakan kekuatan laut mereka untuk tetap menjaga selat itu.
Obama pun mendukung embargo dari UE terhadap Iran. Menurutnya embargo itu memperkuat komitmen dunia internasional untuk melawan ancaman serius dari program nuklir Iran.
"Amerika Serikat akan terus memberikan sanksi guna meningkatkan tekanan bagi Iran," tegas Obama.
AS sebelumnya sudah menerapkan sanksi kepada Iran pada 31 Desember lalu. Sanksi itu termasuk pelarangan penjualan minyak Iran dan melemahkan kinerja bank sentral.
Senin 23 Januari kemarin, AS pun sudah memberikan sanksi kepada bank terbesar ketiga Iran Bank Tejarat, yang dianggap membantu program nuklir Negeri Presiden Mahmoud Ahmadinejad itu.
(faj)
Menurut Kepala Intelijen Iran Heidar Moslehi mengatakan, "ekonomi dunia sangat beragam jadi sanksi seperti apapun tidak akan efektif".
"Sanksi akan membawa keuntungan bagi kami, karena ekonomi Iran tidak akan tergantung dengan negara manapun," jelas Moslehi seperti dikutip IRNA, Selasa (24/1/2012).
Sementara Pemerintah Negeri Paramullah itu menuduh Eropa tengah memicu perang psikologi dengan pihaknya. Namun, Iran sepertinya akan dirudung masalah baru setelah Presiden AS Barack Obama memastikan pihaknya akan menerapkan sanksi atas nuklir program yang dianggapnya mengancam.
Menanggapi ancaman tersebut, Iran pun mengancam menyerang kepentingan AS yang ada di seluruh dunia. Serangan ini akan mereka lakukan bila Washington menggunakan kekerasan dalam membuka blokade di Selat Hormuz. Iran memang sebelumnya mengancam untuk menutup Selat Hormuz sebelumnya.
"Bila ada gangguan yang terjadi atas penjualan minyak Iran, Selat Hormuz sudah pasti akan ditutup," ungkap Wakil Kepala Urusan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran Mohammad Kossari.
"Jika AS terus berupaya membuka kembali Selat Hormuz, setelah ditutup, maka Iran akan membuat dunia menjadi tempat yang paling tidak aman untuk Amerika," tambah Kossari, menyusul ketegasan AS yang bersumpah akan menggunakan kekuatan laut mereka untuk tetap menjaga selat itu.
Obama pun mendukung embargo dari UE terhadap Iran. Menurutnya embargo itu memperkuat komitmen dunia internasional untuk melawan ancaman serius dari program nuklir Iran.
"Amerika Serikat akan terus memberikan sanksi guna meningkatkan tekanan bagi Iran," tegas Obama.
AS sebelumnya sudah menerapkan sanksi kepada Iran pada 31 Desember lalu. Sanksi itu termasuk pelarangan penjualan minyak Iran dan melemahkan kinerja bank sentral.
Senin 23 Januari kemarin, AS pun sudah memberikan sanksi kepada bank terbesar ketiga Iran Bank Tejarat, yang dianggap membantu program nuklir Negeri Presiden Mahmoud Ahmadinejad itu.
Undang Salman Rushdie, Panitia Pameran Buku Diancam mati
Aulia Akbar
Selasa, 24 Januari 2012 17:01 wib
0
2
Email0
Foto : Salman Rushdie (amazonaws)
JAIPUR - Direktur dari Festival Literatur
Jaipur, India, mendapatkan ancaman mati ketika sebelum novelis Salman
Rushdie berpidato di acara tersebut. Penulis buku "Ayat-Ayat Setan" itu
dikabarkan akan berbicara lewat video di festival tersebut.
Ketidakhadiran Rushdie dalam festival tersebut dikarenakan banyaknya ancaman pembunuhan terhadapnya. Banyak warga India yang memprotes kehadiran Rushdie di festival itu, meski demikian beberapa orang penulis menuding Pemerintah India melakukan penekanan terhadap Rushdie.
Direktur dari festival tersebut, William Dalrymple langsung mendapatkan ancaman mati. Meski demikian, Dalrymple menolak untuk berkomentar lebih lanjut terkait ancaman yang diterimanya.
Undangan yang diberikan oleh Festival Literatur Jaipur terhadap Rushdie cukup menuai kecaman dari masyarakat India. Hal itu disebabkan karena buku "Ayat-Ayat Setan" yang ditulis oleh Rushdie menjadi buku terlarang di India. Demikian seperti diberitakan Reuters, Selasa (24/1/2012).
Menurut jadwal, Rushdie akan berbicara di festival tersebut pada pukul 15.45 waktu setempat. Penyelenggara pun berharap acaranya akan berjalar dengan lancar dan aman.
Rushdie yang berusia 64 tahun itu adalah seorang asal Iran yang melarikan diri ke Inggris bertahun-tahun, menghindari mendiang Pemimpin Spiritual Iran Ayatullah Khomeini. Pada 1989 silam, Khomeini mengeluarkan fatwa yang memerintahkan umat muslim untuk membunuhnya karena buku karangan Rushdie menghina Islam.
Meski Pemerintah Iran tidak mendukung fatwa yang digagas oleh Khomeini, keberadaan Rushdie di Iran dinilai masih sangat berbahaya. Banyak kelompok garis keras Iran yang memprotes keberadaan Rushdie di negaranya.(AUL)
Ketidakhadiran Rushdie dalam festival tersebut dikarenakan banyaknya ancaman pembunuhan terhadapnya. Banyak warga India yang memprotes kehadiran Rushdie di festival itu, meski demikian beberapa orang penulis menuding Pemerintah India melakukan penekanan terhadap Rushdie.
Direktur dari festival tersebut, William Dalrymple langsung mendapatkan ancaman mati. Meski demikian, Dalrymple menolak untuk berkomentar lebih lanjut terkait ancaman yang diterimanya.
Undangan yang diberikan oleh Festival Literatur Jaipur terhadap Rushdie cukup menuai kecaman dari masyarakat India. Hal itu disebabkan karena buku "Ayat-Ayat Setan" yang ditulis oleh Rushdie menjadi buku terlarang di India. Demikian seperti diberitakan Reuters, Selasa (24/1/2012).
Menurut jadwal, Rushdie akan berbicara di festival tersebut pada pukul 15.45 waktu setempat. Penyelenggara pun berharap acaranya akan berjalar dengan lancar dan aman.
Rushdie yang berusia 64 tahun itu adalah seorang asal Iran yang melarikan diri ke Inggris bertahun-tahun, menghindari mendiang Pemimpin Spiritual Iran Ayatullah Khomeini. Pada 1989 silam, Khomeini mengeluarkan fatwa yang memerintahkan umat muslim untuk membunuhnya karena buku karangan Rushdie menghina Islam.
Meski Pemerintah Iran tidak mendukung fatwa yang digagas oleh Khomeini, keberadaan Rushdie di Iran dinilai masih sangat berbahaya. Banyak kelompok garis keras Iran yang memprotes keberadaan Rushdie di negaranya.(AUL)
Iran Ancam Bikin Warga AS Tidak Aman
Selasa, 24/01/2012 12:10 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Selat Hormuz (AFP)
Jakarta -
Pemerintah Iran mengutuk keputusan Uni Eropa untuk
menjatuhkan sanksi embargo impor minyak Iran. Iran pun kembali mengulang
ancamannya untuk menutup Selat Hormuz.
Bahkan sejumlah anggota parlemen Iran mengancam bahwa Irang mungkin saja menyerang target-target AS di seluruh dunia jika Washington mengerahkan kekuatan militernya untuk menghalang-halangi penutupan Selat Hormuz yang dilakukan Iran.
"Jika ada gangguan yang terjadi menyangkut perdagangan minyak Iran, Selat Hormuz pastinya akan ditutup," cetus Mohammad Kossari, wakil kepala komite urusan luar negeri dan keamanan nasional parlemen Iran seperti dilansir Reuters, Selasa (24/1/2012).
Hal itu dilontarkan anggota parlemen Iran tersebut menyusul dikerahkannya kembali kapal-kapal perang AS, Prancis dan Inggris ke perairan Teluk.
"Jika Amerika mencoba mencari petualangan setelah penutupan Selat Hormuz, Iran akan membuat dunia tidak aman bagi warga Amerika dalam waktu secepat mungkin," tandas Kossari.
Sanksi embargo yang diterapkan Uni Eropa itu disambut oleh AS dan Israel. Presiden AS Barack Obama mengatakan, sanksi tersebut menekankan kekuatan komitmen komunitas internasional dalam menghadapi ancaman serius yang ditimbulkan dari program nuklir Iran.
Obama bahkan mencetuskan, akan ada sanksi-sanksi baru untuk lebih menekan Iran agar menghentikan program nuklirnya. "AS akan terus menerapkan sanksi-sanksi baru untuk meningkatkan tekanan pada Iran," tegas Obama.
Pemerintah AS menerapkan sanksinya atas perdagangan minyak dan bank sentral Iran pada 31 Desember lalu.
(ita/nrl)
Bahkan sejumlah anggota parlemen Iran mengancam bahwa Irang mungkin saja menyerang target-target AS di seluruh dunia jika Washington mengerahkan kekuatan militernya untuk menghalang-halangi penutupan Selat Hormuz yang dilakukan Iran.
"Jika ada gangguan yang terjadi menyangkut perdagangan minyak Iran, Selat Hormuz pastinya akan ditutup," cetus Mohammad Kossari, wakil kepala komite urusan luar negeri dan keamanan nasional parlemen Iran seperti dilansir Reuters, Selasa (24/1/2012).
Hal itu dilontarkan anggota parlemen Iran tersebut menyusul dikerahkannya kembali kapal-kapal perang AS, Prancis dan Inggris ke perairan Teluk.
"Jika Amerika mencoba mencari petualangan setelah penutupan Selat Hormuz, Iran akan membuat dunia tidak aman bagi warga Amerika dalam waktu secepat mungkin," tandas Kossari.
Sanksi embargo yang diterapkan Uni Eropa itu disambut oleh AS dan Israel. Presiden AS Barack Obama mengatakan, sanksi tersebut menekankan kekuatan komitmen komunitas internasional dalam menghadapi ancaman serius yang ditimbulkan dari program nuklir Iran.
Obama bahkan mencetuskan, akan ada sanksi-sanksi baru untuk lebih menekan Iran agar menghentikan program nuklirnya. "AS akan terus menerapkan sanksi-sanksi baru untuk meningkatkan tekanan pada Iran," tegas Obama.
Pemerintah AS menerapkan sanksinya atas perdagangan minyak dan bank sentral Iran pada 31 Desember lalu.
(ita/nrl)
Hizbullah Bantah Terlibat Kerusuhan di Suriah
Juru bicara senior gerakan perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah membantah tuduhan yang menyebut gerakan Islam itu terlibat dalam kerusuhan di Suriah."Ini adalah tuduhan yang menggelikan dan konyol," kata Hussein Rahal Selasa (24/1).
Kepala Biro Informasi Hizbullah itu dalam sebuah wawancara dengan Press TV mengungkapkan bahwa tuduhan baru terhadap Hizbullah merupakan bentuk manuver politik dan sektarian sebagai bagian dari plot untuk menciptakan hasutan di wilayah tersebut.
Selama beberapa bulan terakhir, pihak oposisi pemerintah Suriah berulangkali menuduh Hizbullah terlibat dalam kegiatan terhadap kelompok oposisi Suriah selama kerusuhan di negara Arab itu.
Suriah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011. Menurut data PBB, sebanyak 5.000 orang tewas di negara ini selama sembilan bulan terakhir.
Barat dan oposisi menuduh pemerintah Suriah bertanggung jawab terhadap pembunuhan yang terjadi, namun Damaskus menyebut kelompok teroris bersenjata yang mendapat dukungan asing dan dikoordinasi dari luar sebagai dalang kerusuhan yang meletus pada pertengahan Maret 2011.
Selama beberapa pekan terakhir, rakyat Suriah berulangkali mengungkapkan solidaritas mereka terhadap pemerintahan Presiden Assad.(IRIB Indonesia/PH)
Lagi, Korban Berjatuhan di Saudi
Sejumlah pengunjuk rasa cidera akibat serangan pasukan keamanan Arab Saudi dalam sebuah demonstrasi damai di wilayah timur. Pada hari Selasa (24/1), petugas keamanan Saudi menembaki demonstran di Qatif yang memprotes rezim Al Saud.Dilaporkan, beberapa orang yang terluka dalam kondisi kritis. Sembilan orang pengunjuk rasa juga ditangkap dalam demonstrasi anti-rezim di wilayah timur negara Arab itu.
Sehari sebelumnya, pasukan keamanan Saudi menahan Zaher Al-Zaher, seorang aktivis sosial, di kota Awamiyah. Pasukan rezim juga membunuh Essam Mohamed Abu Abdellah, dan melukai tiga lainnya di Awamiyah pada 12 Januari lalu. Pria berusia 22 tahun itu tewas akibat terjangan peluru tentara Saudi.
Sejak Februari 2011, pengunjuk rasa Saudi, terutama di wilayah kaya minyak di dareh timur secara teratur berunjuk rasa menyerukan pembebasan semua tahanan politik, kebebasan berekspresi dan berkumpul, dan mengakhiri diskriminasi yang meluas. Namun, demonstrasi damai berubah menjadi aksi protes terhadap rezim monarki Al Saud, terutama sejak November 2011, ketika pasukan keamanan Saudi menewaskan lima pengunjuk rasa dan melukai banyak orang lain di provinsi timur.
Khatib Shalat Jumat, Sheikh Nimr al-Nimr juga menyerukan rezim Saud untuk menghentikan pertumpahan darah. Pemimpin Syiah kota Awamiyah itu memprediksi bahwa rezim Saudi akan digulingkan jika gagal mengakhiri tindakan keras terhadap rakyatnya sendiri.
Gelombang kecaman datang dari lembaga internasional. Badan Amnesti Internasional Jum'at malam (13/1) merilis statemen mendesak pembentukan tim independen terkait kematian seorang demonstran Arab Saudi di kota al-Awamiyah, timur Arab Saudi.
Amnesti Internasional yang bermarkas di London menekankan petinggi Saudi harus memulai penyidikan secara independen terhadap kematian seorang pemuda Kamis malam dalam aksi demonstrasi di wilayah negara ini.(IRIB Indonesia/PH)
Embargo Uni Eropa terhadap Iran, Perang Psikologis Tekan Tehran
Seorang anggota parlemen Iran menyatakan embargo Uni Eropa terhadap sektor ekspor minyak mentah Iran hanyalah perang media, dan Arab Saudi tidak dapat memenuhi hilangnya minyak Iran di pasar global."Arab Saudi tidak dapat mengubah jumlah produksi minyak dalam jangka pendek. Sebab Riyadh merupakan salah satu anggota OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) yang harus mengikuti kebijakan organisasi, "kata Hassan Shabanpour pada hari Senin (24/1).
Menteri luar negeri Uni Eropa mencapai kesepakatan pada hari Senin (23/1) untuk menjatuhkan sanksi terhadap impor minyak Iran, dan membekukan aset Bank Sentral Iran.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton mengatakan sanksi ditujukan untuk menekan Iran supaya kembali ke meja perundingan mengenai program nuklirnya.
Uni Eropa juga menerapkan larangan penjualan emas, berlian, dan logam mulia lainnya ke Iran.
Statemen anggota parlemen Iran ini mengemuka sebagai reaksi atas pernyataan menteri perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi yang mengatakan Riyadh mampu meningkatkan produksi minyaknya untuk mencegah melonjaknya harga harga dunia setelah Uni Eropa menyetujui memberlakukan embargo terhadap minyak Iran.
Shabanpour juga memperingatkan jika masalah ini mengganggu proses ekspor minyak Iran, maka semua negara-negara regional akan terjerat, karena mereka tidak akan dapat mengekspor minyaknya dalam suasana tenang dan aman.
"Saat ini Uni Eropa mencari alasan untuk melaksanakan perang psikologis terhadap Iran,"pungkasnya.(IRIB Indonesia/PH)
Cina Pamerkan Kegagalan Embargo Barat atas Minyak Iran
Di
saat Uni Eropa baru saja menjatuhkan embargo terhadap ekspor minyak
Iran, Cina justru menunjukkan kegagalan sanksi Barat terhadap industri
strategis Tehran itu dengan mengirimkan setidaknya dua supertanker untuk
mengapalkan minyak dari negara itu.
Clarkson Research Services Ltd, sebuah unit shipbroker terbesar di dunia mengumumkan dua supertanker telah dipesan untuk membawa sekitar 2 juta barel minyak mentah dari Pulau Khark, Iran menuju Cina.
Qi Lian San, pengangkut minyak mentah besar itu berlabuh dekat Singapura dipesan untuk memuat 270.000 ton minyak mentah dari Pulau Khark pada 3-5 Februari menuju China, kata Clarkson.
Perusahaan minyak China, Zhuhai Zhenrong Co juga memesan sebuah kapal tak dikenal milik perusahaan tanker national Iran untuk mengangkut 265.000 ton minyak mentah di Pulau Khark pada 29 Januari, dan berlayar ke kota pelabuhan Cina, Ningbo.
Bloomberg melaporkan, dua kapal lainnya, Davar dan Hoda bergerak dari terminal minyak Iran menuju Cina.
Kapal pelacak data menunjukkan Davar berlayar ke Ningbo setelah meninggalkan terminal Soroush Iran pada 11 Januari, dan Hoda berlabuh di Shui Dong. Kedua tanker nasional Iran itu memiliki kapasitas angkut yang sangat besar.
Data Bea Cukai juga menunjukkan bahwa Cina mengimpor 2,4 juta metrik ton minyak mentah dari Iran pada bulan lalu.
Pada hari Senin (23/1), menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels sepakat untuk mengembargo minyak Iran yang melibatkan larangan langsung terhadap semua kontrak minyak baru dengan Tehran.
Awal bulan ini, wakil menteri luar negeri Cina mengatakan Beijing menentang tekanan sanksi terhadap Iran.(IRIB Indonesia/PH)
Situs berita DEBKAfile melaporkan Cina juga akan mengikuti langkah New Delhi tersebut. India dan Cina memasok sekitar satu juta barel per hari (bph), atau 40 persen dari total ekspor minyak Iran sebesar 2,5 juta barel per hari, dan keduanya memiliki cadangan besar emas.
Kebijakan India ini datang menyusul keputusan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran. Minyak Iran menyumbang lebih dari sepertiga total impor minyak Yunani, 15 persen kebutuhan minyak mentah Spanyol, dan lebih dari 12 persen pasokan minyak mentah Italia.
Menteri luar negeri Uni Eropa mencapai kesepakatan pada hari Senin (23/1) untuk menjatuhkan sanksi terhadap impor minyak Iran, dan membekukan aset Bank Sentral Iran.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton mengatakan sanksi ditujukan untuk menekan Iran supaya kembali ke meja perundingan mengenai program nuklirnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyebut embargo Uni Eropa kali ini sebagai rangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menlu Jerman Guido Westerwelle, mengungkapkan penerapan sanksi adalah tindakan penting yang harus diambil untuk menjamin keamanan di dunia.
Menyikapi keputusan baru Uni Eropa terhadap Iran, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak sanksi sepihak terhadap Tehran, dan menilai sanksi akan tidak akan membantu penyelesaian masalah.
Tehran memperingatkan bahwa embargo akan memiliki konsekuensi negatif seperti kenaikan harga minyak dunia.
Analis politik Jerman Christoph R. Horstel kepada Russia Today Selasa (24/1) mengatakan di tengah krisis ekonomi global embargo impor minyak Iran bisa menjadi bumerang bagi Uni Eropa, sementara Iran akan mengatasi masalah dengan caranya sendiri bahkan di bawah tekanan embargo.
"Semua pelanggan setia minyak Iran akan terus membeli minyak dari Tehran, dan mereka akan menemukan jalannya sendiri, yakinlah," kata Horstel. "Ini adalah sinyal yang saya dapatkan dari Tehran," tegasnya.
Para ahli ekonomi menilai kesepakatan baru India dan Iran meninggalkan dolar maupun euro, dan mengalihkannya dengan emas akan mendorong meroketnya harga emas, dan sebaliknya menekan nilai dolar di pasar dunia. (IRIB Indonesia/PH)
Clarkson Research Services Ltd, sebuah unit shipbroker terbesar di dunia mengumumkan dua supertanker telah dipesan untuk membawa sekitar 2 juta barel minyak mentah dari Pulau Khark, Iran menuju Cina.
Qi Lian San, pengangkut minyak mentah besar itu berlabuh dekat Singapura dipesan untuk memuat 270.000 ton minyak mentah dari Pulau Khark pada 3-5 Februari menuju China, kata Clarkson.
Perusahaan minyak China, Zhuhai Zhenrong Co juga memesan sebuah kapal tak dikenal milik perusahaan tanker national Iran untuk mengangkut 265.000 ton minyak mentah di Pulau Khark pada 29 Januari, dan berlayar ke kota pelabuhan Cina, Ningbo.
Bloomberg melaporkan, dua kapal lainnya, Davar dan Hoda bergerak dari terminal minyak Iran menuju Cina.
Kapal pelacak data menunjukkan Davar berlayar ke Ningbo setelah meninggalkan terminal Soroush Iran pada 11 Januari, dan Hoda berlabuh di Shui Dong. Kedua tanker nasional Iran itu memiliki kapasitas angkut yang sangat besar.
Data Bea Cukai juga menunjukkan bahwa Cina mengimpor 2,4 juta metrik ton minyak mentah dari Iran pada bulan lalu.
Pada hari Senin (23/1), menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels sepakat untuk mengembargo minyak Iran yang melibatkan larangan langsung terhadap semua kontrak minyak baru dengan Tehran.
Awal bulan ini, wakil menteri luar negeri Cina mengatakan Beijing menentang tekanan sanksi terhadap Iran.(IRIB Indonesia/PH)
Dolar Terpuruk, India Bayar Minyak Iran dengan Emas
India sepakat untuk meninggalkan dolar AS sebagai mata uang transaksi internasional dengan Iran. New Delhi akan membayar impor minyak mentah dari Iran dalam bentuk emas.Situs berita DEBKAfile melaporkan Cina juga akan mengikuti langkah New Delhi tersebut. India dan Cina memasok sekitar satu juta barel per hari (bph), atau 40 persen dari total ekspor minyak Iran sebesar 2,5 juta barel per hari, dan keduanya memiliki cadangan besar emas.
Kebijakan India ini datang menyusul keputusan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran. Minyak Iran menyumbang lebih dari sepertiga total impor minyak Yunani, 15 persen kebutuhan minyak mentah Spanyol, dan lebih dari 12 persen pasokan minyak mentah Italia.
Menteri luar negeri Uni Eropa mencapai kesepakatan pada hari Senin (23/1) untuk menjatuhkan sanksi terhadap impor minyak Iran, dan membekukan aset Bank Sentral Iran.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton mengatakan sanksi ditujukan untuk menekan Iran supaya kembali ke meja perundingan mengenai program nuklirnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyebut embargo Uni Eropa kali ini sebagai rangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menlu Jerman Guido Westerwelle, mengungkapkan penerapan sanksi adalah tindakan penting yang harus diambil untuk menjamin keamanan di dunia.
Menyikapi keputusan baru Uni Eropa terhadap Iran, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak sanksi sepihak terhadap Tehran, dan menilai sanksi akan tidak akan membantu penyelesaian masalah.
Tehran memperingatkan bahwa embargo akan memiliki konsekuensi negatif seperti kenaikan harga minyak dunia.
Analis politik Jerman Christoph R. Horstel kepada Russia Today Selasa (24/1) mengatakan di tengah krisis ekonomi global embargo impor minyak Iran bisa menjadi bumerang bagi Uni Eropa, sementara Iran akan mengatasi masalah dengan caranya sendiri bahkan di bawah tekanan embargo.
"Semua pelanggan setia minyak Iran akan terus membeli minyak dari Tehran, dan mereka akan menemukan jalannya sendiri, yakinlah," kata Horstel. "Ini adalah sinyal yang saya dapatkan dari Tehran," tegasnya.
Para ahli ekonomi menilai kesepakatan baru India dan Iran meninggalkan dolar maupun euro, dan mengalihkannya dengan emas akan mendorong meroketnya harga emas, dan sebaliknya menekan nilai dolar di pasar dunia. (IRIB Indonesia/PH)
Penistaan Kerjasama Suriah di Sidang Liga Arab
Sekjen
Liga Arab, Nabil al-Arabi dalam sidang khusus para menteri luar negeri
negara-negara anggota yang berlangsung Ahad malam (22/1) di Kairo,
menyepelekan seluruh upaya pemerintah Suriah untuk mengontrol kondisi di
dalam negeri. Al-Arabi juga memperpanjang masa tugas delegasi pengawas
Liga Arab di Suriah. Namun al-Arabi menuntut pemerintah Damaskus
bekerjasama lebih luas dengan Liga Arab. Sekjen Liga Arab itu juga
menyatakan akan mendukung aktivitas delegasi Arab di Suriah dari sisi
materi, politik, dan media.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Maqdisi sebelumnya menyatakan, Damaskus tidak akan keberatan jika Liga Arab memperpanjang masa tugas delegasinya di Suriah.
Delegasi Liga Arab telah lebih dari satu bulan beraktivitas di Suriah berdasarkan protokol usulan lembaga tersebut yang juga ditandatangani oleh para anggota parlemen Suriah. Para anggota tim Liga Arab itu dikirim ke berbagai kota di Suriah untuk meninjau dan menyusun laporan soal kondisi di negara yang tengah dilanda krisis itu dan hasilnya akan diserahkan kepada Liga Arab.
Di lain pihak, televisi satelit Arab dan BBC menyatakan, para menteri luar negeri Arab dalam sidang Liga Arab di Kairo, Mesir, merilis resolusi yang menuntut pembentukan pemerintahan nasional bersatu serta pelaksanaan pilpres dan parlemen di Suriah. Para menlu Liga Arab juga mendesak pemerintah Suriah untuk membebaskan para tahanan dan menarik mundur pasukan militernya dari seluruh kota.
Penekanan Liga Arab mengenai pembebasan para tahanan yang terlibat dalam krisis di Suriah itu mengemuka di saat sebelumnya Presiden Bashar Assad dalam beberapa hari terakhir telah memberikan grasi kepada lebih dari 5.000 orang yang ditangkap karena melakukan tindak kejahatan termasuk upaya menyulut fitnah atau konflik etnis dan agama. Para pengamat menilai kebijakan Assad itu merupakan jaminan kuat bagi itikad baik pemerintah Suriah dalam upayanya menyelesaikan krisis di negara ini. Dalam hal ini, Ketua Tim Delegasi Liga Arab, Muhammad al-Daabi, dalam laporannya pada sidang Komisi Kementerian Khusus Penindaklanjutan Kondisi Suriah di Kairo mengatakan, mengapresiasi kerjasama pemerintah Suriah dengan tim Liga Arab.
Dalam kondisi saat ini, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Saud al-Faisal, Ahad malam (22/1) menuntut penarikan tim delegasi Liga Arab dari Suriah. Pejabat Saudi itu mengklaim bahwa pemerintah Damaskus sama sekali tidak melaksanakan poin-poin yang telah ditetapkan Liga Arab dalam menyelesaikan krisis Suriah. Pernyataan al-Faisal itu kontras dengan berbagai statemen tim delegasi Liga Arab yang mengapresiasi kerjasama dan upaya pemerintah Damaskus dalam menyelesaikan krisis. (IRIB Indonesia/MZ/NA)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Maqdisi sebelumnya menyatakan, Damaskus tidak akan keberatan jika Liga Arab memperpanjang masa tugas delegasinya di Suriah.
Delegasi Liga Arab telah lebih dari satu bulan beraktivitas di Suriah berdasarkan protokol usulan lembaga tersebut yang juga ditandatangani oleh para anggota parlemen Suriah. Para anggota tim Liga Arab itu dikirim ke berbagai kota di Suriah untuk meninjau dan menyusun laporan soal kondisi di negara yang tengah dilanda krisis itu dan hasilnya akan diserahkan kepada Liga Arab.
Di lain pihak, televisi satelit Arab dan BBC menyatakan, para menteri luar negeri Arab dalam sidang Liga Arab di Kairo, Mesir, merilis resolusi yang menuntut pembentukan pemerintahan nasional bersatu serta pelaksanaan pilpres dan parlemen di Suriah. Para menlu Liga Arab juga mendesak pemerintah Suriah untuk membebaskan para tahanan dan menarik mundur pasukan militernya dari seluruh kota.
Penekanan Liga Arab mengenai pembebasan para tahanan yang terlibat dalam krisis di Suriah itu mengemuka di saat sebelumnya Presiden Bashar Assad dalam beberapa hari terakhir telah memberikan grasi kepada lebih dari 5.000 orang yang ditangkap karena melakukan tindak kejahatan termasuk upaya menyulut fitnah atau konflik etnis dan agama. Para pengamat menilai kebijakan Assad itu merupakan jaminan kuat bagi itikad baik pemerintah Suriah dalam upayanya menyelesaikan krisis di negara ini. Dalam hal ini, Ketua Tim Delegasi Liga Arab, Muhammad al-Daabi, dalam laporannya pada sidang Komisi Kementerian Khusus Penindaklanjutan Kondisi Suriah di Kairo mengatakan, mengapresiasi kerjasama pemerintah Suriah dengan tim Liga Arab.
Dalam kondisi saat ini, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Saud al-Faisal, Ahad malam (22/1) menuntut penarikan tim delegasi Liga Arab dari Suriah. Pejabat Saudi itu mengklaim bahwa pemerintah Damaskus sama sekali tidak melaksanakan poin-poin yang telah ditetapkan Liga Arab dalam menyelesaikan krisis Suriah. Pernyataan al-Faisal itu kontras dengan berbagai statemen tim delegasi Liga Arab yang mengapresiasi kerjasama dan upaya pemerintah Damaskus dalam menyelesaikan krisis. (IRIB Indonesia/MZ/NA)
Ketulusan AS Meredam Serangan Israel ke Iran
Selama
berbulan-bulan, Israel dan sekutu mereka di Amerika Serikat telah
menabuh genderang perang terhadap Iran. Namun, resistensi nyata atas
perang yang ditunjukkan oleh Presiden Barack Obama telah membuat lunak
retorika rezim Zionis. Menteri Peperangan Israel Ehud Barak belum lama
ini menyatakan bahwa serangan terhadap Iran masih sangat jauh, dan kami
belum membuat keputusan untuk melakukan hal itu."
Ketika ditanya apakah "terlalu jauh" itu berarti memakan waktu berbulan-bulan, Barak menjawab: "Saya tidak ingin memberikan estimasi. Ini tentu tidak mendesak. Saya tidak ingin meresponnya bahwa seolah-olah itu akan terjadi besok. Dunia harus berterima kasih atas nikmat kecil ini."
Bahkan yang lebih menarik adalah ungkapan Haaretz. Harian Israel ini menyoroti perubahan yang sama penting dalam sikap Tel Aviv tentang Tehran. Menurut penilaian intelijen yang akan disajikan kepada Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, Israel "yakin" Iran sendiri belum memutuskan apakah akan membuat bom nuklir.
Sementara itu, sebuah aliansi gabungan Yahudi ekstrim Israel dan neokonservatif Amerika Serikat menyatakan keyakinan bahwa mereka akan menang di Washington dan juga di Tel Aviv dalam mendorong perang dengan Iran. Namun, aliansi ini menghadapi kendala dan tidak semulus ketika mereka berkoalisi untuk mendorong invasi AS ke Irak pada tahun 2003. Kali ini, Gedung Putih dan elemen kunci lain dari aparat keamanan nasional AS mati-matian menentang menyerang Iran atau memprovokasi serangan ke Iran.
Presiden Barack Obama belum lama ini mengirimkan surat kepada Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei melalui tiga saluran yang berbeda. Surat itu dilaporkan seruan untuk pembicaraan antara kedua pihak dalam rangka menyelesaikan apa yang disebut kebuntuan nuklir Iran. Meski demikian, agenda AS terhadap Iran sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh Israel. AS adalah badan yang tidak dapat dipisahkan dari kepala yaitu Israel.
Perang di wilayah Timur Tengah, terutama jika dilancarkan atas Iran yang memiliki pengaruh kuat, akan menarik AS lebih dekat dengan tujuan akhirnya, yaitu hegemoni global. Dengan Timur Tengah dalam kekacauan, AS akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengatur strategi, menikmati kebijakan ekspansionis, dan memainkan peran polisi Timur Tengah.
Taktik tersebut mungkin hanya tipu muslihat baru untuk sementara mengurangi kekhawatiran internasional atas ketegangan di kawasan.
Di pihak lain, kekuatan militer Iran juga jangan dianggap remeh, karena Republik Islam telah menjadi kekuatan terunggul di kawasan dengan pengalaman panjang ketika menghadapi invasi sepihak Saddam Hussein. Iran juga mencapai kemajuan pesat di bidang industri rudal. Sebut saja rudal-rudal seperti Shahab, Sejjil, Saqeb, Sayyad, Fateh, Zelzal, dan masih banyak lagi barisan rudal-rudal produksi dalam negeri, baik tipe jarak pendek, menengah, maupun jarak jauh.
Serangan ke Iran akan berdampak buruk bagi perekonomian AS dan Eropa yang sedang diambang kebangkrutan global. Dan yang lebih menakutkan, Iran akan menyerang balik Israel dengan kekuatan penuh dengan menargetkan semua pangkalan militer AS dan Israel di kawasan dan perang akan menjalar ke luar Timur Tengah. (IRIB Indonesia/RM/NA)
Setelah membaca tanggapan Bung Fahmi Salim yang berjudul "Distorsi Itikad Baik Merukunkan Umat" yang dimuat Eramuslim, pada Sabtu (21/1), saya melihat meskipun ia mengkritik tulisan Bung Haidar Bagir di Republika, namun ia menyampaikannya dengan cukup santun. Tetapi, saat berbicara tentang Syiah, tampak sekali bahwa ia terlalu "pede" dengan hanya bermodalkan kutipan-kutipan dari satu atau dua buku bacaan.
Tulisannya tersebut menggambarkan betapa tidak mengertinya ia tentang mazhab Syiah. Pun menunjukkan betapa sempit dan terkungkungnya pengetahuannya hanya pada pandangan kelompoknya sendiri, dan kurangnya kemauannya untuk belajar tentang pandangan mazhab lain secara proporsional. Sebagaimana kata Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi, "Untuk berbicara, orang harus lebih dahulu mendengar. Maka, belajarlah berbicara dengan mendengar."
Karenanya, sebelum berkomentar dan menilai mazhab Syiah, semestinyalah ia belajar atau minimal mendengar terlebih dahulu dengan baik tentang mazhab ini dari sumbernya secara adil. Karena, sebagaimana kata Ibn Hajar al-Haitsami, "Mazhab kami benar, tetapi mengandung kekeliruan. Mazhab selain kami keliru, tetapi mengandung kebenaran."
Tahrif Al-Qur'an
Isu tahrif (distorsi) Al-Qur'an selalu dituduhkan kepada Syiah, meskipun masalah tahrif ini telah dibantah oleh para ulama Syiah di setiap masa dan generasi sejak ratusan tahun yang lalu.
Mengenai pernyataan Adnan al-Bahrani yang dikutip Bung Fahmi, semakin memperlihatkan kepedeannya dengan hanya membaca buku kutipan. Padahal, kalau ia mau, buku ini dengan mudah bisa diperoleh di internet. Buku Adnan tersebut berjudul asli "Masyariq asy-Syamus ad-Duriyah fi Ahaqiyah Madzhab al-Akhbariyah". Di dalamnya, Adnan mengatakan bahwa persoalan tahrif tersebut merupakan "konsensus firqah al-muhiqah dan sesuatu yang asasi dalam mazhab mereka" (hal. 126). Sayangnya, kata "firqah al-muhiqah" kemudian diartikan sebagai Syiah secara umum. Padahal, jelas maksud Adnan hanya sebagian, yaitu merujuk kepada kaum Syiah Akhbariyah, sebagaimana yang tertera gamblang dalam judul bukunya. Selain itu, pada halaman berikutnya, Adnan mengatakan bahwa ulama-ulama Syiah seperti al-Murtadha, ash-Shaduq, dan sebagainya menentang isu tahrif tersebut. Ini menunjukkan bahwa Adnan tidak memaksudkan pernyataannya itu untuk Syiah secara umum.
Mengenai an-Nuri dalam kitabnya "Fashlul Khitab" itu, lagi-lagi Bung Fahmi kepedean dengan hanya mengutip tulisan Ahmad Sa'ad Al-Ghamidi. Berikut saya kutipkan pernyataan murid an-Nuri, Syaikh Agha Buzurg Tahrani, yang menuturkan bahwa an-Nuri berkata, "Saya telah keliru memberi judul buku tersebut. Semestinya saya beri judul: Fashlul Khitab fi Adami Tahrif al-Kitab. Karena, dalam buku ini saya telah membuktikan bahwa Al-Quran adalah wahyu Ilahi yang tidak mengandung tahrif, baik penambahan maupun pengurangan, sejak dia dikumpulkan hingga sekarang. Sedangkan kumpulan pertama Al-Quran sampai kepada kita dengan tingkat kemutawatiran yang meyakinkan. Saya telah lalai untuk menjelaskan dengan tegas di banyak tempat dalam kitab tersebut, sehingga banyak kritik dan celaan yang ditujukan kepada saya. Bahkan, karena kelalaian tersebut, penegasannya menjadi sebaliknya. Saya hanya memberi isyarat tentang tujuan saya yang sebenarnya pada halaman 22. Sebab, yang penting adalah keyakinan bahwa tidak ada ayat lain selain yang terdapat dalam Al-Quran di tangan kita…." [Syaikh Rasul Ja'fariyan, "Ukdzubah Tahrif al-Qur'an Baina asy-Syiah wa as-Sunnah", hal. 137]
Mengenai riwayat-riwayat lainnya, sebagian mesti dipahami sebagai tahrif maknawi (distorsi kontekstual), bukan tahrif lughawi (distorsi tekstual). Hal ini tampak pada riwayat dari Imam Muhammad al-Baqir, "Di antara ulah mereka yang suka membuang Al-Qur'an adalah membiarkan huruf-hurufnya, tetapi mengubah hukum-hukumnya…" [Al-Kulaini, "Al-Kafi", jil. 8, hal. 53]
Namun demikian, bila ada riwayat yang mengindikasikan tahrif lughawi, maka hal ini telah dibantah oleh jumhur ulama Syiah. Sayid Muhsin al-Amin mengatakan tentang tahrif yang dinisbatkan pada Syiah, "Itu adalah bohong dan dusta. Para ulama Syiah dan para muhadis mereka menyatakan yang sebaliknya." [Sayid Muhsin al-Amin, "A'yan asy-Syi'ah", jil. 1, hal. 46 dan 51]
Bahkan hal ini ditegaskan pula oleh seorang ulama besar Ahlusunah, Rahmatullah al-Hindi, "Sesungguhnya Al-Qur'an al-Majid, di kalangan jumhur Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah, adalah terjaga dari perubahan dan pergantian. Apabila ada di antara mereka yang mengatakan adanya tahrif pada Al-Qur'an, maka yang demikian itu telah mereka tolak dan tidak mereka terima." [Rahmatullah al-Hindi, "Izh-harul Haq", jil. 2, hal. 128]
Saya senang mendengar bahwa isu tahrif di kalangan Ahlusunah, seperti riwayat Ibnu Majah tersebut, telah dibantah oleh Bung Fahmi. Untuk itu, saya juga menunggu argumen bantahan lanjutan untuk riwayat-riwayat Ahlusunah berikut:
1. Khudzaifah berkata, "Pada masa Nabi, Saya pernah membaca Surat Al-Ahzab. Tujuh puluh ayat darinya saya sudah agak lupa bunyinya, namun saya tidak mendapatinya di dalam Al-Qur'an yang ada saat ini." [Suyuthi, "Durr al-Mantsur", jil. 5, hal. 180]
2. Ibn Mas'ud telah membuang surat Mu'awidzatain (an-Nas dan al-Falaq) dari mushafnya dan mengatakan bahwa keduanya tidak termasuk ayat Al-Qur'an. [Al-Haitsami, "Majma' az-Zawa'id", jil. 7, hal 149; Suyuthi, "Al-Itqan", jil. 1, hal. 79]
3. Umar bin Khattab berkata, "Apabila bukan karena orang-orang akan mengatakan bahwa Umar menambah ayat ke dalam Kitabullah, maka akan aku tulis ayat rajam dengan tanganku sendiri." [Shahih Bukhari, bab Syahadah ‘Indal Hakim Fi Wilayatil Qadha; Suyuthi, "Al-Itqan", jil. 2, hal. 25 dan 26; Asy-Syaukani, "Nailul Authar", jil. 5, hal. 105; "Tafsir Ibnu Katsir", jil. 3, hal. 260]
Laknat Bani Umayah Terhadap Ali bin Abi Thalib Sekali lagi, Bung Fahmi terlalu pede dengan hanya mengutip tulisan Shallabi. Mengenai Al-Madaini yang kata Shallabi dinilai tak bisa dipercaya oleh hampir semua pakar dan imam hadis Ahlusunah, adz-Dzahabi dalam kitabnya "Siyar A'lami Nubala" justru berkata sebaliknya, "Ia memiliki pengetahuan yang menakjubkan tentang sejarah, peperangan, nasab, dan peristiwa-peristiwa di tanah Arab. Ia jujur (shadiq) dalam menyampaikannya. Ia seorang alim dalam isu seputar penaklukan (futuh), peperangan (maghazi), dan syair. Ia seorang yang jujur (shadiq) dalam hal itu." Saya rasa Bung Fahmi tentu tahu bahwa Adz-Dzahabi adalah salah seorang imam rijal hadis Ahlusunah kenamaan. Namun demikian, saya juga ingin menambahkan riwayat tentang pelaknatan Ali tersebut dari sumber-sumber yang lain, di antaranya:
1. Suyuthi berkata, "Pada zaman Bani Umayyah terdapat lebih dari tujuh puluh ribu mimbar untuk melaknat Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang telah ditetapkan Muawiyah." [Ibn Abil Hadid al-Mu'tazili, "Syarh Nahjul Balaghah", jil. 1, hal. 356].
2. Ibn Abdu Rabbih berkata, "Ketika Muawiyah melaknat Ali dalam khutbahnya di Masjid Madinah, Ummu Salamah segera menyurati Muawiyah, ‘Sungguh engkau telah melaknat Ali bin Abi Thalib. Padahal, aku bersaksi, Allah dan Rasul-Nya mencintainya.' Namun, Muawiyah tidak peduli dengan kata-kata Ummu Salamah itu." [Ibn Abdu Rabbih, "Al-‘Iqdu al-Farid", jil. 2, hal. 301 dan jil. 3, hal. 127].
3. Yaqut al-Hamawi berkata, "Atas perintah Muawiyah, Ali dilaknat selama masa kekuasaan Bani Umayyah dari Timur hingga Barat, di mimbar-mimbar masjid." [Yaqut al-Hamawi, "Mu'jam al-Buldan", jil. 1, hal. 191]
Sebagai penutup, saya ingin mengatakan kepada Bung Fahmi bahwa persatuan itu bukan dibentuk dengan cara memaksa untuk sama. Ini namanya hegemoni dan sewenang-wenang. Persatuan dan persaudaraan hanya bisa terwujud melalui sikap toleran terhadap perbedaan. Selain itu, negeri ini juga bukan negara agama, sehingga tidak semestinya diklaim sebagai milik mazhab tertentu. Wallahu a'lam. (IRIB Indonesia/PH)
*) Kandidat Doktor Pemikiran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketika ditanya apakah "terlalu jauh" itu berarti memakan waktu berbulan-bulan, Barak menjawab: "Saya tidak ingin memberikan estimasi. Ini tentu tidak mendesak. Saya tidak ingin meresponnya bahwa seolah-olah itu akan terjadi besok. Dunia harus berterima kasih atas nikmat kecil ini."
Bahkan yang lebih menarik adalah ungkapan Haaretz. Harian Israel ini menyoroti perubahan yang sama penting dalam sikap Tel Aviv tentang Tehran. Menurut penilaian intelijen yang akan disajikan kepada Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, Israel "yakin" Iran sendiri belum memutuskan apakah akan membuat bom nuklir.
Sementara itu, sebuah aliansi gabungan Yahudi ekstrim Israel dan neokonservatif Amerika Serikat menyatakan keyakinan bahwa mereka akan menang di Washington dan juga di Tel Aviv dalam mendorong perang dengan Iran. Namun, aliansi ini menghadapi kendala dan tidak semulus ketika mereka berkoalisi untuk mendorong invasi AS ke Irak pada tahun 2003. Kali ini, Gedung Putih dan elemen kunci lain dari aparat keamanan nasional AS mati-matian menentang menyerang Iran atau memprovokasi serangan ke Iran.
Presiden Barack Obama belum lama ini mengirimkan surat kepada Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei melalui tiga saluran yang berbeda. Surat itu dilaporkan seruan untuk pembicaraan antara kedua pihak dalam rangka menyelesaikan apa yang disebut kebuntuan nuklir Iran. Meski demikian, agenda AS terhadap Iran sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh Israel. AS adalah badan yang tidak dapat dipisahkan dari kepala yaitu Israel.
Perang di wilayah Timur Tengah, terutama jika dilancarkan atas Iran yang memiliki pengaruh kuat, akan menarik AS lebih dekat dengan tujuan akhirnya, yaitu hegemoni global. Dengan Timur Tengah dalam kekacauan, AS akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengatur strategi, menikmati kebijakan ekspansionis, dan memainkan peran polisi Timur Tengah.
Taktik tersebut mungkin hanya tipu muslihat baru untuk sementara mengurangi kekhawatiran internasional atas ketegangan di kawasan.
Di pihak lain, kekuatan militer Iran juga jangan dianggap remeh, karena Republik Islam telah menjadi kekuatan terunggul di kawasan dengan pengalaman panjang ketika menghadapi invasi sepihak Saddam Hussein. Iran juga mencapai kemajuan pesat di bidang industri rudal. Sebut saja rudal-rudal seperti Shahab, Sejjil, Saqeb, Sayyad, Fateh, Zelzal, dan masih banyak lagi barisan rudal-rudal produksi dalam negeri, baik tipe jarak pendek, menengah, maupun jarak jauh.
Serangan ke Iran akan berdampak buruk bagi perekonomian AS dan Eropa yang sedang diambang kebangkrutan global. Dan yang lebih menakutkan, Iran akan menyerang balik Israel dengan kekuatan penuh dengan menargetkan semua pangkalan militer AS dan Israel di kawasan dan perang akan menjalar ke luar Timur Tengah. (IRIB Indonesia/RM/NA)
Syiah dan Tuduhan Tahrif al-Quran: Tanggapan atas Artikel Era Muslim “Distorsi Itikad Baik Merukunkan Umat”
Oleh : Muhammad Anis*)Setelah membaca tanggapan Bung Fahmi Salim yang berjudul "Distorsi Itikad Baik Merukunkan Umat" yang dimuat Eramuslim, pada Sabtu (21/1), saya melihat meskipun ia mengkritik tulisan Bung Haidar Bagir di Republika, namun ia menyampaikannya dengan cukup santun. Tetapi, saat berbicara tentang Syiah, tampak sekali bahwa ia terlalu "pede" dengan hanya bermodalkan kutipan-kutipan dari satu atau dua buku bacaan.
Tulisannya tersebut menggambarkan betapa tidak mengertinya ia tentang mazhab Syiah. Pun menunjukkan betapa sempit dan terkungkungnya pengetahuannya hanya pada pandangan kelompoknya sendiri, dan kurangnya kemauannya untuk belajar tentang pandangan mazhab lain secara proporsional. Sebagaimana kata Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi, "Untuk berbicara, orang harus lebih dahulu mendengar. Maka, belajarlah berbicara dengan mendengar."
Karenanya, sebelum berkomentar dan menilai mazhab Syiah, semestinyalah ia belajar atau minimal mendengar terlebih dahulu dengan baik tentang mazhab ini dari sumbernya secara adil. Karena, sebagaimana kata Ibn Hajar al-Haitsami, "Mazhab kami benar, tetapi mengandung kekeliruan. Mazhab selain kami keliru, tetapi mengandung kebenaran."
Tahrif Al-Qur'an
Isu tahrif (distorsi) Al-Qur'an selalu dituduhkan kepada Syiah, meskipun masalah tahrif ini telah dibantah oleh para ulama Syiah di setiap masa dan generasi sejak ratusan tahun yang lalu.
Mengenai pernyataan Adnan al-Bahrani yang dikutip Bung Fahmi, semakin memperlihatkan kepedeannya dengan hanya membaca buku kutipan. Padahal, kalau ia mau, buku ini dengan mudah bisa diperoleh di internet. Buku Adnan tersebut berjudul asli "Masyariq asy-Syamus ad-Duriyah fi Ahaqiyah Madzhab al-Akhbariyah". Di dalamnya, Adnan mengatakan bahwa persoalan tahrif tersebut merupakan "konsensus firqah al-muhiqah dan sesuatu yang asasi dalam mazhab mereka" (hal. 126). Sayangnya, kata "firqah al-muhiqah" kemudian diartikan sebagai Syiah secara umum. Padahal, jelas maksud Adnan hanya sebagian, yaitu merujuk kepada kaum Syiah Akhbariyah, sebagaimana yang tertera gamblang dalam judul bukunya. Selain itu, pada halaman berikutnya, Adnan mengatakan bahwa ulama-ulama Syiah seperti al-Murtadha, ash-Shaduq, dan sebagainya menentang isu tahrif tersebut. Ini menunjukkan bahwa Adnan tidak memaksudkan pernyataannya itu untuk Syiah secara umum.
Mengenai an-Nuri dalam kitabnya "Fashlul Khitab" itu, lagi-lagi Bung Fahmi kepedean dengan hanya mengutip tulisan Ahmad Sa'ad Al-Ghamidi. Berikut saya kutipkan pernyataan murid an-Nuri, Syaikh Agha Buzurg Tahrani, yang menuturkan bahwa an-Nuri berkata, "Saya telah keliru memberi judul buku tersebut. Semestinya saya beri judul: Fashlul Khitab fi Adami Tahrif al-Kitab. Karena, dalam buku ini saya telah membuktikan bahwa Al-Quran adalah wahyu Ilahi yang tidak mengandung tahrif, baik penambahan maupun pengurangan, sejak dia dikumpulkan hingga sekarang. Sedangkan kumpulan pertama Al-Quran sampai kepada kita dengan tingkat kemutawatiran yang meyakinkan. Saya telah lalai untuk menjelaskan dengan tegas di banyak tempat dalam kitab tersebut, sehingga banyak kritik dan celaan yang ditujukan kepada saya. Bahkan, karena kelalaian tersebut, penegasannya menjadi sebaliknya. Saya hanya memberi isyarat tentang tujuan saya yang sebenarnya pada halaman 22. Sebab, yang penting adalah keyakinan bahwa tidak ada ayat lain selain yang terdapat dalam Al-Quran di tangan kita…." [Syaikh Rasul Ja'fariyan, "Ukdzubah Tahrif al-Qur'an Baina asy-Syiah wa as-Sunnah", hal. 137]
Mengenai riwayat-riwayat lainnya, sebagian mesti dipahami sebagai tahrif maknawi (distorsi kontekstual), bukan tahrif lughawi (distorsi tekstual). Hal ini tampak pada riwayat dari Imam Muhammad al-Baqir, "Di antara ulah mereka yang suka membuang Al-Qur'an adalah membiarkan huruf-hurufnya, tetapi mengubah hukum-hukumnya…" [Al-Kulaini, "Al-Kafi", jil. 8, hal. 53]
Namun demikian, bila ada riwayat yang mengindikasikan tahrif lughawi, maka hal ini telah dibantah oleh jumhur ulama Syiah. Sayid Muhsin al-Amin mengatakan tentang tahrif yang dinisbatkan pada Syiah, "Itu adalah bohong dan dusta. Para ulama Syiah dan para muhadis mereka menyatakan yang sebaliknya." [Sayid Muhsin al-Amin, "A'yan asy-Syi'ah", jil. 1, hal. 46 dan 51]
Bahkan hal ini ditegaskan pula oleh seorang ulama besar Ahlusunah, Rahmatullah al-Hindi, "Sesungguhnya Al-Qur'an al-Majid, di kalangan jumhur Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah, adalah terjaga dari perubahan dan pergantian. Apabila ada di antara mereka yang mengatakan adanya tahrif pada Al-Qur'an, maka yang demikian itu telah mereka tolak dan tidak mereka terima." [Rahmatullah al-Hindi, "Izh-harul Haq", jil. 2, hal. 128]
Saya senang mendengar bahwa isu tahrif di kalangan Ahlusunah, seperti riwayat Ibnu Majah tersebut, telah dibantah oleh Bung Fahmi. Untuk itu, saya juga menunggu argumen bantahan lanjutan untuk riwayat-riwayat Ahlusunah berikut:
1. Khudzaifah berkata, "Pada masa Nabi, Saya pernah membaca Surat Al-Ahzab. Tujuh puluh ayat darinya saya sudah agak lupa bunyinya, namun saya tidak mendapatinya di dalam Al-Qur'an yang ada saat ini." [Suyuthi, "Durr al-Mantsur", jil. 5, hal. 180]
2. Ibn Mas'ud telah membuang surat Mu'awidzatain (an-Nas dan al-Falaq) dari mushafnya dan mengatakan bahwa keduanya tidak termasuk ayat Al-Qur'an. [Al-Haitsami, "Majma' az-Zawa'id", jil. 7, hal 149; Suyuthi, "Al-Itqan", jil. 1, hal. 79]
3. Umar bin Khattab berkata, "Apabila bukan karena orang-orang akan mengatakan bahwa Umar menambah ayat ke dalam Kitabullah, maka akan aku tulis ayat rajam dengan tanganku sendiri." [Shahih Bukhari, bab Syahadah ‘Indal Hakim Fi Wilayatil Qadha; Suyuthi, "Al-Itqan", jil. 2, hal. 25 dan 26; Asy-Syaukani, "Nailul Authar", jil. 5, hal. 105; "Tafsir Ibnu Katsir", jil. 3, hal. 260]
Laknat Bani Umayah Terhadap Ali bin Abi Thalib Sekali lagi, Bung Fahmi terlalu pede dengan hanya mengutip tulisan Shallabi. Mengenai Al-Madaini yang kata Shallabi dinilai tak bisa dipercaya oleh hampir semua pakar dan imam hadis Ahlusunah, adz-Dzahabi dalam kitabnya "Siyar A'lami Nubala" justru berkata sebaliknya, "Ia memiliki pengetahuan yang menakjubkan tentang sejarah, peperangan, nasab, dan peristiwa-peristiwa di tanah Arab. Ia jujur (shadiq) dalam menyampaikannya. Ia seorang alim dalam isu seputar penaklukan (futuh), peperangan (maghazi), dan syair. Ia seorang yang jujur (shadiq) dalam hal itu." Saya rasa Bung Fahmi tentu tahu bahwa Adz-Dzahabi adalah salah seorang imam rijal hadis Ahlusunah kenamaan. Namun demikian, saya juga ingin menambahkan riwayat tentang pelaknatan Ali tersebut dari sumber-sumber yang lain, di antaranya:
1. Suyuthi berkata, "Pada zaman Bani Umayyah terdapat lebih dari tujuh puluh ribu mimbar untuk melaknat Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang telah ditetapkan Muawiyah." [Ibn Abil Hadid al-Mu'tazili, "Syarh Nahjul Balaghah", jil. 1, hal. 356].
2. Ibn Abdu Rabbih berkata, "Ketika Muawiyah melaknat Ali dalam khutbahnya di Masjid Madinah, Ummu Salamah segera menyurati Muawiyah, ‘Sungguh engkau telah melaknat Ali bin Abi Thalib. Padahal, aku bersaksi, Allah dan Rasul-Nya mencintainya.' Namun, Muawiyah tidak peduli dengan kata-kata Ummu Salamah itu." [Ibn Abdu Rabbih, "Al-‘Iqdu al-Farid", jil. 2, hal. 301 dan jil. 3, hal. 127].
3. Yaqut al-Hamawi berkata, "Atas perintah Muawiyah, Ali dilaknat selama masa kekuasaan Bani Umayyah dari Timur hingga Barat, di mimbar-mimbar masjid." [Yaqut al-Hamawi, "Mu'jam al-Buldan", jil. 1, hal. 191]
Sebagai penutup, saya ingin mengatakan kepada Bung Fahmi bahwa persatuan itu bukan dibentuk dengan cara memaksa untuk sama. Ini namanya hegemoni dan sewenang-wenang. Persatuan dan persaudaraan hanya bisa terwujud melalui sikap toleran terhadap perbedaan. Selain itu, negeri ini juga bukan negara agama, sehingga tidak semestinya diklaim sebagai milik mazhab tertentu. Wallahu a'lam. (IRIB Indonesia/PH)
*) Kandidat Doktor Pemikiran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sanksi dan Teror, Cara Barat Menghentikan Iran
Amerika
Serikat, Inggris, dan rezim Zionis Israel serta rezim-rezim boneka
mereka di Timur Tengah, selain memberlakukan sanksi ekonomi terhadap
Republik Islam Iran, juga mengagendakan operasi teror terhadap para
ilmuwan negara itu. Dalam aksi terbarunya, Barat meneror ilmuwan nuklir
Iran, Mostafa Ahmadi Roshan di utara Tehran. Dalam dua tahun lalu,
Ahmadi Roshan termasuk ilmuwan nuklir keempat Iran yang menjadi korban
agen-agen Dinas Intelijen Pusat AS (CIA), Mossad Israel, dan MI6
Inggris. Eksekusi terhadap Mostafa Roshan hampir mirip dengan
operasi-operasi sebelumnya. Kemiripan itu cukup sebagai bukti atas
keterlibatan CIA, Mossad, dan MI6 untuk menghentikan program nuklir
damai Iran.
Pernyataan beragam para pejabat Washington, London, dan Tel Aviv di media-media Barat selama ini, mengindikasikan skenario mereka untuk menghentikan program nuklir damai Republik Islam dengan meneror para ilmuwan negara itu. Menyangkut hal ini, tiga tahun lalu harian Inggris, Daily Telegraph menulis, "Israel sedang menyusun agenda untuk meneror para ilmuwan nuklir Iran sebagai bagian dari perang tidak langsung dan terselubung terhadap program nuklir Tehran."
Analis koran New York Times, Seymour Hersh juga membongkar sebuah dokumen, di mana menurut perintah eksekutif tahun 2005, pemerintahan George W. Bush menginstruksikan CIA untuk menciptakan ketidakamanan di Iran. Dokumen ini menunjukkan bahwa anggaran setara dengan 500 juta dolar telah dialokasikan untuk kelompok-kelompok separatis Iran. NBC News dalam sebuah laporan juga menyebutkan upaya-upaya yang berhubungan dengan instabilisasi Iran, termasuk propaganda media, investasi dalam kegiatan teror, dan menciptakan ketidakamanan di perbatasan Iran.
Sebuah dokumen lain tentang peran kotor negara-negara Barat tertuang dalam pernyataan John Sawers, ketua Dinas Intelijen Inggris (MI6). Dia mengatakan, "Kita membutuhkan operasi intelijen dan pengumpulan informasi untuk menutup jalur negara-negara seperti Iran mencapai senjata nuklir." Terkait hal ini, koran Daily Telegraph menulis, "Kerjasama MI6 dan Mossad untuk meneror dan menculik para ilmuwan Iran telah menjadi sebuah kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir."
Rencana teror para ilmuwan Iran ini bahkan disampaikan dalam debat kandidat presiden di kubu Republik. Newt Gingrich, mantan Ketua DPR AS menyatakan bila dirinya menjadi Presiden Amerika, maka ia akan melakukan operasi rahasia di Iran guna mencegah negara itu membuat bom nuklir. Gingrich begitu menggebu-gebu menyampaikan kebenciannya terhadap Iran dan mengatakan bahwa satu dari operasi rahasia di Iran itu adalah meneror para ilmuwan .
Jurnalis terkenal AS, James Risen dalam sebuah pernyataan mengatakan, CIA dan Mossad telah melakukan kerjasama untuk menggelar operasi destruktif terhadap kemajuan program nuklir Iran. Isu "menghapus ilmuwan" Republik Islam Iran diagendakan oleh pejabat Washington atas usulan para pakar intelijen Amerika Serikat. Sejalan dengan itu, lembaga Stanford (Perusahaan swasta urusan intelijen di AS dan punya hubungan dekat dengan Gedung Putih) dalam sebuah analisa tentang teror para ilmuwan Iran, menyatakan, "Strategi kami adalah menghapus individu-individu penting akademisi Iran."
Pada akhir tahun 2010, New York Time merilis sebuah laporan rahasia yang menunjukkan bahwa AS adalah tersangka utama dalam kasus teror terhadap ilmuwan Iran. Sebuah dokumen yang diterbitkan New York Time menyebutkan bahwa dalam tulisan tangan David Petraeus, Panglima Militer AS di Timur Tengah saat itu dan Direktur CIA sekarang, tertulis, "Pasukan elit, Regu Delta menerima perintah untuk melakukan penyusupan ke Iran dan bekerjasama dengan kelompok-kelompok pembangkang di negara itu untuk mengindentifikasi target."
Dalam dokumen itu, Petraeus menegaskan bahwa operasi rahasia dan militer AS di Iran harus diperkuat dan unit-unit khusus militer perlu dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Timesonline dalam wawancara dengan juru bicara Gedung Putih, menulis, "Para komandan militer dengan sendirinya dapat memimpin operasi intelijen jika sasaran sudah teridentifikasi." Semua dokumen itu memperlihatkan intervensi langsung Amerika Serikat, Inggris, dan rezim Zionis Israel dalam meneror para ilmuwan nuklir Iran.
Seorang pakar politik, Finian Cunningham kepada Global Research, mengatakan, "Amerika Serikat bersama dengan MI6, Mossad dan teroris lokal telah mendalangi kampanye subversi teroris di Iran dengan tujuan menggulingkan Republik Islam. Ini adalah alasan yang sesungguhnya bagi konfrontasi ketimbang kegiatan nuklir Iran. Pada akhirnya, para eksekutor harus mendapat izin dari AS, karena tidak ada kelompok yang berani melaksanakan teror profil tinggi tanpa izin dari Washington."
Teror terhadap ilmuwan nuklir Iran dilakukan tepat pada saat Amerika Serikat meningkatkan upayanya dan lobi politik di tingkat internasional untuk mempersempit isolasi ekonomi Iran. Sanksi atas Bank Sentral Iran dan embargo sektor minyak negara itu, termasuk kebijakan-kebijakan Washington untuk memberi tekanan ekonomi kepada Tehran dan menghentikan mereka. Akan tetapi menariknya, situs pengayaan uranium Fordo justru memulai aktivitasnya dengan pamasangan sentrifugal di tengah sanksi Barat.
Para pakar nuklir cukup mengetahui bahwa pengoperasian sebuah situs pengayaan uranium membutuhkan teknologi tinggi. Para ilmuwan Iran tanpa bantuan sains dan industri asing, telah mendemonstrasikan kemampuan mereka dalam mengoperasi sebuah situs nuklir baru setelah reaktor Natanz. Fasilitas Fordo dapat memperkaya uranium sampai 20 persen dan jika diperlukan, juga dapat menghasilkan 3,5 persen dan bahkan empat persen uranium yang diperkaya.
Pada 21 Agustus 2011, Iran telah mulai mentransfer sentrifugal fasilitas nuklir Natanz ke situs Fordo. Fasilitas nuklir Fordo, situs kedua Iran untuk memperkaya uranium, terletak di Provinsi Qom, 160 kilometer (100 mil) selatan Tehran. Perlu diketahui bahwa selama beberapa tahun terakhir, Barat menggunakan berbagai metode dan taktik, mulai dari sabotase melalui virus komputer dan sinyal khusus, yang dapat mengganggu kegiatan fasilitas nuklir, hingga rencana untuk menghancurkan dan merusak situs-situs nuklir Iran, tetapi semua upaya mereka telah diidentifikasi dan digagalkan oleh para pakar Iran.
Sejarah 33 tahun Republik Islam Iran menunjukkan bahwa negara ini semakin agresif memacu pertumbuhan dan kemajuan ekonomi dan kemanusiaan jika menghadapi tekanan ekonomi, politik, dan ancaman militer oleh musuh-musuhnya. Sepanjang tiga dekade lalu, AS telah memberlakukan 33 jenis sanksi terhadap Iran dan yang terakhir adalah usaha untuk mengembargo ekspor minyak. Washington sedang berupaya menekan habis-habisan pemerintah Tehran untuk menciptakan ketidapuasan di tengah warga Iran dan memisahkan mereka dengan pemimpinnya.
Namun, seluruh aksi AS sepanjang tiga dekade lalu berujung pada kegagalan. Persatuan dan kesatuan antara rakyat Iran dan pemimpin mereka semakin kokoh dan harmonis. Menurut laporan lembaga dan yayasan internasional, statistik penerbitan makalah ilmiah Iran di buletin dan majalah terkenal dunia, meningkat beberapa kali lipat selama masa sanksi. Semua usaha desktruktif Barat tidak akan menghentikan langkah Iran untuk mencapai kemajuan teknologi dan sains.(IRIB Indonesia)
Pernyataan beragam para pejabat Washington, London, dan Tel Aviv di media-media Barat selama ini, mengindikasikan skenario mereka untuk menghentikan program nuklir damai Republik Islam dengan meneror para ilmuwan negara itu. Menyangkut hal ini, tiga tahun lalu harian Inggris, Daily Telegraph menulis, "Israel sedang menyusun agenda untuk meneror para ilmuwan nuklir Iran sebagai bagian dari perang tidak langsung dan terselubung terhadap program nuklir Tehran."
Analis koran New York Times, Seymour Hersh juga membongkar sebuah dokumen, di mana menurut perintah eksekutif tahun 2005, pemerintahan George W. Bush menginstruksikan CIA untuk menciptakan ketidakamanan di Iran. Dokumen ini menunjukkan bahwa anggaran setara dengan 500 juta dolar telah dialokasikan untuk kelompok-kelompok separatis Iran. NBC News dalam sebuah laporan juga menyebutkan upaya-upaya yang berhubungan dengan instabilisasi Iran, termasuk propaganda media, investasi dalam kegiatan teror, dan menciptakan ketidakamanan di perbatasan Iran.
Sebuah dokumen lain tentang peran kotor negara-negara Barat tertuang dalam pernyataan John Sawers, ketua Dinas Intelijen Inggris (MI6). Dia mengatakan, "Kita membutuhkan operasi intelijen dan pengumpulan informasi untuk menutup jalur negara-negara seperti Iran mencapai senjata nuklir." Terkait hal ini, koran Daily Telegraph menulis, "Kerjasama MI6 dan Mossad untuk meneror dan menculik para ilmuwan Iran telah menjadi sebuah kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir."
Rencana teror para ilmuwan Iran ini bahkan disampaikan dalam debat kandidat presiden di kubu Republik. Newt Gingrich, mantan Ketua DPR AS menyatakan bila dirinya menjadi Presiden Amerika, maka ia akan melakukan operasi rahasia di Iran guna mencegah negara itu membuat bom nuklir. Gingrich begitu menggebu-gebu menyampaikan kebenciannya terhadap Iran dan mengatakan bahwa satu dari operasi rahasia di Iran itu adalah meneror para ilmuwan .
Jurnalis terkenal AS, James Risen dalam sebuah pernyataan mengatakan, CIA dan Mossad telah melakukan kerjasama untuk menggelar operasi destruktif terhadap kemajuan program nuklir Iran. Isu "menghapus ilmuwan" Republik Islam Iran diagendakan oleh pejabat Washington atas usulan para pakar intelijen Amerika Serikat. Sejalan dengan itu, lembaga Stanford (Perusahaan swasta urusan intelijen di AS dan punya hubungan dekat dengan Gedung Putih) dalam sebuah analisa tentang teror para ilmuwan Iran, menyatakan, "Strategi kami adalah menghapus individu-individu penting akademisi Iran."
Pada akhir tahun 2010, New York Time merilis sebuah laporan rahasia yang menunjukkan bahwa AS adalah tersangka utama dalam kasus teror terhadap ilmuwan Iran. Sebuah dokumen yang diterbitkan New York Time menyebutkan bahwa dalam tulisan tangan David Petraeus, Panglima Militer AS di Timur Tengah saat itu dan Direktur CIA sekarang, tertulis, "Pasukan elit, Regu Delta menerima perintah untuk melakukan penyusupan ke Iran dan bekerjasama dengan kelompok-kelompok pembangkang di negara itu untuk mengindentifikasi target."
Dalam dokumen itu, Petraeus menegaskan bahwa operasi rahasia dan militer AS di Iran harus diperkuat dan unit-unit khusus militer perlu dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Timesonline dalam wawancara dengan juru bicara Gedung Putih, menulis, "Para komandan militer dengan sendirinya dapat memimpin operasi intelijen jika sasaran sudah teridentifikasi." Semua dokumen itu memperlihatkan intervensi langsung Amerika Serikat, Inggris, dan rezim Zionis Israel dalam meneror para ilmuwan nuklir Iran.
Seorang pakar politik, Finian Cunningham kepada Global Research, mengatakan, "Amerika Serikat bersama dengan MI6, Mossad dan teroris lokal telah mendalangi kampanye subversi teroris di Iran dengan tujuan menggulingkan Republik Islam. Ini adalah alasan yang sesungguhnya bagi konfrontasi ketimbang kegiatan nuklir Iran. Pada akhirnya, para eksekutor harus mendapat izin dari AS, karena tidak ada kelompok yang berani melaksanakan teror profil tinggi tanpa izin dari Washington."
Teror terhadap ilmuwan nuklir Iran dilakukan tepat pada saat Amerika Serikat meningkatkan upayanya dan lobi politik di tingkat internasional untuk mempersempit isolasi ekonomi Iran. Sanksi atas Bank Sentral Iran dan embargo sektor minyak negara itu, termasuk kebijakan-kebijakan Washington untuk memberi tekanan ekonomi kepada Tehran dan menghentikan mereka. Akan tetapi menariknya, situs pengayaan uranium Fordo justru memulai aktivitasnya dengan pamasangan sentrifugal di tengah sanksi Barat.
Para pakar nuklir cukup mengetahui bahwa pengoperasian sebuah situs pengayaan uranium membutuhkan teknologi tinggi. Para ilmuwan Iran tanpa bantuan sains dan industri asing, telah mendemonstrasikan kemampuan mereka dalam mengoperasi sebuah situs nuklir baru setelah reaktor Natanz. Fasilitas Fordo dapat memperkaya uranium sampai 20 persen dan jika diperlukan, juga dapat menghasilkan 3,5 persen dan bahkan empat persen uranium yang diperkaya.
Pada 21 Agustus 2011, Iran telah mulai mentransfer sentrifugal fasilitas nuklir Natanz ke situs Fordo. Fasilitas nuklir Fordo, situs kedua Iran untuk memperkaya uranium, terletak di Provinsi Qom, 160 kilometer (100 mil) selatan Tehran. Perlu diketahui bahwa selama beberapa tahun terakhir, Barat menggunakan berbagai metode dan taktik, mulai dari sabotase melalui virus komputer dan sinyal khusus, yang dapat mengganggu kegiatan fasilitas nuklir, hingga rencana untuk menghancurkan dan merusak situs-situs nuklir Iran, tetapi semua upaya mereka telah diidentifikasi dan digagalkan oleh para pakar Iran.
Sejarah 33 tahun Republik Islam Iran menunjukkan bahwa negara ini semakin agresif memacu pertumbuhan dan kemajuan ekonomi dan kemanusiaan jika menghadapi tekanan ekonomi, politik, dan ancaman militer oleh musuh-musuhnya. Sepanjang tiga dekade lalu, AS telah memberlakukan 33 jenis sanksi terhadap Iran dan yang terakhir adalah usaha untuk mengembargo ekspor minyak. Washington sedang berupaya menekan habis-habisan pemerintah Tehran untuk menciptakan ketidapuasan di tengah warga Iran dan memisahkan mereka dengan pemimpinnya.
Namun, seluruh aksi AS sepanjang tiga dekade lalu berujung pada kegagalan. Persatuan dan kesatuan antara rakyat Iran dan pemimpin mereka semakin kokoh dan harmonis. Menurut laporan lembaga dan yayasan internasional, statistik penerbitan makalah ilmiah Iran di buletin dan majalah terkenal dunia, meningkat beberapa kali lipat selama masa sanksi. Semua usaha desktruktif Barat tidak akan menghentikan langkah Iran untuk mencapai kemajuan teknologi dan sains.(IRIB Indonesia)
Mengapa saya menulis kesaksian ini adalah karena saya membuat janji bahwa barangsiapa yang membantu saya keluar dari keadaan hubungan saya pantas untuk dikenal lebih oleh dunia. Saya 37 tahun, suami saya memiliki mantra cinta yang sangat kuat pada dirinya bahwa perempuan dia tahu memakaikan Dia dan saya ingin menghapusnya karena hal ini menyebabkan masalah serius dalam perkawinan kami dan dia meninggalkan saya untuknya. Tampaknya tidak ada di bumi dapat membawa jalan kita bersama-sama selamanya, saya merasa benar-benar buruk karena aku mencintainya begitu mahal. Aku tidak bisa tidur karena saya merindukan sentuhan dan perawatan my hubby. Saya jarang mengunjungi halaman web ini tapi setiap kali saya lakukan, saya melihat dua atau lebih positif ulasan tentang dr.egbo pria bernama dan karya misterius dan ajaib yang menyelamatkan hubungan dan pernikahan, ini membuat saya penasaran. Juga, saya biasanya melihat beberapa ulasan lain, meskipun saya learn't bahwa ada banyak scammers luar sana tapi saya menghubungi dregbo karena saya diyakinkan oleh seorang saksi saya menghubungi, dr itu. mantra okojie adalah masalah besar. Aku memberinya kesempatan dari semangat meragukan saya tapi untuk saya sangat mengejutkan suami saya menelepon saya 2 hari setelah dr. okojie melakukan doanya dan mengusir mantra pada dia di nama saya hubby, bahwa ia sangat menyesal untuk semua rasa sakit ia telah membuat saya melewati, ia ingin kembali ke rumah. Saat cinta kita adalah lebih dari itu dari Romeo dan Juliet, dia mengurus terlalu bagus dari saya sekarang, 100% dari sebelumnya. Aku tahu ada orang lain di luar sana, saya katakan jika Anda menemukan dregbosolutioncenter@gmail.com maka masalah Anda juga dipecahkan, ia juga bilang dia dapat membantu tubuh apapun dalam seach dari salah satu masalah berikut di bawah ini. mencobanya dan terima saya kembali dengan alamat email saya juga, mabele096050@yahoo.com.
(1) Anda ingin kembali mantan Anda.
(2) Anda selalu memiliki mimpi buruk.
(3) Untuk dipromosikan di kantor Anda
(4) Apakah Anda ingin anak.
(5) Apakah Anda ingin menjadi kaya.
(6) ingin menjaga suami / istri menjadi hanya milik Anda selamanya.
(7) yang Anda membutuhkan bantuan keuangan.
8) Apakah Anda ingin mengendalikan pernikahan Anda
9) Apakah Anda akan tertarik pada orang
10) Tidak adanya anak-anak
11) memiliki suami / ISTRI
12) obat untuk penyakit apapun.
Hubungi baba hari ini dan Anda akan senang Anda lakukan. E-mail: dregbosolutioncenter@gmail.com
HARLAH NU di Banjarmasin "15 Pebruari 2017 Libur Nasional" .... "Mereka" PEMBENCI Ahok juga ingin "Babat" Pak Presiden yang SAH Jokowidodo..hahhhh..Nggak Salah tuh : "Ahok-Djarot" itu "Sungguh Terlalu" Tidak Perduli Kaya dan Miskin : Masa warga DKI Jakarta "Berobat Gratis", Rumah "Disediain", Mau Kuliah asal bisa Lulus di Perguruan Negeri dapat DUIT saat ini 18 juta hingga 30 juta kedepannya hingga punya Apartemen "Murah" hingga Daging sekilo cuma 35ribu dan Ayam 1 ekor hanya 10 ribu... Ahok-Djarot emang "BUDAK" yang setia menjadi "Pelayan Rakyat"... hemmmmm... info lengkap klik di http://hakunnay.blogspot.co.id/2017/02/harlah-nu-di-banjarmasin-15-pebruari.html