Mahasiswa Indonesia Ukir Prestasi di Festival Seni dan Budaya Iran
Mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Iran kembali menorehkan prestasi gemilang di negara itu. Dalam Festival Internasional Seni, Budaya dan Dakwah yang diselenggarakan Universitas Internasional Al Mustafa Qom, Republik Islam Iran, Muhammad Habibie Amrullah tampil sebagai juara favorit bagian media cabang animasi.
Mahasiswa Jamiatul Ulum Qom jurusan Psikologi tersebut membuat kartun-kartun pendek Islami yang berhasil menyisihkan 100 karya peserta lainnya.
Mahasiswa Jamiatul Ulum Qom jurusan Psikologi tersebut membuat kartun-kartun pendek Islami yang berhasil menyisihkan 100 karya peserta lainnya.
Pada acara penutupan dan penyerahan hadiah di Auditorium Al-Quds Universitas Imam Khomeini Qom Kamis (16/2), Habibie, mahasiswa Indonesia asal Surabaya itu mengungkapkan rasa gembira atas kerja kerasnya yang menuai hasil terbaik.
Muhammad Reza Shaleh sebagai ketua panitia penyelenggara menyatakan penyelenggaraan festival yang keempat tahun ini diikuti ribuan peserta dari 52 negara. "Pada festival dua tahun lalu hanya diikuti 17 negara, tahun ini Alhamdulillah sangat meningkat pesat," ujarnya.
Menurutnya, lagi festival yang bertemakan "Seni, Komitmen dan Semangat Kebangkitan" tersebut diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan dikhususkan buat mahasiswa asing yang sedang menuntut ilmu di Iran.
"Ada 33 cabang yang diperlombakan dalam festival ini. Tahun ini ada 16 ribu hasil karya peserta yang masuk pada panitia sementara festival sebelumnya hanya 1200 karya," ungkapnya.
Cabang-cabang yang diperlombakan antara lain: film dokumenter, seni lukis dan kaligrafi, karikatur, seni tulis (syair, cerpen, novel, roman, skenario film), fotografi, blog dan web site, animasi Islami dan lain-lain.
Burhan Anshari, mahasiswa Indonesia lainnya juga turut berpartisipasi dalam cabang media bagian film dokumenter. Dengan bekerja secara tim bersama Ali Khaidar, Rusdi dan Nasrullah, film dokumenter tersebut diberi tajuk "Defah az Puste Shise" (Perlawanan dari Balik Layar). Beberapa mahasiswi Indonesia berpartisipasi pada cabang penulisan syair dan cerpen.(IRIB Indonesia/IA/PH)
Muhammad Reza Shaleh sebagai ketua panitia penyelenggara menyatakan penyelenggaraan festival yang keempat tahun ini diikuti ribuan peserta dari 52 negara. "Pada festival dua tahun lalu hanya diikuti 17 negara, tahun ini Alhamdulillah sangat meningkat pesat," ujarnya.
Menurutnya, lagi festival yang bertemakan "Seni, Komitmen dan Semangat Kebangkitan" tersebut diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan dikhususkan buat mahasiswa asing yang sedang menuntut ilmu di Iran.
"Ada 33 cabang yang diperlombakan dalam festival ini. Tahun ini ada 16 ribu hasil karya peserta yang masuk pada panitia sementara festival sebelumnya hanya 1200 karya," ungkapnya.
Cabang-cabang yang diperlombakan antara lain: film dokumenter, seni lukis dan kaligrafi, karikatur, seni tulis (syair, cerpen, novel, roman, skenario film), fotografi, blog dan web site, animasi Islami dan lain-lain.
Burhan Anshari, mahasiswa Indonesia lainnya juga turut berpartisipasi dalam cabang media bagian film dokumenter. Dengan bekerja secara tim bersama Ali Khaidar, Rusdi dan Nasrullah, film dokumenter tersebut diberi tajuk "Defah az Puste Shise" (Perlawanan dari Balik Layar). Beberapa mahasiswi Indonesia berpartisipasi pada cabang penulisan syair dan cerpen.(IRIB Indonesia/IA/PH)
Delegasi Indonesia Cemerlang di
Olimpiade Al-Qur'an dan Hadits
|
Menurut Kantor Berita ABNA, ikut sebagai peserta dalam Olimpiade Al-Qur'an dan Hadits ke 17 yang berlangsung selama dua hari 5-6 Februari 2012 di Madrasah Fiqih Fadhil Lankarani di Maidan Muallim Qom Republik Islam Iran, delegasi Indonesia mampu meraih prestasi gemilang. Dalam acara penutupan sekaligus penyerahan hadiah penghargaan Senin (13/2) Ja'far Hasibuan menyabet juara I Tilawah Putra. Qari Nasional yang juga berprestasi pada MTQ nasional pada Juni 2011 di Banjarmasin tersebut merupakan utusan dari Indonesia asal Sumatera Utara. Sebelum berangkat ke Iran ia sempat melakukan pembacaan Al-Qur'an di Istana Presiden pada peringatan Maulid Nabi Saw.
Tidak hanya itu, delegasi Indonesia lainnya juga mengharumkan nama bangsa di dunia Internasional dengan menggondol penghargaan juara I hafiz Al-Qur'an 30 juz oleh Rezki asal Palembang. Hj. Sri Wahyuni Qariah asal Samarinda yang sebelumnya pernah meraih juara I MTQ Internasional di Teheran, Iran tahun 2007 kembali mengulang prestasinya pada olimpiade yang diselenggarakan oleh Universitas Internasional Al Mustafa Qom tersebut dengan membawa pulang penghargaan juara I Tilawah Dewasa Putri.
Turut hadir dalam rombongan delegasi Indonesia, Drs. H. M. Tuah Sirait, MA mantan Qari Nasional yang pernah tercatat sebagai juara I MTQ Internasional. Pengajar Lembaga Tahfizul Qur'an Islamic Centre Medan tersebut didaulat oleh penyelenggara sebagai Tim Juri cabang tilawah dan hafiz Qur'an bagian tajwid.
Deputi Urusan Budaya dan Pendidikan Universitas Internasional Al Mustafa Qom, Hujjatul Islam Mohammad Reza Saleh menyatakan, "Olimpiade internasional al-Quran dan hadis ke-17 ini diikuti oleh qari dan qariah dari 40 negara dunia." Acara penutupan olimpiade tersebut dihadiri oleh Hujjatul Islam Mohsen Qaraati yang sekaligus memberikan hadiah penghargaan kepada para juara.
Burhan Anshari salah seorang peserta asal Aceh menyebutkan delegasi Indonesia juga sempat mengadakan pertemuan dengan para Qari se-Iran di kota Masyhad, melakukan ziarah ke makam Imam Khomeini di Teheran termasuk mengunjungi Kashan, kota peradaban tua masa Dinasti Abbasiyah. Alumni IAIN Sumatera Utara yang menyabet juara III Tilawah pada Olimpiade ke 14 tahun 2009 tersebut menyatakan persaingan pada Olimpiade tahun ini sangat ketat. "Sangat membanggakan, utusan Indonesia mampu menyabet juara I pada Olimpiade yang diikuti sampai 40 negara ini," Ujarnya.
Tidak hanya itu, delegasi Indonesia lainnya juga mengharumkan nama bangsa di dunia Internasional dengan menggondol penghargaan juara I hafiz Al-Qur'an 30 juz oleh Rezki asal Palembang. Hj. Sri Wahyuni Qariah asal Samarinda yang sebelumnya pernah meraih juara I MTQ Internasional di Teheran, Iran tahun 2007 kembali mengulang prestasinya pada olimpiade yang diselenggarakan oleh Universitas Internasional Al Mustafa Qom tersebut dengan membawa pulang penghargaan juara I Tilawah Dewasa Putri.
Turut hadir dalam rombongan delegasi Indonesia, Drs. H. M. Tuah Sirait, MA mantan Qari Nasional yang pernah tercatat sebagai juara I MTQ Internasional. Pengajar Lembaga Tahfizul Qur'an Islamic Centre Medan tersebut didaulat oleh penyelenggara sebagai Tim Juri cabang tilawah dan hafiz Qur'an bagian tajwid.
Deputi Urusan Budaya dan Pendidikan Universitas Internasional Al Mustafa Qom, Hujjatul Islam Mohammad Reza Saleh menyatakan, "Olimpiade internasional al-Quran dan hadis ke-17 ini diikuti oleh qari dan qariah dari 40 negara dunia." Acara penutupan olimpiade tersebut dihadiri oleh Hujjatul Islam Mohsen Qaraati yang sekaligus memberikan hadiah penghargaan kepada para juara.
Burhan Anshari salah seorang peserta asal Aceh menyebutkan delegasi Indonesia juga sempat mengadakan pertemuan dengan para Qari se-Iran di kota Masyhad, melakukan ziarah ke makam Imam Khomeini di Teheran termasuk mengunjungi Kashan, kota peradaban tua masa Dinasti Abbasiyah. Alumni IAIN Sumatera Utara yang menyabet juara III Tilawah pada Olimpiade ke 14 tahun 2009 tersebut menyatakan persaingan pada Olimpiade tahun ini sangat ketat. "Sangat membanggakan, utusan Indonesia mampu menyabet juara I pada Olimpiade yang diikuti sampai 40 negara ini," Ujarnya.
Media Mesir Ungkap Operasi Spionase LSM AS di Kairo
Campur tangan dan intervensi Amerika serikat di Mesir direspon oleh sejumlah surat kabar resmi Mesir. Diberitakan, dalam berita utama mereka Selasa (14/2) surat Kabar Mesir dalam laporannya mengeluarkan sejumlah pernyataan kalau AS berencana menyebar kekacauan di Mesir dan meningkatkan pertikaian yang dikatakan Washington harus diselesaikan guna menjamin kelanjutan operasi Amerika Serikat.
Berdasarkan pernyataan seorang menteri pemerintah, berita utama tersebut menandai krisis lain antara Washington dan Kairo yang dipicu oleh penyelidikan mengenai LSM terbang yang berpusat di Amerika Serikat.
Peristiwa itu menambah daftar hitam kejahatan orang-orang didikan Amerika yang bekerja di Mesir sebagai spionase dan intelijen yang berkedok sebagai LSM.
“Amerika berada di belakang kekacauan ini,” demikian pernyataan di halaman depan harian Al Gomhuria. “Dana Amerika bertujuan menyebar kekacauan di Mesir,” tulis harian Al Ahram di berita utamanya. Surat kabar itu adalah harian dengan oplah paling banyak di Mesir.
Berita utama tersebut dilandasi atas komentar yang dikeluarkan pada Oktober 2011 kepada para hakim penyidik oleh Menteri Kerja Sama Internasional Faiza Abul Naga. Walaupun pernyataan itu baru muncul pada Senin (13/2), ketika disiarkan oleh kantor berita resmi Mesir, MENA.
Seperti Al Ahram dan Al Gomhuria, MENA adalah bagian dari media pemerintah.
Di dalam pernyataannya, Faiza Abul Naga mengaitkan apa yang ia katakan sebagai lonjakan dana AS buat kelompok spionase yang berkedok sebagai LSM tahun lalu dalam upaya mengendalikan jalur peralihan pasca-Hosni Mubarak guna menggolkan kepentingan Amerika dan Israel.
“Semua petunjuk memperlihatkan ada keinginan jelas guna menggagalkan setiap peluang bagi Mesir untuk muncul sebagai negara demokratis yang modern dengan ekonomi kuat,” kata wanita menteri itu sebagaimana dikutip oleh Reuters, Rabu.
Ditambahkannya, itu akan menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika dan Israel.
Mesir berkeras kasus LSM terbang tersebut adalah masalah kehakiman dan semua LSM, tak peduli apa pun asalnya, harus mematuhi hukum di Mesir.
Lalu bagaimana dengan operasi intelijen dan spionase berkedok LSM-LSM terbang bentukan AS di Indonesia? Hampir semua birokrat sudah faham, hampir pejabat negara sudah ngerti, tapi yang faham dan mengerti malah lebih memilih diam. (DarutTaqrib/Islam Times/Adrikna!)
0 comments to "Mahasiswa Indonesia Ukir Prestasi di Festival Seni dan Budaya Republik Islam Iran hingga Media Mesir Ungkap Operasi Spionase LSM AS di Kairo"