Home , , , , , , , , , , , , , , , , , , , � Margh bar Zedde Velayati Faqih..!! Margh bar Omriko..!! Margh bar engilis..!! Margh bar Monafiqina Koffar..!! Margh bar Israel..!! yang artinya: Mampuslah orang yang benci sistem Velayat Faqih..!!, Mampuslah Amerika..!! Mampuslah Inggris..!! Mampuslah orang orang Munafik dan Kafir..!! Mampuslah Israel..!!.

Margh bar Zedde Velayati Faqih..!! Margh bar Omriko..!! Margh bar engilis..!! Margh bar Monafiqina Koffar..!! Margh bar Israel..!! yang artinya: Mampuslah orang yang benci sistem Velayat Faqih..!!, Mampuslah Amerika..!! Mampuslah Inggris..!! Mampuslah orang orang Munafik dan Kafir..!! Mampuslah Israel..!!.






Revolusi Islam, Secercah Cahaya Risalah Kenabian



Salah satu risalah terpenting dalam misi risalah para nabi adalah memerangi kebodohan, syirik, khurafat, kezaliman, ketidakadilan dan penistaan hak asasi manusia. Sebagai nabi yang membawa misi risalah terakhir dan rasul yang paling mulia, Nabi Muhammad Saw tidak pernah sejenakpun melalaikan tugasnya untuk menyelamatkan umat manusia dari kebodohan, diskriminasi dan kezaliman. Rasulullah Saw membawa program bimbingan terkait semua permasalahan yang dihadapi umat manusia dari yang paling parsial hingga yang paling penting, termasuk masalah Hari Kiamat, mata pencaharian, tugas dan tanggung jawab, ekonomi, politik, dan spiritual.

Ayat 25 surah al-Hadid menyebutkan tujuan utama dari pengutusan para nabi yaitu untuk menegakkan keadilan dan memerangi kezaliman. Ayat ini berbunyi; "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan." (QS. 57:25)

Para nabi menentang ketidakadilan karena hal itu mencegah terwujudnya kehidupan yang baik bagi umat manusia. Allah Swt menyerupakan kehidupan yang baik atau hayat tayyibah dengan pohon yang kokoh, rindang dan penuh dengan buah. Di surat Ibrahim ayat 24-25 Allah Swt berfirman, "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat."

Permisalan itu juga disabdakan oleh Nabi Saw dalam menyifati keberhasilan misi risalah beliau. Saat menyaksikan sebagian sahabat menangis setelah menderita kekalahan dalam perang Mu'tah, beliau bersabda, "Jangan menangis. Sebab umatku ibarat kebun dimana pemiliknya telah berjerih payah memelihara, melakukan apa saja yang diperlukan dan memotong ranting-rantingnya berlebihan. Kebun ini akan segera menghasilkan dan setiap tahun akan memberi buah kepada masyarakat. Mungkin saja di akhir buahnya lebih besar dan rantingnya lebih panjang."

Revolusi Islam adalah sebuah gerakan yang lahir dari pandangan yang menjunjung tinggi keadilan dan melangkah untuk menghidupkan kembali cita-cita para nabi. Revolusi Islam adalah gerakan rakyat yang mendambakan hidupnya kembali nilai-nilai agung insani yang diajarkan oleh Nabi Saw. Gerakan ini muncul dalam bentuk revolusi besar yang juga mempengaruhi semua bangsa di dunia. Memang, revolusi yang memiliki dasar dan pondasi kuat pasti akan mempengaruhi lingkungan sekitar bahkan dunia.

Dengan terjadinya revolusi Islam muncul gelombang baru kembalinya umat Islam kepada sirah nabi dan hukum serta ajaran yang dibawa oleh beliau. Dengan kepemimpinannya atas revolusi Islam di Iran, Imam Khomeini ra mengenalkan kembali kaum muslimin kepada Islam yang murni. Revolusi Islam terjadi di seperempat terakhir abad 20 yang lantas menjadi fenomena besar yang mengubah tatanan dunia. Revolusi ini menggiring manusia ke arah nilai-nilai suci dan insani. Lahirnya fenomena ini di abad ke-20 membuktikan bahwa buah dari pohon yang ditanam oleh Nabi Saw tidak mengenal batas waktu untuk berbuah dan menghadiahkannya kepada umat manusia. Ajaran Nabi Saw meliputi semua manusia sepanjang masa dan untuk kebahagiaan hakiki mereka.

Mengikuti langkah Rasulullah, Imam Khomeini juga melakukan gerakan revolusi untuk menghidupkan Islam kembali. Revolusi ini dilandasi oleh semangat ketuhanan, terprogram dan dipenuhi dengan keimanan dan ketulusan. Beliau mengatakan, "Kita harus mendobrak dinding kebodohan dan khurafat untuk sampai ke mata air Islam murni yang diajarkan Nabi Saw. Hari ini, hal yang terbaik di dunia adalah Islam." Imam Khomeini memandang rakyat laksana cahaya kesucian dan kejujuran yang menarik masyarakat dunia ke arahnya.

Revolusi Islam berhasil menempatkan unsur agama di posisi teratas mengungguli unsur-unsur yang lain. Revolusi ini telah mengajukan ide-ide baru seperti perspektif politik Islam, keadilan sosial dalam tatanan internasional, hukum internasional Islam, serta persatuan agama dan madzhab. Revolusi Islam memberikan pesan tentang penghormatan kepada kebebasan bangsa-bangsa di dunia untuk berpikir, berpandangan dan berkemerdekaan. Pesan ini tersadur dari nilai insani yang diajarkan oleh Nabi, yang memberikan kehormatan kepada manusia dan mengakui hak alamiah bagi semua orang untuk memiliki kehidupan yang sehat dan dibawah lindungan keadilan. Nabi Saw memandang semua manusia sederajat dan semua layak untuk mendapat penghormatan.

Kemenangan revolusi Islam telah mengangkat derajat dan harga diri umat Islam di dunia. Umat Islam merasa bangga menjadi pengikut risalah Ilahiyah yang terakhir ini. Imam Khomeini dalam banyak kesempatan menegaskan bahwa revolusi Islam di Iran adalah revolusi yang berlandaskan ajaran murni Nabi yang menetapkan kehormatan bagi manusia. Dengan kata lain, revolusi Islam telah melahirkan gelombang baru di tengah umat Islam yang menghidupkan kembali Islam dan memberikan status yang layak kepada umat Islam dalam kehidupan politik dan sosial.

Ajaran Nabi Muhammad memberikan nilai insani kepada manusia khususnya kaum perempuan. Dalam banyak kesempatan beliau menjelaskan kedudukan tinggi kaum wanita dan hak mereka untuk memiliki harta dan kebebasannya. Di bawah naungan ajaran Nabi, kaum perempuan bisa mengembangkan potensi, serta membebaskan diri dari keterbelengguan, keterhinaan dan krisis identitas. Revolusi Islam adalah gerakan yang mengajak umat untuk kembali kepada ajaran ini, serta menciptakan peluang bagi kaum wanita untuk terjun ke tengah masyarakat dengan menjaga kehormatan dan kesuciannya. Salah satu bukti dari gerakan itu adalah majunya kaum wanita di Iran yang islami di kancah ilmu, sains, serta kegiatan sosial dan semisalnya.

Sosok pribadi Imam Khomeini, pemimpin besar revolusi Islam mengingatkan kita kepada keagungan pribadi Rasulullah Saw. Rakyat menyaksikan gambaran nyata dalam bentuknya yang lebih kecil dari figur agung Nabi yang hidup 14 abad lalu pada sosok Imam Khomeini dalam akhlak, ketaatannya beribadah, keterlibatannya dalam kehidupan sosial, rumah tangga, ekonomi dan politik. Sistem pemerintahan Islam ini juga dibangun sedemikian sehingga tolok ukur bagi pemimpin didasari pada keluhuran akhlak, kecakapan memimpin dan perilaku agung yang mengingatkan umat kepada Nabi Saw. Karena itu, dalam sistem pemerintahan ini, hubungan antara pemimpin dan rakyat terjalin dengan baik, yang landasannya adalah keyakinan yang diiringi cinta antara kedua belah pihak. Sang pemimpin yang salah satu syarat utamanya adalah kedalaman pengetahuannya akan agama dan hukum Islam, berkewajiban untuk menjalankan hukum Allah

Dengan demikian, revolusi dan republik Islam telah menghidupkan pelita cinta di hati umat dan membuatnya siap untuk mendengar seruan dan pesan Nabi dan menerima pemerintahan rakyat yang dibentuk oleh manusia yang paling cakap dalam memimpin di antara para pengikut utusan terakhir Allah. Nabi Saw menyeru umat kepada apa saja yang diperlukan dalam kehidupan manusia sepanjang masa, dan hal itu pula yang dilakukan oleh Imam Khomeini mengikuti jejak sang Nabi. Republik Islam di Iran telah mengumpulkan manusia di bawah panji ketuhanan, kebebasan berpikir, makrifat, dan hak-hak manusia. Imam Khomeini mengatakan, "Jika iman dan amal dengan semua perintah Allah diterapkan dalam semua aktivitas sosial, politik, ekonomi dan semua sisi kehidupan manusia maka masalah hari ini yang paling rumit sekalipun akan terselesaikan. Hari ini, dunia terjebak dalam kebuntuan, dan tak ada alternatif kedua selain menyerah di hadapan hidayah para Nabi." (IRIB Indonesia)




Membela Kepribadian Rasulullah Saw Secara Obyektif dan Ilmiah




Oleh: Syeikh Haidar Hubbullah

Nabi Muhammad Saw bin Abdullah merupakan figur teragung dalam Islam. Beliau adalah pengemban risalah dan penyampai pesan dari Allah Swt. Beliau menjadi jendela bagi kita untuk menembus dunia langit dan jalan menuju wahyu Allah. Sunahnya merupakan hujah dan perjalanan hidupnya menginspirasi berbagai bangsa dan generasi. Beliau merupakan salah satu simbol kemanusiaan dan tokoh besar yang bisa mengubah sejarah.

Kepribadian Nabi Saw yang agung ini menjadi bahan perdebatan di antara agama-agama. Sebagian orang yang mengingkari kenabiannya terkadang menyikapinya secara negatif. Di antara mereka ada yang menuduhnya sebagai pembohong, penipu, dan tukang fitnah. Ada pula yang mereduksi pesan-pesannya supaya terkesan bahwa beliau adalah orang tidak membawa kebaikan bagi masyarakatnya. Hingga era mutakhir pun banyak sekali perdebatan tentang Islam dan Nabi Saw. Mulai dari buku Ayat-ayat Setan yang menggambarkan sosok Rasulullah Saw secara tidak baik, hingga kasus teranyar yang terjadi pada tahun 2006, yaitu karikatur yang melecehkan Islam dan kaum Muslimin dan memicu kehebohan besar di berbagai belahan dunia.

Kali ini, saya bukan mau mengajak untuk berdebat, tetapi hanya ingin mengkritisi sebuah hakikat, supaya kita tidak hanya mencela orang lain, karena dengan mencela sebetulnya kita pun patut dicela. Apakah kita telah mengerdilkan kepribadian Rasulullah Saw? Apakah kita telah memberi kontribusi dalam mendistorsi citra Rasulullah Saw secara sadar ataupun tidak sadar? Lalu apa tugas kita terhadap Nabi yang besar ini?

Tidak diragukan lagi, telah banyak cendekiawan muslim yang menulis buku tentang kepribadian, biografi dan hak-hak Nabi Saw, bahkan tren itu masih menjadi fenomena mengagumkan hingga saat ini. Akan tetapi muncul sebuah pertanyaan: apakah para cendekiawan muslim itu menampilkan pribadi Nabi Saw sebagai tokoh peradaban ataukah sebagai tokoh bagi intern Islam saja?

Saya yakin pertanyaan ini membuka celah yang sangat riskan. Al-Qhadi Iyadh al-Yahshibi (wafat tahun 544 H.), misalnya, menulis buku berjudul al-Syifâ' bi Ta‘rîf Huqûq al-Mushthafâ. Ulama-ulama lain juga banyak yang menulis karya serupa. Akan tetapi, sosok Nabi Saw yang ditampilkan al-Qhadi Iyadh al-Yahshibidalam bukunya sebatas tokoh bagi kaum Muslimin saja. Karena itu, pembicaraannya terbatas pada hak-hak beliau atas kaum Muslimin dan sebagainya. Pernahkah terpikirkan oleh al-Qhadi Iyadh al-Yahshibi untuk menampilkan beliau sebagai tokoh bagi semua orang? Ataudengan kata lain, adakah ide dalam benak al-Qhadi Iyadh—di sini al-Qhadi Iyadh sebagai sampel saja—untuk menggambarkan Nabi Saw sebagai manusia agung kepada orang tidak mempercayainya dan belum memiliki persepsi akidah yang akan membuatnya menerima semua perilaku Nabi Saw.

Mungkin kebanyakan dari kita, kaum Muslimin, menggambarkan kepribadian Rasulullah dengan gambaran yang jauh dari dimensi budaya. Artinya, gambaran tentang beliau tidak keluar dari kerangka akidah Islam. Karena itu, gambaran yang ada terfokus pada dimensi kenabian, semisal hadits tentang keistimewaan Nabi Saw, seperti yang terdapat dalam buku al-Khashâ'ish al-Kubrâ karya al-Suyuthi (wafat tahun 911 H.),atau dalam karya para ulama fikih ketika memulai bahasan nikah.

Di era dialog antar budaya seperti saat ini, menampilkan sosok Rasulullah Saw perlu memasukkan dan mengenalkan dimensi budaya dalam konteks kemanusiaan secara umum. Kaum Muslimin, terutama para ulama, harus melihat hal ini sebagai bahan pembelajaran.

Apabila studi tentang kepribadian, sejarah dan biografi Nabi Saw kita lanjutkan dari dimensi budaya ke dimensi ilmiah, saya belum banyak menemukan penelitian investigatif yang dilakukan secara serius dan berkontribusi dalam merevisi dan mengkaji biografi Nabi Saw agar diketahui mana bagian yang valid dan mana yang tidak valid. Sebagian besar buku-buku sirah bersifat naratif atau semacamnya. Jarang ada rehat-rehat serius di sepanjang teks tentang Nabi Saw yang mengusut teks-teks tersebut berdasarkan kritik historis, kritik hadits, dan kritik tokoh dari satu sudut pandang, kemudian diberi keputusan yang menguntungkan atau memberatkan berdasarkan prinsip dan standar kritik matan dengan mencocokkannya kepada akal, fakta sejarah, dan juga al-Quran yang mulia.

Ya, sejumlah upaya memang telah dilakukan, tetapi upaya yang ada tidak mewakili mainstreamdalam berurusan dengan biografi Nabi Saw. Mungkin ada penelitian yang membahas secara serius sebuah masalah dari perjalanan hidup Nabi Saw berkaitan dengan kepribadiannya dengan pendekatan fikih, filsafat, atau kalam saja. Akan tetapi jarang ada buku biografi dan sejarah Nabi Saw yang mengkaji teks-teks sejarah dengan melibatkan logika dan standar ilmu pengetahuan, baik logika tentang retorika, gairah maupun emosi. Padahal, inilah alasan bagi perjalanan ilmiah kehidupan Nabi Saw supaya perjalanan hidup beliau menjadi budaya di tengah-tengah kaum Muslimin sebagai citra kepribadian Rasulullah Saw yang terpatri dalam pikiran dankesadaran mereka.

Dari sini saya melihat bahwa salah satu faktor yang membuat sebagian peneliti dan penulis Barat membuat citra negatif tentang Rasulullah Saw adalah ketiadaan kajian yang memadai terhadap sumber-sumber hadits tentang kepribadian Rasulullah Saw. Hal itu menyebabkan eksploitasi beberapa cerita memalukan tentang perilaku Rasulullah Saw dan interaksinya dengan para istrinya. Mereka bertujuan menampilkan citra Rasulullah Saw yang telah didistorsi kepada dunia yang bersumber dari sumber-sumber Islam sendiri. Inilah yang mendorong semakin perlunya memurnikan buku-buku hadits dari mitos, kebohongan, dan cerita-cerita yang dipastikan kesalahannya. Semua mitos itu harus diungkap secara terbuka dan ilmiah agar teks-teks yang berbau mitos tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak lain.

Ketika mengatakan ini, tentu saja saya sadar bahwa membersihkan hadits dari hal-hal yang secara ilmiah dinilai batil tidak boleh dilakukan hanya demi memuaskan pihak lain. Hadis harus dikritik secara ilmiah, objektif, dan bukan karena merasa takut kepada pihak lain. Tujuannya harus semata-mata demi pengetahuan. Setelah itu kita bertanggung jawab untuk membela kepribadian Rasulullah Saw yang sahih secara ilmiah. Kita tidak perlu membebani diri dan mengerahkan kekuatan untuk membela sesuatu yang belum diteliti secara ilmiah dan benar-benar meyakinkan. Itu bukan tanggung jawab kita.

Kita juga tidak perlu—seperti yang dilakukan sebagian orang—mendistorsi citra Rasulullah Saw yang mulia demi memoles citra sahabat ini atau sahabat itu, atau untuk menjelaskan kemuliaan imam ini dan imam itu. Sebab, setiap orang memiliki kapasitas dan kedudukan masing-masing. Perbedaan mazhab tidak boleh menyeret kita untuk membuktikan pandangan-pandangan mazhab kita sendiri dengan mengorbankan Rasulullah Saw yang agung. Namun sayangnya, itulah yang banyak ditemukan dalam beberapa riwayat kaum Muslimin dan ada di mana-mana.

Atas dasar ini, citra humanis Rasulullah Saw dan kemuliaan akhlaknya harus ditampilkan, di samping kasih sayang, toleransi, dan cara bergaul beliau dengan orang lain. Teks al-Quran memberi kita gambaran tentang Nabi Saw yang sangat berbeda dengan beberapa gambaran yang sampai kepada kita, yang mungkin didasarkan kepada sejumlah hadits yang boleh jadi lemah.

Al-Qur‘an mendeskripsikan tentang Nabi Saw, "Dan sesungguhnyaengkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. al-Qalam [68]: 4).

Ayat ini mengungkapkan kasih sayang Rasulullah Saw, kemurahan hati, dan etikanya yang luhur. Tidak ada orang Arab yang mengingkari keluhuran budi pekerti Rasulullah Saw, sebagaimana diterangkan dalam al-Qur'an, "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (QS. Âli ‘Imrân [3]: 159)..

Mengkaji sirah dan karakteristik Rasulullah Saw harus difokuskan kepada al-Qur'an, karena bagi kita al-Quran adalah sumber yang pasti. Al-Quran memuat banyak hal yang berguna dalam mengodifikasikansirah Nabi Saw. Karena itu, kita harus menjadikan teks al-Quran sebagai salah satu sumber rujukan terpenting dalam mengkaji sirah Rasulullah Saw, dan jangan merasa cukup dengan buku-buku hadits dan tarikh. Keistimewaan al-Quran adalah sah dijadikan sebagai standar dalam menimbang buku dan referensi tentang tarikh dan hadits karya kaum Muslimin.

Oleh karena itu, seruan untuk menulis sirah Rasulullah Saw berlandaskan al-Quran semakin menguat, karena gambaran yang dihasilkannya lebih diyakini oleh kaum Muslimin ketimbang gambaran dari yang lain. Dalam mengkaji sirah Nabi Saw juga harus dibedakan antara unsur-unsur permanen dalam kepribadian beliau dan unsur-unsur temporal yang merupakan tuntutan situasi dan kondisi sejarah saat itu.

Tulisan ini saya tutup dengan mengutip firman Allah Swt, "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (QS. Âli ‘Imrân[3]: 159). (IRIB Indonesia/Taqrib/SL)

17 Rabiul Awal, Kelahiran Rasulullah Saw



Kelahiran Rasulullah Saw

Tanggal 17 Rabiul Awal tahun 53 sebelum Hijriah, berdasarkan sebagian besar riwayat sejarawan Islam, Nabi Muhammad Saw terlahir ke dunia. Ayah beliau bernama Abdullah yang berasal dari kabilah Bani Hasyim dan ibu beliau bernama Aminah. Sebelum dilahirkan, Muhammad Saw telah kehilangan ayahnya yang meninggal dunia akibat sakit dan ketika berusia enam tahun, ibu beliau juga berpulang ke rahmatullah.

Muhammad Saw kemudian diasuh oleh kakek beliau, Abdul Mutthalib, namun dua tahun kemudian kakek beliau wafat dan Muhammad Saw diasuh oleh paman beliau, Abu Thalib.  Sejak muda, Muhammad Saw sudah digelari al-Amin karena kejujurannya yang amat dikenal masyarakat.

Sejak muda pula, beliau sering menyendiri di gua Hira' untuk bertafakur dan menjauhkan diri dari kehidupan jahiliah kaumnya. Ketika Muhammad Saw berusia 40 tahun, Allah Swt mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu dan memberi kabar mengenai pengangkatan beliau sebagai Rasulullah. Sejak itu, Muhammad Saw melaksanakan tugasnya sebagai rasul penyampai petunjuk Allah, dengan mengalami banyak penderitaan akibat penentangan dari kaum musyrik. Kini agama Islam telah tersebar ke berbagai penjuru bumi dan menjadi agama terbesar di dunia.

Imam Jafar Shadiq Lahir

Tanggal 17 Rabiul Awal tahun 83 Hijriah, Imam Jafar Shadiq as, cucu Rasulullah generasi kelima, terlahir ke dunia di kota Madinah. Sampai usia 12 tahun, beliau diasuh oleh kakek beliau, Imam Sajjad as, dan sembilan belas tahun kemudian dilaluinya di bawah bimbingan ayah beliau, Imam Muhammad Baqir as.

Imam Jafar Shadiq  as hidup di masa ketika Dinasti Bani Umayah sedang mengalami kemunduran dan Dinasti Bani Abbasiah mulai merebut kekuasaan. Masa itu dimanfaatkan oleh Imam Jafar Shadiq untuk menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam yang murni dan hakiki. 

Selain menguasai ilmu dan makrifat Islam, Imam Jafar Shadiq juga menguasai ilmu kedokteran, kimia, matematika, dan bidang-bidang ilmu lainnya. Pada masa hidupnya, Imam Jafar Shadiq as merupakan sumber rujukan ilmu dan beliau dikunjungi banyak orang dari berbagai penjuru dunia untuk meminta jawaban atas berbagai persoalan ilmu. Tercatat ada empat ribu murid yang belajar kepada Imam Shadiq, di antaranya Jabir bin Hayyan, seorang kimiawan muslim terkenal. Imam Shadiq as gugur syahid pada tahun 148 Hijriah. (IRIB Indonesia)


Revolusi Intelektual Imam Shadiq as



Imam Jakfar Shadiq as dilahirkan pada hari Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H di kota Madinah. Ayah beliau adalah Imam Muhammad al-Baqir as. Era Imam Shadiq as merupakan masa yang penuh dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Proses peralihan kekuasaan dari Dinasti Umayah ke Dinasti Abbasiyah di masa itu menyisakan beragam dampak sosial dan politik di tengah masyarakat.

Di sisi lain, masyarakat Muslim di zaman itu berhadapan langsung dengan perkembangan berbagai bentuk ideologi dan aliran teologi dan filsafat. Atmosfir kebangkitan intelektual terasa sangat kental sekali yang dibarengi dengan maraknya penyebaran dan penerjemahan pemikiran filsafat dan teologi dari dunia luar, seperti Yunani dan Persia. Tentu saja, kebangkitan intelektual yang demikian pesat juga memunculkan beragam penyimpangan pemikiran dan akidah. Kondisi tersebut niscaya membuat misi dakwah Imam Shadiq as semakin berat.

Dari satu sisi, masyarakat di masa itu mulai condong kepada pemikiran ateisme dan materialisme. Sementara di sisi lain, Imam Shadiq as harus mempertahankan Islam dari berbagai penyimpangan dan kesalahan interpretasi. Dalam kondisi yang sangat sensitif inilah, Imam Shadiq as melancarkan gerakan revolusi kultural Islam. Gerakan ini ditandai dengan keberhasilan mencetak lebih dari empat ribu ilmuan dan ulama terkemuka dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Salah satu ciri khas Islam adalah perhatian agama ini kepada ilmu pengetahuan dan mewanti-wanti pemeluknya untuk selalu berpikir dan bertafakur. Dengan berani dapat kita katakan bahwa tidak ada agama dan aliran kepercayaan yang menekankan pemeluknya untuk menuntut ilmu pengetahuan dan hikmah seperti Islam. Memperhatikan sekilas ayat-ayat al-Quran dan hadis, dapat kita simpulkan bahwa Tuhan dan para utusan-Nya senantiasa mengajak manusia untuk berpikir dan menggunakan akal. Seruan ini tidak hanya terbatas pada pemeluk agama Islam, tapi juga berlaku bagi seluruh umat manusia.

Dalam perspektif Islam, keimanan buta dan tanpa berpikir, tidak akan diterima di sisi Allah Swt. Akal merupakan sarana yang akan membantu kita untuk mengenal Sang Pencipta. Penghormatan al-Quran terhadap ilmu pengetahuan dan penulisan, telah mendorong kaum Muslim pada masa permulaan Islam untuk berlomba-lomba menuntut ilmu. Pada waktu itu, al-Quran dan hadis Nabi Saw merupakan dua sumber utama dan penting dalam meningkatkan level ilmu pengetahuan dan budaya.

Pada era di mana dunia tenggelam dalam lembah kegelapan dan kebodohan, peradaban Islam dibangun berkat kerja keras Rasul Saw dan secara bertahap mulai membuahkan hasil. Pasca Rasul Saw, Ahlul Bait Nabi as secara bergantian memainkan peran penting dalam mengembangkan dan memperkaya peradaban itu. Fase ini merupakan masa dimulainya kebangkitan intelektual dalam Islam yang kemudian berkembang secara perlahan.

Perhatian terhadap ilmu pengetahuan pada masa kehidupan Ahlul Bait as khususnya pada era Imam Jakfar Shadiq as, mencapai kemajuan pesat. Ketika berbicara tentang pentingnya menuntut ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, Imam Shadiq as mengatakan, "Jika masyarakat mengetahui manfaat-manfaat ilmu pengetahuan, tentu mereka akan bangkit untuk mencarinya, meski darah tumpah dalam menemukannya dan mereka akan menyelami kedalaman lautan."

Sementara berkenaan dengan bahaya kebodohan dan melakukan sesuatu tanpa bekal ilmu, Imam Shadiq as berkata, "Siapa yang mengerjakan sesuatu tanpa pengetahuan dan wawasan, maka ia seperti orang yang menempuh selain jalan utama. Oleh karena itu, semakin ia melangkah ke depan, maka ia semakin menyimpang dari jalan yang lurus."

Era kehidupan Imam Shadiq as berbarengan dengan perubahan dan transformasi besar di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Masuknya beragam pemikiran dan budaya belahan bumi lain ke wilayah Islam, mencerminkan perkembangan pesat ilmu pengetahuan di dunia Islam. Pada masa itu, kebangkitan intelektual dan peradaban yang dibangun oleh Rasul Saw selama 23 tahun, telah membuahkan hasil di banyak bidang dan dimensi.

Imam Shadiq as telah memulai aktivitas ilmiah sebagai kelanjutan risalah Nabi Saw dan pendahulu-pendahulunya dalam mengembangkan peradaban tersebut. Beliau as mempertimbangkan komponen dan karakteristik dalam gerakan intelektual dan masalah memproduksi ilmu pengetahuan. Menurut Imam Shadiq as, kebangkitan intelektual harus dibangun di atas dua landasan yaitu, penghambaan dan rasionalitas. Pada dasarnya, sebuah gerakan untuk membangun peradaban akan berhasil jika memandang manusia secara utuh dan tidak menganggapnya sebagai makhluk satu dimensi. Oleh karena itu, sikap mengabaikan spiritualitas dan dimensi ruh manusia sama artinya dengan kegagalan kegiatan ilmiah, sama halnya dengan sikap menganaktirikan rasionalitas dan logika.

Sejumlah ayat dan hadis menunjukkan bahwa Islam sebagai agama Tuhan selain tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, tapi juga merupakan bentuk urgensitasnya. Rapor cemerlang peradaban Islam membuktikan bahwa para cendekiawan Muslim di berbagai bidang, biasanya adalah orang-orang yang bertaqwa dan menilai kegiatan ilmiah sebagai ibadah.

Pada dasarnya dalam Islam, tidak ada pemisah antara ilmu, akhlak dan ibadah dan bahkan senantiasa menegaskan korelasi di antara mereka. Ilmuan dan pemikir dalam Islam adalah manusia-manusia yang bertanggung jawab dan ulama tanpa moral akan berdampak negatif di tengah masyarakat. Masalah ini merupakan salah satu poros penting prinsip-prinsip peradaban Islam. Oleh karena itu, Imam Shadiq as sebagaimana Rasul Saw, senantiasa menegaskan rasionalitas dan pemanfaatan logika di samping spiritualitas.

Dalam perspektif manusia, akal dan agama adalah dua sejoli dan tidak dapat dipisahkan. Ulama adalah pewaris para Nabi as. Menurut Imam Shadiq as, ilmu pengetahuan harus dinamis, efektif, aplikatif dan responsif. Karena itu, bidang ilmiah Imam as tidak terbatas pada ilmu tertentu dan semua cabang ilmu pengetahuan diajarkan di sekolah beliau. Dalam perspektif Imam Shadiq as, masyarakat selalu dalam keadaan dinamis dan kebutuhan-kebutuhan mereka juga senantiasa baru.

Kebangkitan memproduksi ilmu pengetahuan harus selalu dinamis sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman dan kebutuhan manusia. Imam Shadiq as menekankan pada seluruh cabang ilmu pengetahuan pada masanya mulai filsafat, teologi dan yurisprudensi hingga astronomi dan kedokteran. Beliau as selalu mempelajari karya-karya para ilmuan dan memberi kritikan atas mereka. Selain itu, beliau as juga mengenalkan murid-muridnya dengan pengetahuan modern.

Imam Shadiq as juga mendirikan organisasi ilmuan dan mengorganisir kaum muda untuk memproduksi ilmu pengetahuan. Langkah ini bertujuan kaderisasi dan menularkan ilmu kepada setiap generasi. Di antara murid Imam Shadiq as adalah Jabir Ibn Hayyan, yang dikenal dengan bapak kimia dan Hisyam bin Hakam, pakar ilmu yurisprudensi.
Sejarah menyebutkan bahwa murid-murid Imam Shadiq as mencapai 4000 orang. Sebagian dari mereka memiliki berbagai karya ilmiah yang tiada tara di zamannya. Misalnya Hisyam bin Hakam yang menulis 31 buku. Jabir bin Hayyan yang menghasilkan lebih dari 200 buku dan pada abad pertengahan, karya tersebut diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa. Mufadhal juga merupakan salah satu murid terkemuka Imam Shadiq as yang menulis buku "Tauhid Mufadhal".

Imam Shadiq as adalah manusia yang paling rendah hati di kalangan masyarakatnya. Kaum papa dengan mudah menyampaikan keperluannya kepada beliau dan beliaupun akan memenuhi keperluan mereka dengan kasih sayang. Sikap mulia dan merakyat Imam Shadiq as ini, makin meningkatkan kesadaran politik dan sosial masyarakat. Tentu saja hal tersebut menyulut kekhawatiran para pemimpin zalim Dinasti Abbasiyah. Khalifah Mansur pun merasakan posisinya makin terancam. Lalu, ia meracuni Imam Shadiq as hingga akhirnya beliau pun gugur syahid pada tahun 148 H. (IRIB Indonesia)













Pesan Imam Shadiq Kepada Sahabatnya, Berhati-Hati Dengan Jebakan Setan



17 Rabiul Awal, adalah hari kelahiran Imam Ja'far as-Shadiq as, dan sangat baik jika kita memperingatinya dengan menyerap kembali pesan-pesan beliau di hari yang sangat berbahagia ini.

Imam Shadiq as menasehati seorang sahabatnya untuk mewaspadai jebakan-jebakan setan dan berkata: "Setan menghalangi perbuatan baik kepada saudara-saudara (mukmin)."

Kepada seorang sahabatnya bernama Abdullah bin Jundub, Imam Ja'far as-Shadiq menjelaskan poin-poin penuh hikmah dan menjelaskan jalan kehidupan bagi orang-orang yang menginginkan kebahagian akhirat.

Abdullah bin Jundub adalah termasuk ulama Syiah dan perawi terpercaya pada abad ketiga hijriah dan merupakan salah satu sahabat Imam Shadiq as, Imam Musa Kadzim as, dan Imam Ali al-Ridho as.

Kecintaan dan kesetiaan ikhlas Abdullah bin Jundub kepada Ahlul Bait as, serta berbagai kerja kerasnya dalam memperluas budaya Syiah, membuat namanya dikenal di antara ratusan perawi hadis Ahlul Bait as dan ini sekaligus membuktikan perannya dalam menjaga hadis-hadis Ahlul Bait as.

Imam Ja'far as-Shadiq as berkata: "Setan menebar jebakan-jebakannya di dunia ini hanya untuk memburu para saudara-saudara kita."

Kemudian Abdullah bin Jundub bertanya kepada Imam Shadiq as untuk menjelaskan jebakan-jebakan setan tersebut. Imam menjawab: "Setan menghalangi perbuatan baik kepada saudara dan salah satu dari jebakan setan adalah lalai dari mengerjakan shalat wajib."

Imam Ja'far Shadiq as kemudian menyinggung manfaat dari berbuat baik kepada saudara (mukmin) dan mengatakan, "Sesungguhnya Allah (Swt) tidak disembah karena sesuatu seperti perbuatan baik kepada saudara (mukmin), dan orang yang menyelesaikan masalah saudaranya seperti orang yang melakukan ibadah sa'i di antara safa dan marwah, dan orang-orang yang menyelesaikan masalah saudara seagamanya sama seperti orang yang berlumuran darah dalam perang di jalan Allah pada perang Badr dan Uhud, maka Alalh tidak akan mengazab sebuah kaum, kecuali ketika mereka tidak mempedulikan hak-hak saudara-saudara mereka."

Imam Shadiq as melanjutkan ucapannya: "Barang siaa yang menipu saudara mukminya, mengoloknya, menghinanya, dan berkelahi dengannya, maka Allah Swt akan menempatkannya dalam api neraka dan barang siapa dengki terhadap saudara mukminnya, maka iman di hatinya akan seperti garam yang (cepat) larut dalam air."

Kemudian beliau berkata: "Wahai putra Jundub! Tidurlah sedikit pada malam hari, sedikit berbicaralah pada siang hari. Karena badan manusia adalah organ yang tidak lebih lebih bersyukur dari mata dan lidah. Sesungguhnya ibu (Nabi) Sulaiman berkata kepada Sulaiman, ‘Anakku! Hindarilah tidur, karena pada hari di mana umat sangat membutuhkan amal dan perilakunya, kau juga akan sangat membutuhkannya"

"Wahai putra Jundub! Sambunglah silaturahmi dengan orang yang memutuskan silaturahminya denganmu dan memberilah kepada orang yang tidak pernah memberimmu, berbuatlah baik kepada orang yang menyakitimu, ucapkan salam kepada orang yang menjelekkan namamu, dan bersikap adillah kamu kepada orang yang memusuhimu. Sama seperti jika kau ingin orang cepat memaafkanmu, maka maafkanlah orang yang menzalimimu. Maka ambillah pelajaran dari sifat Maha Pengampun Allah. Apakah kau tidak mengetahui bahwa cahaya surya Allah menyinari orang-orang baik dan jahat, dan air hujannya menyirami orang-orang yang saleh dan munkar?" (IRIB Indonesia/MZ)

Persatuan, Kunci Kemuliaan Dunia Islam



Bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw, Iran menggelar Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-25. Pertemuan yang dibuka hari Rabu (8/2) di Tehran itu digelar oleh Forum Internasional Pendekatan Mazhab-mazhab Islam (FIPMI).

Sekjen FIMPI, Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri dalam pidato pembukaan konferensi menjelaskan peran persatuan dan solidaritas umat Islam serta kebangkitan Islam.Taskhiri menilai gelombang kebangkitan Islam di  kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara bertentangan dengan kepentingan busuk Amerika Serikat.

Konferensi yang berlangsung tiga hari itu mengundang para intelektual dan tokoh-tokoh dari Iran dan lebih dari 50 negara di dunia. Mereka datang untuk menyampaikan pandangan mereka masing-masing mengenai masalah persatuan Islam dari kacamata fiqih, teologi, tafsir dan disiplin ilmu lainnya, serta berbagai masalah yang menimpa umat Islam.

Terkait hal ini, Iran sebagai tuan rumah mendukung terwujudnya sarana untuk mengokohkan persatuan Islam dengan dasar pijakan kolektif sebagai umat Islam.

Tehran menilai persatuan Islam sebagai potensi besar untuk menghadapi adi daya arogan yang menguasai dunia. Selama ini kekuatan hegemonik Barat menjarah sumber daya alam negara-negara dunia yang sebagian besar milik bangsa-bangsa muslim. Konflik dan kekacauan yang menimpa dunia Islam dewasa ini akibat lemahnya persatuan umat Islam.

Kini kebangkitan Islam yang disuarakan rakyat di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara berhasil menggulingkan rezim despotik yang menjadi boneka Barat di kawasan.

Besarnya dukungan rakyat terhadap Islam yang dibuktikan dalam pemilu demokratis di Tunisia dan Mesir menunjukkan bahwa perlawanan yang mereka lakukan tidak bisa dilepaskan dari motif agama yang mereka peluk.

Rakyat Timur Tengah dan Afrika Utara menyadari bahwa kebangkitan Islam saat ini adalah kekuatan besar yang bisa mengembalikan kewibawaan bangsa dan negaranya.

Mereka juga meyakini bahwa kebangkitan umat Islam merupakan kunci utama penyelesaian masalah yang menimpa dunia Islam yang selama ini berada dalam cengkeraman hegemoni Barat.

Dengan persatuan, dunia Islam mampu mewujudkan cita-cita besar kolektif demi perdamaian dan kesejahteraan dunia.(IRIB Indonesia/PH)

Fuad Ibrahim: Brutalitas Riyadh Upaya Patahkan Tekad Rakyat



Pengamat bidang strategi Arab Saudi, Fuad Ibrahim menandaskan, tujuan rezim al-Saud melakukan rangkaian kejahatan di wilayah Qatif, timur negara ini adalah untuk mematahkan tekad rakyat.

"Ulah pasukan keamanan Arab Saudi pada hari Kamis lalu membantai rakyat Qatif kembali menunjukkan niat busuk rezim yang anti warga Syiah," ungkap Fuad Ibrahim Jum'at (10/2) saat diwawancarai al-Alam.

Seraya mengisyaratkan bahwa tidak ada peluang untuk berdialog dengan pembunuh yang menumpahkan darah rakyatnya sendiri, Fuad Ibrahim mengatakan, dialog dengan rezim al-Saud sama halnya dengan ikut serta dalam kejahatan Riyadh.

"Rezim al-Saud khawatir meluasnya kebangkitan Islam di Arab Saudi khususnya di wilayah yang dihuni warga Syiah dan mereka mengirim pasukannya untuk menumpas aksi demo warga demi mempertahankan kekuasaannya," tandas Fuad Ibrahim.

Pengamat bidang strategi Arab Saudi ini menekankan, meski adanya dukungan penuh negara Barat khususnya Amerika Serikat terhadap rezim al-Saud, namun kehancuran rezim ini dalam waktu dekat dapat dipastikan terjadi. (IRIB Indonesia/MF)













Ulama Arab Saudi Kutuk Brutalitas Rezim Al Saud



Ulama Syiah Arab Saudi, Sheikh Namr Amin al-Namr mengutuk keras kejahatan rezim Al Saud terhadap para demonstran di wilayah timur negara ini.

Di khutbah Jumatnya di kota Qatif , Sheikh Namr Amin al-Namr menyebut janji pemerintah Arab Saudi untuk berdialog dengan demonstra sebagai janji palsu. "Kini terbongkar sudah niat busuk rezim Al Saud untuk menyelewengkan opini publik dengan kejahatan mereka membantai warga," tandas khatib shalat Jumat Qatif ini seperti dilaporkan al-Alam.

Sheikh Namr Amin al-Namr menekankan tuntutan para demonstran Arab Saudi yang meminta diakhirinya kezaliman dan pembebasan tahanan. Ia memperingatkan rezim berkuasa atas dampak dari berlanjutnya kejahatan yang mereka lakukan di wilayah timur negara ini.

Ulama Syiah Arab Saudi ini menjelaskan, rakyat Arab Saudi menghendaki penentuan pemimpin dari mereka dan rezim al-Saud tidak memiliki legalitas untuk memimpin negara ini.

Menurutnya keruntuhan dinasti Al Saud sangat pasti dan ia menekankan dilanjutkannya aksi demo hingga rezim ini terguling.

Sementara itu dilaporkan, Zuhair Abdullah al-Said, seorang warga Syiah Arab Saudi di Provinsi al-Sharqiyah tewas ditangan pasukan keamanan rezim al-Saud saat ikut dalam aksi demo damai hari Jum'at (10/2) di wilayah al-Awamiyah, timur Arab Saudi.

Aksi demo warga al-Sharqiyah Arab Saudi digelar sebagai protes atas pembantaian dan brutalitas rezim Al Saud terhadap rakyat negara ini. Di aksi damai ini dua warga juga dilaporkan cidera. (IRIB Indonesia/MF)

Banjir Manusia Melanda Tehran dan Kota-kota Iran Lainnya



Kehadiran dan partisipasi luas masyarakat Tehran dan kota-kota lainnya dalam pawai akbar merayakan kemenangan Revolusi Islam Iran mengejutkan para wartawan asing yang sedang meliput jalannya pawai tersebut.

Fars News hari ini (Sabtu 11/2) melaporkan, pada peringatan "Yaumullah" (22 Bahman) yang berlangsung di Bundaran Azadi Tehran sebanyak 200 wartawan asing dan 1500 wartawan dalam negeri meliput jalannya pawai akbar warga Iran.

Salah seorang wartawan asing dalam wawancaranya dengan Fars News mengutarakan kekagumannya dan mengatakan bahwa hingga kini saya belum pernah menyaksikan di negara manapun partisipasi rakyat seperti ini. Dia menilai partisipasi luas rakyat Iran yang turun ke jalan sebagai tanda cinta mereka terhadap pemerintah dan negaranya.

"Revolusi Islam Iran telah lewat lebih dari 30 tahun, namun hingga kini nilai-nilai dasar revolusi tersebut  tetap ada dan terjaga," tambahnya

Peringatan kembalinya pendiri Revolusi Islam Imam Khomeini ra ke Iran pada tanggal 1 Februari 1979 menandai awal dari sepuluh hari perayaan yang berujung pada tanggal 11 Februari yaitu Ulang Tahun kemenangan Revolusi Islam. (IRIB Indonesia/RA/PH)

Amano Puji Iran Sebagai Negara Pencari Perdamaian



Direktur JenderalBadan Energi Atom Internasional (IAEA) memuji Iran sebagai negara yang mencari perdamaian dalam menghadapi meningkatnya tuduhan oleh kekuatan Barat terhadap program nuklir damai Tehran.

Yukiya Amano mengeluarkan pernyataan itu pada upacara Jumat (10/2) menandai peringatan ke-33 kemenangan Revolusi Islam Iran di kedutaan di Wina, ibukota Austria. Upacara ini dihadiri oleh petinggi diplomat Iran dan asing.

Peringatan kembalinya pendiri Revolusi Islam Imam Khomeini ra ke Iran pada tanggal 1 Februari 1979 menandai awal dari sepuluh hari perayaan yang berujung pada tanggal 11 Februari yaitu Ulang Tahun kemenangan Revolusi Islam.

Di sela-sela upacara, Amano mengadakan pembicaraan yang bersahabat dengan diplomat Iran, termasuk utusan Iran untuk IAEA Ali Asghar Soltanieh dan Duta Besar Tehran untukWina Ebrahim Sheibani. Amano juga mengucapkan selamat kepada bangsa dan pemerintah Iran atas hari peringatan kemenangan Revolusi 1979.

Deputi Direktur Jenderal IAEA Herman Nackaerts juga menghadiri acara tersebut. Kehadiran pejabat tinggi badan ini ditafsirkan oleh para diplomat lain sebagai tanda penting dan positif yang berkaitan dengan masalah nuklir Iran.

AS, Israel, dan sekutu mereka di Eropa menuduh Iran mengejar program nuklir militer dan berhasil meyakinkan Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan empat putaran sanksi terhadap negara itu.

Tehran telah membantah tuduhan Barat dan menyatakan bahwa sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Tehran memiliki hak untuk memperoleh dan mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Iran juga telah berulang kali membuka fasilitas nuklirnya untuk inspeksi internasional dan menyerukan dialog dan cara-cara diplomatik guna meredakan apa yang disebut keprihatinan Barat atas kegiatan nuklirnya. (IRIB Indonesia/RA/PH)

Salehi: Iran Tidak Akan Menyerah Terhadap Ancaman Barat



Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, Iran tidak akan menyerah pada ancaman atas program nuklirnya, karena Tehran telah mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk melawan setiap skenario yang mungkin terjadi.

"Bangsa kita harus tahu bahwa Republik Islam Iran mengambil sikap serius terhadap setiap ancaman dan kami siap dalam segala hal serta memiliki rencana untuk menghadapi skenario paling buruk. Tapi kita yakin bahwa tidak ada yang akan terjadi, "kata Salehi dalam wawancaranya dengan televisi Channel 3 Iran pada Jumat (10/2).

Terkait dengan pembicaraan antara Iran dan kelompok 5 +1; Rusia, Cina, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat, ditambah Jerman , Salehi mengatakan, "Kelompok itu memiliki sejumlah pertanyaan yang"Ambiguitas" dan Iran sedang berusaha untuk menjawabnya.

Menlu Iran juga menandaskan, Tehran akan mengumumkan pencapaian nuklir baru dalam beberapa pekan mendatang dan menekankan pentingnya membangun kepercayaan antara Barat dan Iran atas kasus atom Tehran.

"Mereka (kelompok 5 +1) harus mempercayai kami dan kami (Iran) akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam kerangka perlindungan nuklir kami," kata Salehi.

Barat telah meningkatkan sanksi terhadap Iran sebagai retorika perang AS dan Israel terhadap negara ini.

Baru-baru ini, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dilaporkan mengeluarkan statemen bahwa ada kemungkinan kuat Israel akan melancarkan serangan terhadap Iran pada bulan April, Mei, atau Juni 2012.

AS, Israel, dan sekutu Barat menuduh Iran mengejar program nuklir untuk tujuan militer dan menggunakan tuduhan ini sebagai dalih untuk meyakinkan Dewan Keamanan PBB guna memberlakukan empat babak sanksi terhadap Iran.

Tehran telah menolak tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa Iran sebagai negara anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan Perjanjian Non Proliferasi Nuklir (NPT), maka negara ini berhak mengembangkan program nuklir untuk tujuan damai. (IRIB Indonesia/RA/PH)














Iran Berjanji Akan Terus Dukung Palestina



Wakil Pertama Presiden Republik Islam Iran Mohammad Reza Rahimi mengatakan, Republik Islam berjanji akan terus mendukung perlawanan Palestina terhadap rezim Zionis Israel dan menekankan bahwa masalah Palestina adalah "garis merah" bagi Tehran.

Dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyah (Ismail Haniya) di Tehran pada Jumat (10/2), Rahimi menyatakan bahwa Iran tidak akan mundur sedikitpun dari posisinya dalam membela hak-hak bangsa Palestina. Republik Islam akan menggunakan segala kemampuan yang ada untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas.

Lebih lanjut, dia menggambarkan bahwa dukungan Iran bagi bangsa Palestina sebagai "aspirasi luhur" yang dilakukan sejak kemenangan Revolusi Islam pada  tahun 1979 dan menambahkan bahwa bangsa Iran berkomitmen pada janji ini.

Rahimi menandaskan, dukungan terhadap rakyat tertindas, khususnya bangsa Palestina dan penolakan terhadap rezim Zionis Israel adalah prinsip dan ideologi utama Republik Islam Iran.

Pejabat senior Iran itu juga menjelaskan bahwa penolakan Tehran terhadap rezim Tel Aviv dan keyakinan kuat dalam perjuangan Palestina sebagai alasan utama di balik perang Irak yang dipaksakan terhadap Iran selama delapan tahun (1980-1988) serta plot dan sanksi terhadap Republik Islam.

"Masalah Palestina adalah garis merah bagi kami. Bangsa Iran secara eksplisit dan tegas menyatakan sikap tentang masalah ini," tegas Rahimi.

"Bagian dari hukuman Tuhan terjadi di dunia ini dan rezim Zionis akan segera dihukum karena plot permusuhan dan agresinya," lanjutnya.

Rahimi juga menyerukan kewaspadaan di antara warga Palestina, serta menghindari perpecahan dan perselisihan dalam perjuangan mereka melawan Israel.

Di bagian lain pertemuan itu, Ismail Haniyah mengucapkan selamat kepada pemerintah Iran dan bangsa negara ini atas Ulang Tahun ke-33 kemenangan Revolusi Islam dan menyatakan terima kasih atas sikap Tehran yang mendukung Palestina.

Pejabat senior Hamas itu mengatakan, "Iran telah berdiri di samping bangsa Palestina sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979 dan kami telah menyaksikan dukungan kuat bangsa Iran bagi Palestina yang tertindas. Perlawanan Palestina kuat dan lebih kuat karena adanya dukungan seperti Iran."

Lebih lanjut, Haniyah mencatat bahwa Iran dan Palestina telah ditempa hubungan yang kuat, keduanya berbagi pandangan umun soal perlawanan terhadap perluasan pengaruh AS dan Israel di Timur Tengah. Dia juga menyerukan untuk merespon kuat atas agresi Israel terhadap kompleks Masjid al-Aqsha di al-Quds (Yerusalem).

Menurut rencana, selama dua hari kunjungannya, Haniyeh akan bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan para pejabat senior Iran lainnya. (IRIB Indonesia/RA/PH)


Jutaan Warga Iran Merayakan

 Kemenangan Revolusi Islam di

 Jalan-jalan

Jalan-jalan utama kota-kota besar dipenuhi warga yang meneriakkan yel-yel kemenangan serta pernyataan permusuhan terhadap kezaliman Negara-negara adi kuasa sambil mengancungkan bendera Iran atau spanduk yang bertuliskan dukungan terhadap kepemimpinan Ayatullah Ali Khamanei.


Jutaan Warga Iran Merayakan Kemenangan Revolusi Islam di Jalan-jalanMenurut Kantor Berita ABNA, Sabtu (11/2) hari ini, jutaan orang diseluruh penjuru kota Iran, laki-laki, perempuan, tua dan muda dengan penuh suka cita merayakan hari kemenangan Revolusi Islam Iran 33 tahun lalu. Jutaan orang yang tumpah ruah menjadikan jalan-jalan kota bak lautan manusia. Jutaan warga Iran tersebut menyatakan dukungan dan memperbaharui baiat kepada pemerintahan Wilayatul Faqih yang didirikan Imam Khomeini ra 33 tahun silam. Mereka berjanji melanjutkan perjuangan para syuhada dan cita-cita para pencetus revolusi Islam Iran. 

22 Bahman 1357 menurut kalender Iran bertepatan dengan 11 Februari 1979 adalah hari kemenangan Revolusi Islam Iran yang kemudian dirayakan rakyat Iran setiap tahunnya. Jalan-jalan utama kota-kota besar dipenuhi warga yang meneriakkan yel-yel kemenangan serta pernyataan permusuhan terhadap kezaliman Negara-negara adi kuasa sambil mengancungkan bendera Iran atau spanduk yang bertuliskan dukungan terhadap kepemimpinan Ayatullah Ali Khamanei. Dengan hadirnya hampir 100% penduduk Iran pada peringatan tahun ini menepis tudingan media-media Barat mengenai kegoncangan politik di Iran yang menyebutkan penduduk Iran mulai muak dengan otoritas ulama di negeri para mullah itu.

Di Qom, perayaan kemenangan revolusi Islam tersebut turut dimeriahkan dengan kehadiran para ulama marja taklid yang berbaur dengan masyarakat umum Qom. Para ulama besar tersebut seperti Ayatullah Makarim Syirazi, Ayatullah Nuri Hamadani, Ayatullah Jawad Amuli, Ayatullah Ja'far Subhani dan lain-lain tetap dengan pengawalan ketat turut berjalan kaki membaur menjadi satu dengan jutaan manusia lainnya. 

Diberitakan kurang lebih 1500 wartawan dari dalam negeri dan 280 wartawan asing dari seluruh dunia meliput perayaan kemerdekaan yang paling spektakuler di dunia tersebut.

Nyatanya, Warga Indonesia di 

Iran Aman-aman Saja!

Sifa Sanjurio, mahasiswi Indonesia yang sedang kuliah di University of Tehran, Iran, Jurusan Politik Iran. Perempuan asal Cianjur, Jawa Barat, ini melaporkan pandangan matanya langsung dari Teheran, Iran, di Kompasiana.

Nyatanya, Warga Indonesia di Iran Aman-aman Saja!Menurut Kantor Berita ABNA, berikut paparan pengalaman Sifa Sanjurio mahasiswi Indonesia asal Cianjur, Jawa Barat, yang saat ini sedang kuliah di University of Teheran jurusan Politik Iran. Pengalaman tersebut beliau tulis di Kompasiana. Berikut ceritanya:

Mungkin dalam bayangan anda, situasi Iran saat ini berbahaya, mencekam, menakutkan, mengkhawatirkan, karena perang ‘diramalkan’ sudah semakin dekat, juga embargo yang sudah kesekian kalinya dijatuhkan, pasti membuat negeri yang mayoritas Islam Syiah ini porak poranda tak menentu.

Tetapi Kenyataannya seperti apakah…?

Ternyata jauh dari bayangan anda, semakin ramai berita tentang negara ini, baik itu tentang nuklirnya, pembunuhan ahli nuklirnya, embargo yang semakin menjadi jadi, juga persiapan perang yang telah dipersiapkan oleh kedua belah pihak yang berseteru, tidak membuat masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia takut untuk pergi ke Iran.

Percaya atau tidak, dalam dua bulan terakhir ini, saya kedatangan banyak tamu dari Indonesia yang notabene; Dosen saya, teman saya, temannya teman saya, termasuk teman yang baru saya kenal, karena membaca tulisan saya di Kompasiana (Top Banget deh Kompasiana..). Semua datang kesini dengan bermacam tujuan, kebanyakan dari mereka datang dengan tujuan menghadiri seminar internasional, short course, bisnis, dan satu lagi karena ingin menjadi “hero” dengan mengunjungi negara negara “berbahaya atau rawan konflik” seperti Iran dan Afghanistan. Dan tahukah anda, teman saya yang datang dengan tujuan terakhir ini, merasa gagal menjadi “hero”, karena ternyata negara yang dalam ‘benaknya’ berbahaya dan rawan konflik itu bohong belakaaaa… dia sudah termakan berita berita yang tidak benar, yang sengaja terus digencarkan oleh sang penguasa jagad ini.. (tahu kan siapa?). dalam “testimoni” nya tentang Iran dia menulis: sungguh Iran negara yang cantik, negara maju, punya Metro (Kereta bawah tanah), Indonesia kapan ya punya Metro?, Jalanannya bersih, kok mirip Eropa ya? Negara empat musim, Bersalju pula… so Nice Country. Lanjutnya, pantesan saja negara adi kuasa dan konconya itu tidak terima Iran menjadi Negara Maju, sampai diembargo berapa kali, tetap saja masih bisa hidup. Terakhir opsi perang itu sudah ke berapa kali nya diperingatkan, Tetapi sampai sekarang mereka ga berani tuh… selorohnya..
Iran Makin Gencar Mengadakan Acara acara bertaraf Internasional
Beberapa orang dosen saya yang datang ke Iran dalam rangka mengikuti Short Course atau Kursus Pendek, tentang Filsafat (Iran, negara yang terkenal dengan para pemikir Filsafat dan Irfan nya, dan diakui oleh seluruh dunia. Maka wajar, short course ini diikuti oleh berbagai negara, termasuk Amerika, Inggris, Jepang, Rusia, etc..). Kursus ini memakan waktu sebulan, dan seluruh peserta Kursus adalah Ilmuwan atau pemikir Filsafat pilihan dari negara masing masing, yang sengaja diundang oleh Iran, dengan fasilitas yang menurut saya istimewa, semua serba gratis. Memang nikmat ya menjadi orang pinter dan berilmu pengetahuan itu. Seperti contohnya, Bapak Husein Heriyanto, wakil dari Indonesia, beliau adalah Dosen Filsafat Universitas Indonesia, yang juga notabene guru saya.

Selain itu, ada juga Short Course Ekonomi Islam. Di Iran, Ekonomi Islam, termasuk didalamnya Perbankan Islam, ternyata tidak “seheboh” di Indonesia. Disini tidak ada istilah Ekonomi Syariah atau pun Bank Syariah. Mungkin karena negaranya sudah Negara Islam ya, jadi semua memang sudah syariah. Tetapi yang menarik, seperti yang dituturkan Dosen Hukum Universitas Indonesia, Dr. Gemala Dewi, LL.M. yang menjadi salah satu peserta kursus yang memakan waktu sebulan itu menyebutkan, bahwa Bank di Iran seperti halnya Bank konvensional di Indonesia, memakai sistem bunga, dan dibolehkan, dengan alasan, bunga tersebut dipakai untuk keperluan kesejahteraan negara. Dan perlu diketahui sekarang ini bunga bank semakin naik, termasuk bunga deposito yang mencapai 20 % (ayo siapa yang mau mendepositokan uangnya disini, bisa melalui saya..)

Belum genap sebulan saya didatangi dosen dosen tersebut diatas, saya sudah ditelpon dari Jakarta oleh dosen saya selanjutnya yang notabene Pemimpin Redaksi sekaligus Owner dari Majalah Alo Indonesia (Majalah berbahasa Arab Pertama di Indonesia), Prof. Dr. Nabilah Lubis. Beliau akan menghadiri The International Festival of Muslim Women’s Print Media pada tanggal 7 – 12 Januari 2012 kemarin. Berbeda dengan acara short course, pada Festival ini saya ikut berpartisipasi langsung, karena saya didaulat menemani dosen saya tersebut, yang usianya sudah hampir 70 tahun, tetapi semangat dan pemikiran serta idenya patut diacungi empat jempol. Selain dosen saya tersebut, perwakilan dari Indonesia juga diwakili oleh Pemimpin Redaksi Majalah Paras, Indriyani Permatasari, yang notabene teman dekat saya dulu di kampus UIN Jakarta, ketika sama sama menjadi wartawan kampus sepuluh tahun yang lalu. Dalam Festival ini, saya banyak sekali mendapatkan ilmu tentang jurnalistik atau pun media, terutama media khusus perempuan. Dihadiri oleh lebih dari sepuluh negara, dan hasil dari pertemuan ini diantaranya adalah perlunya dibentuk wadah atau media khusus untuk perempuan muslim di seluruh dunia, yang nantinya akan menampung seluruh aspirasi perempuan dimana pun berada, terlepas dari agama, suku, bangsa dan ras nya.
Belum genap seminggu pula dari kepulangan Prof. Nabilah Lubis dan sahabat saya tersebut ke Indonesia. Prof. Nabilah mengirimkan sms kepada saya, bahwa puteranya, Ustadz Sabri Lubis, sebentar lagi akan ke Tehran menghadiri Kongres Pemuda Islam seluruh dunia. Woww surprise….

Dan benar saja, pada tanggal 28 – 29 Januari 2012 di Tehran dilaksanakan International Islamic Awakening and Youths Conference yang dihadiri oleh seluruh pemuda Islam dari 72 negara. Tetapi sayang, Ustadz Sabri Lubis tidak jadi ikut acara ini, karena sesuatu hal. Tetapi tetap Indonesia mengirimkan pesertanya, diantaranya Ustadz Hasan Daliel.
Tidak berhenti disini, kembali Tehran mengadakan acara internasional selanjutnya, yaitu Congress on Islamic Awakening Literature pada tanggal 5 Februari 2012 kemarin selama dua hari.

Juga tanggal 16 Februari 2012, Iran menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah untuk “Tournament Badminton Iran Challenge” yang akan dihadiri oleh 24 negara.

Note: Sekarang seluruh pelatih Tim Nasional Badminton Iran yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia (Mereka semua adalah pahlawan, yang mengharumkan nama INDONESIA di kancah dunia internasional, melalui olahraga Badminton), sedang sibuk sibuknya melatih dan menyeleksi anak buahnya yang akan bertanding pada liga tersebut. 

Kamis, tanggal 2 Februari 2012 kemarin, saya mendapat berita bahwa KBRI di Tehran menerima tamu dari Bio Farma Indonesia, juga Tim Nasional Futsal kita, yang akan bertanding di Tehran. Sayang sampai berita kekalahan Tim Futsal kita yang saya lihat di Televisi, tidak ada pemberitahuan resmi atau undangan nonton bersama, atau kumpul bersama, layaknya Tim Nasional Sepak Bola yang bertanding melawan Timnas Iran, September 2011 lalu. Padahal kalau ada undangan nonton bersama, apapun yang terjadi, saya akan menjadi penonton setia Timnas Futsal kita. Dan saya akan kabarkan ke seluruh dunia, apapun itu hasilnya.

Terakhir tamu saya di Iran adalah teman nya teman baik saya, datang ke Iran karena bisnis alias urusan pekerjaan.
Tidak hanya disini saja, nanti ada beberapa teman dan guru saya yang berencana datang ke Iran, antara bulan Maret sampai Agustus 2012, dari sekarang mereka sudah mendaulat saya untuk menjadi “Guide” buat mereka, dan saya sanggupi dengan senang hati.
Senangnya ditengokin oleh saudara saudara setanah air. Inilah yang membuat adik saya yang sedang kuliah di Moscow Rusia iri, karena jarang sekali ditengokin…

Kesan dan Pesan Tamu tamu saya tentang Iran

Rakyat Iran, meyakini seratus persen bahwa perang sama sekali tidak akan terjadi. Dan menganggap sepele semua masalah yang sekarang sedang panas diperbincangkan di bagian dunia sana. Jadi kita yang notabene “orang asing” disini santai juga menyikapinya dan perasaan pun lebih tenang. Itu pun yang dirasakan oleh dosen dan teman teman saya yang datang kesini, mereka takjub, heran, ternyata Iran tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya, tidak menyangka bahwa Iran adalah negara yang aman, tidak terlihat penjagaan ketat dimana mana, baik itu tentara atau tank tank nya yang siap memuntahkan pelurunya, kotanya bersih, dan mempunyai empat musim pula (Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur, Musim Dingin), karena kebanyakan dari mereka mengira bahwa Iran sama dengan negara Arab yang panas dan gersang, kenyataannya di jalan jalan utama Iran, kita dengan mudahnya menemukan pohon pohon besar yang umurnya sudah tahunan, akarnya didalam sungai sungai kecil yang mengalir sepanjang jalan utama kota Tehran. Apalagi bulan Januari Februari ini adalah masih musim dingin, saat salju turun dengan indahnya bak kapas kapas putih bersih beterbangan bebas dari angkasa ke bumi Tuhan semesta alam yang fana, tetapi kita dibuat terlena dengan ke’fana’annya.

Kapan saya Kuliahnya, kok mendampingi tamu terus..?
Kuliah saya hanya dua hari dalam seminggu, meskipun tugas tugasnya selangit, ditambah hari libur resmi disini banyak sekali, bahkan lebih banyak daripada di Indonesia. Pandainya kita berbagi waktu saja, sehingga kita tidak terlena dengan waktu bebas yang ada. Sebab itu pula lah saya sering punya banyak waktu untuk menemani para tamu saya terhormat dari Indonesia yang datang kesini.

Untuk libur di Iran, Saya beri contoh, semester yang lalu saya masuk awal Oktober 2011 (pasca liburan musim panas, 3 bulan) Pertengahan Bulan Januari selesailah kuliah semester pertama, setelah libur beberapa minggu, awal Februari ini masuk kuliah semester dua, akhir Maret nanti sudah akan libur lagi selama tiga minggu, menyambut Tahun Baru Iran, Sekaligus menandakan awal musim Semi. Akhir April kembali masuk kuliah sampai akhir Juni, libur lagi 3 bulan… Musim Panas. Dan seterusnya demikian.

Liburan yang saya sebutkan semua diatas, termasuk “Great Holiday”, belum libur tanggal merah yang cuma sehari dua hari, seperti Hari Kemenangan Revolusi Islam Iran, Hari lahir dan wafatnya serta Isra Mikrajnya Nabi Muhammad Saw, Hari lahir dan wafatnya sebagian para Imam maksumin, dan lain lain. Coba bayangkan, apa tidak banyak liburan kita disini? Hehehe…

Shalat Jumat bersama Pemimpin Tertinggi Iran

Jumat kemarin tanggal 3 Februari 2012, seperti biasa Shalat Jumat di Universitas Tehran, tepatnya di sebuah bangunan besar beratap tetapi tanpa dinding, yang sudah berpuluh puluh tahun dipakai untuk Shalat Jumat.

Bangunan tempat Shalat Jumat di dalam Universitas Tehran, hanya untuk jamaah lelaki saja, sedangkan jamaah perempuan di samping kanan bangunan, yang merupakan jalan umum dan halaman Fak. Hukum dan Politik.

Kali ini Shalat Jumatnya luar biasa, istimewa, karena diimami oleh Rahbar (Pemimpin tertinggi Negara Republik Islam Iran. Kedudukan Presiden Ahmadinejad adalah dibawahnya beliau. Inilah salah satu ciri dari sistem pemerintahan Islam Iran yang terkenal dengan nama Wilayah al Faqih nya, dimana kedudukan Ulama lebih tinggi daripada Presiden) Ayatullah Khamenei. Banyak sekali masyarakat Tehran dan sekitarnya, juga masyarakat luar Tehran, perempuan laki laki, tua muda, datang ke kampus Universitas Tehran (untuk masuk ke dalam kampus pun ketat sekali, tidak diperbolehkan membawa HP atau alat elektronik lainnya. yang “ngantri” ribuan. bagi mereka yang sudah tidak sabar, maka mereka gelar sendiri sajadah di pinggir bahkan di tengah jalan raya, sehingga penuhlah jalan dengan orang orang yang shalat berjamaah) . Karena banyaknya yang datang, kampus tidak bisa lagi menampung jamaah shalat jumat yang berjumlah ribuan itu, akhirnya mereka shalat di luar kampus, di jalan jalan raya sampai di taman (Park e Laleh) yang dekat dengan lingkungan kampus, penuuuh sesak oleh jamaah, mereka membawa koran, sajadah atau alas tikar lainnya. Memang, kedatangan Rahbar selalu dinanti nanti oleh kebanyakan rakyat Iran. Tak heran keamanan pun diperketat, Polisi polisi sudah berjaga jaga sejak pukul 9 pagi di jalan jalan utama menuju kampus Universitas Tehran, Busway yang biasa lewat didepan kampus, jam 10 pagi sudah ditutup. Alhasil, jalanan lengang, kosong, taksi atau mobil pribadi jalurnya dipindah ke jalur yang lain. Helikopter pun telah menari nari dan terus menari nari sampai acara shalat jumat selesai, sekitar pukul tiga sore.

Rakyat dibuat melek politik 

Khotbah jumat dimulai sekitar pukul 11. waktu Tehran, jeda waktu dari khotbah ke pelaksanaan Shalat Jumat sekitar satu jam lebih. anda bisa bayangkan, bagaimana dinginnya (sekarang di Iran musim dingin, sampai nanti akhir Maret), waktu itu suhu diluar sekitar minus 5, dingiiin sekali, tetapi tidak mengurangi kekhusyuan para jamaah.

Pemimpin agama di Iran atau di Indonesia sering disebut dengan Ustadz, tidak hanya mengerti agama an sich tetapi mengerti juga politik, inilah yang disebut dengan negara Islam, dimana tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Termasuk dalam Khotbah Jumat Rahbar kemarin yang menyinggung masalah politik dalam negeri dan politik luar negeri negara negara yang sedang berkecamuk, seperti Bahrain, Yaman dan Mesir. Tidak lupa, Rahbar pun menyinggung musuh musuh Iran seperti Amerika, Israel, Inggris dan sekutunya, di tengah tengah khotbah beliau, sering sekali jamaah shalat jumat dengan serempak tanpa ada komando berteriak; Margh bar Zedde Velayati Faqih..!! Margh bar Omriko..!! Margh bar engilis..!! Margh bar Monafiqina Koffar..!! Margh bar Israel..!! yang artinya: Mampuslah orang yang benci sistem Velayat Faqih..!!, Mampuslah Amerika..!! Mampuslah Inggris..!! Mampuslah orang orang Munafik dan Kafir..!! Mampuslah Israel..!!.
Bulu kuduk saya merinding, menyaksikan fenomena seperti ini, sudah dua kali saya menghadiri shalat jumat bersama Rahbar di tempat yang sama pula, dan tidak ada bedanya dengan yang lalu, tetap penuh semangat dengan musuh dan yel yel yang tetap sama pula, tidak berubah. Seperti biasa, saya mulai membayangkan kalau kejadian seperti ini, terjadi di negara saya tercinta, dimana rakyat dan pemimpinnya bersatu padu, melawan musuh yang nyata nyata akan merusak serta menghina kedaulatan negaranya. Pertolongan Allah Swt pasti lah akan datang, dan musuh pun tentunya akan ketakutan. Lihatlah seperti yang sekarang terjadi di Republik Islam Iran ini.

Imam Shadiq as Pemimpin

 Mazhab Ja'fariyah

Kecakapan Imam Ja'far dalam seluruh cabang ilmu pengetahuan diakui oleh seluruh dunia Islam, yang menarik pelajar-pelajar dari berbagai penjuru, dekat dan jauh, datang kepadanya sehingga murid-murid Imam Ja'far mencapai sekitar empat ribu. Para 'ulama dan fuqaha dalam bidang hukum banyak menukil hadis-hadis dari Imam Ja'far Shadiq. Murid-muridnya mengadakan kompilasi ratusan kitab dalam berbagai disiplin ilmu dan sastra.

Imam Shadiq as Pemimpin Mazhab Ja
Imam Ja'far Shadiq adalah Imam Keenam dalam hierarki dua belas Imam Maksum. Panggilannya adalah Abu Abdillah dan gelarnya yang masyhur adalah as-Shadiq, al-Fadil dan at-Tahir. Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. dilahirkan di Madinah pada tanggal 17 Rabi'ul Awal 83 H. Ayahnya adalah Imam Muhammad Baqir a.s. dan ibunya adalah Ummu Farwah binti Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar.
Namanya adalah Ja'far, julukannya adalah Ash-Shadiq dan panggilannya adalah Abu Abdillah.

Imam Ja'far Shadiq dibesarkan oleh datuknya, Imam Zainal Abidin di Madinah selama dua belas tahun dan dilanjutkan oleh lindungan kasih ayahandanya Imam Muhammad Baqir selama sembilan belas tahun.

Setelah syahadah ayahandanya pada tahun 114 H, Imam Ja'far Shadiq menjadi Imam Keenam menggantikan ayahandanya, dan misi suci Islam dan bimbingan ruhani dilimpahkan ke atas pundaknya dari Rasulullah Saw melalui suksesi para Imam sebelumnya.

Keadaan Politik

Masa Imâmah Imam Shadiq bertepatan dengan masa-masa revolusi dan bersejarah dalam sejarah Islam yang menyaksikan kejatuhan Dinasti Bani Umayyah dan kebangkitan Dinasti Bani Abbasiyah. Perang saudara dan gejolak politik menyebabkan terjadinya perombakan secara cepat dalam pemerintahan. Dengan demikian, Imam Shadiq menyaksikan raja-raja rezim yang berkuasa mulai dari Abdul Malik hingga penguasa Dinasti Bani Umayyah, Marwan al-Himar. Ia masih hidup hingga masa Abul Abbas as-Saffah dan Mansur dari Dinasti Bani Abbasiyah. Karena perebutan kekuasan politik antara dua kelompok, Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah maka gerakan Imam menjadi tidak terkontrol untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dan misi-misinya dalam menyampaikan Islam dan menyebarkan ajaran-ajaran Rasulullah Saw.

Pada masa-masa terakhir kekuasan Bani Umayyah, Dinasti mereka berada di ambang kejatuhan. Keadaan kacau-balau dan pemerintahan yang tak-terurus terjadi di seluruh negara-negara Islam. Bani Abbasiyah memanfaatkan kesempatan emas dari ketidakstabilan politik ini. Mereka mengklaim diri mereka sebagai "Penuntut Balas Bani Hasyim". Mereka berprentensi dengan dalih menuntut balas terhadap Bani Umayyah karena telah menumpahkan darah Imam Husain As.

Orang-orang awam yang sudah muak dan kesal dengan kekejaman Bani Umayyah dan secara diam-diam merindukan Ahlulbait Nabi Saw untuk berkuasa. Mereka menyadari bahwa jika kepemimpinan dikuasai oleh Ahlulbait, yang merupakan pewaris sah, wibawa Islam akan bertambah dan misi Nabi Saw yang asli dapat disebarkan. Bagaimanapun, sekelompok Bani Abbasiyah dengan diam-diam mengadakan kampanye untuk merebut kekuasaan dari tangan Bani Umayyah dengan dalih bahwa mereka merebutnya untuk diserahkan kepada Bani Hasyim. Sebenarnya, mereka sedang berkomplot untuk kepentingan mereka sendiri. Kemudian, orang-orang awam ini terkecoh dengan membantu mereka dan ketika Bani Abbasiyah berhasil merebut kekuasaan dari Bani Umayyah, mereka berbalik menentang Ahlulbait.

Keadaan Agama

Kejatuhan Bani Umayyah dan kebangkitan Bani Abbasiyah telah membentuk dua plot utama dalam drama sejarah Islam. Masa-masa kacau dan revolusioner ini terjadi ketika ajaran-ajaran moral Islam telah ditinggalkan dan ajaran-ajaran Nabi Saw dilupakan, sebuah keadaan anarki yang merajalela. Di tengah-tengah keadaan kacau seperti ini, Imam Ja'far Shadiq tampil ibarat mercusuar yang menyebarkan cahaya untuk menerangi samudra kegelapan dan gelimang dosa di sekelilingnya. Dunia cenderung terhadap pesona dan keutamaannya. Abu Salamah Khallal juga menawarkan mahkota khalifah kepadanya.

Akan tetapi, Imam melanjutkan tradisi temurun dari moyangnya menolak dengan tegas tawaran ini, dan lebih memilih untuk menyibukkan dirinya dengan penyebaran ilmu dan khidmat terhadap Islam.

Ajaran-ajaran Imam Ja'far As

Kecakapan Imam Ja'far dalam seluruh cabang ilmu pengetahuan diakui oleh seluruh dunia Islam, yang menarik pelajar-pelajar dari berbagai penjuru, dekat dan jauh, datang kepadanya sehingga murid-murid Imam Ja'far mencapai sekitar empat ribu. Para 'ulama dan fuqaha dalam bidang hukum banyak menukil hadis-hadis dari Imam Ja'far Shadiq. Murid-muridnya mengadakan kompilasi ratusan kitab dalam berbagai disiplin ilmu dan sastra. Selain ilmu fiqh, hadis, tafsir, dan sebagainya, Imam juga mengajarkan matematika dan kimia kepada beberapa orang muridnya. Jabir bin Hayyan Tusi, seorang ilmuwan matematika ternama, merupakan salah seorang murid Imam yang dapat mengambil manfaat dari ilmu dan bimbingan Imam dan mampu menulis empat ratus kitab dalam subjek yang beragam.

Kenyataan ini adalah sebuah fakta sejarah yang tidak dapat diingkari kebenarannya sehingga seluruh ulama-ulama besar Islam berhutang budi atas kehadiran Ahlulbait yang merupakan mata-air ilmu dan pelajaran.

Allamah Sibli menulis dalam kitabnya, Sirâtun 'Nu'man: "Abu Hanifah beberapa lama hadir (menuntut ilmu, penj.) di hadapan Imam Ja'far Shadiq, mendapatkan penelitian berharga darinya dalam bidang ilmu fiqh dan hadis. Kedua mazhab – Sunni dan Syiah – meyakini bahwa sumber ilmu Abu Hanifah kebanyakan bersumber dari pergaulannya bersama Imam Ja'far Shadiq."

Imam mempersembahkan seluruh hidupnya semata untuk menyebarkan ajaran agama dan mendakwahkan ajaran-ajaran Nabi Saw dan tidak pernah bermaksud untuk berkuasa. Karena keluasan ilmunya dan kebaikan ajarannya, orang-orang berkumpul di sekelilingnya, memberikan penghormatan dan perhatian kepadanya. Karena takut popularitas Imam Ja'far semakin luas, hasud dan dengki menguasai diri penguasa Abbasiyah Mansur Dawaniqi sehingga memutuskan untuk mengenyahkannya.

Allamah Tabataba'i menulis:

Imam Ja'far bin Muhammad, putra Imam Kelima, lahir pada tahun 83 H/ 702 M. Ia syahid pada tahun 148 H/ 765 M. Menurut sumber-sumber Syiah, diracun melalui intrik Khalifah Abbasiyah Mansur. Setelah syahadah ayahnya, Imam Ja'far menjabat Imam melalui perintah Allah Swt dan keputusan para Imam sebelumnya.

Selama masa Imâmah Imam Keenam, kesempatan dan iklim yang lebih bersahabat datang kepadanya untuk lebih leluasa menyebarkan ajaran-ajaran agama. Kesempatan ini muncul sebagai akibat pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di berbagai wilayah Islam, khususnya bangkitnya Muswaddah yang menggoyang khalifah Bani Umayyah, perang berdarah terjadi yang akhirnya menuntun kepada kejatuhan dan pengasingan Bani Umayyah. Kesempatan emas ini juga adalah hasil dari pembukaan lahan yang dilakukan oleh Imam Kelima yang telah dipersiapkan sebelumnya selama masa imâmahnya yang mencakup dua puluh tahun melalui tabligh ajaran-ajaran asli Islam dan ilmu Ahlulbait Nabi As.

Imam Shadiq mengambil kesempatan emas ini untuk mendakwahkan ilmu agama hingga akhir masa Imâmahnya, seiring dengan masa-masa akhir kekuasaan Bani Umayyah dan awal kemunculan Bani Abbasiyah. Imam mengajar banyak ulama dalam berbagai bidang disiplin ilmu dan ilmu periwayatan, seperti Zurarah bin A'yan, Muhammad bin Muslim, Mu'minut Taq, Hisyam bin Hakam, Aban bin Taghlib, Hisyam bin Salim, Huraiz, Hisyam Kalbi an-Nassabah dan Jabir bin Hayyan (Ahli Kimia). Bahkan beberapa ulama Sunni ternama seperti: Sufyan ats-Tsauri, Abu Hanifah, pendiri Mazhab Fiqh Hanafi, al-Qadi as-Sukuni, al-Qadi Abul Bakhtari, dan yang lainnya, mendapatkan kehormatan untuk menjadi murid-murid Imam Ja'far. Disebutkan bahwa kelas-kelas dan tahapan-tahapan instruksinya menghasilkan ribuan ulama hadis dan ilmu-ilmu lainnya. Jumlah hadis-hadis yang bersumber dari Imam Kelima dan Keenam lebih banyak dibandingkan dengan hadis-hadis yang bersumber dari Nabi Saw dan para Imam yang lain.

Akan tetapi, pada akhir hayatnya, Imam dikenai pencekalan secara ketat oleh Khalifah Abbasiyah, Mansur, yang memerintahkan seperti penyiksaan dan pembunuhan berdarah dingin terhadap keturunan Nabi Saw yang merupakan penganut Syiah sehingga perbuatannya melebihi kekejaman dan kebiadaban Bani Umayyah. Atas perintah Mansur, mereka ditangkap secara berkelompok, beberapa dilemparkan ke penjara gelap dan pengap kemudian disiksa hingga mati, sementara yang lainnya dipancung atau dikubur hidup-hidup di bawah tanah atau di antara dinding-dinding bangunan, dan dinding dibangun di atas mereka.

Hisyam, Khalifah Umayyah, memerintahkan agar Imam Keenam ditangkap dan dibawa ke Damaskus. Kemudian, Imam ditangkap oleh Saffah, Khalifah Abbasiyah, dan dibawa ke Irak. Akhirnya, Mansur menangkap Imam dan membawanya ke Samarra di mana Imam disekap, diperlakukan secara kasar dan beberapa kali berusaha untuk membunuh Imam. Kemudian, Imam diperbolehkan untuk kembali ke Madinah di mana Imam menghabiskan sisa-sisa umurnya dalam persembunyian, hingga ia diracun dan syahid melalui intrik licik Mansur.

Setelah mendengar syahadah Imam, Mansur menulis surat kepada gubernur Madinah yang memerintahkan sang gubernur untuk pergi melayat ke rumah Imam dengan dalih menyampaikan ucapan bela-sungkawa kepada keluarganya, untuk mencari wasiat Imam dan membacakannya. Siapa pun yang dipilih oleh Imam sebagai pewaris dan penggantinya harus dipancung di tempat. Tentu saja, maksud Mansur ini adalah untuk mengakhiri seluruh masalah Imâmah dan hasrat-hasrat Syiah. Ketika gubernur Madinah mengikuti perintah Makmun, untuk membaca wasiat terakhir, dia melihat bahwa Imam, alih-alih memilih satu orang, ia telah memilih empat orang sebagai pelaksana wasiat terakhirnya; khalifah sendiri, gubernur Madinah, 'Abdullah Aftah, putra sulung Imam, dan Musa, putra bungsu Imam. Dengan cara seperti ini, siasat licik Mansur dapat dipatahkan.

Syahadah
Pada tanggal 25 Syawal 148 H. Imam syahid karena diracun oleh Madinah atas perintah Manshur Ad-Dawaniqi dalam usianya yang ke-65 tahun. Shalat jenazah dilakukan oleh putra Imam, Musa Kazhim, Imam Ketujuh, dan jasadnya dikebumikan di pemakaman Jannatul Baqi Madinah. Salam padamu Wahai Aba Abdillah…..

Stand Indonesia di Pameran

 Al-Qur'an dan Hadits di Qom

"Lewat stand Indonesia di Pameran ini kita bisa memperkenalkan aktivitas Qur'ani masyarakat Indonesia kepada para pengunjung, terutama memperkenalkannya kepada warga Iran."

Stand Indonesia di Pameran Al-QurMenurut Kantor Berita ABNA, selama sepekan sejak Sabtu (4/2) Universitas Internasional Al Mustafa Qom Republik Islam Iran mengadakan Pameran Internasional Al-Qur'an dan Al Hadits. Bertempat di Madrasah Fiqih Fadhil Lankarani di Maidan Muallim Qom, pameran tersebut diikuti oleh beberapa Negara diantaranya Syiria, , Irak Lebanon, Pakistan, India, Turki, dan Thailand termasuk Indonesia. Pihak penyelenggara Pameran melibatkan Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) untuk menyiapkan stand Indonesia.

Menurut Sandi Ahmad Bustomi, ajakan tersebut sesuatu yang sangat penting untuk dimanfaatkan, "Lewat stand Indonesia di Pameran ini kita bisa memperkenalkan aktivitas Qur'ani masyarakat Indonesia kepada para pengunjung, terutama memperkenalkannya kepada warga Iran."

"Di stand ini kami memamerkan beberapa skripsi dan penelitian ilmiah mahasiswa Indonesia termasuk buku-buku karya cendekiawan Indonesia mengenai Al-Qur'an dan Al Hadits juga jurnal-jurnal ilmiah dan majalah-majalah. Kami juga memperlihatkan foto-foto dokumentasi aktivitas masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan Al-Qur'an, seperti penyelenggaraan MTQ tingkat daerah dan Nasional, aktivitas belajar mengajar di Tempat Pendidikan Al-Qur'an (TPA), termasuk dokumentasi beberapa pelajar Indonesia yang sukses mengharumkan nama bangsa di tingkat Internasional dalam penyelenggaraan di beberapa even MTQ Internasional. Selain itu juga kami pajang buku-buku terjemahan bahasa Indonesia yang kebanyakan berasal dari buku-buku yang ditulis ulama-ulama Iran, seperti Sejarah Al-Qur'an karya Ayatullah Hadi Ma'rifat, Tafsir Al Mizan karya Allamah Tabatabai dan juga Kitab 40 Hadits karya Imam Khomeini. Tentu saja kami tidak lupa memajang Al-Qur'an terjemahan Indonesia dan juga Tafsir yang dikeluarkan kementerian Agama." Jelas mahasiswa yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum HPI-Iran tersebut.

Sandi Ahmad lebih lanjut menjelaskan, "Penyelenggaraan pameran Al-Qur'an dan Al Hadits ini merupakan salah satu rangkaian acara dari acara inti Olimpiade Al-Qur'an dan Al Hadits yang setiap tahun di selenggarakan oleh Universitas Al Mustafa Iran. Melibatkan banyak Negara termasuk delegasi dari Indonesia. Namun untuk penyelenggaraan pameran, ini tahun pertama Indonesia dilibatkan." 
Sandi Ahmad Bustomi berharap kerjasama tersebut masih terus terjalin di tahun-tahun mendatang sehingga dapat memperkenalkan aktivitas Qur'ani masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. 

Rahbar: Penyair Muslim Harus Terlibat Aktif dalam Gerakan Kebangkitan Islam

Tak lupa Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan untuk selalu menjaga persatuan Islam dalam setiap bait syair. Beliau mengingatkan adanya pihak-pihak yang ingin menghentikan dan meredam gerakan kebangkitan ini diantaranya dengan menebar perselisihan di tengah umat Islam. Karena itu, umat Islam harus menutup semua celah perselisihan internal yang mungkin muncul lewat isu perbedaan madzhab, etnis atau haluan politik.

Rahbar: Penyair Muslim Harus Terlibat Aktif dalam Gerakan Kebangkitan IslamMenurut Kantor Berita ABNA, seiring dengan hari-hari peringatan Milad Nabi Besar Muhammad Saw dan Pekan Persatuan Islam, para peserta Kongres Internasional Syair Kebangkitan Islam, Senin (6/2) malam bertemu dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam suasana penuh keakraban. Dalam pertemuan itu, para penyair dari berbagai negara seperti Tunisia, Mesir, Yaman, Bahrain, Lebanon, Sudan, Irak, Suriah, Arab Saudi, Kuwait membacakan syair-syair mereka yang bertema pujian kepada Nabi Muhammad Saw, kebangkitan Islam dan revolusi-revolusi di kawasan, isu Palestina, al-Quds, peringatan kemenangan revolusi Islam Iran dan resistensi bangsa Iran.

Dalam pertemuan itu, Rahbar menyebut syair sebagai bahasa yang berperan besar dalam membangkitkan semangat, seraya mengatakan, para penyair Muslim mesti memainkan peran aktif dalam kebangkitan Islam yang agung ini dengan syair-syair yang berkwalitas.
Beliau menambahkan, syair yang sarat dengan pesan-pesan kebangkitan Islam harus bisa membantu umat Islam memperdalam kearifan dan ketercerahannya.

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan, syair-syair itu mesti menjelaskan cita-cita mulia dari perkembangan besar ini, menunjukkan jalan ke arahnya dan mengenalkan musuh atau rintangan yang menghadangnya.

Beliau mengingatkan bahwa syair harus memperhatikan peran agama, iman kepada Allah dan ajaran al-Qur'an dalam proses kebangkitan Islam. Sebab, setiap gerakan kebangkitan yang didasarkan pada keyakinan agama akan terlindungi dan lestari.

Menurut Rahbar, gerakan kebangkitan Islam akan sangat mempengaruhi perjalanan dan nasib umat Islam secara umum.

"Gerakan ini adalah sebuah kebangkitan hakiki dan Islami yang lahir berkat pelajaran atau ibrah dan kesadaran mendalam dan sangat agung yang dicapai bangsa-bangsa Muslim dalam proses waktu yang lama. Karena itu, menyebut gerakan agung ini dengan sebutan ‘Musim Semi Arab' adalah sebutan yang tidak sempurna," kata beliau menjelaskan.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa gerakan ini tidak akan pernah padam, dan dengan izin Allah sejarah umat Islam akan mengalami perubahan.

"Gerakan ini membuktikan akan sebuah peristiwa besar dan bersejarah, sebuah gerakan agung di tengah umat Islam," imbuh beliau.
Karena itu, Rahbar menyeru para penyair Muslim untuk memainkan peran aktif dalam transformasi besar Islam ini.

Tak lupa Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan untuk selalu menjaga persatuan Islam dalam setiap bait syair. Beliau mengingatkan adanya pihak-pihak yang ingin menghentikan dan meredam gerakan kebangkitan ini diantaranya dengan menebar perselisihan di tengah umat Islam. Karena itu, umat Islam harus menutup semua celah perselisihan internal yang mungkin muncul lewat isu perbedaan madzhab, etnis atau haluan politik.
Dalam pertemuan itu Sekjen Forum Dunia Kebangkitan Islam, Dr Ali Akbar Velayati mengatakan, kongres internasional syair kebangkitan Islam dihadiri oleh 77 penyair dari sepuluh negara. Dikatakannya, kongres ini diselenggarakan dalam rangka membantu gerakan kebangkitan Islam mencapai tujuannya.

 Bila Dipindah, Hosni Mubarak

 Ancam Bunuh Diri

Koran MesirRose al-Yusuf melaporkan pada Selasa (7/1) bahwa Mubarak telah meminta pengawalnya untuk menyampaikan ancaman bunuh diri kepada dokter. Ia juga meminta pengacaranya untuk mengajukan protes terhadap keputusan ia dipindahkan ke penjara rumah sakit.

Bila Dipindah, Hosni Mubarak Ancam Bunuh DiriMenurut Kantor Berita ABNA, Diktator Mesir yang telah lengser dari jabatan presiden, Hosni Mubarak dilaporkan mengancam bunuh diri jika ia dipindahkan ke penjara rumah sakit di ibukota Kairo. Mubarak saat ini ditahan di sebuah rumah sakit militer di pinggiran Kairo.

Koran MesirRose al-Yusuf melaporkan pada Selasa (7/1) bahwa Mubarak telah meminta pengawalnya untuk menyampaikan ancaman bunuh diri kepada dokter. Ia juga meminta pengacaranya untuk mengajukan protes terhadap keputusan ia dipindahkan ke penjara rumah sakit.

Demonstran Mesir telah lama mengeluh keputusan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) yang menghina penjara karena menjaga Mubarak di sebuah rumah sakit militer.

Diktator itu dipaksa mundur pada 11 Februari 2011 setelah 18 hari revolusi rakyat. Ia mengakhiri 30 tahun kekuasaannya di Mesir. Presiden berusia 83 tahun itu akan menghadapi peradilan atas kematian lebih dari 800 pengunjuk rasa pro demokrasi selama revolusi. 
Mubarak telah menjadi pemimpin Arab pertama yang diadili secara pribadi sejak gelombang pemberontakan rakyat di Timur Tengah dan Afrika Utara mulai sekitar bulan Desember 2010.

Dituding Menghina Nabi,
 
Jurnalis Arab Diancam Hukuman

 Mati

Kasghari berdalih, pernyataannya di Twitter merupakan reaksinya terhadap Pemerintah dan ulama-ulama Saudi yang mengharamkan peringatan Maulid Nabi dan menganggap Nabi tidak ubahnya manusia biasa yang tak berhak mendapatkan pemuliaan apapun. 

Dituding Menghina Nabi, Jurnalis Arab Diancam Hukuman MatiMenurut Kantor Berita ABNA, Hamzah Kashgari seorang Jurnalis Arab Saudi dituding melakukan penghinaan kepada Nabi melalui akun Twiternya justru pada bulan dimana umat Islam sedang mengenang kelahiran Nabiullah Muhammad saww. 

Dia menulis, "Di hari miladmu, saya tidak akan pernah sama sekali memberi penghormatan padamu, sama sekali tidak akan mencium tanganmu, bersamamu aku sama sekali tidak bergetar, saya tertawa kepadamu sebagaimana kamu tertawa kepadaku, kamu tidak ubahnya seperti teman berbicara, tidak lebih."

Sejak kalimat yang dianggap merupakan penghinaan tersebut tertulis di Twiternya serentak kaum muslimin Saudi memberikan kecaman. Kebanyakan mereka menuntut jurnalis tersebut dihukum mati. Hamzah Kashgari telah menyatakan permohonan maaf, dan menyebut dirinya bukan bermaksud menghina Nabi, namun hanya sedang berandai jika bertemu dengan Nabi ia akan bersikap biasa sebagai sahabat yang sejajar kedudukannya dengan Nabi. 

Meskipun telah meminta maaf, namun ulama Saudi tetap menuntut ia diadili. Sekitar 30 ribu orang melakukan kecaman di akun twitternya. Karena khawatir akan keselamatan dirinya, Hamzah Kasghari melarikan diri ke Malaysia dan tertangkap saat mendarat di Bandara Internasional Kuala Lumpur Jum'at (10/2) setelah ada berita penangkapan dari pemerintah Saudi dan Interpol. Pria 23 tahun yang berprofesi sebagai wartawan tersebut rencananya akan diekstradisi kembali ke negaranya. Di Saudi, dia disambut ancaman hukuman mati atas tuduhan penistaan agama.
Kasghari berdalih, pernyataannya di Twitter merupakan reaksinya terhadap Pemerintah dan ulama-ulama Saudi yang mengharamkan peringatan Maulid Nabi dan menganggap Nabi tidak ubahnya manusia biasa yang tak berhak mendapatkan pemuliaan apapun. 

sumber: irib.ir, abna.ir,kompasiana dan sumber lainnya 






1 comments to "Margh bar Zedde Velayati Faqih..!! Margh bar Omriko..!! Margh bar engilis..!! Margh bar Monafiqina Koffar..!! Margh bar Israel..!! yang artinya: Mampuslah orang yang benci sistem Velayat Faqih..!!, Mampuslah Amerika..!! Mampuslah Inggris..!! Mampuslah orang orang Munafik dan Kafir..!! Mampuslah Israel..!!."

  1. Kita menghendaki kebangkitan yang tidak terbatas pada ibadah dan perbuatan mandub saja. Akan tetapi, kita menghendaki kebangkitan atas hukum-hukum Islam keseluruhan baik dalam pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, hubungan luar negeri, tsaqafah dan pendidikan, politik dalam negeri dan luar negeri dan dalam seluruh urusan umat, baik secara individu, kelompok maupun negara.

Leave a comment