Home , , , , , , , , , , , , , , , � Tumpahkan Darah seorang kaum Muslim dan Zionis cs pun tertawa....hahahahaha...

Tumpahkan Darah seorang kaum Muslim dan Zionis cs pun tertawa....hahahahaha...

 






Ekstremisme Keberagamaan... Fanatisme, Terorisme dan Intoleran


Islam adalah agama kasih sayang, toleran dan moderat. Umat Islam berbeda dengan umat-umat lain karena kemoderatannya, sebagaimana dinyatakan oleh Allah Swt dalam firman-Nya. Agama kita unggul karena mengedepankan toleransi, kemudahan, dan tidak mempersulit umatnya. Namun demikian, ada saja kelompok-kelompok yang menyalahi maksud Pembuat syariat yang Mahabijaksana. Mereka menanggalkan tanda sebagai umat yang moderat dan seimbang. Mereka menyimpang dari jalan yang lurus dan menyempal dari manhaj yang benar. Mereka cenderung berlebih-lebihan dan kaku.

Fenomena yang memilukan ini memberikan peluang kepada musuh-musuh Islam untuk melancarkan kampanye gelap berisi fitnah dan tuduhan yang ingin disematkan kepada Islam, yaitu tuduhan fanatik, teroris, intoleran dan tudingan-tudingan lain yang tidak berdasar tentang Islam dan tidak ada sandarannya, baik dari ilmu pengetahuan maupun dari realitas sejarah. Orang-orang yang menyimpang itu, sadar tidak sadar, telah membantu musuh-musuh umat Islam untuk mewujudkan apa yang ingin mereka ambil dari Islam dan pemeluknya.

Inilah topik bahasan dalam dialog kita kali ini bersama Syekh Yusuf al-Ghaus, peneliti Islam dari Lebanon.

Tanya: Profesor yang terhormat! Apa itu ekstremisme keberagamaan?

Jawab: Ekstremisme atau al-tatharruf adalah berlebih-lebihan dalam beragama, tepatnya menerapkan agama secara kaku dan keras hingga melewati batas kewajaran. Para ulama dulu menerapkan kata ekstremisme keberagamaan kepada orang, pendapat, atau perbuatan yang menyalahi syariat. Dia memahami nash-nash syariat dengan pemahaman yang melenceng jauh dari maksud Pembuat syariat dan spirit Islam. Dengan demikian, ekstremisme dalam beragama adalah pemahaman yang mengarah kepada salah satu dari dua kesimpulan yang tidak baik, yaitu keterlaluan dan melampaui batas (al-ifrâth wa al-tafrîth).

Orang yang ekstremis dalam beragama adalah orang yang melewati batas-batas agama, berpaling dari hukum dan petunjuknya. Orang yang berlebih-lebihan dalam beragama adalah ekstremis yang menyangkal kemoderatan dan kemudahan agama. Kata lain yang punya kaitan dengan ekstremis adalah berlebih-lebihan atau al-ghuluw. Para ulama telah menjelaskan pengertian berlebih-lebihan dalam beragama, antara lain al-Nawawi. Dia mengatakan, "Al-Ghuluw (berlebih-lebihan) adalah menambah-nambahkan sesuatu di luar yang dituntut oleh syariat." Dengan kata lain, al-ghuluw adalah melampaui perintah Allah dengan alasan untuk memperketat.

Tanya: Menurut Anda, mengapa fenomena ekstremisme keberagamaan ini bisa terjadi? Apa penyebabnya?

Jawab: Penyebab utama terjadinya ekstremisme dalam beragama adalah salah memahami agama, fanatik buta kepada satu pendapat, dan tidak mengakui pendapat orang lain, terutama dalam persoalan-persoalan ijtihad (ijtihâdiyah). Salah paham dan fanatik buta kepada satu pendapat menyebabkan orang yang ekstremis menganggap masalah-masalah ijtihâdiyah sebagai masalah yang pasti, yang hanya memiliki satu pendapat, yaitu pendapatnya. Petunjuk paling jelas atas ekstremisme adalah fanatik kepada satu pendapat dan tidak mengakui pendapat orang lain. Petunjuk lainnya adalah bersikeras dengan satu pemahaman dan tidak menerima pemahaman lain meskipun jelas-jelas membawa kemaslahatan bagi manusia.... Ada orang yang membolehkan dirinya berijtihad dalam masalah-masalah yang sangat sulit dipahami dan sangat pelik, kemudian dia memberikan fatwa sesuai dengan pendapatnya, entah tepat ataupun tidak, tapi dia tidak memperkenankan para ulama masa kini yang ahli di bidang tersebut, baik individu maupun kolektif, untuk memberikan pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya. Aneh bukan?

Tanya: Seperti kita ketahui bahwa fanatik kepada satu pendapat dan salah memahami agama itu bermacam-macam bentuknya. Bisakah Anda menceritakan bentuk yang paling menonjol dari fenomena yang terjadi di masyarakat muslim ini?

Jawab: pertama-tama kita bicarakan soal pemikiran mengafirkan orang lain (takfîr). Dampak al-ghuluww dan ekstremisme yang paling membahayakan adalah merebaknya pemikiran mengafirkan orang lain di tengah-tengah masyarakat muslim.Orang-orang yang punya pemikiran seperti itu akan dengan mudah menyatakan orang lain sesat dan kafir, bahkan menyatakan boleh mengucurkan darah dan merampas hartanya. Mereka membunuh kaum muslimin yang tidak bersalah hanya lantaran berbeda pendapat dengan mereka. Orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka diancam akan dibunuh. Bahkan ada di antara mereka yang mengafirkan pemerintah dan sistem yang menerapkan hukum positif. Mereka menyatakan semua orang yang bekerja di bidang peradilan, parlemen, administrasi pemerintahan, tentara, dan kepolisian telah murtad, dan oleh karena itu boleh dibunuh. Menurut mereka, orang-orang tersebut telah menjalankan hukum syaitan (thâghût).

Harus diingat bahwa mengafirkan orang lain merupakan ideologi yang ditolak dan dilarang oleh agama. Sejumlah nas yang sahih, jelas, dan mutawatir melarang kita mengafirkan orang lain. Itu sudah cukup untuk kita jadikan pegangan. Sebagai catatan, Khawarij adalah yang pertama kali memunculkan pemikiran mengafirkan orang lain di kalangan umat ini. Menurut mereka, muslim yang berbuat dosa itu kafir, darahnya halal ditumpahkan, dan hartanya halal dirampas.

Partisipasi politik demi perubahan ke arah yang lebih baik dalam pelbagai sendi kehidupan telah hilang dari logika kelompok keagamaan yang ekstrem, yang telah menyimpang dari pemahaman agama Islam yang moderat. Mereka menjadikan kekerasan sebagai sarana untuk setiap perubahan dalam masyarakat. Padahal mekanisme partisipasi politik, baik di dewan legislatif maupun lembaga swadaya masyarakat, sejatinya lebih berpengaruh dalam mengurusi persoalan real di Pakistan daripada melakukan tindak kekerasan. Berkarya melalui lembaga politik dan legislatif untuk melakukan perubahan dan melaksanakan reformasi jauh lebih praktis, tidak membahayakan masa depan negara, dan tidak mengancam keamanan dan stabilitas negara.

Tahapan berikutnya adalah soal interaksi dengan non-muslim. Islam tidak memaksa siapa pun untuk memeluk agama Islam. "Tidak ada paksaan untuk (memeluk) agama (Islam)." (QS. al-Baqarah [2]: 256), sebagaimana telah menjadi pendapat umum dalam yurisprudensi Islam.Islam menekankan kehidupan yang damai antar agama. Piagam Madinah (Perjanjian antara Muslim dan Yahudi) adalah bukti paling otentik atas hal itu. Namun demikian, sebagian orang yang sejatinya tidak mengetahui hakikat Islam mengumumkan ke khalayak umat beragama bahwa kekafiran merupakan alasan yang cukup untuk menumpahkan darah. Ini jelas merupakan ketidaktahuan terhadap agama dan bertentangan dengan keterangan ayat-ayat al-Quran yang mulia, Sunnah Nabi, dan pengalaman praktis dari sejarah Islam. Perlu dicatat bahwa Islam tidak melarang berbuat baik kepada non-muslim selama mereka berlaku damai. Allah Swt berfirman, "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. al-Mumtahanan [60]: 8).

Tanya: Bagaimana sikap ekstremisme keberagamaan dalam hal partisipasi perempuan?

Jawab: Sebagian pemeluk agama menjadi batu sandungan bagi partisipasi perempuan dalam membangun masyarakat, padahal Allah yang Mahakuasa menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, dalam kehidupan ini untuk menyembah-Nya. Ibadah adalah gerak-gerik manusia yang sesuai dengan syariat Allah Swt dalam menyucikan diri dan menata masyarakat. Menonaktifkan kapasitas dan kemampuan merealisasikan tujuan tersebut merupakan tindakan yang bertentangan dengan hukum Allah Swt. Perempuan juga bagian dari masyarakat. Aktivitasnya dalam menunaikan tugas-tugas kemasyarakatan akan menjadikan masyarakat lebih mampu menatap peradaban dan menghadapi tantangan, unggul dalam berkontribusi dan mempengaruhi masyarakat lain. Demikian pula menonaktifkan perempuan dari tugas-tugas kemasyarakatan dan mengekang potensinya dalam merealisasikan tujuan-tujuan masyarakat adalah penyebab stagnasi masyarakat dan ujung-ujungnya bakal ditinggalkan oleh peradaban manusia.

Saat ini umat Islam telah kehilangan banyak hal karena gagal memanfaatkan kemampuannya secara optimal dalam mengamankan nasionalnya dan menyaksikan peradabannya. Akan lebih parah lagi apabila menonaktifkan perempuan dari tanggung jawab kemasyarakatannyadengan mengatasnamakan agama. Janganlupa bahwa ada tugas-tugas kemasyarakatan yang hanya dapat dilakukan secara optimal dengan partisipasi aktif dari laki-laki dan perempuan.

Ketiadaan kaum perempuan di dunia Islam yang mengemban tanggung jawab kemasyarakatan dalam bentuknya yang bisa diterima telah memberikan kesempatan kepada musuh-musuh Islam untuk menuduh Islam telah memberangus hak-hak perempuan dan melarang mereka bekerja. Bahkan sebagian muslim telah menjadi korban kebohongan terhadap agama ini. Mereka menyalahkan ketiadaan perempuan dalam berbagai bidang pekerjaan kepada agama. Menurutmereka kaum perempuan telah dirampas hak-haknya yang telah diberikan oleh Allah atas nama agama atau tradisi.

Itulah yang membuat banyak perempuan muslim meninggalkan agama dan terlibat dalam gerakan anti-agama. Mereka kira agama tidak memberikan hak-hak mereka, melarang mereka bekerja dan berkontribusi kepada masyarakat. Mereka kira agama bertentangan dengan perkembangan kemampuan dan energi mereka. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Jika kita flashback ke masa perkembangan Islam di era Nabi saw, disebutkan bahwa perempuan berpartisipasi aktif dalam isu-isu sosial. Mereka memiliki kesadaran dan kemampuan dalam menangani isu-isu reformasi dan pembangunan. Mengekang perempuan dari interaksi dengan isu-isu kemasyarakatandan menjauhkannya dari keterlibatan secara praktis dalam isu-isu pembangunan dan reformasi masyarakat semata-mata merupakan residu dari masa-masa keterbelakangan dan kejumudan. Hal itu jelas harus dilewati. Oleh karena itu, mengaktifkan peran perempuan dalam pekerjaan masyarakat, di samping tetap aktif mengerjakan tugas dan fungsi pendidikan di rumah, adalah salah satu tuntutan strategis dakwah Islam di era sekarang. Bahkan, hal itu merupakan respons praktis terhadap kesimpangsiuran dan tuduhan tidak berdasar yang telah dialamatkan kepada agama Islam.

Penugasan perempuan untuk bekerja masuk dalam keumuman tugas-tugas syariat yang mencakup berbagai bidang kehidupan, kecuali jika ada ketetapan khusus untuknya. Mematuhi tugas-tugas yang luas cakupannya ini menuntut kaum laki-laki dan perempuan berinteraksi dengan semua isu kemasyarakatan dan berpartisipasi di dalamnya. Itu merupakan sebuah kemestian dan harus didahului dengan menciptakan lingkungan yang layak untuk membentuk kesadaran dan kemampuan menganalisis realitas dan memahami berbagai dimensinya.

Upaya yang dibutuhkan untuk maju merupakan tanggung jawab bersama laki-laki dan perempuan seraya memperhatikan perbedaan masing-masing terkait jenis pekerjaan yang dapat mereka lakukan, di samping mempertimbangkan kemampuan bertugas masing-masing. Terkadang perempuan lebih cakap melaksanakan pekerjaan tertentu daripada pria dalam bidang tersebut. Alasan kuat agar perempuan bekerja dan memanfaatkan kemampuannya melampaui batasan kebutuhan keluarga untuk memperbaiki taraf kehidupan. Lebih dari itu, seharusnya yang menjadi dasar dan kriterianya adalah kebutuhan umat dan menjembatani kesenjangannya dengan memanfaatkan potensi dan kemampuan yang ada dalam segmen masyarakat, pria maupun wanita, terlepas dari kebutuhan keluarga untuk mendapatkan finansial. (IRIB Indonesia/Taqrib/SL)

Pembakaran Al-Quran Bukti Nyata Islamphobia Barat



Beberapa waktu lalu, dunia menyaksikan protes luas rakyat Afghanistan di Kabul dan berbagai kota lainya. Kemarahan warga mencapai titik puncaknya setelah muncul berita bahwa tentara Amerika Serikat telah membakar kitab suci al-Quran. Sedikitnya 30 orang tewas dalam tiga hari protes terhadap penodaan itu, dua dari mereka di luar Pangkalan Udara Bagram, pangkalan utama militer AS di negara itu. Protes dimulai di Provinsi Parwan, tapi segera menyebar ke daerah lain, mendorong AS untuk meliburkan kedutaannya dan mengevakuasi staf-stafnya.

Sekitar 2.000 warga Afghanistan menggelar protes di luar Pangkalan Udara Bagram, meneriakkan slogan-slogan "Matilah Amerika," serta melemparkan batu dan bom molotov di pangkalan. "Matilah Amerika" dan "Kematian bagi Barack Obama" juga bergema di tempat lain, termasuk Kabul, Jalalabad, Logar, Uruzgan, Faryab, Baghlan dan Laghman. Para pengunjuk rasa mengepung pangkalan, menuntut para pelaku utama diadili dan pasukan asing diusir dari Afghanistan. Tragisnya, aksi itu ditanggapi dengan sebuah rentetan peluru dan pertumpahan darah. Pangkalan Udara Bagram telah menjadi simbol kebencian masyarakat terhadap pendudukan pimpinan AS.

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan kemudian Presiden Barack Obama mengeluarkan permintaan maaf atas kasus itu dalam upaya untuk menenangkan situasi. Namun berbeda dengan harapan mereka, permintaan maaf gagal untuk mendinginkan kemarahan rakyat. Rakyat Afghanistan yang marah juga membakar bagian dari sebuah kompleks perumahan yang digunakan oleh kontraktor asing di Kabul.

Pembakaran al-Quran telah menjadi bencana lain dalam hubungan masyarakat dengan Washington. Ini merupakan peristiwa terbaru dalam serangkaian tindakan keji tentara AS yang membuat marah rakyat Afghanistan. Pada pertengahan Januari 2012, sebuah video juga memperlihatkan tindakan keji tentara AS yang mengencingi mayat-mayat pejuang Afghanistan. Ajaran Islam menghormati mayat, tidak hanya Muslim tapi juga non-Muslim dan menganggap pelecehan terhadap mereka sebagai kejahatan serius.Tindakan provokatif seperti itu menunjukkan ketidakpedulian AS terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh rakyat Afghanistan dan bahkan umat Islam dunia. Insiden ini jelas menandakan kegagalan besar Gedung Putih dan PR bagi militer AS yang ingin menarik simpati rakyat atas pendudukan.  

AS selalu mengklaim dirinya sebagai pembela hak asasi manusia dan demokrasi. Mereka mengedepankan nilai-nilai universal selama negara lain tidak mematuhi kebijakan Washington. Sekutu-sekutu Washington dalam beberapa dekade terakhir, seperti Shah Iran, diktator militer Chile, Irak, atau penguasa Yaman, Tunisia, dan Mesir, atau bahkan raja-raja di Arab Saudi dan Bahrain mendapat dukungan dan pembelaan dari AS meskipun tidak mengindahkan isu HAM dan prinsip-prinsip demokrasi.

Meski pembakaran kitab suci al-Quran merupakan perbuatan yang tercela dan mendapat kecaman dari seluruh umat Islam. Namun aksi itu bukan peristiwa yang pertama. Sejak zaman Jahiliyah hingga kini, pasukan kebatilan terus berupaya melenyapkan kebenaran. Sebagai contoh, untuk memadamkan dakwah Nabi Ibrahim as, mereka menyalakan api dan penuh kebencian melemparkan beliau ke dalamnya. Di masa lain, musuh-musuh kebenaran berupaya menghapus tauhid dan ajaran Tuhan dengan menempuh berbagai cara, di antaranya, mengerahkan pasukan gajah dan menyerang Kabah, sehingga mereka terkenal dengan "tentara gajah". Orang-orang kafir di masa Nabi Muhammad Saw menuduh beliau sebagai tukang sihir dan gila. Mereka juga menutup telinga supaya tidak mendengar bacaan ayat-ayat suci al-Quran.

Meskipun penghinaan dan penistaan terhadap kesucian al-Quran, kepribadian Nabi Muhammad Saw dan kemuliaan-kemuliaan Islam lainnya terjadi pada masa sekarang, namun sebenarnya aksi itu adalah kegiatan rutin yang dilakukan musuh-musuh kebenaran sejak zaman Jahiliyah. Penistaan itu ditempuh dengan berbagai cara, di antaranya, seperti yang dilakukan Salman Rushdie dengan bukunya yang berjudul "Ayat-ayat Setan"  atau dengan ceramah, pembuatan film anti-Islam, artikel, dan karikatur penghinaan Islam, serta cara-cara lainnya, dimana yang terbaru adalah pembakaran al-Quran di Afghanistan.

Sejarah menunjukkan bahwa aksi-aksi penistaan yang terjadi akibat kebodohan dan dilakukan dengan kemarahan, selalu berdampak sebaliknya. Pembakaran terhadap Nabi Ibrahim as oleh kaum kafir, justru menyebabkan imannya masyarakat di masa itu. Tentara gajah tidak berhasil menghancurkan Kabah dan justru sebaliknya, selama berabad-abad Kabah tetap berdiri tegak dan menjadi tempat ziarah jutaan umat Islam. Kenyataan ini menunjukkan bahwa Barat telah menemui jalan buntu untuk menghancurkan Islam, walaupun saat ini mereka tetap melanjutkan kebijakan Islamphobianya.

Beberapa tahun ini, Barat terus meningkatkan sikap-sikap irasionalnya untuk mencegah perkembangan Islam, namun sikap seperti ini justru berdampak sebaliknya, Islam semakin berkembang dan pemeluknya semakin bertambah. Sadar atau tidak langkah-langkah mereka sama dengan apa yang dilakukan orang-orang di zaman Jahiliyah, karena pembakaran al-Quran mirip dengan apa yang dilakukan orang-orang di masa itu. Aksi seperti ini sudah tidak tepat lagi dilakukan, apalagi pada masa sekarang, dimana menurut HAM dunia, semua manusia dengan berbagai keyakinannya adalah sama dan tanpa melihat perbedaan ras, suku dan aliran, keyakinan mereka harus dihormati.

Negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat mengaku sebagai pembela kebebasan dan demokrasi. Secara lahiriyah mereka menilai apa yang dijadikan dasar HAM dianggap sebagai tolok ukur perbuatan, dan atas dasar itu, mereka ingin negara-negara lain menghormati hak-hak warganya. Para pejabat Barat selalu mengklaim bahwa langkah-langkah mereka sesuai dengan HAM, namun kenyataan menunjukkan sebaliknya. Apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan klaim-klaimnya. Di Barat, pembakaran al-Quran merupakan pelanggaran besar dan lebih parah dari melanggar HAM, sebab aksi penistaan itu berarti telah menghina lebih dari 1,5 miliar umat Islam.

Anehnya, para politisi dan pemikir Barat malah memprotes pembakaran buku Ayat-ayat Setan di Inggris pada tahun 1988 dan menilai aksi itu sebagai gerakan yang mirip dengan gerakan pasukan Nazi yang membakar berbagai buku. Namun ketika kitab suci umat Islam dibakar, mereka hanya bungkam dan tidak mengecam aksi itu atau menyebutnya sebagai aksi yang mirip gerakan Nazi Jerman, walaupun semua orang memahami nilai al-Quran sebagai kitab suci lebih dari 1,5 miliar umat Islam yang tidak mungkin dibandingkan dengan buku penistaan yang ditulis Salman Rushdie.

Sebelum terjadinya pembakaran al-Quran di Afghanistan, aksi serupa telah dilakukan oleh seorang pendeta dari salah satu gereja di Florida yang bernama Terry Jones pada tanggal 11 september 2010. Terry Jones  menuduh Islam dan hukum syariah bertanggung jawab atas aksi terorisme terhadap World Trade Center (WTC) di New York pada tanggal 11 September 2001.

Sementara itu, lembaga survey terpercaya Amerika, Gallup menyatakan, adanya penyebaran ribuan artikel, buku, dan ratusan film dokumenter yang menjelaskan kronologi peristiwa 11 September, menunjukkan bahwa peristiwa itu telah di setting Zionis Amerika untuk mempengaruhi opini umum dunia, termasuk rakyat Amerika supaya merestui serangan ke Afghanistan, Irak dan kemungkinan ke Iran.

Amat menarik bahwa pada tahun 2005, empat tahun pasca peristiwa 11 September 2001, dua lembaga strategi Amerika "The American Enterprise Institute" dan "American Karangi Institute" dalam evaluasi yang terpisah, mengumumkan bahwa pasca peristiwa 11 September 2001, dimana Bush, mantan Presiden AS mengumumkan perang dan permusuhan terhadap umat Islam dan menyebutnya dengan perang salib, ketertarikan dan pengkajian terhadap al-Quran di antara warga di negara-negara Barat meningkat signifikan. Banyak pengkaji al-Quran yang kemudian memahami hakikat al-Quran berbeda dengan apa yang diklaim para pejabat dan media Amerika serta Zionis. Sehingga banyak dari mereka telah memeluk Islam. (IRIB Indonesia/RA/NA)

Editor : admin | Jumat, 02 Maret 2012. Pkl. 07:11 WIB
1
Holocaust Adalah Kebohongan Terbesar Bangsa Yahudi
Holocaust Adalah Kebohongan Terbesar Bangsa Yahudi – Sejarah kontroversial Holocaust kembali diangkat sebagai isu politik oleh salah satu kandidat angota konggres dari partai Republik, Arthur Jones. Dia menyakan bahwa Holocaus adalah kebohongan terbesar dalam sejarah yang dilakukan bangsa Yahudi.
Arthur Jones, menegaskan, peristiwa Holocaust tidak pernah terjadi. Ia menilai peristiwa yang selalu diklaim orang Yahudi itu sebagai salah satu “kebohongan paling hitam dalam sejarah.”
Menurut Jones, klaim pembunuhan jutaan orang Yahudi oleh pasukan Nazi Jerman selama Perang Dunia II, tidak lebih dari sebuah aksi pemerasan internasional oleh kaum Yahudi. Pernyataan itu diungkapkan Jones untuk menyerang rivalnya dari Partai Demokrat, Dan Lipinski. Jones dan Lipinski akan memperebutkan kursi dari Illinois.
“Ini merupakan kebohongan paling hitam dalam sejarah. Jutaan dolar dikeruk oleh kaum Yahudi dengan menceritakan kisah kesulitan dan kemalangan mereka di buku-buku, film, drama, dan TV,” ujar Jones kepada Hoffington Post, seperti dikutip Press TV.
“Lebih banyak yang selamat [dari kisah itu], terungkap lebih banyak kebohongannya,” kata Jones.
Jones juga menyindir soal aliansi Lipinski dengan kelompok lobi pro-Israel di AS (AIPAC). Menurut dia, AIPAC sesumbar soal Lipinski. Organisasi itu menyebut Lipinski sebagai ujung tombak upaya mereka di DPR Amerika Serikat bersama dengan anggota Kongres Yahudi dari Virginia bernama Frank Wolf dalam mengupayakan sikap tegas terhadap Iran.
Jones yang juga seorang veteran Perang Vietnam, membandingkan kondisi saat ini di AS dengan situasi di Jerman setelah akhir Perang Dunia I. Ia menilai AS berantakan secara ekonomi, politik, budaya, militer, dan akan ambruk.(konspirasi.com)

Injil Berusia 1.500 Tahun Ungkap Kerasulan Muhammad Saw

Salinan kitab Injil berusia 1.500 tahun ditemukan kembali di sebuah gereja di Turki setelah selama 12 tahun menghilang. Dalam kitab Injil tersebut disebutkan soal kabar pengutusan Nabi Muhammad Saw setelah nabi Isa al-Masih as.
Fars News (28/2) melaporkan, kitab Injil itu berbasa Turki dan di dalamnya disebutkan tentang kabar pengutusan Nabi Muhammad Saw. Kitab tersebut ditemukan 12 tahun lalu namun disembunyikan. Penemuan kitab itu menarik perhatian Vatikan dan Paus Benedictus XVI menginstruksikan analisa kitab tersebut.
Ertugrul Gunay, Menteri Budaya dan Pariwisata Turki menyatakan bahwa kitab Injil tersebut bernilai 22 juta dolar Amerika dan mengingat kitab itu menyinggung pengutusan Nabi Muhammad Saw, maka keberadaannya disembunyikan oleh gereja Turki.
Ditambahkannya, “Apa yang tercatat dalam kitab berusia 1.500 tahun itu memiliki banyak persamaan dengan yang tercantum dalam al-Quran dan kandungan yang sesuai dengan akidah Islam.
Dalam Injil tersebut Nabi Isa disebutkan, “Al-Masih ditanya oleh seorang rabi tentang penggantinya dan menjawab; namanya adalah Muhammad [Saw] dari keturunan ayah Arabku Ismail.”
Gunay juga mengkonfirmasikan permintaan dari Paus untuk analisa kitab Injil tersebut seraya mengatakan, “Kitab Injil itu ditemukan pada tahun 2000 di kepulauan Mediterania, Turki, dan para penemunya adalah para pemburu peninggalan bersejarah ilegal yang saat ini sedang diadili di pengadilan Turki.”
Pastor Ehsan Uzbek, seorang tokoh Kristen Turki mengatakan, “Kitab Injil ini kembali ke era Bernaba dan penulisannya dilakukan pada abad 5-6 Masehi, sementara Bernaba hidup di abad pertama Masehi dan merupakan salah satu hawariyun Nabi Isa as.”
Namun seorang dosen universitas Turki, Omar Faruk mengatakan, “Penelitian akan membuktikan usia riil kitab ini dan apakah ditulis oleh Bernaba atau pengikutnya.”
Dalam kitab Injil Barnabas meyakini Yesus (Isa) sebagai utusan, bukan Tuhan. Menurut Huffingtonpost, Injil Barnabas pun meyakini adanya utusan (nabi) penerus risalah Isa, yang berasal keturunan Nabi Ismail, yakni Nabi Muhammad SAW.
Barnabas dipercayai sebagai salah seorang murid Isa di Yerussalem. Barnabas yang bernama asli Yusuf, bersama para murid lainnya menyebarkan ajaran Isa. Barnabas adalah seorang Yahudi suku Lewi yang berasal dari Siprus. Dalam Wikipedia, Hajj Sayed berpendapat. terdapat pertikaian antara Paulus dan Barnabas dalam surat Galatia ketika keduanya menjalani misi dakwah menuju Syprus (45-49 M).
Ini yang mendukung perbedaan injil Barnabas dengan ajaran Paulus. Injil Barnabas ini berbeda dengan Kodeks Sinaiticus, karena menggunakan bahasa Aramik bukan Yunani kuno. Bahasa Aramik diyakini sebagai bahasa yang digunakan Nabi Isa atau Yesus. Berbeda dengan berbagai Injil lainnya, kitab Barnabas diyakini ditulis Barnabas selama berada di Siprus, setelah berpisah dari Paulus.
Di Siprus inilah pengikut Barnabas berkembang hingga lebih dari seribu tahun. Bila ditelusuri ada benang merah pengungkapan Injil Barnabas di Turki dengan tempat ajaran Barnabas yang berkembang di Siprus.
Ada sebuah biara di utara Siprus Turki yang disebut sebagai Biara Rasul St Barnabas, yang didirikan oleh pengikut setia sekte Barnabas. Dan di dalam biara inilah diyakini Barnabas dikuburkan hingga ia meninggal dunia. Pengikut sekte Barnabas inilah yang diyakini menulis ulang Injil Barnabas pada abad ke-5 masehi.
Sekitar 1980-an, biara ini telah dirampok oleh sekelompok orang. Mereka menggali lantai dan dinding biara selama malam hari. Tidak diketahui apa yang mereka incar. Diduga sekelompok orang itu telah mencuri sesuatu terkubur di dalam dinding.
Seorang wartawan Siprus mengklaim telah menemukan salinan Alkitab yang sangat kontroversial dari St Barnabas. Ia kemudian mencoba menyelidiki fakta itu. Tak lama kemudian, ia temukan tewas tertembak.
Sekitar 12 tahun lalu, polisi Turki dalam sebuah operasi menemukan sebuah Alkitab tua dari seorang warga siprus yang hijrah ke Turki. Ada beberapa rumor tentang kabar itu. Pihak polisi tak membenarkan dan menolak kabar itu.
Puncaknya, tiga hari lalu, sebuah Alkitab tersebut telah dipublikasikan untuk pertama kalinya setelah 12 tahun disimpan pemerintah Turki. Saat ini Alkitab ini disimpan di museum negara Turki dan telah menjadi perhatian dunia termasuk dari Vatikan. (DarutTaqrib/sa/Islam Times)

 





Kebingungan Segala Cara Gagal, Netanyahu-Obama Bertemu Bahas Nuklir Iran

Seorang pejabat Israel dilaporkan  menyerukan supaya negara-negara Barat  terutama AS meningkatkan tekanan sanksi terhadap Iran hingga  memaksa Republik Islam menghentikan program energi nuklir sipilnya.

"Sanksi yang berat akan menyebabkan situasi ekonomi Iran memburuk," kata seorang pejabat Israel dilansir kantor berita Ynet, Kamis (1/3)

Komentar itu datang menyusul rencana pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Barack Obama di Washington pada 5 Maret mendatang untuk membahas program energi nuklir Iran.

Amerika Serikat, Israel dan beberapa sekutunya menuduh Tehran mengejar tujuan militer dalam program energi nuklirnya, dan menggunakan dalih ini untuk mendorong PBB menjatuhkan sanksi putaran empat dan serangkaian tindakan sepihak lainnya terhadap Republik Islam.

Pada tanggal 25 Desember 2011, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran yang bertujuan untuk mencegah negara-negara lain mengimpor minyak dan melakukan transaksi dengan Bank Sentral Iran.

Menteri luar negeri Uni Eropa juga menyetujui sanksi terhadap industri minyak Iran dan sektor keuangan negara itu pada tanggal 23 Januari. Embargo Uni Eropa itu meliputi larangan impor minyak dari Iran, pembekuan aset bank sentral negara itu di Eropa, dan larangan menjual  berlian, emas, dan logam berharga lainnya ke Tehran.

Iran membantah tuduhan Barat tersebut. Sebagai penandatangan traktat non-proliferasi nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak  menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.(IRIB Indonesia/PH)

Iran Siap Luncurkan Satelit Baru



Iran akan meluncurkan satelit produk putra bangsa "Fajar" ke orbit dalam waktu dekat. Kepala Badan Antariksa Iran (ISA) menyebut peluncuran ini menandai sebuah terobosan luar biasa di bidang teknologi ruang angkasa.

Satelit Fajar, yang saat ini mengalami fase akhir, akan diluncurkan ke ruang angkasa pada 20 Maret mendatang.

Hamid Fazeli Rabu (29/2) mengatakan, Satelit seberat 60-kilogram yang didukung oleh sel surya itu, akan mengelilingi Bumi pada ketinggian sekitar 400 kilometer dan akan tinggal di orbit selama satu setengah tahun.

"Satelit itu akan digunakan untuk memfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data pertanian, konservasi sumber daya alam dan hutan, bencana alam dan data lainnya," kata kepala ISA.

Satelit Navid atau Gospel dirancang untuk mengumpulkan data tentang kondisi cuaca dan memantau bencana alam. Satelit tersebut memiliki berat sekitar 110 pon (50 kilogram) dan akan mengorbit bumi di ketinggian hingga 234 mil (375 kilometer), mengitari planet ini 15 kali sehari. Satelit ini dari jenis yang dikenal sebagai miniatur atau mikrosatelit, yang biaya produksi dan peluncurannya jauh lebih murah.

Iran meluncurkan satelit pertama hasil produk dalam negeri, Omid (Harapan), ke orbit pada 2009. Satelit pengolahan data Omid dirancang untuk mengorbit Bumi sebanyak 15 kali setiap 24 jam dan mengirimkan data melalui dua band frekuensi dan delapan antena untuk stasiun ruang angkasa Iran.

Iran adalah salah satu dari 24 anggota pendiri Komite PBB urusan Penggunaan Antariksa secara Damai, yang didirikan pada tahun 1959. (IRIB Indonesia/PH)

Pemberontak Tersingkir, Militer Suriah Kuasai Penuh Homs



Militer Suriah berhasil memegang kendali penuh kota Homs dari kubu teroris setelah terjadi bentrokan lebih dari tiga minggu yang memaksa pasukan anti-pemerintah menarik diri dari daerah tersebut.

Pejabat Suriah mengatakan tentara mengambilalih distrik Baba Amr, Homs, Kamis (1/3) setelah mereka berhasil menumpas sisa milisi bersenjata di wilayah itu, dan memaksa mereka melarikan diri.

Pengambilalihan ini terjadi dua hari setelah gerombolan bersenjata Suriah mengakui bahwa mereka menerima pasokan senjata dari Amerika Serikat dan Perancis.

Sebelumnya sejumlah negara Barat dan Arab, termasuk Arab Saudi dan Qatar terang-terangan mendukung  pengiriman senjata dan bantuan keuangan kepada kelompok bersenjata di Suriah yang  berperang melawan pemerintah sejak Maret tahun lalu.

Langkah itu terjadi di saat pemerintahan Bashar al-Assad serius  melaksanakan reformasi demi mengakhiri kerusuhan yang selama beberapa bulan.

Pemerintah Suriah baru-baru ini mengesahkan rancangan konstitusi baru yang telah disetujui oleh hampir 90 persen pemilih yang memenuhi syarat dalam referendum yang digelar hari Minggu.

Di saat negara-negara Barat dan Arab gencar menekan pemerintah Assad supaya mundur, Rusia terus menyerukan penyelesaian krisis Suriah melalui dialog.

Dalam pertemuan Dewan HAM PBB di Jenewa pada hari Selasa, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov menegaskan kembali bahwa diplomasi Rusia telah bekerja dan akan terus bekerja untuk menyelesaikan krisis Suriah.
(IRIB Indonesia/PH)

Analis: Israel Serang Iran, Harga Minyak Tembus 200 Dolar

 

Seorang ahli energi India berkeyakinan bahwa harga minyak dunia bisa menembus $200 per barel, jika Israel benar-benar mewujudkan ambisinya menyerang Iran. Dalam wawancara dengan jaringan komersial NDTV, Amrita Sen mencatat bahwa kenaikan harga minyak akan berdampak negatif terhadap perekonomian Eropa yang sudah melemah.

Analis komoditas di Barclays Capital menegaskan bahwa harga minyak akan memperburuk perekonomian global.

"Negara produsen minyak kecil seperti Yaman, Sudan dan Nigeria kehilangan sebanyak satu juta barel per hari dari produksi mereka, sementara permintaan energi perekonomian Asia yang besar seperti India dan Cina semakin melonjak," tutur Sen, seperti dilansir Press TV Kamis (1/3).

Ketika ditanya apakah Arab Saudi dapat menutupi kelangkaan pasokan minyak Iran di pasar global, ahli energi itu menyatakan bahwa surplus kapasitas Riyadh tidak cukup tinggi untuk melayani tujuan seperti itu.

"Penggantian minyak Iran oleh Arab Saudi bermasalah. Kami menilai kapasitas cadangan Riyadh secara keseluruhan sekitar 1,6-1,7 juta barel per hari (mbpd), dan jumlah ini jelas tidak cukup untuk mengimbangi pasokan minyak Iran bagi dunia sebesar 2,3 juta barel per hari, " tegas Sen.

Dia mencatat, selain Iran, krisis di dua produsen minyak utama lainnya, yaitu Irak dan Nigeria telah mengurangi kelebihan kapasitas produksi minyak global hingga di bawah satu juta barel per hari.

Setelah Uni Eropa menjatuhkan embargo baru terhadap impor minyak Iran, Tehran meresponnya dengan mengumumkan pemotongan ekspor minyak ke enam negara Uni Eropa pada 15 Februari lalu.

Pasca pengumuman itu, harga minyak dunia mencapai tingkat tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Minyak mentah Brent untuk pengiriman April menembus $124,31 per barel.

Sementara itu, perusahaan pedagang minyak terbesar di dunia, Vitol, juga memperingatkan bahwa harga minyak bisa meroket di atas $150 per barel jika ketegangan Barat dengan Iran semakin meningkat. (IRIB Indonesia/PH)

Hizbullah Beri Isyarat Bela Iran Jika Diserang AS



Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Qassem memperingatkan bahwa serangan militer terhadap Iran akan menyeret seluruh Timur Tengah ke dalam perang.

"Amerika Serikat tahu bahwa jika ada serangan terhadap Iran, ini berarti seluruh wilayah akan berkobar, sebuah perang tak terbatas," kata Sheikh Qassem dalam wawancara dengan Reuters.

"Israel bisa memulai perang, tetapi mereka tidak tahu skala konsekuensi dan tidak mampu mengendalikannya," tambahnya.

Para pejabat Zionis baru-baru ini mengintensifkan retorika perang mereka, mengancam Iran dengan serangan militer jika sanksi AS terhadap negara itu, gagal untuk memaksa Tehran meninggalkan program nuklir sipilnya.

Seraya menyinggung friksi tajam di antara pejabat Washington dan Tel Aviv tentang serangan ke Iran, Sheikh Qassem menandaskan, Israel tidak memiliki kemampuan maupun keberanian untuk berperang sendiri dengan Iran, sementara AS memiliki keraguan mengingat bahaya perang itu dan pemilu presiden mendatang di AS.

Dia menambahkan bahwa Washington percaya konflik dengan Iran akan menempatkan pasukan dan sekutunya di wilayah ini menghadapi resiko, dan akan memperdalam krisis ekonomi global dengan mendorong peningkatan harga minyak.

Ketika ditanya apakah Hizbullah akan menyerang Israel sebagai balasan atas setiap serangan terhadap Republik Islam, Sheikh Qassem mengatakan, Iran bisa mempertahankan diri, tetapi serangan itu akan memicu seluruh wilayah.

Dia menjelaskan bahwa Hizbullah memiliki kebijakan defensif terhadap Israel, tapi selalu mempersiapkan diri dan tidak akan berhenti mempersiapkan diri, karena kelompok ini meyakini bahwa Israel selalu bersiap-siap untuk menyerang. (IRIB Indonesia/RM/AR)

Berbuatlah Kebajikan, Kecil atau Besar, dan Jangan Menyepelekannya



رُوِيَ عَنْ عَليٍّ عليه السلام قال:
اِفْعَلُوا الْخَيْرَ وَ لَا تُحَقِّرُوا مِنْهُ شَيْئاً فَإِنَّ صَغِيرَهُ كَبِيرٌ وَ قَلِيلَهُ كَثِيرٌ.[*]
Diriwayatkan Imam Ali as berkata: "Lakukanlah kebajikan dan jangan kau meremehkannya, sesungguhnya hal kecilnya adalah sesuatu yang besar dan sedikitnya adalah sesuatu yang banyak."

Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis dari Imam Ali as itu dan mengatakan, "Perbuatan yang kita lakukan di dunia ini biasanya kita nilai dengan parameter duniawi. Kita melihatnya secara materi dan kita meletakkan nilai pada perbiatan tersebut, artinya semakin besar kapasitasnya maka semakin besar pula nilainya. Padahal dalam masalah-masalah maknawi cara penilaian seperti ini tidak benar, karena untuk masalah maknawi ada paramater khusus. Karena masalah maknawi itu berkaitan dengan alam lain, sebab itu kita harus melihatnya dengan penglihatan barzakh."

"Amirul Mukminin dalam riwayat ini menekankan kepada kita untuk melakukan kebajikan. Amal kebajikan itu mencapai ibadah dan ketaatan. Setiap perbuatan di jalan Allah Swt dan dilakukan dengan ikhlas dan bukan untuk mencari nama atau pamer, adalah amal kebajikan yang sesungguhnya. Amal yang dilakukan manusia hanya demi Allah, mungkin jika kita melihatnya dengan parameter duniawi, maka akan tampak kecil atau sedikit. Akan tetapi seperti yang dikemukakan Imam Ali, lakukanlah kebajikan dan jangan pernah menyepelekannya. Kita tidak tahu, tidak memahami, dan tidak menyaksikan, apakah amal tersebut besar atau kecil. Mengapa kita tidak boleh memberikan penilaian terhadap amal kebajikan dengan paraeter duniawi, melainkan dengan parameter lain?  Karena bisa jadi kebajikan yang kita anggap kecil, ternyata besar di alam sana."

"Untuk perbuatan buruk juga demikian. Berhati-hatilah dan waspadalah. Kalian menganggap berbohong, menuduh, atau mengghibah, tidak lebih dari gelombang suara yang tidak memiliki pengaruh. Kalian menganggap jika kalian melakukan maksiat besar atau memakan sesuatu yang haram, semuanya tidak berpengaruh. Ketahuilah bahwa hingga 40 hari doa dan juga amal ibadah kalian tidak akan diterima Allah Swt." (IRIB Indonesia/MZ)
[*]. وسائل الشیعة، جلد 1، صفحه 118 –بحارالانوار، جلد68، صفحه190
 




Fatwa Penumpahan Darah Seorang Muslim Bukan Sikap Seorang Mufti



Mufti Halab menyinggung pengeluaran fatwa yang membolehkan pembunuhan seorang muslim, seraya menegaskan, "Seorang mufti tidak mengeluarkan fatwa membunuh seorang Muslim, melainkan aksi itu adalah sikap pemfitnah."

Rohama melaporkan (1/3) melaporkan, A'idz al-Qari, seorang mufti Saudi kepada televisi al-Arabiya mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad, lebih wajib daripada pembunuhan terhadap orang-orang Zionis.

Pernyataan mufti Arab Saudi itu tak ayal memicu reaksi dari banyak tokoh agama Arab dan Islam.

Syeikh Doktor Mahmoud Akkam, mufti besar Halab, Suriah, dalam wawancara khusus dengan al-Manar, mereaksi pernyataan mufti Saudi itu yang juga menuding Sekjen Hizbullah Lebanon, sebagai pendosa dan mengatakan, "Ini bukan Islam, akan tetapi politik yang membungkus kebohongan dengan busana Islam, mereka adalah corong untuk "Islam minyak" Teluk [Persia] yang tidak mengetahui apapun kecuali Amerika Serikat serta jabatan dan kekuasaan."

Menurutnya, pernyataan al-Qarni itu tidak layak dikemukakan oleh seorang mufti melainkan lebih cocok untuk sikap para penyebar fitnah. "Mereka adalah para gembong fitnah dan upaya mereka tidak akan pernah didengar oleh rakyat Suriah."

Tuduhan al-Qarni terhadap Suriah dan Bashar al-Assad itu mengemuka di saat rezim Saudi menumpas demo damai warga di timur Saudi dan membunuh warganya sendiri. Para mufti Saudi selain tidak mengecam aksi pembunuhan tersebut melainkan mereka bahkan merilis fatwa haram bagi warga untuk berdemonstrasi. (IRIB Indonesia/MZ)

"Masa Depan Cerah Umat Islam Tersimpan dalam Persatuan"



Ulama Sunni di Bejnourd Iran, Ahmad Akhund Mohammadi, menyatakan, "Nabi Muhammad Saw adalah telahan bagi umat Islam di sepanjang sejarah."

Rohama (1/3) melaporkan, Mohammadi mengatakan bahwa "Mengikuti garis kehidupan Rasulullah Saw akan menjamin terwujudnya persatuan umat Islam." Ditambahkannya pula bahwa jika umat Islam dapat menjaga persatuan, maka musuh tidak akan mampu menancapkan plot apapun ke tubuh umat Islam.

Menurutnya, "Masyarakat harus memperhatikan apa yang disebutkan dalam al-Quran."

"Negara-negara Muslim telah diberkahi dengan berbagai potensi tinggi. Meski terdapat sejumlah perbedaan di antara mazhab Islam, akan tetapi perbedaan itu bersifat parsial, jadi para ulama harus menekankan sisi persamaan mengingat masa depan dunia Islam sangat bergantung pada persatuan itu," tegasnya.

Ulama Sunni ini menjelaskan bahwa sejarah membuktikan bahwa ketika umat Muslim bersatu, maka kebersamaan tersebut akan membawa banyak sekali berkah. (IRIB Indonesia/MZ)

0 comments to "Tumpahkan Darah seorang kaum Muslim dan Zionis cs pun tertawa....hahahahaha..."

Leave a comment