Home , , , , , , , , , , , , , , , , � SURIAH lagi....BAHRAIN lagi... ( Kemana Masyarakat DUNIA mengadu..semua BERITA hanya TIPU-TIPU..berita yang BENAR malah DIMANIPULASI....

SURIAH lagi....BAHRAIN lagi... ( Kemana Masyarakat DUNIA mengadu..semua BERITA hanya TIPU-TIPU..berita yang BENAR malah DIMANIPULASI....








Pasukan Suriah Sita Senjata dan Amunisi Buatan Israel dari Pemberontak


Pasukan keamanan Suriah dilaporkan berhasil menyita berbagai jenis senjata dari kelompok pemberontak di negara itu dalam kekerasan yang melanda kota Hama.

Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dirilis Press TV, senjata-senjata itu disita dari daerah al-Treimseh pada Kamis (12/7).

Berdasarkan laporan tersebut sebagian senjata yang disita adalah buatan rezim Zionis Israel.

Menurut keterangan pejabat Suriah, kelompok bersenjata telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil didaerah yang sama, dan penduduk daerah itu meminta tentara untuk mengakhiri kejahatan yang dilakukan oleh gerombolan bersenjata. (IRIB Indonesia/RA)

Perang Resolusi Barat Vs Rusia Terkait Suriah



Alexander A.Pankin, Wakil Pertama Duta Besar Rusia untuk PBB menyatakan bahwa Moskow menyodorkan sebuah draf resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang menuntut perpanjangan tugas para pemantau PBB di Suriah hingga tiga bulan lagi.

Tugas pemantau PBB di Suriah berakhir pada tanggal 21 Juli. Utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan ke Suriah meminta lembaga internasional tersebut untuk menentukan tugas pemantau selanjutnya.

Masa tugas pemantau perdamaian PBB di Suriah yang akan segera berakhir menjadi kesempatan bagi Barat dan sekutunya untuk mempropagandakan bahwa prakarsa perdamaian Annan tidak efisien.

Butir pertama dari prakarsa perdamaian Annan adalah gencatan senjata antara pihak yang terlibat konflik di Suriah dan diakhirinya pertumpahan di negara itu. Sementara peran pemantau PBB adalah untuk mengawasi gencatan senjata tersebut. Namun hingga kini perdamaian dan stabiitas di Suriah belum terwujud.

Kelompok bersenjata di Suriah terus melancarkan kejahatan anti-pemerintah Damaskus dan warga sipil di negara itu, dan pihak-pihak asing juga tak henti-hentinya menyuplai senjata, dana dan dukungan politik kepada mereka guna menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Nabil El Araby, Sekjen Liga Arab mengatakan, prakarsa perdamaian Kofi Annan telah gagal. Oleh karena itu, kasus Suriah akan dirujuk ke Bab VII Piagam PBB. Dalam bab tersebut disebutkan bahwa dalam beberapa kasus seperti untuk mencegah ancaman terhadap perdamaian, maka PBB dapat mengizinkan untuk mengambil langkah militer.

Sebenarnya, izin PBB untuk intervensi militer di Suriah seperti yang dilakukan di Libya adalah tujuan Barat dan sekutunya di Arab. Draf resolusi yang digelontorkan Rusia adalah upaya diplomatik Kremlin untuk mencegah tujuan Barat tersebut.

Di sisi lain, negara-negara Barat juga menyusun draf resolusi lain. Menurut Pankin, draf resolusi itu didasarkan pada pemberlakukan sanksi terhadap Damaskus dan Moskow. Dengan kata lain, Rusia sebagai penghalang intervensi militer asing di Suriah juga menjadi target tekanan internasional.

Dengan demikian, dunia saat ini tengah menyaksikan perang resolusi Barat dan sekutunya melawan Rusia terkait Suriah. Perang yang terjadi saat  ini masih pada tahap perang di atas kertas, tetapi tidak menutup kemungkinan akan berubah menjadi perang ekonomi dan militer. Jika sanksi yang akan diberlakukan Barat mengancam kepentingan Rusia di Timur Tengah, tampaknya Moskow akan membalasnya dengan draf resolusi baru pula. (IRIB Indonesia/RA/NA)

Takut Kebangkitan Islam, Israel Tingkatkan Aktivitas Intelijennya



Sumber media rezim Zionis Israel menyebutkan bahwa rezim ini meningkatkan aktivitas dinas rahasianya.

Menurut laporan Palestine Today Jumat (13/7), koran Zionis Yediot Aharonot menulis, Tel Aviv meningkatkan aktivitas badan-badan intelijennya di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya karena menganggap transformasi di negara-negara Arab dan semakin renggangnya hubungan antara  Israel dan Turki sebagai ancaman serius.

Koran tersebut mengutip sumber intelijen militer Israel menulis, perubahan strategis di Timur Tengah menyebabkan aktivitas intelijen rezim Zionis diperluas hingga ke Turki, Libya, Sudan, Arab Saudi dan wilayah Sinai.

Disebutkan pula bahwa penambahan jumlah agen rahasia dalam badan intelijen Israel bertujuan mengevaluasi dan menindaklanjuti penyebab transformasi di negara-negara Arab. (IRIB Indonesia/RA)

Moskow: Sanksi atas Suriah, Garis Merah Rusia






Rusia mengatakan akan memveto rancangan resolusi PBB yang menyerukan sanksi lebih terhadap Suriah.

"Apa pun bisa dinegosiasikan, tapi kami tidak akan merundingkan masalah ini. Ini adalah garis merah Rusia," kata Wakil Duta Besar Rusia di PBB Igor Pankin pada hari Kamis (12/7) seperti dilansir AFP.

Berbicara kepada wartawan di Dewan Keamanan seusai pembicaraan pertama terkait perilisan resolusi terhadap Suriah, Pankin kembali menegaskan oposisi Moskow untuk intervensi militer di Suriah.

Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov juga menegaskan resolusi untuk menjatuhkan sanksi terhadap Suriah sebagai langkah yang tidak dapat diterima oleh Moskow. Dia mengatakan, rancangan resolusi yang diusulkan Barat tidak seimbang, karena hanya mendesak pemerintah Damaskus untuk memenuhi kewajibannya.

Inggris, Amerika Serikat, Perancis dan Jerman telah menyerukan sanksi terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Draf resolusi usulan Inggris itu menyatakan bahwa sanksi terhadap pemerintah Suriah akan diberlakukan jika tentara tidak menarik diri dari daerah yang dilanda krisis dalam waktu 10 hari.

Resolusi itu dapat berujung pada opsi militer berdasarkan Bab VII Piagam PBB. (IRIB Indonesia/RM)

Analis: Al Saud Bunuh Orang Syiah untuk Menakut-nakuti Orang Sunni



Seorang analis politik mengatakan, rezim Al Saud meyakini bahwa jika rezim ini membunuh satu orang Syiah, maka ia telah menakut-nakuti 10 orang Sunni untuk bergabung dengan kebangkitan rakyat.

"Pemerintah Arab Saudi (yang WAHABI) berusaha meningkatkan bentrokan atau pembunuhan di Qatif, provinsi timur negara itu, karena mereka percaya bahwa jika mereka membunuh satu orang Syiah, maka mereka telah menakut-nakuti 10 orang Sunni," kata Ali al-Ahmad, Direktur Institut urusan Teluk Persia, dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Rabu (11/7).

Statemen tersebut dilontarkan al-Ahmad beberapa hari setelah pasukan keamanan Saudi menembaki demonstran di daerah Qatif pada 8 Juli yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa orang lainnya. Mereka berdemo untuk mengutuk penahanan ulama terkemuka Syiah di Saudi, Sheikh Nemr al-Nemr yang diserang dan ditangkap oleh pasukan keamanan.

Ia menambahkan, tidak adanya kecaman internasional terhadap rezim Saudi atas pembunuhan yang mereka lakukan amat disesalkan.

Sejak Februari 2011,warga Saudi  menggelar demonstrasi secara teratur di titik-titik wilayah negara itu, terutama di Qatif dan kota Awamiyah guna menyerukan pembebasan semua tahanan politik, kebebasan berekspresi dan berkumpul, serta mengakhiri diskriminasi.

Namun, demonstrasi berubah menjadi protes terhadap rezim Al Saud, terutama sejak November 2011, ketika pasukan keamanan Saudi menewaskan lima pengunjuk rasa dan melukai banyak lainnya di provinsi timur negara itu.

Demonstrasi serupa digelar di Riyadh, dan kota suci Madinah selama beberapa pekan terakhir. (IRIB Indonesia/RA)

Tank Israel Gempur Gaza, Seorang Warga Gugur Syahid



Seorang warga Palestina gugur syahid dan beberapa lainnya terluka dalam serangan militer rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza yang diblokade.

Menurut sumber medis, insiden tersebut terjadi pada Kamis (12/7)  di dekat wilayah Shejaiya dan merenggut nyawa seorang warga dan melukai dua lainnya.

Tiga orang lainnya dilaporkan cedera saat tank-tank Israel menembakkan peluru ke daerah yang sama.
Ashraf al-Qodra, juru bicara departemen kesehatan di Gaza,mengatakan, pasukanIsrael menembakkan beberapa peluru ke wilayah Shejaiya dan menimbulkan kerusakan parah.

Korbanterluka dipindahkan ke rumah sakit al-Shifa di Gaza.

Dilaporkan pula bahwa kendaraan militer dan sejumlah buldoser lapis baja Israel menyerbu daerah tersebut, dan menghancurkan lahan pertanian penduduk.

Hampir setiap hari Militer Israel menyerang Jalur Gaza dan mengklaim bahwa serangan itu dilakukan untuk tujuan defensif. Namun, langkah brutal yang melanggar hukum internasional itu telah menjatuhkan banyak korban dari warga sipil.

Jalur Gaza diblokade Israel sejak tahun 2007. (IRIB Indonesia/RA)

Negara Palestina dan Syarat Benyamin Netanyahu



Pertemuan antara Ketua Komisi Uni Eropa, Jose Manuel Barroso dan Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benyamin Netanyahu direaksi luas oleh media massa. Di pertemuan tersebut, Netanyahu menetapkan dua syarat untuk pembentukan negara independen Palestina. Netanyahu menekankan bahwa dirinya akan setuju dengan pembentukan negara independen Palestina jika muqawama melucuti senjatanya dan pasukan Israel ditempatkan di wilayah al-Aghwar.

Sementara itu, para pengamat menyatakan bahwa syarat yang ditentukan Netanyahu tak adil dan menyalahi prinsip-prinsip kebenaran serta menunjukkan permainan baru perdana menteri Israel ini dengan Palestina. Bagaimana dapat dipahamai sebuah negara tanpa tentara dan senjata serta bagaimana posisinya di kancah internasional. Di sisi lain, Israel sebagai penjajah Palestina dan menjadikan tempat jajahannya sebagai gudang penyimpanan hulu ledak nuklir.

Adapun syarat kedua Netanyahu juga tidak dapat dibenarkan serta menunjukkan kebijakan haus perang rezim zionis Israel. Netanyahu menandaskan bahwa syarat pembentukan negara independen Palestina adalah kehadiran pasukan Israel di wilayah al-Aghwar. Kawasan ini berada di perbatasan timur laut Tepi Barat  dan berbatasan dengan lembah Jordan.

Lembah Jordan merupakan kawasan yang dijajah Israel selama beberapa dekade, bahkan Tel Aviv tak bersedia meninggalkan kawasan ini setelah mengikat perjanjian damai dengan Amman tahun 1994. Oleh karena itu, kehadiran tentara Israel di kawasan perbatasan al-Aghwar dan di dekat program pembangunan besar-besaran distrik Zionis di Tepi Barat, pada dasarnya sudah tidak ada tempat lagi bagi pembentukan negara Palestina. Realita ini tidak pernah tersembunyi dari mata rakus petinggi Israel.

Petinggi Israel sejak tahun 1967 setelah menduduki wilayah Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Baitul Maqdis timur mulai melaksanakan program pembangunan distrik Zionis di kawasan jajahannya ini. Israel pun tak peduli dengan penentangan dunia internasional serta lembaga HAM lainnya. Kini meski adanya puluhan resolusi PBB yang memberikan hak bagi bangsa Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri dan membentuk negara merdeka, namun Tel Aviv berulang kali berusaha mencegah pembentukan negara bagi bangsa Palestina.

Negara Palestina yang diinginkan Israel adalah sebuah negara tanpa perbatasan, departemen dan tentara. Di sisi lain, negara ini pun berada di tengah-tengah puluhan distrik Zionis. Hal ini bukan saja bertentangan dengan keputusan PBB terkait Palestina, bahkan juga tak selaras dengan perjanjian damai Palestina-Israel yang dikenal dengan perjanjian Oslo.

Berdasarkan perjanjian Oslo yang ditandatangani tahun 1993, Israel berjanji akan menyetujui pembentukan negara independen Palestina hingga tahun 1999 dan menarik pasukannya dari bumi pendudukan serta menghapus pembangunan distrik Zionis di Tepi Barat sebagai awal dari pembentukan negara merdeka Palestina. Setelah lewat dua dekade dari perundingan damai Arab-Israel, bukan saja negara merdeka Palestina tidak terbentuk bahkan pembangunan distrik Zionis dan tembok pemisah pun semakin digalakkan.

Dengan demikian semakin jelas bahwa Netanyahu sebelum ini, tepatnya di tahun 1996 saat menjabat PM Israel telah membekukan perjanjian antara Israel-Palestina dan isu pembentukan negara independen Palestina. Oleh karena itu, kini setelah lebih dari 16 tahun, Netanyahu bukan hanya tidak memiliki strategi baru, bahkan kebijakannya telah menutup perdamaian. Sampai-sampai PBB pun tak mampu berbuat banyak.

Paket usulan yang digulirkan Netanyahu saat ini terkait pembentukan negara merdeka Palestina adalah negara tanpa senjata dan perbatasan. Oleh karena itu, usulan Netanyahu tak berbeda jauh dengan gurauan terhadap bangsa Palestina yang menderita atas kezaliman Israel selama enam dekade. (IRIB Indonesia/MF)

Perang Resolusi Barat Vs Rusia Terkait Suriah



Alexander A.Pankin, Wakil Pertama Duta Besar Rusia untuk PBB menyatakan bahwa Moskow menyodorkan sebuah draf resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang menuntut perpanjangan tugas para pemantau PBB di Suriah hingga tiga bulan lagi.

Tugas pemantau PBB di Suriah berakhir pada tanggal 21 Juli. Utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan ke Suriah meminta lembaga internasional tersebut untuk menentukan tugas pemantau selanjutnya.

Masa tugas pemantau perdamaian PBB di Suriah yang akan segera berakhir menjadi kesempatan bagi Barat dan sekutunya untuk mempropagandakan bahwa prakarsa perdamaian Annan tidak efisien.

Butir pertama dari prakarsa perdamaian Annan adalah gencatan senjata antara pihak yang terlibat konflik di Suriah dan diakhirinya pertumpahan di negara itu. Sementara peran pemantau PBB adalah untuk mengawasi gencatan senjata tersebut. Namun hingga kini perdamaian dan stabiitas di Suriah belum terwujud.

Kelompok bersenjata di Suriah terus melancarkan kejahatan anti-pemerintah Damaskus dan warga sipil di negara itu, dan pihak-pihak asing juga tak henti-hentinya menyuplai senjata, dana dan dukungan politik kepada mereka guna menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Nabil El Araby, Sekjen Liga Arab mengatakan, prakarsa perdamaian Kofi Annan telah gagal. Oleh karena itu, kasus Suriah akan dirujuk ke Bab VII Piagam PBB. Dalam bab tersebut disebutkan bahwa dalam beberapa kasus seperti untuk mencegah ancaman terhadap perdamaian, maka PBB dapat mengizinkan untuk mengambil langkah militer.

Sebenarnya, izin PBB untuk intervensi militer di Suriah seperti yang dilakukan di Libya adalah tujuan Barat dan sekutunya di Arab. Draf resolusi yang digelontorkan Rusia adalah upaya diplomatik Kremlin untuk mencegah tujuan Barat tersebut.

Di sisi lain, negara-negara Barat juga menyusun draf resolusi lain. Menurut Pankin, draf resolusi itu didasarkan pada pemberlakukan sanksi terhadap Damaskus dan Moskow. Dengan kata lain, Rusia sebagai penghalang intervensi militer asing di Suriah juga menjadi target tekanan internasional.

Dengan demikian, dunia saat ini tengah menyaksikan perang resolusi Barat dan sekutunya melawan Rusia terkait Suriah. Perang yang terjadi saat  ini masih pada tahap perang di atas kertas, tetapi tidak menutup kemungkinan akan berubah menjadi perang ekonomi dan militer. Jika sanksi yang akan diberlakukan Barat mengancam kepentingan Rusia di Timur Tengah, tampaknya Moskow akan membalasnya dengan draf resolusi baru pula. (IRIB Indonesia/RA/NA)

 Rakyat Bahrain Menyebut AS Setan Besar

Unjuk rasa rakyat Bahrain disertai slogan dan teriakan mengutuk AS yang mereka nyatakan sebagai Setan Besar dan dalang dari semua kekacauan yang terjadi di Timur Tengah. 


Rakyat Bahrain Menyebut AS Setan Besar
Menurut Kantor Berita ABNA, rakyat Bahrain kembali menggelar aksi jalanan mendesak Al Khalifah menyerahkan tampuk kekuasaan ke tangan rakyat, mereka bahkan menuntut keluarga Al Khalifah keluar dari Bahrain. Rakyat Bahrain turut mengecam keterlibatan AS, Inggris dan Arab Saudi dalam urusan dalam negeri mereka. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AS, Inggris dan Arab Saudi menyatakan dukungan terhadap kekuasaan otoriter Al Khalifah.


Unjuk rasa rakyat Bahrain disertai slogan dan teriakan mengutuk AS yang mereka nyatakan sebagai Setan Besar dan dalang dari semua kekacauan yang terjadi di Timur Tengah. Para demonstran juga menuntut dibebaskannya beberapa aktivis Bahrain yang masih mendekam dalam penjara rezim. Rakyat Bahrain sejak tahun lalu menggelar aksi-aksi protes di jalan-jalan utama negara tersebut dan menyatakan tidak akan berhenti sebelum tuntutan mereka dipenuhi. Tindak kekerasan militer Bahrain yang dibantu oleh militer Saudi dalam upaya menghentikan aksi damai rakyat Bahrain telah menelan ratusan korban jiwa serta ribuan lainnya luka-luka. (http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=327558)




Geram, Kerajaan Saudi Menyerang dan Menangkap Ulama Syiah

Disebut telah memprovokasi warga untuk menentang kerajaan, keamanan Saudi menangkap ulama kharismatik Syiah Ayatullah Syaikh Namr al Namr setelah sebelumnya dilumpuhkan dengan tembakan senjata api. 

 Geram, Kerajaan Saudi Menyerang dan Menangkap Ulama SyiahMenurut Kantor Berita ABNA, pasukan keamanan Saudi menyerang dengan senjata api mobil yang sedang ditumpangi Ayatullah Syaikh Namr Al Namr. Serangan tersebut membuat ulama Syiah Arab Saudi tersebut terluka dan dibawa oleh pasukan keamanan tersebut ke tempat yang tidak diketahui. Sampai saat ini belum ada kabar terbaru mengenai keadaan ulama yang sudah lama diincar penguasa Saudi tersebut.

Syaikh Namr Al Namr adalah seorang tokoh ulama terkemuka Arab Saudi yang bermazhab Syiah, lahir pada tahun 1959 di desa Awamiyah. Ayah beliau adalah seorang ulama Syiah yang juga cukup terkenal dan segani. Syaikh Namr memperoleh pendidikan agamanya di Hauzah Ilmiyah Iran. Khutbah dan ceramah-ceramahnya diminati warga Saudi baik Sunni maupun Syiah. Namun belakangan ini menjadi incaran kerajaan Saudi karena dianggap khutbah-khutbahnya memprovokasi masyarakat untuk menentang kerajaan.

Setelah peristiwa penyerangan dan penangkapan tersebut diketahui masyarakat luas. Ratusan warga Qutaif melakukan unjuk rasa menuntut pihak kerajaan Saudi membebaskan Syaikh Namr dan mengembalikannya pada keluarganya untuk mendapat perawatan.




.................
پایان پیام/ 200 ـ 201
...................
پایان پیام/ 200 ـ 218
Pimpinan Majma Menyerukan Persatuan Umat Islam

Hujjatul Islam wa Muslimin Syaikh Muhammad Hasan Akhtari, masih dalam rangkaian acara peringatan hari kelahiran Imam Mahdi afs di Turki dalam ceramahnya mengajak kaum muslimin sedunia untuk bersatu dan memperkuat wahdah Islamiyah. 

 Pimpinan Majma Menyerukan Persatuan Umat IslamMenurut Kantor Berita ABNA, Hujjatul Islam wa Muslimin Syaikh Muhammad Hasan Akhtari, masih dalam rangkaian acara peringatan hari kelahiran Imam Mahdi afs di Turki dalam ceramahnya mengajak kaum muslimin sedunia untuk bersatu dan memperkuat wahdah Islamiyah.

Dalam acara yang terselenggara atas inisiatif Persatuan Ulama Turki dengan kehadiran sejumlah ulama dan cendekiawan muslim Turki dan warga muslim setempat tersebut, Syaikh Muhammad Hasan Akhtari menyampaikan beberapa riwayat yang berkaitan mengenai falsafah kegaiban Imam Mahdi afs dan kewajiban kaum muslimin selama masa kegaiban berlangsung.

Ulama yang juga dipercaya sebagai pimpinan Majma Jahani Ahlul Bait tersebut telah beberapa hari berada di Turki dan telah terlibat dalam beberapa acara keagaman dan kebudayaan di negara tersebut. Selama di Turki beliau telah mengadakan pertemuan resmi dengan pejabat tinggi kenegaraan Turki, berbincang dengan ulama-ulama Turki dan hadir dalam beberapa acara perayaan Nisfu Sya'ban di beberapa kota di negara tersebut. ( http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=327776 )

Saudi Kembali Bergejolak Pasca Penangkapan Ulama Syiah

Demonstrasi anti-rezim Saudi kembali digelar di provinsi timur negara ini setelah pasukan keamanan menangkap seorang ulama Syiah terkemuka. 

 Saudi Kembali Bergejolak Pasca Penangkapan Ulama SyiahMenurut Kantor Berita ABNA, Ahad (8/7), para demonstran berunjuk rasa di kota Qatif di Provinsi Awamiyah setelah Sheikh Nemr al-Nemr ditangkap dan ditahan oleh aparat sehari sebelumnya Ulama Syiah itu cedera ketika pasukan rezim al-Saud menembaki mobilnya.

Pekan lalu, al-Nemr memperingatkan bahwa penahanan dirinya kemungkinan akan meningkatkan protes di wilayah timur, yang menjadi pusat aksi unjuk rasa selama lebih dari setahun.

Sabtu (7/7) pasukan Saudi menangkap seorang aktivis bernama Saleh al-Ashwan di rumahnya di Riyadh, tanpa surat perintah. Sampai saat ini, belum diketahui keberadaan dan kondisi Saleh.

Sejak Februari 2011, warga Saudi menggelar demonstrasi secara rutin di wilayah timur, khususnya di Qatif dan Awamiya. Mereka menuntut pembebasan seluruh tahanan politik, kebebasan berekspresi dan berkonsentrasi, serta pemberantasan diskriminasi yang meluas terhadap warga Muslim Syiah.

Namun, sejak November 2011, setelah pasukan keamanan Saudi menembak mati lima pengunjuk rasa dan mencederai banyak lainnya, tuntutan demonstran berubah menentang kekuasaan rezim al-Saud.
Kementerian Dalam Negeri Saudi merilis pernyataan pada tanggal 5 Maret 2011, yang melarang "segala bentuk demonstrasi, pawai atau protes, dan konsentrasi, karena yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah Islam, nilai-nilai dan tradisi masyarakat Saudi, dan mengganggu ketertiban umum serta merugikan kepentingan publik." 
 (http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=327780)

 Polisi dan Demonstran Bentrok, 2 Warga Syiah Tewas

Dua warga Syiah meninggal dunia diterjang timah panas pihak keamanan yang berupaya membubarkan aksi ribuan warga Qutaif yang menuntur Syaikh al Nemr dibebaskan. 

 Polisi dan Demonstran Bentrok, 2 Warga Syiah TewasMenurut Kantor Berita ABNA, demonstrasi ribuan warga Syiah di kawasan Timur Arab Saudi yang dipicu oleh penangkapan ulama Syiah Ayatullah Syaikh Nemr al Nemr yang dilumpuhkan lebih dulu oleh pihak keamanan Saudi menelan korban jiwa. Dua warga Syiah meninggal dunia diterjang timah panas pihak keamanan yang berupaya membubarkan aksi ribuan warga Qutaif tersebut.

Bentrokan antara polisi dan para pengunjuk rasa juga terjadi di perkampungan Awamiyah. Ratusan pengunjuk rasa luka-luka akibat bentrokan tersebut.

Menurut pemberitaan media setempat, dua korban jiwa tersebut bernama Sayyid Akbar Syakhuri dan Sayyid Muhammad Filfil yang meregang nyawa akibat terjangan peluru yang ditembakkan pihak keamanan Saudi.

Sampai saat ini ulama Syiah Syaikh Nemr al Nemr yang ditangkap pihak keamanan Saudi dalam keadaan terluka belum diketahui nasibnya. Sejak semakin meluasnya aksi rakyat Saudi, pihak kerajaan semakin memperketat keamanan dan tidak segan-segan memerintahkan pihak keamanan untuk mengambil tindakan tegas untuk menghentikan aksi rakyat tersebut. (http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=327808)

Pernyataan Sikap Majma atas Penangkapan Ulama Syiah di Saudi

Majma Jahani Ahlul Bait, mengutuk keras kejadian tersebut yang merupakan tindakan zalim dan pengecut dan juga meminta kepada para pecinta keadilan dan kebebasan di seluruh dunia khususnya kaum muslimin terutama pengikut Ahlul Bait untuk turut mengecam tindakan tersebut dan menuntut segera pembebasan Syaikh Namr. 

 Pernyataan Sikap Majma atas Penangkapan Ulama Syiah di SaudiMenurut Kantor Berita ABNA, berkaitan dengan serangan pihak keamanan Saudi kepada Hujjatul Islam Syaikh Namr Baqir al Namr seorang ulama pejuang kawasan Timur Hijaz yang menyebabkan beliau terluka dan akhirnya ditangkap dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui sampai saat ini, Majma Jahani Ahlul Bait menyatakan pernyataan sikapnya.

Dalam pernyataan sikap tersebut, Lembaga Internasional Ahlul Bait yang menghimpun ulama dan cendekiawan muslim dari berbagai negara tersebut mengecam aksi keamanan Saudi tersebut dan menyebut apapun yang terjadi pada keselamatan Syaikh Namr adalah tanggungjawab kerajaan Saudi.

Berikut terjemahan lengkap pernyataan sikap tersebut yang disadur dari bahasa Arab:

بسم الله الرحمن الرحیم
Bismillahirrahmanirrahim

Rezim Saudi sekali lagi melakukan kekejian yang menambah daftar catatan hitam mereka, yakni melakukan serangan atas ulama Syiah Hujjatul Islam wa Muslimin Syaikh Namr Baqir al Namr salah seorang mujahid, yang menunjukkan kepengecutan mereka. Dalam serangan tersebut, beberapa anggota kepolisian Saudi melumpuhkan Syaikh Namr lewat senjata api yang kemudian setelah itu ditangkap dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui. Tindakan tersebut tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan melukai hati manusia-manusia yang mendambakan kebebasan dan kemerdekaan.

Kami tegaskan keselamatan nyawa dan keamanan beliau merupakan tanggungjawab pemerintah Arab Saudi, karena sebagai warga negara yang sah, beliau berhak mendapatkan hak-haknya. Sebagaimana kewajiban pemerintah dan para pejabat Saudi untuk mengerahkan segenap tenaga untuk mencegah timbulnya fitnah yang dapat merusak keamanan dan keselamatan jiwa warga.
Majma Jahani Ahlul Bait, mengutuk keras kejadian tersebut yang merupakan tindakan zalim dan pengecut dan juga meminta kepada para pecinta keadilan dan kebebasan di seluruh dunia khususnya kaum muslimin terutama pengikut Ahlul Bait untuk turut mengecam tindakan tersebut dan menuntut segera pembebasan Syaikh Namr.

Tanpa diragukan lagi, jika Saudi tidak peduli dengan keselamatan dan keamanan beliau, Saudi akan menanggung hasil yang berat dikemudian hari.

Majma Jahani Ahlul Bait
Sya'ban 1433 H

Hujjatul Islam wa Muslimin Syaikh Namr Baqir al Namr adalah ulama Syiah yang cukup disegani di Arab Saudi, ceramah dan khutbah-khutbahnya familiar di tengah-tengah masyarakat Arab Saudi. Kecamannya terhadap kebijakan kerajaan Arab Saudi yang dinilainya otoriter dan zalim berbuah penangkapannya dengan sebelumnya dilumpuhkan lebih dulu dengan tembakan senjata api, Ahad (8/7). Dalam keadaan terluka ia ditangkap kepolisian Saudi dan sampai saat ini belum diketahui nasibnya.

Penangkapan ulama tersebut memicu gejolak di kawasan Timur Arab Saudi khususnya di Qutaif yang merupakan kawasan pemukiman Syiah. Warga Qutaif melakukan aksi protes atas penangkapan tersebut dan menuntut kepolisian segera membebaskan Syaikh Namr. Dalam aksi unjuk rasa tersebut dua pengunjuk rasa meninggal dunia akibat terjangan peluru pihak keamanan Saudi. (http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=328279)

Pernyataan Sikap Perhimpunan Ulama Qutaif atas Ditangkapnya Syaikh al Namr

Menyikapi penembakan dan penangkapan yang dialami ulama Syiah Syaikh Namr Baqir al Namr oleh pihak keamanan Saudi, ulama-ulama lainnya sekawasan Qutaif menyatakan kecamannya atas tindakan biadab tersebut. 

 Pernyataan Sikap Perhimpunan Ulama Qutaif atas Ditangkapnya Syaikh al NamrMenurut Kantor Berita ABNA, menyikapi penembakan dan penangkapan yang dialami ulama Syiah Syaikh Namr Baqir al Namr oleh pihak keamanan Saudi, ulama-ulama lainnya sekawasan Qutaif menyatakan kecamannya atas tindakan biadab tersebut. Berikut beberapa hal penting dalam pernyataan mereka:

بسم الله الرحمن الرحیم
Dengan Menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

(الَّذِینَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمْ الْقَرْحُ لِلَّذِینَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِیمٌ * الَّذِینَ قَالَ لَهُمْ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَکُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِیمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَکِیلُ) (آل عمران/172-173).

"(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
(Qs. Ali Imran: 172-173)

Dari pernyataan tesebut diumumkan: Dalam kondisi yang genting dan darurat, kepolisian Saudi jam 4 sore Ahad, (8/7) telah melakukan penyerangan terhadap mobil yang dikendarai Ayatullah Syaikh Namr al Namr di jalan kota al 'Awamiyah di provinsi al Qutaif dengan menembakkan beberapa peluru tajam dan dari tembakan tersebut beberapa peluru melukai tubuhnya. Keamanan selanjutnya menangkapnya dengan terlebih dahulu membawanya ke Rumah Sakit Al Damaam al Markazi untuk mendapat perawatan medis.
Selanjutnya pernyataan tersebut menyatakan, "Patut disampaikan bahwa Ayatullah Syaikh Namr al Namr adalah terhitung sebagai salah seorang ulama terkemuka di Saudi yang senantiasa menentang kebijakan politik negara yang menyimpang dan menciderai hak-hak manusia serta berlaku tidak adil terhadap warga negara."

Perhimpunan Ulama-ulama Qutaif mengenai kejadian tersebut menekankan hal-hal berikut:

Pertama, keselamatan Syaikh al Namr sepenuhnya merupakan tanggungjawab kerajaan Saudi khususnya departemen dalam negeri.
Kedua, Sebagaimana fakta yang terjadi, kerajaan telah menggunakan alat-alat keamanan untuk melakukan serangan terhadap warga negara sendiri, termasuk melakukan kekerasan terhadap warga yang memprotes hal tersebut.

Ketiga, Kami meminta kepada seluruh masyarakat dunia dan lembaga-lembaga internasional yang mencintai kebebasan, kemerdekaan dan tegaknya nilai-nilai HAM untuk memberikan perhatian terhadap kondisi warga Saudi yang terzalimi dan menuntut segera dibebaskannya Syaikh al Namr.

Pada bagian akhir dari pernyataan sikap ulama-ulama Qutaif tersebut disebutkan, masalah keamanan dan setiap krisis yang dihadapi warga adalah tanggungjawab negara untuk mengatasinya dalam hal ini pihak kerajaan Saudi karena pemerintah telah diberi amanah oleh rakyat untuk itu. (http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=328756)

Menghindari Kemungkinan Buruk, Militer Israel Sediakan Dana 4 Milyar Dollar

"Militer Israel dalam menghadapi perubahan baru di Mesir menyediakan dana besar sekitar 4 milyar Dollar AS. Mereka khawatir akan terjadi kemungkinan buruk di hapusnya semua bentuk perjanjian dan kerjasama yang tercantum dalam Camp David oleh pemerintah baru Mesir." 

 Menghindari Kemungkinan Buruk, Militer Israel Sediakan Dana 4 Milyar DollarMenurut Kantor Berita ABNA, Akram 'Athallah, salah seorang pengamat Politik Palestina berharap Muhammad Mursi sebagai presiden terpilih Mesir yang baru agar mampu memberi tekanan politik kepada Tel Aviv agar menghentikan aksi-aksi brutal mereka terhadap rakyat Palestina terutama di Gaza.

Beliau lebih lanjut menyatakan, "Militer Israel dalam menghadapi perubahan baru di Mesir menyediakan dana besar sekitar 4 milyar Dollar AS. Mereka khawatir akan terjadi kemungkinan buruk di hapusnya semua bentuk perjanjian dan kerjasama yang tercantum dalam Camp David oleh pemerintah baru Mesir."

"Israel sangat menyadari pemerintahan Mesir yang baru akan menutup semua celah kemungkinan kerjasama yang dapat memberi manfaat dan keuntungan pada Israel." Lanjutnya.

Pengamat Politik Palestina tersebut lebih lanjut mengatakan, "Sebagaimana yang diberitakan media Israel sendiri, kemungkinan diangkatnya Asham Al 'Aryan salah seorang petinggi Ikhwanul Muslimin yang dikenal sebagai tokoh yang sangat anti Zionis untuk masuk dalam jajaran pejabat pemerintahan Mesir yang baru akan membawa bencana bagi Israel."
"Diperkirakan pemerintahan Mesir akan tetap menjaga kesepakatan untuk saling tidak menyerang atau tetap menjaga keamanan dengan Israel dalam beberapa waktu ini, namun diharapkan pemerintah Mesir untuk tidak diam atas program pembangunan pemukiman Israel di kota Quds." Tambahnya.

"Hal yang mesti tetap dijaga, adalah kecintaan rakyat Mesir atas Palestina terutama Gaza. Sehingga kebijakan-kebijakan yang kemudian muncul dari pemerintah pilihan rakyat adalah keberpihakan terhadap hak-hak rakyat Palestina." Tutupnya. (http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=326659)

Amnesti Internasional Desak Pemerintah Bahrain Izinkan Protes Damai


Amnesti International mendesak pemerintah Bahrain untuk mengizinkan protes damai setelah pelarangan demonstrasi yang direncanakan oleh kelompok oposisi utama Manama, al-Wefaq.

Menurut laporan AP, pernyataan tersebut  dikeluarkan sebagai reaksi terhadap larangan yang mencegah al-Wefaq untuk menggelar demonstrasi damai di Jablat Hibshi pada Kamis (12/7).

"Meski janji terbaru untuk reformasi dan jaminan hak asasi manusia telah diberikan, namun pemerintah terus melanggar hak untuk kebebasan berekspresi, berserikat, dan berkumpul, dan secara terbuka mengumumkan bahwa setiap perkumpulan pada hari ini (Kamis) akan dianggap ilegal," kata Deputi Direktur Program Amnesti di Timur Tengah dan Afrika Utara, Hassiba Hadj Sahraoui.

Ia menambahkan, fakta bahwa protes damai tersebut belum mendapatkan izin resmi tidak membenarkan penangkapan sewenang-wenang atau penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh polisi terhadap demonstran, dan pemerintah Bahrain harus segera bertindak untuk memastikan bahwa hal ini tidak akan terjadi.

Menurut Sahraoui , hukum terkait perkumpulan (demonstrasi) sejalan dengan hukum internasional. (IRIB Indonesia/RA)


Barat Otak Terorisme di Suriah

Negara-negara yang mengaku akan berjuang melawan terorisme belum mengambil sikap dalam masalah serangan teroris terbaru di Suriah, dan menganggap tindakan seperti itu sebagai tanda perubahan signifikan di Suriah. Oleh karena itu, negara-negara ini menjalankan aksi teror di belakang layar, “kata Larijani pada hari Kamis.
Keterangan oleh AS, Jerman, Prancis dan pejabat Inggris dalam 12 jam terakhir menunjukkan bahwa tidak hanya negara-negara ini gagal untuk mengutuk pembunuhan di Suriah, tetapi mereka juga menganggap tindakan terorisme sebagai tanda perubahan, Larijani menambahkan.
Dia mengatakan Barat selalu menentukan aksi terorisme dan mengatakan hal itu baik dan buruk dan menambahkan bahwa, dengan merencanakan serangan teroris tersebut, negara-negara Barat berusaha untuk mengacaukan Suriah dan mempengaruhi Dewan Keamanan PBB.
Menteri Pertahanan Suriah Letnan Jenderal Dawoud Rajiha, dan wakilnya Assef Shawkat dan Asisten Wakil Presiden Hassan Turkmani tewas dalam serangan bom yang melanda kantor pusat Keamanan Nasional Suriah, Rabu.
Teroris yang menamakan dirinya pasukan pembebasan Suriah telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, memperingatkan akan adanya kekerasan yang lebih di ibukota Suriah, Damaskus, dalam beberapa hari mendatang.
Aksi Teroris ini datang sebagaimana Dewan Keamanan PBB dijadwalkan memberikan suara pada resolusi tentang Suriah, pada hari Kamis.
Rancangan resolusi mengancam untuk menjatuhkan sanksi terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar Al Assad ‘jika kekerasan terus meningkat di negara ini.’
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011. Kekerasan telah merenggut nyawa banyak orang, termasuk pasukan keamanan.(http://www.darut-taqrib.org/berita/2012/07/20/barat-otak-terorisme-di-suriah/#.UAnci7Q9Vgg)







0 comments to "SURIAH lagi....BAHRAIN lagi... ( Kemana Masyarakat DUNIA mengadu..semua BERITA hanya TIPU-TIPU..berita yang BENAR malah DIMANIPULASI...."

Leave a comment