Home , , , , , , , , , , , , , , , , , , � MENGAPA PARA ULAMA & UMARA TIDAK HADIR BAHKAN TERKESAN "TIDAK PEDULI" : MERDEKA...!!!!! HARGA MATI untuk kebebasan PALESTINA...: YAUMUL QUDS di Banjarmasin & Banjarbaru demi Kaum Tertindas...MAMPUS ZIONIS...!!!!!!! : Kemerdekaan RI diproklamasikan pd hari Jumat bulan Ramadhan bertetapan dgn 17 agustus tahun ini.. Dan Palestina adalah salah satu negara pertama yg menyatakan dukungan atas kemerdekaan kita...Ayo ungkapkan nasionalisme dlm aksi damai Hari Internasional Quds! Merdeka Indonesia! Merdeka Palestina!

MENGAPA PARA ULAMA & UMARA TIDAK HADIR BAHKAN TERKESAN "TIDAK PEDULI" : MERDEKA...!!!!! HARGA MATI untuk kebebasan PALESTINA...: YAUMUL QUDS di Banjarmasin & Banjarbaru demi Kaum Tertindas...MAMPUS ZIONIS...!!!!!!! : Kemerdekaan RI diproklamasikan pd hari Jumat bulan Ramadhan bertetapan dgn 17 agustus tahun ini.. Dan Palestina adalah salah satu negara pertama yg menyatakan dukungan atas kemerdekaan kita...Ayo ungkapkan nasionalisme dlm aksi damai Hari Internasional Quds! Merdeka Indonesia! Merdeka Palestina!

 
Team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com-Banjarmasin&Banjarbaru-
Biasanya team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com mengulas tentang kegiatan Yaumul Quds di Banjarmasin dan Banjarbaru dengan berbagai tulisan dan foto, kali ini selain 2 (dua) hal tersebut kami pun menghadirkan gambar scan liputan media cetak seperti Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Kalimantan Post dan Mata Banua terbitan hari ini Kamis tanggal 16 Agustus 2012, silahkan menikmati :
MERDEKA...!!!!! HARGA MATI untuk kebebasan PALESTINA...: YAUMUL QUDS di Banjarmasin & Banjarbaru demi Kaum Tertindas...MAMPUS ZIONIS...!!!!!!!


Banjarmasin Post edisi Kamis tanggal 16 Agustus 2012/27 Ramadhan 1433H : AKSI DAMAI-Puluhan orang yang tergabung dalam Forum Kajian KeIslaman (FK2) KalSel, menggelar aksi solidaritas untuk umat ISLAM di Palestina dan Rohingya Mynmar dijalan Jendral Sudirman, Banjarmasin, Rabu 15 Agustus 2012

AKSI DAMAI- Pengendara kendaraan roda dua melindas dua bendera yang dibentangkan puluhan aktivis Forum Kajian KeIslaman (FK2) Kalsel yang sedang menggelar aksi damai, solidaritas kepada rakyat Palestina dan Muslim Ronghiya dijalan Lambung Mangkurat depan Masjid Raya Sabilal Mukhtadin Banjarmasin hari Rabu 15 Agustus 2012.

PENGENDARA LINDAS BENDERA AMERIKA
FK2 Galang Dana untuk Palestina dan Rohingya
Banjarmasin Post- Aktivis Forum Kajian KeIslaman (FK2) membentangkan bendera Amerika dan Israel dibadan jalan Jendral Sudirman depan Masjid Raya Sabilal Mukhtadin Banjarmasin hari Rabu 15 Agustus 2012.
Tentu saja dua bendera itu langsung dilindas para pengendara yang akan mengarah kejalan A.S. Musyaffa. Aksi itu sebagai bentuk PROTES aktivis terhadap negara Amerika dan Israel sekaligus sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina dan Muslim Ronghiya (Mynmar) yang sedang MENDERITA.
Kami mengajak umat ISLAM untuk BERSATU," seru Haji Badaruddin Ketua FK2 dengan menggunakan pengeras suara.
Tidak terjadi kemacetan dijalan protokol tersebut atas aksi yang digelar mereka. Pengendara pun tak menghindar, TETAP MELINDAS dua bendera tersebut.
Tidak hanya aktivis laki-laki dan perempuan yang beraksi, anak-anakpun ikut serta. Bersamaan dengan waktu meereka juga menggelar penggalangan / pengumpulan dana bagi rakyat Palestina dan Rohingya.
Terakhir aktivis melakukan pembakaran kedua bendera sebagai simbol PENGECAMAN. (arl/re-write by KNY /www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/16/08/2012/Kamis)


Kalimantan Post edisi kamis 16 Agustus 2012 memuat tulisan senada dengan Banjarmasin post : AKSI SOLIDARITAS- Puluhan anggota Forum Kajian KeIslaman (FK2) Kalimantan Selatan melakukan aksi solidaritas untuk Palestina dari cengkraman Zionis Israel dan Amerika Rabu 15 Agustus 2012. Mereka berorasi dan membentangkan bendera Israel dan Amerika dijalan depan Mesjid Raya Sabilal Mukhtadin Banjarmasin agar dilindas oleh pengendara yang melintas.


Sedang di koran harian Mata Banua dikolom Hukum & Kriminal halaman 2 hari Kamis 16 Agustus 2012 menulis ; Bendera Israel - Forum Kajian KeIslaman (FK2) Kalsel peduli tragedi Palestina menggelar penggalangan dana, aksi orasi Hak-Hak Kemanusiaan, kemudian membentangkan bendera ISRAEL di tengah jalan, sehingga pengguna jalan yang melintas  tidak bisa mengelak dan melindas bendera tersebut.


Tidak kalah dengan media cetak lainnya Radar Banjarmasin edisi Kamis 16 Agustus 2012 pun menulis berita: BEBASKAN PALESTINA- Sejumlah anak-anak yang turut serta  dalam aksi solidaritas Palestina di Jalan A.yani Banjarbaru ikut menenteng poster menuntut Pembebasan Palestina dari Pendudukan Yahudi (Zionis) Israel.

BOCAH BANJARBARU PUN TUNTUT PEMBEBASAN PALESTINA
Belasan massa dari FORUM PEDULI PEMBEBASAN PALESTINA (FPPP) melakukan unjuk rasa dijalan A.Yani Km.34,5 Kota Banjarbaru hari Rabu 15 Agustus 2012.
Dalam Aksi Damai membagi-bagikan selebaran berisi "Hari Pembebasan Palestina" ini juga diikuti sejumlah anak-anak.
Mereka menenteng poster bergambar kekejaman Yahudi Zionis Israel terhadap anak-anak Palestina yang tidak berdosa yang dihilangkan nyawanya dengan tidak berperi kemanusiaan.
Dalam aksinya mereka juga mengingatkan akan hari Pembebasan Palestina yang jatuh pada hari Jum'at terakhir dibulan Ramadhan.
Menurut mereka hari tersebut lebih populer disebut YAUMUL QUDS atau Hari Pembebasan Palestina. Hampir setiap komponen masyarakat didunia pada hari Jum'at terakhir dibulan Puasa selalu turun kejalan sebagai bentuk membangun solidaritas untuk Palestina(ema/by/abj/re-write by KNY /www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/16/08/2012/Kamis)
di kolom Radar Ramadhan halaman 9 :
LINDAS-Aktivis FK2 membentangkan bendera ISRAEL dijalan.

SOLIDARITAS untuk PALESTINA dan ROHINGYA
DARI LINDAS SAMPAI BAKAR BENDERA
Banjarmasin- Ramadhan bukan alasan untuk tidak bisa menyuarakan protes politik dan rasa solidaritas. Kemaren (15/08/2012) Rabu siang, diseberang siring Masjid Raya Sabilal Mukhtadin, puluhan orang dari FK2 (Forum Kajian KeIslaman) Kalsel menggelar aksi solidaritas untuk Palestina dan Rohingya.
Hebatnya, aksi yang berjalan selama satu jam ini kebanyakan diikuti oleh para remaja tanggung.
Mengesampingkan rasa lapar dan haus pula, mereka terus saja meneriakkan takbir dan yel-yel.
PROTES- Bendera ISRAEL dibakar aktivis FK2 saat melakukan aksi di Banjarmasin, kemarin.

JANGAN TERCERAI BERAI
Selain memampang spanduk dan poster protes. Juga ada gelaran foto-foto korban Palestina dan Rohingya. Dua tiga anak kecil mengulurkan kardus mie kepada para pengguna jalan. Menangguk rupiah, bantuan yang nantinya hendak disalurkan kepada korban muslim di dua negeri tersebut.
Yang menarik perhatian, massa menelentangkan  bendera Amerika Serikat dan israel berukuran besar dibadan jalan. "Warga Banjarmasin, jangan ragu untuk melindas kedua bendera ini. Inilah bukti kemarahan kita kepada kebiadaban kedua negara ini", teriak seorang orator kepada para pengguna jalan.
Hanya saja, mereka menolak jika aksi ini dipahami sebagai bentuk diskriminasi terhadap agama Non Muslim-Yahudi dan Kristen. Ditekankan, yang mereka tentang adalah sikap politik dan pelanggaran kemanusiaan yang terjadi, bukan agama apa yang mereka peluk.
Selain mengutarakan protes, massa juga mengajak ummat Islam untuk bersatu. Jangan mudah diadu domba hanya karena perbedaan Mazhab dan golongan. "Alasan mengapa umat Islam mudah ditindas, karena kita tercerai-berai," ujar salah seorang orator.
Ketua FK2 Kalsel, haji Badaruddin, yang juga bertindak selaku koordinator lapangan , menjelang unjuk rasa berakhir, membacakan pernyataan sikap, isinya :
Pertama, Mengutuk Keras Zionisme
Kedua, Mengajak Umat ISLAM Indonesia untuk membantu perjuangan kemerdekaan Palestina
Ketiga, Menuntut pemerintah R.I. untuk tegas MENOLAK masuknya produk-produk yang berkaitan dengan Zionisme-ISRAEL
Keempat, Meminta pemerintah R.I. untuk mendukung perjuangan Kemerdekaan Palestina dalam Politik LUAR NEGERI nya.
Dibeberkan juga, salah satu alasan penting mengapa INDONESIA WAJIB membantu PALESTINA. Bukti SEJARAH, PALESTINA adalah negara yang Pertama-tama kali MENGAKUI KEMERDEKAAN INDONESIA pada tahun 1945. Massa lalu menyanyikan secara koor Lagu "HARI MERDEKA" ciptaan H.Mutahar.
Puncak Aksi, Massa membakar bendera A.S dan ISRAEL dipinggir jalan. Secara keseluruhan, UNJUK RASA berjalan Lancar dan damai (fud/az/tri/re-write by KNY team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com)


Sebagai pelengkap inilah foto-foto exclusif di Yaumul Quds persembahan team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com :










Dihari Yaumul quds yang bertepatan tanggal 17 Agustus 2012 yang merupakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sempatkah kita membayangkan dan memikirkan negara Palestina yang sampai hari ini masih TERJAJAH didalam negaranya sendiri yang telah "Dirampok" oleh Zionisme Israel. Kemudian dalam beberapa pekan ini  kita disuguhkan akan terzaliminya muslim Mynmar yang kemudian pemberitaan seolah telah terjadi "perang" antara agama Budha dan Islam ...TIDAK wahai saudaraku sesama manusia...Yang salah "Oknum"nya bukan agamanya.....Ingatkah kalian dulu ketika Pendeta terry Jones "Memprovokasi" ummat Kristiani dengan membakar Al'Qur'an agar ISLAM dan KRISTEN terjadi "Perselisihan".......TIDAK wahai saudaraku sesama manusia...Yang salah "Oknum"nya bukan agamanya....Kemudian ingatkah kalian ketika IRAQ dijadikan ajang "Permainan" oleh mereka yang mengaku menjunjung tinggi  Hak Azasi Manusia (HAM) yaitu oleh tentara pendudukan yang sudah mempunyai sifat Zionisme, mereka kemudian mengeluarkan dari penjara ekstremis yang beraliran ISLAM RADIKAL dengan mengadakan isu Mazhab dalam Islam dengan cara mengebom mesjid Islam Sunni agar Islam Syi'ah "Terhasut" dan begitu juga sebaliknya  mengebom mesjid Islam Syi'ah agar Islam Sunni "terpancing" untuk bertengkar sesama ISLAM....TIDAK wahai saudaraku sesama manusia...Yang salah "Oknum"nya bukan mazhabnya.....Ingatkah kalian tentang "TRAGEDI" Perang Salib, kenapa dikatakan tragedi karena peperangan tersebut tidak akan terjadi kalau tujuannya memperluas wilayah ISLAM, bukankah ISLAM itu La iqraha fiddin (Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam), bukankah yang dicontohkan Rasulullah dalam peperangan adalah "DEFENSE" atau mengutamakan pertahanan ketimbang "ATTACK" atau penyerangan, jadi dihari Yaumul Quds bukan ISLAM nya yang diperjuangkan, akan tetapi bangsa Palestina yang "TERZALIMI" yang pantas diperjuangkan untuk meraih kemerdekaan ditanahnya sendiri dan ini adalah bentuk perjuangan lintas agama, apapun agama kalian hingga kalian yang tidak beragama pasti mempunyai "HATI" atau perasaan Bagaimana kalau hal yang dialami bangsa Palestina dialami oleh keluarga atau kita sendiri....Zionis Israel pun berkata "Kami datang, kami menang perang ...kalian mau apa wahai bangsa Palestina????!!!!....dan saat ini supaya ummat manusia ketahui, dimasyarakat Zionis Israel pun mereka sudah "Muak" dengan pemerintah Zionis Israel sekarang ini yang  semakin hari semakin membuat jurang pemisah yang amat dalam antara yang miskin dan yang kaya, sampai-sampai ada seorang nenek warga Zionis Israel yang membakar diri demi memperjuangkan hak "kaum yang tertindas/terzalimi........HIDUP PERSATUAN ISLAM...HIDUP PERSATUAN UMMAT MANUSIA....

Source: http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2012/08/gema-takbir-sholawat-dan-kumandang-lagu.html#axzz23lmDM3Ed





sebelumnya Lembaga Kajian Islam Kontemporer (LKIK) telah mengadakan Seminar Al-Quds 2012 di Aula Palimasan lantai 5 kantor Banjarmasin Post hari Selasa tanggal 14 Agustus 2012 di Banjarmasin dan inilah berita scan koran onlinenya persembahan team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com :


main source : www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/Ramadhan 1433H/Agustus 2012/AR/KNY/MFF/R/Bjm


Kegiatan Yayasan "AMANAH SYAHADAH" Banjarmasin Akhir Ramadhan 1433 H



Kegiatan Orasi FPPP (Front Pembela Pembebasan Palestina) Yaumul Quds dilaksanakan di Taman Van Der Vjil Banjarbaru di Pimpin oleh Sayid Abdullah Al Habsyi (Ketua Yayasan Amanah Syahadah) dan Sayid Hamid Alydrus (Sekertaris Yayasan Amanah Syahadah) pada hari Rabu Tanggal 26 Ramadhan 1433 H / 15 Agustus 2012 M pada Pukul 16.00 s/d 18.00 Wita, para peserta ada yang ikut aksi tersebut dengan anggota keluarganya :

Orasi Pembebasan Paletina Oleh Sayid Abdullah Al Habsyi
Dengan membawa para keluarga peserta ikut melaksanakan orasi Pembebasan Palestina
Peserta Orasi Pembebasan Palestina di hadiri Oleh Ikhwan dan Akhwat Yayasan Amanah Syahadah
Perserta Orasi Dihadiri Oleh Ikhwan dan Akhwat yayasan Amanah Syahadah dari Banjarmasin,Banjarbaru, Martapura, Gambut Tanipah, Aluh Aluh, Ampah


Orasi di lakukan di Taman Van Der Vjil di tepi jalan A.Yani 36 Banjarbaru

Orasi oleh Sayid Hamid Alydrus (Sekertaris Yayasan Amanah Syahadah)

Orasi oleh Sayid Abdullah Alhabsyi





Imam Khomeini ra di akhir tahun 1341 Hs dan di awal tahun 1342 Hs di masa dimulainya revolusi Islam, masalah pertama yang disampaikannya adalah masalah rezim Zionis Israel. Imam mengatakan bahwa Israel punya tiga sifat:
  1. Perampok dan zalim yang sampai kini masih eksis dan terus berbuat zalim, membunuh dan menumpahkan darah.
  2. Israel bahaya laten bagi Timur Tengah
  3. Israel dibentuk dengan tujuan menghancurkan Islam dan sejatinya Israel sebagai front terdepan peradaban Barat guna menghancurkan Islam.
Poin kedua sifat Israel sebagai bahaya laten merupakan pandangan khas Imam Khomeini ra dalam melihat masalah rezim Zionis Israel. Bahaya laten Israel dalam pandangan Imam menunjukkan bahwa masalah ini tidak dibatasi oleh masa tertentu. Bahaya Israel tidak akan pernah hilang selama belum hancur. Artinya, Israel dalam padangan Imam Khomeini ra sebagai faktor laten terciptanya instabilitas dan perampokan kekayaan Timur Tengah.(irib.ir)


-----------------------

Sholat Idul Fitri 1433 H dilaksanakan di Halaman Gedung Olah Raga Gelanggang Remaja Hasanuddin Banjarmasin pada Pukul 08:00 Wita dengan Khatib Sayid Abdullah Al Habsyi, Pembacaan Doa Ziarah Ahlul Bait dan Doa Ziarah Imam Husain as oleh Sayid Sulaiman Alydrus

Pada Saat Khutbah Idul Fitri










Pada saat Doa Ziarah Ahlul Bait dan Doa Ziarah Imam Husain as.








Ya Allah Kenalkanlah diri Mu pada ku
karena jika Engkau tidak mengenalkan diri Mu padaku
niscaya aku tidak akan mengenal Rasul Mu

Ya Allah Kenalkanlah Rasul Mu pada ku
karena jika Engkau tidak mengenalkan Rasul Mu padaku
niscaya aku tidak akan mengenal Hujjah Mu

Ya Allah Kenalkanlah Hujjah Mu pada ku
karena jika Engkau tidak mengenalkan Hujjah Mu padaku
niscaya aku akan tersesat didalam agama Mu


Semoga berguna bagi pembaca semua


Demo Yaumul Quds Semarang: Dimana Ulama? Mengapa Harus Jusuf Kalla?




Ribuan demonstran turun ke jalan-jalan memperingati hari solidaritas internasional Palestina, atau kerap disebut Hari Al Quds. Reporter Islam Times di Semarang, Jawa Tengah melaporkan, teriakan “mampus Amerika” dan “Mampus Israel” diselingi takbir dan talbiah Rabu siang itu, 15/8/12, menggema di depan Masjid Baitur Rahman, Simpang lima, Semarang.
Lebih dari 1.700 orang secara serentak mengumandangkan solidaritas terhadap bangsa tertindas Palestina. Hari itu adalah “Yaumul Quds” peringatan hari pembebabasan Palestina dari tangan kotor Zionis Israel yang di tasbihkan oleh Bapak Revolusi Islam Imam Khumaini, Jumat terakhir Ramadhan.
Mereka yang berorasi siang itu menyebutkan keangkuhan AS dan Israel dengan jernih. Amerika dihujat sebab jadi biang kerok pembantaian massal, kekecauan dan ketakadilan dunia modern. Amerika yang membom atom Nagasaki dan Hirosima. Amerika yang membunuh ratusan ribu orang di Vietnam. Amerika yang menginvasi negara berdaulat Irak, Afghanistan, dan Libya. Amerika yang mengancam membom atom negara berdaulat Iran. Amerika yang mensponsori Al Qaeda untuk berbuat kekacauan di Suriah.
Dan Israel? Tak banyak pemimpin Negara yang punya nyali menuliskan kebiadaban rezim penjajah Al Quds. Toh, fakta kebiadaban dan penjajahan Israel atas Palestina sudah sebanyak air lautan yang menampir pesisir pantai. Israel yang menjadi tukang jagal anak-anak tak berdosa Palestina saat dunia diam dan tak berdaya.
Aksi damai yang dikomandoi SMIQ (Solidaritas Muslim Indonesia Untuk al Quds), Semarang itu diikuti dari berbagai kalangan, mulai dari laki-laki sampai para wanita, anak-anak hingga orang tua jompo. Peserta dari berbagai kalangan dan kelompok itu datang dari berbagai kota di Jawa Tengah.
Lagu Indonesia Raya mengawali aksi damai yang dimulai tepat jam dua di depan jalanan padat Semarang, seluruh peserta hidmat menyanyinkan lagu kebangsaan dengan semangat.
“Aksi demo al Quds kita kali ini berbeda, disamping pesertanya lebih banyak juga hampir bersamaan dengan peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesi, dua hari lagi.” Demikian ustad Miqdad Turkan mengawali pembicaraanya selaku koordinator demo.
Aksi teatrikal yang digawangi anak-anak muda penuh semangat menggambarkan bagaimana penderitaan bangsa Palsetina itu dimulai, dengan membawa replika masjid al Aqsa dan penghancuran demi penghancuran dan kekejaman yang dilakukan tentara Zionis diperagakan secara simbolis.
Dikawali oleh suara marchinband, aksi long march mulai berjalan merambat dari depan masjid Baiturrahman Semarang menuju gedung DPRD. Poster-poster dukungan dan gambar-gambar penderitaan bangsa Palestina menghiasi aksi jalanan yang mengular. Sementara itu, anak-anak kecil melambaikan bendera merah putih dengan bangga.
“Hidup pancasila, hidup polisi, mampus koruptor, matilah imperialis” teriak peserta dengan semangat. Teriakan-teriakan itu dipandu oleh cendikiawan DR. Muhsin Labib dan disampaikannya didepan anggota dewan. Dalam menyampaikan aspirasinya DR. Muhsin Labib juga menyinggung kelompok-kelompok anti Pancasila, ekstrimis yang tidak suka keragaman, kebhinekaan dan perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Sementara itu Ustad Ahmad Baraqbah, menyinggung para ulama yang tidak hadir dalam aksi-aksi damai kemanusian semacam itu.
Menurutnya, ketidakpedulian ulama terhadap masalah yang dihadapi umat Islam termasuk kasus kemanusiaan yang menimpa kaum muslimin Rohingya di Myanmar adalah pertanyaan besar bagi indentias ulama. Menurutnya kenapa mesti seorang Jusuf Kalla (JK) yang turun menyelesaikan dan bukannya para ulama?
“Mudah-mudahan dalam peringatan Yaumul Quds tahun depan ada ulama ditegah-tengah kita, ada gambar-gambar ulama Indonesia yang menghiasi poster-poster ini.” Pugkasnya.
Sekitar jam empat sore sebelum acara berakhir, lagu Padamu Negeri dinyanyikan dan diikuti seluruh peserta dengan serempak.
Dan acara pun dipungkasi dengan doa wahdah, doa persatuan. Seluruh peserta bergandengan tangan dan mengangkat tangannya keatas, simbol bahwa jika kita bersatu maka umat Islam pasti kuat dan pasti membebaskan bangsa Palestina dari tangan imperialis dunia, Zionis.
Sementara itu demonstransi Al Quds yang digelar sore hari yang sama di Jakarta lantang menyuarakan penentangan keras terhadap rencana pembangunan gedung baru Kedutaan Amerika; yang berbarengan dengan rencana Kedutaan Amerika menghancurkan gedung bersejarah Perdana Menteri Sjahrir yang mereka okupasi diam-diam selama beberapa dekade?
Demonstrasi di depan Kedutaan Amerika sore itu jadi saksi betapa ribuan demonstran berebut menorehkan teken penentangan pada rencana Kedutaan Amerika.
Ini kali pertama dalam sejarah penentangan itu dibubuhkan di selembar kain besar dan disaksikan banyak wartawan. Sayang, banyak Koran dan kuli tinta sama sekali tak menyebutkannya — walau sepatah kata!
Berikut lokasi komplek Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka Selatan sangat membahayakan keamanan nasional Indonesia karena:
1. Hanya sejengkal dari Istana Wakil Presiden;
2. Hanya 100 meter dari Kantor Gubernur DKI;
3. Hanya 100 meter dari Gedung DPRD DKI;
4. Hanya 140 meter dari Gedung Lemhanas;
5. Sangat berdekatan dengan gedung pusat Telkom;
6. Hanya 250 meter dari Istana Negara;
7. Hanya 240 meter dari kantor Mahkamah Agung;
8. Hanya 200 meter dari Markas Besar TNI AD;
9. Hanya 220 meter dari Kantor Kementerian Dalam Negeri;
10. Hanya 40 meter dari kantor Kementerian Perdagangan; dan banyak lagi. (DarutTaqrib/Islam Times/Adrikna!/http://www.darut-taqrib.org/berita/2012/08/16/demo-yaumul-quds-semarang-dimana-ulama-mengapa-harus-jusuf-kalla/)

Pemimpin Revolusi Islam Seru Muslimin Demo di Yaumul Quds



Pemimpin Tinggi Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyerukan partisipasi luas muslimin dalam demonstrasi Yaumul Quds Sedunia.
Dalam pertemuan dengan ratusan veteran perang Irak-Iran Rabu sore 15/8/12 di Tehran, Ayatullah Khamenei mengatakan, partisipasi luas di Yaumul Quds Sedunia akan memberikan jawaban yang menghancurkan terhadap musuh-musuh Islam dan Palestina.
Pemimpin Tinggi Revolusi itu menggambarkan pendudukan di wilayah Palestina dan pembentukan rezim Zionis Israel sebagai akar kejahatan di Timur Tengah.
“Jika konspirasi tersebut tidak pernah ada, maka perang, friksi, dan intervensi penjajah dan penindas juga tidak akan terjadi,” ujarnya.
Ayatullah Khamenei juga mendesak umat Islam untuk melawan upaya yang dilakukan oleh Israel dan sekutunya agar isu Palestina tak dilupakan. “Kemenangan Revolusi Islam di Iran menjadi hambatan bersejarah atas upaya musuh supaya masalah pendudukan Palestina terlupakan,” tegasnya.
Lebih lanjut beliau mengecam skema musuh yang menciptakan konflik sektarian antara Syiah dan Sunni. Menurutnya, langkah itu sebagai bagian dari siasat musuh agar publik tidak menaruh perhatian terhadap kebungkaman Barat atas pendudukan Palestina selama puluhan tahun.
Ayatullah Khamenei mencatat bahwa membebaskan Palestina dari cengkraman Israel dan sekutunya adalah kewajiban agama bagi semua umat khususnya Islam di seluruh dunia.
Pada Agustus 1979, Bapak Revolusi Islam Imam Khomeini menyatakan hari Jumat terakhir setiap bulan suci Ramadhan adalah sebagai Yaumul Quds Sedunia, dan menyeru kepada umat Islam di seluruh dunia untuk memperingati hari itu dengan menggelar demonstrasi.
Jutaan orang di seluruh dunia akan tumpah ruah ke jalan-jalan untuk menunjukkan dukungan bagi rakyat Palestina, dan menyerukan segera diakhirinya pendudukan Israel dari wilayah Palestina.(DarutTaqrib/Islam Times/Adrikna!/http://www.darut-taqrib.org/berita/2012/08/16/pemimpin-revolusi-islam-seru-muslimin-demo-di-yaumul-quds/#.UC2yO6PO80c)

Tawanan Iran: Aku Tidak Ingin Kalian Mengecilkan Diri Demi Membebaskanku



Memperingati kembalinya para pejuang Iran dari penjara-penjara rezim Baath Irak ke tanah air, situs resmi Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menukil kembali pidato beliau di hadapan mereka yang telah dibebaskan dari penjara Irak. Pertemuan ini dilakukan pada tanggal 4 Shahrivar 1369 Hs.

Beliau berkata:

"Kami mendapat kiriman surat-surat dari sebagian mereka yang telah dibebaskan selama dua tahun pasca gencatan senjata hingga sekarang yang dikirimkan kepada keluarga mereka. Ketika keluarganya mengerti bahwa isi surat itu ditujukan kepada kami, mereka lalu memberikan surat itu kepada kami. Saya sendiri menjawab banyak dari surat-surat itu. Mereka menulis, kalian jangan mau membayar atau memberikan sesuatu kepada musuh demi membebaskan kami. Yang menulis surat ini adalah seorang tawanan Iran di Irak.

Ini bagi sebuah bangsa sangat penting sekali. Seorang warga mereka di tahan oleh musuh, tapi ia tidak seperti orang-orang yang tidak beriman yang sebentar-sebentar minta agar dibebaskan. Karena yang dilakukannya adalah menulis surat dan mengatakan bahwa saya ingin dibebaskan dengan penuh kebanggaan. Kalian jangan mengecilkan diri hanya karena ingin membebaskan saya.

Kita punya surat-surat yang seperti ini. Ini termasuk dokumen kebanggaan nasional kita dan akan dijaga untuk selamanya.

Keluarga dan bangsa Iran juga bersikap demikian. Sekalipun ayah, ibu, istri dan anak-anaknya mengalami kesulitan hidup, tapi mereka tidak pernah mempersulit para pejabat negara dan tidak menekan mereka. Mereka percaya bahwa para pejabat negara terus berusaha agar para tawanan dibebaskan dengan penuh kebanggaan.

Apa yang terjadi ini juga dengan bantuan Allah dan terjadi yang demikian itu. Kemajuan apapun yang kita raih semua berkat bantuan ilahi. Kita bukan apa-apa. Tentu saja saudara-saudara kita di pemerintahan telah berusaha sekuat tenaga, tapi bantuan ilahi telah membuat segalanya berjalan dengan baik. Semuanya adalah pekerjaan Allah dan ke depannya juga akan demikian." (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)


Rahbar dan Hari Quds Sedunia



Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut al-Quds sebagai masalah utama Dunia Islam dewasa ini. Rahbar menilai pendudukan Palestina dan penempatan warga Yahudi di bumi Islam ini merupakan akar dari seluruh kesulitan dan masalah regional.

Rabu sore (15/8)  saat bertatap muka dengan ratusan veteran perang Irak-Iran di Tehran, Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa partisipasi luas di Hari Quds Sedunia akan memberikan jawaban yang menghancurkan terhadap musuh-musuh Islam dan Palestina. Rahbar menggambarkan pendudukan di wilayah Palestina dan pembentukan rezim Zionis Israel sebagai akar kejahatan di Timur Tengah.

Rahbar juga menyerukan partisipasi luas warga dalam demonstrasi menandai Hari Quds Sedunia. Di pertemuan tersebut Rahbar mengingatkan bahwa Israel dan pendukungnya berusaha keras menghapus isu Palestina dari opini publik. Oleh karena itu, masyarakat dunia harus melawan konspirasi busuk ini.

Sejak terbentuknya rezim ilegal Israel di Timur Tengah, perampasan wilayah dan pengusiran rakyat Palestina, Tel Aviv beserta pendukungnya senantiasa mencegah opini publik internasional khususnya Dunia Islam untuk fokus terhadap isu Palestina. Namun dengan kemenangan Revolusi Islam Iran dan atas prakarsa pendiri Republik Islam, Ayatullah Khomeini, hari Jum'at terakhir di bulan Ramadhan ditetapkan sebagai hari Quds sedunia sehingga Palestina selalu dikenang dan dijadikan agenda utama Dunia Islam. Isu ini pun kemudian berkembang skalanya dan menjadi isu internasional. Ini terbukti dengan peringatan hari Quds sedunia yang tahun akan dirayakan oleh lebih dari 70 negara Islam dan non Islam.

Partisipasi luas rakyat Iran di pawai akbar hari Quds sedunia dan dukungan kuat mereka terhadap rakyat yang terzalimi khususnya bangsa Palestina menjadi pemicu bagi bangsa-bangsa lain di dunia untuk aktif di pawai akbar hari Quds sedunia. Dengan demikian dukungan bagi rakyat Palestina semakin besar. Tahun ini suasana peringatan hari Quds sedunia lain dari biasanya, karena bertepatan dengan gelombang Kebangkitan Islam di Timur Tengah.

Seperti yang ditekankan Rahbar, kemenangan Revolusi Islam Iran telah mengganjal upaya imperialis dunia untuk membuat masyarakat internasional melupakan isu Palestina. Saat ini Rezim Zionis Israel semakin terkucil dari sebelumnya. Hari Quds sedunia adalah mobilisasi umum bangsa-bangsa khususnya Dunia Islam untuk mendukung Palestina. Hari Quds sedunia mengingatkan sejarah bahwa tempat yang diduduki Israel saat ini adalah milik bangsa Palestina. Tidak ada konspirasi musuh yang akan mampu menghapus isu Palestina dari opini publik karena rakyat kawasan telah waspada penuh.

Rahbar mengecam skema musuh untuk menciptakan konflik sektarian antara Syiah dan Sunni. Menurutnya, langkah itu sebagai bagian dari siasat musuh agar publik tidak menaruh perhatian terhadap kebungkaman Barat atas pendudukan Palestina selama puluhan tahun.

Ayatullah Khamenei mencatat bahwa membebaskan Palestina dari cengkraman Israel dan sekutunya adalah kewajiban agama bagi semua umat Islam di seluruh dunia. (IRIB Indonesia/MF)


Hari Quds Sedunia: ZIONISME dan HAM (Bagian Pertama)



Saat ini penghormatan terhadap Hak-hak Asasi Manusia, masuk sebagai pokok-pokok utama yang juga sangat ditekankan didalam Piagam PBB dan Deklarasi Internasional HAM, Hak Kehidupan, Kemerdekaan, Keamanan, Kepemilikan, termasuk dasar-dasar utama Hak Asasi Manusia. Dari sini nampaknya dasar-dasar tersebut seharusnya dinyatakan sebagai fondasi hukum untuk pemeliharaan hak-hak Internasional. Akan tetapi walaupun dasar-dasar utama hak-hak asasi manusia, dan seluruh catatan-catatan politik telah dimuat disana, masih banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia yang dapat disaksikan dengan jelas, yang terjadi didepan mata para pengaku pembela hak asasi manusia tanpa memberikan reaksi sedikitpun terhadap semua itu.

Saat ini hak-hak rakyat muslim Palestina pendudukan, telah dilanggar dengan cara yang demikian itu. Penyiksaan, pembunuhan, penindasan dan pengusiran kaum Muslimin dari kampung halaman mereka, perampasan dan pemanfaatan harta kekayaan dan tanah milik muslimin secara illegal, sejak perang bulan Juni 1967 hingga sekarang merupakan sebagian dari kasus-kasus nyata pelanggaran HAM oleh rezim zionis. Proses ini terutama setelah penandatanganan Perjajian Oslo, pada tanggal 13 September 1993 menjadi semakin memuncak. Menurut perjanjian yang diteken oleh PLO dan rezim Zionis, masalah-masalah yang berkenaan dengan Baitul Maqdis, telah dilimpahkan keperundingan-perundingan tuntas untuk mencapai penyelesaian.

Akan tetapi pelimpahan masalah ini kepada perundingan-perundingan, ternyata mendatangkan hasil-hasil penting yang menguntungkan pihak zionis dan merugikan warga Palestina. Salah satu hasil penting peristiwa ini ialah bahwa delegasi-delegasi perwakilan politik baru Palestina dan pemerintahan otonomi, serta Dewan Pembentuk UndangUndang Palestina, terhalang untuk memiliki segala bentuk perwakilan sehubungan dengan HAM di Baitul Maqdis. Hasil penting lain masalah ini ialah bahwa rezim zionis, dengan menggunakan kesempataan yang ada, melakukan perubahan-perubahan struktur sosial dan bangunan kota Baitul Maqdis.Yaitu dengan menjalani politik-politik yang sudah diatur rapi sebelumnya, rezim zionis berusaha mengusir warga Palestina dari bagian timur Baitul Maqdis, dan menempatkan warga yahudi sebagai gantinya. Para pemimpin politik zionis pun dalam rangka mendukung rencana tersebut, memberlakukan aksi-aksi penumpasan dengan sangat hebat terhadap warga Palestina Baitul Maqdis.

Sebagaimana yang anda ketahui hak asasi manusia yang paling jelas dan yang paling alami, ialah bahwa setiap orang dapat hidup bebas dinegaranya sendiri, mereka bekerja, berusaha, sampai meninggal dengan tenang ditempatnya sendiri. Akan tetapi hari ini sudah lebih dari60 tahun, dengan segala kekejaman rezim Zionis telah merampas hak yang paling mendasar ini dari rakyat Palestina. Dengan merampas tanah air Muslimin, dan menempatkan kaum Yahudi ditanah tersebut, maka secara nyata rezim zionis telah melanggar ketetapan Jenewa, yang sudah dikenal sebagai salah satu dari dasar-dasar Hak Asasi Manusia.

Didalam materi 49 ketetapan ke 4 Jenewa bulan Agustus 1949 disebutkan: kekuatan penjajah tidak berhak memindahkan sebagian dari warganya sendiri ketanah-tanah yang ia jajah, dan menempatkan mereka disana. Padahal langkah-langkah rezim zionis menunjukkan bahwa setelah Perang 6 hari pada tahun 1967, rezim zionis selalu melakukan perampasan-perampasan tanah Muslimin dan mendirikan kawasan-kawasan pemukiman ditanah-tanah pendudukan secara terus menerus. Berdasarkan catatan yang ada dalam hal ini, sejak perang enam hari hingga sekarang, 60 % tanah-tanah diTepi Barat Sungai Jordan, 30 % tanah-tanah dijalur Gaza, dan sebagian Baitul Maqdis Timur serta kawasan sekitarnya, telah dirampas oleh rezim zionis untuk mendirikan kawasan-kawasan pemukiman Yahudi.

Politik semacam ini, dilaksanakan oleh rezim zionis dengan lebih serius lagi sejak penanda tanganan Perjanjian Oslo tanggal 13 September 1993. Dari situasi yang muncul di Baitul Maqdis, dapat kita simpulkan bahwa dikawasan dunia ini aksi-aksi pembersihan etnis sedang berlangsung. Hal ini merupakan sebuah penekanan lain akan adanya politik rasialis rezim zionis, suatu politik yang merupakan dasar bagi seluruh kebijaksanaan dan penyusunan program rezim zionis. Akan tetapi sebagaimana yang disaksikan oleh penduduk dunia seluruhnya, Amerika dan badan-badan yang selama ini mengaku sebagai pembela hak asasi manusia, menutup mata mereka rapat-rapat didepan pelanggaran-pelanggaran nyata, yang dilakukan dengan cara yang amat kejam terhadap hak-hak rakyat Muslim Palestina. (IRIB Indonesia)

Hari Quds Sedunia: ZIONISME dan HAM (Bagian Kedua)



Pendudukan Baitul Maqdis Timur oleh rezim Zionis adalah salah satu contoh nyata pelanggaran rezim ini terhadap hukum internasional. Rezim ini sejak lebih dari 60 tahun lalu, dengan cara yang sangat kejam berusaha mencaplok seluruh Baitul Maqdis Timur yang merupakan kawasan suci bagi umat Muslimin sedunia. Pada tahun 1967, rezim zionis meratifikasi undang-undang penggabungan bagian timur Baitul Maqdis dengan beberapa kawasan di Tepi Barat kepada Israel.

Walikota Zionis di Baitul Maqdis memperoleh ijin untuk memperluas batas-batas kekuasaannya lebih besar daripada batas-batas yang telah ditentukan sebelumnya. Sebuah sumber Palestina menjelaskan, langkah-langkah rezim Zionis dalam hal ini sebagai berikut: Sejak tahun 1967 hingga sekarang, rezim Zionis telah merampas lebih luas dari  24 kilometer persegi, jadi sepertiga dari tanah Baitul Maqdis Timur, dan menjadikannya sebagai kawasan khusus untuk tempat tinggal warga yahudi. Padahal sebelumnya lebih dari  80 % kawasan ini adalah milik warga Muslim Palestina.

Tentunya, rezim zionis sedang berusaha agar di masa depan, akan dapat menguasai seluruh Baitul Maqdis. Perampasan tanah, penghancuran rumah-rumah, pembatalan surat-surat identitas dan berbagai cara lainnya yang telah diprogram, merupakan bagian dari aksi rezim zionis yang mereka berlakukan terhadap penduduk bagian timur Baitul Maqdis. Dengan menerapkan politik-politik seperti ini, rezim zionis sedang berusaha memperkuat cengkeraman warga Yahudi terhadap Baitul Maqdis, dan mencegah perkembangan jumlah penduduk Muslimin dan Nasrani. Dengan cara ini pula mereka akan memandulkan tuntutan-tuntutan masa depan warga Palestina berkenaan dengan bagian timur Baitul Maqdis.

Bukti-bukti tercatat mendukung pernyataan ini dengan sangat baik. Sesuai dengan data yang telah diumumkan, sejak tahun 1967 sampai  1993 penduduk warga Palestina menurun 144 % sementara jumlah penduduk warga Yahudi naik 105 %. Politik rasialisme rezim zionis merupakan faktor utama pengusiran dan pengungsian sejumlah besar warga Palestina dari rumah-rumah dan kota-kota mereka. Salah satu politik rezim zionis berkenaan dengan ini ialah pemaksaan terhadap warga Palestina untuk pindah dari Tepi Barat Baitul Maqdis ke kawasan-kawasan lain.

Dalam hal ini para pejabat rezim zionis, menerapkan hukuman-hukuman berat kepada warga Palestina yang tidak memiliki ijin resmi tinggal di Baitul Maqdis. Berdasarkan aturan ini, keluarga Palestina yang sebagian anggota keluarganya berada di luar Baitul Maqdis, maka mereka samasekali tidak akan dapat bergabung untuk hidup bersama-sama di Baitul Maqdis. Jika mereka masih tetap ingin hidup bersama, maka mereka yang sebelumnya hidup di Baitul Maqdis harus keluar dan bergabung dengan anggota keluarganya yang lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun  1993, jumlah warga Palestina yang terpaksa keluar meninggalkan rumah-rumah mereka, ialah sebagai berikut  sekitar 17 ribu warga Palestina penduduk bagian timur Baitul Maqdis telah keluar dari Palestina pendudukan. Sekitar 12 ribu warga Palestina terpaksa tinggal di luar kawasan Baitul Maqdis Timur. Dan sekitar 13 ribu orang terpaksa tinggal di luar kawasan Baitul Maqdis, yaitu di bagian utara ujung kota ini tanpa memperoleh fasilitas hidup yang paling mendasar sekalipun.

Selain itu untuk meningkatkan jumlah warga Zionis di Baitul Maqdis Timur, sebelum dimulainya perundingan-perundingan antara Israel dan PLO, sejumlah besar warga Palestina mereka paksa menerima kartu identitas Israel. Warga Palestina yang bersedia menerima kewarganegaraan Israel, akan menerima berbagai fasilitas hidup yang menyenangkan, seperti jaminan keamanan, kebebasan pulang pergi, bantuan kauangan, jaminan sosial, kesehatan, asuransi dan sebagainya. Akan tetapi sebagian besar warga Palestina menolak menerima kartu identitas sebagai warga Yahudi itu. Karena menerima hal itu berarti menyatakan kesetiaan terhadap rezim Zionis. (IRIB Indonesia)

Hari Quds Sedunia: ZIONISME dan HAM (Bagian Ketiga)



Deklarasi HAM ayat 13: setiap orang untuk bebas bergerak dan bertempat tinggal di dalam batas-batas negaranya sendiri.

Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa dari segi sosial, budaya, dan geografis, Tepi Barat Sungai Jordan dan bagian timur Baitul Maqdis adalah sebuah kawasan yang satu. Akan tetapi bertentangan dengan undang-undang internasional, sekarang kawasan ini telah dibagi-bagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil oleh rezim zionis. Dengan mendirikan banyak pos militer yang memeriksa setiap warga Palestina yang keluar-masuk di kota Baitul Maqdis, kebebasan bangsa Palestina di negerinya sendiri telah terampas. Sementara warga zionis dengan sangat bebas dan tanpa pemeriksaan apapun, keluar-masuk dari Baitul Maqdis Timur ke segala pelosok Palestina. Tekanan seperti ini membuat jumlah warga Palestina di Baitul Maqdis Timur menjadi menurun drastis dan hal ini bertentangan dengan hukum-hukum internasional.

Selain itu peraturan-peraturan rezim zionis yang mereka terapkan bagi keluarga-keluarga Palestina, juga merupakan contoh lain dari sikap-sikap tak manusiawinya rezim zionis, yang dilaksanakan dengan tujuan mengurangi jumlah penduduk Palestina di Baitul Maqdis. Berdasarkan peraturan rezim ini, jika sepasang suami-istri Palestina ingin hidup di Baitul Maqdis Timur setelah pernikahan mereka, maka mereka harus mengajukan permohonan terlebih dahulu ke Kementerian Dalam Negeri Rezim Zionis. Setelah mendapat persetujuan dari sana, maka barulah mereka dapat memulai kehidupan berkeluarga mereka di kota tersebut. Permohonan ijin tinggal di Baitul Maqdis ini harus diajukan oleh orang yang telah memiliki hak tinggal di Baitul Maqdis disertai dengan uang sebesar 150 dollar sebagai pajak.

Tentu saja peraturan yang demikian ini berlaku hanya bagi warga non-Yahudi, karena warga zionis sendiri boleh bebas keluar pergi, di Baitul Maqdis. Dan jika ada warga zionis yang ingin tinggal di kota ini, maka mereka akan segera memperoleh hak-hak lengkap sebagai penduduk kota tersebut. Komisi pengacara Inggris untuk membela hak-hak asasi warga Palestina di kota suci Baitul Maqdis, dan beberapa organisasi lain yang aktif di bidang hak-hak asasi bangsa Palestina, memperkirakan bahwa 10.000 keluarga Yahudi tengah menunggu ijin supaya dapat bergabung dengan keluarga mereka di kota Baitul Maqdis.

Saat ini, jumlah anak-anak Palestina yang masih belum terdaftar di Kementerian Dalam Negeri rezim Zionis, diperkirakan mencapai lebih dari  100.000. Artinya,  lebih dari 100.000 anak Palestina sama sekali tidak mungkin dapat mendaftarkan diri di sekolah-sekolah kota Baitul Maqdis. Persoalan ini mengakibatkan banyak orang tua mengirimkan anak-anak mereka keluar dari Baitul Maqdis untuk bersekolah. Akan tetapi, anak-anak ini juga tidak berhak memperoleh pelayanan kesehatan di rumah-rumah sakit di Baitul Maqdis.

Oleh karena itu, jika seorang dari anak-anak itu sakit, maka orang tua mereka terpaksa mengirimkannya keluar kota untuk memperoleh pengobatan. Padahal seringkali terjadi, sebelum sempat di bawah ke rumah sakit di luar kota, atau di tengah jalan, anak-anak ini telah meninggal.

Politik dan kebijaksanaan rezim Zionis berkenaan dengan masalah keluarga Palestina ini, minimalnya bertentangan dengan undang-undang Internasional di dalam dua hal pokok ; pertama, rezim zionis menganggap Baitul Maqdis sebagai bagian dari tanah negara mereka, padahal undang-undang Internasional menyatakannya sebagai tanah pendudukan, yang berarti masih berstatus milik warga Palestina sebagai bangsa yang terjajah. Kedua, dengan melaksanakan politik-politik yang tak berprikemanusiaannya rezim zionis telah melanggar tiga hak asli berkenaan dengan keluarga Palestina, yaitu hak memperoleh perlindungan, hak keluar masuk ke mana saja yang mereka inginkan, dan hak anak memperoleh kartu identitas, dan hidup bersama kedua orang tuanya yang merupakan hak terpenting bagi seorang anak, yang ternyata juga telah dilanggar secara terang-terangan oleh rezim zionis. (IRIB Indonesia)

Hari Quds Sedunia: ZIONISME dan HAM (Bagian Empat)



Deklarasi HAM ayat 26: setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan.

Salah satu di antara pelanggaran HAM yang dilakukan rezim zionis di tanah pendudukan Palestina adalah menghalangi anak-anak Palestina untuk mendapatkan pendidikan. Para guru terpaksa datang setiap hari ke Baitul Maqdis dari kawasan-kawasan di luar kota ini untuk belajar dan mengajar. Tentu saja untuk masuk ke Baitul Maqdis, mereka terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari rezim zionis dan setiap tiga bulan mereka harus mengajukan permohonan baru untuk memperoleh izin ini. Waktu sebagian besar para guru ini tersita hanya untuk memperoleh izin-izin yang dikeluarkan setelah proses yang rumit dan berbelit-belit ini.

Selain itu, setiap kali para pejabat keamanan rezim zionis menyatakan sebuah kawasan sebagai kawasan tertutup militer, maka seluruh izin masuk tersebut menjadi gugur dengan sendirinya, dan untuk keluar masuk Baitul Maqdis, maka para guru tersebut harus mengajukan permohonan baru untuk memperoleh izin lagi. Hal ini menyebabkan banyak sekali sekolah-sekolah di Baitul Maqdis mengalami kekurangan tenaga pengajar, dan sama sekali tidak mampu mencetak kader di bidang ini. Bahkan beberapa sekolah terpaksa menutup pintu-pintunya dan menyatakan libur untuk selama-lamanya.

Salah satu contoh dalam hal ini ialah ketika sekolah San George yang terletak di sebuah kawasan di Baitul Maqdis, yang sejak kawasan tersebut dinyatakan sebagai kawasan tertutup, sekarang hanya 19 orang dari 40 tenaga pengajarnya yang masih mampu melanjutkan tugas mereka mengajar di sekolah ini.

Mahasiswa-mahasiswa Palestina juga menghadapi kesulitan-kesulitan yang sama. Sebagai contoh, Universitas Baitul Maqdis, walaupun tanah tempat berdirinya bangunan universitas ini berada di kawasan milik warga Palestina, akan tetapi hanya sepertiga dari 3.000 mahasiswa yang belajar di sana yang memiliki surat-surat identitas dan surat izin masuk ke kota ini. Sementara itu, dua pertiga mahasiswa lainnya datang dari kawasan-kawasan pendudukan yang lain. Mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliahnya ke universitas ini harus memiliki surat-surat izin untuk belajar di Baitul Maqdis  

Taktik lain yang dilakukan Zionis adalah dengan meminta kepada Dr.Sari Nasibeh, Direktur Universitas al-Quds agar bergabung dengan Dewan Pendidikan Tinggi Zionis, dengan iming-iming bahwa manajemen Universitas al-Quds akan berada di bawah naungan manajemen rezim zionis. Padahal, bila hal itu terjadi, maka praktis bagian timur Baitul Maqdis lokasi universitas ini, akan jatuh sepenuhnya ke tangan rezim zionis. Atau dengan kata lain, hal itu berarti pengakuan resmi terhadap penjajahan zionis.

Akan tetapi, tawaran tersebut ditolak dan Universitas al-Quds masih tetap di bawah manajemen Dewan Pendidikan Tinggi Palestina. Hal ini membuat para pejabat rezim Zionis melancarkan serangkaian aksi-aksi balas dendam terhadap universitas ini. Di antara aksi-aksi tersebut, adalah penutupan halaman-halaman universitas ini dan tekanan-tekanan ekonomi. Dr. Nasibeh direktur Universitas al-Quds berbicara tentang sebagian kesulitan ekonomi yang mengancam universitas ini, dengan mengatakan, "Lebih dari 26 % dari seluruh pendapatan warga Palestina pendudukan Baitul Maqdis diambil oleh pemerintah daerah, sementara hanya 5 % dari pelayanan umum yang masuk ke kawasan ini dapat dinikmati oleh warga Palestina."

Ketika menjelaskan politik-politik rasialis rezim zionis Dr. Nasibeh mengatakan, "Perbedaan yang sangat mencolok dapat dilihat di bidang-bidang pelayanan umum yang diberikan kepada universitas di al-Khalil atau Hebron dan Universitas al-Quds. Karena Universitas al-Khalil memperoleh dukungan dan bantuan-bantuan yang sangat besar dari para pejabat rezim zionis. Sementara, seluruh bangunan milik Universitas al-Quds, demikian pula gedung-gedung asramanya, sudah sangat lama dan hampir roboh. Pemerintah daerah sama sekali tak pernah membantu yayasan pendidikan tinggi ini. Sedangkan universitas ini samasekali tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan bahkan melalui modal-modal yang ditanamkan oleh pihak-pihak swasta sekalipun. Karena sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh rezim zionis, renovasi, pembangunan dan perluasan gedung adalah hal yang tak terlarang bagi warga Palestina.

Tak diragukan lagi, tujuan para pejabat rezim zionis dengan langkah-langkah mereka terhadap yayasan pendidikan Palestina, ialah untuk menutupnya selama-lamanya, atau memaksa mereka untuk memilih satu di antara jalan-jalan penyelesaian yang ada, yaitu meninggalkan sepenuhnya kota Baitul Maqdis atau memasukkan diri ke bawah naungan rezim zionis. Keinginan zionis ini jelas bertentangan dengan seluruh peraturan dan hukum-hukum internasional, serta dasar-dasar hak asasi manusia. (IRIB Indonesia)

Hari Quds Sedunia: Peran Iran dalam Pembentukan Inti Muqawama di Palestina


Sejak pembentukan rezim zionis Israel tahun 1948, sejak saat itu pula rakyat Palestina senantiasa berjuang untuk membebaskan tanah airnya. Dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina, mereka menggunakan berbagai macam metode dalam bingkai partai politik, kelompok, gerakan rakyat atau pemogokan demi mewujudkan cita-citanya.

Bangsa Palestina dalam perjuangannya berharap besar kepada siapa saja yang mengangkat bendera perjuangan melawan rezim Zionis Israel. Oleh karenanya, sejak pendudukan 60 tahun Palestina, kita mengenal tiga model berbeda dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina.

1. Nasionalisme Arab
Sejak tahun 1948 negara-negara Arab dengan bersandar pada semangat nasionalisme Arab atau lebih dikenal dengan nama Pan Arabisme berusaha menghancurkan rezim Zionis Israel dan menyelamatkan Palestina. Negara-negara Arab yang digerakkan oleh Suriah, Mesir, Yordania, Lebanon dan Irak terlibat perang dengan Israel sebanyak 4 kali (tahun 1948, 1956, 1967 dan 1973), namun dapat dikata di semua perang yang dilakukan mereka tidak berhasil. Sebaliknya, Israel malah berhasil menguasai banyak daerah negara-negara Arab dan mendudukinya dengan bantuan para pendukung internasionalnya.

Negara-negara Arab memulai perang pertama terhadap rezim Zionis Israel tahun 1948. Di hari-hari pertama perang, negara-negara Arab muncul sebagai pemenang, namun Israel dengan bantuan Amerika dan negara-negara Eropa membalikkan keadaan. Setelah 10 hari perang mereka menjadi pemenang Perang Pertama ini. Hasil dari perang tahun 1948, Rezim Zionis Israel berhasil memperluas tanah pendudukannya 1/5 dari sebelumnya dan dampaknya  banyak orang-orang Arab yang harus mengungsi dari tanah airnya.

8 tahun setelah itu dan pada tahun 1956 Perang Kedua Arab dan Israel terjadi dengan alasan nasionalisasi terusan Suez oleh Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir waktu itu. Israel kembali memenangkan perang ini dan menguasai daerah cukup luas dari gurun Sina dan Jalur Gaza.

Namun boleh dikata kemenangan besar rezim Zionis Israel atas Pan Arabisme terjadi dalam Perang Ketiga yang dikenal dengan Perang 6 hari. Pada bulan Mei 1967, pasukan militer Rezim Zionis Israel telah bersiap-siap di jalur perbatasan dengan Suriah. Presiden Mesir Gamal  Abdul Nasser dengan sigap mengingatkan pihak Suriah akan kemungkinan serangan mendadak rezim Zionis Israel. Militer Mesir, Rusia, Yordania, Irak dan Kuwait telah siaga penuh. Pihak Arab dan Israel saling melontarkan tuduhan akan serangan musuh dan saling melakukan propaganda terhadap pihak lain.

Ketika kemungkinan terjadinya perang semakin memuncak, Gedung Putih dan Kremlin mengambil keputusan untuk mencegah terjadinya perang. Duta Besar Uni Soviet untuk Mesir di tengah malam membangunkan Nasser dan memperingatkannya agar tidak mengeluarkan perintah perang. Nasser mengikuti peringatan Uni Soviet dengan gambaran bahwa Amerika juga telah memperingatkan Israel agar tidak memulai perang. Abdul Nasser bukan saja tidak melakukan serangan terlebih dahulu, tapi ia juga tidak mengambil langkah hati-hati untuk menghadapi kemungkinan serangan Israel. Abdul Nasser bahkan membiarkan bandara-bandara Mesir tanpa pertahanan dan pesawat-pesawat tempur tanpa dikamuflase.

Perang akhirnya terjadi juga tanggal 5 Juni. Serangan luas dan tiba-tiba angkatan udara rezim Zionis Israel berhasil menghancurkan bandara-bandara udara Mesir, Suriah, Yordania dan Irak hanya dalam 3 jam. Setelah itu pasukan darat militer Israel memasuki medan perang dengan dukungan angkatan udaranya. Hanya dalam 6 hari, rezim Zionis Israel berhasil menduduki gurun Sina, Tepi Barat Sungai Jordan, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, kota penting Suriah al-Qunaytirah dan seluruh kota Baitul Maqdis yang sebelum ini diumumkan PBB sebagai kota internasional. Dampak dari perang ini, sekitar satu juta orang Arab yang hidup di daerah-daerah pendudukan Israel menjadi pengungsi dan luas daerah yang dijajah Israel tiga kali lipat lebih luas dari sebelumnya.

Akibat Perang 6 hari sangat menyakitkan negara-negara Arab dan menistakan mereka. Sementara itu rakyat Palestina mutlak berputus asa dari Pan Arabisme dan bantuan negara-negara Arab untuk membebaskan tanah air mereka. Dalam kondisi yang demikian, tokoh-tokoh Palestina berpikiran untuk memperkuat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dibentuk pada tahun 1964.

2. Sosialisme
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk pada tahun 1964 dengan tujuan menghapus Israel dan dijadikan sebagai organisasi nasionalis dan disepakati oleh para pemimpin negara-negara Arab. Para pemimpin Arab sejatinya tengah berusaha untuk mengontrol orang-orang Palestina garis keras dalam sebuah organisasi.

Hingga sebelum Perang 6 hari tahun 1967, kepemimpinan PLO berada di tangan orang-orang Palestina yang dipengaruhi negara-negara Arab, khususnya Mesir, namun setelah Perang 6 hari, tokoh-tokoh Palestina akhirnya memegang sendiri kendali PLO. Mereka berhasil melakukan operasi-operasi gerilya terhadap Israel dan secara perlahan-lahan berhasil mengembalikan sebagian identitas dan semangat rakyat Palestina yang telah hilang.

Sebagaimana telah disebutkan, setelah Perang 6 hari dengan dimulainya kepemimpinan Yasser Arafat, garis kebijakan PLO mengalami perubahan dan mampu mengakhiri masa kebergantungannya terhadap negara-negara Arab. Berbagai keberhasilan PLO dan Arafat berlanjut hingga bulan Oktober 1973, yakni mulainya Perang Keempat Arab-Israel.



Kegagalan beruntun negara-negara Arab di tiga perang sebelumnya bagi mereka sebuah penghinaan, penistaan dan sangat memalukan. Kondisi ini menyebabkan negara-negara Arab, khususnya Mesir dan Suriah memutuskan untuk bersatu dengan PLO dengan tujuan membalas kerugian sebelumnya dan mengembalikan pamor mereka yang telah hilang. Untuk itu mereka berencana untuk melakukan serangan luas terhadap Rezim Zionis Israel.

Demi menyukseskan rencana ini, militer negara-negara Arab memulai serangan mendadak pada tanggal 6 Oktober, bertepatan dengan hari Yom Kipur orang-orang Yahudi. Di saat-saat pertama serangan mendadak terhadap Israel, mereka berhasil membebaskan banyak daerah yang diduduki Israel. Namun dukungan NATO, khususnya Amerika dan pengiriman bantuan senjata ke Israel dengan membuat jembatan udara antara pangkalan-pangkalan militer NATO di Eropa dan Israel membuat situasi perang berbalik menguntungkan Israel dan akhirnya negara-negara Arab kembali harus menerima kekalahan yang keempat kalinya.

Ada perbedaan penting antara perang Arab-Israel kali ini dengan perang-perang sebelumnya. Dalam perang Oktober 1973 negara-negara Arab sudah tidak lagi berperang dengan motivasi menghancurkan Israel dan menyelamatkan rakyat Palestina, melainkan mereka lebih memprioritaskan kepentingan nasionalnya. Tujuan mereka berperang demi membebaskan daerah-daerah mereka yang diduduki Israel. Mesir berperang untuk menguasai kembali gurun Sina, sementara Suriah ingin mengembalikan dataran tinggi Golan ke pangkuannya. Dengan demikian, pihak asli yang kalah dalam perang ini adalah PLO dan rakyat Palestina. Karena Mesir dan Suriah sekalipun kalah dalam perang, namun mereka mampu mengambil kembali sebagian dari daerah yang diduduki Israel, sementara rakyat Palestina dan PLO tidak sempat melihat sejengkal pun dari tanah mereka.

Oleh karenanya, kembali lagi perang terakhir antara Arab dan Israel membuktikan kepada rakyat Palestina bahwa kecenderungan nasionalisme yang diusung PLO juga ternyata tidak mampu membantu mereka membebaskan tanah air Palestina. Medan perang melawan penjajah Israel boleh dikata jalan di tempat sehingga kemenangan Revolusi Islam Iran yang akhirnya dipilih sebagai model baru dalam melakukan perlawanan demi membebaskan Palestina.

3. Islam
Kelompok-kelompok pejuang Palestina setelah perang tahun 1973 bukan hanya tidak berhasil dalam perjuangannya, khususnya Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang berjuang dalam bingkai sosialis dan sekuler, tapi friksi di berbagai kalangan rakyat Palestina semakin menghebat. Tentu saja perlu diketahui bahwa sekalipun kelompok-kelompok ini berselisih, tapi mereka tetap melakukan perjuangan melawan rezim Zionis Israel dari luar Palestina pendudukan secara terbatas dan tidak langsung.

Markas PLO dan kelompok-kelompok perjuangan lainnya berada di negara-negara tetangga Palestina pendudukan seperti Suriah, Mesir, Yordania dan Lebanon. Oleh karenanya mereka terpaksa menyesuaikan kebijakannya dengan pemerintah-pemerintah Arab yang memberikan mereka tempat. Dalam kondisi yang demikian, perjuangan melawan rezim penjajah al-Quds dilakukan dengan syarat disepakati oleh negara-negara tuan rumah. Padahal negara-negara Arab di perang Oktober 1973 terbukti tidak lagi mempedulikan cita-cita Palestina. Bagi mereka yang penting adalah melindungi kepentingannya dalam bingkai hubungan dengan Israel.

Dengan dasar ini, sangat wajar bila pemerintah-pemerintah Arab memaksakan model perjuangan yang sesuai dengan kondisi negaranya kepada para pejuang Palestina. Karena khawatir akan reaksi Israel terhadap mereka. Sebagian negara Arab seperti Yordania malah berbuat lebih jahat dengan menghadapi para pejuang Palestina.

Dalam kondisi yang demikian dan setelah bangsa Palestina melewati pengalaman pahit bersama para pemimpin politiknya dan tidak lagi ada harapan, kemenangan revolusi Islam terjadi di Iran tahun 1979 dengan slogan pembebasan al-Quds. Revolusi Islam Iran mampu menghilangkan debu-debu keputusasaan dari wajah rakyat Palestina.

Setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, gelombang kesadaran akan Islam di Timur Tengah meningkat hebat. Generasi muda Palestina yang telah putus asa akan perjuangan tidak prinsip berbagai organisasi dan kelompok Palestina dalam bingkai Sosialisme dan Nasionalisme mulai merasakan semangat revolusi yang menguasai Iran. Kemenangan revolusi Iran secara perlahan-lahan berhasil memudarkan peran kelompok-kelompok nasional dan sosialis di Palestina pendudukan.

Pembentukan Gerakan Jihad Islam
Setahun setelah kemenanganRrekvolusi Islam Iran, dibentuk gerakan Islam di Palestina pendudukan. Pembentukan Jihad Islam memunculkan potret baru mengenai Islam politik dan para pemimpin agama-politik bagi rakyat Palestina.

Gerakan Jihad Islam dan para pemimpinnya berhasil mengaitkan agama dan politik serta melakukan perjuangan bersenjata melawan rezim Zionis Israel. Keistimewaan lain Gerakan Jihad Islam bila dibandingkan dengan gerakan-gerakan lain adalah Jihad Islam tidak pernah mengambil kebijakan dari pihak luar Palestina pendudukan yang bertentangan dengan kepentingan dan kebijakan di internal Palestina. Jihad Islam dengan aksi-aksi operasi mati syahid dan keberanian luar biasa hingga kini memainkan peran penting dalam mengembalikan kepercayaan diri rakyat Palestina. Jihad Islam juga berperan penting dalam mempersiapkan dimulainya Intifada rakyat Palestina di bulan Desember 1987.

Proses Terbentuknya Intifada
Intifada Palestina pada tahun 1987 dimulai tanpa kebergantungan kelompok atau koordinasi sebelumnya partai-partai politik yang berafiliasi dengan negara-negara Arab, tapi mendapat ilham dari revolusi Islam Iran. Intifada Palestina merupakan hasil terbesar front muqawama dalam sejarah perjuangan melawan rezim Zionis Israel. Karena seluruh elemen masyarakat Palestina ikut dalam proses muqawama.



Di tahun yang sama, setelah Intifada Palestina semakin menguat di bulan Desember 1987, terbentuk sebuah organisasi perjuangan baru bernama Gerakan Perlawanan Islam Palestina atau Hamas. Pembentukan Hamas dilakukan oleh Gerakan Ikhwanul Muslimin menyusul Intifada Palestina merupakan awal peran serta Ikhwanul Muslimin dalam sebuah aksi teratur dan berkesinambungan. Perlahan-lahan Hamas berhasil menarik perhatian masyarakat dan berubah menjadi elemen asli Intifada di Palestina pendudukan. Hal ini menyebabkan semakin melebarnya friksi antara Hamas dan PLO yang memilih perdamaian dengan rezim Zionis Israel.

Pada tahun 1993 Israel memanfaatkan PLO untuk mengontrol gerakan-gerakan muqawama seelah semakin meningkatnya aksi-aksi perlawanan Palestina. Untuk itu Israel mulai melakukan berbagai perundingan dengan PLO dan dalam Konferensi Oslo Israel mengusulkan pembentukan Otorita Palestina dengan ibu kota Ramallah. Setelah terbentuknya Otorita Palestina, Rezim Zionis Israel memberikan bantuan finansial dan senjata-senjata ringan. Hal ini menggembirakan rakyat Palestina karena mereka sudah tidak lagi melihat polisi-polisi Israel yang berlalu lalang di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza, tapi polisi Palestina.

Dalam kondisi yang demikian, Israel setelah memberikan berbagai insentif kepada Yasser Arafat mulai mengajukan tuntutan-tuntutannya. Mereka menuntut Arafat agar mengahadapi gerakan-gerakan Islam dan menghalangi aktivitas merusak. Menyusul perintah Arafat, sistem keamanan Otorita Palestina mulai melakukan aksinya dan menangkap  serta memenjarakan banyak pejuang dan para pemimpin Jihad Islam dan Hamas.

Dengan cara ini Israel berhasil membuat orang-orang Palestina saling berhadap-hadapan dan tanpa perlu mengeluarkan biaya besar mereka berhasil mengontrol gerakan-gerakan perlawanan Islam. Kondisi ini berjalan selama 7 tahun, hingga pada tahun 2000 rakyat Palestina mulai letih menyaksikan berbagai perundingan yang tidak kunjung membuahkan hasil. Mereka kemudian memilih kembali melakukan perlawanan bersenjata dan terbentuk Intifada baru al-Aqsa. Dimulainya Intifada al-Aqsa bertepatan dengan semakin terisolasinya Yasser Arafat secara politik dan menjadi tahanan rumah di Ramallah. Kenyataan ini menjadi titik tolak kemunduran Otorita Palestina, sementara kelompok-kelompok muqawama Islam semakin kuat dengan dukungan rakyat.

Muqawama Islam di perang Gaza berhasil membuktikan bahwa kini mereka memiliki basis rakyat yang kuat dan tidak ada satu kekuatan pun yang dapat memaksa mereka untuk menerima arogansi rezim Zionis Israel. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Berawal dari Prasangka, Berakhir dengan Keluarga (Kisah Perjalanan ke Iran)



Oleh: Ika pipit

 "Iran adalah negara syiah, Ahmadinejad itu kafir, kamu mesti hati-hati kalo kesana, jangan ikut-ikutan syiah, lalu kalo paspor kamu sudah ada visa iran maka kamu akan susah ke Amerika" itulah pesan yang disampaikan beberapa orang sebelum saya ke Iran, bahkan beberapa peserta yang terpilih terpaksa mundur karena kekhawatiran akan hal itu. Kali ini saya akan berbagi tentang pengalaman saya ke Iran bersama 10 orang dari Indonesia dalam rangka menghadiri sebuah konferensi pemuda Islam di Abali Camp, Tehran yang diselenggarakan oleh organisasi non-pemerintahan Unified Umah.

Pada mulanya memang terbesit sediikit ketakutan karena begitu tiba di Imam Khomeni Airport (IKA) kami langsung dibawa ke sebuah pegunungan di tengah malam yang sunyi dan merasa terisolasi karena kami dilarang ke luar gerbang tanpa pendamping panitia. Namun esok harinya setelah berdiskusi dengan panitia rasa takut itu telah sirna, ternyata sudah menjadi kebiasaan orang Iran untuk pergi ke tempat yang lebih tinggi nan sejuk di musim panas (summer) karena suhu di Tehran bisa mencapai 45 derajat selsius.

Beberapa peserta dari Malaysia pada mulanya berprasangka yang sama bahkan mereka mengira bahwa Iran adalah negara yang miskin karena telah diembargo oleh Amerika. Namun semua itu hanyalah perkiraan, pada kenyataannya negara itu tidak jauh berbeda dengan negara-negara Asia yang lain lain bahkan sistem transportasinya jauh lebih maju dari Jakarta karena mereka lebih dulu mempunyai MRT/subway dibandingkan negara kita yang baru dalam tahap pembangunan.

"Negara kami telah di Embargo, tapi kami berterimakasih dan sekarang kami bangga karena kami bisa mandiri" ucap salah seorang pembicara "Woman Internasional Conference and Islamic Awakening" yang sempat saya hadiri di sesi terakhir setelah Workshop International di Abali Camp selesai di hari sebelumnya. Selama delapan hari di sana saya tidak menemukan produk Amerika seperti Mc-Donalds, Starbuck, Coca Cola, Danone. Namun mereka membuat "tiruannya" seperti Coca-Cola Iran, bahkan Pizza Iran yang saya makan lebih enak dari Pizza Hut atau Paparons.

Kita tahu bahwa Iran merupakan negara islam, dan yang saya tahu Ahmadinejad adalah pemimpin yang sederhana dan berani mengatakan "No" pada Amerika sehingga banyak sekali teman-teman saya yang mengagumi beliau. Makanya ketika ada beberapa orang berpesan "Ahmadinejad-syiah-kafir" saya tercengang dan hanya bisa berkata dalam hati apa itu syiah karena di Indonesia masih minoritas. Perbedaan yang tampak sekali adalah ketika sholat, saya mengamati gerakan mereka dan ada sedikit perbedaan karena mahdzab yang mereka pakai berbeda dengan empat mahdzab yang saya ketahui. Namun iran telah menerapkan syariat islam dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak menemukan wanita yang tidak berhijab karena hal itu telah diatur dalam undang-undang mereka. Dan kebanyakan dari mereka mengenakan chadoor, kain hitam seperti jubah yang dipakai dari atas kepala hingga ke kaki. Bukan berarti mereka tidak bisa "berekspresi" atau berkarir, "saya seorang dokter, setiap hari rekan kerja saya semuanya laki-laki dan mereka semua hormat kepada saya, bisa dibayangkan jika saya mengenakan rok mini seperti orang Amerika dan saya bangga mengenakan pakaian seperti ini" ucap salah seorang pembicara "Woman Internasional Conference and Islamic Awakening" sebelum menyampaikan materinya. Sekejap saya membayangkan seandainya semua wanita muslim di Indonesia bangga atas identitas dirinya sebagai seorang muslim mungkin angka kriminalitas akan turun,  luar biasa sekali ketegasan mereka dan hal ini patut kita contoh.

"where are you come from? Andonisi, Malaysi?. I like Andonisi" kata-kata itulah yang diucapkan oleh banyak orang di sepanjang jalan, toko dan tempat-tempat yang saya kunjungi. Bahkan ada yang menggunakan bahasa persi karena hanya sedikit orang Iran yang bisa berbahasa Inggris. Hal itu membuatku teringat akan kata-kata "kamu hati-hati sama orang syiah". Apa yang mesti di khawatirkan, orang-orang Iran yang telah ku temui sangat baik, bahkan ketika di camp ada yang sengaja datang ke kamar kami hanya untuk menyapa dan mengatakan hi, ada juga yang sampai belajar beberapa kata bahasa inggris supaya bisa berkomunikasi dengan kami. Walau hanya delapan hari bersama mereka namun sudah ku anggap seperti keluarga, apalagi jika teringat masa-masa harus meninggalkan mereka. Terkadang kita mudah terpancing dengan hal-hal yang mungkin sengaja dibuat "propaganda" untuk memecah belah umat islam. Namun selayaknya sebagai umat islam kita harus cerdas dalam menanggapi hal itu dan media yang menyampaikan berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Dan seharusnya kita dengan jelas mengatakan "No ZIonis" karena sudah sangat jelas dan nyata siapa sesungguhnya musuh bebuyutan umat muslim. (IRIB Indonesia)

Dari Pembebasan Palestina Hingga Persatuan Syiah dan Ahli Sunnah



Satu cara kuno namun hingga kini masih ampuh adalah upaya memecah belah umat Islam, sekaligus memperkuat front musuh dengan cara menyebarkan tuduhan terhadap teman sendiri dan gambaran tanpa dasar dalam bentuk isu. Karena solidaritas dan persatuan selamanya merugikan musuh. Di masa awal-awal munculnya Islam metode ini dengan baik digambarkan oleh al-Quran.

Kini dengan mencermati begitu sensitifnya masalah perbedaan mazhab di dunia Islam, musuh-musuh Islam memfokuskan masalah ini demi menciptakan perselisihan, perpecahan dan bahkan sampai pertumpahan darah. Jelas, bila sesama pengikut mazhab saling mengkafirkan satu sama lainnya, persatuan menjadi tidak bermakna. Dalam kondisi yang demikian, pengikut sebuah mazhab menjadi tidak peduli akan nasib politik pengikut mazhab lainnya, pendudukan negara-negara Islam oleh pihak asing bahkan terhadap pembantaian umat Islam. Memperkenalkan satu mazhab sebagai kafir merupakan isu paling santer yang ditiupkan musuh selama beberapa dekade ini. Mereka yang berada di balik proyek perselisihan antarmazhab ini senantiasa memperkenalkan Syiah sebagai Rafidhi yang kafir dan Ahli Sunnah sebagai Nashibi yang kafir.

Di antara berbagai kasus yang ada, masalah Palestina dan solidaritas umat Islam sedunia baik antara Syiah dan Ahli Sunnah dalam upaya membebaskan kiblat pertama umat Islam menjadi fokus manuver rezim Zionis Israel untuk menyebarkan isu pengkafiran sesama Muslim. Dari satu sisi mereka menakut-nakuti rakyat Palestina akan isu bernama penyebaran Syiah dan tokoh-tokoh yang punya hubungan dengan Iran sebagai kaki tangan Iran dan pendakwah Syiah di Palestina. Sementara kepada orang-orang Syiah baik di Iran maupun di mana saja berada, didoktrinkan bahwa orang-orang Palestina adalah Nashibi dan membenci Ahlul Bait Nabi Saw. Dengan isu ini diharapkan bukan hanya orang-orang Syiah tidak membantu, tapi juga meyakini bahwa kehendak Allah agar orang-orang zalim saling berperang dan orang-orang Nashibi yang lebih buruk dari Yahudi dimusnahkan oleh orang-orang Yahudi!!!

Tulisan ini akan mencoba membeberkan akar masalah, motifasi, sejarah dan bentuk-bentuk tuduhan yang dilontarkan selama ini mengenai Syiah dalam sejarah perjuangan pembebasan Palestina.

Ulama Syiah dalam Sejarah Perjuangan Melawan Israel
Bila secara sederhana merunut perjuangan ulama Syiah dalam melawan rezim Zionis Israel yang terbetik di benak seseorang adalah Imam Khomeini ra yang dengan tegas dan kokoh menghadapi Zionis Israel. Namun sebenarnya tidak demikian. Imam Khomeini ra sejatinya hanya merupakan satu bagian dari mata rantai ulama dan para pejuang Syiah yang dengan tetap mempertahankan mazhabnya dengan pemahaman yang dalam menyaksikan betapa ancaman Zionis Israel bukan hanya kepada umat Islam tapi kepada seluruh umat manusia. Dalam upaya menghadapi bahaya ini mereka menyerukan seluruh umat manusia dan memobilisasi para mustadh'afin dan orang-orang yang punya pemikiran merdeka.

Fenomena yang menarik dalam sejarah perjuangan ulama Islam dalam upaya membebaskan kiblat pertama umat Islam, ulama Syiah adalah yang paling punya peran dalam perjuangan dan memberikan dukungan kepada rakyat Palestina. Sementara ulama yang fanatik buta dan lebih memilih ikut dalam kerangka berpikir musuh Islam malah meninggalkan Palestina sendirian. Dalam sejarah tidak ditemukan para marji Syiah yang terbetik dalam benak mereka bahwa rakyat Palestina adalah Nashibi, bahkan berkali-kali menegaskan keislaman mereka.

Sebagai contoh, Allamah Syarafuddin Amili bukan hanya tokoh dalam berdialog mazhab saja tapi juga merupakan ulama pertama yang menyatakan kekhawatirannya dan memperingatkan dunia Arab akan imigrasi orang-orang Yahudi dari segala penjuru dunia ke Palestina. Dengan sigap ia menuding Inggris yang bertanggung jawab akan semua ini. Inggris memanfaatkan kevakuman kekuasaan sepeninggal runtuhnya Dinasti Ottoman Turki dengan menciptakan rezim boneka tepat di jantung dunia Islam. Allamah Syarafuddin tidak cukup dengan itu tapi meminta kepada negara-negara di dunia untuk memprotes dan menekan Inggris agar mencegah langkah orang-orang Zionis.

Allamah Kasyif al-Githa yang dikenal karena melayangkan surat kepada Raja Arab Saudi yang isinya mengkritik pemikiran takfiri Muhammad bin Abdul Wahhab, termasuk ulama terdepan dalam perjuangan melawan Zionis Israel. Ia banyak melakukan perjalanan mengelilingi negara-negara Islam dan saat bertemu para pemikir ia berusaha membangkitkan kesadaran mereka akan konspirasi dunia Barat. Dalam perjalanan bersejarahnya ke Palestina tahun 1350 Hq, ia ikut dalam sebuah acara yang diselenggarakan bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw dan berpidato di sana. Allamah Kasyif al-Githa membeberkan berbagai sebab kemunduran dunia Islam, keharusan menjauhi sikap ganda dan bahaya Zionis Israel bagi dunia Islam.  Setelah berpidato ia lalu mengunjungi kota Haifa, Nablus dan Yafa.

Setelah terbentuknya rezim Zionis Israel dan kekalahan militer negara-negara Arab, Allamah Kasyif Al-Githa mengecam kepala-kepala negara Islam karena bersalah dalam perjuangan dan memobilisasi rakyat. Ia menolak undangan ketua Asosiasi Amerika dan Pecinta Timur Tengah agar mengikuti kongres yang mengkaji pelbagai solusi kerjasama Islam dan Kristen. Dan dalam sebuah surat panjang dan terbuka dengan nama "al-Kalimah al-‘Ulya Fi al-Islam Laa Fi Bahmadun" ia membuktikan bahwa fitnah asli bagi seluruh agama dan mazhab adalah Amerika dan Barat, bukan komunis.

Ayatullah Sayid Abdulkarim Zanjani, seorang faqih Najaf al-Asyraf sama seperti Allamah Kasyif al-Githa banyak melakukan perjalanan ke negara-negara Islam di jalan kemuliaan Islam dan membela Palestina. Saking banyaknya membantu, ia bahkan dituduh sebagai Ahli Sunnah. Padahal dari perjalanan yang dilakukannya banyak membantu orang-orang Syiah di negara-negara Arab. Beliau berkunjung ke Palestina atas undangan Sayid Amin Huseini, Mufti Palestina dan di sana ia menyampaikan pidato yang berapi-api, sehingga Mufti Palestina setelah pidatonya berkata, "Keuntungan yang diraih dari pelajaran Anda di Masjidul Aqsha lebih baik ratusan kali mempersiapkan tentara bagi rakyat Palestina, Arab dan Muslimin."



Ayatullah al-Hakim satu lagi marji Syiah Najaf al-Asyraf yang banyak mengirimkan tim ilmuwan ke pelbagai konferensi dan menjawab fatwa senantiasa mendukung perjuangan rakyat Palestina dan bahkan berada di garis perjuangan melawan Zionis Israel. Sementara para ahli fiqih kontemporer Syiah seperti Ayatullah Kashani, Ayatullah Boroujerdi, Imam Khomeini ra, Ayatullah Taleqani, Allamah Thaba'thaba'i, Ayatullah Golpaigani, Ayatullah Najafi Marashi, Ayatullah Behbahani, Ayatullah Sayid Abdullah Shirazi, Syahid Murtadha Muthahhari dan lain-lainnya semuanya punya sikap transparan mendukung rakyat Palestina dan mengikis setiap isu mengenai apakah orang-orang Palestina Nashibi atau bukan. Mereka juga membuktikan betapa mereka yang mengakui isu ini lebih Katolik dari Paus dan lebih Syiah dari para marji.

Cara Busuk Zionis Israel
Saat Imam Khomeini ra memulai perjuangannya melawan rezim Zionis Israel dan menuntut embargo minyak ke Zionis Israel dan pemutusan hubungan dengan rezim ini, Imam terus menegaskan bahwa faktor yang membuatnya menentang Shah Pahlevi adalah hubungannya dengan Israel. Zionis Israel selalu berusaha melontarkan isu untuk menutupi perjuangan orang-orang Syiah menentang rezim buatan ini.

Isu ini semakin gencar terutama setelah fatwa Imam Khomeini ra pada tahun 1968 saat menjawab permintaan fatwa (istifta) perwakilan kelompok Fatah. Dalam menjawab istifta tersebut Imam Khomeini ra membolehkan para pejuang Palestina memanfaatkan sebagian dari uang khumus dan zakat sesuai dengan kebutuhan di jalan perjuangan melawan Israel. Padahal bila kita mencermati sejumlah surat di buku Shahifah an-Nur saat memberikan izin kepada para wakil syar'inya dalam memanfaatkan unag khumus dan zakat, Imam tampak begitu berhati-hati. Namun sekaitan dengan perjuangan melawan Zionis Israel, masalahnya sedemikian pentingnya perjuangan ini, sehingga Imam dengan segenap kehati-hatiannya memberikan izin penggunaan uang khumus dan zakat, kepada kelompok-kelompok sekalipun punya kecenderungan nasionalis dan bukan Islam.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai pandangan jauh ke depan Imam  Khomeini ra, menelusuri teks istifta dan fatwa Imam akan menambah informasi untuk membandingkan dengan mereka yang menyebarkan isu bahwa rakyat Palestina adalah Nashibi yang membenci Ahlul Bait.

Empat Istifta Faksi Fatah dan Jawaban Imam Khomeini ra

Waktu : 19 Mehr 1347 / 18 Rajab 1388 / 11 Oktober 1968.

Tempat: Najaf Al-Asyraf, Irak.

Tema   : Kewajiban perjuangan melawan Zionis Israel dan solidaritas Palestina.

Kepada: Wakil Fatah.

Soal: Pemimpin pejuang, tolong jelaskan pandangan Anda mengenai pemberian zakat dan saham Imam (khumus) kepada para pejuang pemberani yang berada di bawah komando Fatah yang tengah berjuang di medan kehormatan?

Jawab: Bimillahirrahmanirrahim. Sangat ditekankan bahkan wajib untuk menyisihkan secukupnya dari zakat dan khumus kepada para pejuang di jalan Allah. Kepada para pejuang yang berada di lini perang, berkorban demi menghancurkan Zionis kafir anti kemanusiaan, demi menghidupkan kembali kemuliaan Islam yang telah hilang dan demi memperingati sejarah kegagahan Islam. Wajib kepada setiap muslim, yang beriman kepada Allah dan hari akhir, yang mengerahkan segala daya dan upaya di jalan ini bakal mencapai Ihdal Husnayain; syahadah atau kemenangan dan kepada kalian yang berperang di medan pertempuran demi menghapuskan nokta hitam ini, kemenangan cemerlang telah menanti kalian dengan bantuan Allah. Berikan kabar gembira kepada orang-orang Mukmin bahwa Allah senantiasa berada di belakang setiap kehendak para ksatria yang menuntut kebenaran dan haknya. Saudara-saudara kami yang dengan bantuan Allah Yang Maha Perkasa bakal meraih kemenangan akhir, yakni para pejuang Fatah dan teman-teman seperjuangan mereka pasukan ‘Ashifah dan para pejuang lain di jalan Allah. Membantu mereka dengan segala kekuatan dan fasilitas hukumnya wajib. Wallahu Waliyyu Al-Taufiq.

Soal: Setelah api revolusi suci semakin berkobar di tanah air Palestina dan keberhasilan luar biasa yang diraih di bawah kepemimpinan Fatah, apa pandangan Anda mengenai saudara-saudara kami yang berjuang di Palestina pendudukan?

Jawab: Bimillahirrahmanirrahim. Pandangan pertama dan terakhir saya tentang saudara-saudara pejuang kami agar mereka terus melanjutkan perjuangan tak kenal lelah mereka. Karena kehidupan yakni akidah dan perjuangan di jalan akidah "Inna al-Hayata Aqidatun wa Jihadun". Tidak diragukan bahwa dalam pemikiran Islam, kematian lebih baik dari kehidupan penuh kehinaan. Dalam kondisi kekinian, kita tidak punya pilihan lain kecuali melanjutkan perjuangan ini dengan segala kekuatan dan fasilitas yang dimiliki sampai berhasil mengembalikan kemuliaan kita dan generasi masa depan kita dalam sejarah penuh keagungan Islam.

Allah berfirman, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu" (QS. 8: 60), "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (QS. 47: 7), "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (QS. 3: 139) dan "Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan" (QS. 4: 104).

Soal: Mengenai perjuangan bersenjata yang tengah berlangsung di Palestina dan aksi kekerasan Zionis Israel terhadap warga Arab dan Islam tolong sampaikan pendapat Anda agar seluruh umat Islam di seluruh dunia memobilisasi seluruh kekuatan materi dan non materinya serta ikut dalam jihad suci ini?

Jawab: Bismillahirrahmanirrahim. Sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya, dalam kondisi kekinian setelah tunduk pada undang-undang suci Islam, tidak ada masalah yang lebih wajib dari membela jiwa dan harta di jalan meninggikan Islam. Ketika kalian menyaksikan darah saudara dan saudari tidak berdosa kalian mengalir di tanah air suci Palestina dan saat kalian menyaksikan tanah air kita diduduki dan rumah-rumah kita dihancurkan oleh tangan-tangan Zionis Israel, dalam kondisi yang demikian tidak ada jalan lain kecuali jihad dan kepada seluruh umat Islam wajib hukumnya memberikan bantuan dalam perjuangan ini baik materi maupun non materi. Allah berada di balik kehendak ini. Wallahu Min Warai Al-Qashd.

Soal: Kini pengaruh Zionis Israel telah merasuk ke dalam kehidupan orang Iran yang muslim. Menurut pandangan Anda, apa hal paling mendasar bagi bangsa Iran untuk memutuskan pengaruh Israel di Iran, sehingga saudara-saudara Iran kami juga ikut berjuang dengan para pejuang Palestina?

Jawab: Bismillahirrahmanirrahim. Solusi mendasar adalah rakyat Muslim Iran harus memutuskan hubungan dengan kaki tangan Israel dan agen-agen imperialis lainnya, menekan mereka dari sisi materi dan kejiwaan dan menekan segala kebutuhan vital mereka. Intinya harus melakukan perang ekonomi dengan mereka dan juga berperang di pelbagai bidang lainnya, sehingga mereka terpaksa memutuskan seluruh hubungannya dengan Iran dan seluruh umat Islam. Akhirnya, bangsa Iran mampu membantu baik secara materi dan spiritual kepada mujahidin Palestina.

Dalam kondisi saat ini, merupakan suatu keharusan bagi setiap Muslim untuk mengerahkan segala daya dan upaya untuk membebaskan Palestina dan membalas dendam terhadap para penjajah.

Wallahu Waliyyu Al-Taufiq.

Tidak boleh ragu bahwa kewajiban seorang muslim yang hidup di daerah paling terpencil dan jauh sekalipun dari Palestina sama dengan seluruh masyarakat Palestina yang muslim. Umat Islam seperti satu tubuh dan dalam tanggung jawab umum berada dalam satu barisan. Tidak ada itu yang namanya memecah belah dan rasialis. Di antara bangsa-bangsa Islam tidak ada sedikit pun keistimewaan, kecuali takwa dan yang paling dimuliakan di hadapan Allah adalah kalian yang paling bertakwa.

Hasbunallahu Wa Ni'malwakil. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

[Jangan Lupakan] Palestina Pendukung Kemerdekaan Indonesia



Dwitunggal Soekarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI secara de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (secara de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.

Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc.

Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.

M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada halaman 40, menjelaskan tentang peran serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.

Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:

"... pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan 'ucapan selamat' mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan pengakuan Jepang atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebarluaskan, bahkan harian Al-Ahram yang terkenal telitinya juga menyiarkan."

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi "Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia" dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini.

Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI. Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia , Muhammad Ali Taher.

Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia .."

Setelah seruan itu, maka negara daulat yang berani mengakui kedaulatan RI pertama kali oleh Negara Mesir 1949. Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Timur Tengah lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh.

Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala macam perundingan & pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.

Dukungan Mengalir Setelah Itu.

Setelah itu, sokongan dunia Arab terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi sangat kuat. Para pembesar Mesir, Arab dan Islam membentuk "Panitia Pembela Indonesia". Para pemimpin negara dan perwakilannya di lembaga internasional PBB dan Liga Arab sangat gigih mendorong diangkatnya isu Indonesia dalam pembahasan di dalam sidang lembaga tersebut.

Di jalan-jalan terjadi demonstrasi-demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 November 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya , demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya Mesir. Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk para syuhada yang gugur dalam pertempuran yang sangat dahsyat itu.

Yang mencolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal "Volendam" milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said.

Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir berkumpul di pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan bendera merah-putih €"tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal "Volendam" milik Belanda yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan. Kemudian motor boat besar pengangkut logistik untuk "Volendam" bergerak dengan dijaga oleh 20 orang polisi bersenjata beserta Mr. Blackfield, Konsul Honorer Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal Belanda di pelabuhan. Namun hal itu tidak menyurutkan perlawanan para buruh Mesir.

Wartawan 'Al-Balagh' pada 10/8/47 melaporkan:

"Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu kejuruan lain."

Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada salib menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme- Islam di Asia dan Dunia Arab. "Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa."

Melihat peliknya usaha kita untuk merdeka, semoga bangsa Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya Palestina dalam membantu perjuangan kita. Apalagi saat ini mau dilihat dari sisi Agama ataupun Kemanusiaan, bangsa Palestina sedang menghadapi Pembantaian Masal oleh Israel, sudah selayaknyalah kita sebagai Umat Beragama dan juga Berprikemanusiaan untuk membantu bangsa yang sedang ditindas ini dan juga pernah membantu perjuangan bangsa kita dulu. Minimal lakukan dengan mendoakan keselamatan, kesabaran dan juga ketabahan bagi rakyat dan para pejuangnya. (IRIB Indonesia/mymfb.com/blog/215/jangan-lupakan-palestina-pendukung-kemerdekaan-indonesia/)


Warga Gaza Siap Sambut Hari Quds Sedunia

Warga Palestina di Jalur Gaza menyatakan kesiapan mereka untuk menggelar demonstrasi akbar menentang rezim Zionis Israel bersamaan dengan peringatan Hari Quds Sedunia.

IRNA, Kamis (16/8) melaporkan, berbagai faksi nasional dan Islam di Gaza menyatakan kesiapan untuk menggelar demonstrasi pada Hari Quds Sedunia.

Menurut laporan ini, perwakilan dari faksi-faksi Palestina telah bertemu di kota Gaza dan sepakat untuk mengadakan unjuk rasa besar-besaran pada hari Jumat (17/8).

Pada Agustus 1979, Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini menyatakan hari Jumat terakhir setiap bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia, dan menyeru umat Islam di seluruh dunia untuk memperingati hari itu dengan menggelar demonstrasi. (IRIB Indonesia/RM)

Cara Kompas "Sembunyikan" Peringatan Hari Quds di Jakarta



Kemarin, Rabu, 15 Agustus 2012 pukul 17.00, koran Kompas dalam situsnya menurunkan sebuah berita bertajuk "Demo Anti AS macetkan Thamrin". Koran beroplah terbesar di Indonesia itu menuding ribuan demonstran yang turun ke jalan-jalan memperingati hari solidaritas internasional Palestina, atau kerap disebut Hari Internasional Quds, sebagai biang kerok kemacetan di jantung metropolitan. Koran mainstream itu menulis:

"Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2012) sore. Massa dari gabungan organisasi Islam dengan nama Garda Suci Merah Putih itu mendesak pemerintah Amerika Serikat memberi kemerdekaan kepada Palestina.

Massa juga melengkapi diri dengan berbagai atribut, seperti bendera Palestina, ikat kepala, serta spanduk bertuliskan "Save Palestine". Para pengunjuk rasa juga membaca shalawat serta ayat-ayat suci Al Quran.

Aksi long march ini menyebabkan lalu lintas di Jalan MH Thamrin macet parah. Hingga pukul 16.30 WIB, kemacetan panjang terjadi khususnya dari arah Monas menuju kawasan Jalan Sudirman."

Kompas hanya mengungkap separuh cerita. Ini yang mereka sembunyikan ke khalayak pembaca:

1. Di sore yang sama, Istana Kepresidenan membangun podium tetamu peringatan 17 Agustus di luar pagar Istana Negara. Bangunan podium sedemikian besarnya hingga memakan separuh badan Jalan Medan Merdeka Utara.

2. Reporter Beritaprotes.co yang melintas di Medan Merdeka pukul 16.00 tak mendapati adanya kemacetan parah seperti yang digambarkan Kompas. Dari tikungan Medan Merdeka Utara ke simpang Sarinah, dengan bermobil reporter kami hanya perlu kurang dari 10 menit. Memang, arus kendaraan padat. Tapi disebutkan macet parah jelas berkebalikan dengan fakta. Twitter TMC Polda Metro Jaya sore  menyebutkan arus kendaraan di seputaran Thamrin "terpantau padat". Tapi ini karena bertepatan dengan waktu pulang kantor, sekaligus imbas pencekikan ruas jalan di depan Medan Merdeka Utara. Tapi kepadatan itu cepat terurai. Dua tiga polisi lalu lintas mengawal setiap persimpangan Thamrin dan Sudirman.

3. Hari demi hari dalam satu dekade terakhir, Bundara HI selalu saja macet setiap sore jelang pukul 4. Salah satunya penyebabnya yang tak pernah berani dituliskan Kompas adalah kemacetan itu adalah harga yang harus dibayar penduduk Jakarta setelah polisi memberi akses kelancaran arus kendaraan pada Kedutaan Amerika dan kompleks-kompleks pemerintahan di Medan Merdeka. Sudah rahasia umum kalau lampu merah di seputaran Medan Merdeka disetel lancar dan ini berujung pada berpindahnya kemacetan ke ruas-ruas jalan terdekat.

4. Kemacetan sore itu tak ada beda dengan kemacetan parah di hari-hari sebelumnya. Banyak media telah menuliskan kalau hampir semua ruas jalan Jakarta dalam 2-3 hari terakhir kerap macet parah. Di Thamrin dan Sudirman khususnya, kemacetan dipicu oleh membludaknya orang-orang ke mal-mal mewah dan pusat perdagangan.

5. Kemacetan di Bundaran HI pada sore itu terjadi bahkan sebelum ribuan demonstran mulai berkumpul di depan Kedutaan Amerika Serikat, sekitar pukul dua siang!

Jika fakta itu diabaikan secara sengaja atau tidak oleh redaksi Kompas, paparan koran soal demonstrasi besar di depan Kedutaan Amerika Serikat kental dengan tudingan, prasangka dan propaganda.

Koran menulis: "Sebelum tiba di lokasi Bundaran HI, para pengunjuk rasa lebih dulu berunjuk rasa di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Para demonstran tampak menyanyikan yel-yel bernada hujatan serta cacian kepada AS dan Israel. "Amerika musuh Islam, Amerika musuh Allah," teriak pengunjuk rasa"."

Kompas benar soal banjir hujatan di depan pintu gerbang Kedutaan Amerika. Yang koran sembunyikan adalah fakta bahwa hujatan itu punya konteks besar – dan reporter Kompas tahu soal ini.

Mereka yang berorasi sore itu menyebutkannya dengan jernih. Amerika dihujat sebab jadi biang kerok pembantaian massal, kekacauan dan ketakadilan dunia modern. Amerika yang membomatom Nagasaki dan Hirosima. Amerika yang membunuh ratusan ribu orang di Vietnam. Amerika yang menginvasi negara berdaulat Irak, Afghanistan, dan Libya. Amerika yang mengancam membomatom negara berdaulat Iran. Amerika yang mensponsori Al Qaeda untuk berbuat kekacauan di Suriah.

Israel? Kompas hanya tak punya nyali menuliskan isi orasi demonstran Hari Al Quds. Toh, fakta kebiadaban dan penjajahan Israel atas Palestina sudah sebanyak air lautan yang menampir pesisir pantai. Nampaknya lagi-lagi soal prasangka. Koran seperti sengaja mendorong pembacanya tak bersimpati pada demonstrasi solidaritas Palestina dengan ‘mengaitkannya' dengan soal-soal klise macam kemacetan di Bundaran HI.

Adakah yang terakhir karena Kompas ingin menyembunyikan fakta kalau demonstran Al Quds sore itu menyuarakan penentangan keras terhadap rencana pembangunan gedung baru Kedutaan Amerika; yang berbarengan dengan rencana Kedutaan Amerika menghancurkan gedung bersejarah Perdana Menteri Sjahrir yang mereka okupasi diam-diam selama beberapa dekade?

Demonstrasi di depan Kedutaan Amerika sore itu jadi saksi betapa ribuan demonstran berebut menorehkan teken penentangan pada rencana Kedutaan Amerika. Ini kali pertama dalam sejarah penentangan itu dibubuhkan di selembar kain besar dan disaksikan banyak wartawan. Sayang, Kompas sama sekali tak menyebutkannya — walau sepatah kata! (IRIB Indonesia/berita protes/PH)


0 comments to "MENGAPA PARA ULAMA & UMARA TIDAK HADIR BAHKAN TERKESAN "TIDAK PEDULI" : MERDEKA...!!!!! HARGA MATI untuk kebebasan PALESTINA...: YAUMUL QUDS di Banjarmasin & Banjarbaru demi Kaum Tertindas...MAMPUS ZIONIS...!!!!!!! : Kemerdekaan RI diproklamasikan pd hari Jumat bulan Ramadhan bertetapan dgn 17 agustus tahun ini.. Dan Palestina adalah salah satu negara pertama yg menyatakan dukungan atas kemerdekaan kita...Ayo ungkapkan nasionalisme dlm aksi damai Hari Internasional Quds! Merdeka Indonesia! Merdeka Palestina!"

Leave a comment