Home , , , , , , , , , , � Peristiwa 11 September dan Propaganda Islamophobia : TERORISME TERSELUBUNG berbaju Agama..!!!!!

Peristiwa 11 September dan Propaganda Islamophobia : TERORISME TERSELUBUNG berbaju Agama..!!!!!







Ujar Warga Banjar : "Mun ada pajabat Amerika  nang datang ke suatu daerah di Indonesia pasti Bom Meledak" (Kalau ada Pejabat Amerika yang datang ke suatu daerah di Indonesia pasti BOM meledak)
contoh kasus ketika duta besar Amerika untuk Indonesia berkunjung ke kota Solo beberapa waktu kemudian gereja di Solo jadi target bom, sekarang ditahun 2012 setelah kedatangan pejabat Amerika Hillary Clinton, tak lama waktu berselang terjadi bom, mudah-mudahan ini hanya "Teori Konspirasi" dan bukan "Teori Pasti Terjadi"...by team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com

Thoriq Berencana Ledakan Bom di Jakarta Hari Ini

INILAH.COM, Jakarta - M Thoriq, terduga perangkai bom di Gang Terate VII, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, mengungkapkan dirinya berencana melakukan serangan teror kesejumlah kantor kepolisian pada Senin ini (10/9/2012).

"Dari hasil proses, bom bunuh diri itu untuk dilakukan hari ini. Aksi-aksi teror itu ditujukan untuk kepolisian. Mako Brimob, Pos Polisi Salemba, kantor Densus 88 dan komunitas Buddha," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Boy Rafly Amar kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/9/2012).

Menurut Boy, pengakuan itu merupakan hasil pemeriksaan M Thoriq kepada penyidik tentang rencana aksi terornya yang akan dilakukannya. "Semua ini pengakuan Thoriq sendiri. Dia memilih komunitas Budha lantaran adanya kasus Rohingya di Miyanmar," tegas Boy.

Terkait apakah M Toriq akan menjadi pengantin bom bunuh diri atas aksi terornya di empat lokasi, Boy menyatakan hal tersebut masih dalam pengembangan lanjut. "Itu menarik untuk diketahui. Namun hingga saat ini belum dipastikan," tuturnya.

M Thoriq pria yang berusia 39 tahun ini menyerahkan diri ke pos polisi di Jembatan Lima, pada Minggu (9/9/2012) sekitar pukul 18.00 WIB.

Sebelumnya, Thoriq sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri. Dia diduga sebagai pemilik sejumlah bahan peledak yang sempat terbakar di rumahnya Gang Terate VII, Jembatan Lima, Rabu (5/9), namun berhasil dipadamkan warga sekitarnya. [yeh/
http://nasional.inilah.com/read/detail/1903114/thoriq-berencana-ledakan-bom-di-jakarta-hari-ini]

Peristiwa 11 September dan Propaganda Islamophobia



Kini, 11 tahun berlalu pasca peristiwa 11 September 2001. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, AS dan sekutunya menjadikan peringatan ini sebagai upaya untuk mempropagandakan Islamophobia di seluruh dunia. Lebih dari satu dekade berlalu, namun hingga kini peristiwa itu masih menyisakan sejumlah pertanyaan besar. Pemerintah AS tidak memberikan jawaban yang bisa dipertanggungjawabkan terkait peristiwa besar itu.

Selama itu pula dinas intelijen Amerika (CIA) berusaha keras menutupi fakta sebenarnya yang terjadi terkait peristiwa 11 September. Salah satu upaya CIA untuk menutupi fakta di balik peristiwa ini adalah sensor terhadap sebagian buku memoar Ali Soufan, seorang mantan polisi federal AS (FBI).  Ali Soufan menulis buku memoarnya berjudul "The Black Banners: The inside story of 9/11 and the war against al-Qaeda" atau "Spanduk Hitam: Cerita di Balik Peristiwa 11 September dan Perang Melawan al-Qaeda". Dalam bukunya, Soufan mengetengahkan fakta-fakta akurat mengenai ketidakpedulian CIA terhadap ancaman keamanan dari para pelaku peristiwa itu.

Contohnya, sebelum terjadinya serangan ke gedung kembar WTC, CIA sebenarnya telah memiliki data dua orang penyandera pesawat yang tinggal di San Diego, tapi informasi ini tidak diserahkan kepada FBI. Kelalaian ini berakibat peristiwa yang sebenarnya dapat dicegah harus terjadi. Tampaknya, bukan pertamakalinya CIA meremehkan bahkan tidak mampu mengambil langkah preventif atas terjadinya peristiwa 11 september. Laporan resmi pemerintah Amerika tentang peristiwa 11 september menunjukkan peran kuat al-Qaeda. Tapi mereka tidak pernah mampu menjelaskan bagaimana 19 warga asing dari timur tengah mampu menyandera 4 pesawat dan lolos dari pengawasan CIA. kenyataan ini masih menyisakan keraguan mendalam terkait siapa sebenarnya dalang di balik peristiwa tersebut.

Ada analisa yang menyebutkan bahwa para pejabat Amerika waktu itu bekerjasama dengan kelompok teroris al-Qaeda guna menciptakan peristiwa 11 september. Tewasnya 3000 orang dalam peristiwa itu dimanfaatkan oleh Washington untuk menyerang Afghanistan dan Irak dan menduduki kedua negara ini. Namun ada analisa lain yang menyebut kecerobohan dan persaingan di tubuh lembaga-lembaga intelijen AS sebagai celah yang dimanfaatkan oleh para perancang peristiwa 11 september. Apabila informasi yang dimiliki CIA diserahkan kepada FBI, sangat mungkin sekali sebelum aksi penyanderaan pesawat terjadi, para pelakunya telah ditangkap. pertanyaannya, mengapa CIA tidak menyerahkan data dua tersangka utama kepada FBI, sampai saat ini masih belum ada kejelasannya.

Sebagian meyakini persaingan lama CIA dan FBI menyebabkan informasi vital yang harus berputar di tubuh lembaga-lembaga intelijen AS tidak berjalan normal. sebagian lainnya menyebut ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu. mereka percaya pemerintah as waktu itu sengaja mengeluarkan perintah penghentian pengejaran terhadap para anasir al-Qaeda di dalam Amerika.

Terlepas dari analisa tersebut, harus diakui ada upaya pemerintah AS ketika itu hingga sekarang untuk menutupi fakta sebenarnya mengenai peristiwa 11 september. Itulah sebabnya lebih dari 30 halaman laporan komite independen pencari fakta peristiwa 11 September diumumkan sebagai dokumen rahasia. publikasi buku memoar anggota FBI "The Black Banners: The Inside Story of 9/11 and the war against al-Qaeda" juga harus disensor oleh CIA. Tampaknya peristiwa teroris terbesar dalam sejarah akan tetap dipetieskan dalam dokumen rahasia CIA hingga beberapa dekade ke depan.Di luar sejumlah keganjilan itu, ironisnya AS justru menggunakan peristiwa 11 September sebagai sarana untuk menyebarkan Islamophobia di seluruh dunia.

Runtuhnya Uni Soviet, menyebabkan terjadinya sebuah kekosongan besar bagi AS yang melancarkan kebijakan haus perang di dunia selama lebih dari setengah abad. Sebab, Komunisme sebagai musuh besarnya telah tumbang. Untuk itu bagi Washington perlu membuat sebuah musuh baru guna membuktikan kepada dunia bahwa dirinya lebih unggul dari yang lain menjadi kekeuatan tunggal. Setelah kerah merah kini ancaman diarahkan ke kubu hijau. AS memandang Islam sebagai ancaman bagi kepentingan hegemoninya di dunia.

Pasalnya, kemenangan revolusi Islam Iran mengancam kepentingan AS di kawasan Timur Tengah, yang merupakan salah satu kawasan strategis dunia. Iran baru di bawah Revolusi Islam telah mengubah negara itu dari sekutu utama AS menjadi musuh utama Washington. Selama lebih dari tiga dekade AS melakukan berbagai cara untuk menaklukan Iran. Tapi, alih-alih tunduk dan menyerah Republik Islam u semakin kuat dan melebarkan pengaruhnya di dunia. Salah satu yang dilakukan AS adalah melancarkan gerakan Islamophobia di seluruh dunia.

Di ranah teoritis, Samuel Huntington mengemukakan teori "The Clash of Civilizations" yang memandang peradaban Islam sebagai ancaman terbesar bagi peradaban Barat. Pandangan itu diikuti oleh pusat pengambilan keputusan AS yang meniali dunia Islam adalah ancaman bagi dunia Barat. Dampaknya, Barat membentuk infrastruktur penyebaran Islamophobia di seluruh dunia. Lewat propaganda itu, muncul wajah-wajah Islam ciptaan Barat yang tidak mewakili kebenaran sejati agama ilahi itu.

Gelombang Islamophobia mengalami bentuk baru pasca peristiwa 11 September. Media mainstream berupaya mengubah prinsip hubungan dunia Islam dan Barat. Dua hari pasca peristiwa 11 September, John Vinocur dalam artikelnya di koran AS Herald Tribune mengungkapkan bahwa  peristiwa 11 September memperjelas tumbukan peradaban antara Islam dan Barat. Tidak hanya itu, Silvio Berlusconi, perdana menteri Italia ketika itu dalam statemennya menyebutkan bahwa peradaban Barat lebih utama dan orsinil dari Islam.

Sebulan pasca peristiwa 11 September, Fukuyama dalam wawancara dengan koran The Guardian menyebut Islam merupakan satu-satunya sistem yang mengancam peradaban Barat. Penulis "The End of History and the Last Men" itu menegaskan bawah kekuatan militer bisa digunakan Barat untuk mengalahkan muqawama Islam menghadapi modernisme. Di kalangan para pejabat teras AS, Mantan Menteri Pertahanan AS, William Cohen terang-terangan mengatakan bahwa perang AS dan sekutunya menghadapi Islam merupakan perang dunia keempat.

Sejatinya Barat berupaya menampilkan wajah Islam yang bengis dan garang ke seluruh penjuru dunia untuk menjegal penyebaran agama damai yang semakin meluas itu.Tapi realitas yang terjadi justru sebaliknya. Seiring meningkatnya propaganda Islamophobia, penganut Islam kian hari semakin meningkat melebihi sebelumnya. (IRIB Indonesia/PH)


Hujjatul Islam Mousavi: Persatuan Syiah-Sunni Lebih Berbahaya dari Ratusan Bom Atom




Ketua Lembaga Haji dan Ziarah Republik Islam Iran mengatakan, "Persatuan Syiah dan Sunni bagi musuh lebih berbahaya dari ratusan bom atom.

Menurut laporan Fars News ( 10/9), Hujjatul Islam Sayid Ahmad Mousavi Senin sore di sela-sela seminar pelaksana ziarah provinsi Golestan yang diselenggarakan di gedung Fakruddin Asad Gorgani mengatakan, "Kita harus memanfaatkan diplomasi haji. Karena ibadah haji dengan sendirinya menunjukkan persatuan besar umat Islam."

Hujjatul Islam Mousavi juga menjelaskan terkait penyelenggaraan KTT GNB Ke-16 Tehran bahwa konferensi GNB ini satu kebanggaan bagi Iran. Karena banyak cara pandang tentang Iran berubah setelah kehadiran mereka di konferensi ini.

Ketua Lembaga Haji dan Ziarah Iran ini mengingatkan bahwa banyak umat Islam dari Kibya yang akan melaksanakan ibadah haji tahun ini tanpa Muammar Gaddafi, dan dari Mesir tanpa Hosni Mubarak. Mereka ingin menyaksikan seperti apa bangsa Iran yang berhasil melakukan revolusi selama 30 tahun. Oleh karenanya, perilaku warga Iran di musim haji tahun ini akan diperhatikan oleh mereka dan calon haji Iran harus menjadi teladan bagi umat Islam lainnya di seluruh bidang. (IRIB Indonesia / SL)


Membuka Topeng Terorisme Indonesia


Oleh: Mispansyah, SH MH

Dalam Agustus dan September kita kembali menyaksikan aksi terorisme di Solo, disusul di Bogor Jabar. Mengapa aksi terorisme tidak pernah berakhir di Indonesia?

Pertanyaan berikutnya adalah siapakah kelompok-kelompok ini? Apakah benar kelompok ini hendak menerapkan Syariat Islam dalam bentuk daulah khilafah islamiyah? atau barangkali ada permainan intelijen Asing di Indonesia?

Kita tidak bisa melihatnya secara parsial kasus terorisme di Indonesia saja, melainkan saling berkaitan dari peristiwa WTC Pentagon 2001.

Kita akui ada orang Indonesia yang menjadi pelaku terorisme, tetapi benarkah mereka berdiri sendiri? Pertama, boleh jadi mereka melakukan sendiri dan untuk kepentingan sendiri, tetapi kemudian ditunggangi. Kedua, boleh jadi mereka diprovokasi dan diperalat untuk kepentingan orang lain. Ketiga, mereka tidak tahu, kemudian dimanfaatkan.

Peristiwa 11 September 2001 yang meluluhlantakkan Gedung WTC di Pentagon Amerika Serikat berbagai pakar dan ahli melihat ada kejanggalan yang tidak terungkap atau bahkan menyimpang dari realitas peristiwa sebenarnya.

Kejanggalan setelah peristiwa tersebut adalah mengapa seluruh warga negara AS keturunan Yahudi sekitar delapan ribu orang dua jam sebelum serangan dipulangkan, kejanggalan lainnya menurut ahli arsitek, kalau hanya diserang melalui atas gedung, mengapa yang hancur justru dari bawah dan meratakan gedung, tidak bagian atasnya saja.

Ini berarti kemungkinan ada bom dipasang di setiap lantai di gedung tersebut. Namun setelah serangan itu langsung disimpulkan dilakukan oleh Teroris Al Qaeda, tanpa lebih dahulu melakukan penyelidikan dan penyidikan. Di sinilah propaganda itu dimulai.

Kejanggalan-kejanggalan mengenai fakta-fakta tersebut baru delapan tahun terungkap setelah kejadian. New York Time disusul oleh American Free Press dan Press TV  mengungkapkan serangan 11 September 2001 dilakukan Agen Mossad Negara Zionis Israel, salah satunya pelakunya dalah Ziad Al Jarrah yang mendapat Order dari Ali Al Jarrah mata-mata Israel yang bekerja selama 25 tahun di Mossad.

Setelah peristiwa 11 September, AS mengajak negeri-negeri muslim ikut dalam propaganda War on Terrorizm (WOT) ini, bahkan penguasa negeri muslim hanya dibuat dua pilihan. Kata Walker Bush “Either you are with us, or you are with terrorist” (Anda ikut bersama kami, atau menjadi bagian dari teroris).

Artinya yang tidak sejalan dengan AS adalah teroris, akhirnya ada ketakutan negeri muslim kalau tidak mau mengikuti keinginan AS, mereka digolongkan negara teroris. Propaganda WOT ini juga menerpa Indonesia dengan menuduh Indonesia sebagai sarang teroris, meskipun pada waktu itu selalu disangkal oleh berbagai pihak termasuk Wakil Presiden Hamzah Haz.

Bukti tuduhan-pun direalisasikan dengan peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002. WOT yang menjadi propaganda AS ini akhirnya diterima pemerintah. Ada kejanggalan dan beberapa fakta yang tidak terungkap dalam serangan Bom Bali I ini.

Pertama, pemerintah AS dua hari sebelum ledakan mengeluarkan peringatan  kepada warga untuk waspada akan ada serangan teroris, jangan ada di kerumunan ramai. Menurut AC. Manullang (mantan BAKIN), dalam dunia intelejen “waspada” adalah perintah meninggalkan tempat, jadi tanda-tanda akan adanya aksi sudah diketahui AS dan sudah dapat dipastikan.

Artinya AS sudah mengetahui Bom Bali akan terjadi dan ini ada dua kemungkinan intelijen AS sangat bagus dan Indonesia tidak, atau ini sebuah “rekayasa”.

Kedua, dalam peristiwa Bom Bali I ada dua ledaka yang pertama dalam skala kecil, dan ledakan kedua berkekuatan tinggi. Menurut mantan Ketua BIN waktu itu ZA Maulani (Alm), realita bom yang dipakai (Cn4) hanya dimiliki empat negara yaitu Amerika, Inggris, Rusia, Israel.

Fakta hukum yang terungkap di persidangan hanya ledakan  pertama yang diakui Amrozi Cs di Persidangan. Ini menunjukan aksi mereka telah ditunggangi. Di sinilah permainan pihak lain, ada kemungkinan intelijen asing bermain.

Demikian pula dalam beberapa peristiwa ledakan bom di Indonesia selalu diikuti sejumlah kejanggalan.

Kekeliruan Penanganan

Selama ini penanggulangan terorisme dilakukan dengan dua cara yaitu pencegahan yang dilakukan BNPT dan pemberantasan oleh Densus 88.

Dalam kajian empirik dan investigasi penanggulangan terorisme yang dilakukan Densus 88 selalu mengedepankan kekerasan dan tembak di tempat tidak hanya pada pelaku juga keluarga korban yang tidak bersalah. Oleh karena itu perlu evaluasi dalam perlakuan pemberantasan terorisme.

Begitu juga tindakan pencegahan yang dilakukan BNPT justru salah sasaran, bukannya membuat program penyadaran terhadap pelaku teroris yang dipenjara ataupun menyadarkan keluarga pelaku teroris yang jumlahnya sudah bisa dipetakan BNPT.

Dengan anggaran ratusan miliar rupiah, BNPT justru menggarap ormas, pesantren, sekolah dan masjid. Mereka mensosialisasikan interpretasi pemahaham Islam BNPT, kepada orang ataupun komunitas yang bukan merupakan komunitas yang melakukan aksi terorisme.

Karena logika BNPT radikalisme keagamaan menjadi hulu dari terorisme, berbagai forum digelar dengan beragam titel, yang intinya langkah sosialisasi dan revisi pemikiran keagamaan dengan substansi Islam ala BNPT, yang hakikatnya sebuah penghalusan dari narasi tipis Islam liberal dan moderat.

Dilihat dari sasaran proyek deradikalisasi BNPT justru menjangkau semua segmen masyarakat. Upaya indoktrinasi untuk membangun imunitas agar tidak terkontaminasi oleh kelompok radikal atau teroris yang selama ini dikalkulasikan dalam jumlah yang sedikit.

Kalau ini sudah terjadi, bukan hanya masyarakat yang dirugikan, tetapi juga negara. Kecuali, jika pemerintah yang berkuasa ingin memerintah dengan model manajemen konflik seperti untuk menghilangkan kegagalannya dalam mensejahterakan, memberikan keadilan pada rakyat. Seperti ingin, menenggelamkan kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan petinggi negeri ini, sehingga kasus terorisme jadi kominitas politik. Semoga tidak. (*)

Dosen Kriminologi Fakultas Hukum UNLAM (http://banjarmasin.tribunnews.com/2012/09/10/membuka-topeng-terorisme-indonesia)


Kontra Terorisme Dan Keamanan Tanah Air




Salah satu gerakan pemberantasan yang saat ini gencar-gencarnya dilakukan oleh pemerintah, khususnya aparat keamanan adalah gerakan pemberantasan terorisme melalui pembongkaran berbagai jaringan yang melingkupinya. Di lain pihak, genderang gerakan pemberantasan yang sama gencarnya juga terus ditabuh dalam bidang pemberantasan korupsi. Ironisnya, kendati untuk dua bidang pemberantasan ini (pemberantasan terorisme dan korupsi) terus digelorakan dari waktu ke waktu, namun fakta menunjukkan bahwa eksistensi korupsi dan terorisme justru seolah berjalan seirama dengan gerakan pemberantasan yang sedang dibangun.

Lihat saja misalnya dalam bidang pemberantasan korupsi, kendati saban hari negeri ini selalu dihiasi dengan berbagai pemberitaan seputar tertangkapnya para koruptor di berbagai instansi, namun kondisi itu bukannya menjadi cambuk dalam rangka mengerucutkan perilaku korup di tanah air. Buktinya, sampai detik ini masih saja ditemukan sejumlah oknum yang masih memelihara perilaku korup. Berbagai upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam mengendus para koruptor seolah tidak mampu menyurutkan niat busuk para koruptor untuk menghentikan perbuatannya itu.

Hal yang sama juga terjadi dalam bidang pemberantasan terorisme. Rentetan peristiwa yang selama ini dikategorikan sebagai bentuk perbuatan teror dan kemudian berhasil diendus oleh aparat penegak hukum masih saja menunjukkan eksistensinya. Padahal dari sejumlah langkah dan perjalanan pemberantasan terorisme di tanah air yang sering berakhir dengan langkah penumpasan yang menelan korban jiwa, semestinya gerakan pemberantasan terorisme mampu melahirkan efek jera bagi para pelakunya. Namun kenyataan menunjukkan bahwa nampaknya efek jera itu belum lahir seiring dengan gerakan pemberantasan dan penumpasan secara marathon oleh aparat penegak hukum.

Ibarat mata air, terorisme semakin menyebar luas dan berkembang. Saat ini aksi teror kembali menimpa masyarakat Indonesia. Seakan-akan menjadi pekerjaan rumah, pemerintah mengalami kesulitan untuk membendungnya. Sekali pun badan keamanan negara dikerahkan dengan serius, tapi tidak jarang juga mengalami kebobolan.

Di tahun 2000 ada 3 kasus ledakan yang menewaskan 34 orang, di tahun 2002 kasus ledakan menurun menjadi 2 kali, tapi nyawa yang melayang jauh lebih banyak hingga mencapai 205 orang. Dan jika diteliti lebih lanjut, hampir di setiap tahun selalu terjadi minimal 1 kasus ledakan. Hal ini menunjukan bahwa kita harus selalu waspada setiap saat dan siap untuk segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Negara juga harus meningkatkan perannya terutama sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Pemerintah harus mampu memastikan bahwa mereka sudah melakukan usaha terbaik untuk mengantisipasi segala aksi terorisme yang terjadi. Baik itu yang berupa tindakan preventif seperti melalui pendidikan dan pengawasan penjualan bahan peledak atau berupa tindakan represif yang profesional.

Terorisme Tumbuh Subur di Indonesia

Mengapa  terorisme subur di negeri sarat harta alam bernama NKRI? Siapa sesungguhnya pengemban amanah keadilan dan tegaknya hukum di negeri ini? Saatnya pemimpin negeri sadar dan mawas diri.

Harus disadari bahwa persoalan terorisme tidak hanya lahir dari  umat beragama yang salah menafsirkan teks. Lebih mendasar lagi adalah karena tatanan yang tidak adil yang menyebabkan kemiskinan. Kemiskinan inilah yang membuat manusia kehilangan akal sehat dalam beragama.

Banyak hal yang menyebabkan munculnya terorisme dan itu sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat yang kurang dipahami negara. Terorisme tidak selalu muncul atas dasar agama. Fundamentalisme atau liberalisme tak akan efektif untuk hilangkan radikalisme. Terorisme, bukanlah Islam dan Islam bukanlah terorisme.

Timbulnya terorisme di kaum Muslimin adalah kesalahpahaman terhadap hakikat dari ajaran agama itu sendiri. Jadi tidak melihat keutuhan Islam secara komprehensif, namun pemahaman yang sepotong-sepotong. Salah pemahaman ini kemudian berkembang menjadi penyalahgunaan agama.

Tidak semua kekerasan dapat dipadamkan melalui tindak kekerasan seperti halnya penangkalan terhadap teroris, dimana gerakan jihad bom para teroris tersebut seakan "mati satu, tumbuh seribu, patah tumbuh, hilang berganti".

Terorisme didengungkan sebagai bentuk pelanggaran HAM, namun ironinya kenapa terorisme selalu identik dengan Islam. Seakan pewacanaan mengarahkan bahwa teror sama dengan Islam. Padahal  kekerasan dilakukan pula oleh Amerika Serikat dan Israel dan bahkan mereka jauh lebih ngeri. Tapi kenapa itu semua tidak disebut teror, bahkan HAM pun tidak bisa menjamah mereka, seakan ada yang ganjal.

Dalam rilisnya, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, menyebutkan Anshorut Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Baasyir berada dibalik sejumlah serangan bom di sebuah gereja di Jawa pada September 2011, termasuk pula serangan mematikan pada polisi-polisi, dan perampokan-perampokan bank, yang bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk mendapatkan persenjataan dan material bom. Tidak dipungkiri, AS memiliki alat deteksi yang paling handal, dalam hal intelijen pun mereka juga jauh bila dibandingkan Indonesia. Namun dengan itu pula mereka memonopoli kebijakan dunia. Maka sekali-kali kita perlu mencerna biak-baik apa yang dikatakan oleh AS.

Membendung Sebab Terorisme

Terorisme kembali merajalela di Indonesia. Kali ini aksi para peneror disertai tujuan balas dendam, dan bukan hanya motif primordialisme keagamaan. Polisi dan aparat penegak hukum lainnya kerap menjadi sasaran teror.

Banyak faktor yang turut menyuburkan terorisme. Dari kurang seriusnya pemerintah dalam memberantas praktek kotor birokrasi, menurunnya kohesi sosial antar warga, kesalahan prosedural aparat penegak hukum, hingga ketimpangan sosial yang semakin tinggi.

Kita menderita kerugian dengan maraknya terorisme. Kondisi perekonomian menjadi tidak stabil, terutama sektor pariwisata bakal menjadi sepi. Kehidupan beragama menjadi tidak harmonis, citra Islam kian memburuk terlebih sejumlah pelaku teror adalah alumni pesantren.

Dunia internasional melihat Indonesia gagal menciptakan kesejahteraan dan melindungi warganya dari terorisme.

Cara-cara represif saja tidak cukup. Keluarga teroris perlu dirangkul, dan diperlakukan sebagai warga negara pada umumnya. Upaya ini ditempuh guna mengikis dendam keturunan atau anggota keluarga lainnya di kemudian hari.

Terorisme tumbuh berkat penanaman ideologi garis keras, sehingga upaya dialogis-kritis sebagai wacana pembanding beragam pandangan menjadi hal yang urgen sekarang ini.

Semoga saja bangsa ini bisa belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada yaitu sejak dini harus melakukan langkah-langkah siaga dalam meredam aksi terorisme sehingga aksi-aksi teror yang sangat menakutkan tersebut dapat diminimalisir dan bahkan dicegah. (IRIB Indonesia/Analisa/Media Indonesia)


Teror Solo: Siapa Lagi Kalau Bukan Kelompok Jihadis




Jumat (17/08/2012), sekitar pukul 01.00 WIB, dini hari, terjadi penembakan terhadap Pospam di perempatan Gemblengan, Solo. Dua polisi menjadi korban. Barang bukti yang ditemukan adalah 6 proyektil dan 9 selongsong peluru. Sementara itu, pada malam Idul Fitri, sebuah granat nanas, dilemparkan ke Pospam di daerah Gladak, Solo. Tak ada korban jiwa pada peristiwa ledakan tersebut.
Jauh sebelumnya, pada malam Natal (2011), sebuah Gereja di Solo pernah diguncang bom. Kemudian, pada tahun lalu, di kawasan Cawang, Cikampek, dan Sukohardjo, Solo, juga menjadi operasi Densus 88 yang mengindikasikan masih kuatnya kelompok jihadis (jaringan terorisme) di Jawa.
Ada tiga teori yang berkembang terkait teror di Solo. Pertama jaringan teroris, kedua pihak yang terlatih secara militer, dan ketiga pihak-pihak yang ditenggarai terancam oleh kedatangan Jokowi ke Jakarta. Namun bisa dikatakan, spekulasi yang kedua dan terakhir amat kecil kemungkinannya. Lebih tepat jika dikatakan kelompok pertama yang mengatasnamakan “jihad”.
Mengapa analisis ini berani menyimpulkan bahwa kelompok jihadis atau “teroris” terlibat dalam teror di Solo? Jawabannya mudah, karena secara historis Solo merupakan basis gerakan radikal Islam sejak zaman Abdullah Sungkar hingga AbuBakar Ba’asyir. Hipotesa ini diperkuat dengan berdirinya markaz JAT di sana, sehingga seolah-olah Solo merupakan Kandaharnya Indonesia untuk melakukan aksi-aksi Istisyhad (bom syahid) maupun ightiyalat (operasi militer) yang spektakuler terhadap target musuh. Untuk melakukan serangan-serangan tersebut mestilah diperlukan persiapan yang banyak, meliputi : personal, logistik, safe house (markas yang aman), strategi, dan seterusnya yang tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan kerahasiaan yang maximum.Dan itu bisa dilakukan dalam bentukpersonal assasination atau operasi ightiyal terhadap Target Individu Musuh, atau Aksi Istisyhad yang bisa menimbulkan Efek Irhab (teror) yang besar terhadap musuh. Semua potensi dan SDM ke arah itu ada di Solo.
Saya akan sebutkan beberapa contoh Amaliyah Jihad yang sudah pernah terjadi yang bisa membenarkan asumsi tersebut:
1.Bom Sepeda Kalimalang ( 2010 )
Pada tanggal 30 September 2010 jam 08.00 WIB di kawasan pasar Sumber Artha Kalimalang Jakarta Timur tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah ledakan yang berasal dari sebuah sepeda yang dikendarai oleh Ahmad bin Abu Ali. Ledakan itu mengakibatkan si pengendara sepeda terluka parah di bagian kepala dan patah tulang. Yang mengejutkan adalah ketika ditemukan di dalam tasnya secarik kertas bertuliskan :
Lembar Pertama : “Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan karena menghukum mati dan membunuh mujahidin kami. Kami siap mati demi agama yang mulia”.
Lembar Kedua : “Bom syahid ini adalah untuk kalian semua orang-orang kafir, kalian akan kami kejar walaupun kalian ke awan. Kematian kalian pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia”.
2.Bom Buku ( 2011 )
Bom Buku adalah Modus Serangan yang sama sekali baru dan tak terduga oleh aparat.
3. Bom Masjid Polresta Cirebon (2011)
Muhammad Syarif melakukan Peledakan Amaliyah Istisyhadiyah (Bom bunuh diri) di Masjid Polresta Cirebon pada Hari Jum’at, 15 April 2011 M.
4. Bom  Gereja Kepunton Solo (2011)
Bom di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, meledak tepat setelah diadakan kebaktian pada tanggal 25 September 2011 yang dilakukan oleh Achmad Yosepa.
Menariknya, setelah kejadian teror tersebut, forum Islam Al-Busyro yang beralamat diwww.al-busyro.org/vb merilis pernyataan yang mendukung operasi itghtiyalat dan isytisyhadiah tersebut. Arrahmah.com mengutipnya pada 26 Agustus 2011yang menyebut: “Sesungguhnya Amaliyah yang dilakukan oleh Akhi Asy-Syahid (sebagaimana kami harapkan dan Allah lah yang menghisabnya) di Rumah Ibadah Para Anshor Thoghut Indonesia adalah Sebuah Amaliyah Jihad dan merupakan Terror yang Terpuji menurut Syar’ie.”
Pada 28 September 2011 Arrahmah.com juga mengutip forum Islam al-busyro setelah peledakan Gereja di Solo: “Ini kami datang dengan sedikit peledakan untuk mengguncangkan singgasana kemurtadan kalian… Inilah saudara kami yang mulia akhuna Ahmad Yosepa Hayat yang telah mengorbankan dirinya untuk misi di atas. Semoga Alloh menerimanya sebagai salah satu Syuhada-NYA.”
Rilis tersebut ditutup dengan kalimat yang menyentakkan: “Dan untuk kalian ketahui bahwa ini bukanlah serangan terakhir kami. Yakinlah bahwa kami masih mempunyai banyak alternatif model serangan yang tentu saja akan mengejutkan kalian. Selama ini kami telah mengetahui banyak kelemahan kalian, dan kalian sampai hari ini tidak mengetahui sumber kekuatan kami. Itulah bodohnya kalian. Maka Tunggulah…sesungguhnya kami juga menunggu bersama kalian. Dan tidaklah yang kami tunggu-tunggu melainkan satu dari dua kebaikan yaitu : Hidup Mulia (menang) atau Mati Syahid….!!! Allohu Akbar…Allohu Akbar…Allohu Akbar… wa lillahil hamd… !!! Atas nama mujahidin seluruh Indonesia (Abu Ja’far al Muhajir).”
Mata rantai aksi-aksi jihad tersebut semakin berani menyebarkan ideologinya dengan mengumumkan pendaftaran baru (program rekrutmen) yang dikutip Arrahmah.com (26 Agustus 2012): “Berkenaan dengan hadirnya Bulan yang Suci ini, kami dari Pengurus Forum Islam Al-Busyro mengucapkan Selamat kepada Ummah Muslimin sekalian akan hadirnya Bulan untuk beramaliyah ini, dan kami juga menyerukan kepada segenap ikhwan sekalian, khususnya kepada mereka yang masih memiliki Ghiroh untuk membela saudari Muslimah mereka yang dilecehkan dan diperkosa di belahan bumi sini dan sana untuk meningkatkan Amaliyah Jihadnya, apapun itu bentuknya di bulan yang penuh Pertolongan ini. Buatlah amaliyah-amaliyah khusus baik perorangan maupun dalam kelompok-kelompok kecil hingga menjadikan musuh-musuh Allah menjadi gentar dan Allah Ta’ala menanamkan dalam hati mereka ar-Ru’ba (ketakutan).
“Kami sampaikan pula Kabar Gembira, bahwa kami membuka Pendaftaran untuk bisa bergabung dalam Forum kita yang tercinta, tempat berbagi ilmu dan ghiroh, tempat mengumpulkan energy dan potensi dalam memberikan Pelayanan terhadap Jihad dan Para Mujahidin dimanapun mereka berada serta memberikan kesempatan untuk berkiprah menempa kejujuran diri masing-masing dalam usaha untuk bisa Berjihad di Medan-medan Tempur dan meraih Kematian Syahid sebagai cita-cita yang sangat didambakan.
“Adapun teknis pendaftarannya bisa langsung mengakses pada halaman Forum yang beralamatkan di www.al-busyro.org/vb serta mengisi field yang telah disediakan, dan setelah bisa masuk, diwajibkan mengisi Alasan dan apa yang diinginkan di Forum Al-Busyro ini, baru setelah itu kami akan mengaktifkan keanggotaan full di Forum ini. Dan pendaftaran ini akan kami tutup hingga tanggal 7 Syawal 1433 H insya Allah, serta keanggotaan yang tidak aktif selama 3 bulan berturut-turut akan kami non-aktifkan, kecuali ada alasan yang tepat untuk itu, waffaqonallah.”
Fakta-fakta di atas mengindikasikan bahwa tembakan beruntun dan pelemparan granat di Pospam Solo erat kaitannya dengan kelompok-kelompok jihad yang bergentayangan mengintip kelemahan aparat untuk melakukan ightiyalat maupun isytisyhadiah. Juga untuk membuktikan bahwa kelompok jihad tidak tiarap dengan tewasnya Dr. Azhari dan Norden, ataupun terpenjaranya Abu Bakar Bakar Ba’asyir dan Oman Abdurrahman. Sangat tidak masuk di akal apabila dua kejadian itu dikaitkan dengan panasnya suhu politik menjelang Pilkada DKI ataupun premanisme. Karena dua sasaran yang digasak adalah sasaran yang biasa dilakukan oleh para pelaku jihad sebagaimana fakta yang dikemukakan oleh Arrahmah.com.(http://politik.kompasiana.com/2012/08/27/teror-solo-siapa-lagi-kalau-bukan-kelompok-jihadis/)
(lalu apakah Arrahmah.com sebenarnya adalah bagian dari "terorisme terselubung" yang ada di Indonesia?????.........redaksi team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com)


Pemikiran Salafi dan Ancaman Perpecahan Umat (Bagian Pertama)




Gerakan Kebangkitan Islam dan transformasi satu dekade lalu di negara-negara Islam muncul sebagai akibat dari aktifnya faksi-faksi politik dan aliran pemikiran. Akan tetapi, beberapa gerakan dan pemikiran itu menyimpang jauh dari ajaran-ajaran murni Islam, seperti gerakan Salafi. Setelah wafatnya Rasulullah Saw, sebagian warga dan sahabat memilih mengabaikan wasiat Nabi tentang kepemimpinan Ali bin Abi Thalib as atas umat Islam dan hanya sedikit yang menjalankan wasiat tersebut. Penyimpangan itu telah menelurkan berbagai macam mazhab dan sekte dalam Islam dan setiap kelompok juga menyusun sekumpulan prinsip pemikiran dan keyakinan sebagai dasar ajarannya.

Ada banyak mazhab dan sekte yang terbentuk di tengah umat Islam dalam 14 abad setelah pengutusan Rasul Saw. Satu-satunya karakteristik mazhab-mazhab tersebut adalah mengklaim dirinya sebagai pengikut Nabi dan kitab suci al-Quran. Namun realitanya, keyakinan-keyakinan mazhab itu tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasul Saw. Meskipun mazhab-mazhab itu mengaku menghidupkan sunnah Nabi Saw, tapi dengan merujuk pada sunnah hakiki utusan Allah Swt ini, kita akan dikejutkan dengan sebuah fakta bahwa ajaran-ajaran Rasul Saw berbeda jauh dengan klaim sebagian kelompok Muslim. Gerakan Salafi termasuk salah satu kelompok tersebut.

Pada masa sekarang tidak ada definisi yang jelas tentang Salafisme. Istilah Salafi dan gerakan Salafi kadang dipakai untuk definisi yang lebih luas dan mencakup semua pengikut Ahlu Sunnah. Mereka menilai sejarah Salafi kembali pada era kemunculan Islam dan setiap orang yang memiliki pandangan radikal akan dianggap sebagai penganut sekte Salafi. Sebagian lain menganggap Salafi sama dengan kelompok Wahabi dan gerakan Salafi dinilai identik dengan Wahabisme. Di kalangan politikus dan media Barat, gerakan-gerakan Sunni yang menyerang Barat dianggap sebagai kelompok Salafi. Barat berusaha menempatkan mazhab-mazhab Islam yang menentang mereka sebagai kelompok Salafi sehingga bisa dengan mudah melancarkan propaganda miring dan menyerang mereka.

Pada dasarnya, baik Salafi maupun Wahabi adalah sama, mereka sama-sama mengikuti ajaran yang dibawa oleh Muhammad ibn Abdul Wahab ibn Sulaiman an-Najdi. Ajaran mereka sebagian besarnya merujuk pada tokoh-tokoh yang memang kontroversial, seperti: Ibnu Taimiyah, Ibnu Abdul Wahab, Nashirudin al-Albani, Ibnu Utsaimin, Ibnu Baz, dan lain-lain baik dalam pendapat masalah akidah, manhaj, perilaku, maupun sikap. Sehingga dampaknya sering terjadi perpecahan, permusuhan, kedengkian, saling mengkafirkan, menjatuhkan, bahkan saling membunuh di antara umat Islam sendiri yang tidak sepaham dengan mereka.

Dunia Islam saat ini menghadapi ancaman-ancaman serius pada tingkat internal dan internasional. Salah satu ancaman itu adalah gerakan-gerakan radikal akidah yang dikenal sebagai kelompok Salafi. Penganut sekte Salafi berusaha memanfaatkan kondisi yang ada dan menutupi perbedaan prinsipilnya dengan mazhab-mazhab lain dengan mengusung slogan "musuh kolektif" bernama Syiah. Kelompok Salafi berupaya menampilkan keselarasan dirinya dengan para penentang mereka di tengah Ahlu Sunnah untuk melawan mazhab Syiah. Sebenarnya, gerakan Salafi hanya memanfaatkan mazhab dan sekte-sekte lain sebagai alat untuk menyerang Syiah.

Gerakan Salafi tidak hanya memiliki perbedaan fundamental dengan mazhab-mazhab fikih dan kalam Ahlu Sunnah, tapi di dalam Salafi sendiri juga terdapat banyak friksi dan kontradiksi. Hal ini telah mendorong perpecahan dan lahirnya sempalan-sempalan baru di dalam gerakan Salafi sendiri.

Istilah Salafi pada mulanya merujuk pada golongan yang menjalankan agama dengan mengambil teladan dari tiga generasi pertama Islam. Ketiga generasi ini dianggap sebagai contoh terbaik bagaimana Islam dipraktikkan. Akan tetapi, Salafiyah secara terminologi merujuk pada sebuah kelompok yang mengaku mengajarkan syariat Islam secara murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan, berdasarkan syariat yang ada pada generasi Nabi Saw dan para sahabat serta orang-orang setelahnya.

Pokok ajaran dari ideologi dasar Salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada masa Nabi Saw dan para sahabatnya, oleh karena itu tidak diperlukan lagi inovasi dan ijtihad untuk menjawab tantangan zaman. Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktik Islam yang diklaim lebih mirip dengan masa Nabi Saw pertama kali berdakwah. Salafisme juga telah digambarkan sebagai sebuah versi sederhana kelompok Islam, dimana penganutnya mengikuti beberapa perintah dan ajaran.

Mereka meyakini bahwa akidah Islam harus disampaikan sebagaimana yang telah dijelaskan pada masa sahabat dan tabiin. Akidah Islam harus diadopsi dari al-Quran dan Sunnah, sementara para ulama tidak boleh memaparkan argumentasi-argumentasi yang bukan dari al-Quran. Dalam pemikiran Salafiyah, metode akal dan logika sama sekali tidak diakui dan satu-satunya argumentasi untuk membenarkan akidah-akidahnya adalah mengadopsi sebagian ayat dan riwayat yang sesuai dengan pandangan mereka. Akan tetapi, Salafiyah menganggap ucapan dan tindak tanduk seluruh sahabat dan tabiin baik yang saleh maupun tidak, sebagai timbangan perilaku mereka.

Salah satu tokoh Salafi adalah Ibnu Taimiyah. Dia berpendapat bahwa tiga generasi pertama Islam, yaitu sahabat, kemudian tabiin yaitu generasi yang mengenal langsung para sahabat Nabi, dan tabi tabiin yaitu generasi yang mengenal langsung para tabiin, adalah contoh terbaik untuk kehidupan Islam. Ibnu Taimiyahmenentang logika secara sengit dengan mengarang buku "Fashihatu ahlil Iman fi Raddi al-Mantiqil Yunani" (Ketangkasan Pendukung Keimanan Menangkis Logika Yunani).

Ibu Taimiyah menggunakan hadis-hadis yang tidak sahih dan penafsiran keliru dari ayat-ayat al-Quran untuk membenarkan klaim-klaimnya. Tokoh-tokoh radikal seperti, Osama bin Laden, Ayman al-Zawahiri, dan Abu Musab al-Zarqawi menggunakan pandangan-pandangan Ibnu Taimiyah untuk menjustifikasi aksi-aksi teror mereka. Barat juga memanfaatkan mereka sebagai alat untuk menyerang Muslim dan mengesankan Islam sebagai agama kekerasan dan terorisme. Ibnu Taimiyah bahkan menggolongkan pihak lain sebagai kafir jika memiliki penafsiran yang berbeda dengan pemahamannya dan menghalalkan darah mereka.

Kelompok Wahabi sebagai pengikut Ibnu Taimiyah mengadopsi pemikiran-pemikiran radikal dan melegalkan kekerasan terhadap kelompok lain. Wahabi hingga sekarang telah membantai manusia-manusia tak berdosa hanya karena tidak sejalan dengan pemahaman ekstrim mereka. Kelompok radikal ini sampai sekarang masih menebar maut di berbagai negara Islam.

Ibnu Taimiyah juga menolak argumentasi-argumentasi akal dan ijtihad. Dia sama sekali tidak menyisakan ruang untuk mengutarakan pandangan terkait kebutuhan-kebutuhan umat Islam di era modern. Padahal, rentang waktu antara kita dan para sahabat dan bahkan Ibnu Taimiyah sendiri sangat jauh dan kebutuhan-kebutuhan masa kini berbeda dengan tempo dulu. Pada dasarnya, Ibnu Taimiyah menafikan semua simbol dan fenomena kehidupan masa kini. Dengan kata lain, Muslim tidak dibenarkan untuk memanfaatkan penemuan atau produk pemikiran non-Muslim sekalipun itu menguntungkan umat Islam. Sementara Rasul Saw mewanti-wanti umat Islam untuk menuntut ilmu pengetahuan bahkan sampai ke negeri Cina.

Alhasil, Ibnu Taimiyah dengan fanatisme ekstrim yang dianutnya, telah menutup jalan bagi kemajuan umat Islam dan dari sisi lain, juga menyebarluaskan perselisihan dan kekerasan di tengah mereka. Sementara menyangkut hubungan umat Islam dengan pengikut agama lain, Ibnu Taimiyah juga melegalkan kekerasan atas non-Muslim dan menyeru untuk menyakiti mereka. Dia berkata, "Beberapa ulama menukil dari Nabi Saw bahwa setiap orang yang menyakiti non-Muslim, maka ia telah menyakitiku, ucapan ini adalah sebuah kebohongan dan sama sekali tidak otentik." (IRIB Indonesia)


Menguak Jaringan Terorisme di Indonesia



Warga di Jalan Nusantara, Beji, Depok, Jawa Barat, dikagetkan dengan suara ledakan keras pada Sabtu (8/9) malam. Ledakan pada pukul 21.22 itu membuat rumah yang menjadi lokasi kejadian hancur berantakan. Tiga orang terluka akibat kejadian di rumah kontrakan yang dipasangi spanduk Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara itu.

Mereka kemudian diangkut polisi dengan mobil bak terbuka. Salah satu korban yang tangannya nyaris putus, mencoba kabur. Namun polisi bertindak sigap. Ia berhasil dibekuk dan diangkut pula ke dalam mobil polisi.

Salah satu korban, Mulyadi bahkan menyaksikan, 5 menit sebelum ledakan, dua orang pria buru-buru meninggalkan rumah itu. Salah satunya pergi dengan menaiki sepeda motor. Sementara satu orang lagi, saking terburu-burunya, melompati pagar dan berlari meninggalkan rumah. Tak lama setelah itu, ledakan keras terjadi. Mulyadi pun terkapar, terkena pecahan bekas ledakan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, menyatakan bahwa kedua pria yang kabur sebelum ledakan itu sebenarnya juga sudah terluka di tangan. Karena itu, Boy mengingatkan klinik dan rumah sakit agar melapor ke polisi jika menemukan ada orang yang terluka di tangan minta perawatan.

Kejadian yang mengagetkan warga itu tak berselang lama setelah penggerebekan terduga teroris si Solo, Jawa Tengah. Sebelum ledakan di Depok, sebuah rumah di kawasan Tambora, Jakarta, pun digerudug warga. Rumah yang sempat mengeluarkan asap tebal berbau mesiu itu didobrak warga. Ternyata di dalam rumah milik Muhammad Toriq (30) itu ditemukan bahan pembuat bom.

Aksi diam-diam para terduga teroris di tiga lokasi itu akhirnya terkuak ke publik. Bahkan, proses perakitan bom yang dilakukan di dua rumah terpisah di Jakarta telah gagal dan menimbulkan tanda tanya publik. Adakah keterkaitan aksi di tiga lokasi itu?

Terkait tiga insiden tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, menegaskan bahwa saat ini pihak kepolisian masih mendalami kaitan antara kejadian di solo dan penemuan bahan peledak di kawasan Tambora serta Beji.

"Sampai sekarang belum bisa menyimpulkan apa ada kaitan dengan Tambora. Yang pasti Pemerintah mengutuk keras siapapun yang menyebabkan ledakan, apalagi yang menimbulkan korban. Tindakan ini sangat bertentangan upaya menjaga kedamaian," ujar Djoko dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Ahad (9/9).

Perlu Waktu Ungkap Jaringan Teroris

Juru bicara Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan sedang mengumpulkan fakta hukum dan data yang akurat dalam mengungkap keterkaitan terorisme. Kata Boy, polisi tidak bisa asal mengaitkan antara jaringan satu dengan lainnya.

"Ada titik terang keterkaitan bila para pelaku sudah tertangkap dan menjalani pemeriksaan," kata Boy dalam pertemuan dengan Forum Komunikasi Alumni Afganistan Indonesia di Jakarta, Ahad, 9 September 2012. Saat ini, polisi belum bisa menarik kesimpulan apakah pelaku teroris di Solo, di Depok, dan Tambora adalah jaringan yang sama.

Menanggapi adanya temuan dokumen tertulis pasca aksi penyergapan oleh tim Densus Antiteror 88, menurut Boy, temuan tersebut hanya menguatkan dugaan motif. Dari dokumen yang ada, penyidik belum mendapati keterkaitan antara terorisme di Solo, Depok, dan Tambora.

Sementara itu, pengamat terorisme, Nasir Abbas, menilai kelompok teroris Solo dan beberapa pelaku terduga teroris di Depok serta Tambora masih memiliki keterkaitan dengan jaringan sebelumnya, seperti Imam Samudra atau Noordin M. Top. "Kalaupun tidak ada hubungan, setidaknya ada transfer ilmu atau rasa solidaritas antar mereka," ujarnya.

Sedangkan dari sisi pemahaman, para pelaku terorisme relatif sama satu dengan lainnya. Perbedaannya, kata Nasir, ada pada teknis pelaksanaan. "Seperti membuat kelompok kecil, terdiri dari tiga sampai lima orang," kata Nasir.

Dalam pertemuan antara Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung S. Radjab dengan Forum Komunikasi Alumni Afganistan Indonesia, Nasir mengutuk keras setiap tindak terorisme.

Pertemuan yang bertajuk "Indonesia Damai" ini dihadiri sejumlah orang yang pernah berjuang dalam peperangan di Afganistan atau sering disebut alumni Afganistan. Hadir dalam pertemuan itu juga pejabat-pejabat dari Polda Metro Jaya dan juru bicara Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar. Pertemuan digelar di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Kapolda Untung memandang pertemuan ini merupakan momen tepat untuk bersilahturahmi. "Mereka ini saudara saya," kata Untung. 

Kelompok Teroris Masih Ingin Unjuk Eksistensi

Pengamat terorisme, Al Chaidar menyebut kelompok teroris masih akan melanjutkan aksinya. Penyergapan teroris Solo termasuk penemuan bahan peledak di Tambora, Jakarta, membuktikan kuatnya jaringan terorisme di Indonesia.

"Ini memang sudah merebak terorisme. Ada sembilan kelompok teroris, masing-masing kelompok berusaha menunjukkan eksistensi masing-masing. Dari Darul Islam ada empat, dari Jamaah Islamiyah ada lima," tutur Al Chaidar ketika dihubungi detikcom.

Unjuk eksistensi kelompok teroris ini bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk melakukan penyerangan terhadap lembaga negara. "Cara menunjukkan eksistensinya bisa lewat peledakan bom, penembakan aparat, dan kantor lembaga negara," sebutnya.

Serangan terhadap lembaga negara sebut Al Chaidar dimaksudkan untuk menekan pemerintah. "Menciptakan situasi delegitimasi negara," ujarnya.

Sementara itu pengamat intelijen Wawan Purwanto mengatakan ancaman terorisme ini sulit diatasi bila aparat terkait hanya mengandalkan upaya penindakan.

"Penangkapan dan penindakan hanya timbulkan dendam baru, tidak cukup seperti itu. Jadi kita perlu merumuskan metode proses pengendalian mengatasi teroris, supaya efektif," kata Wawan dihubungi terpisah.

Aksi teror yang kebanyakan dilandasi karena keyakinan pelaku yang salah, harus diredam dengan proses deradikalisasi. "Karena ancaman ini masih nyata, proses deradikalisasi harus dilakukan dan upaya lain untuk mengubah pola pikir atas keyakinan yang salah. Tapi butuh ketekunan dari pemerintah dan pihak terkait," jelas dia. (IRIB Indonesia/Gatra/Tempo/Detik)

Wahabi Datang Tidak Membawa Sesuatu, Selain Kebencian Mazhab

Kami juga menyampaikan pesan kami buat pemerintah dan alim ulama Indonesia: Dunia Timur adalah tempat bermukimnya pengikut-pengikut agama-agama dan berbagai mazhab. Sebuah kebanggaan sejak dulu bahwa masuknya Islam ke kawasan Asia Timur adalah melalui jalur perdamaian, persahabatan dan kekeluargaan bukan melalui kekerasan dan pemaksaan. Namun sangat disayangkan beberapa tahun terakhir Wahabi dan Salafyun datang tidak membawa hadiah bagi kawasan tersebut kecuali kekerasan dan kebencian mazhab.
 

 Wahabi Datang Tidak Membawa Sesuatu Selain Kebencian Mazhab
Menurut Kantor Berita ABNA, berkenaan dengan peristiwa-peristiwa menyedihkan yang ditimbulkan oleh berbagai aksi kelompok teroris di berbagai tempat dibelahan dunia seperti di Indonesia dan Libiya, Majma Jahani Ahlul Bait as mengeluarkan beberapa pernyataan penting.
Diantara pernyataan penting tersebut, "Setiap darah baru yang tertumpah dari nadi umat Islam oleh kekejaman dan permusuhan musuh-musuh Islam yang membuat umat ini dalam kesempitan dan kesusahan, justru fitnah dari kelompok Wahabi dan Salafi semakin deras disertai berbagai aksi dan tindakan pengrusakan yang mereka dalangi, yang menyebabkan Islam dan umat Islam menjadi lemah."
Berikut teks lengkap pernyataan Majma Jahani Ahlul Bait as menyikapi kekejian dan fitnah dari kelompok Wahabi dan Salafi:
Bismillahirrahmanirrahim
"Fitnah lebih kejam dari pembunuhan."
(Qs. Al-Baqarah: 191)
Berlanjutnya permusuhan kelompok-kelompok sesat khususnya Wahabi terhadap Islam dalam beberapa bulan terakhir telah mendatangkan beberapa peristiwa duka dan menyedihkan, semakin bertambahnya korban jiwa di Pakistan, kembali terjadinya penyerangan terhadap warga Syiah di Indonesia dan pengrusakan dan upaya pemusnahan terhadap situs-situs bersejarah Islam dan beberapa tempat suci di Libya.
Mengenai berbagai peristiwa tersebut, dalam waktu yang hampir bersamaan kita membaca berita-berita hangat, "Sebuah bus yang ditumpangi peziarah Syiah Pakistan dicegat dan semua penumpangnya dibunuh", "Terbunuhnya warga Syiah Indonesia dan rumah mereka dibakar", "Pengrusakan masjid-masjid dan pemakaman ulama di Bahrain", "Pengrusakan makam suci putra Imam Husain as di Damsyik", "Pengrusakan makam cucu imam Hasan as di Libya" dan "Terbunuhnya belasan warga Syiah di Libya". Kesemua peristiwa menyedihkan tersebut bukan dilakukan atau didalangi oleh orang-orang kafir, kaum musyrikin atau Yahudi maupun Kristiani, melainkan oleh mereka yang terang-terangan mengklaim diri juga sebagai muslim.
Dengan memperhatikan semua kejadian tersebut, Majma Jahani Ahlul Bait as sebagai sebuah organisasi internasional yang beranggotakan para pemikir, cendekiawan dan agamawan dari berbagai Negara ini merasa perlu untuk mengeluarkan pernyataan sikap yang mengandung beberapa poin penting sebagai berikut:
1.    Hal terpenting yang mesti kaum muslimin sedunia menaruh perhatian padanya adalah Setiap darah baru yang tertumpah dari nadi umat Islam oleh kekejaman dan permusuhan musuh-musuh Islam yang membuat umat ini dalam kesempitan dan kesusahan, justru fitnah dari kelompok Wahabi dan Salafi semakin deras disertai berbagai aksi dan tindakan pengrusakan yang mereka dalangi, yang menyebabkan Islam dan umat Islam menjadi lemah."Apakah tidak mengherankan, setelah kemenangan Mujahidin Afghanistan atas rezim yang zalim, kemudian secara tiba-tiba muncul Taliban yang justru semakin membuat masyarakat semakin tertindas dan berada dalam kehidupan yang pahit?. Apakah hal ini tidak bertentangan, pasca jatuhnya Saddam Husain dan berakhirnya pemerintahan yang lalai, tiba-tiba terjadi peledakan bom dimana-mana di kawasan padat warga Syiah yang pengakunya mengaku diri sebagai Wahabi atau Salafy yang dengan itu menimbulkan ketidakamanan? Mengapa penghinaan dan kekurangajaran mereka terhadap tempat-tempat yang diagungkan kaum muslimin baru berani mereka lakukan setelah jatuhnya rezim Mubarak di Mesir dan Qhadafi di Libya yang menyulut pertikaian antar mazhab? Apakah iya tidak ada keterkaitan antara tekanan tanpa henti musuh-musuh Islam (orang-orang Kafir) terhadap Negara-negara muslim dengan kegigihan Wahabi dalam berdakwah dan dukungan materialnya setelah kemenangan revolusi rakyat di Libya dan Palestina untuk mencetuskan pertikaian mazhab? Maka jawaban yang paling memungkinkan adalah adanya kerjasama dan kesepakatan antara kutub Kafir dengan Wahabi.
2.    Harus diketahui bahwa pengkhianatan kaum Wahabi dalam menghancurkan Islam bukan hanya melalui kekerasan fisik, aksi penyerangan, pembunuhan, peledakan bom dan bukan kerusakan fisik seperti itu yang sesungguhnya menjadi tujuan mereka, melainkan rusak dan runtuhnya budaya dan peradaban ummat Islam.
Kita bisa melihat akibat dari kekejian mereka terhadap situs-situs bersejarah Islam seperti pengrusakan pemakamam Ahlul Bait, Sahabat dan para syuhada Islam di Baqi Madinah al Munawarah, pengrusakan Haram Imam Husain as di Karbala, pengrusakan secara bertahap sisa-sisa peninggalan bersejarah peradaban Islam di seluruh kawasan Hijaz, peledakan Haram Imamin Askariyan di Samara, pengrusakan makam yang dimuliakan masyarakat Mesir, upaya untuk menghancurkan makam kepala imam Husain as di Kairo, penyerangan ke Haram Hadhrat Zainab Kubra as di Damsyik, pengrusakan makam Muhsin bin al Husain di Halb dan yang terbaru adalah pengrusakan dan penghancuran makam Abdul Salam al Asmar al Hasani di Libya, kesemuanya ini menunjukkan upaya mereka dalam merusak kebudayaan dan peradaban Islam.
Mereka melakukan pengrusakan sementara orang-orang yang memiliki akal diseluruh dunia rela mengeluarkan biaya yang banyak untuk menjaga tempat-tempat bersejarah mereka, baik itu tempat agamis maupun non agamis, sebab kebudayaan dan peradaban masa silam adalah diantara kebanggaan suatu bangsa.
3.    Permasalahan penting lainnya, adalah adanya buruk sangka atau kesalahpamahan dari orang-orang Wahabi atau Salafyun mengenai pergerakan dan kebangkitan rakyat di beberapa negeri muslim yang telah menyumbangkan darah syuhada bagi suburnya kebangkitan Islam. Semua pihak mengetahui bahwa pengikut Ibnu Taimiyah dan Abdullah bin Abdul Wahab bukan hanya tidak memberikan sumbangsih apapun bagi pergerakan dan kebangkitan Islam dalam meruntuhkan rezim thagut bahkan mereka dengan kaidah-kaidah yang mereka punyai seperti "kebenaran bersama penguasa", "melawan penguasa adalah kefasikan", mereka juga menyatakan adalah kewajiban untuk taat kepada penguasa meskipun itu seperti Husni Mubarak, Qhadafi, Ali Khalifah, Ali Saud maupun rezim thagut-thagut yang lain. Mereka (kaum Wahabi) bahkan melecehkan para pemuda yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi keruntuhan rezim, mereka menyebut aksi-aksi protes dan demonstrasi menentang kezaliman penguasa adalah tasyabbuh kepada kaum kuffar dan haram hukumnya.
4.    Karenanya berkenaan dengan semua pengkhianatan kaum Wahabi atas umat Islam tersebut kami mengajukan sebuah pertanyaan, mengapa kita semua berdiam belaka? Mengapa kita membiarkan Al Qaedah dan Thaliban yang mendapat dukungan Negara-negara Barat bebas merajalela di Negara-negara muslim untuk melakukan kerusakan dan menebar kekerasan.
5.     Kami juga bertanya kepada ulama-ulama Islam seluruh dunia, sampai kapan kalian berdiam diri melihat kerusakan yang semakin merajalela yang ditimbulkan kelompok Wahabi? Apakah tumpahnya darah orang-orang yang tak berdosa oleh aksi-aksi teroris yang didukung oleh fatwa-fatwa ulama Wahabi serta sokongan material dari raja-raja Arab adalah dosa dan maksiat kecil saja? Apakah pengrusakan dan pemusnahan situs-situs bersejarah Islam tersebut hanyalah musibah yang tidak ada artinya? Apakah pembakaran kitab-kitab klasik dan peninggalan kaum terdahulu hanyalah kerusakan kecil saja? Apakah –nauzubillah- suatu waktu Salafyun di Indonesia, Pakistan dan Irak melakukan pembunuhan massal dan darah mereka yang tertumpah sampai membasahi Haramain kalian masih tetap berdiam juga? Dan jika pada akhirnya ulama mereka mengeluarkan fatwa penghancuran makam Nabi Muhammad saw apakah merekapun akan sukses melakukannya?.
6.     Kami juga menyampaikan pesan kami buat pemerintah dan alim ulama Indonesia: Dunia Timur adalah tempat bermukimnya pengikut-pengikut agama-agama dan berbagai mazhab. Sebuah kebanggaan sejak dulu bahwa masuknya Islam ke kawasan Asia Timur adalah melalui jalur perdamaian, persahabatan dan kekeluargaan bukan melalui kekerasan dan pemaksaan. Namun sangat disayangkan beberapa tahun terakhir Wahabi dan Salafyun datang tidak membawa hadiah bagi kawasan tersebut kecuali kekerasan dan kebencian mazhab.
7.    Pemerintah Indonesia harus mengetahui bahwa peristiwa Sampang adalah bukti bagi penyimpangan kaum Wahabi yang jika dibiarkan maka sama halnya membuka ruang bagi mereka menjadikan Indonesia layaknya Pakistan yang tidak ada hari tanpa terror dan peledakan bom. Sampai saat ini kami menanti pemerintah Indonesia agar secepatnya memberikan hukuman tegas kepada para pelaku pembunuhan warga Syiah di Sampang, membebaskan tokoh Syiah yang tidak bersalah dari penjara dan sesegera mungkin warga Syiah Sampang untuk kembali kepada kampung halamannya dengan jaminan keamanan dan keselamatan bagi mereka. Warga Syiah adalah warga minoritas di Indonesia sebagaimana warga minoritas lainnya yang tetap memiliki hak-hak kewarganegaraan  untuk menjalankan peribadatan dan menyelenggarakan upacara-upacara mazhab mereka.  
Terakhir, Majma Jahani Ahlul Bait as menyatakan kecaman keras atas terjadinya peristiwa pembunuhan kaum muslimin di Pakistan, Indonesia, Irak dan Libya begitupun aksi pengrusakan tempat-tempat suci di Suriah dan bagian utara Afrika dan berharap perhatian penuh dari seluruh kaum muslimin dan masyarakat agama sedunia.
Mengeluarkan kecaman ataupun pernyataan sikap tidaklah cukup. Harus ada kinerja signifikan secepatnya untuk mengakhiri semua pengkhianatan dan aksi-aksi yang mencoreng nama baik Islam dan umat Islam.
Majma Jahani Ahlul Bait as
11 Syawal 1433 H

Komentar Pembaca

- *** SURAT TERBUKA KEPADA ROSUL SUCI & SANG WASHI ***
( Kepada Ruh Khomeini & Waliyyul Amril Muslimin, Sayyid Rahbar )

Duhai Nabi, Duhai Sang Washi...

Duahi Sang Ruh, Duhai Sang Rahbar...

Ini adalah Surat Terbuka, & Petikan Puisi Jiwa...

Dari Sampang hingga Batu Nisan...

Aku adalah Suara Parau & Seulas Senyum yang Tak Ramah...

Bukan Kepadamu Duhai Junjungan...

Bukan Kepada Darah dari Sampang hingga Berujung di Padang Karbala...

Bukan Pada Kesucian atau Tembang Separuh Malam..

Tapi,

Pada Separuh Jiwa Yang Hilang...

Pada Panji Suci Yang Tegak Hanya Setengah Tiang...

Dan,

Pada Janji Suci Yang Pecah Berantakan...

Bismillah,

Kutujukan ini Padamu Duhai Muhammad & Aii...

Duhai Nyanyian Rindu Ketika Rindu Ber-Talu...

Engkau Tahu, Rumah-Mu Kini Tak Berpenghuni...

Kosong,

Karna Ayah Tak Lagi Di Rumah...?

Ibu Ntah Kemana...?

Duhai Ruh Yang Bangkitkan Selera...

Duhai Rahbar, Pucuk Wibawa Panji Nubuwwah...

Ku Tulis Petikan Jiwa Dari Bagian Surat Cinta...

Untukmu,

Karna Engkau-lah Sang Ayah Dari Persia Hingga Khatulistiwa...

Duhai Imam,

Sampang Membara...

Rumahmu Terbakar & Kosong Tanpa Ayah...

Anakmu Terpenjara...

Bocah-bocah Berteriak Tanpa Swara & Melawan Tanpa Anak Panah...

Lihatlah,

Sampang Tetap Merah Membara & Mereka Berencana Untuk Sampang Berikutnya...

Padahal Mereka Hanyalah Boneka...

Yang Di Sulut Apinya, Lalu Membakar Seisi Rumah...

Duhai Kanjeng Nabi,

Duhai Kanjeng Ali,

Aku Nyatakan Cinta Pada Khomeini & Rahbar Sang Wali...

Akulah Separuh Jiwa Yang Hilang...

Akulah Yang Selalu Menyanyikan Cinta Tapi Hanya Sepenggal Jiwa...

Duhai Rembulan Persia...

Duhai Pemilik Keteduhan Jiwa...

Duhai Ayah Ketika Penghuni Rumah Membutuhkan Wibawa...

Kemana Kulayangkan Pernak-pernik Isi Surat Cinta...

Karna Di Rumah Ini Tak Ada Lagi Layanan Utk Sang Ayah...

Semua Bocah-bocahmu Asyik Memetik Melodi Diri...

Nyanyiannya Terpenjara Di Rumah Kaca Yang Kedap Swara...

Akupun Larut Dalam Nyanyian Di Simpang Jalan...

Duhai Rembulan Teduh Kekasih Di Tanah Persia...

Rindu Membawaku Sulit Berpijak Di Bumi...

Kuceritakan Ini Karna Bait Al-Huzn Memenuhi Gelora Rumah & Jiwa-ku Yang Rapuh...

Aku Hanya Bisa Terpaku...

Karbala Kehilangan Tombak & Panah...

Oh Duhai Tuhan Semesta...

Duhai Nyanyian Rindu Di 2/3 Malam...

Duhai,

Subbuhun, Quddusun, Robbul Malaikati WarRuhu...

Duhai,

Allohu Waliyyul Ladzina Amanu, Yukhrijuhum Minaz Zhulumati Ilan Nur...

Sampaikan Salam Pada Ayah Di Tanah Persia...

Kami Menanti Wibawa & Jemari Lentik Ibunda...

Putramu Di sini Bukanlah Bocah-bocah Yang Gentar Pada Boneka Atau si Bedebah Penyulut Api Angkara...

Duhai Ayah Di Tanah Persia...

Kulayangkan Sebait Puisi Yang Terselip Dalam Lembaran Cinta Ini...

Ketika Huru-hara Menimpa Sampang Madura...

Kutujukan Kepada Muhammad Sang Nabi & Ali Sang Washi...

Kepada Khomeini Sang Mentari & Anda Sang Wali...

Rentangkan Tangan-mu Duhai Ayah...

Dekaplah Bocahmu Dalam Satu Swara & Wibawa...

Agar Panah Syetan Patah Di Segi Tiga Bermuda...

Agar Taring & Cakar Serigala Merobek Singgasana Muawiyah...

..............................​....................,

Labbaika Ya Khamenei,

Labbaika Ya Khamenei,

Labbaika Ya Khamenei,.....!!!

Ya Alloh Ampuni Diri-ku,

Ampuni Jiwa-ku,

Ampuni Ruh-ku'

Ampuni Lisan-ku,

Ampuni Kalam-ku,

Ampuni Jasad-ku,

Ampuni Tubuh-ku,

Ampuni Kedua Mata-ku,

Ampuni Kedua Telinga-ku,

Ampuni Kedua Tangan-ku,

Ampuni Kedua Kaki-ku...

Ilahi Ya robb...................

.....salam damai & cinta untuk semua.....
[Albar Assegaf Segaf]

- " G U G U R - S A T U - T U M B U H - S E R I B U "
( Sampang Adalah Wewangian Surgawi & Hadiah Terindah Tuhan Untuk Negeri Tercinta )

Apa Kabar Hamama...?

Sungguh Tak Di Sangka Engkau Menjadi Pembuka Gelap Gulita...

Baru Saja Kau Santap Hidangan Lezat Tuhan, Kini Telah Kau Reguk Segar-nya Aroma Syahadah...

Aku Tertegun,

Duh Betapa Indah-nya Cinta...

Darah Yang Mengalir Ternyata Mengukir Bumi...

Apa Kabar Hamama...?

Aku Tahu Pasti Saat Ini Engkau Begitu Ceria...

Tangismu Pecah Dalam Tawa & Rona Bahagia Sesak-kan Tanah Barzakh...

Apa Kabar Hamama...?

Aku Tahu Engkau Ingin Berkata & Berteriak Lantang,

"Duhai Ikhwan, Ini Bukan Musibah, Ini Adalah Hadiah Terindah Dari Tuhan..."

Dan Aku pun Tahu Engkau Ingin Mengatakan,

"Tak Perlu Kau Cerca Mereka, Karna Mereka Telah Mengantarkanku Ke Istana Sang Raja..."

Apa Kabar Hamama...?

Engkau-lah Peletak Batu Nisan Pertama Bertuliskan 'Syahadah' Di Bumi Khatulistiwa...

Sebagai Syi'ah Ali...

Sebagai Maqomat Suci & Tinggi...

Apa Kabar Hamama...?

Darah-mu Kini Telah Membasahi Bumi Pertiwi...

Tentu Itu Adalah Kesuburan Bagi Akal & Nurani...

Karna Semua Darah Syi'ah Ali Yang Tumpah Ke Bumi Adalah Kemenangan Bagi Agama Suci...

" Gugur Satu Tumbuh Seribu , Tumbang Satu Bangkit Seribu "

*** SALAM DAMAI & CINTA UNTUK SEMUA ***
[Albar Assegaf Segaf]

- MAKAR TUHAN DI PADANG KARBALA

Ini adalah rantaian syair duka Penggalan-penggalan episode yang
Membangunkan bulu roma
Cerita yang menanamkan marah dan marah
Luka dan luka .. Tangan-tangan durjana dan sekuntum
Bunga yang terkoyak ... Taring-taring runcing yang mencekam dan rembulan yang tumbang

Husein , husein , husein , husein

Oh , sesak di dada , aroma nafas bercampur darah

Wajah-wajah jadi gelap gulita

Oh, alam ceritakanlah kesedihanmu ..

Bulan seberapa pilu tangismu ?

Husein , husein , husein , husein

Hening, sepi, sunyi di rumahmu Aku termenung …
Aku bertanya …
Imamku sayang , apa yang terjadi? Ada apa dibalik semua ini ?

Husein , husein , husein , husein

Oh, Rembulanku sayang Rembulanku tumbang

Husein , husein , husein , husein

Hei dengarlah ,
Akan ku ceritakan padamu, Kisah burung hantu di goa batu

Dahulu sebelum peristiwa karbala , Sang burung selalu hadir di tempat-tempat keramaian Ia senang bertengger mesra di istana-istana raja Atau ketika ada jamuan pesta ,
Dan sang burung sering terlihat di Gereja-gereja

Tapi Ketika pecah padang karbala Ketika Al-Husein terbunuh tanpa kepala
Sang burung tak sudi lagi ada di keramaian , Ia tak pernah hadir di jamuan pesta , Atau istana-istana raja Atau di gereja-gereja
Sang burung kini hanya menghuni Goa batu , Tenggelam dalam duka yang panjang , Dan hanya mencintai tempat-tempat kesunyian

Oh alam , tahukah engkau pemilik rumah kegelapan Hasil senyawa binatang terkutuk dan iblis terkutuk Yang datang dari kekotoran isi perut bumi , Kegelapan yang tindih menindih

Tidakkah kalian lihat tangan-tangan musang berbulu domba ? Taring-taring serigala dengan api angkara ?
Mereka mengira darah Al-Husein telah mengering Dan hilang di telan padang sahara? Mereka mengira putra putri Al-Husein Telah punah di istana belantara

Padahal , Aromanya memenuhi bumi dan angkasa
Dan kelopak bunga-bunga ibunda tumbuh dimana-mana

Hei Yazid ,
Di bumi manakah jasadmu terpendam ? Sungguh akan kutikam engkau hingga perut bumi

Hei Syimr , Hei Ibn Marjanah , Hei Umar Ibn Sa’ad Sebentar lagi Mahkamah Tuhan akan di tegakkan , Sebentar lagi jahannam akan melumat tubuh kalian

Duhai Tuhan semesta alam
Karbala yang kau pancangkan
Adalah makar keagungan Makar yang mengurai
Mana kepalsuan dan mana kebenaran !!!

Selamat datang wahai Husaina Selamat datang wahai Karbala

Tersenyumlah wahai rembulanku sayang Rembulanku yang tumbang Tersenyumlah wahai Ibunda
Duhai kelopak sutra aroma surgawi

Tersenyumlah wahai ayah para yatim Tersenyumlah Duhai Muhammadku …


Husein , husein , husein , husein

Husein , husein , husein , husein

Husein , husein , husein , husein

[Albar Assegaf Segaf]

0 comments to "Peristiwa 11 September dan Propaganda Islamophobia : TERORISME TERSELUBUNG berbaju Agama..!!!!!"

Leave a comment