Home , , , � Tatakrama Makan dan Minum ala ISLAM

Tatakrama Makan dan Minum ala ISLAM















Islam Gizi dan Kesehatan; Tatakrama Makan dan Minum


Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas tatakrama makan dan minum berdasarkan hadis dari Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya. Kali ini kita masih melanjutkan pembahasan tersebut. Dalam Al-Quran surat al-Ahzab ayat 21, Allah swt berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Kehidupan Rasulullah Saw merupakan model terbaik bagi kehidupan umat manusia. Allah swt menganugerahkan akhlak terbaik kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian, adab Islam merupakan manifestasi terbaik dari penghormatan terhadap perilaku mulia Rasulullah.

Nabi Muhammad Saw dalam perilaku pribadi dan sosialnya senantiasa memperhatikan adab dan akhlak, yang memiliki tujuan khusus dan hikmahnya masing-masing. Dalam tatakrama makan, Rasulullah saya memperhatikan masalah tersebut dan menasehati orang lain untuk melakukannya.

Mengakhiri makan, sebagaimana mengawalinya juga memiliki tatakrama sendiri. Jika dijalankan dengan benar, semua ajaran islam tentang tatakrama makan akan memberikan manfaat bagi manusia. Terkait hal ini, Rasulullah kepada Imam Ali berkata, "Wahai Ali, ketika makan ucapkanBismillahi Rahmani Rahim, (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Kemudian, setelah selesai ucapkanlah Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah). Dan malaikatpun menuliskan pahala buatmu dari awal hingga akhir." Maksudnya, jika kita memulai makan dengan berdoa kepada Allah dan mengakhirinya juga dengan doa, maka selain makanpun, kita akan mendapat pahala yang Allah anugerahkan."

Di bagian lain, Allah swt berfirman mengenai keutamaan bersyukur dalam surat al-Baqarah ayat 172,"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."

Bersyukur terhadap seluruh karunia yang Allah anugerahkan merupakan sifat terpuji. Selain bersyukur kepada Allah Swt, Ahlul Bait di akhir makannya berdoa semoga Allah menghilangkan akar kemiskinan dari masyarakat.

Mendoakan supaya orang-orang yang lapar terlepas dari kelaparan, dan orang miskin serta kekurangan bisa terlepas dari kemiskinannya merupakan upaya minimal yang harus dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan dan kelaparan yang mendapat keridhaan dari Allah Swt.

Ketika bertamu, kita juga diwajibkan untuk mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah yang memberi kita makan. Dalam sejarah disebutkan, saat bertamu Rasulullah Saw selalu berdoa di akhir makannya khusus untuk tuan rumah. Selain itu Rasulullah juga menyerukan supaya orang lain juga mendoakan tuan ramah.

Dalam ajaran Islam, setelah selesai makan dianjurkan untuk membereskan sisa-sisa makanan yang berserakan. Jika sisa roti tidak dibereskan dan dibiarkan berserakan begitu saja, maka berkah rezeki tidak akan bertambah.

Ajaran Islam diturunkan oleh Allah Swt dengan hikmah dan kemaslahatan manusia sehingga kehidupan umat manusia menuju jalan kebenaran dan kesempurnaan. Hikmah tersebut terkadang tersembunyi, namun sering pula terang-benderang. Dengan sedikit merenungkan karunia Allah yang melimpah di muka bumi ini, kita akan menemukan pelajaran tersebut. Misalnya, perintah agama untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Namun sejumlah lainnya seperti menyebut nama Allah di awal dan akhir makan memerlukan sedikit perenungan.

Ajaran Islam sangat lengkap dan menyeluruh. Bahkan agama ini memperhatikan hal-hal kecil seperti membersihkan sisa makanan yang tersisa di taplak. Anjuran agama ini sangat baik dari sisi kesehatan dan kebersihan.

Mencicipi garam sebelum makan dan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta menggosok gigi sangat diajurkan dalam Islam, dan merupakan akhlak mulia Rasulullah Saw. Tentang keutamaan menggosok gigi, Rasulullah bersabda, "Bersiwaklah, karena akan membersihkan mulutmu dan baik bagi gusimu." Dewasa ini para ahli medis mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama bau mulut adalah tidak mengososk gigi dan membersikannya."

Pada peneliti dalam berbagai riset mereka berkesimpulan bahwa faktor utama pemicu bau mulut adalah  keringnya mulut dan menurunnya air liur terutama ketika tidur. Mencicipi garam sebelum makan selain berkhasiat sebagai anti-bakteri juga meningkatkan air liur dan mencegah keringnya mulut terutama ketika tidur. Dengan demikian, anjuran ini juga bermanfaat untuk mengurangi bau mulut.

Setelah mengkonsumsi makanan, jangan langsung mandi. Terkait hal ini, Imam Ridha berkata, "Jangan mandi dengan perut penuh makanan, Karena akan menyebabkan kram atau salah urat."

Para ahli medis berkeyakinan bahwa mandi setelah makan akan menyebabkan aliran darah di tangan dan kaki akan mengalir ke permukaan badan. Hal ini menyebabkan sejumlah darah di lambung akan berkurang, dan sistem pencernaan akan melemah. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mandi dengan lambung penuh makanan akan menyebabkan stres, dan gangguan saluran darah ke hati dan pembuluh darah.

Islam juga menganjurkan untuk tidak meninggalkan makan malam. Terkait hal ini, Rasulullah bersabda, "Jangan lupakan makan malam, meski dengan sebutir kurma kering. Saya mengkhawatirkan umatku cepat tua karena meninggalkannya. Makan malam merupakan sumber energi yang baik bagi anak muda maupun orang tua."

Berdasarkan riwayat, waktu terbaik makan adalah pagi dan petang. Dalam surat Maryam ayat 62, Allah berfirman, "Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezkinya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang."

Terkait waktu makan, Dr. Hassan Ravazadeh, pakar kedokteran tradisional Iran berkata, "Sarapan merupakan waktu terbaik. Ketika itu makanan harus dikonsumsi sepagi mungkin. Jika terlambat atau mundur menyebabkan darah tercampur dan kotor. Ketika rasa lapar menguasai badan di waktu siang, maka kita harus makan secukupnya saja untuk meredakan rasa lapar." Beliau mengingatkan, "Jika kita terpaksa makan siang, setidaknya 15 menit setelah makan harus istirahat."

Dalam riwayat juga dijelaskan mengenai larangan untuk tidur dalam keadaan lapar. Sebaliknya Islam juga melarang tidur dalam keadaan kekenyangan. Dr. Ravazadeh berkata, "Seorang yang menghendaki hidup sehat harus menjaga jarak antara makan malam dan tidur minimal tiga jam. Dan jangan tidur dalam keadaan kekenyangan maupun kelaparan." (IRIB Indonesia)

Para Pecinta Dunia Tidak Akan Pernah Merasakan Kenyamanan



روی عن علی بن الحسین علیه السلام قال:
مَنْ طَلَبَ الْغِنَى وَ الْاَمْوَالَ وَ السَّعَةَ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّمَا يَطْلُبُ ذَلِكَ لِلرَّاحَةِ وَ الرَّاحَةُ لَمْ تُخْلَقْ فِي الدُّنْيَا وَ لَا لِاَهْلِ الدُّنْيَا إِنَّمَا خُلِقَتِ الرَّاحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَ لِاَهْلِ الْجَنَّةِ.

Diriwayatkan Imam Ali Zainal Abidin as mengatakan: "Orang yang mencari kekayaan, harta dan kecukupan di dunia, maka sesungguhnya dia mencarinya untuk kenyamanan, dan kenyamanan tidak tercipta di dunia dan juga bukan untuk para pecinta dunia, karena kenyamanan itu hanya diciptakan di sorga dan untuk para penghuninya."

Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis tersebut dan mengatakan, "Orang-orang yang mengejar harta dan menimbun kekayaan, sesungguhnya apa yang mereka cari adalah kenyamanan. Mereka beranggapan akan lebih nyaman dengan memiliki itu semua. Imam mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada kenyamanan. Perhatikan dengan baik riwayat ini, bahwa kenyamanan itu tidak diciptakan di dunia melainkan untuk sorga dan para penghuninya. Ini adalah penjelasan dari Imam bahwa apapun yang kalian kejar di dunia ini, kalian tidak akan pernah sampai pada kenyamanan. Akan tetapi orang yang tidak berlari mengejar kenyamanan dunia dan hanya mengupayakan kenyamanan di akhirat, maka dia akan mencapainya, apalagi jika seandainya dia merasakan kenyamanan di dunia."

Dalam riwayat lain, Imam Ali as berkata:

ثَمَرَةُالزُّهدِالرَّاحَةُ[1]
Hasil dari zuhud adalah kenyamanan.

"Dengan demikian ketahuilah bahwa jika di dunia ini kalian berusaha meraih kenyamanan untuk di sorga kelak, maka kalian juga akan merasakan sedikit kenyamanan di dunia. Namun letak kekeliruannya adalah yang seringkali terjadi adalah mengupayakan kenyamanan di dunia ini sementara kenyamanan tersebut tidak akan pernah terwujud."

بحارالانوارج70 ص92
[1]. غررالحکم، ص276، روایت679



0 comments to "Tatakrama Makan dan Minum ala ISLAM"

Leave a comment