Ini jelas-jelas perlakuan diskriminatif. Warga Balinuraga, Lampung Selatan yang rumah-rumahnya musnah dibakar massa penyerang baru beberapa hari sejak kejadian sudah dipulangkan oleh negara dengan kawalan penuh aparat polri dan TNI. Tapi hal tersebut tidak diberikan sama kepada warga Sampang. Padahal keduanya sama-sama bersumber isu sara. Ada apa dengan negara? (Darsono)
Kontras: 26 Warga Syiah Dipaksa Pindah Akidah
Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya mencatat setidaknya ada 26 warga Syiah yang dipaksa untuk menandatangani pernyataan berpindah keyakinan.
Menurut Andy Irfan, Koordinator Kontras Surabaya, pemaksaan dilakukan terhadap sembilan kepala keluarga yang mewakili sebanyak 26 warga Syiah. "Sembilan orang ini pada tanggal 1 November lalu dipaksa tanda tangan pindah keyakinan dan bertobat," kata Andy kepada Tempo, Senin, 5 November 2012.
Surat pernyataan atau ikrar baiat tersebut berisi tiga pernyataan yaitu, bertobat dan kembali ke ahlussunnah wal jamaah, menjalankan keyakinan ahlussunnah, serta berjanji ikuti arahan ulama ahlussunnah.
Pemaksaan pindah keyakinan dilakukan di hadapan puluhan pejabat dan ulama sampang. "Perangkat desa, kecamatan, bakesbangpol, bahkan polisi turut jadi saksi pemaksaan ini," kata Andy.
Menurut Andy, pemaksaan pindah keyakinan melanggar Pasal 28E dan 28 i UUD 1945 amandemen ke-2 dan Pasal 22 UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Hak Asasi Manusia. Kontras mendesak pemerintah menghentikan segala upaya yang berujung pada pemaksaan keyakinan.
"Pemerintah tidak boleh tunduk pada segelintir tokoh agama yang selalu menyiarkan kebencian terhadap aliran kepercayaan lain," kata dia. Andy juga minta pemerintah memberikan jaminan terkait ketersediaan bantuan makanan bagi warga syiah selama mereka berada di lokasi pengungsian.
Badan Silaturahmi Ulama dan Pesantren Madura mengakui pihaknya getol melakukan dakwah untuk “meluruskan pemahaman akidah warga Syiah Sampang. “Dulu mereka ini ahlussunnah, tapi kena tipu daya, dan sekarang kita kembalikan lagi," kata Nailul kepada Tempo.
Untuk mengembalikan ideologi para penganut Syiah ini, ulama Basara mendatangi langsung tangsi pengungsian warga Syiah di Gedung Olahraga Sampang. Menurut Nailul, ulama sudah meminta izin Gubernur Jawa Timur untuk mendapatkan akses langsung masuk ke dalam lokasi pengungsian.
Selain mengembalikan ideologi penganut Syiah, para ulama menyatakan akan terus mengawal para pengikut Syiah sehingga bisa kembali untuk menganut Islam sesuai ajaran guru-guru terdahulu dari masyarakat Madura. "Dulu, Madura itu agamanya, ya, Sunni, jadi sudah tugas kami mengembalikan kaidah mereka," ujarnya.
"Iran adalah representasi negara Muslim Syiah terbesar di dunia. Tapi 30 tahun saya tinggal di sana sebagai Muslim Sunni, tak pernah sekali pun saya melihat televisi atau mendengar radio yang menyebarkan kebencian terhadap Sahabat Nabi Muhammad saw. Dan kami (Sunni) diperlakukan secara terhormat oleh mayoritas Syiah di sana," (Syekh Maulawi Ishak Madani,Ulama Sunni yang menjadi Penasihat Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad)
Seminar Internasional Persatuan Umat Islam Dunia, di Auditorium Al Jibra, Universitas Muslim Indonesia, Senin 5 November. Para pemateri yang hadir adalah :
Wakil Menteri Agama RI Prof Dr Nasaruddin Umar yang sekaligus membuka seminar.
Sekretaris Jenderal Majma' Taqrib Baynal Madzahib (Lembaga Pendekatan Antar Mazhab) Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri (beliau juga adalah Penasihat Pemimpin Spritual Iran, Ayatullah Al Udzma Ali Khamanei)
Syekh Maulawi Ishak Madani (Ulama Sunni yang menjadi Penasihat Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad)
Ketua MUI Pusat Prof Dr KH Umar Shihab.
Ketua Dewan Pakar dan Cendikiawan Muslim Dunia Prof Dr KH Hasyim Muzadi.
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Din Syamsuddin.
Seminar tersebut turut dihadiri Duta Besar Republik Islam Iran Mahmoud Farazandeh beserta sejumlah atasenya, tokoh-tokoh Islam di Sulsel dan para aktivis muslim Sunni maupun muslim Syiah.
Ulama Iran Prihatinkan Nasib Syiah di Indonesia
| |||
TEMPO.CO, Jakarta- Tokoh ulama Iran menyerukan agar semua mazhab dalam Islam berdialog, bersahabat dan tidak saling menuding satu sama lain. Ayatullah Mohammad Ali Taskhiri (Ketua Organisasi Pendekatan Antara Madhab-madhab Islam) yang tengah berkunjung ke Indonesia menyatakan Al Quran menganjurkan umat Muslim untuk berdialog, tidak saja dengan sesama agama tetapi juga agama lain.
“Sebagaimana Al Qur'an mengatakan 'Wahai para pengikut, marilah mencari persamaan, kemudian mengembangkan persamaan itu, dan menjadikannya sebuah visi, dimana kerja sama dikembangkan dari sana,” kata Ayatullah dalam bahasa Parsi, yang diterjemahakan oleh Atase Pers Kedutaan Iran di Jakarta, Ali Pahlevani Rad, Senin 5 November 2012. Pernyataan tersebut disampaikan Ayatullah menanggapi kekerasan yang dialami warga Syiah di Indonesia. Dia mengimabu semua umat Muslim untuk berdialog, bersahabat dan menjalin persahabatan yang dilandasi dengan kasih sayang. “Tidak boleh sombong, tidak boleh menolak satu sama lain, tidak boleh menuding yang satu kafir atau yang lain sesat,” katanya. Para ulama, kata Ayatullah, seharusnya harus sering bertemu, belajar satu sama lain dan menyelesaikan masalah, silang pendapat dilandaskan dengan niat, tekad dan kejujuran. Dia mengingatkan bahwa sepanjang sejarah umat manusia, khususnya sejarah Islam, jika para pengikut mazab saling tuding menuding menyalahkan hal itu menimbulkan kerugian. Dalam acara makan malam di kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia, Ayatullah juga didampingi penasihat Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang merupakan ulama ahlul sunnah wal jamaah atau beraliran Sunni. Ayatullah memberi contoh hubungan mereka dalam memberikan masukan kepada presiden dan berdialog sebagai kerukunan antar mazhab di Iran. “Beliau adalah salah satu imam pengikut sunnah wal jamaah. Meski bukan syiah tapi dia penasihat presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Kami bekerja sama, berbicara, saling belajar satu sama lainnya dan memajukan kepentingan umat,” kata Ayatullah. Selama kunjungannya ke Indonesia dan menghadiri acara Hari Raya Ghadir di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Dia juga bertemu dengan tokoh-tokoh agama di Jakarta. Dalam acara makan malam tersebut, tampak pula artis Ahmad Dhani dan beberapa anggota DPR RI.(http://m.tempo.co/read/news/2012/11/05/115439871/Ulama-Iran-Prihatinkan-Nasib-Syiah-di-Indonesia)
|
0 comments to "Ada apa dengan negara Republik Indonesia???"