Home , , , , , , , , � Idhul Ghodir : Warga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan tumpah ruah di Gedung Kopertis Kalimantan, semoga al ustadz al Habib Abdullah al Hinduan, M.A, al Ustadz al Habib Thoha al Musawwa, M.A dan Al Ustadz K.H.Busyairi Ali Hurian Fahmi, SHI, MHI dipanjangkan umurnya, disehatkan badannya dan selalu istiqomah dijalan dakwah ISLAM amin ya rabbal 'allamin.

Idhul Ghodir : Warga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan tumpah ruah di Gedung Kopertis Kalimantan, semoga al ustadz al Habib Abdullah al Hinduan, M.A, al Ustadz al Habib Thoha al Musawwa, M.A dan Al Ustadz K.H.Busyairi Ali Hurian Fahmi, SHI, MHI dipanjangkan umurnya, disehatkan badannya dan selalu istiqomah dijalan dakwah ISLAM amin ya rabbal 'allamin.










Hari ke 18 bulan Dzulhijjah merupakan hari Ghadir Khum,Ied al-Akbar (hari raya besar), hari raya keluarga Muhammad Saw dan termasuk hari raya yang paling besar, Allah SWT tidak mengutus seorang nabi kecuali merayakan hari raya ini dan menjaga kehormatannya. Nama hari ini di langit adalahYaumu al-Ahdu al-Mau’ud(hari yang dijanjikan) dan di bumi Yaumu al-Mitsaqal-Ma’khudz(hari perjanjian) dan al-Jam’u al-Masyhud(hari perkumpulan).
Dalam salah satu riwayat diceritakan bahwasanya mereka bertanya kepada Imam Shadiq as: apakah kaum muslimin mempunyai hari raya selain hari Jum’at, hari raya Fitri dan Adha? beliau menjawab: ”Ia, yaitu hari raya yang kehormatannya melebihi seluruh hari raya”, perawi mengatakan: hari raya apa itu? beliau menjawab: “hari itu adalah hari dimana Rasulullah SAW menobatkan Amirul Mukminin as sebagai khalifahnya dan bersabda: “barang siapa yang menganggap aku pemimpinnya maka Ali adalah pemimpinnya”, hari itu adalah hari kedelapan belas bulan Zulhijjah“. Perawi bertanya lagi: apa yang harus dikerjakan di hari itu? beliau menjawab: ”berpuasa, beribadah, menyebut-nyebut Muhammad dan keluarganya dan bershalawatlah atas mereka”. Rasulullah SAWW telah berwasiat kepada Amiril Mukminin as untuk merayakan hari raya ini, begitu juga setiap nabi berwasiat kepadawashinya supaya merayakan hari ini.
Dalam hadis Ibn Abi Nashr Bazanthi yang diriwayatkan dari Imam Ridha as, beliau bersabda: ”Hai anak Abi Nashr, dimana saja engkau berada usahakanlah dihari rayaGhadiruntuk hadir di pusara suci Amirul Mukminin as, sebab Allah SWT pada hari ini akan mengampuni dosa seorang mukmin dan mukminah yang telah dilakukan selama enam puluh tahun dan akan dibebaskan dari api neraka dua kali lipatnya dari bulan Ramadan, malam lailatul Qodr dan malam hari raya Fitri, satu Dirham yang disodaqohkan dihari ini kepada saudara-saudara mukminnya sama dengan seribu Dirham yang engkau berikan di waktu-waktu lain, berbuat baiklah kepada mereka dan gembirakan setiap mukmin dan mukminah, aku bersumpah seandainya orang-orang tahu tentang keutamaan hari ini niscaya Malaikat akan berjabat tangan dengan mereka sepuluh kali jabatan dalam satu hari. Jadi, menghormati hari yang mulya ini adalah suatu keharusan, dan amalan-amalanya adalah :
1. Puasa, kafarah dari dosa enam puluh tahun. Dalam satu hadis dikatakan bahwa puasa ini menyamai makanan dunia dan sama dengan seratus kali haji dan seratus umroh.
2. Mandi.
3. Ziarah Amirul Mukminin as, dan selayaknya bagi manusia dimana saja berada untuk hadir di makan suci beliau dan membaca tiga ziarah khusus untuknya, salah satunya adalah ziarah Aminullahyang bisa dibaca dari jarak dekat ataupun jauh, dan termasuk pula darinya adalah ziarah Jâmi’ah Kabîrohyang akan dating nanti.
4. membaca Ta’widz (doa perlindungan) yang diriwayatkan oleh Sayyid Thawus dalam buku al-Iqbaldari Rasulullah SAWW.
5. Shalat dua rakaat dengan seratus kali syukur ketika sujud dan selepas sujud membaca :
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَ أَنَّكَ وَاحِدٌ أَحَدٌ صَمَدٌ لَمْ تَلِدْ وَ لَمْ تُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ
Ya Allah aku memohon kepadamu dengan pujian yang khusus untukmu, tiada sekutu bagimu dan sesungguhnya engkau satu, esa, Maha kaya, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tiada yang
لَكَ كُفُوًا أَحَدٌ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَ رَسُوْلُكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ آلِهِ، يَا مَنْ هُوَ كُلَّ يَوْمٍ فِيْ شَأْنٍ كَمَا كَانَ مِنْ
Sebanding denganmu, sesungguhnya Mohammad hambamu dan utusanmu, shalawat atas beliau dan keluarganya. Wahai Zat yang setiap hari tidak lepas dari urusan, termasuk dari
شَأْنِكَ أَنْ تَفَضَّلْتَ عَلَيَّ بِأَنْ جَعَلْتَنِيْ مِنْ أَهْلِ إِجَابَتِكَ وَ أَهْلِ دِيْنِكَ وَ أَهْلِ دَعْوَتِكَ وَ وَفَّقْتَنِيْ لِذَلِكَ فِيْ مُبْتَدَإِ
Urusannmu adalah menjadikan aku orang yang pantas mendapat ijabahmu, Ahli agamamu dan layak mendapat panggilanmu, dan berilah aku taufik untuk itu diawal
خَلْقِي تَفَضُّلاً مِنْكَ وَ كَرَمًا وَ جُوْدًا، ثُمَّ أَرْدَفْتَ الْفَضْلَ فَضْلاً وَ الْجُوْدَ جُوْدًا وَ الْكَرَمَ كَرَمًا رَأْفَةً مِنْكَ وَ
Penciptaannku sebagai anugerah, karamah dan kedermawaanmu. Kemudian kau susul setiap anugerah dengan anugerah yang lain, setiap kemurahan dengan kemurahan dan setiap kemulyaan dengan kemulyaan lain sebagai belas kasih darimu dan
رَحْمَةً إِلَى أَنْ جَدَّدْتَ ذَلِكَ الْعَهْدَ لِيْ تَجْدِيْدًا بَعْدَ تَجْدِيْدِكَ خَلْقِيْ وَ كُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا نَاسِيًا سَاهِيًا غَافِلاً،
Rahmat sampai engkau perbaharui janji itu kepadaku setelah engkau ciptakan aku sementara aku lupa dan lalai (terhadap nikmat-nimatmu)
فَأَتْمَمْتَ نِعْمَتَكَ بِأَنْ ذَكَّرْتَنِيْ ذَلِكَ وَ مَنَنْتَ بِهِ عَلَيَّ وَ هَدَيْتَنِيْ لَهُ، فَلْيَكُنْ مِنْ شَأْنِكَ يَا إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ وَ
Kemudian engkau sempurnakan nikmatmu dengan mengingatkan aku kepadanya dan mencurahkan nikmat itu kepadaku serta menunjukkan aku kepadanya. Ya Ilahi,tuanku dan
مَوْلاَيَ أَنْ تُتِمَّ لِيْ ذَلِكَ وَ لاَ تَسْلُبَنِيْهِ حَتَّى تَتَوَفَّانِيْ عَلَى ذَلِكَ وَ أَنْتَ عَنِّيْ رَاضٍ، فَإِنَّكَ أَحَقُّ الْمُنْعِمِيْنَ أَنْ
Maulaku, aku meminta kepadamu untuk menyempurnakan nikmat (iman) itu kepadaku, dan jangan ambil dariku sampai engkau cabut nyawaku dan rela kepadaku, sesungguhnya engkau pemberi nikmat yang paling berhak untuk
تُتِمَّ نِعْمَتَكَ عَلَيَّ، اَللَّهُمَّ سَمِعْنَا وَ أَطَعْنَا وَ أَجَبْنَا دَاعِيَكَ بِمَنِّكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَ إِلَيْكَ الْمَصِيْرُ آمَنَّا
Menyempurnakan nikmatmu kepadaku. Ya Allah kami mendengar (perintahmu), taat dan menerima ajakan rasulmu yang menyeru kepadamu dengan anugerahmu, segala puji untukmu, ampunilah Ya Allah, hanya kepadamu kami kembali. Kami beriman
بِاللَّهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ بِرَسُوْلِهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَدَّقْنَا وَ أَجَبْنَا دَاعِيَ اللَّهِ وَ اتَّبَعْنَا
Kepada Allah yang Maha esa yang tiada sekutu bagi-Nya, kami beriman kepada rasul-Nya Mohammad SAWW, kami percaya serta menyambutnya dan mengikuti
الرَّسُوْلَ فِيْ مُوَالاَةِ مَوْلاَنَا وَ مَوْلَى الْمُؤْمِنِيْنَ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ عَبْدِ اللَّهِ وَ أَخِيْ رَسُوْلِهِ
Rasul dalam mencintai pemimpin kami dan pemimpin kaum mu’minin, Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib hamba Allah, saudara rasul-Nya,
وَ الصِّدِّيْقِ الْأَكْبَرِ وَ الْحُجَّةِ عَلَى بَرِيَّتِهِ الْمُؤَيِّدِ بِهِ نَبِيَّهُ وَ دِيْنَهُ الْحَقَّ الْمُبِيْنَ عَلَمًا لِدِيْنِ اللَّهِ وَ خَازِنًا لِعِلْمِهِ
Shiddiq al-Akbar (orang terpercaya), hujjah Allah atas manusia yang keberadaannya telah diakui oleh nabi dan agama-Nya yang benar, panji agama Allah , gudang ilmu-Nya,
وَ عَيْبَةَ غَيْبِ اللَّهِ وَ مَوْضِعَ سِرِّ اللَّهِ وَ أَمِيْنَ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ وَ شَاهِدَهُ فِيْ بَرِيَّتِهِ، اللَّهُمَّ رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا
Peti rahasia-rahasia Ilahi, kepercayan Allah atas ciptaan-Nya dan saksi kebenaran atas manusia. Ya Allah ya tuhan kami sesungguhnya kami telah mendengar
مُنَادِيًا يُنَادِيْ لِلْإِيْمَانِ أَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَ كَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ،
Dan menerima seruan rasul yang menagajak beriman kepadamu, ya tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami, tutuplah kejelekan-kejelekan kami dan matikanlah kami bersama orang-orang baik
رَبَّنَا وَ آتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَ لاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ، فَإِنَّا يَا رَبَّنَا بِمَنِّكَ وَ لُطْفِكَ
Ya tuhan kami berilah kepada kami apa yang telah engkau janjikan dan jangan kami sedihkan di hari kiyamat, sesunguhnya engkau tidak akan mengingkari janji. Ya tuhan kami sesungguhnya kami dengan anugerah dan lutuf mu
أَجَبْنَا دَاعِيَكَ وَ اتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ وَ صَدَّقْنَاهُ وَ صَدَّقْنَا مَوْلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَ كَفَرْنَا بِالْجِبْتِ وَ الطَّاغُوْتِ، فَوَلِّنَا مَا
Telah menerima utusanmu, mengikuti rasul, mempercayai pemimpin kaum mu’minin dan mengkafirkan taghut , maka jagalah iman dan wilayah kami
تَوَلَّيْنَا وَ احْشُرْنَا مَعَ أَئِمَّتِنَا، فَإِنَّا بِهِمْ مُؤْمِنُوْنَ مُوْقِنُوْنَ وَ لَهُمْ مُسَلِّمُوْنَ، آمَنَّا بِسِرِّهِمْ وَ عَلاَنِيَتِهِمْ وَ شَاهِدِهِمْ
kumpulkan kami bersama Imam-imam kami, sesungguhnya kami mengimani dan meyakini mereka, tunduk kepada mereka, beriman kepada lahir, batin, kehadiran
وَ غَائِبِهِمْ وَ حَيِّهِمْ وَ مَيِّتِهِمْ وَ رَضِيْنَا بِهِمْ أَئِمَّةً وَ قَادَةً وَ سَادَةً وَ حَسْبُنَا بِهِمْ بَيْنَنَا وَ بَيْنَ اللَّهِ دُوْنَ خَلْقِهِ لاَ
keghaiban, kematin dan kehidupan mereka, dan kami merelakan mereka sebagai Imam, pemimpin dan tuan, dan cukuplah mereka bagi kami sebagai perantara menuju Allah tanpa mahkluk yang lain,
نَبْتَغِيْ بِهِمْ بَدَلاً وَ لاَ نَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهِمْ وَلِيْجَةٍ وَ بَرِئْنَا إِلَى اللَّهِ مِنْ كُلِّ مَنْ نَصَبَ لَهُمْ حَرْبًا مِنَ الْجِنِّ وَ
Kami tidak menginginkan ganti mereka, kami tidak akan menjadikan kawan selain mereka, kami mensucikan diri dihadapan Allah dari musuh mereka dari jin dan
الْإِنْسِ مِنَ الْأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ وَ كَفَرْنَا بِالْجِبْتِ وَ الطَّاغُوْتِ وَ الْأَوْثَانِ الْأَرْبَعَةِ وَ أَشْيَاعِهِمْ وَ أَتْبَاعِهِمْ وَ كُلِّ
Manusia dari awal sampai akhir, kami mengkafirkan taghut (musuh-musuh mereka) , penyembah empat berhala, pengikut mereka dan semua
مَنْ وَالاَهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَ الْإِنْسِ مِنْ أَوَّلِ الدَّهْرِ إِلَى آخِرِهِ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نُشْهِدُكَ أَنَّا نَدِيْنُ بِمَا دَانَ بِهِ مُحَمَّدٌ وَ آلُ
Yang mencintai mereka dari jin dan manusia dari awal sampai akhir. Ya Allah sesungguhnya kami bersaksi kepadamu bahwasanya kami menganut agama yang dianut oleh Mohammad dan keluarga
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمْ، وَ قَوْلُنَا مَا قَالُوْا، وَ دِيْنُنَا مَا دَانُوْا بِهِ، مَا قَالُوْا بِهِ قُلْنَا، وَ مَا دَانُوْا بِهِ دِنَّا،
Mohammad SAWW, slogan kami adalah slogan mereka, agama kami adalah agama yang dianut mereka, apa yang diyakini mereka juga kami yakini, apa yang dianut mereka juga kami anut,
وَ مَا أَنْكَرُوْا أَنْكَرْنَا، وَ مَنْ وَالَوْا وَالَيْنَا، وَ مَنْ عَادَوْا عَادَيْنَا، وَ مَنْ لَعَنُوْا لَعَنَّا، وَ مَنْ تَبَرَّؤُوْا مِنْهُ تَبَرَّأْنَا مِنْهُ، وَ
Apa yang mereka ingkari juga kami ingkari, apa yang mereka cintai kami jugacintai, apa yang mereka musuhi juga kami musuhi, orang yang dilaknat mereka juga kami laknat, orang yang ditingalkan mereka juga kami tingalkan dan
مَنْ تَرَحَّمُوْا عَلَيْهِ تَرَحَّمْنَا عَلَيْهِ، آمَنَّا وَ سَلَّمْنَا وَ رَضِيْنَا وَ اتَّبَعْنَا مَوَالِيَنَا صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ، اَللَّهُمَّ فَتَمِّمْ لَنَا
Orang yang dikasihani mereka juga kami kasihani. Kami beriman, tunduk, rela dan mengikuti para pemimpin kami (salawat Allah atas mereka), maka sempurnakan bagi kami
ذَلِكَ وَ لاَ تَسْلُبْنَاهُ وَ اجْعَلْهُ مُسْتَقِرًّا ثَابِتًا عِنْدَنَا وَ لاَ تَجْعَلْهُ مُسْتَعَارًا، وَ أَحْيِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا عَلَيْهِ وَ أَمِتْنَا إِذَا
Nikmat iman ini, jangan ambil hal itu dari kami, tetapkanlah disisi kami dan jangan jadikan barang sewaan, hidupkan kami dengan ini (iman), matikanlah kami
أَمَتَّنَا عَلَيْهِ، آلُ مُحَمَّدٍ أَئِمَّتُنَا، فَبِهِمْ نَأْتَمُّ وَ إِيَّاهُمْ نُوَالِيْ، وَ عَدُوَّهُمْ عَدُوَّ اللَّهِ نُعَادِيْ، فَاجْعَلْنَا مَعَهُمْ فِي الدُّنْيَا
Dengan ini pula. Kelurga Mohammad adalah imam-imam kami, kepada mereka kami bermakmum, kepada mereka kami berwilayah, kami membenci musuh mereka yaitu musuh Allah, jadikan kami bersama mereka di dunia
وَ الْآخِرَةِ وَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ، فَإِنَّا بِذَلِكَ رَاضُوْنَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
dan Akhirat dan termasuk orang-orang yang dekat kepadamu, sesungguhnya kami rela dengan nikmat itu hai Zat yang Maha penyayang.
Kemudian sujud sambil membaca al-Hamdu lillâhi(segala puji bagi Allah) seratus kali danSyukron lillâhi‏(syukur kepada Allah) seratus kali. Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa sesungguhnya orang yang melakukan amalan ini , pahalanya seperti orang yang hadir disisi Rasulullah saw dan berbaiat dengan beliau atas wilayah. Lebih baik shalat ini dilakukan menjelang tergelincirnya matahari ke barat (Zawal) dimana Rasulullah saw disaat ini menobat Amirul Mukminin as di Ghadir Khum sebagi imam dan khalifah umat manusia. Pada rakaat pertama membaca surat al-Qadrdan dirakaat kedua al-Tauhid.
6. Mandi dan shalat dua rakaat setengah jam sebelum Zawal, dirakaat pertama membaca Fatihah satu kali, Qulhuwallâhu Ahadsepuluh kali, ayat Kursi sepuluh kali dan Innâ Anzalnâhu Fîlailatil Qodrsepuluh kali, pahalanya seperti seratus ribu haji dan seratus ribu umroh dan Allah swt akan memenuhi kebutuhan dunia-akhiratnya dengan mudah dan selamat. Dalam buku al-Iqbal disebutkan bahwa dalam shalat ini surat al-Qodr dibaca sebelum ayat Kursi. Allamah Majlisi dalam buku Zâdu al-Ma’âd mengikuti al-Iqbal dan mendahulukan surat al-Qadr,sebagaimana aku juga dalam buku-buku yang lain melakukan hal ini. Namun, sejauh yang saya pelajari ternyata ayat kursi lebih banyak didahulukan dari suratal-Qadr, adanya kemungkinan lupa dari Sayyid Ibn Thawus atau yang lain berkenaan dengan bilangan al-Hamdu (fatihah) dan didahulukannya al-Qadr atas ayat Kursi sangat kecil sekali (Allah yang lebih tahu). Setelah shalat ini lebih baik membaca doa berikut : Rabbânâ Innanâ sami’nâ Munâdiyan (Ya tuhan kami Sesungguhnya kami mendengar seruan nabimu) dst.
7. Membaca doa Nudbah
8. Membaca doa dibawah ini yang Sayyid Ibn Thawus menukil dari Syaikh Mufid :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ نَبِيِّكَ
Ya Allah sesunguhnya kami memohon kepadamu dengan perantara Mohammad nabimu
وَ عَلِيٍّ وَلِيِّكَ وَ الشَّأْنِ وَ الْقَدْرِ الَّذِيْ خَصَصْتَهُمَا بِهِ دُوْنَ خَلْقِكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلِيٍّ وَ أَنْ تَبْدَأَ
Dan Ali walimu dan Sya’n, Qodr yang engkau khususkan kepada mereka berdua tanpa makhlukmuyang lain, limpahkanlah shalawat kepada Mohammmad dan Ali, mulailah
بِهِمَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ عَاجِلٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ الْأَئِمَّةِ الْقَادَةِ وَ الدُّعَاةِ السَّادَةِ وَ النُّجُوْمِ
Setiap kabaikan yang akan datang dari mereka, Ya Allah curahkan shalawat atas Mohammad dan kelurga Mohammad yaitu imam-imam, para pemimpin, para dai, para tuan, bintang-bintang
الزَّاهِرَةِ وَ الْأَعْلاَمِ الْبَاهِرَةِ وَ سَاسَةِ الْعِبَادِ وَ أَرْكَانِ الْبِلاَدِ وَ النَّاقَةِ الْمُرْسَلَةِ وَ السَّفِيْنَةِ النَّاجِيَةِ الْجَارِيَةِ فِي
Yang cemerlang, tanda-tanda kebenaran yang jelas, pemimpin para hamba, tiang-tiang Negara (dan kota Tauhid), delegasi, bahtera penyelamat yang berlayar ditengah
اللُّجَجِ الْغَامِرَةِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ خُزَّانِ عِلْمِكَ وَ أَرْكَانِ تَوْحِيْدِكَ وَ دَعَائِمِ دِيْنِكَ وَ مَعَادِنِ
Lautan (pengetahuan dan mafrifah tuhan). Ya Allah limpahkan shalawat atas Mohammad dan kelurganya yang merupakan gudang ilmumu, rukun-rukun tauhidmu, tiang-tiang agamamu, tambang-tambang
كَرَامَتِكَ وَ صِفْوَتِكَ مِنْ بَرِيَّتِكَ وَ خِيَرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ الْأَتْقِيَاءِ الْأَنْقِيَاءِ النُّجَبَاءِ الْأَبْرَارِ وَ الْبَابِ الْمُبْتَلَى بِهِ
Karomahmu, pilihanmu diantara makhlukmu yang bertakwa, suci , mulya, dan pintu masuk
النَّاسُ، مَنْ أَتَاهُ نَجَا وَ مَنْ أَبَاهُ هَوَى، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ أَهْلِ الذِّكْرِ الَّذِيْنَ أَمَرْتَ بِمَسْأَلَتِهِمْ
Manusia, barang siapa yang mendatanginya pasti selamat dan yang menjauhinya pasti sesat, Ya Allah curahkan shalawat atas Mohammad dan kelurganya, Ahli Dzikr yang engkau telah perintahkan untuk bertanya tentang (ilmu-ilmu samawi) kepada mereka
وَ ذَوِي الْقُرْبَى الَّذِيْنَ أَمَرْتَ بِمَوَدَّتِهِمْ وَ فَرَضْتَ حَقَّهُمْ وَ جَعَلْتَ الْجَنَّةَ مَعَادَ مَنِ اقْتَصَّ آثَارَهُمْ، اَللَّهُمَّ صَلِّ
Dzawi al-Qurba yang engkau perintahkan untuk mencintai mereka, menunaikan hak mereka dan jadikan surga tempat kembali orang yang mengikuti jejak mereka. Ya Allah curahkanlah shalawat
عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا أَمَرُوْا بِطَاعَتِكَ وَ نَهَوْا عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَ دَلُّوْا عِبَادَكَ عَلَى وَحْدَانِيَّتِكَ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
Atas Mohammad dan keluarganya sebagaimana mereka perintahkan untuk mentaatimu dan meninggalkan ma’siatmu dan mereka tunjukkan hamba-hambamu kepada keesaanmu. Ya Allah aku
أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ نَبِيِّكَ وَ نَجِيْبِكَ وَ صِفْوَتِكَ وَ أَمِيْنِكَ وَ رَسُوْلِكَ إِلَى خَلْقِكَ وَ بِحَقِّ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ
Memohon kepadamu dengan perantara Mohammad Nabimu, junjunganmu, pilihanmu, kepercayaanmu(dalam membawa wahyu) dan utusanmu buat makhlukmu, dan juga dengan perantara Amiril mu’minin,
يَعْسُوْبِ الدِّيْنِ وَ قَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ الْوَصِيِّ الْوَفِيِّ وَ الصِّدِّيْقِ الْأَكْبَرِ وَ الْفَارُوْقِ بَيْنَ الْحَقِّ وَ الْبَاطِلِ وَ
Pemimpin agama, tuan orang-orang baik, wasi setia, orang yang terpercaya, pemisah antara hak dan batil,
الشَّاهِدِ لَكَ وَ الدَّالِّ عَلَيْكَ وَ الصَّادِعِ بِأَمْرِكَ وَ الْمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِكَ لَمْ تَأْخُذْهُ فِيْكَ لَوْمَةُ لاَئِمٍ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى
Saksi (wakil) mu, petunjuk untuk sampai kepadamu, penyampai perintahmu, pejuang dijalanmu yang tidak takut terhadap celaan apapun. Curahkan shalawat kepada
مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَجْعَلَنِيْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الَّذِيْ عَقَدْتَ فِيْهِ لِوَلِيِّكَ الْعَهْدَ فِيْ أَعْنَاقِ خَلْقِكَ وَ أَكْمَلْتَ لَهُمُ
Mohammad dan keluarganya, jadikan aku dihari ini (hari raya Ghadir), hari yang engkau ikat wilayah Ali as dileher hamba-hambamu , kemudian engkau sempurnakan agama untuk mereka,
الدِّيْنَ مِنَ الْعَارِفِيْنَ بِحُرْمَتِهِ وَ الْمُقِرِّيْنَ بِفَضْلِهِ مِنْ عُتَقَائِكَ وَ طُلَقَائِكَ مِنَ النَّارِ، وَ لاَ تُشْمِتْ بِيْ حَاسِدِيْ
Dari orang-arang arif terhadap kehormatanya dan keutamaannya,yaitu orang-orang yang jauh dari api nereka. Dan jagalah diriku dari celaan penghasud
النِّعَمِ، اَللَّهُمَّ فَكَمَا جَعَلْتَهُ عِيْدَكَ الْأَكْبَرَ وَ سَمَّيْتَهُ فِي السَّمَاءِ يَوْمَ الْعَهْدِ الْمَعْهُوْدِ وَ فِي الْأَرْضِ يَوْمَ الْمِيْثَاقِ
Nikmatmu. Ya Allah sebagaimana engkau jadikan hari ini hari rayamu yang paling besar dan engkau beri nama dilangit dengan “Yaum al-Ahd al-Ma’hud” (hari perjanjian yang dijanjikan) dan dibumi dengan “Yaum al-Mitsaq “ (hari perjanjian)
الْمَأْخُوْذِ وَ الْجَمْعِ الْمَسْؤُوْلِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَقْرِرْ بِهِ عُيُوْنَنَا وَ اجْمَعْ بِهِ شَمْلَنَا وَ لاَ تُضِلَّنَا
Dan hari pertanyaan, maka limpahkanlah shalawat atas Mohammad dan keluarganya, terangi mata-mata kami dengan keindahan mereka, satukan kami, jangan sesatkan kami
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ اجْعَلْنَا لِأَنْعُمِكَ مِنَ الشَّاكِرِيْنَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَرَّفَنَا فَضْلَ هَذَا الْيَوْمِ وَ
Setelah engkau beri petunjuk, jadikanlah kami dari orang-orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmatmu wahai Zat yang Maha penyayang. Segala puji bagi Allah yang telah mengenalkan kepada kami keutamaan hari ini,
بَصَّرَنَا حُرْمَتَهُ وَ كَرَّمَنَا بِهِ وَ شَرَّفَنَا بِمَعْرِفَتِهِ وَ هَدَانَا بِنُوْرِهِ، يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، يَا أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَيْكُمَا وَ
mengajarkan kehormatannya kepada kami, mengangkat derajat kami dengannya, memberi ma’rifatnya kepada kami, menunjukkan kami dengan cahanya. Ya Rasulallah, Ya Amiral mu’minin kepada kalian berdua dan
عَلَى عِتْرَتِكُمَا وَ عَلَى مُحِبِّيْكُمَا مِنِّيْ أَفْضَلُ السَّلاَمُ مَا بَقِيَ اللَّيْلُ وَ النَّهَارُ، وَ بِكُمَا أَتَوَجَّهُ إِلَى اللَّهِ رَبِّيْ وَ
keluargamu serta pecintamu sebaik-baik salam dariku sepanjang malan dan siang, dan dengan perantara kalian aku mengahadap kepada Allah (tuhanku)dan
رَبِّكُمَا فِيْ نَجَاحِ طَلِبَتِيْ وَ قَضَاءِ حَوَائِجِيْ وَ تَيْسِيْرِ أُمُوْرِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ أَنْ
Tuhan kalian demi keberhasilan permintaanku, hajat-hajatku dan kemudahan urusanku. Ya Allah aku berdoa kepadamu dengan perantara Mohammad dan keluarganya,
تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَلْعَنَ مَنْ جَحَدَ حَقَّ هَذَا الْيَوْمِ وَ أَنْكَرَ حُرْمَتَهُ، فَصَدَّ عَنْ سَبِيْلِكَ
Curahkan shalawat kepada Mohammad dan keluarganya,jauhkanlah dari rahmat-Mu orang yang menetang hak hari ini, mengikari kehormatannya, lalu menutup jalan(agama)-Mu
لِإِطْفَاءِ نُوْرِكَ، فَأَبَى اللَّهُ إِلاَّ أَنْ يُتِمَّ نُوْرَهُ، اَللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ نَبِيِّكَ وَ اكْشِفْ عَنْهُمْ وَ بِهِمْ عَنِ
Guna memadamkan sinarmum, namun Allah tidak menginginkan kecuali memancarkan sinar wahyu dan cahaya hujjah-Nya. Ya Allah lapangkanlah keluarga Mohammad, nabimu dan singkaplah bagi mereka
الْمُؤْمِنِيْنَ الْكُرُبَاتِ، اَللَّهُمَّ امْلَأِ الْأَرْضَ بِهِمْ عَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَ جَوْرًا وَ أَنْجِزْ لَهُمْ مَا وَعَدْتَهُمْ، إِنَّكَ لاَ
Dan orang-orang mu’min semua kejenuhan dan kesulitan, Ya Allah isilah bumi ini dengan keadilan atas berkat mereka sebagaiman telah dipenuhi dengan kezaliman , dan tepatilah janji (kekuasanIlahi) yang telah engkau janjikan kepada mereka, sesunguhnya engkau tidak
تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Akan mengingkari janji.
Jika anda mampu, bacalah doa yang diriwayatkan oleh Sayyid Ibn Thawus dalam Buku al-Iqbal.
9. Mengucapkan ucapan selamat berikut kepada saudara mukmin :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَنَا مِنَ الْمُتَمَسِّكِيْنَ بِوِلاَيَةِ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْأَئِمَّةِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kami dari orang-orang yang berpegang teguh kepada wilayah Amirul mu’minin dan Imam-imam yang lain as
Dan juga mengucapkan :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَكْرَمَنَا بِهَذَا الْيَوْمِ وَ جَعَلَنَا مِنَ الْمُوْفِيْنَ بِعَهْدِهِ إِلَيْنَا وَ مِيْثَاقِهِ الَّذِيْ وَاثَقَنَا بِهِ مِنْ وِلاَيَةِ وُلاَةِ
Segala Puji bagi Allah yang telah memulyakan kami dengan perantara hari ini dan menjadikan kami orang-orang yang menepati janji-Nya yang telah diserahkan kepada kami atau janji yang Ia ambil dari kami,yaitu berwilayah kepada wali-wali-Nya
أَمْرِهِ وَ الْقُوَّامِ بِقِسْطِهِ وَ لَمْ يَجْعَلْنَا مِنَ الْجَاحِدِيْنَ وَ الْمُكَذِّبِيْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِ
Dan para penegak keadilan-Nya, dan tidak menjadikan kami dari orang-orang yang menentang dan mengingkari hari kiyamat.
10. Seratus kali membaca doa ini :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ كَمَالَ دِيْنِهِ وَ تَمَامَ نِعْمَتِهِ بِوِلاَيَةِ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan agama dan nikmat-Nya dengan wilayah Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib As.
Bebuat baik, berdandan, memakai wangi-wangian, menggembirakan syi’ah Amirul Mukminin as, memaafi kesalahan-kesalahan mereka, memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, menyambung tali persaudaraan, menafkahi keluarga, memberi makan kaum mukminin, memberi buka orang yang berpuasa, bersalam-salaman dengan mukminin dan mengunjungi mereka, senyum buat mereka, berhadiah kepada mereka, syukur kepada Allah atas nikmat wilayah dan memperbanyak shalawat serta ibadah, semuanya mempunyai pahala yang luar biasa. Satu Dirham yang diberikan seseorang kepada saudaranya di hari ini sama dengan memberi seratus ribu Dirham di hari lain, memberi makan kepada seorang mukmin pada hari ini seperti memberi makan seluruh para Nabi dan Shiddiqin.Dalam khotbah Amirul Mukminin as disebutkan: “Di hari Ghadir Khum, siapa saja yang memberi buka orang mukmin yang berpuasa di waktu buka berarti ia seperti telah memberi buka kepada sepuluh Fi’am, ada yang bertanya kepada beliau: apa Fi’am itu hai Amirul mukminin? berliau berkata : seribu Nabi, Shiddiq dan Syahid, lantas bagaimana keutamaan itu dimiliki seseorang yang mengasuh sekelomok mukmin dan mukminah. Karena itu maka aku jadi tebusannya, semogan Allah menjaganya dari kekafiran dan kefakiran dst. Jadi keutamaan hari ini tidak bisa dihitung, dan hari ini adalah hari diterimanya amalan-amalan syiah dan disingkapnya kejenuhan mereka. Hari ini adalah hari kemenangan Nabi Mosa as atas para sihir, Allah SWT mendinginkan api buat Ibrahim al-Khalil as, nabi Mosa as mengangkat Yusya’ bin Nun sebagai wasinya, nabi Isa as mengangkat Syam’un al-Shafâ sebagai wasinya, nabi Sulaiman as mengambil saksi dari kaumnya untuk pengangkatan khalifahnya, Ashif bin Barkhiya, dan Rasullah SAWW mempersaudarakan shahabat-shabatnya. Oleh karena itu, sangat layak sekali jika dihari ini kita melakukan akad ukhuwah dengan saudara mukmin yang lain. Caranya,sesuai dengan apa yang dinukil oleh Syaikh Thusi dalam buku Mustadrok al-Wasaildari buku Zâdu al-Firdaus, adalah meletakkan tangan kanannya diatas tangan kanan saudara mukminnya dengan mengucapkan :
وَاخَيْتُكَ فِي اللَّهِ وَ صَافَيْتُكَ فِي اللَّهِ وَ صَافَحْتُكَ فِي اللَّهِ وَ عَاهَدْتُ اللَّهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ وَ كُتُبَهُ وَ رُسُلَهُ وَ
Aku bersaudara denganmu dijalan Allah, berteman denganmu dijalan Allah, berjabatan tangan denganmu karena Allah dan aku berjanji kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul,
أَنْبِيَاءَهُ وَ الْأَئِمَّةَ الْمَعْصُومِيْنَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ عَلَى أَنِّيْ إِنْ كُنْتُ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَ الشَّفَاعَةِ وَ أُذِنَ لِيْ بِأَنْ
para nabi-Nya serta Imam-imam ma’sum as, jika aku termasuk ahli surga dan layak mendapat syafaat dan diizinkan untuk
أَدْخُلَ الْجَنَّةَ لاَ أَدْخُلُهَا إِلاَّ وَ أَنْتَ مَعِيْ
Masuk surga, maka aku tidak akan masuk kedalamnya kecuali engkau bersamaku.
Lalu saudara mukmin tadi mengatakan :قَبِلْتُ (Saya terima).
Kemudian mengatakan :
أَسْقَطْتُ عَنْكَ جَمِيْعَ حُقُوْقِ الْأُخُوَّةِ مَا خَلاَ الشَّفَاعَةَ وَ الدُّعَاءَ وَ الزِّيَارَةَ
Aku gugurkan semua hak-hak persaudaraan kecuali syafaat, doa dan ziarah.
Muhaddis Faid dalam ringkasan buka al-Adzkarmenyebut akad ukhuwah mendekati akad diatas, ia berkata: lalu pihak lawan menerima untuk dirinya atau wakilnya lafaz yang menunjukkan tanda terima. Dari itu, gugurlah semua hak persaudaraan kecuali syafaat, doa dan ziarah. (DarutTaqrib/ipabionline/adrikna!)Sumber : Mafatihul Jinan


Syair Pertama Ghadir dan Nasib Penyairnya




Penyair pertama yang melantunkan syair tentang Ghadir adalah Hassan bin Tsabit. Di hadapan kerumunan umat Islam, Hassan melantunkan syairnya dan Rasulullah Saw menyetujui kandungan dan makna syair tersebut.

Hassan melantunkan syairnya di hadapan Muslimin Arab yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang. Di antara mereka juga terdapat para penyair ternama serta ahli sastra dan yang paling fasih adalah Rasulullah Saw.

يناديهم يوم الغدير نبيهم‏              بخم و اسمع بالنبى مناديا
و قال فمن موليكم و نبيكم؟         فقالوا و لم يبدوا هناك التعاديا
الهك مولانا و انت نبينا              و لم تلق منا فی‌الولایة عاصيا
فقال له قم يا على فاننى‏               رضيتك من بعدى اماما و هاديا
فمن كنت مولاه فهذا وليه‏           فكونوا له انصار صدق مواليا
هناك دعا اللهم و ال وليه‏            و كن للذى عادى عليا معاديا

Setelah mendengar syair Hassan, Rasulullah Saw bersabda:

« لاتزال یا حسان مویدا بروح القدس ما نصرتنا بلسانک»

"Wahai Hassan selama kau membantu kami (Ahlul Bait as), kau akan diakui oleh Ruh al-Qudus."

Kitab pertama yang menukil syair tersebut adalah kitab milik Sulaim bin Qeis Hilali. Dia termasuk dari para Tabiin dan sosok yang jujur serta diakui oleh para ulama Syiah dan Sunni. Banyak ulama Islam yang tidak dapat disebutkan jumlahnya menukill hadis tersebut.

Akan tetapi sebab mengapa Rasulullah Saw menyebutkan kata "selama" dalam hadisnya adalah karena berdasarkan pengetahuan ghaibnya, Nabi Muhammad Saw mengetahui bahwa Hassan di akhir hayatnya menyimpang dari wilayah Imam Ali as. Oleh karena itu, Rasulullah Saw mendoakan bahwa selama Hassan membantu Ahlul Bait, maka selama itu pula dia akan diberkahi.(IRB Indonesia/MZ)

Ghadir Harus Menjadi Sumber Persatuan Islam



Ketua Dewan Tinggi Propinsi Iran, Mehdi Chamran menyatakan, "Eid Ghadir harus menjadi sumber persatuan, kesatuan dan kekompakan bagi seluruh umat Islam."

IRNA (3/11) melaporkan, Chamran mengatakan, "Islam pada hari ini telah sempurna dengan kepemimpinan Imam Ali as dan Allah Swt telah menyempurnakan risalah Rasulullah Saw pada hari ini."

Chamran di bagian lain pernyataannya, Chamran mengatakan, "Musuh, setelah tidak mampu menciptakan perpecahan geografis di Iran, mereka sekarang berusaha menciptakan perpecahan di sektor budaya banga Iran.  

Chamran optimis, "Ghadir dapat menjadi titik persatuan dan solidaritas dalam masyarakat Muslim Iran dan di seluruh dunia.(IRIB Indonesia/MZ)

Ghadir Adalah Prinsip Utama Kelanjutan Risalah Islam



Ghadir sebagai salah satu hari raya besar umat Islam, merupakan salah satu program penting Rasulullah Saw, untuk kelanggengan, kemuliaan, kejayaan Islam dan al-Quran.

Pentingnya hari ini harus ditelusuri kembali pada hari Ghadirdi masa Rasulullah Saw. Peringatan eid ini telah dilakukan oleh Imam Sadiq as dan Imam Ridho as. Bahkan Imam Ali as sendiri juga memperingati eid tersebut.

Rahasia di balik pentingnya peringatan Ghadir, jelas terletak pada kesempunaan agama dan nikmat dari Allah Swt di bawah naungan berlanjutnya risalah Rasulullah yang emban oleh para imam maksum.

Rasulullah Saw mewajibkan umat Islam untuk megucapkan selamat kepada wali (Imam Ali as) dan berbaiat kepadanya. Rasulullah Saw berbahagia atas nikmat wilayah dan bersabda:
الحمدلله الذی فضلنا علی جمیع العالمین
Ayat al-Quran juga telah dengan jelas menyebutkan bahwa hari ini (Eid Ghadir) adalah hari disempurnakannya agama Islam dan nikmat Allah Swt.  

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَ‌ضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Bahkan Tareq bin Syahab yang seorang Kristen dalam sebuah acara dengan khalifah Umat bin Khattab dalam hal ini mengatakan, "Jika ayat tersebut (al-Maidah, 2) diturunkan untuk kami, maka pada hari tersebut, kami akan memperingatinya sebagai eid."

Tidak ada orang yang keberatan mendengar ucapan Tareq bahkan khalifah Umat sendiri tidak mengatakan apapun. (IRIB Indonesia/MZ)

Selamat Hari Raya Idul Ghadir 1433 H



Hari ini, Sabtu (3/11) bertepatan dengan tanggal 18 Dzulhijjah 1433 Hijriyah, umat Islam, khususnya komunitas Syiah memperingati hari raya Idul Ghadir.

Peristiwa Ghadir terjadi pada tahun 10 Hijriyah di suatu tempat bernama Ghadir Khum yang terletak antara Mekkah dan Madinah. Pada masa itu, Rasulullah Saw sekembalinya dari haji wada, mengumumpulkan seluruh jamaah haji untuk memperkenalkan Ali bin Abi Thalib as sebagai Imam dan pengganti Rasulullah yang ditunjuk langsung oleh Allah Swt.

Dalam peristiwa pelantikan itu, Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang menjadikanku sebagai pemimpinnya, maka Ali as adalah pemimpinnya juga."

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa warga bertanya kepada Imam Jakfar Shadiq as, "Apakah kaum muslimin mempunyai hari raya selain hari Jumat, hari raya Fitri dan Adha? Beliau menjawab, "Iya, yaitu hari raya yang kehormatannya melebihi seluruh hari raya." Perawi mengatakan, "Hari raya apa itu? Beliau menjawab, "Hari itu adalah hari di mana Rasulullah Saw menobatkan Amirul Mukminin as sebagai khalifahnya dan bersabda, "Barang siapa yang menganggap aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya," hari itu adalah hari kedelapan belas bulan Zulhijjah."

Ghadir Khum bukan hanya sebuah peristiwa bersejarah yang cukup dikenang setiap tahun, tapi sebuah kejadian yang berhubungan dengan nasib seluruh manusia sepanjang masa. Apa yang bisa menggagalkan semua konspirasi kaum munafik dan menjaga agama Islam pada masa-masa genting adalah pengangkatan pengganti Rasul Saw.

Di antara amalan-amalan Idul Ghadir adalah puasa sebagai kafarah dari dosa enam puluh tahun, mandi, membaca doa ziarah Amirul Mukminin as, shalat dua rakaat khusus Idul Ghadir, dan membaca doa nudbah. (IRIB Indonesia/RM/NA)

18 Dzulhijjah, Ied Ghadir dan Pengangkatan Imam Ali as Sebagai Pengganti Rasulullah




Ketika Nabi Muhammad Saw bersama rombongan haji kembali dari menunaikan ibadah haji, di pertengahan jalan beliau diperintahkah oleh Allah Swt untuk mengumumkan kepada umat Islam bahwa Ali bin Abi Thalib as sebagai penggantinya. Begitu pentingnya peristiwa ini dan penetapan Imam Ali as sebagai pengganti Nabi Muhammad Saw, sehingga Allah Swt menyebut bila Rasulullah melaksanakan perintah ini berarti beliau telah menunaikan risalahnya dengan sempurna.

Peristiwa ini dan penetapan Imam Ali as terjadi di sebuah tempat bernama Ghadir Khum yang berada di persimpangan jalan dari daerah-daerah, termasuk Madinah yang bersambung ke Mekah. Umat Islam yang berkumpul di Ghadir Khum disebutkan oleh buku-buku sejarah mencapai 120 ribu dan setelah penetapan ini dengan penuh semangat mendatangi Imam Ali as dan berbaiat kepadanya.

Allah Swt menjadikan pengangkatan Imam Ali as sebagai pengganti Rasulullah sebagai hari penyempurnaan agama dan nikmat. Tapi sekalipun Nabi Muhammad Saw telah mewanti-wanti mengenai penggantinya nanti adalah Imam Ali as, tapi pasca meninggalnya beliau, sebagian orang Muhajirin dan Anshar tidak menerima penetapan ini dan lebih memilih Abu Bakar bin Abi Quhafah sebagai khalifah. (IRIB Indonesia)

Ghadir, Hari Raya Wilayah dan Kepemimpinan



Peristiwa besar dan bersejarah di sebuah agama atau aliran menjadi indikasi kebenaran agama itu sendiri. Selain itu, peristiwa besar ini dapat menjadi daya tarik bagi manusia untuk memeluk atau mengikuti aliran tertentu. Peristiwa Ghadir Khum dalam hal ini juga tak mendapat pengecualian. Ghadir Khum juga menunjukkan keagungan sejarah Islam dan menjadi penentu kepemimpinan serta masa depan umat Islam.

Sheikh Mufid, salah satu ulama besar Islam di bukunya al-Irsyad menulis, "Setelah peristiwa pertemuan Rasulullah dengan ulama Nasrani Najran dan perisitiwa mubahala, kemudian disusul dengan haji Wada. Tak lama sebelumnya, Rasulullah mengutus Imam Ali bin Abi Talib as ke Yaman untuk mengambil hadiah dan uang yang dijanjikan umat Nasrani Najran. Imam Ali pun kemudian berangkat ke Yaman untuk melakukan tugasnya. Rasulullah tidak menaruh kepercayaan besar kepada selain Imam Ali untuk menjalankan misi tersebut dan tidak ada yang layak kecuali Ali bin Abi Talib...

"...Di hari-hari seperti ini, Rasulullah mengumumkan kepada umat Islam untuk melakukan ibadah haji. Pada tanggal 25 Zulka'idah, Rasul bersama rombongan besar keluar meninggalkan Madinah menuju Mekah. Bersamaan dengan itu, Rasulullah menulis surat kepada Imam Ali dan memintanya langsung menuju Mekah. Namun Rasul tidak menjelaskan bentuk hajinya kali ini. Ali bin Abi Talib yang menerima surat Nabi, bersama pengawalnya langsung bertolak ke Mekah. Ali sangat rindu untuk bertemu dengan junjungannya dan dengan tak sabar memacu kudanya menuju Mekah. Bahkan ia meninggalkan pasukannya dan menuju Mekah dengan cepat sehingga berhasil menyusul rombongan Nabi sebelum memasuki Mekah...

"...Seraya terlihat kegembiraan di wajah Nabi ketika menyaksikan kedatangan Imam Ali, Rasulullah bertanya kepadanya, Wahai Ali! Dengan niat apa kamu memakai baju ihram? Ali menjawab, karena tidak mengetahui niat Anda, maka di dalam hatiku aku berkata, Ya Allah! Aku memakai baju ihram sesuai dengan niat Nabimu. Rasulullah kemudian meneriakkan takbir dan berkata, Wahai Ali! Kamu bersama-sama saya dalam menunaikan ibadah haji dan kurban." Ini merupakan haji terakhir Nabi dan awal berliku dari penetapan Imam Ali as sebagai pengganti Rasulullah Saw.

Hidayah umum adalah ketentuan paten dan urgen. Berdasarkan ketentuan ini, sarana bagi kesempurnaan setiap makhluk sejak pertama kali diciptakan telah ditentukan. Dengannya setiap makhluk akan meniti jalan menuju kesempurnaan. Manusia pun tak luput dari ketentuan ini. Namun umat manusia terdiri dari sekumpulan besar individu, di mana pengaturannya membutuhkan seorang pemimpin. Sebuah masyarakat tanpa pemimpin akan berantakan dan kacau balau. Oleh karena itu, Islam tidak membiarkan masyarakat muslim hampa dari seorang pemimpin yang layak.

Al-Quran di berbagai ayatnya telah mengisyaratkan masalah imamah dan pemimin yang ditentukan oleh Allah Swt. Di ayat 124 surat al-Baqarah Allah Swt terkait Nabi Ibrahim as berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

Di ayat lain, ketika Nabi Musa as memohon kepada Allah Swt untuk menunjuk Harun, saudaranya menjadi penggantinya, Allah Swt di surat Taha ayat 36 berfirman, "Apa yang kamu minta tela Kami kabulkan."  Nabi Dawud as termasuk salah satu nabi yang diangkat menjadi pemimpin makhluk di dunia. Di ayat 26 surat as-Sad, Allah berfirman, "Wahai Daud! Kami telah menganugerahimu kedudukan khalifa di bumi di antara makhluk, maka jalankan kepemimpinanmu dengan benar." Allah swt di berbagai ayat ini menjelaskan bahwa Ia menunjuk seorang pemimpin untuk membimbing masyarakat dengan izin-Nya.

Wilayah dan kepemimpinan di Islam tidak hanya berarti mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat. Kepemimpinan di Islam adalah pemimpin fisik dan hati serta menajemen kalbu manusia. Islam memberikan ajaran pasti untuk mengatur kehidupan manusia. Selain mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat, Islam juga menentukan misi lain bagi seorang pemimpin yakni membimbing manusia untuk menggapai kesempurnaan hakiki. Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Wilayahyang menjadi simbol pemerintahan, sistem sosial dan politik Islam memiliki arti mendalam...jelas dan spiritual yang diambil dari wilayah Allah Swt. Olehl karena itu, di pemerintahan Islam, Wali (pemimpin) tidak dapat dipisahkan dari rakyat.... Ghadir adalah hari raya Wilayah (kepemimpinan), politik dan partisipasi rakyat di pemerintahan."

Sejatinya peristiwa Ghadir adalah upaya Rasul untuk mencegah gelombang instabilitas menerpa masyarakat Islam dan menyelamatkan umat dari perebutan kekuasaan. Di sisi lain, Rasul mendapat perintah dari Allah Swt untuk mengumumkan penggantinya setelah beliau meninggal kepada umatnya. Nabi Saw di Ghadir Khum, usai menunaikan ibadah haji Wada mengangkat Imam Ali sebagai penggantinya dan pemimpin umat.

Rasul berkata :" Wahai Kaum Muslim! Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan aku adalah Maula semua orang-orang beriman," Lalu ia merengkuh tangan Ali dan mengangkatnya ke atas. la berseru: "Barang siapa mengangkatku sebagai Maula, maka Ali adalah Maulanya pula (ia mengulang sampai tiga kali) Ya, Allah! Cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang-orang yang memusuhinya. Bantulah orang-orang yang membantunya. Selamatkanlah orang-orang Yang menyelamatkannya, dan jagalah kebenaran dalam dirinya ke mana pun ia berpaling! (artinya, jadikan ia pusat kebenaran).

Ali adalah putra Abu Thalib, saudaraku, Washi-ku, dan penggantiku (khalifah) dan pemimpin sesudahku. Kedudukannya bagiku bagaikan kedudukan Harun bagi Musa, hanya saja tidak ada Nabi setelahku. la adalah pemimpin kalian setelah Allah dan Utusan-Nya."

"Hai, kaum Muslimin! Sesungguhnya Allah telah menunjuk dia menjadi pemimpin kalian. Ketaatan padanya wajib bagi seluruh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan dan penduduk kota dan kaum pengembara, orang-orang Arab dari orang-orang bukan Arab, para majikan dan budak, orang-orang tua dan muda, besar dan kecil, putih dan hitam."

"Perintahnya harus kalian taati, dan kata-katanya mengikat serta perintahnya menjadi kewajiban bagi setiap orang yang meyakini Tuhan yang satu. Terkutuklah orang-orang yang tidak mematuhinya, dan terpujilah orang-orang yang mengikutinya, dan orang-orang yang percaya kepadanya adalah sebenar-benarnya orang beriman. Wilayahnya (keyakinan kepada kepemimpinannya) telah Allah, Yang Maha kuasa dan Maha tinggi, wajibkan."

Rasul selama hidupnya juga kerap menjelaskan kepada umat Islam keutamaan Imam Ali bin  Abi Talib. Riwayat dari Ibnu Abbas, Khuzaifah dan Aisyah menunjukkan bahwa Ali bin Abi Talib di zamannya adalah paling utamanya makhluk setelah Rasulullah. Dalam hak ketakwaan, keberanian dan kecerdasan tidak ada yang mengalahkan Ali.

Rasulullah Saw bersabda, "Saya bersumpah demi jiwaku yang berada di tangan-Nya! Ali dan pengikutnya akan beruntung di Hari Kiamat kelak." Saat itu, turunlah ayat ketujuh surat al-Bayyinah yang menyebutkan, "Orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh adalah paling baiknya makhluk Tuhan." Setelah turunnya ayat ini, para sahabat ketika melihat Ali bin Ali Talib mengatakan, Khairul Bariyyah.

Dengan demikian Ghadir kian penting dengan diangkatnya Imam Ali sebagai pengganti Nabi dan hari itu menjadi hari raya umat Islam. Karena di hari ini Allah Swt telah menyempurnakan agama Islam dan nikmat-Nya. Oleh karena itu, umat Islam harus bersyukur atas nikmat besar ini dan saling mengucapkan selamat atas diangkatnya Imam Ali sebagai pengganti Nabi. (IRIB Indonesia)

Pelajar Indonesia di Qom Merayakan Hari Ghadir

Ustad Habib Hasyim al Habsyi dalam ceramah yang disampaikan dihadapan seratusan mahasiswa Indonesia di Qom menyebutkan, "Hal yang menarik lagi dalam terjadinya peristiwa Ghadir Khum adalah kejeniusan Nabi dalam memilih tempat untuk menyampaikan perintah penting Allah SWT tersebut, yaitu di Ghadir Khum yang merupakan lokasi persimpangan semua jalur. Tempat itu pada hakikatnya menggambarkan bahwa wilayah Imam Ali as adalah titik temu bagi semua aliran dalam Islam."


 Pelajar Indonesia di Qom Merayakan Hari Ghadir
Menurut Kantor Berita ABNA, bertempat di Sekretariat Sura_e Manteqe Boulevard Amin kota Qom Republik Islam Iran Jum'at malam (2/11), sekitar seratusan warga Indonesia yang berada di Qom menyelenggarakan perayaan Hari Raya Ghadir 1433 H. Hadir sebagai pembawa hikmah hari Ghadir, ust. Habib Hasyim al Habsyi. Dalam ceramahnya yang diawali dengan nukilan ayat 67 surah al Maidah, "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.", Habib al Habsyi menyatakan, bahwa panggilan yang paling disukai Nabi Muhammad Saw adalah "Yaayyuhar Rasul…", dan pada ayat tersebut Allah SWT memanggil nabi Muhammad Saw dengan panggilan kesukaaan nabi itu. Beliau berkata, "Muhammad hanya disebutkan sebanyak 4 kali dalam Al-Qur'an, namun sebutan beliau sebagai Rasul, Allah menyebutkan ratusan kali banyaknya dalam Al-Qur'an."
Pengasuh Pondok Pesantren YAPI Bangil tersebut lebih lanjut menyebutkan alasan Allah SWT menyebutkan Nabi dalam ayat tersebut dengan panggilan yang istimewa, "Perintah yang hendak disampaikan Allah SWT dalam ayat tersebut adalah sesuatu hal yang sangat urgen. Yakni menyebutkan sesuatu yang derajatnya sama dengan semua syariat yang telah disampaikan Rasulullah sebelumnya. Sebab dalam ayat tersebut Allah SWT mengingatkan, "Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya." Sempat timbul dalam diri Rasulullah kekhawatiran untuk menyampaikan perintah penting tersebut, sebab sebelumnya umat Yahudi telah menghembuskan fitnah dalam tubuh umat Islam bahwa Nabi kelak akan menunjuk pengganti dari kalangan keluarganya sendiri sebagaimana nabi-nabi sebelumnya yang selalu menetapkan washinya dari kalangan keluarganya sendiri. Perintah penting tersebut adalah menyampaikan kepada ummat bahwa pengganti beliau kelak sepeninggalnya adalah Imam Ali bin Abi Thalib as."
"Penetapan keimamahan Imam Ali as sama derajatnya dengan keseluruhan risalah yang telah disampaikan sebelumnya. Jadi pada dasarnya, menolak keimamahan Imam Ali as sama halnya menolak keseluruhan risalah sebelumnya sehingga akan ada risalah lain sebagai pengganti yang akan didapatkan bukan dari jalur Ahlul Bait." Tambahnya.
Ustad Habib Hasyim al Habsyi dalam lanjutan ceramahnya menyebutkan, "Hal yang menarik lagi dalam terjadinya peristiwa Ghadir Khum adalah kejeniusan Nabi dalam memilih tempat untuk menyampaikan perintah penting Allah SWT tersebut, yaitu di Ghadir Khum yang merupakan lokasi persimpangan semua jalur. Tempat itu pada hakikatnya menggambarkan bahwa wilayah Imam Ali as adalah titik temu bagi semua aliran dalam Islam."
Pada bagian lain ceramahnya, ustad murid Habib Husein al Habsyi tersebut menyampaikan kebahagiaan dan kegembiraan yang dijanjikan Allah SWT bagi mereka yang menerima keimamahan Imam Ali as. Beliaupun menceritakan pengalaman dakwah beliau yang menemukan betapa berseri-serinya mereka yang datang menemuinya untuk menyatakan kesediaan untuk berpegang teguh dengan ajaran Ahlul Bait dan meyakini wilayah para Aimmah as. Dibagian penutup, beliau tidak lupa mengucapkan selamat kepada hadirin dan seluruh kaum muslimin dengan datangnya Hari Raya Ghadir. "Semoga Allah SWT memberikan keberkahan bagi kita semua di hari yang mulia ini." Ucapnya.
Selanjutnya, acara perayaan hari Ghadir tersebut dimeriahkan oleh Abdul Latief, Lc mahasiswa S2 jurusan Teologi Universitas al Mustafa Qom. Mahasiswa asal Pemalang Jawa Tengah tersebut melantunkan nasyid dan syair pujian yang ditujukan buat Amirul Mukminin as. Mengambil berkah dari perayaan Ghadir tersebut, pasangan Reza Yunarda dan Junda Zahra mengadakan syukuran atas pernikahan mereka. Hadir juga Ali Shahab ketua umum Himpunan Pelajar Indonesia (HPI-Iran) dalam acara yang ditutup dengan makan malam bersama tersebut.

Hari Ghadir adalah Hari Raya Terbesar Ummat Islam

"Sebagai hari ditetapkannya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as sebagai pengganti Rasulullah dalam mempimpin umat dan hari disempurnakannya agama Islam maka hari Ghadir selayaknya menjadi hari raya terbesar bagi umat Islam." 
 Hari Ghadir adalah Hari Raya Terbesar Ummat Islam
Menurut Kantor Berita ABNA, Hujjatul Islam wa Muslimin Dr. Luk Zai, ketua urusan kebudayaan Majma Jahani Ahlul Bait as dalam acara memperingati Hari Raya Ghadir di Auditorium Kantor Pusat Majma Jahani Ahlul Bait menyatakan ucapan suka cita dan selamat kepada seluruh kaum muslimin dengan datangnya hari raya Ghadir sembari menyatakan, "Problema kebanyakan pengikut Ahlul Bait bukan dari sedikitnya ilmu, melainkan dari kurangnya amal."
Selanjutnya beliau menukil perkataan Imam Shadiq as yang bersabda, "Ajaklah masyarakat untuk menjadi pengikut dan pecinta Ahlul Bait lewat akhlak kalian. Masyarakat harus melihat  kesungguhanmu di jalan Allah, kejujuranmu dan kebaikanmu. Sehingga mereka tertarik untuk menjadi sepertimu." Dari sabda mulia Imam Shadiq ini kita ketahui, bahwa problema terbesar kebanyakan kita kaum muslimin adalah, tidak mengamalkan apa yang kita ketahui."
Ulama yang juga diamanahi sebagai ketua urusan kebudayaan Majma Jahani Ahlul Bait tersebut melanjutkan, "Allah SWT berfirman dalam surah al Ankabut ayat 69, Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. Kalau kita melihat kenyataan yang terdapat dalam dunia Islam dengan segala problema yang dihadapinya, harus kita akui bahwa kebanyakan kaum muslim belum memperlihatkan kesungguhan dan upaya yang keras berjuang di jalan Allah SWT."
Pengajar hauzah dan juga dosen di universitas tersebut pada bagian lain ceramahnya menyatakan, "Syiah dan Sunni telah berabad-abad lamanya telah memiliki perbedaan pendapat dalam berbagai persoalan, dari perbedaan tersebutlah musuh-musuh Islam menjadikannya alat untuk memecah belah kaum muslimin. Dalam tubuh sunni dan syiah pada hakekatnya tidak perlu terjadi perpecahan selama kedua pengikut mazhab besar tersebut bisa saling memahami satu sama lain."
Mengenai Hari Ghadir, petinggi Majma tersebut mengatakan, "Semua kaum muslimin apapun mazhabnya menerima peristiwa Ghadir Khum. Lantas mengapa tidak menjadikan Hari Ghadir sebagai hari persatuan umat Islam? Bukankah persatuan Sunni dan Syiah lebih baik dan lebih bisa menggentarkan musuh-musuh Islam? Bukankah pada hari Ghadir, Nabi menyebut Imam Ali sebagai maulanya dan itu diakui oleh semuan kaum muslimin, sunni maupun syiah?"
Selanjutnya, DR. Luk Zai menyebutkan agama tegak diatas 4 unsur. Kepemimpinan, syariat, ummat dan daulah. "Islam lahir dari kepemimpinan Rasulullah. Rasulullah menerima wahyu dari Allah SWT yang mengutusnya, dari wahyu tersebut tersusun syariat yang Rasulullah sampaikan kepada umat. Bagi umat manusia yang menerimanya terciptalah umat Islam. Dari ketaatan terhadap kepemimpinan Nabi Muhammad saw serta kesungguhan menjalankan syariat Allah, umat Islampun mendirikan Daulah Islamiyah."  
"Masalah terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini adalah kelalaian terhadap masalah kepemimpinan ummat. Mereka yang lalai dan mengabaikan pentingnya peristiwa Ghadir Khum akan turut melalaikan salah satu unsur penting dalam tegaknya agama ini." Lanjutnya.
Diakhir ceramahnya, Hujjatul Islam Dr. Luk Zai menyebutkan dalam memperingati Hari Ghadir dan meraup berkah dari hari besar ummat Islam tersebut umat Islam dianjurkan berpuasa pada hari Ghadir sebagai tanda kesyukuran atas besarnya nikmat Allah SWT pada hari ditetapkannya Imam Ali as sebagai khalifah pengganti Rasulullah Saw, berbuat baik dan saling berbagi makanan dengan kaum muslimin sebagai tanda kegembiraan, membaca ziarah Amirul Mukminin, shalat Iedul Ghadir dan sebagainya.
"Sebagai hari ditetapkannya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as sebagai pengganti Rasulullah dalam mempimpin umat dan hari disempurnakannya agama Islam maka hari Ghadir selayaknya menjadi hari raya terbesar bagi umat Islam." Ungkapnya.

Menelusuri Khutbah Rasulullah Saw di Ghadir Khum

"Hai Kaum Muslim! Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan aku adalah Maula semua orang-orang beriman," Lalu ia merengkuh tangan Ali dan mengangkatnya ke atas. la berseru: "Barang siapa mengangkatku sebagai Maula, maka Ali adalah Maulanya pula (Nabi mengulang sampai tiga kali) Ya, Allah! Cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang-orang yang memusuhinya. Bantulah orang-orang yang membantunya. Selamatkanlah orang-orang Yang menyelamatkannya, dan jagalah kebenaran dalam dirinya ke mana pun ia berpaling! (artinya, jadikan ia pusat kebenaran).
 Menelusuri Khutbah Rasulullah Saw di Ghadir Khum
Menurut Kantor Berita ABNA, Rasulullah Saw setelah menanggung berbagai derita selama 23 tahun menyebarkan risalah Ilahi bersabda, "Tidak ada nabi seperti diriku yang menanggung penderitaan berat dalam menyampaikan risalahnya." Di akhir masa kenabiannya, Muhammad Saw saat menunaikan Haji Wada dan ketika berada di  Ghadir Khum menunjuk penggantinya setelah mendapat perintah dari Allah Swt. Pengganti Nabi ini terkenal keberaniannya, ikhlas, pertama memeluk Islam, dan berulang kali telah menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang layak menggantikan sang Nabi.

Disebutkan bahwa Nabi menyadari kekuatan kaum munafik dan kebencian mereka terhadap Imam Ali bin Abi Talib as. Nabi sesaat khawatir untuk mengumumkan penggantinya, namun kemudian ayat al-Quran turun yang mensyaratkan kesempurnaan risalahnya dengan mengumumkan penggantinya serta Allah Swt akan menjaga Nabi-Nya dari kejahatan musuh.

Dengan demikian ketika rombongan haji telah tiba di Ghadir Khum yang merupakan persimpangan bagi para jamaah haji untuk kembali ke rumah masing-masing, Rasulullah Saw memerintahkan rombongannya untuk berhenti dan mendirikan kemah. Ketika jamaah haji lainnya tiba di Ghadir Khum, yang saat itu jumlahnya mencapai sekitar 120 ribu orang, Rasulullah naik ke mimbar dan menyampaikan pidatonya.

Setelah menyampaikan pidatonya, Nabi meminta Imam Ali naik ke mimbar dan mengangkat tangan Imam serta mengenalkan kepada umat Islam bahwa Ali bin Abi Talib adalah penggantinya. Nabi bersabda bahwa ketaatan kepada Ali bin Abi Thalib sama dengan ketaatan kepada beliau. Selanjutnya Nabi memberitahukan kepada umat Islam bahwa keluarganya (Ahlul Bait)  posisinya setara dengan al-Quran. Nabi mengingatkan bahwa Ahlul Bait dan al-Quran tidak akan terpisah hingga Hari Kiamat kelak. Keduanya menurut Nabi merupakan harapan kebahagiaan umat Islam.

Tak lama setelah itu, Rasulullah Saw akhirnya menemui Tuhannya. Sang penyebar ajaran Ilahi ini setelah berjuang selama 23 tahun kemudian meninggalkan dunia yang fana ini. Adapun Allah Swt berjanji akan menjaga Kitab Suci al-Quran dari tangan-tangan jahil yang berusaha mengubahnya.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Q.S.15:9)

Kini Ali bin Abi Talib, kelahiran Ka'bah dan besar di pangkuan Nabi, orang pertama yang memeluk Islam yang mengikuti setiap detik turunnya wahyu karena berada di sisi Rasul mulai mengkhawatirkan masa depan umat Islam.

Kini kami akan mengetengahkan khutbah Rasul dan menjadikannya peta jalan risalah beliau guna membuka kembali perjalanan umat Islam. Kami berharap dengan upaya ini umat tidak akan terjebak ke jalan menyimpang dan menjadikan mereka sebagai penyeru pesan Rasul ke dunia. Tak hanya itu, kami juga berharap pembaca menjadi rasul-rasul di tengah keluarga dan kerabatnya yang meneruskan misi Rasulullah Saw dan ajaran Ilahi.

Harapan ini selaras dengan sabda Rasul yang menyebutkan, "Wahai kalian yang hadir dan mendengar pesan ini! Wajib bagi kalian ketika pulang ke rumah masing-masing memberitahukan pesan ini kepada mereka yang tidak hadir."

Khutbah Rasul di Ghadir Khum

"Puji-pujian hanya milik Allah. Kami memohon pertolongan, dan keyakinan, serta kepada-Nyalah kami beriman. Kami mohon perlindungan kepada-Nya dari kejahatan jiwa-jiwa kita dan dosa-dosa perbuatan kita. Sesungguhnya tiada petunjuk bagi seseorang yang telah Allah sesatkan, dan tiada seorang pun yang sesat setelah Allah beri petunjuk baginya."

"Hai, kaum Muslimin! ketahuilah bahwa Jibril sering datang padaku membawa perintah dari Allah, yang Maha Pemurah, bahwa aku harus berhenti di tempat ini dan memberitahukan kepada kalian suatu hal. Lihatlah! Seakan-akan waktu semakin dekat saat aku akan dipanggil (oleh Allah) dan aku akan menyambut panggilannya."

"Hai, Kaum Muslimin! Apakah kalian bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya. Surga adalah benar, neraka adalah benar, kematian adalah benar, kebangkitan pun benar, dan ‘hari itu pasti akan tiba, dan Allah akan membangkitkan manusia dari kuburnya?" Mereka menjawab: "Ya, kami meyakininya."

Nabi melanjutkan: "Hai, kaum Muslimin! Apakah kalian mendengar jelas suaraku?" Mereka menjawab: "Ya." Rasul berkata: "Dengarlah! Aku tinggalkan bagi kalian 2 hal paling berharga dan simbol penting yang jika kalian setia pada keduanya, kalian tidak akan pernah tersesat sepeninggalku. Salah satunya memiliki nilai yang lebih tinggi dari yang lain."

Orang-orang bertanya: "Ya, Rasulullah, apakah dua hal. yang amat berharga itu?"

Rasulullah menjawab: "Salah satunya adalah kitab Allah dan lainnya adalah Itrah Ahlulbaitku (keluargaku). Berhati-hatilah kalian dalam memperlakukan mereka ketika aku sudah tidak berada di antara kalian, karena, Allah, Yang Maha Pengasih, telah memberitahukanku bahwa dua hal. ini (Quran dan Ahlulbaitku) tidak akan berpisah satu sama lain hingga mereka bertemu denganku di telaga (al-Kautsar). Aku peringatkan kalian, atas nama Allah mengenai Ahlulbaitku. Aku peringatkan kalian atas nama Allah, mengenai Ahlulbaitku. Sekali lagi! Aku peringatkan kalian, atas nama Allah tentang Ahlulbaitku!"

"Dengarlah! Aku adalah penghulu surga dan aku akan menjadi saksi atas kalian maka barhati-hatilah kalian memperlakukan dua hal. yang sangat berharga itu sepeninggalanku. Janganlah kalian mendahului mereka karena kalian akan binasa, dan jangan pula engkau jauh dari mereka karena kalian akan binasa!"

"Hai, kaum Muslimin! Tahukah kalian bahwa aku memiliki hak atas kalian lebih dari pada diri kalian sendiri?" Orang-orang berseru: "Ya, Rasulullah." Lalu Rasul mengulangi: "Hai, kaum Muslimin? Bukankah aku memiliki hak atas kaum beriman lebih dari ada diri mereka sendiri?" Mereka berkata lagi: "Ya, Rasulullah."

Kemudian Rasul berkata: "hai Kaum Muslim! Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan aku adalah Maula semua orang-orang beriman," Lalu ia merengkuh tangan Ali dan mengangkatnya ke atas. la berseru: "Barang siapa mengangkatku sebagai Maula, maka Ali adalah Maulanya pula (Nabi mengulang sampai tiga kali) Ya, Allah! Cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang-orang yang memusuhinya. Bantulah orang-orang yang membantunya. Selamatkanlah orang-orang Yang menyelamatkannya, dan jagalah kebenaran dalam dirinya ke mana pun ia berpaling! (artinya, jadikan ia pusat kebenaran).

Ali adalah putra Abu Thalib, saudaraku, Washi-ku, dan penggantiku (khalifah) dan pemimpin sesudahku. Kedudukannya bagiku bagaikan kedudukan Harun bagi Musa, hanya saja tidak ada Nabi setelahku. la adalah pemimpin kalian setelah Allah dan Utusan-Nya."

"Hai, kaum Muslimin! Sesungguhnya Allah telah menunjuk dia menjadi pemimpin kalian. Ketaatan padanya wajib bagi seluruh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan dan penduduk kota dan kaum pengembara, orang-orang Arab dari orang-orang bukan Arab, para majikan dan budak, orang-orang tua dan muda, besar dan kecil, putih dan hitam."

"Perintahnya harus kalian taati, dan kata-katanya mengikat serta perintahnya menjadi kewajiban bagi setiap orang yang meyakini Tuhan yang satu. Terkutuklah orang-orang yang tidak mematuhinya, dan terpujilah orang-orang yang mengikutinya, dan orang-orang yang percaya kepadanya adalah sebenar-benarnya orang beriman. Wilayahnya (keyakinan kepada kepemimpinannya) telah Allah, Yang Maha kuasa dan Maha tinggi, wajibkan."

"Hai kaum Muslimin, pelajarilah Quran! Terapkanlah ayat-ayat yang jelas maknanya bagi kalian dan janganlah kalian mengira-ngira ayat-ayat yang bermakna ganda! Karena, Demi Allah, tiada seorang pun yang dapat menjelaskan ayat-ayat secara benar akan makna serta peringatannya kecuali aku dan lelaki ini (Ali), yang telah aku angkat tangannya ini di hadapan diriku sendiri."

"Hai kaum Muslimin, inilah terakhir kalinya aku berdiri di mimbar ini. Oleh karenanya, dengarkan aku dan taatilah dan serahkan diri kalian kepada kehendak Allah. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan kalian. Setelah Allah, Rasulnya, Muhammad yang sedang berbicara kepada kalian, adalah pemimpin kalian. Selanjutnya sepeninggalku, Ali adalah pemimpin kalian dan Imam kalian atas perintah Allah. Kemudian setelahnya kepemimpinan akan dilanjutkan oleh orang-orang yang terpilih dalam keluargaku hingga kalian bertemu Allah dan Rasulnya."

"Lihatlah, sesungguhnya, kalian akan menemui Tuhanmu dan ia akan bertanya tentang perbuatan kalian. Hati-hatilah! Janganlah kalian berpaling sepeninggalku, saling menikam dari belakang! Perhatikanlah! Adalah wajib bagi orang-orang yang hadir saat ini untuk menyampaikan apa yang aku katakan kepada mereka yang tak hadir karena orang-orang yang terpelajar akan lebih memahami hal ini daripada beberapa orang yang hadir dari saat ini. Dengarlah! Sudahkah aku sampaikan ayat Allah kepada kalian? Sudahkah aku sampaikan pesan Allah kepada kalian?" Semua orang menjawab, "Ya." Kemudian Nabi Muhammad berkata, "Ya, Allah, saksikanlah."

Belum lagi pertemuan akbar ini bubar, Jibril turun membawa wahyu dari Allah swt kepada Nabi-Nya.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚفَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙفَإِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ 

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. 3: 3

Kemudian Rasul bertakbir, Allah Akbar! Selamat atas disempurnakannya agama dan disempurnakannya nikmat dan keridhaan Allah terhadap risalahku  dan kepemimpinan Ali sepeninggalku.

Setelah takbir Nabi tersebut, umat Islam berduyun-duyun memberikan selamat kepada Imam Ali as. Orang paling pertama yang mengucapkan selamat kepada Imam Ali adalah Abu Bakar dan Umar. Keduanya berkata, selamat kepadamu wahai Abu Turab! Kini Kamu menjadi pemimpin kami dan maula setiap laki-laki serta wanita mukmin.

Ibnu Abbas berkata: "Saya bersumpah bahwa wilayah terhadap Ali diwajibkan bagi seluruh umat." Hasan bin Tsabit berkata, "Wahai Rasulullah! Izinkan Aku mengumandangkan syair  tentang Ali." Nabi pun kemudian mengijinkan Hasan bin Tsabit membacakan syair tentang peristiwa Ghadir Khum dan pengangkatan Imam Ali as.

ینادیهم یوم الغدیر نبیهم                  بخم فاسمع بالرسول منادیا

(IRIB Indonesia)





0 comments to "Idhul Ghodir : Warga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan tumpah ruah di Gedung Kopertis Kalimantan, semoga al ustadz al Habib Abdullah al Hinduan, M.A, al Ustadz al Habib Thoha al Musawwa, M.A dan Al Ustadz K.H.Busyairi Ali Hurian Fahmi, SHI, MHI dipanjangkan umurnya, disehatkan badannya dan selalu istiqomah dijalan dakwah ISLAM amin ya rabbal 'allamin."

Leave a comment